• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. di tanah Jawa, khususnya Jawa Barat. Di kota ini pula pernah berdiri kerajaan Islam yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. di tanah Jawa, khususnya Jawa Barat. Di kota ini pula pernah berdiri kerajaan Islam yang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Penelitian

Cirebon pernah menjadi pusat peradaban Islam. Berawal dari kota ini Islam menyebar di tanah Jawa, khususnya Jawa Barat. Di kota ini pula pernah berdiri kerajaan Islam yang dipimpin oleh salah satu wali sembilan (Wali Songo) bernama Syarif Hidayatullah. Atas jasa Sunan Gunung Jati, Cirebon berhasil menjadi salah satu Kerajaan Islam yang memiliki peranan penting dalam menyebarkan agama Islam. Sunan Gunung Jati memiliki jasa besar dalam meng- Islamkan tanah Jawa, khususnya Pasundan. Ini terkait dengan metode dan model dakwah Kanjeng Sunan yang berhasil memadukan antara Agama, tradisi Islam, dan budaya lokal. Unsur-unsur budaya Islam disesuaikan dan dipadukan dengan Unsur-unsur-Unsur-unsur budaya lokal (wisdom lokal), sehingga masyarakat dapat menerima agama Islam tanpa merasakan adanya perubahan kebudayaan. Model Islam yang ditawarkan Kanjeng Syeh adalah Islam yang menghendaki perbaikan dan perubahan umat manusia, bukan Islam yang berhenti hanya sebatas pada simbol dan terjebak pada formalisasi agama. Islam diabdikan untuk kepentingan rakyat bukan penguasa, Islam yang tidak berbaju politik melainkan Islam yang senantiasa bersentuhan dengan kebutuhan dan kemauan masyarakat.

Mengenang dan membumikan apa yang sudah dilakukan Sunan Gunung Jati, orang menyebut Cirebon sebagai Kota Wali. “Cirebon Kota Wali” merupakan cita-cita dan harapan besar masyarakat Cirebon dalam membumikan semangat dan nilai-nilai dakwah yang di kembangkan para wali, khususnya kanjeng syeh Syarif Hidayatullah. Terkandung falsafah untuk

(2)

membangun dan mencita-citakan Cirebon yang berkeseusuaian dengan visi dan misi Kenabian dan Kewalian, yakni menebar rahmat begi seluruh umat manusia.

Namun pada perkembangannya kini agama islam di Cirebon telah mengalami banyak perubahan yang signifikan, terutama dalam gaya berpakaian yang tergabung dalam suatu komunitas yang dinamakan “Hijaber”, Komunitas Hijaber adalah komunitas yang beranggotakan wanita muslim yang berjilbab. Komunitas ini didirikan dengan tujuan agar wanita yang mengenakan jilbab bisa mengikuti trend sekaligus tetap menjaga nilai-nilai syariat dalam mengenakan busana muslim. Fenomena komunitas berjilbab ini selayaknya mengubah persepsi masyarakat bahwa wanita berjilbab tidak bisa modis dan trendi telah berubah. Mereka menampilkan gaya berpakaian yang fashionable dan up to date. Disisi lain, mereka tetap berusaha untuk menjaga keimanan dengan mempelajari ilmu agama secara lebih menarik melalui berbagai kegiatan. Salah satu trend cara berpakaian hijab yang sedang diikuti saat ini yaitu Harajuku Style. Dari fashion, gaya jilbab dan segala sesuatu yang akan membuat kaum muslimah menjadi lebih baik. Dan diharapkan melalui komunitas ini, setiap muslimah bisa bertemu teman baru, saling mengenal satu sama lain dan belajar dari satu sama lain.

Dari perjalanannya, mereka berhasil mengumpulkan anggota-anggota yang berjiwa muda, dinamis, energik, dan penuh kreativitas berkumpul dan berkegiatan yang sangat asyik dan positif,, seperti workshop fashion, beauty class,

kecantikan tata rias make up, program charity dan lain-lain dan yang pasti pengajian rutin. Dari sisi fashion style nya, mereka sangat kreatif dalam menciptakan style-style baru yang out of the box, lain dari biasanya. Beberapa style adaptasi perpaduan dari fashion style muslimah dari Timur Tengah. Mereka berhasil menciptakan trend fashion style ala hijaber yang uniquely modern dan stylish, mendobrak pakem dan membuktikan bahwa berbusana muslim justru akan

(3)

menambah cantik dan anggun penampilan seorang muslimah. Tak salah jika style berbusana ala Hijaber saat ini banyak dijadikan inspirasi gaya busana muslimah Indonesia.

Model baju Jepang yang saat ini beredar di pasaran masih terdiri dari Harajuku Easy Sakura Style dan Harajuku Bluema Pink up Style yang digemari oleh muslimah dengan paduan warna yang cerah dan tabrak warna. Bahkan belakangan terakhir ini fashion Jepang mendominasi di Indonesia mulai dari assesoris, tas, sepatu dan lain-lain. Sehingga tidak mengherankan bila aneka produk import dari Jepang menjadi produk dengan penjualan terbaik di Female Store.

Dengan beredar luasnya model baju Jepang di Indonesia yang saat ini semakin banyak karena didukung oleh banyaknya permintaan akan model baju Jepang di Indonesia. Selain itu, dibukanya pasar import berkaitan dengan kebijakan Asean Free Trade Market juga menjadi salah satu pemicu banyaknya baju-baju Jepang di Indonesia. Dengan hadirnya model baju Jepang terbaru membuat semarak dunia mode Indonesia semakin berwarna. Female Store termsuk toko yang selalu menyediakan barang untuk baju-baju Jepang sehingga kapanpun kita ingin membeli baju Jepang yang terdapat di toko online Female Store dapat langsung dilayani.

Model baju Jepang terbaru yang bulan ini didominasi dengan Harajuku Easy Sakura Style, Harajuku Bluema Pink up Style dan Harajuku Lace Crown Style semakin menambah khasanah dunia mode tanah air. Harajuku Easy Sakura Style yang mempunyai dua fungsi gaya bisa dikenakan saat santai maupun acara paling resmi sekalipun. Bila sebelumnya Amara Bella Style yang menguasai pangsa pasar model baju Harajuku, maka munculnya Easy Sakura Style ini merupakan terobosan baru bagi para wanita dewasa yang ingin turut serta mengenakan aneka baju Harajuku sehingga tetap bisa bergaya.

(4)

Melihat hal ini, penulis kemudian mencoba melakukan penelitian lebih jauh yang selanjutnya menamakan skripsi ini dengan judul “Representasi “Harajuku Style” pada Komunitas Hijaber di Kota Cirebon”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : “Bagaimana Representasi Komunitas Hijaber dalam Menarik Minat “Harajuku Style” di Kota Cirebon”?

3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pengetahuan Komunitas Hijaber pada “Harajuku Style” di Cirebon ? 2. Faktor-faktor apa saja yang membuat Komunitas Hijaber tertarik terhadap “Harajuku

Style” ?

3. Faktor-faktor apa yang menghambat menggunakan “Harajuku Style” pada komunitas Hijaber ?

4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengetahuan komunitas hijaber pada “Harajuku Style”.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang membuat komunitas hijaber tertarik menggunakan “Harajuku Style”.

(5)

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi komunitas hijaber dalam menggunakan “Harajuku Style”.

4.

5. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana tambahan dalam bidang ilmu komunikasi khusunya mengenai budaya Jepang modern yang mempengaruhi cara berpakaian muslimah pada komunitas hijaber di Cirebon.

b. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para muslimah di Cirebon, untuk tetap memelihara dan mempererat tali silaturahmi.

6. Kerangka pemikiran a. Representasi Komunitas

Representasi merupakan sebuah cara memaknai apa yang diberikan pada benda yang digambarkan, konsep lama mengenai representasi ini didasarkan pada premis bahwa ada sebuah gap representasi yang menjelaskan perbedaan antara makna yang diberikan oleh representasi dan arti benda yang sebenarnya digambarkan. Chris Barker menyebutkan bahwa representasi merupakan kajian utama dalam cultural studies, representasi sendiri dimaknai sebagai bagaimana dunia dikonstruksikan secara sosial dan disajikan kepada kita dan oleh kita di dalam

(6)

pemaknaan tertentu. Cultural studies memfokuskan diri kepada bagaimana proses pemaknaan representasi itu sendiri.

Representasi merujuk kepada konstuksi segala bentuk media terutama media massa terhadap segala aspek realitas atau kenyataan seperti masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas budaya. Representasi ini bisa berbentuk kata-kata atau tulisan bahkan juga dapat dilihat dalam bentuk gambar bergerak atau film. Representasi tidak hanya melibatkan bagaimana identitas budaya disajikan atau dikonstruksikan di dalam sebuah teks tapi juga dikonstruksikan di dalam proses produksi dan resepsi oleh masyakarat yang mengkonsumsi nilai-nilai budaya yang direpresentasikan tadi.

Contoh dari representasi dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari banyak masyarakat khususnya wanita yang dibanjiri oleh bermacam iklan produk yang hadir melalui televisi, radio, maupun media lainnya. Bermacam produk saling berlomba dalam melakukan beragam trik menawarkan perubahan warna kulit, terstruktur, dan sebagainya itu membuat wanita atau calon konsumen yang melihat iklan menjadi tertarik untuk menggunakan produk tersebut, iklan produk tersebut dengan bentuk penawaran yang sedemikian rupa memberikan pencitraan tersendiri dalam membentuk suatu frame dalam masyarakat.

7. Definisi dan Parameter Konsep Penelitian

Definisi Representasi adalah konsep yang mempunyai beberapa pengertian. Ia adalah proses sosial dari 'Representing'. Representasi menunjuk baik pada proses maupun produk dari pemaknaan suatu tanda. Representasi juga bisa berarti proses perubahan konsep-konsep ideologi yang abstrak dalam bentuk-bentuk yang kongkret. Jadi, pandangan-pandangan hidup tentang perempuan, anak-anak, atau laki-laki misalnya, akan dengan mudah terlihat dari cara memberi

(7)

hadiah ulang tahun kepada teman-teman yang laki-laki, perempuan dan anak-anak. Begitu juga dengan pandangan pandangan hidup terhadap cinta, perang, dal lain-lain akan tampak dari hal-hal yang praktis juga. Representasi adalah konsep yang digunakan dalam proses sosial pemaknaan melalui sistem penandaan yang tersedia: dialog, tulisan, video, film, fotografi, dsb. Secara ringkas, representasi adalah produksi makna melalui bahasa (Hall, 1997:15).

Menurut Stuart Hall (1997 : 15), Representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas, kebudayaan menyangkut 'pengalaman berbagi'. Seseorang dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia yang ada disitu membagi pengalaman yang sama, membagi kode-kode kebudayaan yang sama, berbicara dalam 'bahasa' yang sama, dan saling berbagi konsep-konsep yang sama. Bahasa adalah medium yang menjadi perantara dalam memaknai sesuatu, memproduksi dan mengubah makna. Bahasa mempu melakukan semua ini karena ia beroperasi sebagai sistem representasi. Lewat bahasa (simbol-simbol dan tanda tertulis, lisan, atau gambar) dapat mengungkapkan pikiran, konsep, dan ide-ide tentang sesuatu. Makna sesuatu hal sangat tergantung dari cara individu merepresentasikannya, mengamati kata-kata yang digunakan dan image-image yang gunakan dalam merepresentasikan sesuatu bisa terlihat jelas nilai-nilai yang diberikan pada sesuatu hal tersebut.

Menjelaskan bagaimana representasi makna lewat bahasa bekerja, bisa dipakai tiga teori representasi sebagai usaha untuk menjawab pertanyaan : darimana suatu makna berasal, Atau bagaimana individu membedakan antara makna yang sebenarnya dari sesuatu atau suatu imej dari sesuatu. Yang pertama adalah pendekatan reflektif. Di sini bahasa berfungsi sebagai cermin, yang merefleksikan makna yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada di dunia. Kedua adalah pendekatan intensional, dimana manusia menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan

(8)

sesuatu sesuai dengan cara pandang terhadap sesuatu. Sedangkan yang ketiga adalah pendekatan konstruksionis. Dalam pendekatan ini dipercaya bahwa individu mengkonstruksi makna lewat bahasa yang dipakai.

Definisi komunitas hijaber adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa Latin kommunitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". Sedangkan Harajuku Style yaitu pilihan pakaian yang Unique, Simple dan sedikit sentuhan gambar berwarna cerah agar terkesan menarik. Pilihan berani agar terkesan cerah dapat digunakan sesuai dengan selera warna yang kita inginkan. Untuk penampilan sehari-hari, jaket unik bisa lapisan terakhir kombinasi atas Style Jepang, sepatu Boots merupakan sepatu yang umum digunakan oleh mereka. Topi, pita rambut, serta gelang-gelang juga bisa digunakan sebagai pelengkap atau accesoris.

(9)

Parameter Konsep Penelitian

VARIABEL DIMENSI PARAMETER

1. Representasi

Harajuku Style pada Komnitas Hijaber di Cirebon 1. Model 2. Kualitas 3. Harga 4. Aksesoris a. Selalu up to date

b. Memiliki gaya yang khas c. Mempunyai rasa percaya diri

a. Bahan yang digunakan b. Tidak Pasaran c. Comfortable a. Bervariatif a. Kalung b. Gelang c. Bross d. Sepatu e. Tas f. Topi

(10)

8. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Menurut Moleong “metode penelitian kualitatif” edisi revisi (2007), menjelaskan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian biasanya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik, dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata. Sedangkan penelitian metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Kerana setiap variable berdiri sendiri (bersifat mandiri), artinya tidak dikaitkan dengan variable lainnya.

Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data dan kemudian menggambarkannya dengan menjelaskan lebih rinci terkait dengan permasalahan yang diajukan yaitu Bagaimana suatu Fenomena budaya Jepang modern Harajuku dalam cara berpakaian dikalangan Komunitas Hijaber Cirebon

Teknik Pemilihan Informan

Informan atau subjek riset, yaitu orang-orang yang dipilih untuk diwawancarai atau diobservasi sesuai tujuan riset. Disebut subjek riset, karena informan dianggap aktif mengkontruksi realitas, bukan hanya sekedar objek yang hanya diwawancarai. Subjek penelitian dari sasaran ini ditentukan berdasarkan teknik purposif sesuai dengan kebutuhan, karena tidak adanya kerangka sampling dari seluruh unsur yang terdapat dalam populasi tersebut (Kriyantono, 2008). Selain itu karena yang digali dalam penelitian ini adalah kadalaman informasi, bukan kuantitas informan.

(11)

Pemilihan informasi dalam penelitian ini disesuaikan dengan keterkaitannya pada tujuan penelitian. Sesuai dengan fokus penelitian, informan yang dipilih adalah komunitas Hijaber Cirebon, sebanyak 3 orang dan masyarakat umum sebanyak 3 orang yang berlokasi di Jl Pemuda, Grage Mall dan Jl. Tuparev.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik, cara atau metode yang dilakukan oleh penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai bahan pembuatan laporan penelitian disesuaikan dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif sebagai penelitian yang dimaksud untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara umum.

Ada dua macam data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang langsung diambil dari sumbernya, sementara data sekunder adalah data yang diambil dari hasil pengumpulan orang lain. Sumber data primer yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan informasi. Selanjutnya data sekunder diperoleh yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui :

a. Studi Kepustakaan (Library Research), yaitu mencari data atau informasi riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan atau internet.

(12)

b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari reponden. Data yang dihasilkan adalah data kualitatif. c. Teknik Dokumentasi, yaitu penelusuran dokumentasi untuk mendapatkan informasi

yang mendukung analisis dan interprestasi data. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Bisa berupa foto, tulisan gambar, karya, dan sebagainya.

d. Observasi / survei, yaitu kami melakukan pengamatan langsung untuk mengadakan pengamatan terhadap suatu kegiatan yang sedang berjalan sehingga didapat data yang akurat.

Teknik Pengujian Keabsahan Data

Dalam pengujian keabsahan data salah satu caranya adalah dengan melakukan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2007).

Ada beberapa macam Triangulasi, diantaranya : triangulasi sumber, triangulasi waktu, triangulasi teori, triangulasi periset dan triangulasi metode Dwidjowinoto (dalam Kriyanto, 2008). Penelitian ini akan menggunakan tiga teknik triangulasi, yaitu :

(13)

Yaitu membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dilakukan pribadi.

b. Triangulasi Metode

Yaitu menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data yang sama.

c. Triangulasi Teori

Yaitu memanfaatkan dua atau lebih teori untuk dipadu.

Teknik Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menggunakan teknik model Miles dan Huberman, yaitu teknik yang dilakukan pada saat pengumpulan data selesai dalam periode tertentu. Aktifitas dalam analisis data model Miles dan Huberman diantaranya :

a. Pengumpulan Data, yaitu mencari dan mengumpulakan data yang diperlukan yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan kemudian data-data tersebut dicatat.

b. Reduksi Data, yaitu hasil penelitian dilapangan sebagai bahan mentah dirangkum, direduksi, kemudian disusun supaya lebih sistematis untuk mempermudah peneliti didalam mencari kembali data yang diperoleh apabila diperlukan kembali.

c. Sajian Data, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat dengan teks yang bersifat naratif untuk memudahkan peneliti memahami apa yang terjadi.

(14)

d. Verifikasi Data, yaitu data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, diobservasi kemudian peneliti mencari makna hasil penelitian. Penelitian berusaha mencari pola, hubungan serta hal-hal yang sering timbul. Dari hasil penelitian atau data yang diperoleh peneliti membuat kesimpulan-kesimpulan untuk kemudian diverifikasi.

9. Lokasi dan Waktu Penelitian dan Rumusan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada komunitas Hijaber Cirebon di Jl. Pemuda, Grage dan Jl. Tuparev. Pemilihan lokasi ini dipilih secara purposive, dengan pertimbangan letak geografis yang tidak jauh dengan penelitian, sehingga memudahkan penelitian dalam memperoleh data dan informasi.

Penelitian akan dilaksanakan dalam jangka waktu tiga bulan terhitung mulai bulan Februari 2013 sampai dengan Mei 2013

JADWAL PENELITIAN

No

Jenis Kegiatan Mg

2013

Februari Maret April Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. TAHAP PERSIAPAN 1. Studi literature 2. Pengamatan lapangan 1. Penyusunan dan Bimbingan Draf proposal

Tahun

Bulan

(15)

2. Seminar proposal II TAHAP PELAKSANAAN 1. Wawancara 2. Pengolahan Data 3. Penyusunan dan bimbingan Skripsi II TAHAP PELAKSANAAN 1. Seminar skripsi 2. Sidang Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu digunakan pembagian kelompok jenis batuan limestone, dari data pembimbing menyatakan bahwa log pada well hanya berada di reservoir limestone

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif guna menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data, peneliti akan

Berdasarkan jenis dan metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menggambarkan fenomena-fenomena

Dengan demikian, kelompok memberikan kemungkinan seseorang yang secara individual memiliki kelebihan untuk melakukan kepemimpinan itu, dapat mempraktekkan dan

Kabupaten Daerah Tingkat II Kutai adalah merupakan Daerah penangkapan ikan yang terbesar baik perairan umum maupun perairan pantai/laut, yang tidak saja menjadi

Hasil analisis terhadap ruas Sungai Progo Tengah dalam kurun waktu tinjauan 5 tahun (1996-2000), antara lain menunjukkan erosi terbesar yang mengakibatkan degradasi pada dasar

Desain media yang dihasilkan memiliki karakteristik penyajian sebagai berikut : (1) Halaman muka berisi pilihan kategori (sub tema) yang relevan dengan tema

1) Menyatakan bahwa mereka memiliki tujuan yang jelas untuk hamil. 2) Tidak menggunakan kontrasepsi agar menjadi hamil. 3) Didiskusikan dan disepakati oleh pasangan untuk hamil.. 4)