• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 November 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menimbang Manfaat PT Freeport bagi Indonesia. Indonesia Corruption Watch (ICW) Jakarta, 1 November 2011"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Menimbang

Manfaat PT Freeport bagi

Indonesia

Indonesia Corruption Watch (ICW)

www.antikorupsi.org

(2)

• Tahun 1967

 Kontrak Karya antara Pemerintah dengan Freeport

Indonesia Incorporated (FII) ditandatangani (KK Generasi I) :

 Periode 30 tahun, terhitung sejak produksi komersial tahun 1973

 Luas areal 100.000 hektar

 Saham 100% dimiliki oleh Freeport Mineral Inc (Amerika).

• Tahun 1991

 perubahan Kontrak Karya PT Freeport Indonesia

Company /FIC (KK generasi V) :

 Jangka waktu 30 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali

 Kepemilikan saham : Freeport McMoran Gold & Copper Inc sebesar

90,64% dan Pemerintah Indonesia sebesar 9,36%.

(3)

PTFI - Profil

• Nama Perusahaan : PT Freeport Indonesia

• Jenis Perizinan : Kontrak Karya

• Tanggal Kontrak :

– 7 April 1967 (KK Gen. I No.82/EK/KEP/4/1967)

– Diperbaharui 30 Desember 1991 (KK Generasi V)

• Tahap Kegiatan : Operasi Produksi

• Bahan Galian : Bijih yang mengandung Tembaga, Emas, Perak

• Produk : Konsentrat

• Lokasi : Kabupaten Mimika, Paniai, Fak Fak dan Jayawijaya Prov PAPUA

• Luas wilayak Kontrak Karya PT FI 212.950 Ha, terdiri dari:

– Wilayah Produksi (Blok A) : 10.000 Hektar

– Wilayah Eksplorasi (Blok B) : 202. 950 Hektar

(4)
(5)

KOMPOSISI KONSENTRAT PTFI (sumber ESDM)

Konsentrat

Tembaga 25-32% Besi 25-32% Belerang 25-30% Emas 15-38gr/ton Perak 40-65gr/ton Unsur lainnya Slag

(tidak memiliki nilai komersial)

(6)

Penerimaan Negara (PNBP) dari PTFI

Iuran Tetap (Landrent/Deadrent) :

– Dihitung berdasarkan luas wilayah KK dikalikan tarif/Ha/tahun

– Dibayar setiap tahun dalam dua kali pembayaran (bulan Januari dan

Juli)

– Tarif : US$ 3 / Ha (untuk wilayah produksi)

- Penyelidikan Umum, th. ke I 0,025 Perpanjangan, II 0,05 - Eksplorasi, th. ke I 0,10 II 0,12 III 0,15 Perpanjangan IV 0,25 V 0,35 - Studi Kelayakan, th. Ke I 0,50 Perpanjangan, II 0,50 - Konstruksi, th. ke I, II, dan III 0,50

(7)

Penerimaan Negara (PNBP) dari PTFI

Iuran Produksi (Royalti) :

▪ Tembaga (Cu)

Jika harga < US$ 0,90/pon, tarif 1,5% dari harga jual Jika harga > US$ 1,10/pon, tarif 3,5% dari harga jual Jika harga diantara US$ 0,90 - US$ 1,10 :

PCT = 1,50 + ACP - 90 10

Ket: PCT = tarif (%), ACP = harga tembaga dalam sen US$ per pon ▪ Emas (Au), tarif 1% dari harga jual

▪ Perak (Ag), tarif 1% dari harga jual • Royalti Tambahan :

– Untuk tingkat produksi bijih di atas 200.000 ton per hari (maks 300.000 ton), PT FI akan membayar royalti tambahan untuk kelebihan produksi logam di atas

metal strip, yaitu:

• Tembaga, tambahan royalti sebesar 100% • Emas, tambahan royalti sebesar 200% • Perak, tambahan royalti sebesar 200%

(8)

Harga Jual

• Harga tembaga adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga jual tunai The London Metal Exchange,

• Harga emas adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga rata-rata The Bullion Market Spot Morning (“initial”) dan afternoon (“final”),

• Harga perak adalah harga rata-rata selama suatu triwulan atas harga The London Bullion Brokers Spot Price.

Nilai Penjualan Bersih :

• Adalah nilai penjualan kotor dikurangi dengan biaya-biaya peleburan dan

pemurnian, pengangkutan dan biaya-biaya penjualan lainnya yang berhubungan dengan konsentrat yang dijual.

• Nilai penjualan bersih merupakan nilai penjualan yang menjadi dasar untuk penghitungan royalti

Pembayaran Royalti :

• Royalti dibayar secara triwulanan, yaitu 60 hari setelah akhir triwulan yang bersangkutan

• Penghitungan royalti berkenaan dengan konsentrat yang dijual selama satu

triwulan harus berdasarkan berat kering akhir, pengujian kadar logam, dan biaya-biaya peleburan dan pemurnian, serta biaya-biaya-biaya-biaya penjualan lainnya.

(9)

Perhitungan Royalti PTFI (ICW)

• Terkait penerimaan negara dari royalti PT Freeport Indonesia,

ICW melakukan perhitungan ulang perihal kewajaran

pembayaran royalti PTFI dari tahun buku 2002 - 2010,

• Data yang digunakan adalah laporan keuangan PT FI (produksi,

Penjualan, Harga), dan sebagai data pembanding

menggunakan data laporan keuangan PT Rio Tinto (memiliki

share 40% dalam joint ventures PTFI) serta data laporan

pemerintah,

• Mekanisme perhitungan royalti mengacu kepada tarif dan

standar perhitungan yang ada dalam kontrak karya P TFI,

termasuk juga untuk pembayaran royalti tambahan.

(10)

Perhitungan Royalti PTFI (ICW)

• Dari hasil perhitungan nilai royalti yang dilakukan ICW untuk

tahun buku 2002 – 2010 kemudian dibandingkan dengan

pelaporan pembayaran royalti PT FI (financial report)

ditemukan hal sebagi berikut :

– Total pembayaran royalti PT FI berdasarkan Laporan

Keuangan (audited) dari tahun 2002 s/d 2010 adalah

sebesar US$ 873,2 juta.

– Sementara berdasar perhitungan ICW, seharusnya total

kewajiban royalti PT FI dari tahun 2002 s/d 2010 adalah

US$ 1.050,084 juta.

– Sehingga diduga terjadi kekurangan bayar royalti PT FI

tahun buku 2002 s/d 2010 yang berakibat pada dugaan

kerugian negara senilai US$ 176,884 juta (setara Rp. 1,591

triliun)

(11)

Statistik Operasi PTFI 2002 - 2010

2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 Penjualan :

Copper (ribu pounds) 1.298.917 1.626.823 1.128.078 1.190.700 1.300.000 1.689.400 1.092.700 1.547.206 2.170.489

Gold (ribu ounces) 1.960 2.953 1.178 2.591 1.831,1 3.437,8 1.523,6 4.219,4 3.814,0

Silver (ribu ounces) 4.258 6.008 3.529 3.957 4.314,8 5.795,2 3.857,5 6.232,1 5.914,3

Harga Rerata :

Copper (US$/Pounds) 3,69 2,65 2,36 3,32 3,13 1,85 1,37 0,82 0,71

Gold (US$/Ounces) 1271 994 861 680,74 566,51 456,27 412,32 366,6 311,97

Silver (US$/Ounces) 23,32 13,41 15,32 13,38 8,59 6,36 6,10 5,15 4,66

Pembayaran Royalti PTFI (Financial Report) vs seharusnya (ICW) tahun 2002 - 2010 (juta US$)

2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002

Royalti (FR PTFI) 156,00 147,00 113,00 133,00 126,00 103,70 43,50 26,50 24,50 Royalti seharusnya (ICW) 210,74 203,10 93,90 150,04 151,11 121,61 50,94 31,56 37,08 Selisih (kurang) Royalti (54,74) (56,10) 19,10 (17,04) (25,11) (17,91) (7,44) (5,06) (12,58) Total kurang royalti (176,88)

Pembayaran dana keamanan PT FI Kepada Aparat Indonesia (sumber Lapkeu PT FI)

Tahun 2010 2009 2008 2007 2006 2005 2004 2003 2002 2001 Nilai (juta US$) 14,0 10,0 8,0 9,0 9,0 6,0 6,9 5,9 5,6 4,7 Total (juta US$) 79,1

(12)

Potensi Royalti PTFI (ICW)

Optimasi Penerimaan Negara dari Royalti Tambang

• Berdasarkan PP 13 tahun 2000, seharusnya tarif royalti : Tembaga =

4%, Emas = 3,75%, Perak = 3,25%.

• Amanat UU No.4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara,

dimana salah satunya adalah meningkatkan penerimaan negara

(PNBP) dari tambang  Renegosiasi Kontrak Tambang

• Jika Mengacu kepada tarif royalti (PP 13, 2000) maka berdasarkan

perhitungan ICW seharusnya total penerimaan negara dari royalti

PT FI untuk tahun buku 2002 s/d 2010 adalah US$ 1.611,338 juta.

Sementara realisasi pembanyaran royalti PT FI hanya sebesar US$

873,2 juta, sehingga selama tahun 2002 – 2010 terjadi kehilangan

potensi penerimaan negara dari royalti PT FI sebesar US$ 738,138

juta (setara Rp. 6,643 triliun)

(13)

Potensi Penerimaan Negara dari PTFI

(royalti mineral ikutan)

Selain menghasilkan tembaga, emas dan perak. Tambang PT Freeport juga

menghasilkan mineral ikutan seperti belarang dan besi. Sayangnya hingga saat

ini belum ada penerimaan royalti dari mineral ikutan tersebut

Berdasarkan laporan keuangan PT Freeport, dari tahun 2001 – 2006 total

penerimaan dari belerang dan lainnya sebesar US$ 385,701 juta.

Jika belerang dan mineral ikutan dikenakan kewajiban royalti juga (sebesar

3,5%) maka nilai royaltinya adalah US$ 13,5 juta (setara Rp 121,5 miliar).

(14)

Renegosiasi Kontrak Tambang

• Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara memberikan hak bagi pemerintah untuk melakukan renegosiasi terhadap ketentuan kontrak karya (KK), Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) dan Kuasa

Pertambangan (KP).

• Sebanyak 118 perusahaan pertambangan tengah direnegosiasi kontraknya : – 42 pemegang kontrak karya (CoW)

– 76 perusahaan perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) • Beberapa isu penting :

– Pengendalian atau kepemilikan oleh negara, Kewajiban Divestasi (saham 51% oleh negara

– Lamanya kontrak, – Besaran tarif royalti,

– Luas Konsesi lahan dan Tarif sewa tanah (landrent) – Kewajiban menggunakan pendanaan lokal

– Nilai tambah berupa pembangunan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) di dalam negeri.

(15)

Renegosiasi Kontrak Karya PTFI

1.

Promoting of National Interest: kewajiban divestasi dan pengguasaan

mayoritas (51% saham) oleh Indonesia,

2.

Produksi :

Batas maksimum skala operasi 300.000 ton bijih/hari di Blok A

diturunkan menjadi dibawah 200.000 bijih/hari.

Kewajiban Pengolahan didalam negeri (smelting), berdasar UU No.4

tahun 2009 (minerba) tahun 2014 sudah terealisasi

Pengawasan penjualan konsentrat dan kadar kandungan

3.

Penerimaan Negara :

Besaran tarif royalti

Penggunaan harga rata-rata transaksi (tgl penjualan), bukan lagi harga

rerata triwulanan

Belerang, besi dan mineral ikutan dikenai kewajiban royalti

Perjanjian kontrak penjualan jangka panjang (antara PT FI dengan PT

Smelting dan Atlantic Copper)

(16)

Renegosiasi Kontrak Karya PTFI

4.

Aspek Lingkungan

Pembuangan Limbah (tailing) terhadap lingkungan (evaluasi dan audit

dampak lingkungan)

Kegiatan dan dana paska tambang (dana dan kewajiban reklamasi)

Usulan, adanya fee untuk tailing (pemda)

5.

Dana dan Kegiatan Comdev :

Dalam prakteknya hanya berasal dari 1% penjualan tembaga (LPMAK)

Selain peruntukan untuk 7 suku, bagaimana dengan penduduk lokal

lainnya di PAPUA

(17)

Kompensasi Eksekutif Freeport McMoran

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui anatomi vaskularisasi pembuluh darah arteri yang terdapat pada otak kambing lokal.. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan

Ja'far Bojonegara Serang... Icah

Hal ini yang kini berusaha diterapkan di SMKN 1 Surabaya mengunakan website, sistem pembelajaran berbasis wabsite ini diharapkan dapat memudahkan siswa siswinya dalam

Activity diagram Konsultasi merupakan activity diagram untuk proses mendeteksi hama atau penyakit tanaman kelapa sawit user terhadap sistem. Activity diagram

Muhammad Kamel (2008) yang berjudul “Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Rokok Yang Go-Publik di Indonesia”, hasil penelitiannya variabel bebas

Hasil dari penelitian ini, memperlihatkan bahwa: Pertama, Penegakan hukum Peraturan Bupati Bantul Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Izin Pembuangan Air Limbah di Kabupaten

Bapak / Ibu dosen Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah bersedia memberikan tenaga,waktu dan dukungan dalam

Pada pernyataan ini Qisthi merasa tidak diketahui identitasnya sebagai muslim kemudian disetujui oleh Gita yang merasa dirinya sama seperti Qisthi. Seperti yang