BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini memberikan gambaran tentang Dukungan keluarga dengan mengkategorikan dukungan keluarga dalam tiga tingkatan yaitu rendah,
sedang dan tinggi dalam pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli .
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli. Adapun
kerangka penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
22 Dukungan keluarga
dalam pemanfaatan posyandu lansia
1. Dukungan informasional 2. Dukungan
emosional 3. Dukungan
instrumental 4. Dukungan
penilaian
3.2Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi Operasional
Kuesioner Kuesioner tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 24 pernyataan
pemanfaata
Kuesioner Kuesioner tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 24 pernyataan
fasilitas
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Notoatmodjo (2012) memaparkan bahwa penelitian deskriptif merupakan suatu metode
penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan suatu keadaan yang terjadi di dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dukungan keluarga tentang pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli.
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek dengan karakteristik tertentu yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dari lanjut usia yang dibina di posyandu lansia Puskesmas Medan Deli. Penentuan populasi
diambil berdasarkan data yang diperoleh dari petugas posyandu lansia dengan jumlah lansia sebanyak 240 lansia di Puskesmas Medan Deli.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel yang dijadikan
sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau lebih kecil dari 10.000 yang dikutip dari Notoatmodjo (2012), adalah sebagai
berikut:
n =
Keterangan :
n = Besar sampel
d = tingkat ketepatan/kepercayaan yang diinginkan (0,1)
Berdasarkan rumus diatas, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah:
n =
n =
n = = 70,588 di bulatkan menjadi 71 orang.
4.2.3 Teknik sampling
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode Accidental
sampling dengan penetapan memilih respoden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu
tempat sesuai dengan konteks penelitian . (Notoatmodjo, 2012)
Kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti adalah keluarga yang memiliki atau merawat lansia, keluarga yang bersedia mengisi kuesioner dan menjadi responden.
4.3Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Lansia Puskesmas Medan Deli. Adapun alasan memilih Puskesmas Medan Deli sebagai lokasi penelitian yaitu karena program Puskesmas Medan Deli bagi lansia berjalan rutin setiap bulannya dan penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Medan Deli mayoritas berusia lanjut. Jumlah lansia yang aktif mengikuti program posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli lebih dari 60 orang. Penelitian ini
dilaksanakan selama sepuluh bulan yaitu dimulai dari bulan Oktober tahun 2016 sampai dengan bulan Juli tahun 2017. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2017.
4.4Pertimbangan Etik
Pertimbangan etik dimulai dari proses administrasi penelitian yaitu setelah mendapat
Kesehatan Kota Medan dan Puskesmas Medan Deli Kecamatan Medan Deli, selanjutnya peneliti melakukan beberapa langkah-langkah penelitian mulai dari pertimbangan etik
penelitian yang meliputi: persetujuan dari responden penelitian (Informed Consent), lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan dan disertai judul penelitian, bila responden tidak bersedia
menjadi responden maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghargai hak-hak responden. Penelitian dilakukan dengan rahasia (Anomity), dan untuk menjaga kerahasiaan identitas
responden, maka waktu penelitian ini peneliti tidak mencantumkan nama responden, tetapi lembar tersebut diberikan kode penelitian (Confidentiality), kerahasian informasi responden dijamin oleh peneliti sebagai kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil
penelitian. Penelitian ini tidak menyakiti aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual dari responden.
4.5Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka yang berisikan pernyataan yang harus dijawab
responden. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu instrumen pertama tentang data demografi, instrumen kedua adalah kuesioner tentang dukungan keluarga tentang
pemanfaatan posyandu lansia.
Instrumen data demografi berisi pertanyaan tentang usia, hubungan dengan lansia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan riwayat penyakit lansia.
Instrumen penelitian tentang dukungan keluarga pada lansia tentang pemafaatan posyandu lansia dari 24 pernyataan dengan pembagian 6 pernyataan pada kuesioner
informasional dimana terdapat 6 pernyataan yang merupakan pernyataan positif; 6 pernyataan pada kuesioner dukungan keluarga emosional dimana keseluruhannya 6 pernyataan
merupakan pernyataan positif yaitu Kuesioner dukungan keluarga diidentifikasikan berdasarkan konsep dari Caplan pada tahun 1976 dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penelitian dengan menggunakan skala likert yaitu untuk penilaian dukungan
keluarga yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang meliputi empat komponen dukungan keluarga yang diterima oleh lansia berupa dukungan emosional, dukungan informasi,
dukungan instrumental, dan dukungan penilaian. Kuesioner ini disusun dalam bentuk pernyataan positif dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), tidak pernah (TD). Pertanyaan-pertanyaan positif terdapat pada nomor
1-24. Skor nilai yang diberikan untuk setiap pertanyaan 1 sampai 4, dimana jawaban selalu (SL) nilai 4, sering (SR) nilai 3, kadang-kadang (KD) nilai 2, tidak pernah (TD) nilai 1.
Dengan total skor 32-96. Semakin tinggi jumlah skor maka dukungan keluarga semakin baik. Dukungan keluarga terhadap lansia akan dikategorikan berdasarkan rumus
statistika menurut Hidayat (2009).
Rentang kelas
Panjang kelas (i) =
Banyak Kelas
Dimana i merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah). Dan hasil skoring dukungan keluarga nilai tertinggi 96
(KDK) dikategorikan sebagai berikut: 32-53 adalah dukungan keluarga rendah, 54-75 adalah dukungan keluarga sedang dan 76-96 adalah dukungan keluarga tinggi.
4.6Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.6.1 Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukkan alat ukur atau instrumen itu
benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Uji validitas yang digunakan pada pengujian ini adalah validitas isi, yaitu sejauh mana instrumen penelitian
memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Uji validitas dilakukan dengan cara mengoreksi instrumen penelitian oleh orang yang berkompeten di bidang komunitas.Uji validitas dilakukan oleh dosen yang ahli dalam
bidang keperawatan komunitas di Fakultas Keperawatan USU yaitu ibu Evi Karota S.Kp. MNS. Berdasarkan uji validitas tersebut, kuesioner disusun kembali dengan bahasa yang
lebih efektif untuk mempermudah responden memahami kalimat dalam instrumen tersebut. Setelah dilakukan uji validitas maka didapatkan nilai CVI adalah 1. Hal ini berarti instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini telah valid.
4.6.2 Reliabilitas
Reliabilitas sebagai pemeriksaan pendahuluan sebelum melakukan penelitian,
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
derajat alat ukur dapat mengukur secara konsisten objek yang akan diukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali
pada kelompok sampel yang sama.
instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Jika hasil yang diperoleh dianalisa melalui program komputerisasi dengan
menggunakan formula cronbach’s alpha. Maka hasil uji reliabilitas dengan cronbach alpha didapat 0,916. Kuesioner dikatakan reliabel jika hasil uji reliabilitasnya >0,7 (Arikunto,2005).
4.7 Pengumpulan data
Prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data yaitu pada tahap awal peneliti
mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan USU) kemudian mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang untuk meneliti di Posyandu Lansia Puskesmas Medan
Deli. Peneliti menentukan responden yang sesuai dengan kriteria insklusi yang telah ditetapkan. Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada
responden tersebut tentang tujuan, manfaat dan cara pengisian kuesioner. Kemudian bagi calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani informed consent. Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara peneliti membacakan isi kuesioner kepada responden dan
responden menjawab pernytaan. Jawaban yang diberikan oleh responden juga disesuaikan peneliti dengan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat pengisian kuesioner
berlangsung dan selanjutnya peneliti menandai jawaban yang diberikan responden di lembar kuesioner. Selesai pengisian, peneliti memeriksa kelengkapan data. Jika data yang kurang lengkap, data dapat langsung dilengkapi selanjutnya data yang terkumpul dianalisa.
4.8Analisa data
Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan melalui
pengolahan data dengan menggunakan komputerisasi. Dilakukan dengan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi. Pengolahan data dilakukan dengan cara
univariat, dimana data univariat untuk menampilkan data demografi yang terdiri dari tentang usia, hubungan dengan lansia, jenis kelamin, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan riwayat penyakit lansia, dan dukungan keluarga dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini mengambarkan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dari 26 April 2017- 18 Mei 2017 dengan jumlah responden sebanyak 71 orang. Penyajian data meliputi karakteristik data demografi responden dan deskripsi dukungan keluarga dalam
pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas Medan deli. 5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Responden
Berdasarkan karakteristik data demografi dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu di puskesmas Medan Deli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
hubungan responden dengan lansia adalah anak kandung sebanyak 41 orang ( 57,7%), Mayoritas usia responden ada pada kelompok usia 22-32 tahun sebanyak 36 orang (50,7 %) , responden wanita lebih banyak sebanyak 47 orang (66,2%) daripada pria sebanyak 24 orang
(33,8%). Mayoritas suku terbanyak adalah suku jawa sebanyak 28 orang (39,4%). Berdasarkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan terakhir respoden terbanyak adalah
Tabel 5.1.1 distribusi frekuensi karakteristik data demografi dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli tahun 2017(n=71).
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Umur
SMA
Riwayat penyakit lansia Ada
5.1.2 Gambaran Dukungan keluarga dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
dikategorikan pada kategori sedang, yaitu sebanyak 37 responden (52.1%).
Gambaran umum dari komponen dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada
lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dijelaskan seperti berikut ini.
a. Dukungan Informasional Keluarga
Berdasarkan 71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan
b. Dukungan Emosional Keluarga
Berdasarkan 71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan
emosionalyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia sudah baik dikategorikan tinggi sebanyak 34 responden (47,9%).
c. Dukungan Instrumental Keluarga
Berdasarkan 71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan instrumentalyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia
dikategorikan sedang, yaitu sebanyak 43 responden (60,6%).
d. Dukungan Penilaian Keluarga
Berdasarkan 71 responden yang diteliti menunjukkan bahwa dukungan penilaianyang diberikan keluarga kepada lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia dikategorikan sedang
sebanyak 35 responden (49,3%).
Untuk lebih lengkap, hasil dari dukungan keluarga disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Dukungan Keluarga Dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 1 1,4
Sedang 37 52,1
Tinggi 33 46,5
5.1.3 Gambaran Dukungan Informasional Keluarga pada Lansia dalam pemanfaatan
posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan informasional yang
diberikan oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 56 responden (78,9%) menjawab bahwa keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohanidan sebanyak 54 responden (76,1%)
menjawab bahwa ketika lansia mengeluhkan keinginan untuk tidak mau mengikuti kegiatan di posyandu lansia, maka keluarga sering memberikan nasehat agar lansia tetap mau
mengikuti kegiatan di posyandu lansia Puskesmas Medan Deli.
Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang Dukungan Informasional Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
informasional Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 8 11,3
Sedang 52 73,2
Tinggi 11 15,5
5.1.4 Gambaran Dukungan Emosional Keluarga pada Lansia dalam pemanfaatan posyandu lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan emosional yang diberikan oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 61 responden (85,9%) menjawab ketika lansia mulai bosan mengikuti posyandu lansia maka keluarga sering memberikan
semangat agar lansia tetap mengikuti posyandu lansia dan sebanyak 50 responden (70,4%) menjawab saat lansia takut mengikuti pemeriksaan rutin di posyandu lansia maka keluarga
sering mendampingi agar lansia tetap nyaman di dalam melakukan pemeriksaan rutin di posyandu lansia Puskesmas Medan Deli.
Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang Dukungan Emosional Keluarga Pada lansia dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
emosional Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 4 5,6
Sedang 33 46,5
Tinggi 34 47,9
Total 71 100
5.1.5 Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga pada Lansia dalam Pemanfaatan Posyandu
Lansia di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan instrumentalyang diberikan
bahwa saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering membawa lansung lansia berobat, dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah sesuai dengan kesehatan lansia saat
setelah melakukan pemeriksaan rutin dan sebanyak 39 responden (54,9%) menjawab keluarga menemani lansia saat lansia melakukan kegiatan olahraga pagi, seperti jalan pagi,
jogging, dan melakuka pekerjaan rumah.
Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang Dukungan Instrumental Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
instrumental Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 3 4,2
Sedang 43 60,6
Tinggi 25 35,2
Total 71 100
5.1.6 Gambaran Dukungan Penilaian Keluarga pada Lansia dalam PemanfaatanPosyandu Lansia Di Puskesmas Medan Deli
Berdasarkan dari 71 jawaban responden, untuk dukungan penilaian yang diberikan oleh keluarga kepada lansia, hasil menunjukkan bahwa 50 responden (70,4%) menjawab keluarga merasa senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan sebanyak 42
Tabel 5.1.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Jawaban keluarga tentang Dukungan Penilaian Keluarga Pada lansia dlm Pemanfaatan Posyandu Lansia di Puskesmas Medan Deli (n=71)
Dukungan keluarga
penilaian Frekuensi (n) Persentase (%)
Rendah 2 2,8
Sedang 35 49,3
Tinggi 34 47,9
Total 71 100
5.2 Pembahasan
5.2.1 Dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas Medan deli
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan keluarga dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli adalah sedang yaitu sebanyak 37
responden (52.1%).Hal ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan dian puspita dkk (2014), dimana lansia yang mendapatkan dukungan dalam pemanfaatan posyandu lansia di kategorikan sedang. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa keluarga sudah memberikan
dukungan pada lansia dalam memanfaatan posyandu lansia seperti sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya, walaupun beberapa keluarga lansia masih bekerja
dan sering tidak mengantarkan lansia ke posyandu lansia. Anggota keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
pemanfaatan posyandu lansia untuk meningkatkan kesehatan lansia serta membantu keberhasilan suatu tindakan pengobatan (Setiadi, 2008). Hal ini sesuai dengan dukungan
yang diberikan oleh keluarga lansia dengan hasil responden usia keluarga lansia sebanyak 36 keluarga lansia yang berada pada masa remaja akhir ke tingkat masa dewasa awal (
Departemen Kesehatan, 2009)
5.2.2 Dukungan Keluarga Informasional dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga informasional
adalah sedang sebanyak 52 respoden (73,2%). Dan hasil menunjukkan bahwa 56 responden (78,9%) menjawab bahwa keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohani dan sebanyak 54 responden
(76,1%) menjawab bahwa ketika lansia mengeluhkan keinginan untuk tidak mau mengikuti kegiatan di posyandu lansia, maka keluarga sering memberikan nasehat agar lansia tetap mau
mengikuti kegiatan di posyandu lansia, dan sebanyak 47 responden (66,2%) mengatakan Keluarga memberikan informasi pada lansia bahwa manfaat dari posyandu lansia adalah untuk mendeteksi dini penyakit atau ancaman kesehatan yang diderita. Dari hasil diatas nilai
tertinggi terdapat pada pernyaatan keluarga sering memberitahukan solusi agar lansia tetap mengikuti kegiatan posyandu lansia seperti pengajian dan kegiatan rohani. Hal ini dapat
diartikan bahwa keluarga turut memberikan komunikasi dan tanggung jawab bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan nasehat, pengarahan,
saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh lansia (friedman, 2010).
5.2.3 Dukungan Keluarga Emosional dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga Emosional adalah tinggi sebanyak 34 respoden (47,9%). Dan hasil menunjukkan bahwa 61 responden (85,9%)
responden (70,4%) menjawab saat lansia takut mengikuti pemeriksaan rutin di posyandu lansia maka keluarga sering mendampingi agar lansia tetap nyaman di dalam melakukan
pemeriksaan rutin di posyandu lansia, sebanyak 46 responden ( 64,8%) mengatakan sering mendengarkan lansia saat lansia berbicara tentang kegiatannya selama mengikuti posyandu lansia, sebanyka 43 responden (60,6%) mengatakan keluarga sering memberikan rasa percaya
pada lansia saat lansia mulai tidak percaya diri dalam berkomunikasi saat mengikuti posyandu lansia, 39 responden (54,9%) mengatakan keluarga memberikan semangat dan
motivasi dalam membuat hasil keterampilan di posyandu lansia, dan sebanyak 30 responden (42,3%) mengatakan keluarga sering memberikan rasa senang saat lansia dapat membuat kerajinan atau keterampilan. Dari hasil diatas didapat nilai tertinggi ketika lansia mulai bosan
mengikuti posyandu lansia maka keluarga sering memberikan semangat agar lansia tetap mengikuti posyandu lansia, hal ini berkaitan dengan Dukungan emosional memberikan
individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya, perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan
memberikan semangat (friedman, 2010).
5.2.4 Dukungan Keluarga Instrumental dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga instrumental adalah sedang sebanyak 43 respoden (60,6%). Dan hasil menunjukkan bahwa hasil menunjukkan 40 responden (56,3%) menjawab bahwa saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering
membawa langsung lansia berobat, dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah sesuai dengan kesehatan lansia saat setelah melakukan pemeriksaan rutin dan sebanyak 39
kegiatan posyandu lansia, dan sebanyak 24 responden (33,8%) mengatakan keluarga sering menemani lansia dalam kegiatan rekreasi yang diadakan posyandu lansia. Dari hasil diatas
didapat nilai tertinggi keluarga mengatakan saat lansia mengeluh sakit maka keluarga sering membawa langsung lansia berobat, dan keluarga juga menjaga pola makanan lansia di rumah sesuai dengan kesehatan lansia saat setelah melakukan pemeriksaan rutin. Hal ini berkaitan
dengan keluarga yang segera membawa lansia berobat serta menjaga pola makan lansia dirumah sesuai kesehatan lansia maka dukungan yang diberikan keluarga pada lansia dalam
merawat dan meningkatkan status kesehatan adalah memberikan pelayanan dengan sikap menerima kondisinya. (Kuntjoro, 2002).
5.2.5 Dukungan Keluarga penilaian dalam pemanfaatan posyandu lansia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori dukungan keluarga penilaian adalah sedang sebanyak 35 respoden (49,3%). Dan hasil menunjukkan bahwa bahwa 50 responden
(70,4%) menjawab keluarga merasa senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia dan sebanyak 42 responden (59,2%) menjawab bahwa keluarga sering menganggap pentingnya lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia, 41 responden (57,7%) mengatakan
keluarga sering memberikan dukangan pada lansia untuk tetap mengikuti penyuluhan yang diadakan di puskesmas, 39 responden (54,9%) mengatakan keluarga menginginkan lansia
rutin melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu lansia dan keluarga sering mendiskusikan hasil kerajinan tangan lansia saat diposyandu lansia, dan sebanyak 36 responden (50,7%) keluarga mengatakan senang saat lansia melakukan pemeriksaan rutin di
posyandu lansia. Dari hasil diatas didapat nilai tertinggi adalah keluarga keluarga merasa senang saat lansia aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, hal ini berkaitan dengan
Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dukungan yang diberikan keluarga
dalam pemanfaatan posyandu lansia di puskesmas medan deli dengan jumlah responden 71 orang.
Hasil penelitian untuk dukungan keluarga yang diberikan keluarga kepada lansia
dalam pemanfaatan posyandu lansia dikategorikan sedang (52,1%). Sementara untuk komponen dukungan keluarga yang paling tinggi adalah dukungan emosional yang
dikategorikan tinggi (47,9%) dan ketiga dukungan lainnya seperti dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan penilaian dikategorikan sedang, namun dari hasil persentasenya di dapatkan dukungan penilaian merupakan dukungan keluarga yang terendah
yaitu masih dalam kategori sedang (49,3%). Hasil ini tidak dipengaruhi dari hasil karakteristik responden penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah anak
kandung dari lansia, yang berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata usia 23-32 tahun, berasal dari suku jawa, berpendidikan SMA, anggota keluarga bekerja dan lansia mempunyai penyakit. Dan dari hasil perbincangan dengan beberapa keluarga lansia mengatakan sangat
senang adanya program yang diadakan di posyandu lansia, karena dapat memberikan informasi yang baik tentang kesehatan lansia dirumah.
6.2 Saran
6.2.1 Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian ini merupakan masukan bagi pelayanan keperawatan lansia di
Puskesmas Medan Deli dalam memberikan dan mengoptimalkan kegiatan- kegiatan dalam posyandu lansia agar keluarga semakin mendukung adanya pemanfaatan posyandu lansia.
Saran untuk pendidikan keperawatan, khususnya perawat komunitas yang bertugas di Puskesmas, diharapkan dapat melakukan lebih banyak penyuluhan kesehatan kepada
keluarga maupun lansianya agar mereka mengetahui banyak informasi terkait kesehatan khususnya di kegiatan posyandu lansia. Selain itu, diharapkan perawat komunitas dapat terus mengaktifkan puskesmas dan kegiatan-kegiatannya menjadi semakin baik, karena ketika
proses pengumpulan data, sebagian besar lansia sudah sering ke puskesmas namun masih ada beberapa keluarga yang jarang mengetahui tentang kegiatan yang dilakukan di posyandu
lansia Padahal, kegiatan-kegiatan di posyandu maupun pemeriksaan kesehatan dapat meningkatkan derajat kesehatan, tak terkecuali bagi lansia yang sudah mengalami penurunan
fungsi organ tubuh.
6.2.3 Peneliti Selanjutnya
Saran untuk penelitian selanjutnya, karena keterbatasan peneliti dalam penentuan
responden dalam mengisi kuesioner sehingga mengurangi kejujuran responden dalam menjawab kuesioner maka diharapkan peneliti selanjutnya dapat memberikan kesempatan langsung pada lansia dalam mengisi kuesioner dan dapat meneliti mengenai hubungan