PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 1 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN
P U T U S A N
Nomor 393/PDT/2017/ PT.MDN.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata pada Pengadilan tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. E. HEBER PARADUAN LUMBAN GAOL, Jenis kelamin Laki-laki, Agama Kristen Protestan, Tempat tanggal lahir Simanduma, 8 September 1979, Alamat Jln. Palem 4 Lk IX No. 131 Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan, disebut sebaga PEMBANDING-I dahulu Pelawan I (Pembantah I);
2. MAROJAHAN LUMBAN GAOL, Jenis kelamin Laki-laki, Agama Kristen Protestan, Tempat tanggal lahir Simanduma, 23 Maret 1983, Alamat Dusun IV Timur A. Jln. Pemasyarakatan Gang Tomat Desa Tanjung Gusta, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, disebut sebagai PEMBANDING-II dahulu Pelawan II (Pembantah II);
3. LASMARIA LUMBAN GAOL, Jenis kelamin Perempuan, Agama Kristen Protestan, Tempat tanggal lahir Tigabaru, 4 Juli 1986, Alamat Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, disebut sebagai PEMBANDING-III dahulu Pelawan III (Pembantah III);
4. MARIANTI LUMBAN GAOL, Jenis kelamin Perempuan, Tempat tanggal lahir Tigabaru, 17 Mei 1989, Agama Kristen Protestan, Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa, Alamat Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, disebut sebagai PEMBANDING-IV dahulu Pelawan IV (Pembantah IV);
5. DENBOSTON LUMBAN GAOL, Jenis kelamin Laki-laki, Agama Kristen Protestan, Tempat tanggal lahir Tigabaru, 9 April 1992, Alamat Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, disebut sebagai PEMBANDING-V dahulu Pelawan V (Pembantah V);
dalam hal ini memberikan kuasa insidentil kepada E. HEBER PARADUAN LUMBAN GAOL, Tempat/tanggal lahir Simanduma, 8 September 1979, Jenis kelamin Laki-laki, Pekerjaan Wiraswasta, Agama Kristen Protestan, Tempat Tinggal Perum Alamanda Regency Blok K5 No. 9 RT 004/RW 028 Kel. Karang Satria Kec. Tambun Utara, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat, berdasarkan Surat Kuasa Insidentil Nomor W2.Dn.UM.07.06 - 03/XI/2016 tanggal 15 Nopember 2016 ;
Lawan:
1. RUBEN SIBORO, 60 tahun, Laki-laki, Kristen Protestan, Indonesia, Bertani, bertempat tinggal di Lumban Situngkir, Desa Onan Lama, Kecamatan
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 2 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dalam hal ini memberikan kuasa kepada JO. SIMANIHURUK & REKAN Advokat-Konsultan Hukum, beralamat di Jalan Letda Sujono No. 18 Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 24 Oktober 2016 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang pada hari Selasa tanggal 25 Oktober 2016, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING dahulu Terlawan (Terbantah);
2. SONDANG LUMBAN GAOL, 40 tahun, Laki-laki, Kristen Protestan, Indonesia, Bertani, bertempat tinggal di Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBANDING- dahulu Turut Terlawan I (Turut Terbantah I); 3. SUGIONO LUMBAN GAOL, 35 tahun, Laki-laki, Kristen Protestan, Indonesia,
Bertani, bertempat tinggal di Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERBABNDING-II Turut Terlawan II (Turut Terbantah II);
Pengadilan Tinggi tersebut ;
Telah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Para Pelawan (Pembantah) dengan surat perlawanan tanggal 29 Agustus 2016 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang pada tanggal 15 September 2016 dalam Register Nomor 14/Pdt.Bth/2016/PN-Sdk, telah mengajukan perlawanan sebagai berikut :
1. Legal Standing PARA PELAWAN
a. Bahwa PARA PELAWAN adalah ahli waris dari alm. Estiara Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol (Ibu dan Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
b. Bahwa alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia pada bulan September 2010 dimakamkan di Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi.
c. Bahwa alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia pada 29 Maret 2014 dimakamkan di Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi.
d. Berdasarkan Pasal 832 KUHPerdata “Menurut undang-undang yang berhak
untuk menjadi ahli waris ialah para keluarga sedarah, baik sah, maupun luar kawin dan si suami atau istri yang hidup terlama” dan Pasal 852
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 3 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN sehingga dengan demikian alm. Walman Lumban Gaol menjadi salah satu ahli waris dari alm. Estiara Sitohang dan 7 (tujuh) anak yaitu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I DAN TURUT TERLAWAN II menjadi ahli waris dari alm. Estiara Sitohang yang berhak mewarisi harta warisan (termasuk harta bersama alm. Estiara Sitohang dengan Walman Lumban Gaol).
e. Bahwa tanah berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter persegi berikut satu unit bangunan rumah tinggal di atasnya terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul ukuran 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
Sebelah Selatan : Kebun Romauli Kaloko 22 Meter.
adalah harta warisan dari alm. Esteria Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) yang belum pernah dibagi sampai dengan meninggalnya alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
f. Bahwa TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II adalah 2 (dua) dari 7 (tujuh) ahli waris alm. Esteria Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol (Ayah dan Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) yang menghuni atau tinggal di rumah milik seluruh ahli waris di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi yang menjadi perkara Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN
g. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kedudukan TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II hanyalah sebagai bagian dari ahli waris yang diberikan ijin untuk tinggal/menghuni rumah tersebut oleh PARA PELAWAN.
h. Bahwa PARA PELAWAN tidak pernah mengetahui adanya sengketa keperdataan antara TERLAWAN dengan TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II dalam perkara Perdata Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 4 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN i. Bahwa PARA PELAWAN tidak pernah digugat atau diikutsertakan sebagai Pihak atau Tergugat oleh TERLAWAN dalam perkara Perdata Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN.
j. Bahwa Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang telah menerbitkan Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 yang memanggil TURUT TERLAWAN I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 16 November 2015 yang dikuatkan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN tanggal 22 Maret 2016.
k. Bahwa PARA PELAWAN baru mengetahui adanya perkara Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN dan adanya teguran/anmanning untuk melaksanakan putusan tersebut setelah diberitahukan oleh TURUT TERLAWAN I.
l. Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka sangat berdasar hukum apabila PARA PELAWAN mengajukan perlawanan dalam perkara a quo. 2. Dalam Provisi
a. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan sebagaimana tersebut di atas, mohon secara mutatis-mutandis dianggap juga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan permohonan dalam provisi ini.
b. Bahwa sesuai dengan putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk yang dikuatkan oleh putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN yang amarnya antara lain:
- Menyatakan bahwa sebidang tanah berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter persegi berikut satu unit bangunan rumah tinggal diatasnya terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul ukuran 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 5 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN berdasarkan Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 dari Walman Lumban Gaol (orang tua para Tergugat) adalah sah secara hukum hak milik Penggugat;
- Menyatakan Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 adalah sah secara hukum;
- Menyatakan sah secara hukum perbuatan Tergugat I dan Tergugat II yang menguasai, mengusahai serta tidak bersedia mengosongkan tanah berikut rumah di atas tanah tersebut tanpa syarat apapun juga yang menjadi hak milik Penggugat adalah perbuatan melawan hukum;
- Menyatakan segala sesuatu yang menimbulkan hak berupa surat-surat yang dimiliki Tergugat I dan Tergugat II ataupun orang lain yang mendapat hak dari mereka atas tanah yang menjadi objek perkara batal demi hukum;
- Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk dengan segera dan tanpa syarat apapun juga meninggalkan, mengosongkan, serta menyerahkan dalam keadaan baik adanya tanah berikut rumah yang berada di atas tanah tersebut kepada Penggugat untuk dengan leluasa dapat dikuasai dan dinikmati hasilnya oleh Penggugat.
c. Bahwa sesuai dengan Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 memanggil TURUT TERLAWAN I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 16 November 2015 yang dikuatkan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN tanggal 22 Maret 2016.
d. Bahwa PARA PELAWAN sangat keberatan atas Penetapan Anmanning Ketua Pengadilan Negeri Sudikalang tersebut di atas, dengan alasan hukum sebagai berikut:
1) Bahwa PARA PELAWAN adalah anak dari alm. Estiara Sitohang yang meninggal dunia pada pada bulan September 2010 sehingga berdasarkan Pasal 833 KUHPerdata Jo Pasal 852 KUHPerdata menjadi ahli waris dan berhak atas warisan alm. Estiara Sitohang . 2) Bahwa setelah meninggalnya alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA
PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) sampai dengan meninggalnya salah seorang ahli waris yaitu alm. Walman Lumban Gaol tanggal 29 Maret 2014 (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) belum pernah dilakukan pembagian warisan, sehingga seluruh harta warisan alm. Estiara Sitohang menjadi bodel warisan/hak waris dari 8 (delapan)
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 6 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN ahli waris yaitu: alm. Walman Lumban Gaol, PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II.
3) Bahwa PARA PELAWAN tidak pernah digugat atau diikutsertakan sebagai pihak oleh TERLAWAN dalam perkara Perdata Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN.
4) Bahwa berdasarkan hal tersebut, sangat beralasan menurut hukum apabila PARA PELAWAN mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menangguhkan eksekusi pengosongan terkait dengan putusan perkara tersebut di atas meskipun ada banding, kasasi dan peninjauan kembali, sampai dengan putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap.
3. Dalam Pokok Perkara.
a. Bahwa hal-hal yang telah dikemukakan pada materi legal standing dan materi provisi, mohon secara mutatis-mutandis dianggap juga merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan materi pokok perkara.
b. Bahwa PARA PELAWAN sangat keberatan dan menolak dengan tegas terhadap Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 memanggil TURUT TERLAWAN I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 16 November 2015 yang dikuatkan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN tanggal 22 Maret 2016.
c. Bahwa tanah dan bangunan obyek sengketa dalam perkara Perdata Nomor: 20/Pdt/G/2015/PN.Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter Persegi berikut satu unit rumah tinggal diatasnya terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 7 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN bukan milik TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II melainkan harta warisan dari alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) yang belum pernah dibagi semasa hidup alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) diperoleh alm. Estiara Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol berdasarkan Surat penyerahan pekarangan tanggal 4 Januari 1984 sehingga merupakan harta bersama (gono-gini) yang secara hukum setelah meninggalnya alm. Estiara Sitohang menjadi harta warisan (boedel warisan) hak seluruh ahli waris alm. Estiara Sitohang. d. Bahwa alm. Esteria Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I
dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia pada bulan September 2010 dimakamkan di Simartugan Julu, Desa Simartugan, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi.
e. Bahwa setelah alm. Esteria Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia, maka secara hukum seluruh harta peninggalan menjadi harta warisan (boedel warisan) milik seluruh ahli waris (8 orang) yaitu : alm. Walman Lumban Gaol, E.Heber Paraduan Lumban Gaol; Paima Sondang Lumban Gaol, Marojahan Lumban Gaol, Lasmaria Lumban Gaol, Sugiono Lumban Gaol, Marianti Lumban Gaol dan Denboston Lumban Gaol. Hak ahli waris sebagaimana tersebut diatur dalam Pasal 832 KUHPerdata dan Pasal 852 KUHPerdata.
f. Bahwa harta warisan alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) selama hidup alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) belum pernah dibagi oleh seluruh ahli waris (8 orang) yaitu : alm. Walman Lumban Gaol, E.Heber Paraduan Lumban Gaol; Paima Sondang Lumban Gaol, Marojahan Lumban Gaol, Lasmaria Lumban Gaol, Sugiono Lumban Gaol, Marianti Lumban Gaol dan Denboston Lumban Gaol. g. Bahwa oleh karena pembagian warisan dari alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) belum pernah dilakukan, maka secara hukum setiap perbuatan/tindakan hukum terhadap seluruh harta warisan harus dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh ahli waris atau setidak-tidaknya mendapat persetujuan tertulis dari seluruh ahli waris.
h. Bahwa dengan belum pernah dilakukannya pembagian warisan setelah meninggalnya alm. Esteria Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), maka perbuatan hukum menyerahkan tanah dan bangunan obyek sengketa kepada TERLAWAN Ruben Siboro sebagaimana Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 8 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN 21 Oktober 2013 oleh alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) tanpa persetujuan tertulis dari PARA PELAWAN adalah cacat hukum, tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan harus dibatalkan.
i. Bahwa setelah meninggalnya alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), seluruh harta warisan belum pernah dibagi oleh seluruh ahli waris (7 orang) yaitu: E. Heber Paraduan Lumban Gaol; Paima Sondang Lumban Gaol, Marojahan Lumban Gaol, Lasmaria Lumban Gaol, Sugiono Lumban Gaol, Marianti Lumban Gaol dan Denboston Lumban Gaol (PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
j. Bahwa gugatan perdata oleh TERLAWAN kepada TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II (masing-masing sebagai Tergugat I/Pembanding I dan Tergugat II/Pembanding II) dalam perkara perdata Nomor: 20/Pdt.G/2015/PN.Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT-MDN) secara hukum tidak mengikat dan tidak berakibat hukum kepada hak waris PARA PELAWAN selaku ahli waris dari alm. Esteria Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol (Ibu dan Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
k. Bahwa penyerahan tanah obyek sengketa oleh alm. Walman Lumban Gaol kepada TERLAWAN dengan tidak melibatkan/tanpa persetujuan dari PARA PELAWAN sebagaimana Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 adalah rekayasa/akal-akalan TERLAWAN.
l. Bahwa rekayasa/akal-akalan tersebut dibuktikan oleh fakta-fakta hukum, antara lain:
1) Penguasaan fisik
a) Selama hidup alm. Walman Lumban Gaol tetap menguasai, tetap tinggal di atas tanah dan bangunan obyek sengketa, TERLAWAN tidak pernah mengusir, menyuruh mengosongkan, melarang mengusahai alm. Walman Lumban Gaol, PELAWAN I, PELAWAN IV, PELAWAN V TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II.
b) Selama hidup alm. Walman Lumban Gaol, TERLAWAN tidak pernah menyatakan kepada PARA PELAWAN bahwa tanah dan bangunan rumah obyek sengketa sebagai milik TERLAWAN.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 9 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN c) Alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia dan acara adat kematiannya dilaksanakan di rumah obyek sengketa. 2) Administrasi.
Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 tidak terdapat klausul yang menerangkan tentang status penghunian alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) semasa hidupnya di atas tanah dan bangunan rumah obyek sengketa, apakah sebagai penyewa atau diberi ijin penghunian.
3) Hukum
a) Bahwa setelah alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia, TERLAWAN melalui orang-orangnya telah secara melawan hukum, dengan sewenang-wenang/tanpa hak melakukan penggembokan terhadap rumah obyek sengketa sehingga PELAWAN I, PELAWAN IV, PELAWAN V TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II tidak dapat masuk ke dalam rumah obyek sengketa, perbuatan tersebut telah dilaporkan kepada Polsek Sumbul sesuai Laporan Polisi Nomor: LP/65/VI/2015/SU/RES DAIRI/SEK SUMBUL tanggal 16 Juni 2015 dan saat ini masih dalam proses penanganan kepolisian sesuai Surat Polsek Sumbul Nomor: K/20/VIII/2015/Reskrim tanggal 7 Agustus 2015.
b) Setelah laporan polisi tersebut TERLAWAN tidak pernah mengusir dan atau melakukan tindakan lain kepada seluruh ahli waris alm. Walman Lumban Gaol termasuk kepada PELAWAN I, PELAWAN IV, PELAWAN V, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II. Hal ini merupakan fakta hukum membuktikan bahwa secara hukum ahli waris dari alm. Estiara Sihotang (Ibu PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) yaitu: alm. Walman Lumban Gaol, E.Heber Paraduan Lumban Gaol; Paima Sondang Lumban Gaol, Marojahan Lumban Gaol, Lasmaria Lumban Gaol, Sugiono Lumban Gaol, Marianti Lumban Gaol dan Denboston Lumban Gaol tidak pernah menyerahkan tanah dan bangunan obyek sengketa kepada TERLAWAN dan TERLAWAN tidak pernah menerima penyerahan tanah dan bangunan obyek sengketa dari seluruh ahli waris dari alm. Estiara Sihotang (8 orang) yaitu: alm.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 10 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN Walman Lumban Gaol, E.Heber Paraduan Lumban Gaol; Paima Sondang Lumban Gaol, Marojahan Lumban Gaol, Lasmaria Lumban Gaol, Sugiono Lumban Gaol, Marianti Lumban Gaol dan Denboston Lumban Gaol.
Berdasarkan fakta hukum penguasaan fisik, dokumen administrasi Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 tersebut, dan adanya proses di Kepolisan tersebut jelas terbukti dengan terang-benderang bahwa seluruh ahli waris dari alm. Estiara Sitohang (alm. Walman Lumban Gaol, PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II tidak pernah menyerahkan secara hukum tanah dan banguan rumah obyek sengketa kepada TERLAWAN.
m. Bahwa setelah alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) meninggal dunia (masih dalam suasana duka), TERLAWAN dengan akal bulusnya dengan cara melawan hukum ingin menguasai tanah dan bangunan rumah obyek sengketa, dengan menyerahkan beberapa fotokopi surat-surat kepada keluarga PARA PELAWAN, yang isinya menggambarkan seolah-olah alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) ada memakai emas milik TERLAWAN sebanyak 30 mayam dan jual beli tanah dan bangunan rumah obyek sengketa, yaitu: 1) Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013. 2) Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013. 3) Surat Pernyataan tanggal 11-03-2014.
n. Bahwa setelah membaca dan mempelajari bentuk dan isi ketiga fotokopi surat yang diserahkan TERLAWAN tersebut ternyata memuat hal-hal yang tidak benar, diduga palsu dan merugikan PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II selaku ahli waris, karena:
1) Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013. a) Materi isi surat tersebut menerangkan beberapa hal:
(1) Pada angka 1 surat tersebut dinyatakan alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) ada memakai emas Terlawan sebanyak 30 (tiga puluh) mayam selama 6 (enam) bulan terhitung mulai tanggal 12 Januari 2013 sampai dengan 30 Juni 2013.
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 11 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN (2) Pada angka 2 surat tersebut dinyatakan alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) menyerahkan 3 (tiga) surat tanah sebagai jaminan, yaitu:
(a) Surat Penyerahan Pekarangan yang terletak di Kampung Simartugan Julu dengan ukuran 22 Meter x 6 Meter dari Romauli Kaloko kepada alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) selaku Pihak Pertama tanggal 4 Januari 1984.
(b) Surat Jual Tanah Gaplak bagian 10 Nomor 130 dengan luas 50 Meter x 40 Meter dari hasiholan kepada Esteria Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) tanggal 13-12-1999.
(c) Surat Penyerahan Kebun Kopi dengan luas 1.600 Meter dari Jarestin Kaloko kepada Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) tanggal 6 Mei 2003.
(3) Pada angka 3 surat tersebut apabila sampai tanggal 30 Juni 2013 alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN) tidak mengembalikan emas tersebut maka alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) menyerahkan jaminan untuk sama-sama menjual untuk pembayaran emas sebanyak 55 mayam sejak tanggal 16-6-2009 sampai tanggal 30 Juni 2013.
b) Pihak-pihak penandatangan
(1) Meskipun pihak-pihak dalam surat tersebut dinyatakan alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) sebagai Pihak Pertama dan Ruben Siboro (TERLAWAN) sebagai Pihak Kedua, namun Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 tidak ditandatangani oleh Ruben Siboro (TERLAWAN) sebagai Pihak Kedua.
(2) Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 ditandatangani oleh Jenni Siboro,SH (Anak dari TERLAWAN) sebagai Saksi (juga menjadi Saksi
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 12 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN menandatangani Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 yang menjadi dasar pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Sidikalang dalam perkara perdata Nomor: 20/Pdt.G/2015/PN.Sdk jo putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT-MDN). Bahwa sangat tidak adil pertimbangan Pengadilan Negeri Sidikalang pada halaman 27 alinea pertama yang mengesampingkan bukti T.I.II-2 seharusnya Pengadilan mempertimbangkan fakta bahwa Jenni Siboro, SH (Anak dari TERLAWAN) membubuhkan tandatangan pada 2 (dua) dokumen atau surat yang materi isinya saling berhubungan haruslah dinilai sebagai bukti yang saling berhubungan membenarkan peristiwa tersebut. Apalagi Saksi yang menandatangani surat tersebut anak kandung TERLAWAN berpredikat Sarjana Hukum.
Bahwa materi isi Bukti P-1 Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 antara lain menyebutkan ganti rugi 30 mayam emas di satu sisi sama dengan materi isi Bukti T.I.II-2 yang juga menyebutkan tentang memakai 30 mayam emas milik TERLAWAN, walaupun kemudian rekayasa oleh TERLAWAN menjadi 55 mayam emas, sehingga TERLAWAN tidak mengajukan Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 sebagai bukti (sedangkan Tergugat I dan Tergugat II hanya memiliki fotokopy yang diterima dari orang-orang TERLAWAN) dan diajukan sebagai bukti TI.II-2 namun aslinya ada pada TERLAWAN karena merupakan rekayasa TERLAWAN untuk dapat menguasai dan memiliki harta warisan milik PARA PELAWAN.
Bahwa isi Bukti P-1 Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 sama sekali tidak didukung oleh bukti tanda terima emas dan tanda terima uang Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), sedangkan pada Bukti P-1 tersebut sama sekali tidak memuat klausul yang menyatakan bahwa Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 berlaku sebagai kuitansi tanda terima. Dengan demikian, secara hukum agar Bukti P-1 Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 mempunyai kekuatan hukum mengikat harus didukung oleh tanda terima emas 30 mayam dan kuitansi tanda terima uang Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) yang
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 13 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN ditandatangani oleh alm. Walman Lumban Gaol dan seluruh ahli waris dari alm. Estiara Sitohang.
Bahwa keterangan Saksi Alliber Kaloko (Kepala Desa di Desa Simartugan Julu Kecamatan Pegagang Hilir Kabupaten Dairi dipersidangan (pertimbangan halaman 15) menyatakan bahwa alm. Walman Lumban Gaol tidak pernah datang kepada saksi untuk meminta tandatangan pada Bukti P-1 Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013, yang datang hanya TERLAWAN, demikian juga untuk Bukti P-2 Surat pernyataan tanggal 11-03-2014 Terlawan datang sendiri meminta tanda tangan saksi sedangkan alm. Walman Lumban Gaol tidak pernah datang menghadap saksi. Hal ini diduga kuat kedua surat Bukti P-1 dan Bukti P-2 adalah hasil rekayasa/akal-akalan dari TERLAWAN.
c) Beberapa kejanggalan, kebohongan dan ketidakbenaran pada Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 antara lain:
(1) Terlawan tidak bersedia menandatangani surat tersebut merupakan fakta hukum membuktikan bahwa tidak benar alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) ada memakai emas sebanyak 30 mayam dari TERLAWAN. (2) Hal yang tidak logis, tidak mungkin TERLAWAN tidak
bersedia menandatangani Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 jika benar emas sebanyak 30 mayam milik TERLAWAN dipakai oleh alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), sedangkan Saksi dari TERLAWAN atas nama Jenni Siboro, SH sudah membubuhkan tandatangannya pada surat tersebut.
(3) Pada angka 1 dinyatakan dengan tegas bahwa alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) memakai 30 mayam emas TERLAWAN pada tanggal 12 Januari 2013 sampai dengan tanggal 30 Juni 2013 (selama 6 bulan), sedangkan pada angka 3 dinyatakan bahwa alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) memakai 55
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 14 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN mayam emas TERLAWAN sejak tanggal 16-6-2009. Terlihat rekayasa pada:
(a) tempus (waktu) yaitu tanggal 12 Januari 2013 dan sejak tanggal 16-6-2009; dan
(b) obyek yaitu 30 (tiga puluh) mayam emas dan 55 (lima puluh lima) mayam emas.
(4) Selain itu, pada angka 3 surat tersebut ditetapkan syarat apabila sampai tanggal 30 Juni 2013 alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) tidak mengembalikan emas tersebut maka alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) menyerahkan jaminan untuk sama-sama menjual untuk pembayaran emas sebanyak 55 mayam sejak tanggal 16-6-2009 sampai tanggal 30 Juni 2013. Dengan demikian secara hukum terlebih dahulu harus dibuktikan TERLAWAN adanya pemakaian emas TERLAWAN oleh alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), sejak kapan, berapa jumlahnya, baru dapat dipertimbangkan besaran kewajiban yang harus dikembalikan/dibayarkan oleh alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) dalam hal ini oleh seluruh ahli waris dari alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
Asli Surat Perjanjian Pengembalian Emas tanggal 12 Januari 2013 ada pada TERLAWAN, sedangkan fotokopi diserahkan Terlawan kepada PARA PELAWAN setelah alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN) meninggal dunia.
2) Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013.
Beberapa kejanggalan, kebohongan dan ketidakbenaran pada Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 antara lain:
a) Pada alinea pertama ditentukan ganti rugi sebesar 30 (tiga puluh) mayam emas dan Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah). Untuk ini PARA PELAWAN mensoomir/mewajibkan
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 15 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN TERLAWAN membuktikan adanya surat tanda terima emas dan kuitansi tanda terima uang sebesar Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah) tersebut.
b) Pada alinea terakhir surat tersebut ditentukan syarat bahwa Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 harus ditandatangani anak-anak alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), namun fakta hukum tidak semua anak-anak alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) menandatangani surat tersebut/hanya ditandatangani oleh 1 (satu) orang yaitu Sugiono TURUT TERLAWAN II.
c) Berdasarkan fakta hukum tersebut di atas, maka Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 adalah cacat hukum karena tidak ditandatangani oleh PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I selaku anak-anak/ahli waris dari alm. Estiara Sitohang (Ibu PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II) dan oleh karenanya harus dibatalkan.
Asli Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 ada pada Terlawan, sedangkan fotokopi diserahkan TERLAWAN kepada PARA PELAWAN setelah alm. Walman Lumban Gaol (ayah PARA PELAWAN) meninggal dunia, karena merupakan rekayasa/akal-akalan TERLAWAN untuk dapat menguasasi, memiliki dan mengusahai harta warisan milik PARA PELAWAN secara melawan hukum.
3) Surat Peryataan tanggal 11-03-2014
Beberapa kejanggalan, kebohongan dan ketidak benaran pada Surat Pernyataan tanggal 11-03-2014, antara lain:
a) Surat Pernyataan tanggal 11-03-2014 ini tidak ada hubungannya dengan Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 karena tidak menyebut dengan tegas kepada siapa tanah dan rumah tersebut diserahkan dan dengan surat apa penyerahan tanah dan rumah tersebut dilakukan oleh alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II).
b) Pada alinea ke 3 disyaratkan bahwa Surat Pernyataan tersebut harus ditandatangani oleh anak-anak alm. Walman Lumban Gaol (Ayah PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II), namun fakta hukum Surat Pernyataan tersebut
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 16 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN tidak ditandatangani oleh Para Pelawan. Adapun tandatangan pada Surat Pernyataan tersebut bukan tandatangan PARA PELAWAN, sehingga secara hukum Surat Pernyataan tersebut cacat hukum, tidak sah, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan harus dibatalkan.
c) Tandatangan Pihak Kedua pada Surat Pernyataan tersebut disuga tidak ditandatangani oleh orang yang sama yang menandatangani Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013, hal ini dapat dilihat dengan jelas secara kasat mata (tanpa pemeriksaan Laboratorium Kriminal Kepolisian) dan sudah dilaporkan ke Polsek Sumbul sebagaimana Surat Polsek Sumbul Nomor: K/20/VIII/2015/Reskrim tanggal 7 Agustus 2015. o. Bahwa tanah berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter Persegi
berikut satu unit rumah tinggal diatasnya terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
Sebelah Selatan : Kebun Romauli Kaloko 22 Meter.
diperoleh alm. Estiara Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol berdasarkan Surat Penyerahan Pekarangan tanggal 4 Januari 1984 sehingga merupakan harta bersama (gono gini) alm. Estiara Sitohang dan alm. Walman Lumban Gaol sebagaimana diuraikan pada angka 3 huruf c dan PARA PELAWAN tidak pernah dilibatkan/diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara perdata Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN padahal tanah dan bangunan objek sengketa dalam perkara tersebut merupakan harta warisan milik PARA PELAWAN, TURUT TERLAWAN I DAN TURUT TERLAWAN II sehingga berdasar hukum untuk mengajukan perlawanan atas dasar kepemilikan.
p. Bahwa berdasarkan alasan tersebut di atas, maka PARA PELAWAN adalah pihak ketiga sebagai ahli waris yang berhak atas tanah dan bangunan tersebut sehingga berdasar hukum untuk mengajukan perlawanan ini.
q. Bahwa oleh karena PARA PELAWAN sebagai pemilik yang sah atas tanah dan bangunan objek sengketa, cukup beralasan PARA PELAWAN dinyatakan sebagai pemilik yang sah atas tanah berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter Persegi berikut satu unit rumah tinggal diatasnya
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 17 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
Sebelah Selatan : Kebun Romauli Kaloko 22 Meter.
r. Bahwa oleh karena tanah dan bangunan tersebut adalah milik PARA PELAWAN, maka cukup beralasan apabila Pengadilan Negeri Sidikalang mengabulkan permohonan provisi yang diajukan PARA PELAWAN.
s. Bahwa sebagai pihak dalam perkara perdata tersebut, secara yuridis tetap berhak mengajukan Perlawanan sesuai dengan Yurisprudensi MARI Nomor 510 K/Pdt/2000 tanggal 27 Pebruari 2001 yang menyatakan bahwa “….yang dapat mengajukan gugatan Perlawanan (Verzet) atas sita jaminan bukan hanya pihak ketiga saja melainkan pihak Tergugat, pemilik atau derden
verzet.”
t. Bahwa ketentuan hukum penyitaan tidak dapat dilakukan terhadap harta milik pihak ketiga sebagaimana ketentuan Pasal 195 ayat (6) HIR jo. Pasal 207 HIR jo. Pasal 208 HIR. Berdasarkan Buku II Mahkamah Agung pada halaman 145, disebutkan bahwa: “Perlawanan pihak ketiga terhadap sita jaminan maupun sita eksekusi dapat diajukan berdasarkan ketentuan Pasal 195 ayat (6) HIR jo. Pasal 206 ayat (6) RBg”;
u. Bahwa berdasarkan interpretasi Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 476 K/Sip/1974, tanggal 14 November 1974: “Sita jaminan tidak dapat dilakukan
terhadap barang milik pihak ketiga”. Oleh karena itu, dengan alasan ini saja
para Pelawan mohon untuk diangkatnya sita jaminan terhadap barang milik para Pelawan;
Berdasarkan uraian di atas, sudilah kiranya Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang cq Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan memutus sebagai berikut:
Dalam Provisi
1. Mengabulkan permohonan provisi PARA PELAWAN.
2. Menyatakan menunda pelaksanaan eksekusi Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 yang memanggil TURUT TERLAWAN I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 18 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN.
Dalam Pokok Perkara
1. Mengabulkan perlawanan yang diajukan oleh PARA PELAWAN untuk seluruhnya; 2. Menyatakan PARA PELAWAN sebagai PARA PELAWAN yang beritikad baik dan
benar;
3. Menyatakan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 jo putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk jo Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN adalah tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Menyatakan tindakan Anmanning berdasarkan Penetapan Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 4 Agustus 2016 memanggil TURUT TERLAWAN I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang Nomor 20/Pdt/G/2015/PN. Sdk tanggal 16 November 2015 yang dikuatkan Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN tanggal 22 Maret 2016 tidak berdasar hukum dan tidak mengikat bagi PARA PELAWAN.
5. Menghukum TERLAWAN, TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II atau kepada siapa saja yang menguasai tanah berukuran 22 Meter x 16 Meter seluas 132 Meter Persegi berikut satu unit rumah tinggal diatasnya terbuat dari lantai semen, dinding seperempat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran lebar 6 Meter dan panjang 17 Meter di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Timur : Kebun kopi keluarga Anton Tambun 6 Meter. Sebelah Barat : Jalan Raya Tigabaru-Sumbul 6 Meter. Sebelah Utara : Tanah Muda Tambun 22 Meter.
Sebelah Selatan : Kebun Romauli Kaloko 22 Meter. untuk mengosongkan dan menyerahkannya kepada PARA PELAWAN.
6. Menghukum TURUT TERLAWAN I dan TURUT TERLAWAN II untuk mentaati isi putusan;
7. Menghukum TERLAWAN untuk membayar biaya perkara.
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo
et bono).
Menimbang, bahwa terhadap perlawanan Para Pelawan (Pembantah) tersebut, Terlawan (Terbantah) memberikan jawaban pada pokoknya sebagai berikut :
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 19 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN - Bahwa setelah dicermati dalil bantahan/Perlawanan dari Para Pelawan halaman 4 poin d angka 4 dalam provisi memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menangguhkan eksekusi pengosongan terkait dengan putusan perkara tersebut di atas meskipun ada Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali sampai dengan putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum tetap, adalah dalil yang tidak berdasar menurut hukum;
- Bahwa setelah dicermati dalil-dalil bantahan Para Pelawan ternyata tidak ada hal-hal yang bersifat “eksepsional” untuk menunda eksekusi. Hal-hal yang bersifat eksepsional yang dimaksud disimpulkan oleh M. Yahya Harahap, SH, yaitu :
a. Terhadap perlawanan pihak ketiga dengan dasar : Hak milik.
b. Terhadap perlawanan pihak Tereksekusi, dengan dasar : putusan telah dipenuhi seluruhnya, atau grose akta (pengakuan hutang, hipotik) telah dilunasi seluruhnya”.
- Bahwa Perlawanan pihak ketiga terhadap sita yang dilakukan oleh Pengadilan (derden verzet) pada dasarnya hanya dapat diajukan atas dasar hak milik, jadi hanya dapat diajukan oleh pemilik atau orang yang merasa bahwa ia adalah pemilik barang yang disita, yang mana Para Pelawan tidak ada menyebutkan alas hak yang membuktikan objek perkara a quo miliknya dalam mengajukan perkara a quo;
- Bahwa Dalam perlawanan Pihak Ketiga yang berindikasikan sebagai “kedok” untuk menunda eksekusi sebagaimana diuraikan oleh M. Yahya Harahap, SH., (Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata Halaman 396, alinea ke-6”) maka sudah jelas, bahwa Ketua Pengadilan Negeri yang berwenang terhadap eksekusi akan berpendirian “eksekusi dijalankan”. Salah satu prinsip jika berhadapan dengan perlawanan terhadap eksekusi ialah: “perlawanan pihak tereksekusi terhadap eksekusi tidak mutlak menunda eksekusi”. Prinsip ini sama dengan apa yang melekat pada perlawanan pihak ketiga terhadap eksekusi tidak mutlak menunda eksekusi. (vide Pasal 207 ayat (3) hir/Pasal 225 RBg dan Pasal 227 RBg) Dalam kasus inipun perlawanan pihak ketiga terhadap eksekusi tidak mutlak menunda eksekusi. Penerapan penundaan eksekusi berdasar perlawanan pihak Ketiga disesuaikan dengan “asas eksepsional” Oleh karena itu, dilarang menerapkan alasan perlawanan tereksekusi/Pihak Ketiga secara “generalis”. Tidak setiap perlawanan tereksekusi/Pihak ketiga terhadap eksekusi menunda eksekusi.” II. DALAM EKSEPSI
A. Tentang Para Pelawan Tidak Berwenang Mengajukan Perlawanan Pihak ketiga;
- Bahwa mencermati uraian dalil Perlawan Para Pelawan halaman 2 angka 1, Legal Standing pada intinya dapat dipahami dengan jelas tentang tanah
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 20 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN terperkara menurut Para Pelawan adalah harta warisan almarhum Esteria Sitohang dan almarhumah Walman Lumbangaol yang belum pernah dibagi wariskan kepada ahli warisnya yang sah dan masih merupakan bondel warisan yang belum terbagi;
- Bahwa oleh karena objek perkara menurut pengakuan Para Pelawan dalam dalil Perlawannya diatas masih merupakan bondel warisan yang belum terbagi berarti belum ada pengakuan dan penegasan hak tentang harta warisan tersebut sebagai bahagian dan atau milik Para Pelawan, dengan kata lain secara hukum belum ada hubungan hukum kepemilikan yang pasti dari Para Pelawan atas objek perkara tersebut;
- Bahwa oleh karena belum ada hubungan hukum dan kedudukan hukum yang pasti dari Para Pelawan atas objek tanah yang diperkarakan, maka secara hukum tidak harus atas persetujuan Para Pelawan atas objek perkara tersebut maka berdasarkan kaidah hukum acara perdata sebagaimana ditegaskan dalam berbagai Yurisprudensi MARI antara lain Yurisprudensi MARI Nomor : 416/K/Sip/1972 tanggal 12 Juli 1972, Nomor : 443/K/Sip/1973 tanggal 03 Oktober 1973, Nomor : 442/K/Sip/1973 tanggal 08 Oktober 1973 dapatlah dijelaskan bahwasanya seseorang yang tidak mempunyai kedudukan hukum (gemis aanhoedanigheid) untuk mengajukan gugatan haruslah dinyatakan tidak berwenang mengajukan gugatan itu (disqualificatie in person);
- Bahwa Perlawanan pihak ketiga terhadap sita yang dilakukan oleh Pengadilan (derden verzet) pada dasarnya hanya dapat diajukan atas dasar hak milik (vide Pasal 206 ayat 6 RBg), jadi hanya dapat diajukan oleh pemilik atau orang yang merasa bahwa ia adalah pemilik barang yang disita, namun berdasarkan hasil rakernas MahkamahAgung Republik Indonesia tahun 2007 di Makassar telah diputuskan bahwa selain pemilik barang yang disita, maka bagi penyewa juga berhak untuk mengajukan perlawanan terhadap sita yang telah diletakkan oleh Pengadilan.
- Bahwa pihak ketiga yang melakukan perlawanan tersebut harus membuktikan bahwa barang yang disita tersebut adalah miliknya, yang mana Para pelawan tidak ada menyebutkan alas hak yang membuktikan objek perkara a quo miliknya dalam mengajukan perkara a quo;
- Bahwa berhubung Para Pelawan tidak memiliki kedudukan hukum yang pasti terhadap objek yang dilawan, maka demi hukum Para Pelawan haruslah dinyatakan tidak berwenang mengajukan Perlawanan dalam perkara ini dengan segala akibat hukumnya (bandingkan dengan Yurisprudensi MARI No. : 565.K/Sip/1973 tanggal 21 Agustus 1974)
B. Tentang Posita Dan Petitum Perlawanan Saling Kontradiktif
- Bahwa berdasarkan posita Perlawanan halaman 9 huruf b yang menyebutkan sesuai fakta yuridis objek perkara adalah hak dan milik Para Pelawan yang secara penguasaan fisik, dokumen administratif, tetapi dalam petitum
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 21 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN Perlawanan angka 5 Para Pelawan menuntut agar Pengadilan menghukum Terlawan, Turut Terlawan I dan II atau kepada siapa saja yang menguasai untuk mengosongkan dan menyerahkannya kepada Para Pelawan ;
- Bahwa fakta hukum diatas telah membuktikan dengan sempurna tentang posita maupun petitum Perlawan yang satu dengan yang lainnya saling bertentangan dan posita gugatan juga kontradiktif dengan petitum sehingga oleh karenanya Perlawan haruslah dinyatakan tidak dapat diterima (bandingkan dengan putusan Pengadilan Tinggi Denpasar Nomor : 404/PDT/1966 tanggal 21 Agustus 1969 serta Yurisprudensi MARI Nomor : 267/K/Sip/1972 tanggal 13 Agustus 1972)
C. Perlawanan yang diajukan oleh Para Pelawan Kabur (Obscuur libel)
- Bahwa jika dicermati lagi secara mendalam isi Perlawanan Para Pelawan, maka perlawanan yang diajukan oleh Pelawan kabur dimana di satu sisi seolah-olah Para Pelawan mengajukan Perlawanan terhadap putusan karena tidak pernah tahu dan tidak pernah dilibatkan dalam perkara Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 91/PDT/2016/PT-MDN, tanggal 8 Juni 2016 Jo Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No. 20//Pdt.G/2015/PN-Sdk, tanggal 26 Nopember 2015, akan tetapi di sisi lain Pelawan juga mengajukan perlawanan terhadap pelaksanaan eksekusi, sesuai dengan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 4 Agustus 2016 No: 20/ Pdt.G/
2015/PN.Sdk untuk melaksanakan Putusan Putusan Pengadilan Tinggi
Medan, No. 91/PDT/2016/PT-MDN, tanggal 8 Juni 2016 Jo Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk, tanggal 26 Nopember 2015 ;
- Bahwa apabila Pelawan mengajukan Perlawanan ini berdasarkan tidak pernah tahu dan tidak pernah dilibatkan dalam perkara tersebut adalah alasan tidak beralasan menurut hukum, yang mana Para Pelawan merupakan saudara kandung dari Turut Terlawan-I dan Turut Terlawan II secara otomatis Para pelawan mengetahui perkara yang menimpa saudara kandungnya tersebut, sebahagian besar Para Pelawan berdomisili di daerah objek perkara tersebut, dan terhadap perkara tersebut sudah dilaksanakan pemeriksaan lapangan yang lebih menggelikan mengenai surat-surat dan Laporan Polisi Para Pelawan mengetahui sebelum perkara ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Sidikalang pada tanggal 23 Juni 2015 jadi adalah mustahil Para Pelawan tidak tahu, dan mengenai Para Pelawan tidak dilibatkan dalam perkara tersebut, karena perkara tersebut bukan menyangkut harta warisan akan tetapi mengenai kepemilikan atas objek perkara;
- Bahwa sebaliknya apabila Perlawanan ini diajukan oleh Pelawan berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang 4 Agustus 2016 No: 20/ Pdt.G/ 2015/PN.Sdk,, juga tidak beralasan menurut hukum, karena
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 22 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN mengenai Pelaksanaan Sita Eksekusi juga telah diatur secara tegas, bahwa sita eksekusi tejadi karena Tergugat tidak melakukan perlawanan terhadap putusan tersebut dengan tenggang waktu yang telah ditentukan yaitu 14 hari, yang mana Penggugat (ic.Terlawan) telah meminta kepada Pengadilan Negeri Sidikalang agar terhadap putusan tersebut dijalankan Eksekusi atas alasan putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetap, karena tenggang waktu mengajukan perlawanan selama 14 hari sudah terlampaui, untuk memenuhi permintaan tersebut Pengadilan Negeri Medan sudah memperingatkan (aanmaning) Turut Terlawan-I dan II untuk melaksanakan Putusan tersebut secara sukarela;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, maka Terlawan memohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini menyatakan Perlawanan yang diajukan Pelawan batal demi hukum atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvantkelijke verklaard);
III. DALAM POKOK PERKARA
- Bahwa, hal-hal yang telah dikemukakan pada bagian dalam eksepsi diatas secara mutatis-mutandis dianggap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan bagian dalam Pokok Perkara ini sehingga tidak diulangi lagi penulisannya satu-persatu;
- Bahwa, Terlawan menolak seluruh dalil-dalil para Pelawan kecuali terhadap hal-hal yang diakui sebagai berikut :
- Bahwa Terlawan menolak dengan tegas dalil perlawanan Para Pelawan yang menyatakan Para Pelawan selaku ahli waris dari Esteria Br Sihotang dan alm. Walman Lumbangaol mendapat hak atas tanah seluas 132 M², yang menjadi objek perkara berdasarkan bondel waris yang belum dibagi oleh ahli waris hal tersebut bertentangan dengan Putusan Pengadilan Tinggi Medan, No. 91/PDT/2016/PT-MDN, tanggal 8 Juni 2016 Jo Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk, tanggal 26 Nopember 2015, khususnya menyangkut tanah objek perkara dimana objek perkara tersebut sejak tahun 2013 (Vide Bukti P-I) telah mempunyai alas hak yang sah dan Pemilik yang sah dan telah diuji kemudian dibenarkan melalui putusan Pengadilan Negeri Sidikalang yang telah diuji oleh Majelis Hakim Tinggi Medan dan putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap (inkracht vangewijde);
- Bahwa, oleh karena itu permohonan Para Pelawan yang meminta agar Penetapan Eksekusi yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 4 Agustus 2016 No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk memanggil Turut Terlawan-I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri Pada hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan teguran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016, agar tidak dilaksanakan
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 23 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN haruslah ditolak karena bagaimana mungkin penetapan tersebut tidak dilaksanakan sedang hukum mengatur terhadap suatu perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde) sekalipun ada upaya hukum luar biasa berupa peninjauan kembali (PK) maupun perlawanan Pihak Ketiga tidak menghalangi dilaksanakannya eksekusi ;
- Bahwa salah satu prinsip jika berhadapan dengan perlawanan terhadap eksekusi ialah: “perlawanan pihak tereksekusi terhadap ekseksusi tidak mutlak menunda eksekusi”. Prinsip ini sama dengan apa yang melekat pada perlawanan pihak ketiga terhadap eksekusi tidak mutlak menunda eksekusi. (vide Pasal 207 ayat (3) Hir/Pasal 225 RBg dan Pasal 227 RBg). Dalam kasus inipun perlawanan pihak ketiga terhadap eksekusi tidak mutlak menunda eksekusi. Penerapan penundaan eksekusi berdasar perlawanan pihak Ketiga disesuaikan dengan “asas eksepsional”
- Bahwa, dengan demikian upaya hukum yang dapat ditempuh oleh Para Pelawan, adalah menunggu dilaksanakan eksekusi kemudian mengajukan gugatan dan apabila gugatan ditolak upaya hukum menuntut hak menjadi gugur dan andai kata gugatan dikabulkan maka sekalipun objek perkara telah dieksekusi pihak lain upaya hukum eksekusi tetap untuk minta eksekusi kembali sehingga kepastian hukum dapat terwujud dengan benar dan tidak tumpang tindih;
- Bahwa, oleh karena dalil-dalil perlawanan Para Pelawan dalam perkara ini tidak saling mendukung bahkan telah kontradiksi antara posita-posita dengan Petitumnya maka perlawanan Para Perlawnan haruslah ditolak dan konsekwensi hukumnya Penetapan Eksekusi yang telah dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 4 Agustus 2016 No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk memanggil Turut Terlawan-I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri Pada hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan teguran/peringatan segera melaksanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016, dapat dilaksanakan;
- Bahwa, perlu ditegaskan kembali dalil-dalil Para Pelawan Mengenai Surat Perjanjian Pengembalian emas tanggal 12 Januari 2013 (Vide Bukti T-I,II/2) dengan pertimbangan hukumnya “surat Perjanjian semacam ini haruslah
dianggap tidak pernah ada karena tidak sesuai dengan Pasal 1320 KUHPerdata dan Pasal 1338 KUHPerdata dan tidak ada aslinya secara formal tidak dapat dipergunakan alat bukti yang sah” karena tidak sesuai dengan Pasal 1888 KUH
Perdata dan Putusan MA No.: 3609 K/Pdt/1985), (putusan halaman 27 alinea
1), Surat Penyerahan Tanah dan rumah tanggal 21 Oktober 2013 (Vide Bukti P-1) dengan Pertimbangan hukumnya, karena selama persidangan tidak ditemukan alasan-alasan hukum yang dapat membatalkan surat Penyerahan Tanah dan Rumah tersebut maka penyerahan tanah dan rumah
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 24 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN berdasarkan Surat Penyerahan tersebut dapat dibenarkan dan tidak bertentangan dengan hukum (Putusan halaman 30 alinea 2)), Surat
Pernyataan tanggal 11-03-14 (Vide Bukti P-2, Pertimbangan Putusan halaman 25 s/d 26), Surat Kepolisian Daerah Sumatera Utara Resort Dairi Sektor Sumbul No. K/20/VII/2015 Reskrim, tanggal 07 Agustus 2015 (Vide Bukti T-I,II/3 Pertimbangan Halaman 31 alinea 2) telah dipertimbangkan dengan cermat dan lengkap oleh Majelis Hakim dalam Putusan No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi medan No.91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016, maka sesuai dengan SEMA No. 4 Tahun 2002, antara lain : “Merupakan suatu prinsip yang sangat universal bahwa suatu putusan tidak boleh didiskusikan oleh siapa saja karena masalah tersebut merupakan kemandirian Badan Peradilan ; - Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang dan telah diuji oleh Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan yang dalam pertimbangan hukumnya menyebutkan “setelah Majelis Hakim Tingkat Banding membaca, meneliti, dan
mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN. Sdk tanggal 26 Nopember 2015, berpendapat alasan dan pertimbangan hukum yang telah diambil oleh Majelis Hakim tingkat Pertama dalam Putusannya yang menyatakan bahwa sebidang tanah berukuran 22 Meter x 6 meter seluas 132 Meter persegi berikut satu unit rumah tinggal yang berada diatasnya terbuat dari semen dinding seperampat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran 6 Meter dan Panjang 17 Meter yang terletak di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, adalah milik Terbanding semula Penggugat berdasarkan surat Penyerahan tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 dari Walman Lumbangaol (orangtua Kandung Para Tergugat) sudah tepat dan Benar (Putusan Halaman 16 alinea 4 bersambung ke halaman 17”
Putusan Hakim yang sudah berkekuatan hukum yang tetap (In kracht vqn
gewijsde) dianggap benar dan adil, hal ini merupakan prinsip yang tidak bisa
ditawar-tawar, jika prinsip ini tidak ditegakkan sebagai hukum besi bisa berakibat hancur dan runtuh sendi Negara hukum maupun sendi dasar penegakan hukum dan dalam hal putusan itu bersifat penghukuman/condemnatoir, maka putusan tersebut harus dilaksanakan (eksekusi);
- Bahwa oleh karena Perlawanan yang diajukan oleh Para Pelawan ini merupakan bantahan terhadap eksekusi perkara No. 91/PDT/2016/PT MDN, tanggal 8 Juni 2016 Jo No. 20/Pdt.G/2015 /PN Sdk, tanggal 28 Nopember 2015 maka yang harus diperiksa hanyalah eksekusinya saja dan bukan materi pokoknya, hal ini sejalan dengan Yurispurdensi Mahkamah Agung -RI No. 1038.K /Sip/1973, tanggal 1 Agustus 1973, artinya Dalil-dalil perlawanan berdasar “hak milik” adalah suatu alasan yang relevan untuk menunda eksekusi dalam arti : Kepada pelawan diberikan waktu untuk membuktikan perlawanannya bahwa
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 25 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN bukti hak milik yang dimilikinya lebih “kuat” dari pada bukti si Penggugat (ic. Terlawan) yang telah dimenangkan dalam putusan hakim yang akan dijalankan (eksekusi) ;
- Bahwa, terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap tersebut pada bulan Juli Terlawan (ic Ruben Siboro) mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang agar Putusan Perkara No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016 agar dilaksanakan eksekusi ;
- Bahwa, karena permohonan eksekusi yang diajukan Terlawan berdasar hukum selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 4 Agustus 2016 No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk memanggil Turut Terlawan-I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri Pada hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melakasanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan No. 91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016 dan terhadap perkara perdata No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 dapat dilaksanakan eksekusi ;
- Bahwa, dengan demikian keberatan para Pelawan terhadap Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Negeri Sidikalang tanggal 4 Agustus 2016 No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk memanggil Turut Terlawan-I untuk menghadap Ketua Pengadilan Negeri Pada hari selasa tanggal 23 Agustus 2016 untuk diberikan tegoran/peringatan segera melakasanakan isi/bunyi putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi medan No. 91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016 yang dikeluarkan oleh Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang selaku eksekutor ternyata tidak berdasar hukum sehingga haruslah ditolak, karena tanah perkara yang dieksekusi asal-usulnya jelas dan telah diputus oleh Pengadilan ;
- Bahwa, terjadinya perkara perdata No. 20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 adalah karena semasa hidup Walman Lumbanggal orang tua Para Pelawan dan Turut Terlawan-I dan II telah mengalihkan tanah dan rumah sebagaimana objek perkara kepada Terlawan (vide Bukti P-1) tanpa seijin Terlawan tanah dan rumah rumah tersebut Turut Terlawan-I dan Turut Terlawan II tetap menguasai dan mengusahai serta tidak mau mengosongkan dan menyerahkan dengan baik adanya tanpa syarat apapun kepada Terlawan walaupun Terlawan sudah berkali-kali menegurnya baik secara kekeluargaan maupun dengan jalan mediasi oleh Kepala Desa Simartugan Julu akan tetapi Turut Terlawan-I dan II tidak beritikad baik untuk mengosongkan dan menyerahkannya kepada Terlawan yang merupakan perbuatan melawan hukum;
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 26 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN - Bahwa atas tindakan Turut Terlawan-I danI I tersebut, maka hukum memberikan kesempatan kepada Terlawan mengajukan gugatan sebagaimana diatur dalam Pasal 1792 Jo Pasal 1338 KUHPerdata Jo Pasal 1813 KUHPerdata untuk menyatakan sebidang tanah berukuran 22 meter x 6 Meter seluas 132 Meter persegi berikut satu unit rumah tinggal yang berada diatasnya terbuat dari semen dinding seperampat batu, dan atasnya papan atap seng berukuran 6 Meter dan Panjang 17 Meter yang terletak di Desa Simartugan Julu, Kecamatan Pegagan Hilir, Kabupaten Dairi, berdasarkan surat Penyerahan tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 dari Walman Lumbangaol adalah sah secara hukum milik Penggugat dan Menyatakan Surat Penyerahan Tanah dan Rumah tanggal 21 Oktober 2013 adalah sah secara hukum;
- Bahwa Terlawan tetap berusaha untuk meminta tanah dan rumah tersebut dikosongkan dan diserahkan kepada Terlawan, akan tetapi Perbuatan Turut Terlawan-I dan II yang tidak mau tahu terhadap keberatan-keberatan yang diajukan baik secara lisan maupun melalui Kepala Desa Simartugan Julu menyebabkan timbulnya Perselisihan hukum antara Turut Terlawan-I dan II dengan Terlawan yang jelas-jelas menguasai dan mengusahai tanah dan rumah tersebut, hal ini juga telah diakui Para Pelawan di dalam dalil Perlawanannya, yang jelas menimbulkan kerugian bagi Terlawan terutama menyangkut tanah dan rumah yang berada dalam kekuasaan Turut Terlawan-I dan II maka wajar dan pantas menurut hukum apabila Terlawan memintakan kepada Majelis Hakim untuk menghukum Pelawan untuk segera menyerahkan tanah dan rumah tersebut kepada Terlawan yang berada Penguasaan Turut Terlawan dalam keadaan baik;
- Bahwa, sehingga tidak benar dan Terlawan membantah dalil Para pelawan yang menyatakan baru mengetahui adanya Perkara Nomor: 20/Pdt/G/2015/PN-Sdk Jo Nomor: 91/PDT/2016/PT.MDN dengan adanya Teguran /anmaning untuk melakasanakan Putusan tersebut setelah diberitahukan oleh Turut Terlawan-I, dalil ini harus ditolak sebab perkara perdata No. 20/Pdt/G/2015/PN-Sdk Jo Nomor 91/PDT/2016/PT.MDN, melibatkan saudara kandung dari Para Pelawan sendiri sehingga tidak mungkin Para Pelawan tidak tahu apa yang menimpa saudara kandungnya tersebut, dan sebagian besar Para Pelawan berdomisili hukum di daerah objek perkara, dan terhadap perkara tersebut sudah dilaksanakan pemeriksaan lapangan yang lebih menggelikan mengenai surat-surat dan Laporan Polisi Para Pelawan mengetahui sebelum perkara ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Sidikalang pada tanggal 23 Juni 2015 jadi adalah mustahil andai kata quad noon benar Para Pelawan baru mengetahui adanya perkara dengan adanya Teguran /anmaning untuk melaksanakan Putusan tersebut;
- Bahwa, kalau Para Pelawan sebagai Pelawan yang baik seharusnya Para Pelawan mengajukan Intervensi pada perkara No. 20/Pdt/G/2015/PN-Sdk, bukan menunggu perkara putus di tingkat Banding yang berkekuatan hukum
PENGADILAN TINGGI MEDAN
Halaman 27 dari 36 Putusan Nomor 393/PDT/2017/PT.MDN tetap lalu dengan alasan tidak tahu ada perkara kemudian mengajukan perlawanan, upaya yang dilakukan para pelawan ini tidak baik dalam penegakan hukum ke depan ;
- Bahwa adapun alasan-alasan yang diajukan Para Pelawan dalam Perkara ini tidak murni untuk mencari kebenaran atau upaya hukum sesungguhnya dari pencari keadilan, namun merupakan sebuah upaya dari para pihak saja untuk menunda-nunda pelaksanaan eksekusi. Karena menurut hemat TERLAWAN Permohonan Perlawan yang diajukan PARA PELAWAN hanya menjadikan upaya hukum sebagai upaya mengulur waktu eksekusi;
- Bahwa, oleh karena Para Pelawan bukan sebagai Pelawan yang baik dan seluruh alasan-alasan perlawanan Para Pelawan tidak berdasar hukum maka Terlawan mohon agar perlawanan Para Pelawan ditolak seluruhnya seluruhnya atau setidak-tidanya dinyatakan tidak dapat diterima (niet onvankelijke
verklaard);
Bahwa berdasarkan uraian diatas, Terlawan semula Penggugat mohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang atau Majelis Hakim yang memeriksa serta menyidangkan Perkara ini untuk berkenan untuk memberikan Putusan yang Amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM PROVISI ;
- Menolak provisi Para Pelawan untuk seluruhnya ; DALAM EKSEPSI :
- Menerima Eksepsi Terlawan untuk seluruhnya ; DALAM POKOK PERKARA :
1. Menolak Perlawanan Para Pelawan untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Perlawanan Pelawan tidak dapat diterima (niet onvankelijk
verklraad);
2. Menyatakan Pelawan-I, Pelawan-II, Pelawan-III, Pelawan-IV, Pelawan-V adalah Pelawan yang tidak jujur;
3. Menyatakan Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 Jo.Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016 adalah sah dan mengikat;
4. Menyatakan Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang No.20/Pdt.G/2015/PN-Sdk tanggal 26 Nopember 2015 Jo.Putusan Pengadilan Tinggi Medan No.91/PDT/2016/PT-MDN tanggal 8 Juni 2016 dapat dilaksanakan eksekusi 5. Menghukum Para Pelawan untuk membayar biaya yang timbul dalam Perkara
ini;