• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Membaca

Membaca mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena membaca adalah alat komunikasi yang dibutuhkan dalam suatu masyarakat yang berbudaya. Membaca juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sehingga dapat menjadikan manusia cerdas dan kreatif.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 83) membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.

Menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-pisah, meliputi: orang harus menggunakan pengertian dan khayalan, mengamati, dan mengingat-ingat.

Menurut Gie yang dikutip oleh Damaiwati (2007:43) Membaca merupakan serangkaian kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan dengan penuh rasa perhatian untuk memahami suatu keterangan yang diihat oleh indra penglihatan berupa huruf maupun tanda lainnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah hal yang sangat mudah dilakukan tetapi akan sulit apabila membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasan, di dalam kegiatan membaca banyak aktifitas yang membuat seseorang membutuhkan penghayatan, kejelian dan ketekunan agar pembaca dapat mengerti apa yang dimaksud oleh penulis sehingga pesan yang disampaikan penulis dalam suatu bahan bacaan dapat dipahami dengan baik dan dapat memecahkan masalah dalam bacaan tersebut. Tidak hanya sekedar membaca tetapi banyak informasi yang harus kita teliti sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Ketika seseorang melakukan kegiatan membaca dengan perasaan yang senang dan adanya motivasi dari diri sendiri atau pun hal lainnya dari situlah membaca mempunyai tujuan dan manfaat yang bisa dirasakan oleh orang yang memiliki kemauan untuk membaca

(2)

2.2 Tujuan Dan Manfaat Membaca 2.2.1 Tujuan Membaca

Tujuan membaca adalah untuk memperoleh berbagai informasi dari bahan bacaan itu sendiri, dapat merangsang kreativitas seseorang serta membuat wawasan berpikir menjadi luas dan banyak memperoleh informasi baru.

Menurut Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: a. Kesenangan

b. Menyempurnakan membaca nyaring c. Menggunakan strategi tertentu

d. Mempernaharui pengetahuannya tentang suatu topic

e. Mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya

f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis g. Mengonfirmasikan atau menolak prediksi

h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik

Sedangkan menurut Poul dalam Damaiwati (2007:46) dalam kenyataan nya terdapat 3 tujuan yang lebih khusus, yaitu :

a. Membaca untuk kesenangan ( iseng-iseng saja ). Termasuk dalam kategori ini misalnya membaca novel, surat kabar, majalah dan komik. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for pleasure, bacaan yang dijadikan sebagai suatu kesenangan.

b. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti membaca buku-buku pelajaran. Tujuan membaca jenis ini sebagai Reading for intellectual

profit.

c. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan. Misalnya, para mekanik, membaca buku resep, dan lain-lain. Dalam hal ini, membaca mempunyai tujuan Reading for work

Sesuai uraian di atas, tujuan membaca tidak hanya berfokus pada suatu tujuan tetapi banyak sekali tujuan nya, bisa untuk memperoleh kesenangan, menambah wawasan, mengetahui informasi-informasi yang sedang berkembang saat ini atau hanya sekedar untuk melakukan suatu pekerjaaan. Seseorang yang sudah melakukan kegiatan membaca sudah pasti mempunyai tujuan masing-masing, karena di dalam membaca banyak manfaat yang bisa kita ambil, dan juga dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat agar lebih bisa berpikir kritis dan sistematis serta mendorong tumbuh nya minat baca lalu menjadikan membaca

(3)

sebagai budaya karena dengan budaya bacalah pendidikan seumur hidup dapat diwujudkan. Ketika kegiatan membaca sudah memiliki tujuan, maka banyak juga manfaat yang bisa dipetik oleh seseorang yang melakukan kegiatan membaca. 2.2.2 Manfaat Membaca

Membaca memang banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila dilakukan oleh seseorang dengan sungguh-sungguh, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat. Kamah dkk ( 2002 : 6) menjabarkan manfaat membaca sebagai berikut :

1. Manfaat membaca bagi individu antara lain :

a. Dapat merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari sesuatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan kecakapan.

b. Dapat menambah pengetahuan umum tentang sesuatu persoalan.

c. Untuk mencari nilai-nilai hidup sebagai kepentingan pendidikan diri sendiri.

d. Untuk mengisi waktu luang dengan mengamati seni sastra ataupun cerita cerita fiksi yang bermutu.

2. Manfaat bagi perkembangan masyarakat antara lain : a. Meningkatkan pengetahuan umum masyarakat

b. Meningkatkan kecerdasan masyarakat sehingga mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mengembangkan diri

c. Dapat digunakan sebagai media penerangan serta pengarahan terhadap perkembangan masyarakat

d. Menumbuhkan sikap kritis sehingga mampu mengadakan koreksi mengenai adanya hal-hal yang merugikan masyarakat

e. Sebagai media penyampaian gagasan-gagasan baru yang berguna untuk meningkatkan perkembangan masyarakat.

Sedangkan dalam Republika (26 Agustus 2014) mengemukakan beberapa manfaat membaca, antara lain sebagai berikut :

1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.

2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan. 3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan

dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja.

4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata.

5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman.

(4)

7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalama orang lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan para sarjana.

8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup. 9. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buku

yang bermanfaat, terutama buku-buku yang ditulis oleh penulis-penulis muslim yag saleh. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.

10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis “diantara baris demi baris” (memahami apa yang tersirat).

Dapat disimpulkan bahwa agar dapat memenuhi tujuan dan manfaat membaca yang ingin diperoleh itu, tentu saja membutuhkan sejumlah jenis dan ragam buku agar kebutuhan dapat terpenuhi dan bisa tersalur secara tepat.

2.3 Pengertian Minat Baca

Minat baca dan budaya baca merupakan dua pengertian yang umum untuk menggambarkan tingkat baca atau kecenderungan seseorang untuk membaca suatu literatur karena ketertarikannya terhadap karya tersebut. Beberapa pendapat tentang minat dan budaya baca dapat ditinjau sebagai berikut.

Menurut NS Sutarno (2006:27) menyatakan bahwa minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu.

Menurut Baderi (2005:5) mendefinisikan minat baca sebagai keinginan untuk mengetahui, memahami isi dari apa yang tertulis yang mereka baca.

Menurut Singert dalam Damaiwati (2007:42) Menyatakan bahwa minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, bukan pula dibawa sejak lahir, melainkan sesuatu yang dapat dikembangkan.

(5)

Menurut Mapiarre dalam Ginting (2005:19) minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran antara perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa takut, atau kecenderungan kecenderungan lain yang mengarahkan seeorang kepada suatu pilihan tertentu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa minat baca merupakan ketertarikan seseorang akan suatu bahan bacaan tanpa adanya paksaan dari orang lain, atas kemauan dirinya sendiri dan dapat dikembangkan sejak dini sehingga akan tumbuh menjadi suatu kebiasaan dan masyarakat belajarpun dapat terwujud. 2.4 Tujuan Minat Baca

Menurut Kamah dkk (2002:7) tujuan minat baca dapat dibagi dua, yaitu : 1. Tujuan Umum

Tujuan umum minat baca adalah untuk menciptakan masyarakat membaca (reading society), menuju masyarakat belajar (learning society) dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM ) yang berkualitas sebagai subyek pembangunan Nasional menuju masyarakat madani.

2. Tujuan Khusus

a. Mewujudkan suatu sistem untuk menumbuh kembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

b. Menyelenggarakan program untuk menumbuhkembangkan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan.

c. Menggerakkan dan menumbuhkembangkan minat baca semua lapisan masyarakat.

d. Mengusahakan penyediaan berbagai jenis koleksi yang terjangkau dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat melalui Taman Bacaan Masyarakat.

2.5 Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca

Menurut Almasyari dan Djaja (2007 : 10-11) Rendahnya minat baca disebabkan oleh banyak faktor diantaranya yaitu :

1. Kemiskinan

Sebagian besar masyarakat kita masih hidup dibawah garis kemiskinan, indikatornya adalah pendapatan perkapita penduduk yang masih rendah. Dengan pendapatan yang rendah, sulit untuk memenuhi beragam kebutuhan pokok. Oleh karena itu, wajar apabila rakyat tidak memprioritaskan pembelian buku. Daripada untuk membeli buku, uang

(6)

yang mereka miliki lebih baik dibelanjakan untuk kebutuhan hidup yang lain.

2. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang arti penting perpustakaan

Masyarakat kita masih memprioritaskan bagaimana mengatasi kemiskinan dan kesulitan hidup. Masih terlalu sedikit masyarakat yang memiliki kesadaran untuk membentuk perpustakaan dilingkungan keluarga masing-masing. Hal ini tidak mengherankan karena budaya membaca telah terdesak oleh budaya televisi. Anak-anak lebih betah tinggal di depan layar televisi daripada harus membaca beberapa lembar buku, surat kabar, atau buku cerita yang mereka miliki.

3. Minimnya peran serta swasta

Pembentukan perpustakaan jelas membutuhkan anggaran yang tidak kecil. Untuk membuat tempat yang bisa dijadikan perpustakaan sajamemerlukan biaya yang tidak kecil apalagi harus membeli beragam jenis bahan pustaka. Belum lagi untuk menggaji karyawan yang diberi tugas menjaga dan mengelola perpustakaan. Oleh karena itu, peran serta swasta perlu untuk dibangkitkan agar mau menjalin kerja sama dengan institusi atau pengelola perpustakaan. Swasta yang dimaksud bisa berasal dari perusahaan terdekat, LSM, atau jaringan masyarakat kota yang telah sukses.

Sedangkan menurut Damaiwati (2007:29) menyatakan bahwa yang menjadi factor penyebab rendahnya minat baca adalah :

1. Televisi

Sungguh teramat memprihatinkan ketika proses pembelajaran di keluarga sekarang ini didominasi hasil didikan televisi. Bahasa televisi yang singkat, simpel dan memikat, membuat anak sering ketagihan dan menjadi malas belajar. Orang yang kebanyakan menonton TV menjadi tidak suka membaca, berfikirnya jadi linier, tidak kritis dan kreatif. Padahal membaca adalah kunci untuk mendapat ilmu. Kunci untuk membangun sebuah peradaban.

2. Kultur Keluarga

Masyarakat kita lebih suka ‘ngobrol’ daripada memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, Bercerita lebih umum dibandingkan membaca. Menurut para pakar masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakat kita masih bersifat gemeinnschaft yaitu suatu masyarakat yang ‘kontak-kontak pribadinya masih memegang peranan penting daripada kontak-kontak yang menggunakan simbol. Bahasa tulis merupakan salah satu bentuk kontak yang menggunakan simbol.

Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hal itulah yang menyebabkan membaca belum dijadikan sebagai suatu kebiasaan secara terus menerus dan berkelanjutan yang pada akhirnya akan berakibat pada rendahnya budaya baca dalam suatu masyarakat.

(7)

2.6 Faktor Pendorong Minat Baca

Menurut Sutarno NS dalam buku perpustakaan dan masyarakat (2006:29) menjabarkan faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat sebagai berikut :

a. Rasa ingin tau yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi.

b. Keadaaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.

c. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca.

d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani

Menurut Fuad Hasan dalam Sutarno (2006:27), faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca ialah

1. Ketertarikan 2. Kegemaran

3. Hobi membaca, dan

4. Pendorong tumbuhnya kebiasaan membaca adalah kemauan dan kemampuan membaca sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah sebuah formula yang secara ringkas untuk mengembangkan minat dan budaya baca. Dari rumusan konsepsi tersebut tersirat tentang perlunya minat baca dibangkitkan sejak usia dini (kanak-kanak).

Sedangkan Menurut Dawson dan Bamman (1960:133-147)mengemukakan prinsip-prinsip yang dapat menjadi factor pendorong minat baca antara lain :

1. Setiap murid memiliki kebutuhan dan kepentingan individual yang berbeda dengan murid lainnya. Perbedaan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca setiap individu murid sehingga setiap murid memilih buku atau bahan bahan bacaan sesuai dengan kenyataan dan kepentingannya sendiri. Prinsip itu termasuk prinsip psikologis.

2. Setiap murid ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yaitu rasa aman, status dan kedudukan tertentu, kepuasan afektif, dan kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya. Kebutuhan itu berpengaruh terhadap pilihan dan minat baca masing-masing individu. Hal itu berarti bahwa ada pengaruh faktor psikologis terhadap minat baca. 3. Tersedianya sarana buku bacaan kehidupan keluarga atau rumah tangga

merupakan salah satu faktor pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca setiap individu murid. Atas dasar prinsip itu, dapat ditegaskan bahwa pilihan dan minat baca setiap individu murid ada kemungkinan didorong oleh kondisi atau status social-ekonomis kehidupan keluarga atau

(8)

rumah tangganya masing-masing. Dengan kata lain perwujudan minat baca murid didorong pula oleh faktor-faktor sosiologis

4. Jumlah dan ragam bacaan yang disenangi oleh anggota-anggota keluargaa juga berfungsi sebagai salah satu pendorong terhadap minat baca setiap individu murid

5. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna serta kemudahan proses peminjaman nya merupakan faktor besar yang mendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat baca murid.

6. Adanya program khusus kurikuler yang memberikan kesempatan murid membaca secara periodik di perpustakaan sekolah sangat mendorong perkembangan dan peningkatan minat baca murid.

7. Saran-saran teman sekelas sebagai faktor eksternal dapat mendorong timbulnya minat baca murid

8. Kegiatan kurikuler merupakan faktor pendorong dalam pembinaan, pengembangan, dan peningkatan minat baca murid

9. Faktor jenis kelamin juga berfungsi sebagai pendorong perwujudan pemilihan buku bacaan dan minat baca murid.

2.7 Pengertian Budaya Baca

Perkembangan budaya baca dalam masyarakat tidak berpedoman pada keinginan masyarakat akan suatu bahan bacaan tetapi mudahnya akses untuk mendapatkan bahan bacaan serta tersedianya bahan-bahan bacaan agar terpenuhi kebutuhan masyarakat.

Menurut Siregar (2004:93) menyatakan bahwa Budaya baca atau kebiasaan membaca sudah merupakan suatu keharusan praktis (practical necessity) dalam dunia modern. Membaca sebagai aktivitas pribadi pada umumnya telah menjadi suatu kebutuhan pada masyarakat di negara-negara maju, tetapi tidak demikian halnya pada masyarakat di negara-negara berkembang seperti Indonesia.

Menurut Khotijah Kamsul dalam Strategi pengembangan minat dan gemar membaca mendefinisikan bahwa “Budaya baca merupakan merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warga negara apabila ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia”.

Sedangkan menurut Putra (2008:8) menyatakan bahwa budaya bacalah yang mendasari, mengapa budaya baca terus-menerus dikumandangkan baik oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, tokoh masyarakat, pendidik, agamawan, hingga orang yang peduli pada kemajuan peradaban.

(9)

Dapat disimpulkan bahwa budaya baca masyarakat masih sangat rendah oleh karena itu penting untuk meningkatkan minat baca dikalangan masyarakat agar budaya baca menjadi tinggi serta masyarakat belajar pun dapat terwujud.

Proses terbentuknya minat dan budaya baca dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Gambar 2.1 Proses Budaya Baca Sumber : Buku Perpustakaan Dan Masyarakat, 2006

2.8 Faktor Penyebab Budaya Baca Rendah

Memang benar minat dan budaya baca masyarakat masih tergolong rendah namun hal itu tidak penting untuk dipermasalahkan. Yang harus dilakukan adalah mencari tau apa yang menjadi penyebab rendahnya minat dan budaya baca tersebut.

Menurut NS Sutarno (2006:257-258) rendahnya minat dan budaya baca masyarakat terjadi pada kelompok masyarakat yang menghadapi beberapa keterbatasan seperti :

Selera

Minat

Baca

Kebiasaan

Membaca

Budaya

Baca

Koleksi

(10)

a. Akses informasi dari dan ke perpustakaan.

Keterbatasan akses informasi dari perpustakaan disebabkan beberapa hal seperti kurang nya sosialisasi dan permasyarakatan, publikasi melalui brosur, tempat perpustakaan yang kurang strategis, dan terbatasnya kegiatan perpustakaan yang dapat diketahui atau diikuti oleh masyarakat. b. Tingkat pendidikannya masyarakat yang masih berada dibawah standar.

Kita paham betul bahwa pemakai perpustakaan adalah mereka yang berkecimpung dengan dunia informasi dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu masyarakat yang tingkat pendidikannya masih relatif terbatas, dan kondisi lingkungannya kurang mendukung, maka tingkat ketertarikan dan kebutuhannya terhadap layanan perpustakaan juga belum optimal.

c. Kondisi sosial ekonominya pada umumnya kurang menguntungkan. Untuk sebagian anggota masyarakat yang secara kebetulan kondisi sosial ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau memiliki buku kurang. Jadi kebiasaannya membaca dirumah juga terbatas, karena dirumah sedikit atau bahkan jarang membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang.

d. Layanan perpustakaan kepada masyarakat yang belum merata.

Layanan yang belum merata juga banyak penyebabnya, sementara untuk memperoleh layanan tersebut masyarakat juga harus aktif, misalnya datang ke perpustakaan.

e. Apresiasi dan respon masyarakat masih perlu ditingkatkan

Pada dasarnya apresiasi dan respon masyarakat terhadap perpustakaan berkaitan erat dengan kebiasaan membaca, tingkat pendidikan, dan kondisi serta lingkungannya. Manakala semua itu belum menunjang, maka dapat berakibat terhadap apresiasi dan respon masyarakat.

Sedangkan pendapat yang dinyatakan oleh NS Sutarno (2006:259-260) bahwa minat dan budaya baca nya sudah baik dan menggembirakan berlangsung pada kelompok masyarakat tertentu, antara lain :

1. Masyarakat Terpelajar.

Mereka karena aktivitas kesehariannya harus berhubungan dengan buku dan bahan bacaan lain untuk melengkapi dan mendukung agar tugas-tugas belajarnya berhasil dengan baik.

2. Tingkat kesadaran tentang pentingnya perpustakaan telah meningkat. Dengan demikian maka mereka dengan sendirinya akan aktif berkunjung ke perpustakaan untuk membaca, belajar dan melakukan kegiatan ilmiah lainnya.

3. Masyarakat memiliki akses dan informasi ke perpustakaan mudah.

Akses ke perpustakaan yang dapat diperoleh dengan mudah, maka minat dan keinginan untuk ke perpustakaan bertambah, apalagi setelah menyadari bahwa perpustakaan memberikan sesuatu yang berguna baginya, baik dalam belajar, bekerja, mengembangkan ilmu pengetahuan, maupun mencari hiburan.

4. Mereka yang kondisi social ekonominya lebih beruntung.

Kebanyakan anggota masyarakat yang makin maju dan kebutuhan dasar hidupnya sudah tidak menjadi masalah maka mereka mencari sesuatu lain.

(11)

Perpustakaan yang dapat memberikan dan melayani mereka, tentu merupakan salah satu hal yang menarik, sehingga masyarakat akan tertarik serta mendapat respon yang positif.

5. Jangkauan layanan perpustakaan memadai.

Sebuah perpustakaan yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan lingkungan yang terbatas dapat dijangkau dengan mudah, tetapi pada sisi yang lain masih ada masyarakat yang relatif jauh atau sulit dijangkau oleh layanan perpustakaan. Maka perlu diupayakan peningkatan layanan, misalnya denga unit perpustakaan keliling atau mengembangkan perpustakaan cabang, layanan paket dan layanan lain sejauh memungkinkan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya baca di masyarakat tidak dapat berkembang secara instan tetapi membutuhkan proses, kesabaran, usaha dan waktu yang tidak singkat serta dilakukan secara terus-menerus sampai budaya bacapun dapat terwujud di masyarakat.

Gambar

Gambar 2.1  Proses Budaya Baca Sumber : Buku Perpustakaan Dan Masyarakat, 2006

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dimotivasi oleh penelitian terdahulu diantaranya yaitu penelitian (Susilowati, 2016), hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi berpengaruh positif

Memberi kemudahan menggunakan bahan bukan cetak termasuk perisian sama ada secara individu atau berkumpulan oleh

Pada hasil yang telah ditunjukkan di atas, terbukti secara ilmiah bahwa tanah yang digunakan memiliki signifikansi yang baik dalam menyisihkan senyawa fosfat daripada

Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui profitabilitas usaha persewaan kapal wisata gazebo di Karimunjawa yang merupakan hasil modifikasi dari kapal ikan tradisional

Menurut Deikme (2013:982) Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yangdicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Selain penentuan awal waktu salat dengan cara melihat langsung dari fenomena Matahari dan metode hisab yang terdapat pada kitab-kitab klasik dan buku-buku falak,

Turbin yang bergerak karena uap dipergunakan baling baling kapal dan sisa amoniak yang dari turbin menggunakan air dingin dari kedalaman laut yang suhunya C,

Aktor kabuki memiliki ciri khas khusus yang membedakan dirinya dengan aktor lain pada saat memainkan sebuah peran di atas panggung yaitu Kata (型) yang merupakan gaya berakting