PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR BERSIH
TANPA BAHAN KIMIA
Suparman, Agus Rahman, Harsunu Purwoto Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Stiper, Yogyakarta Email : parman.faiz@yahoo.com
Abstract
Water purification of river and reservoir waters for oil palm processing is conducted at water treatment plant in palm oil mill. In external water treatment usually use of chemicals in coagulation process to decrease suspended and dissolved solids. Application of electro-coagulation method was conducted is an initial research to find more effective ways in water processing and reducing use of chemicals also environmental friendly. This research as a purpose for determine optimum treatment about influence of variation electricity voltage and long of duration time contact electrode with water about TDS parameter, turbidity, and pH of water, how effective electrocoagulation method in process clean water, and for comparison rate of cost of necessary. The result of this research can be shown that decreasing on turbidity and total dissolved solid (TDS) on water, the optimum in this electrocoagulation research be with treatment make use the voltage as big as 25 volt, with duration of electrocoagulation process during 60 minute be able reducing to turbidity parameter out of beginning value as many 186 FTU become 3 FTU and TDS parameter beginning value as much 125 ppm become to 65 ppm,produce result of effectiveness percentage reduction TDS parameter at reservoir water as many 56,61 % and at water river as many 49,33 % for effectiveness percentage turbidity parameter at water reservoir as many 91,13 % and at water river as many 97,80 %. Electrocogulation method cost money as many Rp 10.23,-/ liter water process, whereas jartest method cost money as many Rp 35.10,- / liter water process.
Key Word : WaterTreatment, Raw Water, Electrocoagulation Method, Batch System.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Air industri harus memenuhi standar kualitas air bersih yang telah ditetapkan sehingga aman dikonsumsi, proses pengolahan air baku, umumnya dilakukan secara kimiawi dengan mencampurkan bahan kimia pada air. pencampuran bahan
kimia ini bertujuan untuk memisahkan mineral – mineral yang tidak diharapkan agar tidak terikut pada air umpan boiler. Bahan kimia yang digunakan untuk pengolahan air berbeda – beda untuk masing – masing metode pengolahan air, pengolahan air disesuaikan dengan karakteristik kualitas air baku (raw water)
pada daerah tertentu, seperti air gambut, air sungai, air payau, air daerah perbukitan kapur, dan lain sebagainya.(Gomes,2010)
Selain menggunkan bahan kimia untuk mengolah air baku pada external water treatment ada alternatif lain untuk pengolahan air yaitu menggunakan metode elektrokoagulasi. Elektrokoagulasi merupakan proses koagulasi atau penggumpalan dengan tenaga listrik melalui proses elektrolisa untuk mengurangi atau menurunkan ion-ion logam dan partikel-partikel di dalam air.
Prinsip dasar dari elektrokoagulasi ini merupakan reaksi reduksi dan oksidasi (redoks). Dalam suatu sel elektrokoagulasi, peristiwa oksidasi terjadi di elektroda (+) yaitu anoda dan sekaligus berfungsi sebagai koagulan, sedangkan reduksi dan pengendapan terjadi di elektroda (-) yaitu katoda. Yang terlibat reaksi dalam elektrokoagulasi selain elektroda adalah air yang diolah yang berfungsi sebagai larutan elektrolit. Untuk proses elektrokoagulasi digunakan elektroda yang dibuat dari aluminium (Al), karena logam ini mempunyai sifat sebagai koagulan yang baik (Fitri dan Ismawati, 2007).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadi acuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Bagaimana pengaruh proses elektrokoagulasi terhadap pH, TDS, dan Turbidity air?
2) Bagaimana efektifitas proses elektrokoagulasi pada air sampel yang diberi perlakuan ?
3) Berapa biaya yang diperlukan antara metode elektrokoagulasi dengan metode kimiawi
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian elektrokoagulasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menentukan seberapa optimal pengolahan air menggunakan proses elektrokoagulasi
2. Menentukan efektifitas lama waktu proses elektrokoagulasi dan perubahan tegangan listrik yang dihantarkan kedalam air sampel.
3. Komparasi biaya proses menggunakan elektrokoagulasi dengan menggunakan bahan kimia
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bahwa metode elektrokoagulasi dapat digunakan sebagai alternatif pengolahan air bersih selain menggunakan bahan kimia. Dan nantinya dapat dikembangkan dan diterapakan. untuk memberikan informasi berapa besar biaya yang diperlukan untuk proses pengolahan air
II. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. SMART. Tbk Batu Ampar Mill, PSM 3, Region Kalsel 1, Desa serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir. Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan selatan. Percobaan penelitian dilakukan di laboratorium Batu Ampar Mill dimulai sejak sejak 20 November 2015 sampai 29 Mei 2016.
B. Alat dan Bahan
Adapaun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini tersaji dalam tabel 2.1 dan 2.2
1. Alat
Tabel 2.1 daftar alat penelitian N o. Alat Jumla h Kegunaan 1. Power supply DC variable 1 unit Mensuplay listrik DC 2. Gelas beaker 1000 ml 5 buah Wadah sample akan diuji 3. Gelas beaker 200 ml 5 buah Tempat uji pH dan TDS 4. Plastik PP 0,5 kg 120 lembar Tempat sampel turbidity 5. pH meter 1 unit Alat pengukur pH 6. Turbidity meter 1 unit Alat pengukur kekeruhan 7. TDS meter 1 unit Alat pengukur TDS 8. Pipet ukur 10 ml 1 set Alat pengambil air 9 Jerigen 5 liter 4 buah Untuk mengambil sampel air 10 Stop watch 1 unit Untuk memonitor lama waktu Sumber : data penelitian 2016
2. Bahan
Tabel 2.2 daftar bahan penelitian N
o. Bahan
Jumla h
Kegunaan
1. air sungai dan air waduk 120 liter Sampel yang akan diuji 2. Pelat Alumunium panjang 150 mm lebar 50 mm dan tebal 0,5 mm 4 lembar Sebagai elektroda pada proses elektrokoagulas i 3. Tegangan listrik searah (DC) 5 -28 volt Sebagai media pemisahan kontaminan pada elektrolit Sumber : data penelitian 2016
C. Tahapan Penelitian
Adapun tahap penelitian secara skematisini dapat dilihat pada Gambar (2.1)
D. Parameter yang Diteliti
Dalam penelitian ini, variabel yang menjadi parameter penelitian meliputi lima hal yaitu :
a) pH b) TDS c) Turbidity
d) Efektifitas proses elektrokoagulasi e) Biaya yang diperlukan untuk proses
pengolahan
E. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan berbagai tahap sebagai berikut :
a) Mengumpulkan data sekunder (data jartest) dari laboratorium
b) Menyimpulkan hasil pengumpulan data sekunder
c) Melakukan proses elektrokoagulasi dengan variasi pada tegangan listrik DC dan lama waktu kontak pada proses elaktrokoagulasi.
d) Mengamati perbedaan hasil air perlakuan dari penggunaan besar tegangan dan lama waktu kontak pada proses elaktrokoagulasi.
e) Mengumpulkan data primer dari hasil percobaan dan pengamatan
f) Melakukan analisa besar biaya yang diperlukan untuk pengolahan menggunakan elektrokoagulasi dan menggunakan metode kimiawi.
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kualitas sampel air
untuk kualitas air sampel pada air waduk dapat dilihat pada Tabel dibawah ini Tabel 3.1 Data kualitas awal sampel air sungai Tanggal Ph TDS (ppm) Turbidity (FTU) 2/3/2016 6.85 60 189 12/3/2016 6,89 70 178 16/03/2016 7,30 90 180
Sumber : Data hasil penelitian 2016
Pembuatan rangkaian power supply DC variable, untuk elekrokoagulasi
Analisa :
1. Apakah air baku mengalami pemisahan kotoran, setelah dilakukan elektrokoagulasi dengan tegangan 6, 9, 12, 15, 20, dan 25 volt Dengan lama waktu 10, 20, dan 30, menit.
2. Analisa perubahan parameter air input dan output pada air sampel dengan analisis statistic dan grafis
Pengujian power supply variable DC untuk Elektrokoagulasi
Berfungi Persiapan Studi literatur
Pembahasan dan Kesimpulan
Mulai
Selesai Percobaan elektrokoagulasi Pengambilan sampel Air Tidak
Tabel 3.2 Data kualitas awal sampel air waduk Tanggal pH TDS (ppm) Turbidity (FTU) 4/3/2016 7.2 120 60 14/03/2016 7,13 120 70 17/03/2016 7,46 120 73
Sumber : Data hasil penelitian 2016 B. Pengaruh jartest terhadap kualitas
air
Untuk mengetahui pengaruh jartest terhadap pH air, berikut ditampilkan grafik pengaruh jartest terhadap pH air pada Gambar (3.1)
Gambar 3.1 Grafik perubahan pH terhadap jartest
Gambar 3.2 Grafik perubahan TDS pada jartest
Perubahan pH air setelah jartest dan sebelum jartest, pada kondisi sebelum jartest nilai pH air berada pada range pH 7. Setelah dilakukan jartest pH air sampel mengalami penurunan, akan tetapi penurunan pH pada jartest masih dalam kondisi Perlakuan jartest tidak memiliki pengaruh terhadap kandungan TDS pada air,
C. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air
1. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai
Tabel 3.3 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 1
Waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 6.85 6.98 6.87 6.86 7.15 25 menit 6.85 7.15 7.3 6.87 7.03 35 menit 6.85 6.57 6.57 6.59 6.69 45 menit 6.85 6.8 6.83 6.78 6.83 60 menit 6.85 6.95 7.09 6.75 7.89 Sumber : Data hasil penelitian 2016
6,75 7,00 7,25 7,50 7,75 8,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pH Minggu ke pH sbl m 0 50 100 150 200 250 300 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 pH Minggu ke TDS sblm TDS Stlh limit
Gambar 3.3 perubahan pH Air sungai percobaan elektrokoagulasi
ke 1
Tabel 3.4 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 2
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 6.89 7.3 6.95 7.35 7.6 25 menit 6.89 7.25 7.3 7.32 7.3 35 menit 6.89 6.9 6.95 7.1 6.98 45 menit 6.89 6.75 6.88 6.85 6.83 60 menit 6.89 7.6 7.68 7.75 7.78 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.4 perubahan pH air sungai percobaan elektrokoagulasi ke 2 Tabel 3.5 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 3
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 7.3 7.39 7.36 7.44 7.46 25 menit 7.3 7.4 7.44 7.47 7.56 35 menit 7.3 7.48 7.5 7.52 7.65 45 menit 7.3 7.55 7.58 7.55 7.6 60 menit 7.3 7.59 7.65 7.56 7.66 Sumber : Data hasil penelitian 2016
6 6,25 6,5 6,75 7 7,25 7,5 7,75 8
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 6,5 6,75 7 7,25 7,5 7,75 8
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
Gambar 3.5 perubahan pH Air sungai percobaan elektrokoagulasi
ke 3
2. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk
Berikut ini data hasil percobaan elektrokoagulasi pada air waduk
Tabel 3.6 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 1
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 7.20 7.21 7.22 7.22 7.33 25 menit 7.20 7.19 7.22 7.29 7.3 35 menit 7.20 7.80 7.83 7.85 7.85 45 menit 7.20 7.81 7.85 8.02 8.14 60 menit 7.20 8.13 8.16 8.19 8.19 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.6 perubahan pH Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 1 Tabel 3.7 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 2
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 7.13 7.27 7.25 7.25 7.23 25 menit 7.13 7.26 7.29 7.30 7.35 35 menit 7.13 7.37 7.38 7.39 7.38 45 menit 7.13 7.75 7.70 7.78 7.80 60 menit 7.13 7.89 7.95 8.10 8.10 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.7 perubahan pH Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 2 7,2 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 7,8
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 7,10 7,35 7,60 7,85 8,10 8,35
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 7 7,2 7,4 7,6 7,8 8 8,2
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
Tabel 3.8 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 3
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 7.46 7.49 7.52 7.50 7.55 25 menit 7.46 7.50 7.50 7.57 7.68 35 menit 7.46 7.79 7.70 7.82 7.85 45 menit 7.46 7.80 7.85 7.85 7.88 60 menit 7.46 7.87 7.93 7.95 8.12 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.8 perubahan pH Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 3 Dari percobaan elektrokoagulasi yang telah dilakukan terhadap kedua sampel yaitu air sungai dan air waduk, hasil menunjukkan cenderung mengalami kenaikan pH terhadap air hasil proses elektrokoagulasi, namun pada percobaan ke 1 dan ke 2 elektrokoagulasi pada air sungai air hasil elektrokoagulasi mengalami penurunan nilai pH.
D. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap TDS
1. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap TDS air sungai
Dari penelitian ini menghasilkan data TDS pada air hasil proses elektrokoagulasi disajikan pada tabel dan grafik dibawah ini Tabel 3.9 Data pengaruh
elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 1 waktu tegangan (V) 0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 60 40 35 45 40 25 menit 60 40 35 38 37 35 menit 60 35 36 30 30 45 menit 60 30 34 30 28 60 menit 60 30 35 33 30
Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.9 perubahan TDS Air sungai percobaan elektrokoagulasi ke 1 7,3 7,4 7,5 7,6 7,7 7,8 7,9 8 8,1
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) pH 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 25 30 35 40 45 50 55 60 65
0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
Tabel 3.10 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 2
waktu tegangan (V) 0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 70 50 45 45 40 25 menit 70 50 50 50 40 35 menit 70 45 45 35 35 45 menit 70 35 35 30 30 60 menit 70 33 30 30 25 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.10 perubahan TDS Air sungai percobaan elektrokoagulasi ke 2
Tabel 3.11 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air sungai percobaan ke 3
waktu tegangan (V) 0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 90 85 80 80 80 25 menit 90 85 85 80 75 35 menit 90 80 85 80 75 45 menit 90 75 70 65 65 60 menit 90 65 50 50 40
Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.11 perubahan TDS Air sungai percobaan elektrokoagulasi ke 3 20 30 40 50 60 70
0 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 35 45 55 65 75 85 95
0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
2. Pengaruh elektrokoagulasi terhadap TDS air waduk
Tabel 3.12 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 1
waktu tegangan (V) 0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 120 100 90 80 80 25 menit 120 80 75 70 70 35 menit 120 83 80 70 70 45 menit 120 80 65 60 60 60 menit 120 60 60 70 50 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.12 perubahan TDS Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 1
Tabel 3.13 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 2
waktu tegangan (V) 0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 120 110 95 95 90 25 menit 120 85 85 80 80 35 menit 120 90 85 85 80 45 menit 120 85 80 80 75 60 menit 120 80 85 85 70 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.13 perubahan TDS Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 2 45 55 65 75 85 95 105 115 125
0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit 65 75 85 95 105 115 125
0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt
tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
Tabel 3.14 Data pengaruh elektrokoagulasi terhadap pH air waduk percobaan ke 3
waktu tegangan (V) 0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt 15 menit 125 95 95 90 90 25 menit 125 95 90 90 85 35 menit 125 90 90 90 85 45 menit 125 90 85 85 80 60 menit 125 80 75 65 65 Sumber : Data hasil penelitian 2016
Gambar 3.14 perubahan TDS Air waduk percobaan elektrokoagulasi ke 3
Dari percobaan elektrokoagulasi yang telah dilakukan terhadap kedua sampel air yaitu air sungai dan air waduk, dapat disimpulkan pada hasil tiga kali percobaan elektrokoagulasi terhadap air sungai dan air
waduk nilai TDS pada air hasil elektrokoagulasi mengalami penurunan pada setiap perlakuannya, penurunan terbesar terjadi pada saat air dialiri tegangan listrik DC sebesar 25 volt dan lama waktu perlakuan selama 60 menit. Berdasarkan data hasil elektrokoagulasi dapat diketahui bahwa proses elektrolisa atau elektrokoagulasi dapat menurunkan total dissolved solid (TDS) dengan besaran yang berbeda-beda.
Menurut Karamah (2006) pada penelitiannaya menyatakan, angka DHL seimbang dengan jumlah zat padat terlarut (garam terlarut). Nilai DHL tinggi pada larutan dengan jumlah zat padat terlarut yang tinggi pula. Pada proses elektrokogulasi, semakin lama waktu operasi sehingga dosis yang dikeluarkan semakin meningkat akan meningkatkan efisiensi penurunan nilai TDS
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian didapati beberapa kesimpulan diantaranya:
1. Kondisi optimal untuk elektrokoagulasi terjadi pada teganan 25 volt, penurunan Turbidity dan penurunan TDS pada air yang optimal pada percobaan elektrokoagulasi ini adalah pada perlakuan menggunakan tegangan sebesar 25 volt dapat menurunkan Turbidity dari nilai awal
60 70 80 90 100 110 120
0 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt tegangan (V) TDS 15 menit 25 menit 35 menit 45 menit 60 menit
sebesar 186 FTU menjadi 3 FTU dan TDS awal sebesar 125 ppm menjadi 65 ppm.
2. Efektifitas persentase penyisihan parameter tertinggi terjadi pada tegangan sebesar 25 volt.
a) pH
Kenaikan pH pada air hasil elektrokoagulasi masih berada pada range ideal parameter pH menurut Baku mutu air bersih dari Kementrian Kesehatan yaitu nilai pH berkisar 6,5 – 9 .
b) TDS
Proses elektrokoagulasi menghasilkan persentase efektifitas penurunan TDS air waduk sebesar 56,61 % dan pada air sungai sebesar 49,33 %
c) Turbidity
Proses elektrokoagulasi menghasilkan persentase penurunan turbidity air waduk sebesar 91,13 % dan air sungai sebesar 97,80 %.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Teknologi Pengelolaan Kualitas Air. Bandung: Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur ITB. Arifiani, Nurul, 2014. Studi Proses
Elektrokoagulasi Untuk Meningkatkan Kualitas Air Sungai Sebagai Air Baku. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, ITB.
Asmuniv. 2013. Rangkaian Elektronika Analog. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta
Departemen Kesehatan, Keputusan Menteri
Kesehatan RI, Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010, Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, www.depkes.go.id, diakses tanggal 20 September 2015.
Erianto, E.W. dam B. Machbub, 2004 Pengaruh Multi Parameter Kualitas Air Terhadap Parameter Indikator Oksigen Terlarut dan Daya Hantar Listrik (Study kasus Citarum Hulu). JLP Vol. 18. No. 54.
Fadli, M.Adib, dkk 2012. Penyisihan Kadar COD dan Warna Pada LImbah Cair Industri Batik Dengan Metode Elektrokoagulasi. Semarang
Faradiba, Maulidina Eka Ayu . dan Suwardi, Swastika Sinta 2014. Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT. Smart Tbk Menggunakan Elektrokoagulasi secara Batch Malang: Politeknik Negeri Malang.
Fitri, A. A., Ismawati, D. 2007. Penanganan Limbah Cair Rumah Pemotongan Hewan dengan Metode elektrokoagulasi. Makalah Penelitian UNDIP.
Gomes, Antonio. 2010. Air industri (makalah) dalam jurnal teknik
lingkungan Vol. 7. No. 2. Fakultas Teknik Institut Teknologi Nasional Malang.
Halilintar, Mansur. 2000. Efektifitas dan Efesiensi Proses Elektrokoagulasi Untuk Penurunan Kekeruhan Air Sumur Dangkal Guna Meningkatkan Kualitas Air Minum. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Harsunu, Purwoto. 2009. Hand Book Water Treatment. Yogyakarta : Fakultas Teknik Pertanian INSTIPER.
Hasanah, Moraida.2011. Efektivitas Elektroda Tembaga (Cu) Pada Proses Elektrokoagulasi Dalam Penjernihan Air Sungai Di Desa Air Hitam Kabupaten Labuhan Batu Utara, Medan : Universitas Sumatera Utara.
Hendriarianti, Evy. 2011. Pengaruh Jenis Elektroda Dan Jarak Antar Elektroda Dalam Penurunan Cod Dan Tss Limbah Cair Laundrymenggunakan Elektrokoagulasi Konfigurasi Monopolar Aliran Kontinyu. Malang: Institut Teknologi Nasional Malang. Holt, P.K., Barton, G.W., and Mitchell,
C.A. 2004. The Future for Electrokoagulation as A Localised Water Treatment Technology. Chemosphere. Elsevier Ltd.
Iswanto, B,. 2011. Teknologi Elkektrokoagulasi Hasil Penelitian UntukPengolahan limbah domestik.
Jakarta : Jurnal Teknologi Lingkungan Universitas Trisakti
Juriah, 2011. Penjernihan Air Sungai Menjadi Air Bersih Dengan Elektrokoagulasi Di Desa Air Hitam Kabupaten Labuhan Batu Utara, Medan : Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Limbong, A., 2008. Alkalinitas; Analisa dan permasalhannnya untuk air industri. Medan: Program Diploma III Kimia Analisis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Lukismanto, A. 2012. Aplikasi Elektrokoagulasi Pasangan Elektroda Besi Untuk Pengolahan Air Dengan Sistem kontinyu. Surabaya: ITS.
MCMD, Sinarmas. (2013). Palm Oil Mill Standard Operasional Procedure (SOP) Revisi ke-1. Jakarta : Manajemen PT. Smart, Tbk
Mollah MYA, Schennach R, Parga JR, and Cocke CL. 2000. Electrocoagulation (EC) Science and Application. Journal of Hazardous Material. B84. 177-183. Di dalam Hermida L, Suhendra. 2006. Treatment of Rubber Factory Wastewater by Electrocoagulation Process Using Iron Electrodes. Jurusan Teknik Kimia-Fakultas Teknik, Universitas Lampung. Jakarta :
Prosiding HEDS Seminar on Science and Technology Bidang Ilmu Teknik. Ni’am, M. F., Othman, F., Sohaili J.,
Fauzia, Z., (2007), Removal of COD and Turbidity to Improve Wastewater Quality Using Electrocoagulation Technique, The Malaysian Journal of Analytical Sciences, Vol. 11, No. 1 : pp.198-205.
Notodarmojo S., (1994), Pengolahan Air Berwarna, Kajian Terhadap Studi Laboratorium, Makalah Lokakarya Pengolahan Air Berwarna, Palangkaraya.
Novita, Sovia. 2012. Pengaruh Variasi Kuat Arus Listrik Dan Waktu Pengadukan Pada Proses Elektrokoagulasi Untuk Penjernihan Air Baku PDAM Tirtanadi IPA Sunggal. Medan : Universitas Sumatera Utara Nugroho, Astri. 2006.Bioindikator Kualitas
Air. Universitas Trisakti Jakarta.
Prayogo, Aditya dan Putra, Teddy Adythia Bhaskara. 2014. Studi Awal Pengolahan Limbah Minyak Kelapa Sawit PT. Smart Tbk Menggunakan Elektrokoagulasi. Malang: Politeknik Negeri Malang. Purwaningsih, Indah. 2008. Pengolahan
Limbah Cair Industri Batik Cv. Batik Indah Raradjonggrang Yogyakarta Dengan Metode Elektrokoagulasi Ditinjau Dari Parameter Chemical Oxygen Demand (COD) dan Warna.
Tugas Akhir Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Lingkungan.UII. Yogyakarta.
Rachmanita, 2012. Studi Penurunan Konsentrasi Nikel Dan Tembaga Pada Limbah Cair Elektroplating Dengan Metode Elektrokoagulasi. Semarang : Program Studi Teknik Lingkungan UNDIP.
Ramdhani, Ahmad, 2013 Yogyakarta: Pengaruh Komposisi Bahan Kimia Yang Digunakan Di External Water Tretament Terhadap Kualitas Air Yang Dihasilkan. Fakultas Teknik Pertanian INSTIPER.
Rahayuningwulan, Diana. 2010. Daur Ulang Air Limbah Industri Pelapisan Logam dengan Metoda Kimia-Fisika. Jakarta: Pusat penelitian kimia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Riani, dkk. 2004.Kualitas Fisik dan Kimia
Air PAM di Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi. Tahun 1999 – 2001. Media Litbang Kesehatan. Volume. XIV. No.3. Soegianto, Agoes. 2005. Ilmu Lingkungan Sarana Menuju Masyarakat Berkelanjutan. Surabaya: Airlangga University press.
Susilawati, 2010. Model Pengolahan Air Gambut Untuk Menghasilkan Air Bersih Dengan Metode Elektrokoagulasi, Medan : Desertasi Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara