• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Kerangka Teori

Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45) Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:

2.1.1 Komunikasi Massa

2.1.1.1 Defenisi Komunikasi Massa

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio, yang bersumber darikata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Jadikomunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yangdisampaikan oleh komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2000: 9).Dalam pandangan ini komunikator memiliki kekuatan yang kuat untuk mempengaruhi komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator akan diterima secara utuh komunikan. Pandangan ini tidak memandang komunikan aktif, melainkan pasif.

Komunikasi massa dapat diartikan pula sebagai proses komunikasi yang berlangsungdimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massalmelalui alat-alat yang bersifat mekanis sebagai radio, televisi, dan film (Cangara, 2002: 36). Dari pengertian diatas kita dapat melihat peran baru yang ditemukan dalam proses komunikasi. Peran alat – alat seperti radio, televisi dan film dipandang sebagai salah satu dari unsur yang mempengaruhi komunikasi.

(2)

Sedangkan Severin dan Tankard, menyatakan bahwakomunikasi massa adalah sebagian keterampilan (skill), sebagian seni (art), dan sebagianilmu (science) (Onong, 2005 : 21). Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan, tidak mungkin mediamassa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan tersebut dapat mengubah sikap,pandangan dan perilaku komunikan. Dari beberapa pengertian diatas, komunikasi massa adalah proses mempengarungi khalayak banyak melalui berbagai media massa seperti televisi, radio dan majalah oleh komunikator. Komunikator memiliki keterampilan, seni dan ilmu untuk mempengaruhi khalayaknya.

2.1.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Ada banyak jenis komunikasi, mulai dari komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan Komunikasi massa. Masing-masing jenis komunikasi memiliki ciri-ciri yang khas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori komunikasi massa. Adapun komunikasi massa memiliki ciri-ciri tertentu, seperti:

13. Komunikator bersifat melembaga. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.

14. Komunikan bersifat heterogen. Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 15. Pesannya bersifat umum. Artinya, dapat ditujukan kepada semua

kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.

16. Komunikasinya berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed

(3)

17. Menimbulkan keserempakan. Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan.

18. Mengandalkan peralatan teknis. Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.

19. Dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami (Nurudin, 2003: 63).

2.1.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Massa

Ciri-ciri khas yang dimiliki komunikasi massa berpengaruh pada unsur-unsur yang ada di dalamnya. Adapun komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur-unsur-unsur

(source), pesan (message), saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect).

Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, ‘who says what in which

channel to whom and with what effect’:

1. Who (sumber atau komunikan)

Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.

2. What (pesan)

Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.

3. Which (saluran atau media)

Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi, surat kabar, majalah, radio, film dan internet.

(4)

4. Whom (penerima atau mass audience)

Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya; dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)

5. What (unsur efek atau akibat)

Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yangmerupakan sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas dan cenderung terlambat atau delayed.

2.1.1.4 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa diinspirasi oleh pendapat ahli mengenai fungsi komunikasi. Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi sebagai:

20. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.

21. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.

22. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar dari media massa. 23. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi

untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.

24. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal.

25. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran.

26. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.

(5)

27. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat (http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/).

2.1.1.5 Hambatan dalam Komunikasi Massa

Ada berbagai hambatan dari sebuah proses komunikasi, apalagi proses komunikasi massa yang melibatkan banyak pihak. Berikut ini beberapa hambatan dalam komunikasi massa, yakni :

1) Gangguan

Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu, maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan – hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audiens dinamakan gangguan (noise). Dalam komunikasi massa yang didasarkan pada peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru. Gangguan terjadi dalam tiga bentuk :

28. Gangguan Semantik komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk salah satu contohnya, bicara seperti orang ngedumel juga termasuk dalam bentuk ini.

29. Gangguan Saluran, ketika mendengar radio AM tapi suaranya terputus-putus, berarti itu dinamakan sedang mengalami gangguan saluran. Bentuk lainnya adalah tinta yang blobor di halaman majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita. 30. Gangguan Lingkungan. Instrusi yang terjadi di tempat penerimaan

disebut juga gangguan lingkungan, misalnya saat membaca tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, terdengar suara anak menjerit, yang menggangu proses decoding yang sedang berlangsung saat proses komunikasi massa terjadi (Vivian, 2008 : 459 – 460).

2) Filter

Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tidak sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses komunikasi. Penyebabnya itu dikenal dengan filter. Ada beberapa filter dalam komunikasi massa, yakni :

31. Filter Informasional. Jika seseorang tidak memahami bahasa satu simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi akan cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan. Filter semacam ini dapat datang dari pihak komunikator yang kosakatanya

(6)

tidak cocok dengan kosakata yang dimiliki audien, tetapi juga kebanyakan merupakan kekurangan di pihak audien.

32. Filter Fisik. Ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik akan menganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contohnya dan komunikator massa tidak punya banyak kontrol atas filter fisik ini.

33. Filter Psikologis. Pandangan dan pengalaman yang berbeda bisa saja mempengaruhi dalam menanggapi pesan massa. Misalnya, ada dua orang pria menonton film Sang Penari yang menceritakan tarian Jeger yang pernah dipakai Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam kampanye ke desa-desa. Bagi orang biasa film itu biasa saja, tapi bagi yang pernah merasakan langsung atau menjadi korban dalam pembersihan PKI di Indonesia, film ini bisa menjadi sebuah gambaran hidupnya (Vivian, 2008: 462) .

2.1.1.6 Karakter Komunikasi Massa

Everett M. Rogers membagi karakteristik komunikasi massa dalam beberapa karakter, antara lain :

34. Komunikator Terlembaga. 35. Pesan bersifat umum.

36. Komunikannya Anonim dan Heterogen. 37. Media Massa Menimbulkan Keserempakan.

38. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan. 39. Komunikasi Massa bersifat satu arah.

40. Stimulasi Alat Indera “Terbatas”.

(7)

2.1.2 Media Massa

2.1.2.1 Pengertian Media Massa

Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakanpada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khususdidesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraansehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.Media adalah bentuk jamakdari medium yang berarti tengah atau perantara.Massa berasal dari bahasa Inggrisyaitu mass yang berarti kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian mediamassa adalah perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalamhubungannya satu sama lain (Soehadi, 1978: 38).

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar,majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big

Five OfMass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua

macam,media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film, termasuk Compact Disk. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu:

42. Koran atau surat kabar. 43. Tabloid.

44. Majalah. 45. Buku.

46. Newsletter. 47. Buletin.

(8)

2.1.2.2 Fungsi Media Massa

Menurut Wright fungsi media terbagi menjadi 4, yaitu :

48. Fungsi pengawasan (surveillance), yaitu memberi informasi dan menyediakan berita. Fungsi pengawasan ini juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. Fungsi pengawasan bisa saja menjadi disfungsi. Kepanikan bisa terjadi karena ada penekanan yang berlebihan terhadap bahaya atau ancaman terhadap masyarakat.

49. Fungsi penghubungan (correlation), yaitu seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media sering kali memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi menjadi bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Dalam menjalankan fungsikorelasi, media sering kali bisa menghalangi ancaman terhadapstabilitas sosial dan memonitor atau mengatur opini publik.

50. Fungsi pentransferan budaya (transmission), yaitu dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara ini, mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengetahuanumum mereka.

51. Fungsi hiburan (entertainment), sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk mengisi waktu luang. Media mengekspos budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena bisa meningkatkanrasa dan pilihan publik dalam seni (Severin, 2009: 386).

2.1.2.3 Jenis media massa

Ada beberapa jenis media massa, antara lain:

52. Media cetak adalah media massa pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920an. Di kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masyarakat, sehingga masyarakat membawa pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada komunikasi massa. Namun sekarang sudah sangat berbeda, kebebasan pers memberi banyak ruang dalam kepemilikan media massa. Contoh –contoh media cetak seperti : surat kabar, majalah dan tabloid.

53. Media elektronik. Setelah media cetak muncullah media elektronik pertama yaitu radio. Radio adalah media audio yang menyampaikan pesan lewat suara. Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyampaian pesan

(9)

radio lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung. Setelah itu muncul televisi yang lebih canggih menayangkan gambar. Yaitu sebagai media massa audio visual.

54. Media massa internet baru populer di abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi kemampuan media massa cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut bisa masuk dalam jaringan internet melalui website. Namun akses internet yang masih terbilang bebas bisa berbahaya bagi pengguna yang belum mengerti. Misalnya penipuan dan pornografi (kompas.com).

2.1.3 Majalah

2.1.3.1 Sejarah Majalah di Indonesia

Pada akhir abad ke-19, di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) mulai tampak ada penerbitan pers yang bercorak dan berdasar pada suatu program politik, Karangan yang disajikan bersikap kritis terhadap politik kolonial Belanda di Hindia Belanda. Muncullah majalah yang dikenal dengan nama ‘Bondsblad’, terbit 1897. Majalah ini membawa suara Indische Bond, perkumpulan kaum Indo- Belanda, yang memperjuangkan Hindia Belanda sebagai tanah airnya serta mengusahakan perlakuan yang sama bagi mereka dalam bidang politik.

Selain ‘Bondsblad’, terbit juga Jong Indie, yang didirikan oleh Mr. Th. Thomas. Pada awal abad 20, muncul organisasi pergerakan kemerdekaan seperti Boedi Oetomo, Sarekat Islam dan Indische Partij. Mereka butuh corong untuk menyampaikan program organisasi. Boedi Oetomo menerbitkan Majalah Retno Doemilah dalam bahasa Melayu Jawa, dan Soeara Goeroe. Tahun 1907 di Bandung terbit Majalah Medan Prijaji yang dipimpin RM Tirtoadisoerjo, yang sebelumnya menerbitkan Majalah Soenda Berita.

Di masa-masa itulah terbit banyak majalah, yang kebanyakan isunya mengenai pergerakan kemerdekaan. Akhir 1910, Douwes Dekker menerbitkan majalah dwi mingguan ‘Het Tijdschrift’ yang sangat radikal pembahasan politiknya dengan menyerukan aksi melawan kolonial. Pada tahun 1913, giliran Tjipto Mangoenkoesoemo menerbitkan Majalah ‘De Indier’.

RM Soewardi Soerjaningrat mendirikan Hindia Poetra, memakai bahasa pengantar Belanda. Majalah ini berubah menjadi Indonesia Merdeka, yang

(10)

kemudian terbit dalam dua bahasa. Peredarannya sangat luas, hingga ke Jerman, India, Mesir, Malaya, dan Prancis. Pembacanya mulai dari guru, kalangan swasta, mahasiswa, pejabat belanda dan Indonesia, redaksi surat kabar, dan sebagainya.

Balai Poestaka, salah satu penerbit tertua, juga menerbitkan beberapa majalah untuk rakyat, antara lain Majalah Pandji Poestaka, Majalah Kedjawen dan Parahijangan, majalah anak-anak berbahasa Melayu Taman Kanak-Kanak, dan yang berbahasa Jawa Taman Botjah. Majalah-majalah lain yang terbit dalam kurun ini antara lain: Fikiran Rakjat milik Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Daulat Ra’jat (diterbitkan Bung Hatta). Lalu, muncul pula Majalah ‘Weekblad Sin

Po’ tahun 1923 yang merupakan terbitan grup Sin Po. Di majalah mingguan ini

pula naskah lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman untuk pertama kalinya dimunculkan.

Tercatat, hinggga tahun 1920-an, sudah ada 127 majalah dan surat kabar. Setelah era ini, masih ada lagi majalah tri wulanan ‘De Chineesche Revue’ (1927), Timboel (membahas soal budaya, tahun 1930-an), hingga Pedoman Masjarakat yang terbit di Medan (diasuh HAMKA), serta Pandji Islam. Dari segi bisnis, disebutkan bahwa mutu kebanyakan majalah masih amat rendah, mengingat situasi yang tidak memungkinkan memperoleh iklan pada waktu itu. (http://duamata.blogspot.com/2006/02/majalah-bag-2-indonesia-punya-cerita).

Selama lebih sepuluh tahun pasca kemerdekaan (1950-an), tercatat jumlah mingguan dan majalah berkala yang beredar sebanyak 226 judul, sementara surat kabar berbahasa Indonesia 67 judul, bahasa Belanda 11 judul, dan Cina 15 judul. Majalah berasal dari kata magazine yang berarti storehouse ataugudang. Dikatakan gudang karena majalah menampung segala jenis tulisanseperti: artikel, puisi, cerita pendek, sketsa, berita dan sebagainya dengangaya penulisan feature. Pada abad 21 majalah mengalami kemajuandengan ditandai semakin menarik isi majalah. Pada awal penerbitannya,majalah hanya berupa katalog dari buku-buku yang saat itu akan dijual. Lama-kelamaan sudah dilengkapi dengan essay, artikel dan ulasan yang sifatnya umum serta ditujukan untuk umum.

(11)

2.1.3.2 Defenisi dan Karakterisktik Majalah

Pengertian majalah menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah sebuah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai laporan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya, dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, majalah wanita, remaja, olah raga, otomotif, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya (Balai Pustaka, 1990: 242).

Meskipun majalah dan surat kabar sama-sama sebagai media cetak,majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik sendiri, antara lain:

55. Penyajian lebih dalam

Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi mingguan, bahkan sebulanan. Berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap, karena dibubuhi latar belakang peristiwa dikemukakan secara kronologis.

56. Nilai aktual lebih lama

Apabila aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai aktualitas majalah bisa satu minggu bahkan lebih. Kita tidakakan menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hariyang lalu. Sebagaimana kita alami bersama, membaca majalah tidak akan tuntas dalam sehari saja.

57. Gambar atau foto lebih banyak

Jumlah halaman majalah yang lebih banyak, sehingga selain penyajian beritanya yang mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran kertas yang kadang berwarna, serta kualitas kertas yang lebih baik daripada surat kabar. Foto-foto yang ditampilkan di majalah biasanya memiliki daya tarik tersendiri, apalagi bila foto tersebut sifatnya eksklusif.

(12)

58. Cover (sampul) sebagai daya tarik

Cover atau sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri selain foto. Cover ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengangambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya cover suatumajalah sangat bergantung pada tipe majalah serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya (imaginativecenda.blogspot.com.karakteristik-media.html).

2.1.4 Rubrik dan Feature 2.1.4.1 Rubrik

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), rubrik adalahkarangan yang bertopik tertentu dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Misalnya dalam suatu majalah remaja terdapat rubrikpuisi, cerita pendek, rubrik kesehatan, rubrik zodiak, rubrik iptek, atau pun rubrik musik (Balai Pustaka,1990)

Onong Uchjana Effendy mengutarakan definisi mengenai rubrik dalam Kamus Komunikasi, bahwa Rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu ‘Rubriek’, yang artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat pembaca dan sebagainya (Effendy, 1989: 316). Dalam kegiatan membaca kita banyak mendapatkan banyak informasi. Salah satu jenis bacaan yang dapat dibaca adalah majalah remaja ataupun majalah anak-anak.Dalam suatu majalah banyak sekali rubrik yang menarik untuk dibaca.

Bacaan berbentuk rubrik sangatmembantu kita yang memiliki hobi tertentu. Misalnya anda yang memiliki hobi bermain musik akan terbantu dengan kehadiran rubrik musik. Beberapa rubrik dalam majalah disebut rubrik tetap dan ada jugayang tidak tetap. Rubrik tetap adalah rubrik yang selalu ada pada tiap edisi.

2.1.4.2 Feature

Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang feature. Para ahli mendefinisikan dengan definisi-definisi yang berbeda. Menurut Daniel R.

(13)

Williamson (dalam Sudarman, 2008: 179) feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang dirancang terutama untuk menghibur dan memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi, atau aspek kehidupan seseorang. Sementara Richard Weiner mendefinisikan feature adalah suatu artikel atau karangan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya pikat manusiawi atau gaya hidup, daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa yang masih hangat.

Tulisan feature berbeda dengan berita. Berita identik dengan kecepatan, makin cepat makin up to date, makin lama maka berita semakin basi. Sedangkan untuk menulis feature, si penulis harus memiliki kepekaan untuk memilih objek dan membawakannya secara memikat. Penulis harus memilih bagian yang paling kuat untuk tulisannya. Kalaupun beropini, maka tulisan itu tidak kentara mengemukakan opininya.

Tulisan feature memiliki berbagai jenis, yang diantara lainnya adalah : 59. Soft news, yaitu berita yang sifatnya enteng dan tidak serius. Tulisannya

tidak mendalam dan pada umumnya feature jenis ini ditulis dengan singkat saja.

60. News feature, yaitu tulisan feature yang biasanya dimuat dalam majalah

berita. Muatan beritanya sangat dominan, bahkan dibuat lebih rinci dan mendalam.

61. How to do, yaitu tulisan yang mengajarkan masyarakat atau pembaca

untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan sesuai yang diajarkan oleh pakar atau ahlinya.

62. Artikel ilmiah populer, yaitu tulisan feature yang menampilkan tema yang terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

63. Pengalaman pribadi, yaitu tulisan feature yang selalu ditampilkan di media massa tentang pengalaman seseorang yang luar biasa. Semakin seru cerita pengalamannya semakin baik.

(14)

64. Human interest, yaitu tulisan feature yang sasarannya adalah orang-orang

terkenal atau yang memiliki nilai jual tinggi, namun bisa juga tulisan yang menjual kesedihan orang-orang kebanyakan.

65. Memperkenalkan produk, yaitu tulisan feature yang memuat informasi tentang produk-produk tertentu.

66. Sejarah, yaitu jenis tulisan feature yang fungsinya untuk mengingatkan masyarakat akan sejarah yang sudah lama.

Untuk mempermudah penulisan feature, ada beberapa anatomi feature atau susunan bangunan dalam tulisan feature. Anatomi tersebut antara lain : 67. Judul (title). Judul dalam karya feature sering pula disebut dengan title.

Fungsi utama dari judul (title) feature adalah untuk menggugah pembaca. 68. Intro. Intro adalah kalimat pembuka pada penulisan feature. Intro

merupakan paragraf pertama dalam penulisan feature. Tujuan utamanya adalah untuk menarik pembaca untuk mengikuti cerita yang kita tulis dan membuat jalan supaya alur ceritanya tetap lancar. Sedangkan fungsi intro adalah untuk memicu perhatian khalayak sekaligus sebagai pintu masuk ke dalam suatu bangunan cerita yang kita tulis.

69. Jembatan/perangkai. Jembatan/perangkai seringkali disebut dengan istilah peralihan, merupakan kalimat penghubung antara intro dengan tubuh tulisan. Fungsi dari jembatan adalah sebagai perantara antara intro dan tubuh tulisan. Jembatan ini masih kait-mengait dengan tubuh, yang melukiskan identitas dan situasi dari sesuatu hal yang hendak kita tuturkan.

70. Tubuh. Tubuh feature berisi tentang situasi dan proses yang disertai dengan penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana sesuatu yang kita tulis itu terjadi.

71. Penutup. Penutup feature merupakan alenia terakhir yang berisi pesan-pesan yang mengesankan. Bagian penutup, biasanya digambarkan dengan

(15)

melingkar, maksudnya bahwa penutup merupakan gambaran yang bulat dari keseluruhan isi tulisan (Sudarman, 2008:54).

2.1.5 Teori AIDDA

Teori AIDDA atau disebut juga teori pendekatan persuasi adalah proses komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :

1. A → Attention Perhatian 2. I → Interest Rasa Tertarik 3. D → Desire Keinginan 4. D → Decistion Keputusan

5. A → Action Sikap atau tindakan

Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa konumikasi dimulai dengan membangkitkan perhatian (Attention), apabila perhatian komunikan telah terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest), minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya keinginan

(Desire) komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah

timbul keinginan harus diikuti oleh keputusan (Decision) yakni keputusan untuk mengambil sikap atau tindakan (Action) (Effendy, 2000 ; 305).

Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan adalahmembangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini berhasilatau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator (sourceattractiveness). Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan perhatian (attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian.

Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action). Berikut akan ditampilkan skema AIDDA.

(16)

Gambar 2.1 Skema AIDDA Appeal – Attractiveness Komunikator Appeal + 72. 73.

(Sumber : Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2003)

Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan negatif tidak menumbuhkan kegilisahan (anxiety arrousing), melainkan menumbuhkan kegelisahan (anxiety arrousing).

Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini adalah majalah menarik perhatian pembacanya dengan tampilan dan warna yang menarik. Apabila perhatian komunikan (pembaca) telah terbangkitkan, maka hal ini akan disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest).

Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menyaksikan iklan kembali. Dari bentuk perhatian yang seperti ini akhirnya menjadi sebuah titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire). Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk membaca kembali tersebut. Dengan adanya hasrat, pembaca (komunikan) akan dapat menentukan kemana harus dilanjutkan keinginan kuat tersebut (hasrat) dengan datangnya sebuah keputusan (decision).

Preventif (penolakan)

Anexity Arrousing → Rasa Takut Tidak Ada

Perhatian

(17)

Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun langkah yang harus dijalankan. Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu hasrat dan keinginan dalam diri. Dalam hal ini adalah meniru modifikasi yang ditampilkan dalam majalah di mobil yang pembaca miliki.

2.1 Kerangka Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial, melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian (event) yang berkaitan satu sama lain (Singarimbun, 2011 ; 32)

Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang sebenarnya adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran nasional merupakan uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai (Nawawi, 1995 : 40) .

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut :

74. Variabel bebas (x)

Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur,yang menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala ataufaktor lain yang pada gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel bebas disini adalah rubrik modifikasi ‘Majalah Motor’.

(18)

75. Variabel terikat (y)

Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi olehadanya variabel bebas bukan karena adanya variabel lain.Variabel terikat dalam penelitian ini adalah inovasi anggota klub Mobil ‘Medan Honda Squad’.

76. Variabel antara (z)

Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yangberfungsi sebagai penguat atau pelemah hubungan antaravariabel bebas dan terikat.Variabel antara dalam penelitian iniadalah karakteristik identitas responden

2.2 Model Teoritis

Gambar 2.3 Model Teoritis

Variabel Bebas (X) Rubrik Modifikasi ‘Majalah

Motor’

Variabel Terikat (Y) Innovasi Anggota Klub Mobil

‘Medan Honda Squad’

Variabel Antara (Z) Karakteristik Responden

(19)

2.3 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telahdiuraikan diatas, maka variabel operasional sebagai berikut :

Tabel 2.1 Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel Bebas (x) Rubrik Modifikasi ‘Majalah Motor’ 77. Judul (title) 78. Intro 79. Jembatan/perangkai 80. Tubuh 81. Penutup

Variabel Terikat (y) Inovasi Anggota Klub Mobil

‘Medan Honda Squad’

82. Perhatian 83. Ketertarikan

84. Keinginan untuk meniru 85. Keputusan untuk meniru 86. Action/tindakan meniru Variabel Antara (z) 87. frekuensi membaca

88. tingkat pendidikan 89. penghasilan

2.3.1 Defenisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentangkonsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 2011: 46).

(20)

90. Variabel bebas (Rubrik Modifikasi ‘Majalah Motor’)

91. Judul/title : Pilihan kalimat judul yang digunakan dalam rubrik Modifikasi ‘Majalah Motor’.

92. Intro : Kalimat-kalimat dalam paragraf pertama yang digunakandalam bangunan cerita yang ditulis dalam rubrik Modifikasi ‘Majalah

Motor’.

93. Jembatan/perangkai : Mencoba melukiskan identitas dan situasi tertentu yang dipaparkan dalam tulisan rubrik Modifikasi ‘Majalah

Motor’.

94. Tubuh : Penjelasan mendalam mengenai isu tertentu dalam rubrik Modifikasi ‘Majalah Motor’.

95. Penutup : Pesan-pesan yang dari sebuah tulisan rubrik Modifikasi ‘Majalah Motor’ yang terletak di akhir penulisan.

2. Variabel Terikat (inovasi anggota klub mobil ‘Medan Honda Squad’) 96. Perhatian : keinginan yang timbul untuk membaca majalahterutama

rubrik modifikasi‘Majalah Motor’.

97. Ketertarikan : ketertarikan untuk meniru modifikasi di dalam rubrik modifikasi‘Majalah Motor’.

98. Keinginan untuk meniru : keinginan untuk meniru modifikasi mobil yang ada dalam rubrik modifikasi‘Majalah Motor’.

99. Keputusan untuk meniru : keputusan untuk meniru modifikasi mobil yang ditampilkan dalam rubrik modifikasi‘Majalah Motor’.

100. Action/tindakan meniru : imitasi atau meniru modifikasi mobil yangditampilkan rubrik modifikasi‘Majalah Motor’.

(21)

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementaramengenai hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara rubrik modifikasi ‘Majalah Motor’ terhadap inovasi anggota klub mobil ‘Medan Honda Squad’.

Ha : terdapat pengaruh antara rubrik modifikasi ‘Majalah Motor’ terhadap inovasi anggota klub mobil ‘Medan Honda Squad’.

Gambar

Gambar 2.1 Skema AIDDA  Appeal –  Attractiveness  Komunikator       Appeal +  72.  73
Gambar 2.3  Model Teoritis Variabel Bebas (X)
Tabel 2.1  Operasional Variabel

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan jika nilai yang dibaca sensor ultrasonik kanan dan kiri lebih besar dari 30 maka kursi bergerak maju dengan kecepatan putar motor DC adalah 50% dari kecepatan

 Skor 1 jika peserta didik mampu menyebutkan alasan tetapi tidak sesuai dengan apa yang ditanyakan. Keterangan: Total skor

dengan menggunakan 30 dari 40 peserta latihan dari ektrakurikuler bolavoli SMK Negeri 6 Malang. Pada pengembangan model latihan block bolavoli ini data diperoleh dari

Tujuan dan Manfaat Tujuan akhir ultimate goal dari penyelenggaraan sub unsur pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, yang merupakan salah satu sub unsur dari

Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) memiliki pengaruh, peranan dan posisi dalam mempertahankan program-program strategis fakultas terutama untuk jangka

signifikan 5%. Hasil analisis data penelitian diperoleh bahwa : 1) Ada sumbangan daya ledak otot tungkai dan memberikian sumbangan sebesar 30,1% terhadap hasil

Boleh saya tahu email Tok Uban? Saya ingin menghantar doa kota tauhid beserta barisnya pd Tok Uban untuk di’check’ kan. Saya mendapat tanda barisnya berdasarkan kefahaman sedikit

Konstruksi geladak atau deck dibuat dari bahan fibreglass yang dibuat sesuai dengan ketebalan yang dibutuhkan dan diperkuat dengan kekuatan memanjang dan melintang