• Tidak ada hasil yang ditemukan

Substansi Undang Undang Desa Desember 20

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Substansi Undang Undang Desa Desember 20"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

SUBSTANSI UNDANG-UNDANG DESA YANG SUDAH DISAHKAN DPR-RI MASA JABATAN KEPALA DESA

Pasal 39

Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan.

Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau atau tidak secara berturut-turut.

MASA JABATAN BPD Pasal 56

Masa keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pengucapan sumpah/janji.

Anggota Badan Permusyawaratan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dapat dipilih untuk masa keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali secara berturut atau tidak berturut-turut.

Pendapat Akhir FPKS :

Kepala Desa memegang jabatan selama 8 (delapan) tahun terhitung sejak tanggal dilantik.

Kepala Desa dapat menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan sebagaimana dimaksud ayat (1) secara berturut-berturut atau tidak berturut-turut.

TUNJANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA Pasal 66

Kepala Desa dan Perangkat Desa memperoleh penghasilan tetap setiap bulan.

Penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersumber dari perimbangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

Selain penghasilan tetap sebagaimana dimkasud pada ayat (1), Kepala Desa dan Perngkat Desa menerima tunjangan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Selain penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa dan Perangkat Desa memperoleh jaminan kesehatan dan dapat memperoleh penerimaan lainnya yang sah.

Ketentuanlebih lanjut mengenai besaran penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) serta penerimaan lainnya yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Pemerintah.

(2)

Pendapatan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (2) bersumber dari pendapatan asli Desa terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain pendapan asli Desa; alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; bagian dari hasil pajak daerah dan retrusi daerah Kabupaten/Kota; bantuan keuangan dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dan pihak ketiga; dan lain-lain pendapatan Desa yang sah.

Alokasi anggaran sebaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan.

Bagian hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dan retribusi daerah.

Alokasi dan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima Kebupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.

Dalam rangka pengelolaan Keuangan Desa, Kepala Desa melimpahkan sebagian kewenangan kepada perangkat desa yang ditunjuk.

Bagi Kabupaten/Kota yang tidak memberikan alokasi dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Pemerintah dapat melakukan penundaan dan/ atau pemotongan sebesar alokasi dana perimbangan setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK) yang seharusnya disalurkan ke Desa.

Pembangunan Kawasan Perdesaan

Pasal 83 – 86

Pembangunan Kawasan Perdesaan merupakan perpaduan antar-Desa dalam 1 (satu) Kabupaten/Kota. Pembangunan Kawasan Perdesaan dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat desa dikawasan perdesaan melalui pendekatan pembangunan partisipatif.

Pembangunan Kawasan Perdesaan meliputi : penggunaan dan memanfaatkan wilayah desa dalam rangka penetapan kawasan pembangunan sesuai dengan tata ruang Kabupaten/Kota; pelayanan yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan; pembangunan infrastruktur, peningkatan ekonomi perdesaan dan pengembangan dan pengembangan teknologi tepat guna; dan pembangunan pemberdayaan masyarakat desa untuk meningkatkan akses terhadap pelayanan dan kegiatan ekonomi.

Rancangan pembangunan kawasan perdesaan dibahas bersama oleh pemerintah, pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Pemerintah Desa.

Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Bupati/walikota sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji t dapat diketahui bahwa variabel Citra Merek memiliki tingkat signifikan 0,014 lebih kecil dari 0,05 dan variabel Harga memiliki tingkat signifikan 0,003

berdosa dan menanggung beban hanya satu orang tersebut saja, bukan semua anggota keluarga seperti yang dilabelkan atau diberikan cap jahat atau buruk oleh

- Keringat : Tubuh bias kehilangan sejumlah besar air ketika mencoba untuk mendinginkan diri dengan keringat.Apakah tubuh panas karena lingkungan (misalnya :bekerja dalm

Jika pengujian catu daya, pengujian input output, dan pengujian keseluruhan program utama menunjukkan hasil yang tepat, maka dapat dipastikan bahwa sistem

1) Sistem aplikasi ini lebih efektif dan efisien diterapkan untuk semua kalangan yang menginginkan terjemahan bahasa dengan mudah dan cepat daripada

Berdasarkan hasil analisis, sesuai Tabel 5 yang menyatakan hubungan kekuatan penampang berdasarkan mutu dapat dilihat bahwa kapasitas aksial penampang kolom baja

Dengan mengunjungi lembaga penyalur KPR terlebih dahulu, setelah mengetahui kemampuan keuangan anda, anda tidak perlu membuang waktu untuk melihat rumah yang harganya

Halaman 65 dari 82 Pada tahun 2016, propinsi dengan realisasi paling tinggi (100 %) sebanyak 11 propinsi dan propinsi dengan realisasi paling rendah (0 %) yaitu Papua Barat..