• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oleh multi pemain melalui internet. Biasanya disediakan sebagai tambahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oleh multi pemain melalui internet. Biasanya disediakan sebagai tambahan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game Online

2.1.1 Pengertian Game Online

Game online didefinisikan sebagai game komputer yang dapat dimainkan

oleh multi pemain melalui internet. Biasanya disediakan sebagai tambahan layanan perusahaan penyedia jasa online atau dapat diakses langsung dari perusahaan yang mengkhususkan menyediakan game. Memainkan game online terdapat dua perangkat penting yang harus dimiliki pemakainya yaitu seperangkat komputer dengan spesifikasi yang memadai dan koneksi dengan internet (Burhan dalam Tsharir, 2005).

2.1.2 Sejarah dan Perkembangan Game Online

Perkembangan game online sendiri tidak lepas juga dari perkembangan teknologi komputer dan jaringan computer itu sendiri. Meledaknya game online sendiri merupakan cerminan dari pesatnya jaringan computer yang dahulunya berskala kecil (small local network) sampai menjadi internet dan terus berkembang sampai sekarang. Games Online saat ini tidaklah sama seperti ketika games online diperkenalkan untuk pertama kalinya. Pada saat muncul pertama kalinya tahun 1960, computer hanya bisa dipakai untuk 2 orang saja untuk bermain game. Lalu muncullah komputer dengan kemampuan

time-sharing sehingga pemain yang bisa memainkan game tersebut bisa lebih banyak

(2)

Lalu pada tahun 1970 ketika muncul jaringan computer berbasis paket (packet based computer networking), jaringan computer tidak hanya sebatas LAN saja tetapi sudah mencakup WAN dan menjadi Internet. Game online pertama kali muncul kebanyakan adalah game-game simulasi perang ataupun pesawat yang dipakai untuk kepentingan militer yang akhirnya dilepas lalu dikomersialkan, game-game ini kemudian menginspirasi game-game yang lain muncul dan berkembang (Yahya, 2013).

2.1.3 Dampak Bermain Game Online

Game online selalu diyakini memberikan pengaruh negatif kepada para

pemainnya. Hal ini terutama karena sebagian besar game yang adiktif dan biasanya tentang kekerasan pertempuran dan berkelahi. Mayoritas orang tua dan media berpikir dan percaya bahwa permainan merusakan otak anak-anak dan mempromosikan kekerasan di antara mereka. Namun, banyak psikolog, pakar anak, dan para ilmuwan percaya bahwa permainan ini sebenarnya bermanfaat bagi pertumbuhan anak-anak. Jadi, dapat disingkatkan bahwa terdapat dampak positif dan negatif bermain game online terhadap para gamernya.

a. Dampak positif

Dampak positif game online menurut (Hilmuniati, 2011), antara lain adalah sebagai berikut:

1) Meningkatkan konsentrasi

Gamer sejati mempunyai daya konsentrasai yang tinggi yang

(3)

2) Ketajaman mata yang lebih cepat

Aanak-anak yang memainkan game action secara teratur memiliki ketajaman mata yang lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang tidak sering bermain game.

3) Meningkatkan kinerja otak dan memacu otak dalam menerima cerita Sama dengan belajar, bermain game yang tidak berlebihan dapat meningkatkan kinerja otak bahkan memiliki kapasitas jenuh yang lebih sedikit di bandingan dengan belajar dan membaca.

4) Meningkatkan kemampuan membaca

Bermain game bisa membantu anak-anak untuk meningkatkan kemampuan baca mereka. Jadi, keluhan soal bermain game yang dapat menurunkan budaya membaca tidaklah beralasan.

5) Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris

Seseorang yang suka bermain game sebagian besar mahir berbahasa inggris di sekolah ataupun di universitas tanpa melalui kursus karna fitur dalam game sebahagian besar berbahasa inggris.

6) Melalui jaringan internet, memungkinkan pemain untuk melakukan sosialisasi virtual tanpa di batasi ruang dan waktu.

7) Game online sering kali menuntut pemainnya untuk menyusun trategi dalam waktu singkat sehingga permainan yang tepat dapat melatih respon dan kecepatan berpikir seseorang.

8) Game online jika di manfaatkan dapat membuka peluang bisnis dan lahan mendapatkan penghasilan tambahan.

(4)

b. Dampak negatif

Banyak anak yang menyisihkan uang jajan mereka demi bisa bermain

game online (Griffiths & Wood, 2000 dalam Lemmens, 2009). Hal ini

dapat membuat anak kecanduan dalam bermain game online, seorang anak yang mengalami kecanduan game online biasanya mengahabiskan waktu bermain game online 2-10 jam perminggu. Bahkan ada yang menghabiskan waktu hingga 39 jam dalam seminggu, rata-rata pecandu

game online menghabiskan waktu 20-25 jam dalam seminggu untuk

bermain game online (Kusumadewi, 2009). Dengan demikian kemungkinan besar pengguna game oline akan mempengaruhi istirahat dan tidur anak.

Menurut Christianti (2006), mengenai dampak game pada aktifitas otak. Dari penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa dampak negatif game terdapat dua poin penting yang antar lain:

1) Penurunan aktifitas gelombang otak depan

Penurunan aktifitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, megalami masalah dlam hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya.

2) Penurunan aktifitas gelombang beta

Merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer

(5)

mengalami “autonomic nerves” yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi di mana sekresi adrenalin meningkat, sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat.

3) Menimbulkan efek ketagihan yang berakibat melalaikan kehidupan nyata. Inilah maslah sebenarnya yang di hadapi gamer intinya adalah pengendalian diri.

4) Membuat orang menjadi terisolir dengan lingkungan sekitar. Ini merupakan efek karena terlalu seringnya bermain game sehingga menjadi lupa dengan hubungan sosial dalam kehidupannya.

5) Jika terlalu sering akan berakibat pada gangguan psikologis. Prilaku seseorang dapat berubah dan mempengaruhi pola pikir. Pikiran akan selalu tertuju pada game yang sering dimainkannya.

6) Merupakan sebuah pemborosan terhadap waktu dan ekonomi jika sudah kecanduan game online.

2.2 Anak Usia Sekolah

2.2.1 Definisi Anak Usia Sekolah

Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan tertentu.

(6)

2.2.2 Ciri-ciri Anak Usia Sekolah

Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. Label yang digunakan oleh orang tua a. Usia yang menyulitkan

Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan diman ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.

b. Usia tidak rapi

Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan mengancam dengan hukuman.

c. Label yang digunakan oleh para pendidik 1) Usia sekolah dasar

Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.

(7)

2) Periode kritis

Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.

3. Label yang digunakan ahli psikologi a. Usia berkelompok

Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.

b. Usia penyesuaian diri

Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.

c. Usia kreatif

Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum

(8)

berkembang sempurna sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.

d. Usia bermain

Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.

2.3 Istirahat dan Tidur

2.3.1 Pengertian Istirahat dan Tidur

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktifitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan (Hidayat, 2006).

Ketika orang sedang beristirahat, biasanya mereka berasa relaks secara mental, bebas dari kecemasan dan tenang secara fisik. Istirahat bukan berarti tanpa aktifitas, ketika orang sedang beristirahat mereka berada pada keaadaan aktifitas mental dan fisik yang menyegarkan mereka kembali, bergairah kembali, dan siap untuk melakuakan aktivitas baru (Potter & Perry, 2006).

(9)

2.3.2 Karakteristik Istirahat

Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat. Misalnya, Narrow (1967) yang dikutip oleh Perry dan Potter (1993) mengemukakan enam karakteristik yang berhubungan dengan istirahat, di antaranya: merasakan bahwa segala sesuatu dapat diatasi, merasa diterima, mengetahui apa yang sedang terjadi, bebas dari gangguan ketidaknyamanan, mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan, mengetahui adanya bantuan sewaktu memerlukan (Hidayat, 2006).

Kebutuhan istirahat dapat dirasakan apabila karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi. Hal ini dapat dijumpai apabila seseorang merasakan segala kebutuhannya dapat diatasi.

Apabila seseorang tidak merasakan enam kriteria tersebut di atas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatkan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur (Hidayat, 2006).

2.3.3 Kondisi Istirahat yang Cukup

Dalam memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur dibutuhkan kondisi yang cukup agar kebutuhan istirahat dan tidur tersebut dapat dipenuhi. Adapun kondisi untuk istirahat yang cukup menurut Potter & Perry (2006) adalah sebagai berikut: a. Kenyaman fisik antara lain : eliminasi sumber-sumber yang mengiritasi kulit,

kontrol sumber nyeri, kontrol suhu ruangan, pertahankan kesejajaran anatomis yang tepat atau posisi yang sesuai, pindahkan distraksi lingkungan, sediakan ventilasi yang cukup.

(10)

b. Bebas dari kecemasan dengan cara buat keputusan sendiri, berpartisipasi di dalam pelayanan kesehatan, praktikkan aktivitas yang mengistirahatkan secara teratur, mengetahui bahwa lingkungan aman.

c. Tidur yang cukup sehingga memperoleh jumlah jam tidur yang dibutuhkan untuk merasa segar kembali dengan mengikuti kebiasaan hygiene yang baik sebelum tidur.

Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai, atau juga dapat di katakan sebagai suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keaadaan yang penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologis, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006).

Tidur juga merupakan suatau keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh tidur yang cukup, mereka merasa tenaganya telah pulih. Beberapa ahli tidur yakin bahwa perasaan tenaga yang pulih ini menunjukkan tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan sistem tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya (Potter & Perry 2006).

2.3.4 Fisiologi Tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adaanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktifitas tidur ini di

(11)

atur oleh system pengaktivasi retikularis yang merupakan system yang mengatur seluruh tingkat kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensesefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan fisual, pedengaran, nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti nerepinopri. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima dipusat otak dan system limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2006).

2.3.5 Tahapan tidur

EEG, MMG, dan EOG sinyal listrik menunjukkan perbedaan tingkat aktivitas yang berbeda dari otak, otot dan mata yang berhubungan dengan tahapan tidur yang berbeda (sleep research society, 1993). Tidur yang normal melibatkan dua fase: pergerakan mata yang tidak cepat (tidur nonrapid eye movement, NREM) dan pergerakan mata yang cepat (tidur rapid eye movement, REM). Selama NREM orang yang tidur mengalami kemajuan melalui empat tahapan selama siklus tidur yang tipikal 90 menit. Kualitas tidur dari tahap 1 sampai tahap 4 bertambah dalam. Tidur yang dangkal merupakan kakteristik dari tahap 1 dan 2 dan seorang lebih mudah terbangun. Tahap 3 dan 4 melibatkan tidur yang dalam,

(12)

di sebut tidur gelombang rendah, dan seorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase pada akhir tiap siklus tidur 90 menit (Potter & Perry, 2006).

2.3.6 Tahapan Siklus Tidur

Tahapan siklus NREM dan REM menurut (Potter & Perry, 2006), adalah sebagai berikut:

A. Tahap 1: NREM

1. Tahap meliputi tngakat paling dangkal dari tidur 2. Tahap berahir beberapa menit

3. Pengguanaan aktivitas fisiologis di mulai dengan penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.

4. Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara. 5. Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun.

B. Tahap 2: NREM

1. Tahap 2 merupakan periode tidur bersuara. 2. Kemajuan relaksasi otot.

3. Untuk terbangun masih relatif mudah. 4. Tahap berakhir 10 hingga 20 menit. 5. Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban. C. Tahap 3: NREM

1. Tahap 3 meliputi tahap awal dari tidur yang dalam. 2. Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak. 3. Otot-otot dalam keadaan santai penuh.

(13)

5. Tahap berakhir 15 hingga 30 menit. D. Tahap 4: NREM

1. Tahap 4 merupakan tahap tidur terdalam.

2. Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur.

3. Jika terjadi kurang tidur, maka orang yang tidur menghabiskan porsi malam yang seimbang pada tahap ini.

4. Tanda-tanda vital menurun menurun secara bermakna di banding selama jam terjaga.

5. Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit. 6. Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi. E. Tahapan tidur REM

1. Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM. Mimpi yang kurang hidup dapat terjadi pada tahap yang lain.

2. Tahap ini biasanya dimulai skitar 30 menit setelah mulai tidur.

3. Hal ini dicirikan dengan respons otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dari kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah.

4. Terjadi tonus otot skelet penurunan. 5. Peningkatan sekresi lambung.

6. Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur.

(14)

2.3.7 Fungsi Tidur dan Tujuan Tidur

Fungsi dan tujuan tidur secara jelas tidak diketahui, akan tetapi di yakini bahwa tidur dapat di gunakaan untuk menjaga keseimbangaan mental, emosiaonal, kesehatan, mengurangi stres pada paru, kardiovaskular, endokrin, dan lain-lain. Energi disimpan selama tidur, sehingga dapat di arahkan kembai pada fungsi selular yang penting. Secara umum terdapat dua efek fisiologis dari tidur: pertama, efek pada sistem saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan di antara berbagai susunan saraf; dan kedua, efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi dalam organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan (Hidayat, 2006).

Menurut beberapa teori tidur di percaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis, dan tidur juga merupakan waktu perbaikan dan juga persiapan untuk periode trejaga berikutnya. Selama tidur fungsi biologis menurun. Laju denyut jantung normal pada orang dewasa sehat sepanjang hari rata-rata 70 hingga 80 denyut per menit atau lebih rendah jika individu berada pada kondisi fisik yang sempurna. Akan tetapi selama tidur laju denyut jantung turun sampai 60 denyut per menit atau lebih rendah. Hal ini berarti bahwa denyut jantung 10 sampai 20 kali lebih sedikit dalam setiap jam. Secara jelas, tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung. Tidur nampaknya juka diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Teori lain tentang kegunaan tidur adalah tubuh menyimpan energi selama tidur, dan dapat di pergunakan untuk memnuhi aktifitas setelah bangun tidur (Potter & Perry, 2006).

(15)

2.3.8 Kebutuhan dan Pola Tidur Normal pada Anak Usia Sekolah

Durasi dan kualitas tidur itu berbeda-beda dari semua kelompok usia. Seseorang mungkin merasa cukup beristirahat dengan 4 jam tidur, sementara yang lain membutuhkan 10 jam. Dan pada anak usia sekolah waktu yang di butuhkan adalah tidur 10 jam pada malam hari, dan tahap REM 18,5% (Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tidur

Kualitas dan kuatitas tidur di pengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya (Hidayat, 2006). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya adalah:

1. Penyakit

Seseoarang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan gangguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiovaskular, dan penyakit persyarafan (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik (mis, kesulitan bernafas), atau masalah suasana hati, seperti kecemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur. Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa. Dan ada beberapa penyakit yang dapat menggangu tidur di antaranya, penyakit

(16)

penapasan, penyakit jantung koroner, hipertensi, nokturia, dan lain-lain (Potter & Perry, 2006).

2. Obat-obatan

Obat dapat mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur (Tarwoto & Wartonah, 2010), adalah : a. Diuretik: menyebabkan insomnia.

b. Anti depresan dan stimulan: meningkatkan saraf simpatis, menekan tidur REM, dan menurunkan total waktu tidur.

c. Kafein: mencegah seseorang tidur, meningkatkan saraf simpatis, dapat menyebabkan seseorang bangun malam hari.

d. Beta-bloker: menimbulkan insomnia, menyebabkan mimpi buruk, menyebabkan terbangun dari tidur.

e. Narkotika: menekan REM, meningkatkan prasaan kantuk pada siang hari.

3. Lingkungan

Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya pross tidur. Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya (Tarwoto & Wartonah, 2010).

Lingkungan kamar dan pencayaan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk tidur. Beberapa orang menyukai ruangan yang gelap, sementara yang lain seperti anak-anak atau lansia, menyukai cahaya remang yang tetap menyala selama tidur. Seseorang juga bermasalah terhadap

(17)

tidur akibat suhu ruangan, ruangan yang terlalu hangat atau teralalu dingin sering kali menyebabkan seseorang susah tidur (Potter & Perry, 2006).

4. Nutrisi

Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang di cerna. Demikian sebaliknya, kebutuhan kebutuhan gizi yang kurang dapat dapat juga mempengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur (Hidayat, 2006).

Makan besar, berat, dan/atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat di cerna yang menggangu tidur. Kafein dan alkohol yang di konsumsi pada malam hari mempunyai efek produksi-insomnia sehingga mengurangi atau menghindari zat tersebut secara drastis adalah strategi penting yang di gunakan untuk meningkatkan tidur. Kehilangan dan peningkatan berat badan juga mempengaruhi pola tidur. Ketika seseorang bertambah berat badannya, maka priode tidur akan menjadi lebih panjang dengan lebih sedikit interupsi. Kehilangan berat badan menyebabkan tiur pendek dan terputus-putus. Gangguan tidur tertentu dapat dapat di hasilkan dari diet semipuasa (semitarvasion) yang popular di dalam masyarakat yang sadar berat badan (Potter & Perry, 2006).

5. Gaya hidup

Rutinitas seseorang mempengaruhi pola tidur orang tersebut. Individu yang bekerja lembur seing kali mempunyai kesulitan menyesuaikan jadwal

(18)

tidur. Perubahan lain dalam rutinitas yang menggangu pola tidur meliputi kerja berat yang tidak biasanya, terlibat dalam aktifitas sosial pada larut malam, dan perubahan waktu makan malam (Potter & Perry, 2006).

6. Stress psikologis

Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur (Hidayat, 2006).

Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat menggangu tidur. Stress emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan sering kali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stress juga menyebabkan sesorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stress yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2006)

2.3.10 Gangguan Tidur 1. Insomnia

Adalah ketidah mampuan memperoleh secara cukup kualitas dan kuantitas tidur. Tiga macam insomnia, yaitu: insomnia inisial (initial

insomnia) tidak adaanya ketidakmampuan untuk tidur; insomnia intermiten

(intermittent insomnia) merupakan ketidak mampuan untuk tetap mempertahankan tidur karena sering terbangun; adan insomnia terminal (terminal insomnia) adalah bangun lebih awal tetapi tidak pernah tertidur kembali. Penyebab insomnia adalah ketidak mampuan fisik, kecemasan, dan

(19)

kebiasaan minum alkohol dalam jumlah banyak (Tarwoto & Wartonah, 2010).

2. Hipersomnia

Merupakan gangguan tidur dengan kriteria tidur berlebihan, pada umumnya lebih dari 9 jam pada malam hari, disebabkan oleh kemungkinan adanya masalah psikologis, depresi, kecemsan, ganguan susunan saraf pusat, ginjal, hati, dan gangguan metabolism (Hidayat, 2006).

3. Narkolepsi

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. EDS adalah keluhan utama paling sering yang berkaitan dengan gangguan ini. Di siang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur. Tidur REM dapat terjadi dalam 15 menit sewaktu tidur. Katapleksi, atau kelemahan otot yang tiba-tiba di saat emosi sedang kuat seperti marah, sedih, atau tertawa, dapat terjadi kapan saja di siang hari. Apabila serangan katapleksi parah, klien dapat kehilangan otot volunter dan jatuh ke lantai.

Masalah signifikan untuk indifidu yang menderita narkolepsi adalah bahwa orang tersebut jatuh tertidur tanpa bias di kendalikan pada waktu yang tidak tepat. Serangan tidur dapat dengan mudah di salah artikan dengan kemalasan, kurangnya minat terhadap aktifitas, atau mabuk kecuali jika gangguan ini di pahami (Potter & Perry, 2006).

(20)

4. Deprivasi tidur

Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyaak klien sebagai akibat disomnia. Penyebabnya dapat mencakup penyakit (mis, demam, sulit bernapas, atau nyeri), stress emosional, obat-obatan, gangguan lingkungan, dan keanekaragaman waktu tidur yang terkait dengan waktu kerja (Potter & Perry, 2006).

5. Parasomnia

Parasomnia adalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pada anak-anak dri pada orang dewasa. Sindrom kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome, SIDS). The American Academy of Pediatrics menganjurkan agar bayi yang sehat di tempatkan pada posisi miring atau telentang di saat tidur karena adanya hubungan antara posisi telungkup dengan terjadinya SIDS.

Parasomnia yang terjadi pada anak-anak meliputi somnabulisme (berjalan dalam tidur), terjaga malam, mimpi buruk, enuresis nocturnal (nompol), dan memggeretakkan gigi (bruksisme). Apabila orang dewasa mengalami hal ini maka hal tersebut dapat mengindikasikan gangguan yang lebih serius (Potter & Perry, 2006).

2.4 Pemenuhan Kebutuhan Istirahat Dan Tidur 2.4.1 Kualitas Tidur

Kualitas tidur adalah perasaan segar dan siap menghadapi hidup baru setelah bangun tidur. Konsep ini meliputi beberapa karakteristik seperti waktu yang di perlukan untuk memulai tidur, frekuensi terbangun pada malam hari, lama

(21)

tidur, kedalaman tidur dan ketenangan (Eser, 2007). Kualitas tidur menyangkut pengkajian subjektif yaitu beberapa menyegarkan dan tenangnya tidur mereka dan pengkajian objektif yang dapat diketahui dari rekaman poligrafi, gerakan pergelangan tangan, gerakan kepala dan mata (Mac Arthur, 1997; Nisrina, 2008). 2.4.2 Parameter Kebutuhan Istirahat dam Tidur

1. Waktu yang Dibutuhkan untuk Dapat Tidur (Sleep Latency)

Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur adalah waktu yang dihabiskan seseorang sejak munculnya keinginan untuk tidur sampai tercapainya tidur pada tahap REM. Orang yang dapat beristirahat dengan baik memerlukan waktu 15 hingga 20 menit untuk tertidur (Maas, 2002). Tetapi, jika seseorang membutuhkan waktu 30 menit sampai berjam-jam untuk bisa tertidur di malam hari, maka kemungkinan mengalami salah satu masalah tidur (Rafknowledge, 2004).

2. Total Jam Tidur

Total jam tidur adalah lamanya waktu tidur dikurangkan dengan lamanya waktu terbangun saat tidur. Tidur siang hanya dianjurkan jika malam sebelumnya kekurangan tidur. Karena tidur siang akan mengurangi hutang tidur, padahal hutang tidur diperlukan untuk meningkatkan dorongan homeostatic untuk tidur. Tidur siang selama 15 menit biasanya sudah cukup memberikan kesegaran untuk beraktivitas (Prasadja, 2006).

3. Frekuensi Terbangun

Frekuensi terbangun adalah sering atau tidaknya seseorang terbangun dari tidurnya yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan ataupun akibat adanya

(22)

keinginan untuk buang air kecil (Hayashi, 2003). Terbangun pada malam hari berpengaruh pada pengurangan total waktu tidur atau lamanya tertidur. Frekuensi terbangun pada malam hari ini meningkat sesuai penambahan usia. Pemotongan tidur berpengaruh terhadap kualitas tidur yang tidak adekuat atu kualitas tidur yang rendah. Kesuliatan untuk kembali tertidur berpengaruh secara nyata terhadap penurunan jumlah tidur (Lueckenotte, 2000).

4. Kepuasan Tidur

Tidur yang cukup dan berkualitas akan membantu seseorang memiliki energi dan gairah dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Setiap manusia menghabiskan seperempat sampai sepertiga dari kehidupannya untuk tidur (Prijosaksono, 2002). Kepuasan tidur tergantung kondisi lingkungan, kesehatan fisik, dan kesehatan jiwa (Newbaur, 1999).

5. Perasaan Terbangun di Pagi Hari

Secara normal, orang yang tidurnya cukup akan merasa segar setelah terbangun dari tidurnya karena tidur berfungsi sebagai penyimpanan energi untuk digunakan pada hari berikutnya (Roper, 2002). Akan tetapi pada pasien yang cemas dimana total waktu tidurnya sudah berkurang akan menyebabkan perasaan tidak segar setelah terbangun dan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari (Potter & Perry, 2003).

Referensi

Dokumen terkait

Televisi Agama Baru Masyarakat Modern (Malang: UMM Press, 2007), h.. baru harus mampu bersaing dengan TV lokal lain di Makassar yang sudah lebih dulu mengudara dan membuat

Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Kepulauan Togean, (2) menganalisis faktor-faktor yang

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model

Solomon (1986) berpendapat bahwa keputusan seseorang untuk berbelanja secara online, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perilaku perjalanan seseorang,

Pada beberapa tahun terakhir, pilihan konsumen terhadap prosuk Pada beberapa tahun terakhir, pilihan konsumen terhadap prosuk makanan goring berkadar lemak rendah

Terjadi gerhana Matahari Sebagian, mulai pukul 06:21:20 LT.. Wafat Isa Al-Masih (menurut keyakinan

Batzuetan, datibo osagarri bitxia erakusten duten hizkeretan, hala nola, Lekeitio- koan, datibo osagarri horren ordez, absolutibo osagarri kanonikoa ere aurki daiteke. Elordieta,

Untuk mendapatkan program pencetakan sawah petani harus mengikuti prosedur dan ketentuan yang telah dicanangkan oleh pemerintah yaitu petani yang mengikuti program