• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Rendahnya kinerja karyawan menjadi issue utama dalam industri manufaktur. Setiap perusahaan yang bergerak di industri manufaktur dihadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu sumber daya manusia tidak berkompeten, tingkat pendidikan, serta sistem ekonomi dan organisasi yang belum mampu menghasilkan lingkungan bisnis yang sehat.

Ketidaksesuaian kompetensi dengan kebutuhan industri serta relatif rendahnya kinerja karyawan menjadi kelemahan sumber daya manusia industri Indonesia. Kondisi tersebut diakui sebagai salah satu kelemahan Indonesia dalam menghadapi pasar bebas dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bolanle Odunlami dan Oludele Matthew (2014:115) mengenai kinerja karyawan di industri manufaktur menyatakan bahwa karyawan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari manajemen sumber daya manusia. Hal ini diperkuat oleh penelitian Hyginus Emeka Nwosu, Juliet Ifoema Awurum dan Ifeanyi Emmanuel Okoli (2015:249) menyatakan bahwa sektor manufaktur di perusahaan tercatat sebagai salah satu mesin pertumbuhan dalam pekerjaan yang dapat menciptakan kekayaan untuk pembangunan, akan tetapi sektor ini tidak mampu mengatasi tantangan yang tercermin dari kinerjanya yang buruk selama bertahun-tahun.Oleh karena itu penting untuk mengatakan bahwa krisisnya kinerja karyawan adalah masalah kritis yang di hadapi oleh manajemen dalam perusahaan. Kinerja karyawan yang bernilai positif akan memberikan citra yang positif kepada perusahaan.

Kinerja karyawan yang rendah terjadi hampir di seluruh sektor industri manufaktur, tidak terkecuali di industri alas kaki. Dalam menghadapi MEA, industri alas kaki nasional menghadapi tantangan besar menyangkut sumber daya manusia yang kompeten dan andal. Hal ini tidak hanya dilihat dari produktivitas dan kualitas sepatu buatan dalam negeri, melainkan keterampilan tenaga kerja

(2)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut diperkuat juga oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Bappenas dan USAID pada tahun 2013 terhadap industri alas kaki (sepatu) dari kulit yang banyak menyerap tenaga kerja. Dari hasil penelitian tersebut, ditemukan bahwa setiap tenaga kerja pembuat sepatu di Indonesia hanya mampu menghasilkan 0,8% pasang sepatu per hari, sedangkan seorang tenaga kerja asal Vietnam mampu menghasilkan 1% pasang sepatu setiap harinya.

Penyerapan tenaga kerja tersebut memungkinkan pemerintah untuk memberikan perhatian sehingga industri alas kaki yang banyak berdiri di setiap daerah dapat berjalan dan mampu bersaing dengan industrilainnya. Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu industri kecil alas kaki di Indonesia adalah industri kecil alas kaki Cibaduyut di Kota Bandung. Keberadaan industri kecil alas kaki Cibaduyut telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perubahan sosial ekonomi pengrajin. Namun, kondisi sentra industri alas kaki Cibaduyut saat ini mengalami penurunan. Perkembangan data potensi sentra industri kecil alas kaki Cibaduyut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

TABEL 1.1

DATA POTENSI SENTRA INDUSTRI KECIL ALAS KAKI CIBADUYUT Tahun Jumlah Unit Usaha Nilai Investasi (dlm Rp) Kapasitas Produksi/Tahun (pasang) Jumlah Tenaga Kerja 2011 845 23.720.675.000 4.046.700 3.468 2012 845 23.970.675.000 4.092.300 3.556 2013 643 20.064.448.000 3.425.424 3.594 2014 577 19.004.956.000 3.114.022 3.309 2015 570 18.754.956.000 3.005.045 3.008 Sumber : Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Bandung (diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 1.1 mengenai potensi sentra industri kecil alas kaki Cibaduyut dapat dilihat bahwa perkembangan kapasitas produksi sentra industri alas kaki Cibaduyut bersifat fluktuatif. Penurunan drastis terjadi pada tahun 2012 menuju 2013 yaitu sebanyak 666.876 pasang/tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Perkembangan produksi sepatu Cibaduyut saat ini kurang begitu menggembirakan karena kinerja yang dihasilkan para tenaga kerja relatif rendah dan secara kuantitatif mengakibatkan produktivitas mengalami penurunan. Hal

(3)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bona Hidayani Suwarno (2012) terhadap 42 perusahaan diperoleh dari masing-masing perusahaan di sentra alas kaki Cibaduyut, produktivitas berkisar antara Rp 2.976,-/jam sampai Rp 95.525,-2.976,-/jam dengan rata-rata produktivitas tenaga kerja sebesar Rp 20.231,-/jam. Dari 42 perusahaan yang diteliti, perusahaan yang mempunyai tingkat produktivitas kerjanya lebih dari rata-rata sebanyak 14 perusahaan, sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat produktivitasnya kurang dari rata-rata, sebanyak 28 perusahaan.

Standar tingkat produktivitas tenaga kerja yang ditentukan “Instalasi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM) Persepatuan Cibaduyut Bandung” yaitu sebesar Rp 22.769,-/jam. Bila mengacu pada standar instalasi pengembangan IKM persepatuan Cibaduyut Bandung, tampak bahwa standar tingkat produktivitas tenaga kerja lebih besar dibanding rata-rata tingkat produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki kinerja karyawan yang masih rendah.

Akibat dari rendahnya kinerja karyawan yang terjadi pada industri kecil alas kaki Cibaduyut berimbas juga pada salah satu perusahaan alas kaki yang bergerak di industri alas kaki Cibaduyut yaitu Garsel. Garsel merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penjualan dan produksi yang menyediakan produk alas kaki dengan kualitas yang baik. Perusahaan tersebut berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya No. 30 Bandung.

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan observasi dan wawancara dengan kepala HRD Garsel, dinyatakan secara umum rendahnya kinerjakaryawan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sulit dan kurangnya tenaga ahli yang berkompeten dalam memproduksi dan mendesain sepatu, banyak terjadinya human error yang berdampak pada rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, banyaknya produk yang reject dan penggunaan waktu yang kurang optimal ditandai dengan jam datang dan jam pulang karyawan yang bervariasi.

Selain itu, terdapat indikasi lain yang menunjukkan rendahnya kinerjakaryawan Pabrik Sepatu Garsel yaitu kurangnya kreativitas dan tanggung

(4)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

jawab yang dimiliki masing-masing karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan, kesungguhan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan tergolong rendah, kerjasama antar karyawan belum optimal. Sehingga dampaknya terasa oleh konsumen, seperti adanya keterlambatan penyediaan barang yang disebabkan oleh proses pengerjaannya terlalu lama. Adapun rekapitulasi data hasil penilaian kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel sebagai berikut:

TABEL 1.2

REKAPITULASI DATAPENILAIAN KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL

Keterangan Skala Merit

Rating Keterangan Tahun 2013 2014 2015 Memuaskan A >74 11 6 5 Baik B 70-74 5 4 3 Cukup Baik C 65-69 6 5 3 Sedang D 60-64 15 20 21 Kurang E <60 19 21 24

Sumber : Bagian HRD Garsel (diolah), 2016

Berdasarkan Tabel 1.2 mengenai penilaian kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel berdasarkan 9 kriteria penilaian kinerja yang dikemukakan oleh Kepala HRD Deddy Koesnadi diantaranya: 1) sikap kerjasama; 2) kemampuan kerja; 3) rasa tanggung jawab; 4) kuantitas kerja; 5) kualitas kerja; 6) sikap mengembangkan diri; 7) kreativitas kerja; 8) kemauan bekerja dan 9) sikap terhadap standar operasi (kedisiplinan) dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel masih rendah karena setiap tahun (2013-2015) karyawan yang memiliki kinerja kurang (E) selalu bertambah. Adapun dampak dari rendahnya kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel yaitu sebagai berikut:

TABEL 1.3

PENCAPAIAN PRODUKSI PABRIK SEPATU GARSEL Tahun TargetProduksi Hasil Produksi

(Unit/Pasang) Keterangan

2013 700.000 769.120 -

2014 800.000 759.000 Produksi turun 10.120 unit 2015 1.000.000 684.675 Produksi turun 74.325 unit Sumber : Bagian Produksi Garsel

(5)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Raditya Ahmad Fauzi dan Dewi Sawitri Tjokropandojo pada tahun 2013 dalam Keberlanjutan Sentra Industri Alas Kaki Cibaduyut Sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi Lokal. Hasil analisis membuktikan bahwa terdapat indikasi faktor SDM belum sepenuhnya mendukung keberlanjutan produksi alas kaki. Selain itu faktor bahan baku pun belum mendukung keberlanjutan produksi serta kemudahan akses bahan baku dalam proses produksi diukur berdasarkan ketersediaan bahan baku serta keterjangkauan harga dari bahan baku tersebut.

Kinerja karyawan merupakan kemampuan karyawan dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja karyawan sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa jauh kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya (Sinambela, 2011:136). Sedangkan menurut Syamsir Torang (2012:118) kinerja adalah kuantitas danatau kualitas hasil kerja individu atau sekelompok di dalam organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang berrpedoman pada norma, standar operasional prosedur, kriteria dan ukuran yang telah ditetapkan atau yang berlaku dalam organisasi.

Karyawan merupakan tujuan akhir dan merupakan cara bagi manajer untuk memastikan bahwa aktivitas dan output yang dihasilkan sinergi dengan tujuan organisasi.Kinerja karyawan yang bernilai positif akan memberikan citra yang positif kepada perusahaan. Sehingga, perusahaan dianggap kompetitif dan berani bersaing serta dapat memberikan rasa optimis dalam mengembangkan perusahaan baik untuk ekspansi maupun mengakuisisi perusahaan lain. Sementara itu kinerja karyawan yang negatif dapat menurunkan citra perusahaan di mata pesaing, oleh karena itu dalam pencapaian tujuannya perusahaan perlu meningkatkan kinerja para karyawan.

Kinerja karyawan tidak berdiri sendiri melainkan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Terdapattiga faktor yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan: 1) faktor individu meliputi kemampuan, keterampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang, 2) faktor psikologis meliputi persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi, kepuasan kerja, dan 3)

(6)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

faktor organisasi meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan (reward system). (Gibson, 1987; Ridha Rinanda, 2013)

Keterampilan adalah perilaku atau keahlian yang bisa dipelajari dan ditingkatkan melalui latihan (Margaret Dale, 2003:29). Keterampilan menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan tugas/pekerjaan. Keterampilan karyawan dalam melaksanakan tugasnya merupakan perwujudan dari pengetahuan, latihan dan pengalaman yang dimiliki.Ada tiga keterampilan (skill) yang harus dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugas-tugasnya yaitu: 1) keterampilan teknis (technical skill); 2) keterampilan manusia (human

skill); dan 3) keterampilan konseptual (conceptual skill).

Keterampilan menunjukkan karakteristik stabil yang berkaitan dengan kemampuan maksimum fisik dan mental seseorang dalam melaksanakan pekerjaan.Keterampilan teknis (technical skill) adalah pengetahuan tentang dan keahlian dalam jenis pekerjaan atau aktivitas tertentu. Hal itu mencakup kompetensi dalam bidang tertentu, kemampuan analitis dan kemampuan untuk menggunakan peralatan serta teknik yang tepat (Katz dalam Peter G. Northouse, 2013:44).

Keterampilan teknis memainkan peran penting di dalam memproduksi produk yang memang harus dihasilkan perusahaan. Keterampilan teknis sangat dibutuhkan oleh karyawan di tingkatan manajemen bawah dan menengah untuk meningkatkan kinerja karyawan, serta kurang penting tingkatan manajemen puncak. Individu di tingkat atas tergantung pada pengikut yang terampil untuk mengatasi masalah teknis dari kegiatan operasional perusahaan (Peter G. Northouse, 2013:44). Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Miswar Husin (2011) bahwa keterampilan teknis merupakan salah satu faktor yang paling menentukan terhadap peningkatan kinerja karyawan.

Yassierli, et. al (2013:605) menyatakan bahwa “Performance is

considered to be in relation with concept of skill. Skill is a function of ability, education, experience and training. Good performance is resulted if the employee has the skill to support their activities at work”. Pernyataan tersebut menjelaskan

(7)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan hasil yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan. Kinerja yang baik akan dihasilkan jika karyawan memiliki keterampilan untuk mendukung kegiatan mereka di tempat kerja.

Salah satu tujuan yang paling penting dalam sebuah organisasi adalah memaksimalkan kinerja karyawan untuk mencapai tujuan organisasi. Organisasi tidak hanya membutuhkan karyawan yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi tetapi juga karyawan yang merasa puas dan memiliki keseimbangan psikologi untuk meningkatkan kinerja dalam organisasi (Butler, et.

al, 2011:11)

Selain keterampilan teknis (technical skill), kompensasi non finansial juga diperlukan oleh setiap perusahaan untuk menciptakan kepuasan kerja karyawan yang akan meningkatkan kinerja karyawannya. Kompensasi non finansial terdiri dari kepuasan yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan / atau fisik dimana orang tersebut bekerja. Unsur-unsur kompensasi nonfinansial memiliki dampak positif pada peningkatan kinerja karyawan (Adeoti, et. al, 2006:1).Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Asriyanti Amrullah (2012) bahwa kompensasi non finansial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Senada dengan Naelam Bari, et. al (2013:2554) menyatakan bahwa kompensasi non finansial dapat meningkatkan motivasi seseorang yang akan membantu meningkatkan kinerja karyawan. Kompensasi non finansial dapat mengubah sikap seseorang di tempat kerja yang dengan sendirinya membawa perubahan positif dalam lingkungan dan juga meningkatkan kinerja karyawan.Dayang Nailul, et. al (2015:71) menyatakan bahwa “The non-financial

compensation such as recognition, job enrichment and pay equity would be more attracting to enhance employee performances”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala HRD dan Umum Garsel menyatakan bahwa rendahnya keterampilan teknis yang dimiliki menyebabkan karyawan sulit memahami pekerjaan (metode dan teknis) dengan baik, kurang memahami semua aturan dalam melaksanakan pekerjaan, kurang mahir dalam menggunakan alat-alat dan kurang mampu mengukur kemampuan diri sendiri.

(8)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, kompensasi non finansial yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan pun masih belum optimal. Seperti, perusahaan jarang memberikan penghargaan apabila karyawan berprestasi dan tidak adanya kartu anggota (membership) karyawan.

Keterampilan teknis (technical skill) dan kompensasi non finansial yang dimiliki atau dirasakan oleh karyawan Garsel masih belum optimal dan perlu dilakukan evaluasi dan peningkatan melalui berbagai pelatihan dan diikutsertakan dalam berbagai kegiatan agar mampu meningkatkan kinerja kerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaan sebagai karyawan yang profesional.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, permasalahan yang penting untuk diteliti dan menjadi judul dalam penelitian ini ialah: “Pengaruh Technical Skill dan Kompensasi Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pabrik Sepatu Garsel Cibaduyut di Bandung”.

1.2 Identifikasi Masalah

Rendahnya kinerja kerja menjadi issue utama dalam industri manufaktur. Setiap perusahaan yang bergerak di industri manufaktur dihadapkan dengan permasalahan yang sama, yaitu sumber daya manusia tidak berkompeten, tingkat pendidikan, serta sistem ekonomi dan organisasi yang belum mampu menghasilkan lingkungan bisnis yang sehat.

Garsel merupakan salah satu perusahaan industri manufaktur yang bergerak di industri alas kaki Cibaduyut yang masih mempunyai kinerjakaryawan yang perlu diperbaiki. Hal ini dapat terlihat dari fakta yang penyusun dapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan kepala HRD Garsel dan hasil penilaian kinerja karyawan, dinyatakan bahwa permasalahan yang menyebabkan rendahnya kinerja karyawan yaitu sulitnya mendapatkan tenaga kerja yang berkompeten, banyak terjadinya human error yang berdampak pada rendahnya kualitas produk yang dihasilkan dan kurang gesitnya tenaga kerja dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan.

Analisis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerjadapat dijadikan sebagai pedoman dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan. Yassierli, et. al

(9)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2013:605) menyatakan bahwa menyatakan kinerja sangat berkaitan dengan konsep keterampilan. Keterampilan teknis merupakan hasil yang diperoleh dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan. Kinerja yang baik akan dihasilkan jika karyawan memiliki keterampilan untuk mendukung kegiatan mereka di tempat kerja. Naelam Bari, et. al (2013:2554) menyatakan bahwa kompensasi non finansial dapat dapat mengubah sikap seseorang di tempat kerja yang dengan sendirinya membawa perubahan positif dalam lingkungan dan juga meningkatkan kinerja karyawan.

Rendahnya kinerja kerja menjadi issue utama dalam industri

manufaktur. Setiap perusahaan yang bergerak di industri

manufaktur dihadapkan dengan permasalahan yang sama. Kajian

utama dalam penelitian ini difokuskan pada masalah

kinerjakaryawan Pabrik Sepatu Garsel yang belum optimal. Rendahnya kinerja karyawan akan berakibat pada rendahnya produktivitas perusahaan. Sehingga dapat menghambat tercapainya tujuan perusahaan. Keterampilan teknis (technical skill) dan kompensasi non finansial merupakan salah satu faktor yang penting

dalam meningkatkan kinerja karyawan. Tercapainya tujuan

perusahaan bergantung dari kinerja karyawannya. 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Bagaimana gambaran technical skill pada karyawan Pabrik Sepatu Garsel 2. Bagaimana gambaran kompensasi non finansial pada karyawan Pabrik

Sepatu Garsel

3. Bagaimana gambaran kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel

4. Bagaimana pengaruh technical skillterhadap kinerja karyawan karyawan Pabrik Sepatu Garsel

5. Bagaimana pengaruh kompensasi non finansial terhadap kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian adalah:untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

(10)

Gina Aisiyah, 2016

PENGARUH TECHNICAL SKILL D AN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHAD AP KINERJA KARYAWAN PABRIK SEPATU GARSEL CIBAD UYU D I BAND UNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran technical skil lpada karyawan Pabrik Sepatu Garsel

2. Gambaran kompensasi non finansial pada karyawan Pabrik Sepatu Garsel 3. Gambaran kinerja karyawan Pabrik Sepatu Garsel

4. Pengaruh technical skill terhadap kinerjakaryawan Pabrik Sepatu Garsel 5. Pengaruh kompensasi non finansial terhadap kinerja karyawan Pabrik

Sepatu Garsel 1.5 Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Akademik

Manfaat bagi ilmu pengetahuan adalah memberikan konstribusi bagi pengembang ilmu pengetahuan melalui pengujian pengaruh technical

skilldan kompensasi non finansial terhadap kinerja karyawan Pabrik

Sepatu Garsel Cibaduyut di Bandung. Serta hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian serta masukan atau informasi bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangankan ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia dan sebagai rujukan atau referensi untuk menambah wawasan atas teori-teori yang sudah ada dan dipelajari dengan kondisi langsung di lapangan.

b. Kegunaan Praktis

Dari penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan atau pertimbangan bagi perusahaan atas hasil dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam meningkatkan kinerja, mengembangkan usaha alas kaki Cibaduyut dan juga sebagai sumbangan pikiran kepada perusahaan Garsel dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja karyawan.

Referensi

Dokumen terkait

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR

Berdasarkan jawaban responden dalam penelitian di dapatkan karakteristik responden berdasarkan angkatan, jenis kelamin, dan tingkat pembelian, analisis deskriptitif

Abstrak: Perilaku keluarga dalam pengasuhan orang dengan gangguan jiwa adalah tindakan dari keluarga dalam mengasuh orang dengan gangguan jiwa.Tujuan penelitian adalah

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kejadian DRPs meliputi indikasi tanpa obat, obat tanpa indikasi, obat salah, dosis obat kurang, dosis obat lebih, reaksi

Dari area bisnis yang ada, ditemukan beberapa hal menyangkut permasalahan yang ada, yaitu: (1) Pihak manajemen dalam melakukan perencanaan penjualan dan produksi memperoleh data dari

Hasil uji reliabilitas instrumen variabel motivasi belajar (Y) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan interpretasi reliabilitas yang telah ditentukan pada