• Tidak ada hasil yang ditemukan

DUKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI PADA LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DUKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI PADA LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI ACEH"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

DUKUNGAN KELUARGA DAN INFORMASI PADA LANSIA DALAM

MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI ACEH

FAMILY SUPPORT AND INFORMATION ON THE ELDERLY IN

PARTICIPATING IN POSYANDU IN ACEH

Wirza Zulfajri1; Nurhasanah2

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2. Bagian Keilmuan Keperawatan Gerontik, Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

E-mail: wirza.zulfajri@yahoo.com; E-mail: nurhasanah_unsyiah.ac.id

ABSTRAK

Pelaksanaan posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) lansia dilaksanakan diselenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan. Di wilayah Jeulingke ada 1992 lansia, namun yang mengunjungi Posyandu hanya 65 lansia dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dan informasi pada lansia dalam mengikuti posyandu. Jenis penelitian ini adalah Descriptive dengan jumlah populasi sebanyak 1992 lansia. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Proposional Sampling, sebanyak 65 responden yang memenuhi kriteria responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara terpimpin melalui beberapa pernyataan dalam kuesioner dalam bentuk Dichotomous Choice yang terdiri dari 11 item pernyataan. Analisa data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga kurang yaitu 39 responden (60%) dan dukungan informasi kurang yaitu 43 responden (66,2%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambaran dukungan keluarga dan informasi pada lansia dalam mengikuti posyandu lansia berada pada katagori kurang. Dari hasil penelitian ini diharapkan kepada pihak Dinas Kesehatan maupun Puskesmas setempat lebih andil dalam menyebarluaskan akan pentingnya mengikuti Posyandu lansia yang dilakukan dalam bentuk penyuluhan agar dapat meningkatkan pengetahuan lansia dan meningkatkan angka partisipasi lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Dukungan Informasi, Posyandu Lansia ABSTRACT

The implementation of Posyandu (Integrated Service Post) for the elderly was aimed at and by the society with the technical support from health workers. In the working area of Jeulingke Puskesmas, there are 1992 elderly, yet the ones who visited Posyandu were only 65 of them within the last one year. The purpose of the study was to describe the family and information supports on the elderly in participating in Posyandu for them, Banda Aceh. It was conducted from June 2nd to June 12th. The type of it was descriptive with the total population of 1992 of them. The sampling technique on it was proportional sampling; The technique of data collection was conducted by doing the guided interview through some of the statements in the questionnaire in the form of Dichotomous Choice consisting of 11 statement items. The data analysis used univariate analysis. The result showed that the family support was lack, namely 39 respondents (60%) and the information support also was lack, namely 43 respondents (66.2%). Therefore, it could be concluded that the overview of the family and information support on the elderly in participating in Posyandu for them in the working area of Jeulingke Puskesmas was in the category of lack. From the result of it, it was expected to either the Department of Health or Puskesmas there to participate more in promoting of the importances of participating Posyandu for the elderly made in the form of education in order to improve the knowledge of the elderly and increased the participation rate of them in participating in Posyandu

(2)

2 PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan merupakan proses yang terus menerus dan progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Rachmat, 2004, p.1). Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan

rehabiliitatif agar setiap warga masyarakat

dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, spiritual, sosial serta meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) (Ismainar, 2016, p.5).

Salah satu hasil pembangunan kesehatan di Indonesia ialah meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH). Meningkatnya UHH penduduk, menyebabkan jumlah lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun dan seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) jika telah mencapai usia 60 tahun ke atas (UU RI, 1998, p.1). Data dari Kemenkes RI menyatakan bahwa jumlah lansia di Indonesia yang berumur 60 tahun keatas pada tahun 2014 sebanyak 19.142.805. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh tahun 2012, terdapat 181.641 jiwa lansia yang berumur 60 tahun keatas jumlah lansia terbanyak berada di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 21.827 jiwa dan jumlah lansia terendah berada di Kota Sabang sebanyak 1.256 jiwa. Sedangkan menurut data dari Dinkes Kota Banda Aceh jumlah lansia yang ada di Banda Aceh pada tahun 2015 sebanyak 29.690 jiwa.

Usia harapan hidup dan jumlah lansia yang semakin meningkat juga membawa dampak tersendiri bagi semua sektor yang terkait dengan pembangunan. Tidak hanya sektor kesehatan tetapi juga sektor ekonomi, sosial budaya serta sektor lainnya. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk lansia perlu diantisipasi mulai saat ini, yang dapat dimulai dari sektor kesehatan dengan mempersiapkan layanan keperawatan yang komprehensif bagi lansia (Efendi, 2009, p.246).

Pada kenyataannya, hal tersebut tidak sejalan dengan fenomena yang terjadi di

lapangan dimana lansia banyak tidak tahu tentang manfaat Posyandu lansia, keluarga juga kurang andil dalam meningkatkan motivasi lansia untuk mengunjungi posyandu lansia serta kurangnya penyebaran informasi tentang posyandu lansia sehingga mengakibatkan rendahnya angka kehadiran lansia ke posyandu. Data dari Dinkes Kota Banda Aceh menyatakan bahwa kehadiran lansia ke Posyandu sebanyak (56,72%), presentase tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman (10,41%) dan presentase terendah di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke (2,3%).

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (2013, p.32) menyatakan bahwa pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keberadaan Posyandu lansia hanya sebanyak (65,2%), presentase tertinggi di Jawa Barat (78,2%) dan presentase terendah di Bengkulu (26,0%). Kurangnya pengetahuan ini didasari oleh kurangnya penyebaran informasi dari Institusi yang berwenang. Akibat dari kehadiran dan kurangnya penyebaran informasi ke lansia untuk datang ke Posyandu lansia dalam intensitas rendah, maka lansia tidak dapat mengetahui bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan yang melekat pada diri mereka (Sunartyasih & Linda, 2012, p.6). Selain itu, lansia juga sering mengalami penurunan memori sehingga lansia lupa terhadap jadwal kegiatan Posyandu serta terjadi penurunan fungsi tubuh sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk pergi ke suatu tempat, termasuk pergi ke Posyandu lansia. Kehadiran lansia yang rendah untuk datang ke Posyandu lansia dapat dipengaruhi oleh kurangnya dukungan sosial/ keluarga yang tidak menyediakan diri untuk mendampingi/ mengantar lansia serta tidak mengingatkan jadwal Posyandu lansia.

Hasil pengambilan data awal setelah mewawancarai penanggungjawab Posyandu lansia di Puskesmas Jeulingke didapatkan data bahwa sangat sedikit lansia yang menghadiri kegiatan posyandu yaitu hanya sebanyak 65 orang dari 1992 lansia (2,3%) dalam kurung waktu satu tahun terakhir yang bisa disebabkan oleh beberapa hal baik dikarenakan kurangnya

(3)

3 dukungan keluarga maupun dukungan

informasi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga dan dukungan informasi pada lansia dalam mengikuti Posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Juelingke Banda Aceh.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang beusia ≥ 60 tahun yang bertempat di wilayah kerja Puskesmas Jeulingke Banda Aceh adalah 1992 orang dengan jumlah sampel sebanyak 65 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode proporsional

samplin. Alat pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara terpimpin. Setelah data diperoleh, selanjutnya data tersebut diolah melalui beberapa tahapan yaitu editing,

coding, transfering dan tabulating. Analisa data

pada penelitian ini bersifat univariat dilakukan untuk mencari mean, distribusi frekuensi, dan presentase. Nilai rata-rata dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Rumus : =

Keterangan:

= Nilai rata-rata

Jumlah nilai dari data responden Jumlah sampel

Selanjutnya data dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rumus : Keterangan: p =Persentase f = Frekuensi teramati n = Jumlah responden HASIL

Penyajian data yang akan ditampilkan meliputi data umum dan data khusus. Data

umum berisi umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan kunjungan lansia ke posyandu dalam satu tahun terakhir. Sedangkan data khsus berisi distribusi gambaran dukungan keluarga dan dukungan informasi pada lansia dalam mengikuti Posyandu lansia.

Tabel 1: Distribusi Data Demografi

Responden

No Data Demografi f (%) 1 Umur a. Lanjut usia b. Lansia tua 60 5 92,3 7,7 2 Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 13 52 20 80 3 Katagori Pendidikan a. perguruan Tinggi b. SMA c. SMP d. SD e. Tidak Sekolah 6 14 14 16 15 9,2 21,5 21,5 24,6 23,1 4 Pekerjaan a. PNS/TNI/P OLRI b. Wiraswasta c. Pensiunan d. IRT 0 32 9 24 0 49,2 13,8 36,9 5 Status Perkawinan a. Kawin b. Janda/Duda Total 50 15 65 76,9 23,1 100 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang berada pada katagori usia terbanyak pada usia lanjut usia yaitu 60 (92,3%), dengan jenis kelamin sebagian besan besar responden adalah perempuan yaitu 51 (80%), dan sebagian besar pendidikan terakhir responden adalah tingkat Sekolah Dasar yaitu 16 (24,6%). Adapun dominan pekerjaan responden adalah wiraswasta sebanyak 32 (49,2%) dan status

(4)

4 perkawinan responden terbanyak adalah status

kawin yaitu 50 (76,9%).

Tabel 2: Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Keluarga Pada Lansia dalam mengikuti Posyandu

No Kategori f (%)

1 Baik 26 40

2 Kurang 39 60

3 Total 65 100

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat menggambarkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori kurang untuk faktor dukungan keluarga yaitu 39 responden (60%). Tabel 3: Distribusi Frekuensi Faktor Dukungan Informasi Pada Lansia dalam mengikuti Posyandu

No Kategori f (%)

1 Baik 22 33.8

2 Kurang 43 66,2

3 Total 65 100

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat menggambarkan bahwa mayoritas responden berada pada kategori kurang untuk faktor dukungan informasi yaitu 43 responden (66,2%).

PEMBAHASAN

Dukungan keluarga terhadap lansia

dalam mengikuti posyandu lansia

Hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mayoritas responden berada pada kategori kurang untuk faktor dukungan keluarga yaitu 39 responden (60%), dengan nilai mean 7,18.

Menurut penulis, kurangya dukungan keluarga terhadap partisipasi lansia untuk datang ke posyandu, bisa dikarenakan anggota keluarga yang sibuk dengan rutinitas pekerjaannya sehingga tidak dapat mengingatkan, mengantar dan menemani lansia untuk datang ke posyandu. Sebagaimana data

yang diperoleh,semua lansia yang menjadi responden tinggal bersama keluarga (anak/cucu) dan pada demografis mayoritas masih memiliki pasangan/kawin (76,9%) yang dapat datang ke posyandu bersama-sama, akan tetapi ini tidak terealisasikan dikarenakan kesibukan pasangan masing-masing. Dengan berbagai kesibukan pekerjaan tersebut sehingga keluarga kurang memperhatikan kesehatan dengan segala macam kebutuhan yang dibutuhkan oleh lansia khususnya dengan mendukung keluarga untuk datang ke posyandu lansia. Dengan keluarga lansia yang bekerja, maka keluarga lansia memiliki pendapatan yang cukup tersebut keluarga akan mudah untuk memanfaatkan pelayanan yang tidak bebas biaya dan mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik untuk menangani masalah kesehatan lansia.

Penelitian yang dilakukan oleh Bratanegara, Lukman dan Hidayanti (2012) dengan judul “gambaran dukungan keluarga terhadap pemanfaatan Posbindu lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung” yang dilakukan pada 77 responden dengan metode

purposif samplingdengan hasil lebih dari

setengah responden (53,2%) memiliki dukungan keluarga yang tidak mendukung.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Killo (2015) yang berjudul “hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia berkunjung ke kelompok binaan khusus lansia di puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo” yang dilakukan pada 52 responden dengan pendekan Cross Sectional. Analisis data menggunkan statistik Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden patuh sebanyak 31 responden (59.6%) dengan dukungan keluarga sebesar 29 (55.8%). Dari hasil uji statistik p-value0.007 dengan taraf signifikan 0,05 artinya ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia berkunjung ke kelompok binaan khusus lansia.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Hayani (2012) dengan judul “hubungan perilaku lansia dan dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas Darussalam Tanggerang tahun

(5)

5 2012” dengan jumlah responden sebanyak 96

orang. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square dengan taraf signifikan 0,05 dengan nilai p-value 0.001 menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku lansia terhadap pemanfaatan posyandu lansia.

Keluarga merupakan support system utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya (Maryam. 2008, p.42). Menurut Stuard dan Sundeen (1995) dalam Tamher dan Noorkasiani (2011, p.12), dukungan dari keluarga merupakan unsur terpenting dalam membantu lansia dan memenuhi kebutuhan baik kebutuhan fisik, psikologis dan kesehatannya. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri akan bertambah dan motivasi dalam meningkatkan derajat kesehatan dengan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan salah satunya posyandu lansia.

Selain itu, lansia juga sering kali mengalami penurunan memori sehingga mereka lupa terhadap jadwal kegiatan Posyandu serta terjadi penurunan fungsi tubuh sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk pergi ke suatu tempat, termasuk pergi ke Posyandu. Kehadiran lansia yang rendah untuk datang ke Posyandu dapat dipengaruhi oleh kurangnya dukungan sosial/keluarga yang tidak menyediakandiri unuk mendampingi/mengantar lansia serta tidak mengingatkan jadwal Posyandu.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga menjadi salah satu sebab kurangnya partisipasi lansia dalam mengikuti posyandu lansia, karena keluarga merupakan support system utamadan orang yang terdekat yang dapat membantu lansia memenuhi setiap kekurangan yang telah dialaminya. Baik dengan memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, mupun kesehatannya salah satunya dengan mendukung lansia untuk mengunjungi posyandu lansia secara rutin.

Dukungan informasi terhadap lansia

dalam mengikuti posyandu lansia

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui mayoritas responden

berada pada kategori kurang untuk faktor dukungan informasi yaitu 43 responden (66,2%), dengan nilai meanyang diperoleh adalah 8,38

Menurut penulis, banyaknya responden yang berada pada kategori kurang untuk faktor dukungan informasi (66,2%), dikarenakan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak dinas kesehatan dan pihak puskemas dalam memberikan informasi tentang pentingnya mengikuti kegiatan posyandu lansia dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan posyandu lansia tersebut baik secara langsung maupun melalui media cetak dan media elektronik. Pelaksana posyandu lansia juga tidak mengajak langsung lansia yang tidak mengikuti posyandu dan mengingatkan kembali bahwa posyandu akan diselengarakan, walaupun penyelenggaraan posyandu telah di informasikan dari mesjid/meunasah setempat, akan tetapi informasi tersebut juga kurang efektif dikarenakan tidak semua lansia dapat menjangkau informasi yang di umumkan dari mesjid/meunasah karena lokasi rumah yang jauh dari sumber informasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sumirat (2011) yang berjudul “pengaruh promosi kesehatan tentang posyandu lansia terhadap keaktifan lansia di posyandu lansia studi eksperimental di Dusun paron II Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem” yang dilakukan dengan menggunakan desain pra eksperimental yaitu one group pre-post test design dimana peneliti melakukan observasi terhadap suatu kelompok sampel lansia yang hadir pada waktu setelah dan sebelum diberikan penyuluhan. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang tidak aktif ke mengikuti posyandu lansia sebanyak 12 orang dengan teknik total

sampling. Berdasarkan hasil analisis pengaruh

promosi tentang program posyandu lansia antara sebelum dan sesudah diberikan promosi program posyandu lansia di Dusun Paron II didapatkan hasil bahwa keaktifan lansia ke posyandu meningkat. Hal ini ditunjukkan dari penigkatan rata-rata kehairan dari sebelum diberikan promosi dan setelah diberikan penyuluhan yaitu 1,33 menjadi 3,75 dan

(6)

6 peningkatan nilai probabilitas sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan dari 0 menjadi 0,208.

Penelitian lainnya juga telah dilakukan oleh Yuliani (2015) yang berjudul “pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia” dengan desain penelitian menggunakan pre experimental

design:one grup pretest-postestdengan jumlah

sampel sebanyak 35 orang. Hasil analisa data dengan menggunakan uji wilcoxon didapatkan peningkatan pengetahuan lansia yang signifikan dengan p-value 0,000 yang menunjukkan bahwa adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia.

Promosi kesehatan (informasi) merupakan serangkaian berita yang ditunjukkan untuk mempengaruhi orang lain mulai dari individu, kelompok, keluarga dan masyarakat khususnya lansia agar terlaksananya perilaku yang sehat. Sama halnya dengan proses pembelajaran pendidikan kesehatan yang memiliki tujuan yang sama yaitu terjadinya perubahan perilaku (Setiawati, 2008, p.19).

Tujuan pemberian promosi kesehatan (informasi) adalah membantu individu, keluarga, lansia dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Tenaga kesehatan seperti perawat, dokter dan bidan merupakan sumber informasi yang yang kompeten bagi lansia untuk meningkat derajat kesehatan. Tenaga kesehatan memberikan informasi berupa pendidikan kesehatan dan penyuluhan kegiatan posyandu lansia dan keterampilan dan dapat mengubah perilaku lansia menjadi lebih sehat salah satunya dengan menghadiri posyandu lansia (Potter & Perry, 2009, p.342).Upaya promosi kesehatan menekankan upaya pencegahan penyakit, mempertahankan kemampuan yang ada dan mencegah kerusakan yang dapat mengakibatkan disabilitas yang bisa didapatkan lansia di posyandu lansia (Stanley, Mickey & Patricia Gauntlett Beare, 2006, p.77).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan informasi menjadi salah satu sebab kurangnya partisipasi lansia mengunjungi

posyandu lansia, karena informasi merupakan aspek penting guna meningkatkan pengetahuan lansia kususnya terkait posyandu lansia. Dengan meningkatnya pengetahuan maka akan meningkatkan kesadaran lansia untuk mengikuti posyandu lansia.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1) Gambaran dukungan informasi dalam mengikuti Posyandu lansia berada pada kategori kurang yaitu 43 responden (66,2%). 2) Gambaran dukungan keluarga dalam mengikuti Posyandu lansia berada pada kategori kurang yaitu 39 responden (60%).

Bagi pemecahan masalah praktik keperawatan dilapangan diharapkan agar dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu informasi penyebab kurangnya kunjungan lansia mengunjungi posyandu lansia dengan meningkatkan penyebaran informasi/sosialisasi terkait pentingnya lansia mengikuti posyandu lansia, agar kunjungan lansia ke posyandu lansia dapat meningkat

REFERENSI

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Edisi

Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. (2013).

Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:

Depkes RI.

Badan Pusat Statistik, (2012). Statistik Penduduk Lanjut Usia. Aceh

Bratanegara, A.S. Lukman. M & Hidayati, N. O. (2012). Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posbindu Lansia di Kelurahan Karasak Kota Bandung Vol 1 No 1.Journal of Students e- Jurnal. Budiarto, E. (2002). Biostatistika untuk

Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC.

Darmojo, B & Hadi, M. (2010). Buku Ajar

(7)

7

Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta:

FKUI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002).Profil Kesehatan Indonesia

2002 . Jakarta: Depkes RI..

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Penyelenggaraan

Upaya Keperawatan Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Depkes RI

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Profil Kesehatan Indonesia

2007 . Jakarta: Depkes RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil Kesehatan Indonesia

2008 . Jakarta: Depkes RI

Efendi, F & Makhfudli. (2009). Keperawatan

Komunitas:Teori dan Praktik dalam

Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Hayani, Fitri. (2012). Hubungan Perilaku Lansia Dan Dukungan Keluarga Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Tanggerang Tahun 2012. Vol.1. No. 2. E-Jurnal UNESA Hayati, C. F. (2014). Gambaran Partisipasi

Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Posbindu Lansia di Desa Ie Masen Kayee Adang Kecamatan Syiah Kuala Banda Aceh 2014. Banda Aceh:

Universitas Syiah Kuala.

Ismainar, H. (2015). Administrasi Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: Depublish.

Killo, Nolvi (2015). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok Binaan Khusus Lansia Di Puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo.Vol 1. No. 2. Jurnal Kesehatan Masyarakat Kurniati, C. H. (2014). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Rendahnya

Pemanfaatan Posyandu Lanjut Usia

(Lansia) di Desa Kedondong

Kecamatan Sokaraja Kabupaten

Banyumas. Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM UMP. ISBN.

978-602-14930-2-1.

Maryam, R. S. (2008). Mengenal Usia Lanjut

dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medika.

Potter, P. A & Anne G. P. (2005). Buku Ajar

Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik ed. 4. Vol 1.

Jakarta: EGC.

Rachmat, R. H. H. (2004). Pembangunan

Kesehatan di Indonesia. Yogyakarta:

UGM Press.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran dalam

pendidikan kesehatan. Jakarta: Trans

Info Media

Stanley, M & Patricia, G. B. (2006). Buku ajar

Keperawatan Gerontik, Ed.2. Jakarta:

EGC.

Sumirat, Widhi. (2011). Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Lansia Terhadap Keaktifan Lansia Di Posyandu Lansia Studi Eksperimental Di Dusun Paron II Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem.Vol 1 No. 4.

Journal of AKP. ISSN 2072-3457.

Sunartyasih, C. M. R, Brigita, L. (2012). Hubungan Kendala Pelaksanaan Posbindu dengan Kehadiran Lansia di Posbindu Rw 08 kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung Vol 3 No.1.Journalof Sains, Teknologi

dan Kesehatan, ISSN 2089-3582.

Suwandono , dkk. (2000). Pengembangan

Model Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Terpadu. Jakarta: Salemba

Medika.

Tamher, S & Noorkasiani. (2011). Kesehatan

Usia Lanjut dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika.

Yuliani. (2015). Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Lansia Dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia. Vol.3. No.1. Jurnal Dunia Kesehatan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan bimbingan dan arahan guru, siswa mempertanyakan antara lain perbedaan antar berbagai ungkapan menawarkan jasa dalam bahasa Inggris, perbedaan ungkapan dengan yang ada

4.2.1.6 Distribusi responden tentang tingkat kepuasan pasien pengguna kartu BPJS terhadap pelayanan rawat jalan di Puskesmas Getasan. Hasil penelitian secara

Perencanaan pembelajaran dibagi dalam enam kegiatan yaitu, (1) siswa dan guru secara bersama-sama menentukan topik yang akan dibahas yang akan ditulis menjadi

Penelitian dengan mengambil fokus Persepsi GPAI tentang pendidikan anti korupsi di MAN Kota Malang ini sebenarnya lebih ditekankan pada permasalahan-permasalahan

Untuk mengetahui upaya – upaya apa saja yang dilakukan kantor wilayah kemenkum dan ham kota gorontalo untuk menanggulangi over kapasitas di. lembaga

disimpulkan bahwa Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil dengan sig. 0,05 maka model

Pengajuan penyelesaian sengketa perbankan kepada pelaksana fungsi mediasi perbankan hanya dapat dilakukan oleh nasabah atau perwakilan nasabah, termasuk lembaga, badan hukum

Untuk piringan dan cincin yang memiliki massa lebih ringan menggunakan beban yang juga relatif ringan agar putaran benda tidak berlangsung secara cepat sehingga nilai RPM