EVALUASI ACCIDENT COST MAHASISWA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
D P bi bi
OLEH :
Dosen Pembimbing
Hera Widyastuti., Ir., MT. MARIO ADITYO BASKORO
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Batasan Masalah
1.6 Lokasi Studi
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Pemilihan Kasus
Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas
Indonesia dewasa ini menghadapi permasalahan kecelakaan lalu lintas
jalan yang cukup serius, dimana tercatat 13.399 kejadian dengan jumlah
kematian 9.856 orang, luka berat 6.142 orang dan luka ringan 8.694
orang
(MABES
Polri,
2003).
Data
Ditlantas
Polda
Jatim
juga
b tk
k
li
l k
d l h
il
h h k
menyebutkan, kawasan yang paling rawan laka adalah wilayah hukum
Polwiltabes Surabaya. Tercatat sejak Januari 2008 hingga
Desember
2008 terjadi 2.320 kasus laka dengan korban meninggal 1.090 jiwa.
Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki laki dari kelompok usia
Sebagian besar kecelakaan dialami kaum laki-laki dari kelompok usia
produktif, yakni antara 15 - 40 tahun. Dimana persentase terbesar adalah
mereka yang berada dalam kelompok umur 20-29 tahun. Hal ini
mengakibatkan penurunan produktivitas secara massal.
Pemakai kendaraan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
mengalami kecelakaan dibandingkan dengan penggunaan kendaraan
lainnya seperti mobil. Perbedaan terbesar antara
sepeda motor dan
mobil adalah kategori fatal yang mana 15 kali lebih tinggi untuk
bersepeda motor.
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang Pemilihan Lokasi Penelitian
I
tit t T k
l
i S
l h N
b
S
b
(ITS)
k
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) merupakan
salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya yang memiliki
jumlah mahasiswa yang banyak memakai sepeda motor sebagai
kendaraan
untuk
melakukan
aktifitas
sehari-hari
Sehingga
kendaraan
untuk
melakukan
aktifitas
sehari-hari.
Sehingga
memiliki resiko mengalami kecelakaan kendaraan bermotor.
Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang
Mahasiswa yang ada di ITS didominasi oleh mereka yang
berjenis kelamin laki-laki
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan pada keadaan yang ada (eksisting), yang nantinya akan dikaji
untuk didapatkan jawabannya. Antara lain sebagai berikut :
Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa I tit t T k l i S l h N b S b bil l i k l k
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan
ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden menggunakan dengan metode The Gross Output ?
Berapa biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan
ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output ?
Berapa perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah ?
Berapa probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode
untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay ?
1.3 Manfaat Penulisan
S t l h dik t h i h
il d i
hit
bi
k
l k
t
b t
Setelah diketahui hasil dari perhitungan biaya kecelakaan tersebut
maka kedepannya penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
untuk dijadikan acuan bagi semua pihak terkait. Sehingga
perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan
perselisihan dalam usulan penanganan maupun perbaikan
infrastruktur dalam kerangka peningkatan keselamatan lalu lintas
dapat dihindarkan.
1.3 Tujuan
Dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, diharapkan uraian tentang hasil yang akan
dicapai atau jawaban permasalahan penelitian, antara lain sebagai berikut :
Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut opini responden dengan menggunakan Metode The Gross Output.
Mengetahui besarnya biaya kecelakaan lalu lintas rata-rata yang harus dikeluarkan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya bila mengalami kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan hanya mengalami kerusakan property menurut Peraturan Pemerintah menggunakan dengan metode The Gross Output.
Mengetahui perbandingkan biaya kecelakaan antara biaya kecelakaan menurut opini responden dan peraturan pemerintah
responden dan peraturan pemerintah.
Mengetahui besarnya probability mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya untuk mengurangi 25% resiko kecelakaan dengan menggunakan metode Willingness To Pay.
1.4 Batasan Masalah
Agar Tugas Akhir ini terarah lebih jelas maka perlu ditentukan batas-batas pada
permasalahan yang akan dibahas, antara lain sebagai berikut :
1.
Mengevaluasi biaya kecelakaan dengan menggunakan Metode The Gross
Output.
2.
Mencari probability menggunakan metode Willingness To Pay.
3.
Mengevaluasi biaya kecelakaan berdasarkan kepemilikan kendaraan sepeda
t
di k l
h
i
I
tit t T k
l
i S
l h N
b
S
b
motor di kalangan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
4.Tidak membahas penyebab terjadinya kecelakaan.
1.5 Lokasi Studi
Peta Lokasi Studi (Kota Surabaya)
Peta Lokasi Studi (Kampus ITS)
Peta Lokasi Studi (Kampus ITS)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.2 Biaya Kecelakaan
2.3 Ketentuan Teknis
2.1 Umum
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
disangka-sangka dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban
manusia atau kerugian harta benda (PP No 43 Th. l993, Pasal 93)
Kecelakaan jalan raya adalah suatu peristiwa yang tidak
disengaja baik itu berupa tubrukan jatuh atau terguling
disengaja, baik itu berupa tubrukan, jatuh, atau terguling,
atau
tergelincir
yang
terjadi
di
jalan
raya
yang
mengakibatkan korban kehilangan nyawa atau luka-luka
atau kerusakan property
yang minimal melibatkan satu
atau kerusakan property, yang minimal melibatkan satu
kendaraan yang bergerak. (
Kadilayi;1978
)
Klasifikasi Korban Akibat Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan Peraturan pemerintah
PP No 43 Th l993 Pasal
korban akibat kecelakaan dibedakan menjadi tiga yaitu :
j
g y
•
Korban Mati.
Korban Mati adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari
kecelakaan lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 hari
setelah kecelakaan tersebut.
Korban Luka Berat
•
Korban Luka Berat.
Korban Luka Berat adalah korban yang karena luka-lukanya
menderita cacat tetap atau harus dirawat dalam jangka waktu lebih
dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan
dari 30 hari sejak terjadi kecelakaan.
•
Korban Luka Ringan.
Korban Luka Ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam
kategori korban mati dan korban luka berat.
2.2 Biaya Kecelakaan
A.
Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan korban kecelakaan
yang meliputi biaya rumah sakit biaya rawat jalan biaya reparasi
yang meliputi biaya rumah sakit, biaya rawat jalan, biaya reparasi
kendaraan, biaya administrasi, dan biaya lainnya. Dengan
penjelasan masing-masing biaya sebagai berikut:
1 Biaya Rumah Sakit
1. Biaya Rumah Sakit.
Biaya perawatan medis dirumah sakit.
2. Biaya Rawat Jalan.
Sebagian korban luka ringan yang mengalami goresan, kaki atau
tangan terkilir lebih suka menjalani perawatan di rumah dan bukan
menjalani perawatan medis. Pembelian obat pembunuh rasa sakit,
i
di i f kt
d
b t
t di i
l
d l h b
i
d i
cairan disinfektan dan pengobatan tradisional adalah bagian dari
solusi
mereka.
Meskipun
mereka
tidak
membutuhkan
biaya
perawatan medis, pada kenyataannya mereka mengeluarkan uang
untuk proses penyembuhan
3. Biaya Reparasi Kendaraan.
Biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kendaraan yang rusak
akibat kecelakaan
akibat kecelakaan.
4. Biaya Administrasi.
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar polis asuransi atau biaya
d i i t
i l i
administrasi lainnya.
5. Biaya Lainnya.
Biaya lainnya adalah biaya yang tidak termasuk dalam biaya-biaya
diatas, seperti pembayaran ke pihak ketiga.
B.
Biaya Tak Langsung (Indirect Cost).
Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat
Kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat
kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human
Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu
akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang
akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang
terbuang
dan
pendapatan.
Human
Cost
barkaitan
dengan
perhitungan biaya akibat faktor psikis dan emosional korban
setelah kecelakaan.
2.1 Ketentuan Teknis.
Metode Willingness To Pay.
Merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengetahui persentasi
kemungkinan orang yang mau membayar lebih untuk mengurangi resiko
kecelakaan
kecelakaan.
Kemungkinan pilihan untuk keinginan membayar jumlah untuk pengurangan
kecelakaan dapat ditulis sebagai berikut:
β' no yes yes
e
e
e
P
P
ni yes βχ βχ χ β ' ' ' ) (+
=
=
Di mana :
P
: Kemungkinan individu n yang berkeinginan membayar jumlah untuk
mengurangi resiko kecelakaan.
Metode Gross Output (Human Capital Approach).
Pendekatan lain yang dipakai untuk menentukan biaya satuan pada
Tugas Akhir ini adalah Gross Output (Human Capital Approach).
Berikut uraian singkat mengenai klasifikasi biaya kecelakaan yang
jelaskan pada metode Gross Output (Human Capital Approach) :
1. Biaya langsung (Direct Cost).
Yaitu kerugian yang langsung dialami oleh korban setelah
g
y
g
g
g
kecelakaan seperti biaya rumah sakit, biaya physiotheraphy, biaya
administrasi, biaya perbaikan kendaraan dan biaya lain-lain.
2. Biaya tak langsung (Indirect Cost).
y
g
g (
)
Yaitu kerugian yang tak langsung dialami dialami korban akibat
kecelakaan seperti hilangnya produktifitas (nilai waktu) dan Human
Cost. Hilangnya produktifitas menyangkut berkurangnya nilai waktu
g y p
y
g
g y
akibat kecelakaan yang diperoleh dengan mengalikan waktu yang
terbuang dan pendapatan.
Human Cost berkaitan dengan perhitungan biaya akibat faktor psikis
dan emosional korban setelah kecelakaan Downing A(1997)
dan emosional korban setelah kecelakaan. Downing, A(1997)
merekomendasikan menambahkan suatu penjumlahan dari
penderitaan, duka cita dimana perinciannya :
38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal
38% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan fatal.
100% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan serius.
8% dari biaya-biaya total untuk kecelakaan ringan.
Untuk perhitungan biaya kecelakaan, biaya langsung dan biaya tak
langsung di dijumlahkan berdasarkan klasifikasinya. Kemudian
biaya langsung (Direct Cost) dan biaya tak langsung (Indirect Cost)
dijumlahkan sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata rata
dijumlahkan, sehingga prediksi besarnya biaya kecelakaan rata-rata
dapat diketahui.
BAB 3
METODOLOGI
METODOLOGI
PERUMUSAN MASALAH START STUDI LITERATURPENGUMPULAN DATA SEKUNDER
D t j l h h i d i BAAK ITS
PENENTUAN JUMLAH SAMPEL
) . ( 1 2 e N N n + =
Data jumlah mahasiswa dari BAAK ITS
PENGUMPULAN DATA PRIMER
Hasil pengedaran kuisoner dan wawancara langsung ke
mahasiswa ITS
KESIMPULAN DAN SARAN ANALISA BIAYA
KECELAKAAN
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 4
PENGUMPULAN DATA
Rekapitulasi Jumlah Mahasiswa ITS Semester Gasal
2008-2009
FAKULTAS LAKI LAKI PEREMPUAN TOTAL
FAKULTAS LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL
FMIPA 875 1391 2266 FTI 4639 1642 6281 FTSP 2730 1514 4244 FTSP 2730 1514 4244 FTIF 1046 440 1486 FTK 1446 211 1657 TOTAL 10736 5198 15934 TOTAL 10736 5198 15934
Penentuan Jumlah Sample
Berdasarkan data yang diperoleh dari BAAK ITS dapat kita tentukan jumlah sample
yang diperlukan. Dengan diketahuinya jumlah populasi mahasiswa ITS maka
menurut Slovin (Oktaviani dan Suryana, 2006) digunakan metode pengambilan
l d i
h
i
dil k k
d
d k t
b bilit
li
sampel dari mahasiswa dilakukan dengan pendekatan non-probability sampling
melalui metode Convenience Sampling, yaitu ketika responden yang akan dijadikan
sampel sedang berada di lokasi penelitian dan bersedia diwawancara.
Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan
Ukuran sampel yang akan diambil mengacu pada pendapat Slovin (Oktaviani dan
Suryana, 2006) sesuai dengan rumus :
Dimana :
15934
= 177 sample
)
077
,
0
.
15934
(
1
15934
2+
=
n
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
gg
p
g
p
yang masih dapat ditolerir.
Identifikasi Responden
Jenis Kelamin
Diketahui bahwa responden laki-laki sebanyak 104 orang (58,76%),
sedangkan perempuan sebanyak 73 orang (41,24%), seperti terlihat pada
Gambar
100 120 60 80 u ml ah Orang Laki-laki P 20 40 J u Perempuan 0 Jenis KelaminUsia
Sedangkan dari segi usia diketahui bahwa responden berusia antara 17 - 24
tahun. Diketahui responden umur 17 tahun sebanyak 1 orang (0,56%), usia 18
tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 19 tahun sebanyak 42 orang
(23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak
(23,73%), usia 20 tahun sebanyak 61 orang (34,46%), usia 21 tahun sebanyak
35 orang (19,77%), usia 22 tahun sebanyak 14 orang (7,91%), usia 23 tahun
sebanyak 9 orang (5,08%), dan usia 24 tahun sebanyak 1 orang (0,56%).
Seperti terlihat pada gambar
1 24
Jumlah Responden
Jumlah Responden 35 14 9 1 21 22 23 24 42 61 35 19 20 21 1 14 17 18Uang Saku
Dari nominal uang saku dari total responden dapat diketahui kisaran uang
Dari nominal uang saku dari total responden, dapat diketahui kisaran uang
saku yang diterima responden tiap bulannya. Didapat sebanyak 26 orang
(14,69%) dengan uang saku < 1 juta tiap bulan, 148 orang (83,62%)
dengan uang saku antara 1 juta – 2,5 juta tiap bulan, 3 orang (1,69%)
dengan uang saku antara 2,5 juta – 5 juta tiap bulan, dan 0 orang (0%)
dengan uang saku > 5 juta tiap bulan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
gambar
> 5 juta 1 juta - 2,5 juta 2,5 juta - 5 juta Uang Saku 0 20 40 60 80 100 120 140 160 < 1 juta Jumlah RespondenAktivitas
Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak
Berikut adalah data responden yang aktivitasnya terhenti dan yang tidak
terhenti akibat kecelakaan lalu lintas. Dari hasil penyebaran kuisioner
diketahui sebanyak 86 orang (48,59%) aktivitasnya terhenti dan sebanyak
91 orang (51,41%) aktivitasnya tidak terhenti. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada gambar
86 91
BAB 5
ANALISA DATA
Metode Gross Output.
1. Biaya Kecelakaan Menurut Opini Responden A. Luka Berat.
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp 5 160 714 29
Rp. 5.160.714,29.
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan
kehilangan produktivitas.
Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp. 672.857,14
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost)
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah
biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah Rp. 11.667.142,86
B Luka Ringan B. Luka Ringan.
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.251.027,40
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 44,52% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas.
Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.58.447,49
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah
C PDO (Property Damage Only) C. PDO (Property Damage Only).
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.148.000,00.
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp 0
dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.148.000,00
Metode Gross Output.
2. Biaya Kecelakaan Menurut PP A. Luka Berat.
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata rata biaya langsung (Direct Cost) Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.7.440.000,00.
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka berat semuanya (100%) responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan
kehilangan produktivitas.
Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.1.208.333,33. p p
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 100% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata–rata Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat adalah
B Luka Ringan B. Luka Ringan.
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.800.351,56.
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan dengan luka ringan 84,37% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas.
Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata rata yang Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka ringan sebesar Rp.129.856,77.
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 8% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka ringan adalah
C PDO (Property Damage Only) C. PDO (Property Damage Only).
Biaya Langsung (Direct Cost).
Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya langsung (Direct Cost) Rp.155.909,09.
Biaya tak Langsung (Indirect Cost).y g g ( )
Data kuesioner menyebutkan bahwa responden yang mengalami kecelakaan PDO 0% responden mendapatkan perawatan hingga mengakibatkan kehilangan produktivitas. Hasil perhitungan menyebutkan bahwa biaya tak langsung (Indirect Cost) rata–rata yang dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp 0
dikeluarkan oleh responden untuk kecelakaan luka berat sebesar Rp.0
Biaya Kecelakaan (Casualty Cost).
Untuk mendapatkan nilai dari biaya kecelakaan (Casualty Cost), maka “Total Direct + Lost of Productivity costs” dijumlahkan dengan Pain, grift and suffering sebesar 0% dari jumlah total Direct Cost dan Lost of Productivity Cost. Dari hasil perhitungan, diketahui bahwa rata–rata biaya kecelakaan yang dikeluarkan untuk kecelakaan PDO adalah Rp.155.909,09.
Metode Willingness To Pay. Laki-laki
Dari hasil analisis model Logistic Regression tersebut, maka dapat digambarkan
model logit sebagai berikut:
Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 usia
M
j k
d
R
i L
i tik t
b t
k d
t dij l
k
b
i
Merujuk pada persamaan Regresi Logistik tersebut, maka dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1.
Konstanta (a):
Konstanta sebesar 7.348 adalah probabilitas keinginan
untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel.
untuk mau membayar biaya lebih (Option A) setelah mengontrol seluruh variabel.
2.Koefisien regresi usia sebesar -0.399 menyatakan bahwa log odds keinginan
untuk mau membayar biaya lebih (Option A), dimana setiap peningkatan usia
sebesar satu satuan akan menurunkan probabilitas masyarakat untuk mau
membayar biaya lebih (Option A) sebesar factor (e-
0.399= 0,671), dengan
Dari hasil analisa menunjukkan nilai mean,modus dan median adalah sama
yaitu usia 20 tahun.
yaitu usia 20 tahun.
Untuk mendapatkan nilai probabilitas dapat dilihat dari ilustrasi sebagai
berikut, jika seorang mahasiswa ITS berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin
laki-laki.
Logit (p) = ln (p/1-p) = 7.348 - 0.399 (20)
= -0.632
Oleh karena itu probabilitas yang diperoleh adalah
Logit (p)= (Exp
-0.632/ 1+ Exp
-0.632)
= 0.347
Indikasi ini menunjukan bahwa probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS
dengan karakteristik berusia 20 tahun, dan berjenis kelamin laki-laki (nilai
1)
00
internal jenis kelamin pria = 1), untuk mau membayar sebesar Rp 700
Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita
untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan
untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan
kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable
yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin
perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna
k
k
l k
b
25 %
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
6 2 Saran
6.1
Kesimpulan
Metode Gross Output
Metode Gross Output.
Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa :
Berikut ini adalah hasil perhitungan accident cost mahasiswa Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output :
Sepuluh Nopember Surabaya menggunakan metode The Gross Output :
¾
Biaya kecelakaan rata-rata menurut opini responden :
1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat
adalah Rp. 11.667.142,86.
p
2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka
ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88.
3)Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya
mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00.
¾
Biaya kecelakaan rata-rata menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun l993:
1) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka berat
d l h R
17 296 666 67
adalah Rp. 17.296.666,67.
2) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan luka
ringan adalah Rp. Rp. 997.855,21.
3) Biaya kecelakaan rata rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya
3) Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya
mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 154.769,00.
Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan
Dari hasil perhitungan biaya kecelakaan berdasarkan opini dan
peraturan, disimpulkan bahwa :
1.
Untuk korban dengan luka berat, biaya kecelakaan menurut peraturan
pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut
pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut
opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup
signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah
kecelakaan.
kecelakaan.
2.
Untuk korban dengan luka ringan, biaya kecelakaan menurut peraturan
pemerintah lebih besar bila dibandingkan biaya kecelakaan menurut
opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup
opini responden. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang cukup
signifikan pada biaya yang dikeluarkan pada masa perawatan setelah
kecelakaan.
3.
Tidak ada perbedaan yang yang signifikan antara biaya kecelakaan
3
da ada pe bedaa ya g ya g s g
a a ta a b aya ece a aa
menurut opini responden dan peraturan pemerintah. Hal ini disebabkan
karena opini responden dan peraturan pemerintah memiliki kriteria
Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan
luka berat adalah Rp. 11.667.142,86 : Rp. 17.296.666,67.
1 : 1,48
Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan dengan
luka ringan adalah Rp. Rp. 334.232,88 : Rp. 997.855,21.
1 : 3
Biaya kecelakaan rata–rata yang dikeluarkan untuk kecelakaan yang hanya
mengakibatkan kerusakan properti adalah Rp. 146.000,00 : Rp. 154.769,00.
1 : 1,06
Metode Willingness To Pay.
Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut :
Dengan menggunakan SPSS 15 didapat kesimpulan sebagai berikut :
Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan karakteristik berusia 20
tahun, dan berjenis kelamin laki-laki untuk mau membayar sebesar Rp 700
rupiah guna menurunkan kecelakaan sebesar 25 % adalah sebesar 34,7 %.
p
g
,
Probabilitas kemungkingan mahasiswa ITS dengan jenis kelamin wanita
untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna menurunkan
kecelakaan sebesar 25 % tidak dapat diprediksi, karena tidak ada variable
i
ifik
d l
hi
h
i
ITS b j
i k l
i
yang signifikan dalam mempengaruhi mahasiswa ITS berjenis kelamin
perempuan untuk mau membayar sebesar Rp 700 rupiah guna
6.1
Saran
1.
Karena suatu keterbatasan penulis mengambil sample berdasarkan latar
belakang mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample
Surabaya, diharapkan pada studi selanjutnya pengambilan sample
berdasarkan fakultas atau jurusan mahasiswa yang kuliah di Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya
2.
Dari hasil studi diperoleh bahwa biaya kecelakaan rata-rata yang dikeluarkan
a
as stud d pe o e ba
a b aya ece a aa
ata ata ya g d e ua a
oleh mahasiswa ITS relative tinggi, maka sebaiknya pemerintah atau pihak
terkait mengevaluasi manajement lalu lintas dan investasi untuk mengurangi
kecelakaan yang pernah dan sedang dilaksanakan menginggat cukup
besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan
besarnya nilai ekonomi yang bisa diselamatkan sehingga angka kecelakaan
dapat ditekan dan biaya kecelakaan dapat berkurang.
3.