• Tidak ada hasil yang ditemukan

KNOWLEDGE COMMERCE: Peluang Implementasinya di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KNOWLEDGE COMMERCE: Peluang Implementasinya di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Implementasi knowledge commerce (komersialisasi pengetahuan) di perpustakaan dipengaruhi oleh perkembangan e-commerce dalam dunia internet yang mengubah paradigma sistem pe-layanan perpustakaan. Paradigma baru ini mendukung tercipta-nya perpustakaan yang berorientasi bisnis. Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) mempunyai sumber informasi berupa jurnal hasil penelitian pertanian yang dapat diperdagangkan dan menjadi bisnis kepustakaan. Tipe bisnis knowledge commerce PUSTAKA adalah model advertising dalam bentuk portal. Semua materi pengetahuan pertanian dan yang berkaitan dikumpulkan lalu diolah dengan tahapan se-bagai berikut: (1) digitasi, meliputi scanning yang dibuat dalam format pdf teks; (2) konversi, dilakukan jika dokumen sudah dalam bentuk softcopy untuk menyamakan format dan mengatur penamaan file; (3) pembuatan metadata untuk keperluan pe-nelusuran berbasis web; dan (4) uploading, memindah data ke komputer sentral dalam web PUSTAKA. Server terkoneksi dengan intranet dan memuat metadata dan artikel lengkap yang dapat diakses oleh pengguna dalam local area network (LAN) instansi lingkup Badan Litbang Pertanian. Server lainnya terhubung dengan internet yang berisi metadata dan abstrak dari artikel-artikel tersebut. Internet working merupakan gabungan antara ekstranet dan internet. Transaksi elektronik knowledge commerce dilakukan dengan sistem download base (hit) atau coverage. Tran-saksi tersebut menghasilkan keuntungan yang dapat digunakan untuk kelangsungan bisnis knowledge commerce PUSTAKA. Pemasukan lainnya dapat diperoleh melalui pemasangan iklan banner.

ABSTRACT

Knowledge Commerce: Its Implementation Prospect in the Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination

Knowledge commerce implementation development is affected by fast developed e-commerce within internet world which changes library service system paradigm. The new paradigm supports the creation of business-oriented library. The Indonesian Center for Agricultural Library and Technology Dissemination (ICALTD) has information resources in the form of agricultural research results documentation which could be commercialized or be a

library business. ICALTD's knowledge commerce type is advertising model in the form of portal. All kinds of agricultural knowledge are collected and processed through: (1) digitizing, includes scanning which is made in pdf-text format; (2) softcopy conversion, which is carried out when the documents are already in softcopy form to make uniform format and regulate file namming; (3) metadata synthesizing for web based tracing; and (4) uploading, i.e. process of data moving into central computer (ICALTD website). The provided server is connected to intranet and contained the whole accessible metadata and fulltext articles for the users within the local area network (LAN) of the Indonesian Agency for Agricultural Research and Development institutions, while the others that connected to internet contained metadata and abstracts of the above mentioned articles. The utilized internetworking is a combination of extranet and internet. Knowledge commerce electronic transactions are conducted by using two system, i.e. download base (hit) and coverage which aimed at profiting the ICALTD knowledge commerce business. Besides that, ICALTD could obtain other income sources like banner advertisement.

Keywords: Library business, library paradigm, information services, information network, internet, electronic journal

PENDAHULUAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dewasa ini telah mengubah perilaku pengguna dalam mencari informasi dan berdampak bagi lembaga yang bergerak dalam bidang jasa informasi dan perpustakaan. Sebagai lembaga yang bertugas menyimpan, mengolah dan mendistribusikan informasi, perpustakaan dituntut dapat memberdayakan pengetahuan dengan menggali potensi yang dimiliki.

Perubahan paradigma perpustakaan terjadi mengi-kuti perkembangan sistem penciptaan, perolehan, peng-olahan, dan penyebaran pengetahuan yang dikelola perpustakaan itu sendiri dari koleksi tercetak ke koleksi berbasis web yang dimungkinkan oleh teknologi digital. Ercegovac (1997) dalam Main (2001) memperkenalkan

KNOWLEDGE COMMERCE: Peluang Implementasinya di Pusat Perpustakaan

dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Vivit Wardah Rufaidah

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122

(2)

lima perubahan paradigma tersebut. Pertama, dari koleksi terpusat, bersifat lokal dan umumnya berbentuk teks dengan format dan media yang beragam ke koleksi yang terdistribusi secara virtual melalui server yang disedia-kan untuk akses pangkalan data dan multimedia. Kedua, koleksi dan katalog dalam perpustakaan konvensional merupakan dua entitas yang terpisah, dikoleksi, di-organisasikan, dan dikelola oleh unit perpustakaan yang berbeda. Pada perpustakaan digital, data dan metadata terkumpul dalam satu medium. Ketiga, sistem informasi dalam perpustakaan konvensional terstruktur ketat, konsisten dan bibliografi seragam, mewakili koleksi yang disimpan. Pada perpustakaan digital tidak ada atau se-dikit sekali struktur yang terdapat dalam pengindeksan, standardisasi dan representasi data yang heterogen dan koleksi virtual. Keempat, sebelumnya akses informasi umumnya hanya dengan cara membaca, sedangkan dalam perpustakaan digital, akses dilakukan secara universal ke pangkalan data dan kolaborasi antara pengarang dan masyarakat pengguna jarak jauh terjadi secara interaktif dan informal. Kelima, pada perpustakaan konvensional, pengguna dalam batas tertentu terlatih dan mengerti kelompok pengguna perpustakaan, sedangkan dalam perpustakaan digital pengguna terpisah secara individu-al dan perilaku pencarian informasi kurang terlatih.

Perubahan paradigma tersebut juga menimbulkan konsekuensi bagi pengelola perpustakaan, praktisi informasi, dan pekerja pengetahuan dalam penyaringan, pengorganisasian, penyimpanan, dan penyajian infor-masi ke pengguna dengan berbasis teknologi inforinfor-masi. Perpustakaan dapat memposisikan pengguna sebagai mitra dalam pemanfaatan modal pengetahuan yang ada di perpustakaan, sehingga tercipta suatu kondisi untuk selalu belajar dan menciptakan pengetahuan secara terus-menerus. Dengan demikian perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi harus berjalan seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan kebutuhan informasi pengguna. Bila sebelumnya fungsi perpustakaan lebih terfokus pada penyediaan informasi dalam bentuk fisik, seperti dokumen tercetak dengan dilengkapi sistem katalognya, pada era teknologi infor-masi perpustakaan dituntut untuk mampu menyediakan sumber-sumber informasi dalam bentuk terekam yang dioperasikan secara elektronis yang sarat dengan pe-ngetahuan tidak terstruktur.

Kecepatan perkembangan pengetahuan menurut Main (2001) harus mendapat reaksi yang cepat dan tepat dari perpustakaan sebagai organisasi pembelajaran sehingga membuat kedudukan perpustakaan sangat

strategis. Kemajuan teknologi informasi menjanjikan kemudahan dalam manajemen pengetahuan atau infor-masi terutama bagi lembaga pengelola inforinfor-masi. Perpus-takaan sebagai salah satu penyedia dan penyimpan informasi dan pengetahuan (information provider dan

knowledge repository) harus dapat mengimbangi bahkan

mengantisipasinya.

Selain itu, era globalisasi dan perkembangan tekno-logi yang pesat memunculkan adanya pasar yang efisien dan layanan informasi yang tidak terbatas pada lokal saja tetapi global. Sudah saatnya perpustakaan menjadi sumber daya yang dapat dijadikan bisnis yang meng-untungkan, dan sebagai konsekuensi bisnis, perpustaka-an didorong untuk lebih meningkatkperpustaka-an layperpustaka-anperpustaka-annya.

ELECTRONIC COMMERCE

Electronic commerce (e-commerce) merupakan salah satu

bentuk layanan yang berkembang pesat dalam dunia internet. Penggunaan e-commerce dapat menguntungkan banyak pihak, baik konsumen maupun produsen dan penjual (retailer). Di Indonesia, sistem e-commerce kurang populer karena banyak pengguna internet yang masih meragukan keamanannya dan kurangnya pe-ngetahuan mereka akan e-commerce.

Bagi konsumen, penggunaan e-commerce dapat mempersingkat waktu belanja. Harga barang yang dijual melalui e-commerce biasanya lebih murah daripada harga di toko, karena jalur distribusi barang dari produsen ke penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko kon-vensional.

Online shopping memberikan banyak kemudahan

dan kelebihan dibandingkan dengan cara belanja konvensional. Selain waktu belanja lebih singkat, di internet tersedia berbagai macam barang yang dijual secara lengkap. Informasi mengenai barang tersebut juga tersedia, sehingga walaupun tidak membelinya secara

online, seseorang dapat memperoleh informasi yang

diperlukan untuk memilih produk yang akan dibeli. Wira dalam Iman (2005) menyatakan bahwa tran-saksi dalam e-commerce memiliki karakteristik yang sangat khusus, yaitu: (1) transaksi tanpa batas; peng-usaha dapat memasarkan produknya ke seluruh pelosok dunia hanya dengan membuat situs web atau memasang iklan di situs internet, dan pelanggan dapat mengakses dan melakukan transaksi secara online tanpa dibatasi waktu; (2) transaksi anonim, yaitu penjual dan pembeli tidak perlu bertemu muka satu sama lain; (3) produk

(3)

digital dan nondigital; produk yang bersifat digital dapat dipasarkan melalui internet dengan cara men-download, sedangkan produk nondigital dikirim secara langsung; (4) produk barang tak berwujud; banyak perusahaan yang menawarkan barang tak berwujud seperti data, informasi, perangkat lunak serta ide atau gagasan melalui internet.

E-commerce dapat diterapkan dalam kegiatan bisnis

perpustakaan. Purbo (2005) menyatakan bahwa transaksi pada e-commerce bukan hanya transaksi barang dan uang, tetapi juga transaksi informasi, pengetahuan, dan jasa. Dalam hal ini perpustakaan dapat memanfaatkan

e-commerce untuk mengkomersialkan layanan

perpustaka-an seperti peminjamperpustaka-an perpustaka-antarperpustakaperpustaka-an (interlibrary

loan), penelusuran terpasang (online), layanan referensi,

bibliografi, salinan bahan, dan jasa kesiagaan informasi. Transaksi tersebut bukan tidak mungkin dapat memberi-kan nilai tambah bagi perpustakaan. Selain sebagai sarana promosi perpustakaan, transaksi juga menghasil-kan keuntungan yang dapat meningkatmenghasil-kan kesejahtera-an dkesejahtera-an kinerja petugas perpustakakesejahtera-an dkesejahtera-an pustakawkesejahtera-an.

PELUANG IMPLEMENTASI KNOWLEDGE

COMMERCE DI PUSTAKA

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA) merupakan salah satu unit kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Badan Litbang Pertanian) dan merupakan perpustakaan pusat Departe-men Pertanian (Deptan). PUSTAKA mempunyai mandat menghimpun, mengolah, mendayagunakan, menyimpan, serta menyebarkan pengetahuan yang terdapat di instansi induknya.

Sesuai dengan visi, misi dan tugasnya maka kom-petensi utama PUSTAKA adalah penyediaan dan pe-nyebaran informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) pertanian. Untuk itu berbagai kegiatan dan upaya dilakukan, antara lain pengumpulan berbagai sumber informasi yang sesuai dengan kompetensi utama PUSTAKA, baik tercetak, terekam maupun dalam format digital dan multimedia. Informasi tersebut kemudian dikelola dengan mengikuti prosedur standar yang sudah ditetapkan (SOP) agar dapat dimanfaatkan dengan mudah dan cepat oleh pengguna. PUSTAKA juga me-ngoleksi dan mengelola pangkalan data dan informasi dalam bentuk tercetak maupun elektronis.

Pada dasarnya pelaksanaan tugas tersebut meng-gunakan pendekatan manajemen pengetahuan yang

dimungkinkan oleh adanya infrastruktur, pemilik ngetahuan, dan pengelola pengetahuan. Modal pe-ngetahuan yang dikelola PUSTAKA berasal dari unit kerja/unit pelaksanaan teknis (UK/UPT) lingkup Badan Litbang Pertanian dan Deptan yang kemudian dikelola dan diakumulasikan dalam penyimpanan pengetahuan (knowledge repository) (Pusat Perpustakaan dan Pe-nyebaran Teknologi Pertanian 2006).

PUSTAKA sampai saat ini belum memanfaatkan kekayaan pengetahuan yang dimiliki, antara lain jurnal-jurnal penelitian pertanian, sebagai komoditas bisnis, padahal informasi mengenai riset di Indonesia yang representatif dan dapat ditelusur secara online masih langka. Saat ini sulit sekali mengetahui kemajuan riset yang dilakukan oleh bangsa Indonesia melalui internet, padahal cukup banyak peneliti dari luar negeri yang ingin melakukan penelitian tentang Indonesia, serta kemungkinan mencari mitra penelitian dari Indonesia. Beberapa program kerja sama seperti Eastern Indonesia

Universities Development Project (EIUDP) antara

Indo-nesia dan Kanada merupakan salah satu contoh upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mengelola hasil penelitian tentang Indonesia bagian timur.

Implementasi knowledge commerce di PUSTAKA selain untuk berbagi ilmu pengetahuan juga diharapkan dapat mempercepat penyebarluasan pengetahuan, memajukan pengetahuan, dan sebagai ajang pendidikan informal. Target pembeli yang dapat dibidik PUSTAKA dalam bisnis knowledge commerce adalah para peneliti di dalam dan luar negeri, perguruan tinggi yang mem-butuhkan hasil riset untuk para mahasiswa dan dosen, serta masyarakat umum yang tertarik dengan hasil-hasil penelitian pertanian.

Penggunaan web mutlak diperlukan dalam bisnis

knowledge commerce karena produk yang akan dijual

bersifat online dan hanya dapat dilakukan melalui trans-fer data (download). Bagi PUSTAKA, penggunaan web memberikan banyak manfaat. Pertama sebagai delivery

content dan pengemasan yang lebih murah dibanding

dengan yang tercetak. Penggunaan web juga dapat mem-promosikan produk PUSTAKA, dan memungkinkan pengunjung web memesan produk atau jasa tersebut. Kedua, pengguna atau pembeli dapat memanfaatkan web

browser dan web server untuk mengakses informasi

melalui web PUSTAKA dengan Internet Explorer atau

Nestcape Navigator kemudian menyimpan dan

mengirim-kan data yang dimiliki serta memungkinmengirim-kan produk PUSTAKA dikenal dan ditelusur dari belahan dunia ma-napun tanpa terkendala oleh waktu, geografis, birokratis,

(4)

dan biaya dengan isi berbasis multimedia. Ketiga, web dapat menyediakan informasi interaktif berupa teks, gambar atau grafis maupun video. Informasi yang ter-sedia di web server dapat diperoleh dengan menghubung-kan komputer ke internet dan menggunamenghubung-kan perangkat lunak internet web browser seperti Netscape Navigator,

Microsoft Internet Explorer, dan Opera.

PRODUK KNOWLEDGE COMMERCE PUSTAKA

Tipe bisnis yang dapat diterapkan dalam knowledge

commerce PUSTAKA berupa advertising dalam bentuk

portal (pintu masuk). Purbo (2005) menyatakan portal “transaksi” pengetahuan belum banyak dibuat. Bentuk transaksi masih tradisional atau secara akademis formal seperti pendidikan jarak jauh yang saat ini juga masih dilakukan secara konvensional. Platform internet berbasis teknologi informasi memungkinkan percepatan transaksi informasi dan pengetahuan. Platform ini seharusnya mengubah paradigma proses pemberdayaan pembelajaran pengetahuan yang selama ini dianut.

Produk knowledge commerce PUSTAKA dapat berupa kumpulan artikel hasil penelitian dan pengkajian bidang pertanian yang terlebih dahulu dikelompokkan menjadi beberapa subsektor, yaitu subsektor perkebun-an, perikanperkebun-an, tanah dan agroklimat, peternakperkebun-an, bio-teknologi, tanaman pangan, sosial ekonomi, dan tanaman industri. PUSTAKA menyediakan secara cuma-cuma data bibliografi artikel tersebut, dan bila pengguna ter-tarik untuk melihat artikel lengkapnya harus melanggan atau membelinya. Produk lain yang dapat ditawarkan PUSTAKA selain kumpulan artikel atau jurnal adalah: (1) data informasi bibliografi selama dua tahun terakhir se-banyak tujuh subjek, yang disebut dengan penyebaran informasi baru, (2) data informasi bibliografi yang dilengkapi dengan abstrak selama lima tahun terakhir sebanyak enam subjek, yang disebut dengan pelayanan terseleksi informasi, dan (3) produk multimedia seperti VCD dan CD interaktif mengenai teknologi pertanian.

PROSES BISNIS KNOWLEDGE

COMMERCE PUSTAKA

Input

PUSTAKA setiap tahun melakukan kegiatan peng-himpunan artikel hasil penelitian dan pengkajian dari UK/

UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Materi yang di-kumpulkan dapat berupa jurnal penelitian atau pengkajian dalam bentuk tercetak maupun elektronis dan telah

di-upload dalam intranet UK/UPT yang bersangkutan.

Pengolahan dan Output

Proses pengolahan merupakan tindak lanjut setelah pengetahuan tersebut dikumpulkan. Pengolahan men-cakup proses digitalisasi, pembuatan metadata, dan

uploading hasil pengolahan ke dalam web.

Digitalisasi meliputi scanning, yaitu memindahkan dokumen tercetak ke dalam bentuk digital. Untuk mem-buka peluang pengguna mengakses informasi seoptimal mungkin maka berkas dibuat dalam format pdf teks, sehingga dapat ditelusur dengan mudah oleh pengguna. Konversi dilakukan jika dokumen sudah dalam bentuk elektronis (softcopy). Konversi dimaksudkan untuk menyamakan format dan mengatur penamaan file. Pembuatan metadata dilakukan untuk keperluan penelusuran berbasis web, yaitu dengan membuat data bibliografi yang meliputi nama penulis, judul abstrak, kata kunci, tahun terbit, dan nama jurnal. Saat ini pang-kalan data yang digunakan PUSTAKA memanfaatkan perangkat lunak Winisis, tetapi untuk dapat dibaca di

web, pangkalan data tersebut perlu ditambah interface

seperti Igloo atau Javaisis. Namun idealnya mengguna-kan database management system (DBMS) sehingga diperoleh struktur data yang cukup baik, misalnya menggunakan SQL atau Oracle.

Uploading adalah memindah data atau dokumen ke

dalam web PUSTAKA atau perpustakaan digital. Berkas yang di-upload adalah file metadata dan berkas pdf teks yang berisi artikel lengkap yang telah melewati proses pengeditan.

Dalam knowledge commerce, server yang disedia-kan harus terhubung dengan intranet. Server berisi metadata dan artikel lengkap yang dapat diakses oleh pengguna di dalam local area network (LAN) UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian. Selain itu, diperlukan

server yang terhubung dengan internet yang berisi

metadata dan abstrak dari artikel tersebut. Pemisahan

server dilakukan untuk mengamankan data. Untuk bisnis knowledge commerce disediakan pula artikel lengkap

yang dapat diakses dengan berlangganan, baik melalui sistem hit maupun coverage.

(5)

INTERNETWORKING PADA KNOWLEDGE COMMERCE PUSTAKA

Internetworking adalah suatu bentuk hubungan kerja

sama atau kemitraan untuk mendayagunakan teknologi informasi berbasis jaringan, baik intranet, ekstranet maupun internet. Internetworked enterprises adalah perusahaan atau organisasi yang menggunakan

internet-working dalam menjalankan proses transaksi bisnisnya

(O’Brien dan Marakas 2005).

Pengetahuan (informasi) yang dapat dijual (di-tawarkan) oleh PUSTAKA merupakan produk internal organisasi. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 433/ Kpts/HM.160/9/2003 tentang pengiriman publikasi, dokumentasi, dan informasi ke PUSTAKA, PUSTAKA merupakan satu-satunya instansi lingkup Badan Litbang Pertanian yang mempunyai tugas menghimpun, meng-olah, mendayagunakan, menyimpan, dan menyebarkan pengetahuan yang ada di instansi induknya. Dalam hal ini, artikel hasil penelitian pertanian yang terangkum dalam jurnal dan buletin yang diterbitkan oleh UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian merupakan kekayaan internal organisasi. Internetworking pada knowledge

commerce PUSTAKA disajikan pada Gambar 1.

PUSTAKA dapat memanfaatkan internetworking dalam menjalankan bisnis knowledge commerce. Dari deskripsi proses bisnis yang dilaksanakan,

internet-working yang digunakan adalah gabungan antara

ekstranet dan internet.

Untuk mendekatkan pengetahuan (informasi) yang dimiliki perpustakaan ke pengguna dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan ekstranet untuk mengem-bangkan layanan intranet agar yang dapat diakses tidak hanya data bibliografi, tetapi juga artikel lengkap dengan cara berlangganan terlebih dahulu. Internet dalam hal ini berfungsi sebagai media komunikasi yang menghubung-kan PUSTAKA dengan pengguna dan sebagai sarana promosi layanan perpustakaan.

Bila dikaitkan dengan bisnis knowledge commerce, internet sangat penting dalam membangun interface menuju ke knowledge commerce yang sesungguhnya. Dalam hal ini PUSTAKA dapat memanfaatkan internet untuk menampilkan informasi yang terdapat dalam jurnal secara cuma-cuma dalam bentuk data bibliografis (bila dimungkinkan sampai abstrak). Apabila pengguna ter-tarik dengan artikel atau jurnal tertentu maka ekstranet yang berperan dalam menyaring pengguna atau pembeli

PENGGUNA UMUM

PENGGUNA YANG MELANGGAN

Menggunakan tarif, sistem hit (pembayaran per artikel dalam bentuk bibliografi yang di-download) Download artikel lengkap, pembayaran dengan sistem coverage SITUS KNOWLEDGE COMMERCE PUSTAKA Upload artikel hasil pengolahan UK/UPT LINGKUP

BADAN LITBANG PERTANIAN

SERVER DATA CENTER

PUSTAKA

UK/UPT LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN Kirim artikel dan

metadata UK/UPT LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN

EKSTRANET/INTRANET

s

s

t t

t s

(6)

dengan memberikan persyaratan dalam download infor-masi dengan mengambil tarif.

KEAMANAN KNOWLEDGE COMMERCE Menurut Purbo (2006), dalam prakteknya berbelanja di

web memerlukan koneksi ke internet dan perangkat lunak

untuk mengakses world wide web (browser) yang men-dukung transaksi elektronis yang aman, seperti Microsoft

Internet Explorer dan Netscape Navigator. Microsoft

dan Netscape, bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit (Visa dan Master-Card) serta perusahaan-perusahaan internet security (seperti VeriSign), telah membuat standar enkripsi khusus yang membuat tran-saksi melalui web menjadi sangat aman.

Yang menandakan retailer web site aman atau tidak adalah adanya tanda khusus yang muncul di status bar di bagian bawah layar browser. Pada Internet Explorer, tanda yang muncul berupa gembok terkunci di pojok kanan status bar, sedangkan pengguna Netscape

Navigator akan melihat tanda kunci di pojok kiri status

bar. Jika tanda-tanda tersebut muncul maka pengguna telah terhubung pada server yang aman.

Standar enkripsi yang digunakan dalam e-commerce pada saat ini adalah secure electronic transaction (SET). Selain digunakan untuk pembayaran dengan kartu kredit, SET juga dimanfaatkan untuk pembayaran dengan

smartcard. Dengan menggunakan SET, kerahasiaan

informasi pelanggan (berupa nama dan nomor kartunya) dapat terjaga. SET juga dapat menjaga keotentikan atau identitas penjual dan pelanggan, sehingga tidak dapat digunakan oleh sembarang orang.

SET menggunakan suatu kriptografi khusus yang dinamakan asymmetric cryptography untuk menjamin keamanan suatu transaksi. Asymmetric cryptography ini juga disebut dengan nama public-key cryptography. Enkripsi ini menggunakan dua kunci (kode), satu kunci untuk mengenkripsi data, dan kunci lainnya untuk men-deskripsi data tersebut. Kedua kunci tersebut terhubung secara matematis dengan rumus tertentu, sehingga data yang telah dienkripsi oleh suatu kunci hanya bisa di-deskripsi dengan menggunakan kunci pasangannya.

Setiap pengguna diberikan dua kunci, yaitu public

key dan private key. Pengguna dapat menyebarkan public key secara bebas. Karena terdapat hubungan

khusus antara kedua kunci tersebut, pengguna dan siapa pun yang menerima public key mendapat jaminan bahwa data yang telah dienkripsi dengan suatu public key dan

dikirimkan ke pengguna hanya bisa dideskripsi oleh

private key. Keamanan ini terjamin selama pengguna

dapat menjaga kerahasiaan private key. Pasangan kunci ini perlu dibuat secara khusus oleh pengguna. Algoritma yang biasa digunakan untuk membuat kunci adalah RSA (dinamakan berdasarkan inisial pembuatnya, yaitu Rivest, Shamir, dan Adleman).

Pengelola knowledge commerce yang mengguna-kan SET harus membuat pasangan khusus untuk webnya. Public key biasanya disebarkan melalui web

browser. Public key disertakan secara gratis untuk setiap web browser, dan telah tersedia jika browser tersebut di-install. Private key, pasangan untuk public key, disimpan

oleh pengelola e-commerce.

Pembeli yang menggunakan browser dalam me-ngirim format transaksi, akan menggunakan public key yang telah tersedia di web browser. Pihak lain yang tidak mempunyai pasangan private key, tidak akan dapat mendeskripsi formulir data yang dikirim dengan public

key. Setelah data sampai ke pengelola e-commerce, data

tersebut akan dideskripsi menggunakan private key. Artinya, hanya pengelola e-commerce yang dapat mem-peroleh data tersebut dalam bentuk yang sebenarnya, dan data identitas serta nomor kartu kredit pelanggan tidak akan jatuh ke tangan yang tidak berhak.

TRANSAKSI ELEKTRONIS

KNOWLEDGE COMMERCE

Produk yang diperdagangkan dalam transaksi elektronis

knowledge commerce PUSTAKA adalah jasa atau

pe-ngetahuan yang tidak berwujud. Oleh karena itu untuk merangkul lebih banyak pembeli, pencarian dan pemesan-an produk dilakukpemesan-an dengpemesan-an dua sistem.

Transaksi pertama dengan sistem yang berbasis

download per artikel (hit). Dalam sistem ini pembeli

membayar sesuai dengan artikel yang di-download. Sistem ini bersifat waktu nyata (real time) sehingga pembayaran dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Target pembeli sistem ini adalah individu yang hanya tertarik pada beberapa artikel yang dibutuhkan.

Transaksi kedua dengan sistem coverage. Sistem ini memungkinkan pembeli bertransaksi dengan cakupan lebih, yaitu dengan berlangganan atau membayar tunai jumlah tertentu yang diinginkan dan PUSTAKA akan menyediakan artikel sesuai dengan dana yang tersedia dari pembeli. Dalam sistem ini pembeli akan diberikan kata pengenal (password) untuk mengakses produk

(7)

knowledge commerce PUSTAKA sesuai kesepakatan.

Target pembeli dalam sistem coverage ini adalah institusi pendidikan seperti perguruan tinggi, lembaga atau perorangan. Pembeli dapat berlangganan untuk 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, atau sesuai dana yang tersedia, misalnya pembeli mentransfer dana dengan jumlah ter-tentu sehingga PUSTAKA dapat menentukan artikel yang dapat dilanggan dengan dana tersebut. Password hanya diberlakukan pada saat pembeli berlangganan. Bila telah melewati batas berlangganan, password secara otomatis tidak dapat digunakan lagi.

Transaksi pembayaran tersebut merupakan keun-tungan bagi kelangsungan bisnis knowledge commerce. Selain itu PUSTAKA dapat memperhatikan sumber pe-masukan lain misalnya lewat pemasangan iklan banner. Pengiklan biasanya akan memasang iklan pada web yang ramai dikunjungi pengguna. Oleh karena itu, perlu disediakan sarana untuk memeriksa kunjungan peng-guna serta cara pemasaran internet yang baik.

Karena PUSTAKA merupakan instansi pemerintah, penerapan knowledge commerce perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:

• Pemasangan iklan tidak boleh melanggar kebijakan pusat atau induk organisasi. Untuk tahap awal, spon-sor dapat berasal dari para pemangku kepentingan di bidang pertanian, seperti produsen sarana produksi dan pengusaha hasil pertanian. Untuk tahap selanjut-nya diharapkan pengiklan yang lebih luas.

Memperhatikan UU Penghasilan Negara Bukan Pajak (PNBP), dengan menyetorkan keuntungan yang di-peroleh dari bisnis ini kepada pemerintah melalui PNBP yang berasal dari keuntungan yang diperoleh.

Berkenaan dengan HAKI, artikel yang akan dimasuk-kan ke dalam pangkalan data dipilih yang sudah di-publikasikan di majalah yang dikelola oleh PUSTAKA. Diperlukan ijin dari penerbitnya saja, tidak harus dari penulis, karena pemilik hak ciptanya adalah penerbit. Untuk laporan penelitian yang tidak diterbitkan, perlu mendapat ijin dari pejabat yang berwenang. Jika perlu pembuat laporan diminta untuk menulis pernyataan

bahwa yang bersangkutan menyetujui laporan ter-sebut disajikan kepada publik dalam bentuk apapun. Karena sifatnya bisnis maka harus dibuat aturan main mengenai pendapatan yang diperoleh. Misalnya pe-nulis, penerbit, lembaga dan semua yang terlibat mendapat royalti dari setiap artikel yang ditransaksi-kan.

KESIMPULAN

Perpustakaan dapat memanfaatkan e-commerce dalam transaksi bisnis untuk mengkomersialkan layanan per-pustakaan sesuai dengan kemampuan dan kondisi. Aplikasi bisnis knowledge commerce di PUSTAKA sangat mungkin dilakukan, mengingat berlimpahnya sumber daya yang dapat dimanfaatkan, seperti artikel hasil penelitian dan pengkajian pertanian yang selama ini statis dan belum dimanfaatkan secara optimal.

Penerapan knowledge commerce dapat memberikan nilai tambah bagi perpustakaan. Selain sebagai sarana promosi perpustakaan, kegiatan ini juga menghasilkan keuntungan yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan kinerja petugas perpustakaan dan pustakawan.

DAFTAR PUSTAKA

Iman, N. 2005. E- Commerce. www.nofieiman.com. [10 Juni 2007].

Main, A. 2001. Pendekatan knowledge management dalam pengelolaan dan pemanfaatan modal pengetahuan di perpustkaan digital; studi kasus di Indonesia. Digital Library Network. Tesis. Depok: Program Studi Ilmu Perpustakaan. Fakultas Sastra, Universitas Indonesia. O’Brien, J.A., and G.M. Marakas. 2006. Management Infor-mation System. New York: McGraw-Hill Companies. 628 pp.

Purbo, O. 2005. Knowledge Commerce. Perpustakaan Onno. http://stream.plasa.com/onno/gfe/index.php?dir= artikel_indonesia_1/application/e-commerce [21 Juni 2007].

Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 2006. Laporan Tahunan 2005. Bogor: Pusat Perpusta-kaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. 51 hlm.

Gambar

Gambar 1. Gambaran implementasi internetworking di PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Target terapi reperfusi adalah aliran TIMI grade 3 (menunjukkan perfusi pembuluh yang mengalami infark dengan aliran normal), karena perfusi penuh pada arteri koroner yang terkena

Selama 4 bulan pengamatan, perlakuan pemangkasan akar yang dikombinasikan dengan inokulasi fungi ektomikoriza tidak berpengaruh nyata pada pertumbuhan tinggi,

kiprok ini juga mengatur tegangan yang mengalir pada lampu kepala tipe AC yaitu ketika motor hidup dan lampu depan dinyalakan maka arus AC dari spull penerangan akan menuju ke

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang hidup di saluran dan kelenjar

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut; 1) hasil pengujian menunjukkan motivasi, insentif dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap

Aplikasi Mendeley telah memberikan beberapa pilihan style reference yang dianut oleh beberapa negara. Namun, ada beberapa referensi yang belum terpasang pada

Sehingga dapat dikatakan, bahwa penyebaran jasa informasi dalam bentuk terbaru dan terseleksi yang terdapat dalam suatu layanan perpustakaan dimaksudkan untuk mendekatkan

Cara yang bisa diwujudkan untuk menghargai hasil karya orang lain adalah dengan tidak mencela hasil karya orang tersebut meskipun hasil karya itu menurut kita jelek.. Memberikan