• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

D P bi bi

OLEH :

Dosen Pembimbing

Hera Widyastuti., Ir., MT. MARIO ADITYO BASKORO

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Manfaat Penulisan

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Batasan Masalah

1.6 Lokasi Studi

(3)

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Pemilihan Kasus

Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas

Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas

jalan yang cukup serius, dimana tercatat 13.399 kejadian dengan jumlah

kematian 9.856 orang, luka berat 6.142 orang dan luka ringan 8.694

orang

(MABES

Polri,

2003).

Data

Ditlantas

Polda

Jatim

juga

b tk

k

li

l k

d l h

il

h h k

menyebutkan, kawasan yang paling rawan laka adalah wilayah hukum

Polwiltabes Surabaya. Tercatat sejak Januari 2008 hingga

Desember

2008 terjadi 2.320 kasus laka dengan korban meninggal 1.090 jiwa.

Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki laki dari kelompok usia

Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia

produktif, yakni antara 15 - 40 tahun. Dimana persentase terbesar adalah

mereka yang berada dalam kelompok umur 20-29 tahun. Hal ini

mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal.

Pemakai kendaraan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami kecelakaan dibandingkan dengan penggunaan kendaraan

lainnya seperti mobil. Perbedaan terbesar antara

sepeda motor dan

mobil adalah kategori fatal yang mana 15 kali lebih tinggi untuk

bersepeda motor.

(4)

1.1 Latar Belakang

Latar Belakang Pemilihan Lokasi Penelitian

I

tit t T k

l

i S

l h N

b

S

b

(ITS)

k

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan

salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang memiliki

jumlah mahasiswa yang banyak memakai sepeda motor sebagai

kendaraan

untuk

melakukan

aktifitas

sehari-hari

Sehingga

kendaraan

untuk

melakukan

aktifitas

sehari-hari.

Sehingga

memiliki resiko mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.

Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang

Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang

berjenis kelamin laki-laki

(5)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada keadaan yang ada (eksisting), yang nantinya akan dikaji

untuk didapatkan jawabannya. Antara lain sebagai berikut :

‰Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa I tit t T k l i S l h N b S b bil l i k l k

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan

ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden menggunakan dengan metode The Gross Output ?

‰Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan

ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output ?

‰Berapa perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah ?

‰Berapa probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode

untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay ?

(6)

1.3 Manfaat Penulisan

S t l h dik t h i h

il d i

hit

bi

k

l k

t

b t

„

Setelah diketahui hasil dari perhitungan biaya kecelakaan tersebut

maka kedepannya penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

untuk dijadikan acuan bagi semua pihak terkait. Sehingga

perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan

perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan

infrastruktur dalam kerangka peningkatan keselamatan lalu lintas

dapat dihindarkan.

(7)

1.3 Tujuan

Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, diharapkan uraian tentang hasil yang akan

dicapai atau jawaban permasalahan penelitian, antara lain sebagai berikut :

‰Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden dengan menggunakan Metode The Gross Output.

‰Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output.

‰Mengetahui perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah

responden dan peraturan pemerintah.

‰Mengetahui besarnya probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay.

(8)

1.4 Batasan Masalah

Agar Tugas Akhir ini terarah lebih jelas maka perlu ditentukan batas-batas pada

permasalahan yang akan dibahas, antara lain sebagai berikut :

1.

Mengevaluasi biaya kecelakaan dengan menggunakan Metode The Gross

Output.

2.

Mencari probability menggunakan metode Willingness To Pay.

3.

Mengevaluasi biaya kecelakaan berdasarkan kepemilikan kendaraan sepeda

t

di k l

h

i

I

tit t T k

l

i S

l h N

b

S

b

motor di kalangan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

4.

Tidak membahas penyebab terjadinya kecelakaan.

(9)

1.5 Lokasi Studi

Peta Lokasi Studi (Kota Surabaya)

(10)

Peta Lokasi Studi (Kampus ITS)

(11)

Peta Lokasi Studi (Kampus ITS)

(12)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum

2.2 Biaya Kecelakaan

2.3 Ketentuan Teknis

(13)

2.1 Umum

Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak

disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan

disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan

dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban

manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)

Kecelakaan jalan raya adalah suatu peristiwa yang tidak

disengaja baik itu berupa tubrukan jatuh atau terguling

disengaja, baik itu berupa tubrukan, jatuh, atau terguling,

atau

tergelincir

yang

terjadi

di

jalan

raya

yang

mengakibatkan korban kehilangan nyawa atau luka-luka

atau kerusakan property

yang minimal melibatkan satu

atau kerusakan property, yang minimal melibatkan satu

kendaraan yang bergerak. (

Kadilayi;1978

)

(14)

Klasifikasi Korban Akibat Kecelakaan Lalu Lintas

Berdasarkan Peraturan pemerintah

PP No 43 Th l993 Pasal

korban akibat kecelakaan dibedakan menjadi tiga yaitu :

j

g y

Korban Mati.

Korban Mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat

kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari

kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari

setelah kecelakaan tersebut.

Korban Luka Berat

Korban Luka Berat.

Korban Luka Berat adalah korban yang karena luka-lukanya

menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih

dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan

dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan.

Korban Luka Ringan.

Korban Luka Ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam

kategori korban mati dan korban luka berat.

(15)

2.2 Biaya Kecelakaan

A.

Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan korban kecelakaan

yang meliputi biaya rumah sakit biaya rawat jalan biaya reparasi

yang meliputi biaya rumah sakit, biaya rawat jalan, biaya reparasi

kendaraan, biaya administrasi, dan biaya lainnya. Dengan

penjelasan masing-masing biaya sebagai berikut:

1 Biaya Rumah Sakit

1. Biaya Rumah Sakit.

Biaya perawatan medis dirumah sakit.

2. Biaya Rawat Jalan.

Sebagian korban luka ringan yang mengalami goresan, kaki atau

tangan terkilir lebih suka menjalani perawatan di rumah dan bukan

menjalani perawatan medis. Pembelian obat pembunuh rasa sakit,

i

di i f kt

d

b t

t di i

l

d l h b

i

d i

cairan disinfektan dan pengobatan tradisional adalah bagian dari

solusi

mereka.

Meskipun

mereka

tidak

membutuhkan

biaya

perawatan medis, pada kenyataannya mereka mengeluarkan uang

untuk proses penyembuhan

(16)

3. Biaya Reparasi Kendaraan.

Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kendaraan yang rusak

akibat kecelakaan

akibat kecelakaan.

4. Biaya Administrasi.

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar polis asuransi atau biaya

d i i t

i l i

administrasi lainnya.

5. Biaya Lainnya.

Biaya lainnya adalah biaya yang tidak termasuk dalam biaya-biaya

diatas, seperti pembayaran ke pihak ketiga.

(17)

B.

Biaya Tak Langsung (Indirect Cost).

Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat

Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat

kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human

Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu

akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang

akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang

terbuang

dan

pendapatan.

Human

Cost

barkaitan

dengan

perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban

setelah kecelakaan.

(18)

2.1 Ketentuan Teknis.

Metode Willingness To Pay.

Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui persentasi

kemungkinan orang yang mau membayar lebih untuk mengurangi resiko

kecelakaan

kecelakaan.

Kemungkinan pilihan untuk keinginan membayar jumlah untuk pengurangan

kecelakaan dapat ditulis sebagai berikut:

β' no yes yes

e

e

e

P

P

ni yes βχ βχ χ β ' ' ' ) (

+

=

=

Di mana :

P

: Kemungkinan individu n yang berkeinginan membayar jumlah untuk

mengurangi resiko kecelakaan.

(19)

Metode Gross Output (Human Capital Approach).

Pendekatan lain yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada

Tugas Akhir ini adalah Gross Output (Human Capital Approach).

Berikut uraian singkat mengenai klasifikasi biaya kecelakaan yang

jelaskan pada metode Gross Output (Human Capital Approach) :

1. Biaya langsung (Direct Cost).

Yaitu kerugian yang langsung dialami oleh korban setelah

g

y

g

g

g

kecelakaan seperti biaya rumah sakit, biaya physiotheraphy, biaya

administrasi, biaya perbaikan kendaraan dan biaya lain-lain.

2. Biaya tak langsung (Indirect Cost).

y

g

g (

)

Yaitu kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat

kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human

Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu

g y p

y

g

g y

akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang

terbuang dan pendapatan.

(20)

Human Cost berkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis

dan emosional korban setelah kecelakaan Downing A(1997)

dan emosional korban setelah kecelakaan. Downing, A(1997)

merekomendasikan menambahkan suatu penjumlahan dari

penderitaan, duka cita dimana perinciannya :

„

38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal

„

38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal.

„

100% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan serius.

„

8% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan ringan.

Untuk perhitungan biaya kecelakaan, biaya langsung dan biaya tak

langsung di dijumlahkan berdasarkan klasifikasinya. Kemudian

biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tak langsung (Indirect Cost)

dijumlahkan sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata rata

dijumlahkan, sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata-rata

dapat diketahui.

(21)

BAB 3

METODOLOGI

METODOLOGI

PERUMUSAN MASALAH START STUDI LITERATUR

PENGUMPULAN DATA SEKUNDER

D t j l h h i d i BAAK ITS

PENENTUAN JUMLAH SAMPEL

) . ( 1 2 e N N n + =

Data jumlah mahasiswa dari BAAK ITS

PENGUMPULAN DATA PRIMER

Hasil pengedaran kuisoner dan wawancara langsung ke

mahasiswa ITS

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISA BIAYA

KECELAKAAN

KESIMPULAN DAN SARAN

(22)

BAB 4

PENGUMPULAN DATA

Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa ITS Semester Gasal

2008-2009

FAKULTAS LAKI LAKI PEREMPUAN TOTAL

FAKULTAS LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

FMIPA 875 1391 2266 FTI 4639 1642 6281 FTSP 2730 1514 4244 FTSP 2730 1514 4244 FTIF 1046 440 1486 FTK 1446 211 1657 TOTAL 10736 5198 15934 TOTAL 10736 5198 15934

(23)

Penentuan Jumlah Sample

Berdasarkan data yang diperoleh dari BAAK ITS dapat kita tentukan jumlah sample

yang diperlukan. Dengan diketahuinya jumlah populasi mahasiswa ITS maka

menurut Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) digunakan metode pengambilan

l d i

h

i

dil k k

d

d k t

b bilit

li

sampel dari mahasiswa dilakukan dengan pendekatan non-probability sampling

melalui metode Convenience Sampling, yaitu ketika responden yang akan dijadikan

sampel sedang berada di lokasi penelitian dan bersedia diwawancara.

Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan

Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan

Suryana, 2006) sesuai dengan rumus :

Dimana :

15934

= 177 sample

)

077

,

0

.

15934

(

1

15934

2

+

=

n

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

gg

p

g

p

yang masih dapat ditolerir.

(24)

Identifikasi Responden

Jenis Kelamin

Diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 104 orang (58,76%),

sedangkan perempuan sebanyak 73 orang (41,24%), seperti terlihat pada

Gambar

100 120 60 80 u ml ah Orang Laki-laki P 20 40 J u Perempuan 0 Jenis Kelamin

(25)

Usia

Sedangkan dari segi usia diketahui bahwa responden berusia antara 17 - 24

tahun. Diketahui responden umur 17 tahun sebanyak 1 orang (0,56%), usia 18

tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 19 tahun sebanyak 42 orang

(23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak

(23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak

35 orang (19,77%), usia 22 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 23 tahun

sebanyak 9 orang (5,08%), dan usia 24 tahun sebanyak 1 orang (0,56%).

Seperti terlihat pada gambar

1 24

Jumlah Responden

Jumlah Responden 35 14 9 1 21 22 23 24 42 61 35 19 20 21 1 14 17 18

(26)

Uang Saku

Dari nominal uang saku dari total responden dapat diketahui kisaran uang

Dari nominal uang saku dari total responden, dapat diketahui kisaran uang

saku yang diterima responden tiap bulannya. Didapat sebanyak 26 orang

(14,69%) dengan uang saku < 1 juta tiap bulan, 148 orang (83,62%)

dengan uang saku antara 1 juta – 2,5 juta tiap bulan, 3 orang (1,69%)

dengan uang saku antara 2,5 juta – 5 juta tiap bulan, dan 0 orang (0%)

dengan uang saku > 5 juta tiap bulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

gambar

> 5 juta 1 juta - 2,5 juta 2,5 juta - 5 juta Uang Saku 0 20 40 60 80 100 120 140 160 < 1 juta Jumlah Responden

(27)

Aktivitas

Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak

Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak

terhenti akibat kecelakaan lalu lintas. Dari hasil penyebaran kuisioner

diketahui sebanyak 86 orang (48,59%) aktivitasnya terhenti dan sebanyak

91 orang (51,41%) aktivitasnya tidak terhenti. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada gambar

86 91

(28)

BAB 5

ANALISA DATA

Metode Gross Output.

1. Biaya Kecelakaan Menurut Opini Responden A. Luka Berat.

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp 5 160 714 29

Rp. 5.160.714,29.

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan

kehilangan produktivitas.

Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp. 672.857,14

‰Biaya Kecelakaan (Casualty Cost)

‰Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah

biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp. 11.667.142,86

(29)

B Luka Ringan B. Luka Ringan.

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.251.027,40

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 44,52% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas.

Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.58.447,49

‰ Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah

(30)

C PDO (Property Damage Only) C. PDO (Property Damage Only).

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.148.000,00.

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp 0

dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0

‰ Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.148.000,00

(31)

Metode Gross Output.

2. Biaya Kecelakaan Menurut PP A. Luka Berat.

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.7.440.000,00.

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan

kehilangan produktivitas.

Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.1.208.333,33. p p

‰Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata–rata Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah

(32)

B Luka Ringan B. Luka Ringan.

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.800.351,56.

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 84,37% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas.

Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.129.856,77.

‰ Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah

(33)

C PDO (Property Damage Only) C. PDO (Property Damage Only).

‰ Biaya Langsung (Direct Cost).

Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.155.909,09.

‰ Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )

Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp 0

dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0

‰ Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).

Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.155.909,09.

(34)

Metode Willingness To Pay. Laki-laki

Dari hasil analisis model Logistic Regression tersebut, maka dapat digambarkan

model logit sebagai berikut:

Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 usia

M

j k

d

R

i L

i tik t

b t

k d

t dij l

k

b

i

Merujuk pada persamaan Regresi Logistik tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1.

Konstanta (a):

Konstanta sebesar 7.348 adalah probabilitas keinginan

untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel.

untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel.

2.

Koefisien regresi usia sebesar -0.399 menyatakan bahwa log odds keinginan

untuk mau membayar biaya lebih (Option A), dimana setiap peningkatan usia

sebesar satu satuan akan menurunkan probabilitas masyarakat untuk mau

membayar biaya lebih (Option A) sebesar factor (e-

0.399

= 0,671), dengan

(35)

„

Dari hasil analisa menunjukkan nilai mean,modus dan median adalah sama

yaitu usia 20 tahun.

yaitu usia 20 tahun.

„

Untuk mendapatkan nilai probabilitas dapat dilihat dari ilustrasi sebagai

berikut, jika seorang mahasiswa ITS berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin

laki-laki.

„

Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 (20)

= -0.632

„

Oleh karena itu probabilitas yang diperoleh adalah

Logit (p)= (Exp

-0.632

/ 1+ Exp

-0.632

)

= 0.347

„

Indikasi ini menunjukan bahwa probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS

dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki (nilai

1)

00

internal jenis kelamin pria = 1), untuk mau membayar sebesar Rp 700

(36)

„

Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita

untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan

untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan

kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable

yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin

perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna

k

k

l k

b

25 %

(37)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6 2 Saran

(38)

6.1

Kesimpulan

Metode Gross Output

Metode Gross Output.

Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa :

Berikut ini adalah hasil perhitungan accident cost mahasiswa Institut Teknologi

Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output :

Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output :

¾

Biaya kecelakaan rata-rata menurut opini responden :

1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat

adalah Rp. 11.667.142,86.

p

2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka

ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88.

3)Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya

mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00.

¾

Biaya kecelakaan rata-rata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun l993:

1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat

d l h R

17 296 666 67

adalah Rp. 17.296.666,67.

2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka

ringan adalah Rp. Rp. 997.855,21.

3) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya

3) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya

mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 154.769,00.

(39)

Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan

Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan

peraturan, disimpulkan bahwa :

1.

Untuk korban dengan luka berat, biaya kecelakaan menurut peraturan

pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut

pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut

opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup

signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah

kecelakaan.

kecelakaan.

2.

Untuk korban dengan luka ringan, biaya kecelakaan menurut peraturan

pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut

opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup

opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup

signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah

kecelakaan.

3.

Tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara biaya kecelakaan

3

da ada pe bedaa ya g ya g s g

a a ta a b aya ece a aa

menurut opini responden dan peraturan pemerintah. Hal ini disebabkan

karena opini responden dan peraturan pemerintah memiliki kriteria

(40)

Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan

luka berat adalah Rp. 11.667.142,86 : Rp. 17.296.666,67.

1 : 1,48

Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan

luka ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88 : Rp. 997.855,21.

1 : 3

Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya

mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00 : Rp. 154.769,00.

1 : 1,06

(41)

„

Metode Willingness To Pay.

Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut :

Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut :

„

Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20

tahun, dan berjenis kelamin laki-laki untuk mau membayar sebesar Rp 700

rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 %.

p

g

,

„

Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita

untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan

kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable

i

ifik

d l

hi

h

i

ITS b j

i k l

i

yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin

perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna

(42)

6.1

Saran

1.

Karena suatu keterbatasan penulis mengambil sample berdasarkan latar

belakang mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample

Surabaya, diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample

berdasarkan fakultas atau jurusan mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi

Sepuluh Nopember Surabaya

2.

Dari hasil studi diperoleh bahwa biaya kecelakaan rata-rata yang dikeluarkan

a

as stud d pe o e ba

a b aya ece a aa

ata ata ya g d e ua a

oleh mahasiswa ITS relative tinggi, maka sebaiknya pemerintah atau pihak

terkait mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi

kecelakaan yang pernah dan sedang dilaksanakan menginggat cukup

besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan

besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan

dapat ditekan dan biaya kecelakaan dapat berkurang.

3.

Selain mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi

angka kecelakaan pihak terkait juga perlu memberi penyuluhan atau seminar

angka kecelakaan pihak terkait juga perlu memberi penyuluhan atau seminar

untuk mengurangi angka kecelakaan kepada mahasiswa ITS.

(43)

SEKIAN & TERIMA KASIH

SEKIAN & TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Persamaan ini tidak lain adalah persamaan yang mendefinisikan hambatan yang dimiliki oleh suatu peranti : besarnya hambatan R yang dimiliki oleh suatu peranti atau komponen

Karena kami memiliki kambing sendiri sehingga harga daging kambing sangat terjangkau.. Dengan memiliki kambing sendiri, ini berarti bahwa stok daging bisa kami pastikan selalu

Berdasarkan uraian tersebut dalam makalah ini akan dibahas mengenai “ Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah DangkalmDi TPA ( Tempat.. Pembuangan Akhir

[r]

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara parsial leverage, ukuran perusahaan, komite audit dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan

tentang Keimanandan Ketaqwaan kepada Allah SWT serta hubungan keimanan dan ketaqwaan dalam konteks akhlak islamiyah.

3. Interface Serial0/3/0 dengan IP Address 40.2.0.0 sudah dalam kondisi terkoneksi dengan jaringan sedangkan Interface Serial0/3/1 dalam kondisi down/tidak

Konteks orangan terdapat dalam slogan iklan makanan ringan Twistko, Tango, Gery Salut Malkist Cheese ; konteks situasi terdapat dalam iklan makanan ringan Cheetos,