• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1 Konsep Dukungan Keluarga

2.1.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

2.1.2 Tipe Keluarga

Dukungan keluarga terhadap seseorang dapat dipengaruhi oleh tipe keluarga. Menurut Suprajitno (2004), pembagian tipe keluarga tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang mengelompokkan. Secara tradisional tipe keluarga dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

(2)

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih memiliki hubungan darah seperti kakek, nenek, paman dan bibi.

Tipe keluarga yang dianut oleh masyarakat di Indonesia adalah tipe keluarga tradisional. Menurut Allender & Spradley (2001) dalam Achjar (2010). Tipe keluarga tradisional dapat dikelompokkan manjadi:

a. Keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak (anak kandung atau anak angkat).

b. Keluarga besar (extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah, misalnya kakek, nenek, paman dan bibi.

c. Keluarga dyad yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri tanpa anak. d. Single parent yaitu keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan

anak kandung atau anak angkat.

e. Keluarga usia lanjut yaitu keluarga yang terdiri dari suami istri yang berusia lanjut.

Menurut Friedman (1998), individu yang yang tinggal dalam keluarga besar (extended family) akan mendapatkan dukungan keluarga yang lebih besar dibandingkan dengan individu yang tinggal dalam keluarga inti (nuclear family).

(3)

2.1.3 Jenis-jenis Dukungan Keluarga

Menurut House dan Kahn (1985) dalam Friedman (2010), terdapat empat tipe dukungan keluarga yaitu:

a. Dukungan Emosional

Keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk bersistirahat dan juga menenangkan pikiran. Setiap orang pasti membutuhkan bantuan dari keluarga. Individu yang menghadapi persoalan atau masalah akan merasa terbantu kalau ada keluarga yang mau mendengarkan dan memperhatikan masalah yang sedang dihadapi.

b. Dukungan Penilaian

Keluarga bertindak sebagai penengah dalam pemecahan masalah dan juga sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan bentuk penghargaan positif yang diberikan kepada individu.

c. Dukungan instrumental

Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan dalam hal pengawasan, kebutuhan individu. Keluarga mencarikan solusi yang dapat membantu individu dalam melakukan kegiatan.

d. Dukungan informasional

Keluarga berfungsi sebagai penyebar dan pemberi informasi. Disini diharapkan bantuan informasi yang disediakan

(4)

keluarga dapat digunakan oleh individu dalam mengatasi persoalan-persoalan yang sedang dihadapi.

2.1.4 Cara Menilai Dukungan Keluarga

Menurut Nursalam (2008), untuk mengetahui besarnya dukungan keluarga dapat diukur dengan menggunakan kuisioner dukungan keluarga yang terdiri dari 12 buah pertanyaan yang mencakup empat jenis dukungan keluarga yaitu dukungan informasional, dukungan emosional, dukungan penilaian dan dukungan instrumental. Dari 12 buah pertanyaan, pertanyaan no 1-4 mengenai dukungan emosional dan penghargaan, pertanyaan no 5-8 mengenai dukungan fasilitas, dan pertanyaan no 9-12 mengenai dukungan informasi atau pengetahuan.

Masing-masing dari pertanyaan tersebut terdapat 4 alternatif jawaban yaitu “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”. Jika menjawab “selalu” akan mendapat skor 3, menjawab “sering” mendapat skor 2, menjawab “kadang-kadang” mendapat skor 1, dan menjawab “tidak pernah” mendapat skor

0. Total skor pada kuisioner ini adalah 0-36. Jawaban dari responden dilakukan dengan scoring.

2.2 Konsep Motivasi Belajar

2.2.1 Definisi Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sudah terpenuhi (Sardiman, 2010).

(5)

Banyak ahli sudah mengemukakan pengertian tentang motivasi dari berbagai sudut pandang, pada intinya adalah sebagai suatu pendorong yang mampu mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. (Bahri, 2011). Menurut Ngalih Purwanto (2000) dalam Nursalam (2008), motivasi adalah segala sesuatu yang mampu mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Dalam motivasi belajar ada empat komponen penting yaitu kebutuhan, dorongan, tujuan dan incentive. Kebutuhan ini akan terjadi bila seorang merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang ingin dicapai. Dorongan merupakan keinginan dari dalam maupun luar untuk melakukan sesuatu untuk memenuhi keinginannya. Tujuan adalah hal yang ingin dicapai untuk memenuhi keinginan sedangkan incentive adalah hal-hal yang dapat merangsang keinginan individu agar melakukan kegiatan lebih giat (Hamalik, 2008).

2.2.2 Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam belajar. Menurut Sardiman (2010), mengatakan ada tiga fungsi motivasi belajar yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat yaitu sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.

b. Menuntun ke arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai dengan demikian motivasi dapat memberikan arah kegiatan apa yang harus dikerjakan dan yang tidak harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

(6)

c. Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dan tidak dikerjakan guna mencapai tujuan.

2.2.3 Macam-macam Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2010), motivasi belajar dapat dibagi menjadi empat yaitu:

a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya 1) Motivasi Bawaan

Motivasi bawaan adalah motivasi yang dibawa seja lahir, motivasi ini muncul tanpa dipelajari. Motivasi ini sering disebut dengan motivasi yang diisyaratkan secara biologis (Physiologis

Drives).

2) Motivasi yang dipelajari

Motivasi yang dipelajari adalah motivasi yang timbul karena dipelajari. Motivasi ini sering disebut dengan motivasi yang disyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam lingkungan sosial (Affiliative Needs).

b. Motivasi menurut Woodworth dan Marquis 1) Motivasi kebutuhan organik

Motivasi ini sama dengan motivasi physiological drives, misalnya kebutuhan akan minum, makan dan lain-lain.

(7)

2) Motivasi darurat

Motivasi ini timbul karena rangsangan dari luar, mislanya dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas dan lain-lain.

3) Motivasi obyektif

Motivasi ini menyangkut dengan kebutuhan untuk melakukan eksplorasi dan manipulasi untuk menaruh minatnya. Motivasi ini muncul karena dorongan untuk dapat menghadapi dunia luar.

c. Motivasi jasmani dan rohani

1) Motivasi jasmani, contohnya: insting, nafsu dan lain-lain. 2) Motivasi rohani, contohnya: kemauan akan sesuatu. d. Motivasi berdasarkan sifatnya

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi sifat yang tidak perlu rangsangan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan maka yang dimaksud dengan motivasi intriksik adalah ingin mencapi tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri, seperti ingin mendapatkan pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat merubah tingkah lakunya. Motivasi ini muncul dari kesadaran masing-masing individu dengan tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial. Motivasi ini juga dapat

(8)

dikatakan sebagai motivasi yang diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam individu berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 2010)

Bentuk motivasi seperti ini yaitu: a) Cita-cita yang ingin dicapai.

Cita-cita mahasiswa akan meningkatan semangat belajarnya. Cita-cita dari mahasiswa akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama bahkan sampai akhir hayatnya. Cita-cita mahasiswa akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun ekstrinsik karena tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri (Slameto, 2009).

b) Kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang.

Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Tiap orang atau individu berusaha untuk memenuhi keinginan yang diinginkannya. Maka dari itu mahasiswa harus yakin bahwa dengan belajar dengan giat akan membantu tercapainya cita-cita yang diinginkannya (Slameto, 2009).

c) Pemikiran akan masa depan tentang kesuksesan.

Setiap orang akan berusaha agar keinginannya bisa tercapai. Demi kelancaran belajar perlu optimis, percaya diri dan juga harus yakin bahwa mampu untuk menyelesaikannya. Jadi

(9)

apapun yang dipelajari sekarang pasti akan berguna di masa yang akan datang (Slameto, 2009).

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif berfungsi karena ada dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang dilakukan tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang akan dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan atau rangsangan dari luar, misalnya: seseorang akan belajar jika tahu besok akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai yang bagus sehingga mendaptkan pujian dari orang tua atau pacar dan teman-temanya (Sardirman, 2010).

Bentuk motivasi ekstrinsik yaitu:

a) Pengaruh orang tua atau dukungan orang tua.

Dukungan dan cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh tak acuh, tidak mendukung kebutuhan anak dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar (Slameto, 2009)

b) Pengaruh teman atau lingkungan.

Pengaruh dari teman atau lingkungan sangat cepat masuk dalam jiwa seseorang dari yang diperkirakan. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri mahasiswa begitu

(10)

juga sebaliknya teman yang jelek akan berpengaruh jelek terhadap diri mahasiswa.

c) Pengaruh guru atau dosen.

Guru atau dosen senantiasa memberikan bimbingan dan pengarahan kepada peserta didik serta membantu mencarikan solusi jika mengalami kesulitan (Uno, 2009).

2.2.4 Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar

Menurut Bahri (2011), ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengarahkan individu yaitu:

a. Memberi Angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar individu. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada individu untuk bisa mempertahankan atau meningkatkan prestasinya.

b. Hadiah

Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai penghargaan atau kenang-kenangan atas prestasinya. Hadiah dapat diberikan kepada individu yang memperoleh prestasi.

c. Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan yang dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong individu selamanya belajarnya bergairah. Persaingan baik individu maupun kelompok diperlukan

(11)

dalam proses belajar. Kondisi seperti ini dapat menjadikan kondisi belajar menjadi kondusif.

d. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran kepada individu agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga bekerja keras untuk mencapai hasil yang dia inginkan menjadikan salah satu motivasi yang cukup penting.

e. Memberi Ulangan/Ujian

Ulangan atau ujian bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Dengan memberikan ulangan atau ujian akan meningkatan hasrat individu untuk belajar lebih giat lagi demi mendapatkan hasil yang bagus.

f. Mengetahui Hasil

Mengetahui hasil belajar bisa dijadikan motivasi. Dengan mengetahui hasil yang didapatkan akan mendorong individu untuk lebih semangat lagi apalagi hasil yang didapatkan memuaskan.

g. Pujian

Pujian yang diucapkan pada waktu yang tepat dapat dijadikan sebagai motivasi. Pujian adalah reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang bagus.

h. Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan dalam waktu yang tepat bisa dijadikan motivasi yang baik

(12)

dan efekif. Hukuman akan menjadi motivasi jika dilakukan dengan pendekatan edukatif.

i. Hasrat untuk Belajar

Hasrat untuk belajar berarti pada diri individu sudah ada motivasi untuk belajar sehingga hasil yang didapat akan memuaskan. Motivasi intrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar menjelma menjadi perilaku belajar.

j. Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan beberapa aktivitasnya. Minat, besar pengaruhnya terhadap aktivits belajar.

k. Tujuan Yang Diakui

Dengan memahami tujuan yang ingin dicapai dirasakan perlu karena sangat berguna, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006), ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu:

a. Cita-cita atau Aspirasi

Setiap individu pasti memiliki harapan yang dapat dikatakan sebagai cita-cita. Dalam mencapai cita-cita itu banyak usaha yang harus dilakukan, salah satu contohnya adalah dengan giat belajar. Jadi cita-cita dapat meningkatkan motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik.

(13)

b. Kemampuan Individu

Keinginan seorang individu perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Individu harus mengimbangi dengan kemampuan untuk memahami semua mata kuliah. Jadi dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi.

c. Kondisi Individu

Kondisi mahasiswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Dalam kondisi yang sedang bagus individu akan mampu untuk memahami perkuliahannya, sedangkan dalam keadaan yang kurang bagus individu akan kesulitan untuk memahami perkuliahan. Jadi kondisi jasmani dan rohani mahasiswa mempengaruhi motivasi belajar.

d. Kondisi Lingkungan

Individu berada dalam lingkungan yang berbeda-beda. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Lingkungan yang bertambah baik, maka dapat menciptakan kondisi dinamis bagi mahasiswa. Jadi guru/dosen profesional diharapkan mampu memanfaatkan media elektronik maupun media cetak untuk memotivasi belajar seorang mahasiswa.

(14)

f. Upaya Guru atau Dosen Dalam Pembelajaran

Upaya guru atau dosen untuk memotivasi mahasiswa ada bermacam-macam. Motivasi dapat dilakukan oleh guru atau dosen pada saat pelajaran/perkuliahan berlangsung maupun di luar pelajaran/perkuliahan. Oleh karena itu peran guru/dosen cukup penting untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan indikator motivasi belajar sebagai berikut yaitu hasrat untuk belajar, minat, cita-cita dan harapan, adanya dorongan dan kebutuhan untuk belajar, kegiatan belajar yang menarik, kondisi yang kondusif dan adanya sebuah hadiah dan hukuman

2.3 Konsep Mahasiswa Keperawatan

2.3.1 Definisi Mahasiswa

Mahasiswa adalah seseorang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk mempersiapkan dirinya untuk keahlian sesuai dengan bidangnya masing-masing (Budiman, 2006).

Dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi dijelaskan mahasiswa adalah peserta didik yang terdapat dan sedang mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi negeri maupun swasta. Mahasiswa berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, potensi dan kemampuannya.

(15)

2.3.2 Definisi Keperawatan

Keperawatan adalah profesi yang sedang tumbuh dan berkembang.

Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap

ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan asuhan keperawatan. Manusia dipandang sebagai sosok yang unik, meliputi bio-psiko-sosio-spiritual. Bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang bersifat holistik atau menyeluruh. Bagi individu yang tidak dapat berfungsi secara oftimal terkait dengan kondisi kesehatan dan penyembuhannya (Asmadi, 2008; Sarwoko, 2008).

2.3.3 Sifat atau Karakteristik Keperawatan

Menurut Asmadi (2008), sifat atau karakteristik keperawatan dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengetahuan Umum

Ilmu keperawatan dapat dipelajari oleh siapa pun yang berminat untuk mempelajarinya. Ilmu keperawatan dapat dipublikasikan dengan bahasa yang sarat akan unsur informative dan emotif.

b. Objektif

Ilmu keperawatan dapat menginterpretasikan objek yang sama dengan cara yang sama sehingga dapat diperoleh hasil yang sama. Misalnya ada tiga orang perawat akan melakukan tindakan keperawatan yaitu memasang selang oksigen. Hasil yang akan mereka capai sama yaitu memenuhi kebutuhan oksigen pasiennya.

(16)

c. Abstraksi

Ilmu keperawatan ditujukan bagi umat manusia yang tidak lepas dari kebutuhan untuk kelangsungan hidupnya. Ini tertuang dalam sejumah konsep tentang manusia yaitu manusia sebagai mahkluk holistik yang terdiri dari bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dikenal sebagai mahkluk yang unik dan memiliki kebutuhan.

d. Konseptual

Ilmu keperawatan mempunyai konsepsi yang membangun teori keperawatan tersebut. Konsepsi ini dikemukakan oleh sejumlah para ahli.

e. Generalisasi

Dengan adanya konsep manusia dan teori keperawatan, ilmu keperawatan dapat dipublikasikan lebih luas sehingga bisa diketahui dan diterima oleh masyarakat luas. Dengan artian masyarakat dapat mengenal ilmu keperawatan melalui realitas asuhan keperawatan atau melalui bantuan yang diberikan oleh perawat.

2.3.4 Mahasiswa Keperawatan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa keperawatan adalah seseorang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi baik negeri maupun swasta untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian sesuai dengan bidangnya khususnya respon manusia terhadap ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan asuhan keperawatan.

(17)

2.4 Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa

Motivasi berasal dari kata “motif”, yang dapat diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sudah terpenuhi (Sardiman, 2010).

Berdasaran sifatnya motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjdi sifat yang tidak perlu ransangan dari luar karena dalam diri setiap individu sudah memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 2010). Menurut Slameto (2009) bentuk motivasi intrinsik yaitu cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan pertimbangan peribadi yang matang dan pemikiran akan masa depan tentang kesuksesan. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif berfungsi karena ada dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang dilakukan tidak secara langsung berhubungan dengan esensi apa yang akan dilakukan itu motivasi aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan atau rangsangan dari luar (Sardiman, 2010). Bentuk-bentuk motivasi ekstrinsik yaitu pengaruh orang tua atau dukungan orang tua, pengaruh teman atau lingkungan dan pengaruh guru atau dosen.

Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarga, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal

(18)

yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

Dukungan dan cara orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya tidak peduli, tidak mendukung kebutuhan anaknya dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajar (Slameto, 2009). Jadi dukungan keluarga sangat membantu mahasiswa untuk menumbuhkan motivasi belajarnya.

Referensi

Dokumen terkait

56 Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan adalah salah satu UKM yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi). Pelangi masih mempunyai

b) Melakukan montoring target di bawah ini sesuai dengan Lampiran I: setidaknya 95% hewan dipingsankan dengan efektif pada kali pertama proses pemingsanan. • Lakukan

Objek pada penelitian Hidayat (2008) bersumber pada media cetak yaitu surat kabar Jawa Pos,  sedangkan objek penelitian ini yaitu tuturan kru bus jurusan Solo-Semarang.  Alih

Selain itu, penulis menggunakan metode analisa kritis yang bertumpu pada pisau analisa Cultural Studies yang berusaha untuk menerjemahkan sebuah fenomena

sistem informasi global dan bagaimana manajemen menyelesaikan tantang-tantangan tersebut - Menjelaskan isu-isu dan alternatif tekonoogi yang menjadi pertimbangan

Kinerja Individu pengguna Core Banking System di Bank BPD Bali. Hal ini berarti semakin tinggi faktor kemanfaatan Core Banking System maka menghasilkan kinerja individu yang

mengkaji perubahan sosial ekonomi petani jeruk di desa

Zona atraksi wisata yang bersifat terbuka pada tapak diletakkan di sebelah selatan untuk memaksimalkan view dari tapak sungai, serta view dari jalan ke dalam