• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Saat melakukan penelitian seorang peneliti memerlukan suatu metode sebagai salah satu cara untuk mencapai tujuan penelitian dan membantu mengungkapkan suatu permasalahan. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak terlepas dari metode yang digunakan dalam penelitian. Masalah yang diteliti serta tujuan yang ingin dicapai dalam suatu penelitian akan menentukan penggunaan metode penelitian.

Metode penelitian merupakan suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan metode penelitian yang tepat diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Disamping itu penggunaan metode tergantung kepada permasalahan yang akan dibahas, dengan kata lain penggunaan suatu metode dilihat dari efektifitas, efisiensi, dan relevansinya metode tersebut. Suatu metode dikatakan efektif apabila selama pelaksanaan dapat terlihat adanya perubahan positif menuju tujuan yang diharapkan. Sedangkan suatu metode dikatakan efisien apabila penggunaan waktu, fasilitas, biaya, dan tenaga dapat dilaksanakan sehemat mungkin namun dapat mencapai hasil yang maksimal. Metode dikatakan relevan apabila waktu penggunaan hasil pengolahan dengan tujuan yang hendak dicapai tidak terjadi penyimpangan. Sehubungan dengan masalah yang diutarakan dalam penelitian ini, penulis mengunakan metode ex post facto. Dalam hal ini Fraenkel, JR, and Wallen, NE. (1993:317) mendefinisikan metode penelitian ex

post facto sebagai:

causal-comparative research is also referred to sometimes as ex post facto, (from the Latin for "after the fact") research. This is in contrast to an experimental study, where a researcher creates difference between or among groups and then compares their performance (on one or more dependent variables) to determine the effects of the created difference.

(2)

Penjelasan singkatnya bahwa penelitian kausal-komparatif juga disebut kadang-kadang ex post facto, penelitian (dari bahasa Latin "setelah sesuatu kejadian"). Hal ini berbeda dengan penelitian eksperimental, di mana peneliti menciptakan perbedaan antara atau di antara kelompok-kelompok dan kemudian membandingkan kinerjanya (pada satu atau lebih variabel dependen) untuk menentukan dampak dari perbedaan dibuat. Sedangkan (Donal Ary, dkk, dalam Arief Furchan, 1982:382 dan Yatim Rianto, 1996:27) dalam Zuriah (2006:57) memberikan pengertian yaitu :

Penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah lewat, sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan

treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.

Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kejadiannya dengan melihat ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Ciri utama dalam penelitian ex post facto adalah tidak adanya perlakuan yang diberikan oleh peneliti atau dengan kata lain perlakuannya sudah dilakukan tanpa ada kontrol dari peneliti.

B. Desain Penelitian

Untuk memberikan gambaran mengenai alur pikir dalam penelitian ini penulis memberikan gambaran sebuah desain penelitian casual-comparative dari Fraenkel etc. (1993). Desain yang dipilih oleh penulis dimaksudkan untuk membandingkan dengan kelompok peneliti yang berbeda terhadap satu variabel yang akan diteliti. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Frankel etc. (1993:321) bahwa “The basic causal-comparative design involves selection two or more

groups that differ on a particular variable of interest and comparing them on another variable or variables.”

(3)

Desain dasar kausal-komparatif melibatkan pemilihan dua atau lebih kelompok yang berbeda pada variabel tertentu yang menarik dan membandingkannya terhadap variabel atau variabel lain.

Gambar .2

Bagan 3.1

Desain Penelitian Causal-Comparative

(Sumber: Frankel etc, 1993:321)

Keterangan

C1: gerak dasar 0: Tes Kebugaran

Mengenai langkah-langkah penelitian, pendapat Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian diawali dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis, penentuan model penelitian, analisis dan interpretasi data, penarikan kesimpulan, implikasi dan saran.” Secara skematis, langkah penelitian tersebut tersusun dalam gambar berikut:

Group Independent Variable Dependent variable

I C1 0

(Group proses characteristic 1) (Measurement)

II C2 0

(4)

Bagan 3.2

Langkah-langkah Penelitian.

Diadaptasi dari sumber: LR. Gay, Educational Research; Competencies for Analysis and Application; New Jersey, Prentice Hall Inc. (1996,pp. 91-98).

Penelusuran

Permasalahan real di lapangan, sehingga memunculkan beragam

masalah penelitian. Penelusuran beragam data

empiric dan teoritik sebagai landasan kerangka berpikir berlaitan dengan masalah penelitian.

Perumusan hipotesis dengan mengacu pada kerangka berpikir dan kajian empirik serta teoritik.

Penentuan metode penelitian berkenaan dengan : sampel, instrumen, desain, dan prosedur penelitian

Analisis dan interpretasi data (Data analysisi)

Penarikan kesimpulan, Implikasi dan saran berdasarkan hasil penelitian

(5)

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah objek penelitian atau yang dijadikan sumber data dari suatu penelitian. Populasi memegang peranan penting dalam suatu penelitian, sebab populasi merupakan objek yang akan dipergunakan sebagai bahan penelitian, Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SDN Citrasari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan jumlah populasi kelas 465 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah wakil populasi yang diteliti. Arikunto (2006: 131) menjelaskan pengertian sampel sebagai berikut: “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sesuai dengan penjelasan tersebut penulis memilih dan menentukan sebagian populasi untuk dijadikan sampel penelitian, penentuan sampel dimaksudkan untuk mengurangi subjek yang terlalu banyak jumlahnya.

Mengenai banyaknya sampel yang diambil untuk penelitian ini adalah kelas 3 dengan jumlah 38 orang putra dan putri serta rentang usia antara 9 –10 tahun. Teknik penarikan sampling menggunakan cluster random sampling, hal ini dijelaskan Yatim Riyanto dalam Zuriah (2006:136) yaitu : „Cluster random

sampling digunakan apabila sampel merupakan suatu kelompok (cluster) yang

mempunyai sifat heterogen.‟

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari penafsiran yang keliru dan memberikan penjelasan istilah-istilah dalam penelitian ini, penulis menganggap perlu untuk memberikan penjelasan tentang istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Gerak Dasar

Gerak merupakan bagian dari kehidupan, yaitu dasar untuk mencari nafkah, bekerja, dan belajar. Pengertian gerak dasar dijelaskan Ahmad Rithaudin

(6)

(2011:31) yaitu “Gerak dasar merupakan unsur pokok gerak dari seluruh manusia. Gerak dasar manusia terdiri atas tiga macam, yaitu lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif.”

2. Kebugaran Jasmani

Definisi operasional kebugaran jasmani dalam dokumen Depdiknas (2003:1) tentang Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), dijelaskan bahwa :

Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak sebenarnya kebugaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia.

Konsep ini ditetapkan menjadi instrumen yang berlaku di Indonesia mulai tahun 1984, dan kelompok umur yang berlaku untuk norma klasifikasi pada penelitian ini adalah umur 6 – 9 tahun.

E. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui kemampuan gerak dasar siswa sekolah dasar adalah tes motor ability seperti yang dijelaskan oleh Nurhasan (2000 :104) yaitu “ tes motor ability ini digunakan untuk mengukur kemampuan gerak dasar bagi siswa sekolah dasar.” Yang terdiri dari :

Tes ini terdiri dari empat butir tes yaitu : 1. Tes shuttle-run 4 x 10 meter

2. Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter dengan tembok 3. Tes stork stand positional balance

4. Tes lari cepat 30 meter

Administrasi tes

1). Tes shuttle-run 4 x 10 meter

(7)

Alat/fasilitas : stopwacch, lintasan yang lurus dan datar dengan jarak 10 meter dengan garis start dan garis finish.

Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia” orang coba atau berdiri dengan salah satu ujung jari kaki sedekat mingkun dengan garis start.

2). Tes lempar tangkap bola jarak 1 meter ke tembok

Tujuan : mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan Alat/fasilitas : bola tenis, stopwatch dan tembok yang rata

Pelaksanaan : subyek berdiri di belakang garis batas sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan didepan dada. Aba-aba “ya” subyek dengan segera melakukan lempar tangkat ke dinding.

Skor : dihitung jumlah tangkapan bola yang dapat dilakukan selama 30 detik

3). Tes stork stand positional balance

Tujuan : mengukur keseimbangan tubuh Alat/fasilitas : stopwatch

Pelaksanaan : subyek berdiri dengan tumpuan kaki kiri, kedua tangan bertolak pinggang, kedua mata dipejamkan, lalu letakan kaki kanan pada lutut kaki kiri sebelah dalam. Pertahankan sikap tersebut selama mungkin.

Skor : dihitung waktu yang dicapai dalam mempertahankan sikap di atas sampai dengan tanpa memindahkan kaki kiri dari tempat semula.

4). Tes lari cepat 30 meter

Tujuan : mengukur kecepatan lari

Alat : stopwatch, lintasan lurus dan rata sejauh 30 meter, pluit Pelaksanaan : start dilakukan dengan berdiri. Pada aba-aba “bersedia”

sebyek berdiri dengan salah satu ujung jari kakinya sedekat mungkin dengan garis start. Aba-aba “siap”

(8)

subyek siap untuk lari menuju garis finish dengan jarak 30 meter, sampai melewati garis finish.

Skor : dihitung waktu yang ditempus dalam melakukan lari sejauh 30 meter

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa sekolah dasar adalah tes kebugaran jasmani yang diterbitkan oleh Depdiknas. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Indonesia (2003:3) untuk umur 6 – 9 tahun putera dan putri yang terdiri dari :

Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri dari : 1. Untuk putra terdiri dari :

a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun) b. Gantung siku tekuk

c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik d. Loncat tegak (vertical jump)

e. Lari 600 meter (usia 6 - 9 tahun)

2. Untuk putra terdiri dari : a. Lari 30 meter (6 - 9 tahun) b. Gantung siku tekuk

c. Baring duduk (sit up) selama 30 detik d. Loncat tegak (vertical jump)

(9)

Tabel 3.1 Nilai TKJI

(Untuk Putra Usia 6-9 Tahun)

Nilai Lari 30 meter Gantung siku tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak Lari 600 meter NILAI 5 s.d-5.5” 40” keatas 17 keatas 38 keatas s.d-2‟39” 5 4 5.6”-6.1” 22”-39” 13-16 30-37 2‟40”-3‟00” 4 3 6.2”-6.9” 9”-21” 7-12 22-29 3‟01”-3‟45” 3 2 7.0”-8.6” 3”-8” 2-6 13-21 3‟46”-4‟48” 2 1 8.7”-dst 0-2” 0-1 12 dst 4‟49”-dst 1 Tabel 3.2 Nilai TKJI

(Untuk Putri Usia 6-9 Tahun)

Nilai Lari 30 meter Gantung Siku Tekuk Baring duduk 30 detik Loncat tegak Lari 600 meter Nilai

5 s.d-5,8” 33” keatas 15 keatas 38 keatas s.d 2‟53” 5

4 5.9”-6.6” 18”-32” 11-14 29-37 2‟54”-3‟23” 4

3 6.7”-7.8” 9”-17” 4-10 22-28 3‟24”-4‟08” 3

(10)

1 9.3” dst 0”-2” 0-1 1-12 5.04” dst 1

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Validits dan realibilitas menggunakan tes motor ability, Nurhasan (2000:104) menyebutkan bahwa : “ tes ini mempunyai realibilitas sebesar 0,93 dan validitasnya sebesar 0,87.”

Untuk tes kebugaran jasmani menggunakan TKJI dengan nilai realibilitas puteri 0,715 dan putra 0,791 sedangkan validitas puteri 0,338 dan putera 0,894 (departemen pendidikan nasional pusat pengembangan kualitas jasmani, 2003)

G. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua teknik, yaitu tes gerak dasar dan tes kebugaran jasmani. Tes gerak dasar dan Tes kebugaran jasmani yang digunakan adalah tes yang sudah terstandar yaitu tes motor ability untuk sekolah dasar dan tingkat kebugaran jasmani Indonesia untuk anak umur 6-9 tahun yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen pengumpul data dalam penelitian ini. Tes tersebut menurut nurhasan telas teruji validitasnya. Adapun menurut nurhasan (2000:26) validitas adalah “ Suatu pengukuran dapat dikatakan valid, bila alat pengukuran atau tes bener-benar tepat untuk untuk mengukur apa yang hendak diukur dan sesuia dengan gejala yang diukurnya”.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan validitas isi (content validity) menurut Arikunto (1995 dalam nurhasan 2000:26) menyatakan bahwa “Validatas isi adalah validitas yang menggambarkan derajat kesahihan suatu alat ukur atau tes yang berkualitas dengan isi atau materi pelajaran yang diberikan.”

(11)

H. Teknik Analisis Data

Dari kedua tes, gerak dasar dan kebugaran jasmani dapat di korelasikan dengan pengukuran setara, seperti yang dijelaskan Nurhasan (2000:34) yaitu : “Kedua bentuk tes yang setara diberikan kepada sekelompok siswa, masing – masing pertamakali dengan tes bentuk ke satu dan berikutnya dengan tes bentuk kedua.” Dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦 =

𝑁 𝑥𝑦 − 𝑥 𝑦

(𝑁 𝑥2) − 𝑥 2 (𝑁 𝑦2− 𝑦 2)

Setelah dilakukan penghitungan didapat hasil korelasi dilakukan uji t dengan rumus :

t =

𝑟 𝑛−2 1−𝑟2

I. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ex post facto ini dilaksanakan pada kelas 3 SDN Citrasari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan siswa sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan maret tahun 2014.

Gambar

Tabel 3.1   Nilai TKJI

Referensi

Dokumen terkait

Secara kelompok siswa membahas soal latihan tentang materi yang dibahas pada pertemuan sebelumnya dan mengumpulkan hasilnya.. Meminta beberapa perwakilan kelompok untuk

Transportasi pasien: komponen, macam, fasilitas dan hal yang diperhatikan Ceramah, diskusi Merangkum materi dalam bentuk resume Kelengkapan materi, ketepatan penjelasan,

Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut (1) tidak ada pengaruh model pembelajaran problem solving secara algoritmik dan heuristik terhadap

Berdasarkan Gambar 10, dapat kita lihat bahwa keadaan geografis bumi yang dilalui oleh antena pemancar ke antena penerima client 3 memiliki lintasan yang tidak

Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan penyuluhan pada kelompok intervensi, pada kelompok kontrol di dapat responden dengan pengetahuan baik sebesar 7

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan pada kelompok perlakuan yang diberikan latihan trampoline, terdapat peningkatan, sedangkan pada

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan Fusarium oxysporum yang telah diadaptasikan pada media fermentasi eceng gondok (Eichhornia crassipes) dan mendapatkan data

Pertanyaan yang diajukan dalam soal tes bentuk essai (uraian) hendaknya benar- benar merupakan soal-soal yang memerlukan pemikiran untuk dapat memberikan