B A B II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Kebutuhan Dasar Mobilisasi
2.1 Pengertian
Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan bebas dan merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan paSCa bedah, mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan kemandirian. Dengan demikian mobilisasi dini adalah suatu upaya mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologi (Menurut Carpenito (2000) dalam Wirnata (2010).
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan (Soelaiman, dalam Wirnata (2010). Mobilisasi dini dapat dilakukan pada kondisi pasien yang membaik. Pada pasien post operasi secsio caesarea 6 jam pertama dianjurkan untuk segera menggerakkan anggota tubuhnya. Gerak tubuh yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, kaki dan jari-jarinya agar kerja organ pencernaan segera kembali normal (Kasdu, 2003).
Mobilisasi post sectio caesarea adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalinan caesarea. Untuk mencegah komplikasi post operasi secsio caesarea ibu harus segera dilakukan mobilisasi sesuai dengan tahapannya. Oleh karena setelah mengalami secsio caesarea, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerak paSCa operasi seksio sesarea, ibu harus mobilisasi cepat. Semakin cepat bergerak itu semakin baik, namun mobilisasi harus tetap dilakukan secara hati-hati (Wirnata, 2010).
2.2 Tujuan Mobilisasi
Menurut Dudes dalam Fitriyahsari (2009) tujuan dari pada mobilisasi adalah untuk :
1. Mempertahankan fungsi tubuh. 2. Memperlancar peredaran darah.
3. Membantu pernafasan menjadi lebih baik. 4. Mempertahankan tonus otot.
5. Memperlancar eliminasi alvi dan urine.
6. Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
7. Memberikan kesempatan perawat dan pasien berinteraksi atau berkomunikasi.
2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot, skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf (Handiyani, 2009). Potter dan Perry (2006) dalam Handiyani (2009) menjelaskan bahwa mobilisasi dipengaruhi oleh faktor fisiologis yaitu: frekuensi penyakit atau operasi dalam 12 bulan terakhir, tipe penyakit, status kardiopulmonar, status muSCulo skeletal, pola tidur, keberadaan nyeri, frekuensi aktifitas dan kelainan hasil laboratorium. Faktor emosional yaitu: faktor emosional yang mempengaruhi mobilisasi adalah suasana hati, depresi, cemas, motivasi, ketergantungan zat kimia, dan gambaran diri. Faktor perkembangan yaitu: usia, jenis kelamin, kehamilan, perubahan masa otot karena perubahan perkembangan, perubahan sistem skeletal.
2.4 Manfaat Mobilisasi
Pada sistem kardiovaskuler dapat meningkatkan curah jantung, memperbaiki kontraksi miokardial, kemudian menguatkan otot jantung, menurunkan tekanan darah, memperbaiki aliran balik vena; pada sistem respiratori meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernafasan, meningkatkan ventilasi alveolar, menurunkan kerja pernafasan, meningkatkan pengembangan diafragma; pada sistem metabolik dapat meningkatkan laju metabolisme basal, meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak, meningkatkan pemecahan trigliseril, meningkatkan mobilitas lambung, meningkatkan produksi panas tubuh, pada sistem muskuloskletal memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendiri, memperbaiki toleransi otot untuk latihan, mungkin meningkatkan masa
meningkatkan toleransi terhadap stres, perasaan lebih baik, dan berkurangnya penyakit (Potter, 2006).
2.5 Tahap-Tahap Mobilisasi
Mobilisasi dini dilakukan secara bertahap. Tahap- tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi secsio caesarea (Kasdu, 2003):
1. 6 jam pertama
Ibu post secsio caesaria istirahat tirah baring, mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan, menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
2. 6-10 jam
Ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah trombosis dan trombo emboli. Makan dan minum di bantu, mengangkat tangan, mengangkat kaki, menekuk lutut, mengeser badan.
3. Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk. Dapat mengangkat tangan setinggi mungkin, balik kekiri dan kekanan tanpa bantuan, latihan penafasan serta makan dan minum tanpa dibantu. 4. Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan.
 Klien susah dan takut untuk bergerak karena luka operasi SC, limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup.
2. Kemampuan fugsi motorik
 Pada tangan kanan dan kiri pasien tidak ada kelemahan  Pada kaki kanan dan kiri tidak ada kelemahan
3. Kemampuan mobilitas
 Dilkakukan dengan tujuan untuk menilai kemampuan gerak ke posisi miring, duduk, berdiri, bangun dan berpindah tanpa bantuan. gangguan aktivitas/mobilisasi katagori :
tingkat 0 mampu merawat diri sendiri secara penuh tingkat 1 menggunakan penggunaan alat
tingkat 2 memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain tingkat 3 memerlukan bantuan, pengawasan dan peralatan
tingkat 4 sangat tergangtung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
4. Perubahan Psikologis
Disebabkan karena adanya gangguan mobilisasi antara lain perubahan prilaku, peningkatan emosi.
Pada pengkajian akan ditemukan data sebagai berikut: Batasan karakteristik:
1. Data Subjektif
 Ketidaknyamanan atau dispnea yang membutuhkan pengerakan tenaga. 2. Data Objektif
 Denyut jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respons terhadap aktivitas
B. Diangnosa Keperawatan
Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan :
 Kurangnya pengetahuan klien tentang mobilisasi post SC tingkat mobilisasi pada indikator 3
C. Perencanaan Keperawatan Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 1 Tujuan :
 Mencapai mobilisasi ditempat tidur, yang dibuktikan oleh pengaturan posisi tubuh : kemauan sendiri, pergerakan sendi aktif , dan mobilisasi yang memuaskan.
Kriteria Hasil :
 Klien melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi  Berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan bantuan
pada tingkat yang realistis
Rencana Tindakan Rasional
1  Kaji kesejajaran
tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring
 Pantau tanda-tanda vital
 Monitor respon emosi, sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
 Pantau atau dukumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.  Hindari menjankan aktivitas perawatan selama priode istirahat  Bantu dengan aktivitas fisik teratur
 Batasi rangsangan lingkungan
 Perawatan tirah baring
 Mendukung data dasar tentang kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan klien.
 Perubahan tanda-tanda vital
 Menetapkan kemampuan kebutuhan dan memudahkan pilihan intervesi pasien
 Dengan istirahat yang cukup dan teratur dapat membantu untuk menyiapkan energi yang cukup bagi klien.
 Aktivitas dipriode istirahat dapat menyebabkan pasien kekurangan tenaga sehingga pasien lemas.  Dengan aktivitas yang teratur
menyebabkan tubuh terbatas sehingga klien bisa lebih kuat melakukan aktivitas
 Dengan membatasi rangsangan dapat mengurangi tingkat distres klien yang membutuhkan tenaga  Meningkatkan kenyamanan serta
pencegahan komplikasi untuk pasien
 Pengaturan posisi
 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap
 Tinggikan bagian kepala tempat tidur pa 40 – 60 derajat
 Kolaborasikan
dengan ahli terapi okupsi, fisik atau rekreasi  Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu  Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
 Jelaskan pada klien tentang pentingnya mobilisasi post SC
 Mengatu penempatan pasien atau bagian yubuh pasien secara hati-hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan fsikologis
 8 jam pertama miring kiri dan miring kanan, 24 jam belajar bagun dan duduk di tempat tidur
 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi atau pun beristirahat
 Merencakan dan memantau program aktivitas
 Mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan dirumah sesuai dengan kebutuhan
 Mencegah kelelahan
 Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic menghemat energi untuk penyembuhan, pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan bernapas.
 Meningkatkan penegetahuan ibu tentang pentingnya mobilisai sehingga motivasi ibu untuk melakukanya
D. Implementasi Keperawatan
Impelementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan.
 Mandiri : aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan merupakan petunjuk/perintah dari petugas kesehatan
 Delegatif : tindakan keperawatan atas instruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang berwenang
 Kolaboratif : tindakan keperawatan dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas keputusan bersama.
E. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan mobilisasi adalah :
 Peningkatkan fungsi sistem tubuh
 Peningkatkan ketahanan dan kekuatan otot  Peningkatan fleksibelitas sendi
 Meningkatkan fungus motorik, perasaan nyaman pada pasien dan ekspresi paseien dan ekspresi pasien adanya keceriaan.
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 26 Tahun Status Perkawinan : Kawin
Agama : Kristen Protestan Pendidikan : Tamat SLTA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jln. Dolok Tolong no 77 Tanggal Masuk RS : 18 Juni 2013
No. Register : 00.88.72.20
Ruangan/Kamar : Tanjung II, Nifas ruang 5 Golongan darah : -
Tanggal pengkajian : 19 Juni 2013 / jam 14.20 wib Tanggal operasi : 18 juni 2013
Diagnosa Medis : Post SC + plasenta previa totalis
II. KELUHAN UTAMA
Pasien takut bergerak saat disuruh untuk memiringkan tubuhnya, timbul nyeri pada luka operasi SC.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG a) Provocative/Palliative
1) Apa penyebabnya
2) Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Pasien biasanya tiduran untuk menghilangkan rasa sakit dan pasien meminta bantuan keluarga untuk membantu melakukan
aktifitas b) Quantity/Quality
1) Bagaimana dirasakan
pasien merasa nyeri dibagian abdomen 2) Bagaimana dilihat
Ketika pasien miring ke kanan dan miring ke kiri pasien terlihat meringis
c) Region
1) Dimana lokasinya
Bagian pinggang, bokong, dan abdomen 2) Apakah menyebar
Pasien mengatakan nyerinya tidak menyebar d) Severity
pasien menggatakan luka operasi ini sangat mengganggu, pasien tidak bisa melakukan aktivitas setelah operasi, seperti berjalan ke kamar mandi.
e) Time -
IV RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit Yang Pernah Dialami
Pasien pernah di operasi sebanyak 2 x anak pertama dan anak ke dua B. Pengobatan/Tindakan Yang Dilakukan
Tindakan yang dilakukan pemberian transpusi darah C. Pernah Dirawat/Dioprasi
Pasien mengatakan pernah dirawatdi RS. Dr. Pirngadi Medan D. Lama Dirawat
Pasien dirawat selama 1 minggu karena post SC E. Alergi
F. Imunisasi -
V RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua
Orang tua pasen tidak memiliki riwayat penyakit B. Saudara Kandung
Pasien anak ke 3 dari 4 bersaudara tidak memiliki riwayat penyakit C. Penyakit Keturunan Yang Ada
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan dalam keluarga D. Anggota Keluarga Yang Meninggal
Ayah pasien
E. Penyebab Meninggal
Karena sudah tua. penyakit tidak diketahui
VI RIWAYAT OBSTETRIK
G:3 P:2 A:- HPHT:10-09-2012 TTP:17-07-2013
No Umur Komplikasi/Masalah Kondisi
Anak Penolong Kehamilan Persalinan Nifas
1. 2. 3. 5 tahun 3 tahun Hamil ini Aterm Aterm Aterm SC SC SC - - Rs Sehat Sehat Sehat SPOG SPOG SPOG
VII RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi Pasien Tentang Penyakitnya
Pasien mengatakan ia ingin cepat beraktivitas dan ingin selalu merawat anaknya sendiri.
B. Konsep Diri
 Gambaran diri : pasien menerima gambaran dirinya
 Ideal diri : pasien berharap bisa tetap menjadi seorang ibu dari 3 anak,dan menjadi istri yang baik.
 Peran diri : pasien sebagai seorang istri dan seorang ibu dari ke 3 orang anaknya.
 Identitas : pasien seorang istri dan ibu dari ke 3 anaknya C. Keadaan Emosi
Pasien mampu mengendalikan emosinya dengan baik. D. Hubungan Sosial
 Orang yang berarti : orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidup pasien adalah suami dan anaknya.
 Hubungan dengan keluarga : baik, keluarga tetap setia menemani, merawat dan menjaga pasien ketika sedang berada di RS.
 Hubungan dengan orang lain : baik, pasien mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya.
 Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :
pasien tidak mempunyai hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain
E. Spiritual
 Nilai dan keyakinan : pasien menganut keyakinan Kristen protestan
 Kegiatan ibadah : selama dirawat pasien tidak mengikuti kegiatan ibadah karena post SC. sebelumnya pasien setiap minggu ke gereja.
VIII PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum
Pasien susah bergerak akibat pots SC B. Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 120/80 mmHg  Nadi : 76x/menit  Pernafasan : 22 x/menit  Skala nyeri : 3  TB : 150 cm  BB : 53 kg
C. Pemeriksaan Head to Toe Kepala dan Rambut
 Bentuk : Bulat, tidak ada benjolan atau pembengkakan
 Kulit kepala : Bersih, tidak ada iritasi Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut lurus dan penyebarannya merata.
 Bau : Tidak ada
 Warna kulit : kuning langsat Wajah
 Warna kulit : Pasien terlihat pucat
 Struktur wajah : Simetris, dan tidak ada kelainan.
Mata
 Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris.
 Palpebra : normal
 Konjungtiva dan SClera : konjungtiva anemis, SClera ikterus
 Pupil : isokor
 Cornea dan iris : normal
 Visus : pasien dapat membaca format pada jarak 30 cm  Tekanan bola mata : tidak dilakukan
Hidung
 Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal  Lubang hidung : Bersih
 Cuping hidung : Tidak ada kelainan Telinga
 Bentuk telinga : Simetris kanan/kiri  Ukuran telinga : Simetris kanan/kiri  Lubang telinga : Bersih dan tidak berbau.  Ketajaman pendengaran : Pendengaran tidak ada
kelainan. Mulut dan faring
 Keadaan bibir : Bibir pucat dan kering  Keadaan gusi dan gigi : Gusi pucat/ tidak ada
perdarahan.
 Keadaan lidah : Lidah bersih dan tidak ada kelainan.
 Orofaring : Tidak ada kelainan. Leher
 Posisi trachea : Baik
 Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
 Suara : Terdengar dengan jelas  Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan.  Vena jugularis : Teraba
 Denyut nadi karotis : Teraba Pemeriksaan integument
 Kebersihan : Bersih
 Kehangatan : Kedua ekstremitas bawah teraba dingin
 Warna : Sawo matang
 Kelembaban : Lembab  Kelainan pada kulit : Tidak ada Pemeriksaan payudara dan ketiak
 Ukuran dan bentuk : Simetris kanan/kiri  Warna payudara dan areola : Normal, kecoklatan  Kondisi payudara dan putting : Normal
 Produksi ASI : Sudah ada produksi ASI : payudara terlihat membesar jika aerola dipencet keluar asi
 Aksila dan klavicula : Tidak ada kelainan Pemeriksaan thoraks/dada
 Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail chest, kifpasien koliasis) : normal
 Pernafasan (frekuensi, irama) : 22 x/ menit  Tanda kesulitan bernafas : Tidak ada Pemeriksaan paru
 Palpasi getaran suara : Tidak dilakukan pemeriksaan
 Perkusi : Normal
 Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) : Normal Pemeriksaan jantung
 Inspeksi : Tidak ada pembengkakan  Palpasi : Tidak ada pulsasi
 Perkusi : Dullnes
 Auskultasi : Bunyi jantung normal, lub-dub
Pemeriksaan abdomen
 Inspeksi (bentuk, benjolan) : Bentuk simetris, cekung, terlihat pulsasi aorta
 Auskultasi : peristaltic usus 7x/menit, tidak ada suara tambahan.
 Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, acites, hepar, lien) : tidak ada nyeri tekan, tidak ada acites , tidak ada pembengkakan hepar)  Perkusi (suara abdomen) : tympani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
 Genitalia : Tidak dikaji  Anus dan perineum : Tidak dikaji XII POLA KEBIASAAN SEHARI HARI
1. Pola makan dan minum
 Frekuensi makan/hari : makan 3 x sehari  Nafsu/selera makan : selera makan  Nyeri ulu hati : tidak ada
 Alergi : tidak ada alergi terhadap makanan
 Mual dan muntah : tidak ada mual dan muntah.  Waktu pemberian makan : pagi 07.00, siang 12.00,
malam 18.00  Jumlah dan jenis makan : Mb
 Waktu pemberian cairan/minum : sesuai kebutuhan pasien  Masalah makan dan minum : tidak ada masalah makan dan
minum 2. Perawatan diri/personal higine
 Kebersihan tubuh : tubuh bersih
 Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut bersih  Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih
3. Pola Kegiatan/Aktivitas
Kegiatan Mandiri Sebahagian Total
Mandi 
Makan 
BAB 
BAK 
Ganti pakaian 
Untuk aktifitas ibadah, selama sakit kegiatan ibadah pasien terhambat tidak sebagaimana mestinya.
4. Pola eliminasi A. BAB
 Pola BAB : 1x/hari
 Karakter feses : Konsistensi semi padat  Riwayat pendarahan : tidak ada
 BAB terakhir :
 Diare : tidak diare
 Penggunaan laksatif : tidak ada B. BAK
 Pola BAK : normal
 Karakter urine : terpasang, kekuningan dan tidak keruh
 Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK  Penggunaan diuretic : tidak ada penggunaan
diuretic
ANALISA DATA
NO DATA Etiologi Masalah
Keperawatan 1 DS :
 Ny. M takut bergerak saat disuruh untuk miring ke kanan dan miring ke kiri
DO :
 Ny. M terbaring ditempat tidur
 terpasang kateter
 Mobilisasi Ny. M pada indicator 3 yaitu membutuhkan bantuan orang lain
 Ny. M kesulitan dalam melakukan gerakan  Tanda-tanda vital: TD : 110/80 mmhg HR : 76 x/menit RR : 22 x/menit T : 36.6oC Post SC
Nyeri akibat post SC
Terbaring ditempat tidur
Kesulitan memenuhi kebutuhan dasar
Membutuhkan bantuan orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasar Hambatan mobilisasi fisik Hambatan mobilisasi fisik 2 DS :
 Ny. M merasa nyeri jika melakukan gerakan
DO :
 Ny. M terlihat meringgis kesakitan
 terdapat luka post SC pada area abdomen
 Ny. M mengalami kesulitan untuk bergerak  Ny. M membutuhkan
bantuan orang lain dalam memenuhi kebutuhan dasar  Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmhg HR : 76 x/menit RR : 22 x/menit T : 36oC Skala nyeri : 5 Kelahiran SC
Terdapat luka post SC
Pasien meringis kesakitan
Pasien mengalami kesulitan bergerak
Skala nyeri : 5
Gangguan rasa nyaman Nyeri
Masalah Keperawatan
1. Hambatan mobilisasi fisik 2. Nyeri
Diagnosa Pasien Keperawatan
1. Keterbatasan aktivitas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang mobilisasi post SC yang ditandai dengan klien sulit bergerak tingkat mobilisasi pada indikator 3
2. Nyeri berhubungan dengan kelahiran SC ditandai dengan terdapat luka post SC pada daerah abdomen, skala nyeri : 3
PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan 1 Tujuan :
 Mencapai mobilisasi ditempat tidur, yang dibuktikan oleh pengaturan posisi tubuh : kemauan sendiri, pergerakan sendi aktif, dan mobilisasi yang memuaskan.
 Mendekomentasikan mobilisasi, oleh indicator berikut (dengan ketentuan 1-5 : tidak sama sekali, ringan, sedang, berat, atau sangat berat).
Kriteria Hasil:
 Klien melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi  Berbalik sendiri ditempat tidur atau memerlukan bantuan pada
tingkat yang realistis
 Meminta bantuan reposisi, sesuai dengan kebutuhan
Rencana Tindakan Rasional
1. Pengkajian :
 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring
Observasi :
 Pantau tanda – tanda vital  Monitor respon emosi,
sosial, dan spiritual terhadap aktivitas
 Pantau atau dukumentasi pola istirahat pasien dan lamanya waktu tidur.
Mandiri :
 Hindari menjankan aktivitas perawatan selama priode istirahat
 Bantu dengan aktivitas fisik teratur
 Batasi rangsangan lingkungan
 Mendukung data dasar tentang kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan klien.
 Perubahan tanda-tanda vital  Menetapkan kemampuan
kebutuhan dan memudahkan pilihan intervesi pasien
 Dengan istirahat yang cukup dan teratur dapat
membantu untuk menyiapkan energi yang
cukup bagi klien.
 Aktivitas dipriode istirahat dapat menyebabkan pasien kekurangan tenaga sehingga pasien lemas.
 Dengan aktivitas yang teratur menyebabkan tubuh terbatas sehingga klien bisa lebih kuat melakukan aktivitas
 Dengan membatasi rangsangan dapat mengurangi tingkat distres
 Perawatan tirah baring  Pengaturan posisi
 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap
 Tinggikan bagian kepala tempat tidur pa 40 – 60 derajat
Kolaborasi :
 Kolaborasikan dengan ahli terapi okupsi, fisik atau rekreasi
 Rujuk pada pelayanan kesehatan rumah
 Rujuk pada ahli gizi untuk merencakan makanan
Penkes :
 Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu
 Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istirahat
 Jelaskan pada klien tentang pentingnya mobilisasi post SC
klien yang membutuhkan tenaga
 Meningkatkan kenyamanan
serta pencegahan komplikasi untuk pasien
 Mengatu penempatan pasien atau bagian yubuh pasien secara hati – hati untuk meningkatkan kesejahteraan fisiologis dan
fsikologis
 8 jam pertama miring kiri dan miring kanan, 24 jam belajar bagun dan duduk di tempat tidur
 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi atau pun beristirahat
 Merencakan dan memantau program aktivitas
 Mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan dirumah sesuai dengan kebutuhan
 Mencegah kelelahan
 Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan metabolic menghemat energi untuk penyembuhan,
pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan bernapas.
 Meningkatkan
penegetahuan ibu tentang pentingnya mobilisai
2 Tujuan dan Kriteria Hasil:
a. Pasien akn menunjukan tehnik relaksasi secara individual yang efektif untuk mencapai kenyamanan
b. Pasien akan mempertahankan nyeri pada 3 atau kurang.
c. Pasien akan mengenali faktor penyebab dan menggunakan tindakan untuk mencegah nyeri.
Rencana Tindakan Rasional
2. Pengkajian :
 Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, gerasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan nyeri atau faktor prefisipitasinya
Observasi :
 Kenali faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
 Pantau tanda-tanda vital
Mandiri :
 Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum
menjadi berat
 Berikan tindakan kenyaman dasar dan aktivitas rapetik.
Kolaborasi :
 Laporkan pada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri pasien dimasa lalu
 Membantu dalam mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk atau keefetifan analgesic. Jumlah jaringan, otot dan sistem limfatif diangkat dapat mempengaruhi jumlah nyeri yang dialami.
 Menurunkan reaksi terhadap stimulasi dari luar
dan meningkatkan istirahat atau relaksasi
 Nyeri yang berlanjut akan
berdampak pada peningkatan tanda-tanda.
 Jika kondisi nyeri keluhan nyeri masih menunjukan tahap awal, baiknya berikan langsung terapi awal pengendalian nyeri (misalnya: nafas dalam)
 Dapat menurunkan ketidaknyamanan terhadap
luka operasi
 Mungkin diperlukan pemberian alagesik untuk
mendukung proses pengurangan nyeri.
Penkes :
 Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
 Pasien yang mendapat penjelasan tentang nyeri, akan lebih sedikit mengalami stres dibandingkan dengan pasien
yang tidak mendapatkan penjelasan
PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/ Tanggal No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi (SOAP) Rabu 19 juni 2013
1.  Melakukan hubungan terapetik dengan pasien dan keluarga  Memberi penjelasan pada klien
tentang pentingnya mobilisasi post SC
 Mengukur vital sign pasien
 Kaji kesejajaran tubuh dan tingkat kenyamanan selama klien berbaring
 Pengaturan posisi
 Mengubah posisi pasien setiap 2 jam
 Membantu klien untuk miring ke kanan dan miring ke kiri
 Membantu klien untuk bangun dan duduk di tempat tidur
S : Pasien mengatakan susah bergerak akibat luka operasi SC
O : Melakukan pemeriksaan fisik TTV :
TD : 110/80mmHg N : 76x/menit RR : 22x/menit T : 36.6oC
 Pasien merasa lebih nyaman
 Pasien melakukan aktivitas masih membutuhkan bantuan perawat/keluarga
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
Kamis 20 juni 2013
2  Memantau keadaan umum pasien
 Mengukur vital sign pasien
 Membantu klien dalam memenuhi kebutuhan
S : Pasien mengatakan sudah mulai bisa melakukan aktivitas, walaupun masih dalam bantuan keluarga
O : – Melakukan vital saign TD : 120/80 mmhg
N : 78 x/i RR : 23 x/i T : 36,2oC
 8 jam pertama miring kiri dan miring kanan, 24 jam belajar bagun dan duduk ditempat tidur
 Membantu klien untuk mobilisasi secara bertahap
 Meninggikan bagian kepala tempat tidur pada 40-60 derajat  Letakan kepala pada matras
atau bantal kecil
 Meningkatkan kenyamanan, mendukung ventilasi, dan memberikan kesempatan bersosialisasi ataupun beristirahat.
 Mencegah kontraktur fleksi servikal
A : Masalah teratasi sebagian