• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Kegiatan Kampanye

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "D. Kegiatan Kampanye"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

26 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

D. Kegiatan Kampanye

Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk secara fisik mengurangi pola aktifitas petani lahan berpindah dan perluasan lahan untuk menyelamatkan habitat dari Gajah Sumatera (melalui peningkatan kapasitas masyarakat dengan teknik intensifikasi dan agroforestry di lahan menetap).

Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk: I: Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan

II: Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini

Bagian ini meninjau rangkaian kegiatan yang menargetkan petani maupun masyarakat luas yang berada di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, Aceh. Tentu saja terdapat sejumlah tumpang tindih materi antar khalayak-khalayak dan “masyarakat secara umum.” Oleh sebab, rata-rata petani adalah masyarakat umum yang bertempat tinggal di dekat kawasan hutan Geumpang, yang menjadi target kampanye Bangga ini. Hal yang lainnya adalah untuk menutupi kekurangan alat material yang dipakai selama masa kampanye.

(2)

27 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Kegiatan-kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas

Petani

Tabel 4. 1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Khalayak Sasaran – Petani

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan)

Rantai Hasil Para petani menyadari dan sadar akan arti penting kawasan hutan Geumpang dan Blang Raweu bagi kehidupan.

Sasaran-sasaran SMART # 1) Pada Desember 2009, 70% petani akan peduli tentang ancaman kawasan dan arti penting pelestarian hutan Ulu

Masen dan Blang Raweu (meningkat dari 58%) dan 70% petani akan paham arti penting perlindungan terhadap satwa Gajah dan Harimau Sumatera (meningkat dari 58%)

# 2) Pada Desember 2009, 70% petani memahami bahwa pembukaan lahan garapan baru adalah ancaman serius terhadap kelestarian hutan (meningkat dari 34.5%)

# 3) Pada Desember 2009, 70% petani akan paham penyebab masuknya (gangguan) Gajah di kebun dan pemukiman mereka. (meningkat dari 38.7%).

Kegiatan 1: Poster

Alasan untuk kegiatan: Salah satu hasil survey dasar yang telah kami lakukan pada tahun

2009 adalah dipilihnya poster oleh masyarakat sebagai media yang efektif dalam penyebaran ide/gagasan ke antar sesama masyarakat dan masyarakat yang lain. Karenanya kami memutuskan untuk memakai beberapa media poster sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat. Materi dan pesan dalam poster ini lebih banyak ditekankan kepada informasi tentang keanekaragaman hayati dalam kawasan Hutan Geumpang dan pentingnya menjaga kawasan hutan agar terhindar dari konflik satwa-manusia.

Deskripsi Kegiatan: Kami membagikan poster kepada para petani setiap sehabis melakukan

kegiatan pertemuan atau pelatihan. Poster ini kemudian ditempel petani tersebut di rumah-rumah mereka. Kadangkala poster telah menjadi penghias rumah-rumah ataupun penutup dinding rumah dari petani yang hidup di daerah ini. Sebagian besar poster lainnya kami berikan ke warung-warung kopi yang berada di perkampungan. Umumnya, petani menyukai jenis poster

(3)

28 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

yang kami buat oleh karena menurut mereka gambar grafis-nya yang baik dan memainkan unsur jenaka didalamnya. Seperti yang ditunjukkan dari gambar poster tentang hutan dan gangguan satwa liar. Periode pembagian poster untuk informasi pengetahuan ini dilakukan

dari bulan September 2009 sampai dengan November 2009.

Kegiatan 2: Media Kit (factsheet, majalah dll)

Alasan untuk kegiatan: Media kit berisi informasi-informasi yang digunakan untuk meningkat pengetahuan tentang

keanekaragaman hayati yang ditujukan kepada petani lokal setempat. Rata-rata petani lokal adalah mereka yang berada pada tahap pra-perenungan dan perenungan (kontemplasi). Kontemplator sering sekali mencari sumber informasi untuk menambah pengetahuan mereka atau untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang isu-isu yang berkembang. Petani lokal Mane menyadari bahwa penting bagi mereka menyelamatkan dan mempertahankan hutan dengan keanekaragaman hayati yang ada di hutan Geumpang. Tetapi mereka sedikit sekali memiliki informasi bagaimana mereka harus melakukannya. Pada tahap ini, media kit berperan dalam mendukung material lainnya.

Deskripsi Kegiatan: Walaupun kami memiliki keterbatasan dana untuk memproduksi media kit secara khusus untuk

Kampanye ini, kami masih beruntung memiliki beberapa media kit yang telah diproduksi oleh lembaga sebelumnya dan dapat kami bagikan ke khalayak petani. Meskipun tidak mengambarkan secara spesifik kawasan Hutan Geumpang, tetapi banyak materi didalamnya masih dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ancaman dan pentingnya menjaga kawasan Ulu Masen. Kami membagikan media kit ini pada setiap pertemuan dan pelatihan petani kelompok agroforest sejak bulan Desember 2009. Di antaranya adalah:

i.

Factsheet Ulu Masen

Factsheet/ lembar fakta Ulu Masen memberikan informasi tentang nilai kawasan Ulu Masen, tujuan-tujuan dari penyelamatan Ulu Masen, dan fungsi dari kawasan Ulu Masen bagi masyarakat setempat. Dengan lembar fakta ini diharapkan khalayak dapat mengerti mengapa mereka harus mengambil bagian dari usaha penyelamatan kawasan Ulu Masen.

ii.

Majalah Ulu Masen

Majalah Ulu Masen adalah majalah berkala tiga bulanan yang diterbitkan oleh Fauna & Flora International – Aceh untuk memberikan informasi kegiatan dan isu-isu yang berkembang di bidang konservasi dan lingkungan hidup berkelanjutan. Oplah dari majalah ini sebanyak 3000 eksemplar yang

Gambar 4.3 Seorang petani Lelaki sedang

menjelaskan gambar yang terdapat dalam Sisipan Majalah NGI kepada masyarakat.

Gambar 4.2 Ragam media kit yang dipakai

(4)

29 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

didistribusikan kepada pemangku kepentingan baik dipemerintahan, non-pemerintahan dan masyarakat anggota komunitas di kawasan Ulu Masen. Setiap edisi menawarkan isu beragam. Salah satu yang banyak kami bagikan kepada petani adalah edisi VIII yang mengambarkan informasi kegiatan kampanye Pride di kawasan Mane.

iii.

Sisipan Majalah National Geographic – Indonesia

Sisipan majalah ini telah diproduksi secara khusus untuk memperkenalkan kawasan Ulu Masen kepada khalayak yang lebih luas, di wilayah provinsi dan nasional. Kerjasama dengan pihak National Geographic Indonesia (NGI) telah dilakukan pada bulan Juli 2009. Manajer Kampanye termasuk di dalam tim yang merumuskan tema apa yang akan diangkat dalam sisipan tersebut dan lokasi mana saja yang akan dipilih untuk kunjungan jurnalis kontributor NGI. Hasil akhir diskusi menempatkan Kecamatan Mane menjadi salah satu tempat kunjungannya. Salah satu alasannya karena Kecamatan Mane merupakan jantung dari kawasan Ulu Masen, dimana Hutan Geumpang berada. Menunjukkan bahwa kawasan ini penting karena nilai keanekaragaman hayatinya dan habitat dari Gajah Sumatera adalah penting bagi usaha mempertahankan dan memperkenalkan kawasan Hutan Geumpang ini. Setelah masa liputan dan penulisan oleh kontributor, sisipan ini akhirnya selesai diproduksi dan diterbitkan bersamaan dengan majalah National Geographic edisi September 2009 dan siap didistribusikan.

Kami tidak menyangka bahwa sisipan ini memiliki dampak yang luar biasa bagi khalayak luas pada umumnya, tetapi juga bagi masyarakat Mane khususnya. Ketika kami mendistribusikan sisipan ini kepada khalayak petani setempat, mereka dengan menanggapinya dengan sangat senang. Oleh karena, foto kawasan mereka dan beberapa dari mereka masuk dalam sisipan tersebut. Mereka melihat dan membolak-balik halaman demi halaman dari sisipan tersebut kemudian menyimak tulisan dari tulisan yang ada dalam sisipan tersebut. Foto menjadi penting untuk menarik minat awal para pembaca.

(5)

30 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Tabel 4. 2 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani Khalayak Sasaran – Petani

Tahap Teori Perubahan Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Rantai Hasil Para petani sepakat bahwa pembukaan lahan-lahan baru dikawasan hutan/ jalur Gajah akan meningkatkan gangguan satwa dan rusaknya kawasan yang akan berdampak bagi mereka. Dan mulai membicarakan satu sama lainnya tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Sasaran-sasaran SMART

# 1) Hingga Desember 2009, 70% petani mengambil sikap menyetujui bahwa pembukaan lahan merupakan ancaman serius terhadap kawasan (meningkat dari 39.7%).

# 2) Pada Desember 2009, 50% petani akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu pentingnya penataan batas, hal-hal yang dapat mengurangi konflik Gajah dan Manusia, dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. (meningkat dari 10% pada survei pra-proyek).

Kegiatan 3: Poster

Alasan untuk kegiatan: Poster berfungsi sebagai ajakan visual. Produksi poster terbilang murah dan mudah ditempelkan di toko, restaurant kedai

minum, bank, kantor pos dan tempat-tempat berkumpulnya khalayak sasaran lainnya. Poster di sini berfungsi untuk mengingatkan individu tentang tindakan yang diperlukan dan untuk menekankan kembali manfaat-manfaat melakukan tindakan tersebut.

Jika poster telah dipilih dalam tahap sebelumnya di kampanye, mungkin poster-poster yang dibuat akan lebih banyak terfokus pada nilai-nilai keragaman hayati dari Hutan Geumpang. Tetapi karena pada titik ini kita berada pada tahap "aksi" dalam kontinum perubahan perilaku dan waktu pembagian poster adalah pada saat kami akan memulai kegiatan pelatihan dan pendampingan petani agroforestry di Kecamatan Mane. Karenanya, poster menekankan ajakan khusus untuk tindakan kepada petani yang kita perlukan – yaitu meminta petani untuk memanfaatkan lahan perkebunan mereka yang ada dengan tidak menambah lahan baru di kawasan hutan lindung.

(6)

31 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Deskripsi Kegiatan: Kami berpikir untuk mendesain poster yang berisi ajakan secara

visual ini haruslah memiliki kekuatan untuk dipahami oleh petani setempat dan dapat memberi contoh bagaimana perilaku yang dikehendaki dapat diterapkan. Awalnya kami putuskan untuk memakai gambar foto untuk mewakili pemahaman petani setempat, tetapi Manajer Kampanyengnya setelah mencari-cari foto yang sesuai kami kesulitan. Tidak ada foto yang secara artistik baik dan bisa menjelaskan pesan yang hendak kami sampaikan. Oleh karenanya kami membatalkan pengunaan gambar foto di dalam desain poster. Setelah mendiskusikan dengan tim desain kampanye, kami memutuskan untuk mendesain poster secara gambar artistik. Dengan demikian, akan lebih mudah untuk menjelaskan pesan apa yang diinginkan. Setelah membuat kerangka kerja dan materi untuk poster, Manajer Kampanye menyerahkan hasilnya kepada Indra salah seorang tim desain grafis lembaga yang ikut sebagai tim desain material kampanye. Beberapa pertemuan dan diskusi dilakukan untuk memperhalus desain yang ada. Dan untuk memberikan nuansa artistik, kami menyewa secara khusus seorang kartunis lokal yang bekerja secara freelance untuk surat kabar lokal.

Desain poster ini diharapkan dapat menjelaskan: (i) bagaimana cara intensifikasi di lahan menetap,

(ii) memberikan gambaran tentang strata tanaman dalam agroforestry,

(iii) dan menempatkan gambar/grafis hutan sebagai latar dari poster ini. Pengunaan latar ini untuk mengkaitkan ajakan melindungi kawasan Hutan Geumpang.

Desain poster ini selesai pada akhir September 2009. Setelahnya kami memulai serangkaian uji lapangan untuk melihat bahwa poster-poster benar-benar bisa digunakan dan dipahami oleh petani yang menjadi target khalayak. Kegiatan ini dilakukan pada awal bulan November, dalam pertemuan perdana untuk pelatihan agroforestry yang melibatkan 7 orang perwakilan petani dan pemimpin local. Banyak komentar dan masukan kami dapatkan selama masa itu.

Berikut di bawah ini adalah ringkasan hasil uji coba.

(7)

32 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Secara keseluruhan petani yang berhasil kami wawancarai untuk menguji poster ini mengaku sangat menyukai gambar dan model poster ini dan informasi yang ada dalam poster tersebut. Gambaran kebun, dan strata tanaman menurut mereka memberi kejelasan bagaimana pesan tentang tata cara perkebunan secara menetap. Oleh karena munculnya keanekaragaman jenis tanaman dalam poster tersebut. Komentar menarik datang dari salah seorang warga yang melihat tata letak gambar rumah dalam poster yang menurutnya kurang sesuai. Dia melihat gambar rumah yang tampil setengah bagian dirasakan kurang mencerminkan spasial gambar. Dia memberi gagasan untuk memperlihatkan rumah dan kebun secara keseluruhan, artinya ruang spasial dari poster ini harus diperlebar lagi sehingga bisa mencerminkan gagasan kebun, rumah (kehidupan petani), dan hutan secara keseluruhan. Masukan ini membutuhkan revisi selanjutnya.

Mengenai teks, awalnya responden yang ditanyai kesulitan untuk menghubungkan teks pesan dan slogan dari pesan. Tetapi ketika mengamati dan menghubungkan ilustrasi gambar mereka mengetahui keterkaitan keduanya.

Sebanyak 500 poster dicetak dan didistribusikan kepada petani pada saat pelatihan dan pendampingan petani dilakukan. Poster mulai disebar pada bulan Januari ketika periode pertengahan pelatihan, hal ini untuk menekankan ajakan untuk berindak/aksi bagi para petani lokal setempat.

“Menetap untuk Melestarikan.

Dengan memanfaatkan pola bertani kebun campur di lahan yang tetap dan tidak berpindah-pindah selain menguntungkan petani juga dapat menyelamatkan satwa terancam punah, seperti Gajah dan Harimau Sumatra, yang terdapat

disekitar wilayah hutan kita.”

(8)

33 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Kegiatan 4: Pertemuan-pertemuan petani

Alasan untuk kegiatan: Pertemuan-pertemuan antar petani selalu menekankan formalitas yang dengannya ajakan akan lebih mudah diterima.

Mengandalkan hanya dengan materi-materi tertulis atau audio-visual untuk menghasilkan perubahan perilaku tentu akan sangat lamban. Pertemuan formal seperti adalah agagsan baik untuk mengikat komitmen dan menyelidiki peningkatan informasi dan mengukur kepatuhan dari para petani. Kami memanfaatkan beberapa pertemuan antar petani untuk mendiskusikan rencana kegiatan, melalukan evaluasi kegiatan dan menetapkan beberapa agenda yang akan dimasukkan dalam kegiatan selanjutnya.

Deskripsi Kegiatan: Kami memanfaatkan beberapa pertemuan antar petani untuk mendiskusikan rencana kegiatan, melalukan evaluasi kegiatan dan

menetapkan beberapa agenda yang akan dimasukkan dalam kegiatan selanjutnya. Pertemuan-pertemuan masyarakat ini berguna untuk mendorong diadopsinya perilaku baru yang diinginkan dan menunjukkan manfaat bagi mereka untuk terlibat di dalamnya.

Pada bulan-bulan awal masa kampanye, intensitas pertemuan sangatlah minim. Sepanjang September sampai dengan November hanya ada 4 kali pertemuan antar petani yang telah dilakukan. Tetapi pada bulan Desember hingga Maret, setidaknya 3-4 kali pertemuan dilakukan dalam sebulan.

(9)

34 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Jadwalnya selalu berganti, kadang di siang hari maupun di malam hari, sesuai dengan kesepakatan antar petani. Selengkapnya ada dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.3 Pertemuan Petani dan Masyarakat

Bulan / Tanggal Tempat Pertemuan Waktu pertemuan Jumlah audiens

Materi pertemuan

SEPTEMBER

8/9/2009 Rumah Pak Mukim Sore hari 6 Pertemuan pendahuluan pendekatan dengan pemuka lokal dan sosialisasi kegiatan Kampanye

OKTOBER

22/10/2009 Aula Kantor Camat Pagi hari 21 Pertemuan pendahuluan dan perkenalan program dengan masyarakat

NOVEMBER

1/11/2009 Rumah Sekdes Turue Cut Malam hari 10 Sosialisasi program pendampingan tani dan ramah tamah dengan 4 kepala desa dan tokoh masyarakat di Kecamatan Mane

13/11/2009 Kantor Camat Pagi hari 5 Ramah tamah perwakilan tani dan tim kampanye dengan Camat Mane

DESEMBER

10/12/2009 Rumah Kepala Desa Mane Pagi hari 10 Pertemuan petani dan analisa kebun 10/12/2009 Rumah Kepala Desa Turue Cut Malam hari 15 Pertemuan petani dan analisa kebun 11/12/2009 Meunasah Lutueng Sore hari 10 Pertemuan petani dan analisa kebun 11/12/2009 Meunasah Blang Dalam Pagi hari 7 Pertemuan petani dan analisa kebun

JANUARI

1/1/2010 Nursery Sore hari 17 Evaluasi kegiatan pelatihan dan pendampingan petani 13/1/2010 Kebun Demplot Pagi hari 10 Monitoring kebun demplot dan diskusi perkembangan kebun 14/1/2010 Kebun Demplot Siang hari 10 Monitoring kebun demplot dan diskusi perkembangan kebun 22/1/2010 Rumah Pak Abdullah Sore hari 4

Diskusi mitra BR dan penghubung lokal untuk program pendampingan tani agroforestry di Mane

FEBRUARI

4/2/2010 Kebun Demplot Siang dan Sore hari 10 Monitoring Kebun demplot di 2 desa di Kec. Mane 5/2/2010 Kebun Demplot Pagi dan Siang 7 Monitoring Kebun demplot di 2 desa di Kec. Mane 26/2/2010 Rumah Sekdes Mane Malam hari 5 Diskusi pemilihan lokasi studi banding

(10)

35 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

7/3/2010 Kebun Nursery Siang-sore hari 10 Diskusi petani dan mitra BR

APRIL

7/4/2010 Kantor Camat Lama Malam hari 15 Diskusi dan persiapan studi banding 22/4/2010 Kebun Nursery Siang Hari 8 Evaluasi hasil studi banding

28/4/2010 Rumah Sekdes Turue Cut Malam hari 18 Diskusi program dan pertemuan dengan tim RARE

MEI

14/5/2010 Kebun nursery Sore hari 5

Diskusi perencanaan pembuatan film dokumenter program dengan tokoh lokal

18/5/2010 CRU Siang-sore hari 5 Field visit BBC London / wawancara tokoh lokal

JUNI

2/6/2010 Kebun nursery Sore hari 5 Evaluasi hasil studi banding dan rencana tindak lanjut program

Jumlah Total Pertemuan

22 pertemuan formal dan

informal Jumlah Total Peserta 213

Upaya Evaluasi Proses: Diluar dugaan intensitas pertemuan-pertemuan ini telah mengerakkan dinamika kelompok ke arah yang lebih positif, yakni

terbangunnya modal sosial antar di kalangan petani di Mane. Hal ini terjadi oleh karena jarang sekali pertemuan-pertemuan petani seperti ini dilakukan. Pertemuan ini sangatlah berbeda dari pertemuan lainnya di kampung yang hanya bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah sosial – keagamaan di kampung mereka masing-masing.

(11)

36 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Masyarakat Umum

Tabel 4. 4 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Masyarakat Umum Khalayak Sasaran – Masyarakat Umum

Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan)

Rantai Hasil Masyarakat Mane akan menyadari dan sadar arti penting kawasan hutan Geumpang dan Blang Raweu bagi kehidupan mereka.

Sasaran-sasaran SMART # 1) Pada Februari 2010, 70% masyarakat akan peduli tentang pentingnya pelestarian hutan dan satwa yang ada di dalam

kawasan mereka. (meningkat dari 57%)

# 2) Pada Februari 2010, 70% masyarakat mengetahui ancaman kawasan hutan dan kawasan Blang Raweu. (meningkat dari 30%).

# 3) Pada Februari 2010, 70% masyarakat mengetahui keterkaitan antara sempitnya hutan, gangguan pada habitat Gajah dan munculnya konflik satwa-manusia di daerahnya. (meningkat dari 43%).

Kegiatan 5: Training Kader dan Fasilitator Konservasi

Alasan untuk kegiatan: Menyiapkan beberapa kader untuk membantu menyukseskan kampanye, kami anggap cara yang baik dalam mengalang

dukungan awal kampanye. Tanpa adanya dukungan dari tim relawan, menjalankan kampanye akan terasa melelahkan. Oleh karenanya, Manajer Kampanye memutuskan untuk membuat satu training konservasi kepada beberapa sukarelawan lokal.

Training kader dan fasilitator konservasi dilakukan pada minggu 2 Agustus 2009 di Museum Tsunami, Pendopo Bupati Pidie. Dalam training ini, ada 25 sukarelawan yang saling belajar beberapa materi. Misalnya tentang belajar menfasilitasi, belajar permainan-permainan indoor dan outdoor, belajar tentang komunikasi, media efektif dan prinsip mendesain media yang baik, mendesain kegiatan-kegiatan kampanye lingkungan, hingga berdiskusi tentang masalah-masalah konservasi di kawasan mereka (kabupaten Pidie). Tiga hari sebelumnya, kami secara berpartisipatif merencanakan kegiatan ini. Mendesain materi apa saja untuk training dan siapa yang akan menjadi guru bagi yang lain. Yang sepakat jadi “guru” mulai bersiap untuk bahan presentasi dan fasilitasi.

Teman-teman sukarelawan ini berasal dari beberapa komponen organisasi seperti Mapala Jabal Everest UNIGHA, Kopala (Komunitas Umum Pencinta Alam) Pidie, Eco-Club Kab. Pidie, dan beberapa teman lainnya yang tertarik dan peduli pada isu lingkungan. Setelah training, beberapa teman-teman akan membantu dan menjadi guru bagi teman-teman lokal di Geumpang dan Mane.

(12)

37 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Beberapa peserta pelatihan menyukai jenis kegiatan ini. Menurut mereka kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang teknik-teknik pendekatan masyarakat dalam usaha konservasi. Selain dapat menumbuhkan rasa percaya diri sesame mereka.

Kegiatan 6: Kunjungan Sekolah (termasuk pin, panggung boneka, dan kunjungan CRU)

Alasan untuk kegiatan: Seperti disebutkan di atas, masyarakat umum adalah kelompok yang berbeda, sulit diakses dan tersebar di seluruh kecamatan

Mane. Namun, meskipun mereka tidak mungkin berkumpul, anak-anak mereka berkumpul - di sekolah! Menginformasikan anak-anak, dan mendorong mereka untuk berbicara kepada orang tua mereka adalah salah satu saluran untuk menyampaikan informasi penting. Selain itu, memperkenalkan anak-anak dengan isu-isu keanekaragaman hayati, memberikan alasan agar kunjungan menjadi penting.

Selama satu bulan, kami berhasil mengunjungi enam sekolah dasar (SD) & sekolah menengah (menengah dan tinggi) di Mane. Yang jadwal

kunjungannya selama 2 kali dalam satu sekolah. Bersamaan dengan kunjungan sekolah ini kami juga mengajak anak sekolah untuk mengunjungi CRU, yang akan dijelaskan nanti dibawah.

i. Kunjungan Sekolah:

Persiapan kunjungan dilakukan jauh hari dengan mengunjungi dinas pendidikan kabupaten untuk meminta surat rekomendasi kegiatan. Setelah mendapat surat rekomendasi, sebagian anggota tim kami turun ke lapangan untuk memulai mengatur jadwal dengan para kepala sekolah. Karena waktu kegiatan yang kita punyai hanya 1 bulan, maka kita harus sedapat mungkin menyesuaikan jadwal dengan ijin kegiatan oleh sekolah. Akhirnya setelah beberapa negoisasi, jadwal kunjungan selesai kami buat. Proses dalam kegiatan

Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, diawali dengan perkenalan dari pihak Tim Kampanye Bangga Hutan Geumpang kepada para siswa yang mengikuti, dan selepas perkenalan para siswa diajak untuk ice breaking (pemecah suasana beku) oleh tim agar siswa diruangan tidak merasa takut atau tidak percaya diri dan kemudian masing-masing siswa diberikan kuisioner awal (pra test) yang berisi pertanyaan-pertanyaan

(13)

38 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

seputar konservasi (sesuai tingkatan sekolah), dengan harapan dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta mengenai konservasi sebelum mendapatkan informasi tentang konservasi dari tim Kampanye Bangga Hutan Geumpang.

Acara dilanjutkan dengan menampilkan tanyangan slide berisi informasi tentang lingkungan hidup,tanah, air, udara hutan dengan tampilan gambar-gambar menarik untuk meningkatkan apresiasi bagi para siswa, yang kemudian dilanjutkan dengan pengenalan tentang lingkungan hidup baik tentang hutan, air, udara secara dasar kepada siswa selain itu juga salah satu fasilitator akan mengajak siswa untuk diskusi / tanya jawab. Selepas slide, kemudian dilanjutkan dengan film kartun berjudul “Turtle World” yang berkisah tentang kehidupan manusia yang hidup di bumi, dengan diibaratkan karapas (tempurung) Penyu sebagai bumi dan monyet yang hidup diatasnya diibaratkan sebagai manusia. Oleh karena perkembangan waktu dan eksploitasi besar-besaran terhadap bumi oleh manusia tanpa kenal batas, mengakibatkan karapas penyu yang diibaratkan sebagai bumi menjadi gundul dan hancur, klimaksnya oleh karena tidak adanya lagi sumber alam berupa tanaman yang dijadikan sebagai makanan penyu, maka penyu tersebut tidak berdaya dan meluncur memasuki lautan luas yang akhirnya penghuni di dalamnya menjadi binasa oleh karena keserakahannya sendiri. Tampilan dari film tersebut cukup berkesan bagi tingkatan, baik SD, SMP.

Tabel 4.5 Teknis kegiatan kunjungan sekolah di komunitas masyarakat Hutan Geumpang 1. Teknis Acara Ruangan

No Nama Kegiatan Materi Peralatan

1 Review Materi Fasilitator akan mereview atau mengulang meteri-materi yang telah diberikan ke para siswa pada pertemuan sebelumnya dengan cara tanya jawab atau menggali materi dari para siswa 2 Kuisioner Sesi ini fasilitator akan membagi kuisioner untuk di isi oleh para siswa.

3 Evaluasi Kuisioner Fasilitator mengevaluasi setiap jawaban dan pernyataan yang ada di kuisioner sambil mengulang materi yang ada didalam kuisioner tersebut

2. Teknis Acara Luar Ruangan (Out Door) No Nama Kegiatan Materi

1 Ice Breaking Fasilitator akan memberikan permainan yang bersifat mencairkan suasana beku agar para siswa dapat lebih kreatif dan interaktif dalam menerima materi yang diberikan oleh fasilitator. 2 Jaring kehidupan Teknis : Sesi ini fasilitator akan mengarahkan para siswa untuk membuat sebuah lingkaran

dan setiap siswa memilih salah satu komponen alam,dan salah seorang memilih sebagai produsen lalu memegang ujung utas tali dan di berikan kepada siswa lain yang memilih konsumen dan membagi tali yang saling berhubungan satu sama lain (konsumen lain).

Kesimpulan : Dalam permainan ini para siswa di ajak untuk bisa memahami hubugan antara

mahluk hidup yang satu dengan yang lainnya.

(14)

39 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

3 Harimau dan rusa Teknis : Pada permainan ini fasilitator mengajak siswa untuk membuat sebuah lingkaran

besar.disini ada dua peran yaitu harimau dan rusa. Yang berada dalam lingkaran adalah rusa dan yang berada pada posisi lingkaran adalah harimau. Pada permainan ini si rusa di tutup mata nya dengan kain penutup, si rusa hanya mendengar kan suara gerak harimau yang berjalan mendekati secara diam diam ke arah rusa dan akan menepuk badan rusa sebagai keberhasilan harimau menangkap rusa, jika rusa mendengar suara dan menunjukkan pada arah suara yang di dengar tersebut dan itu benar maka harimau berganti peran sebagai rusa.

Kesimpulan : Para siswa dilatih agar bisa lebih berkonsentrasi dengan mendengarkan suara

di sekelilingnya. 4 Hutan, Satwa dan

pemburu

Teknis : Permainan ini fasilitator akan membagi 4 kelompok yang berperan sebagai hutan,

satwa , pemburu dan pemukiman warga. Kegiatan ini adalah kegiatan kebersamaan yang dimana nantinya fasilitator akan mengarahkan siswa yang berperan sebagai penebang untuk memegang siswa yang berperan sabagai pohon kemudian siswa yang berperan sebagai satwa akan melarikan diri kearah siswa yang berperan sebagai pemukiman warga.

Kesimpulan : pada permainan ini siswa di ajak untuk menanggapi tentang pentingnya

menjaga hutan dan tidak menebang pohon sembarangan agar para satwa yang berada dalam hutan bisa tinggal dan hidup di alam nya. Dan tidak masuk kepemukiman warga agar tidak adanya konflik satwa.

5 Berburu sampah Teknis : Para siswa diajak untuk berburu dan mengutip sampah yang ada disekitar lokasi

kegiatan.

Kesimpulan : Dari materi ini fasilitator menjelaskan tentang perbedaan sampah organik dan

anorganik.

Contoh : Sampah yang dapat di urai oleh tanah (organik) dan sampah yang tidak dapat di urai oleh tanah (anorganik).

Selepas pemutaran Film, kemudian fasilitator membagi kelompok – kelompok kecil, setiap kelompok nya mempunyai nama masing masing yaitu : Kelompok Hutan, Kelompok Tanah, Kelompok Udara.

Setiap masing masing kelompok diberikan media untuk menggambarkan tentang fungsi dan mamfaat, perusakan/pencemaran, bencana, dan solusi/pencegahan dari nama kelompoknya sendiri, kemudian setelah para siswa selesai menggambarkan tentang yang tersebut tadi, mereka akan mempresentasikan tentang gambar gambar nya ke depan siswa/kelompok lain. Dengan adanya Presentasi, pemutaran film dan diskusi antara peserta dan pemateri diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta tentang konservasi dibandingkan sebelum diadakannya rangkaian kegiatan

(15)

40 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

tersebut. Untuk lebih memastikan kembali sejauh mana informasi yang ditampilkan selama kegiatan dapat terserap pada peserta, maka diberikan kembali lembaran kuisioner akhir (post test) kepada masing-masing peserta yang merupakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan kuisioner sebelum kegiatan berlangsung.

Tabel 4. 6 Kegiatan kunjungan sekolah Nama Sekolah Tanggal

Kunjungan

Jumlah Pelajar Yang

Hadir

Kelas Keterangan Komentar

SDN Inti Mane 26-10-2009 20 Kelas 5 Meminta untuk difasilitasi kunjungan ke CRU

SMPN 1 Mane 27-10-2009 25 Kelas 1 (7) Kepala Sekolah menyarankan untuk

membentuk kelompok pencinta alam atau pramuka

SDN 2 Lutueng 28-10-2009 30 Kelas 5 dan Kelas 6 Meminta untuk difasilitasi kunjungan ke CRU SMPN 2 Mane 29-10-2009 40 Kelas 2 dan Kelas 3

SDN Alue Landong 30-10-2009 25 Kelas 5

SDN Turue Cut 31-10-2009 20 Kelas 6 Menyarankan program dilakukan secara

berkelanjutan SMPN 1 Mane 1 November 2009 30 Kelas 2 (8) dan

Kelas 3 (9)

Kunjungan ke CRU SDN Inti Mane 2 November 2009 20 Kelas 6

SDN Turue Cut 3 November 2009 25 Kelas 5

SMPN 2 Mane 4 November 2009 20 Kelas 2 dan Kelas 3 Menyarankan mengaktifkan kembali organisasi sekolah ekstrakurikuler

SDN Alue Landong 5 November 2009 20 Kelas 6

SDN 2 Lutueng 7 November 2009 30 Kelas 5 dan Kelas 6 Kunjungan ke CRU

Total 305

Beberapa guru menyarankan kami berkunjung secara kontinu. Dan mereka bersedia meluangkan waktu untuk kunjungan-kunjungan berikutnya. Sekaligus membawa siswa-siswa mereka ke field trip CRU, untuk melihat dan belajar tentang gajah. Kepala sekolah di salah satu sekolah menengah malah menyarankan kami mengaktifkan kembali organisasi sekolah ektrakurikuler yang telah vakum sejak lama, sebagai dampak dari masa konflik politik

(16)

41 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

yang terjadi di Aceh. Menurut kepala sekolah itu, organisasi ekstra penting untuk menumbuhkan semangat dan motivasi belajar bagi siswa-siwa mereka. Kami berpikir ini adalah celah atau peluang bagi kami untuk menekankan nilai-nilai konservasi segera setelah organisasi ekstra terbentuk. Tetapi oleh karena keterbatasan dan sumber daya, peluang ini hanya kami catat untuk evaluasi program selanjutnya.

ii. Pin

Pin menekankan „tanda pengingat/petunjuk‟ untuk anak-anak tentang pesan kunci yang didapatnya setelah kunjungan sekolah di lakukan. Pesan-pesan ini diharapkan dapat diteruskan kepada keluarga-keluarga,orang tua atau teman bermain seusia mereka.

Pin-pin sangat disukai dan dipakai secara luas oleh anak-anak dan siswa sekolah dasar maupun sekolah menengah di kawasan ini. Biasanya, anak-anak perempuan menempatkan pin-pin mereka sebagai penghias jilbab (penutup kepala wanita muslim).

Dampak dari pin ini bagi anak sekolah yang kami kunjungi sangatlah positif. Beberapa diantaranya memperlihatkan korelasi bagaimana pin dapat mempengaruhi orang tua mereka. Dalam suatu pertemuan petani, salah seorang dari orang tua siswa yang juga seorang bertani, menyampaikan kesan anak-anak mereka kepada kami setelah kunjungan sekolah ini diadakan. Anak-anak murid itu menyebut kami sebagai “orang gajah” yang datang berkunjung ke sekolah mereka dan memberikan pengetahuan tentang fungsi hutan dan satwa yang berada di kawasan mereka.

Kami memproduksi pin secara manual dengan penjepit pin yang dimiliki oleh sukarelawan Sahabat Ulu Masen. Rancangan pin ini telah didesain bersamaan dengan poster dan material lainnya oleh tim desain grafis untuk kampanye ini. Dengan bermodal alat sederhana dan rancangan yang hanya kami cetak dengan kertas biasa, pin ini masih tetap terlihat cantik. Walaupun kita belum tahu seberapa lama pin ini dapat bertahan. Kami berhasil mencetak pin sebanyak 500 buah untuk didistribusikan kepada siswa-siswa sekolah.

(17)

42 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

iii. Panggung boneka

Panggung boneka adalah kegiatan khusus yang masuk dalam agenda kunjungan-kunjungan sekolah ini. Sebab, panggung boneka selalu mampu menyedot rasa ingin tahu bagi siswa-siswa sekolah. Beberapa lainnya melihat panggung boneka sebagai hiburan jenaka yang jarang dapat dinikmati di kawasan mereka.

Untuk pementasan panggung boneka ini kami telah mempersiapkan segala hal dengan matang. Script kami bahas dan diskusikan secara bersama-sama untuk mendapatkan alur cerita yang baik untuk menghasilkan pesan. Beberapa sukarelawan lokal membantu kami untuk kegiatan ini, mereka mengambil peran sama halnya dengan yang dilakukan relawan kunjungan sekolah lainnya. Khusus untuk panggung boneka, kami telah memilih siapa-siapa saja yang akan memainkan peran dari setiap karakter tokoh yang ada dalam pementasan. Seperti, relawan Muhajir yang karena memiliki vocal bass yang baik telah kami pilih untuk memainkan peran utama sebagai “po rayeuk” atau gajah yang menjadi tokoh utama dibalik cerita.

Berikut adalah contoh dari script cerita untuk panggung boneka:

Tabel 4.7 Script cerita Panggung Boneka: kisah mumung, abelli dan rayeuk di hutan geumpang

KISAH MUMUNG, ABELLI dan RAYEUK DI HUTAN GEUMPANG

Episode 1: SI MUMUNG TERJERAT

Ide dan Penulis Cerita: Shadi, Danurfan Cigem, Ilham Rampagoe, Ajir, Maskur kibo.

Sinopsis:

Di sebuah desa yang terletak di daerah pinggiran hutan yang merupakan hutan lindung dan juga termasuk dalam kawasan ekosistem ulu

(18)

43 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

masen merupakan sebuah desa yang sangat indah dan sejuk karena masih mempunyai kawasan hutan yang lebat dan terjaga.

Namun seiring dengan pesatnya zaman dan majunya perekonomian yang menjadi faktor utama masyarakat yang semakin sering membuka kebun dan lahan untuk bertani juga menebang hutan secara berlebihan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, karena kegiatan masyarakat tersebut mengakibatkan sering terjadi bencana alam seperti longsor, banjir dll. Dan juga satwa yang masuk atau turun ke kampung masyarakat hingga banyak ternak masyarakat yang di makan oleh harimau dan banyak kebun yang dirusak oleh gajah, hal ini di sebabkan karena satwa atau hewan tersebut sudah tidak mempunyai tempat lagi di hutan dan kurang nya sumber makanan satwa tersebut akibat perambahan hutan dan pemburuan liar.

Tokoh

Orang utan : si Abelli, Harimau : si Mumung, Gajah : si Rayeuk, Pak Geuchik : Samsul, Pawang Uteun : Pak Amat, Warga : bang „Din, Pawang harimau : pak „Lah

Cerita

Suatu hari di sebuah kawasan hutan rimba, ada seekor harimau (Mumung) yang sedang asik berjalan dengan mata yang mengamati arah sekelilingnya karena sedang mencari mangsa untuk dimakan, (rusa adalah makanan harimau), namun saat asik berjalan mumung bertemu dengan orang’utan (abelli) yang sedang bergantungan di atas pohon besar sambil memakan buah buahan dan dedaunan.

Lalu Abelli mulai menyapa.. ketika melihat Mumung yang sedang berjalan dibawahnya. Mereka lalu berbicara. (dialog).

Abelli : assalammualikum.. hai mumung, sedang apa kamu di bawah sana?

Mumung : waalaikum salam. Ohh.. kamu ternyata Abelli.. Manajer Kampanye sedang mencari makan sudah 2 hari ini Manajer Kampanye

dan anak anak Manajer Kampanye belum makan.

Abelli : betapa kasihan nya kamu wahai mumung.. diatas sini banyak buah buahan, kamu mau?

Mumung : begitulah.. tetapi Manajer Kampanye tidak suka memakan buah buahan, karena Manajer Kampanye hanya memakan daging dari

seekor rusa dan babi liar, namun Manajer Kampanye heran, mengapa yaa.. akhir akhir ini Manajer Kampanye tidak melihat seekor rusa sekalipun??.. mereka pergi kemana ya..??

Abelli : mmmmnnn… mungkin itu disebabkan oleh perburuan rusa yang sering dilakukan oleh manusia.. Manajer Kampanye sangat

sering melihat mereka melewati tempat ini dengan membawa senapan sehingga Manajer Kampanye juga merasa ketakutan..!!

(19)

44 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

merasa cukup..?? dulu disini banyak rusa yang dapat Manajer Kampanye makan tetapi sekarang sudah berkurang dan bahkan sudah tidak ada lagi..

Baiklah Abelli.. Manajer Kampanye pergi dulu untuk mencari makan sebelum hari gelap, mungkin di bawah sana masih ada rusa yang dapat Manajer Kampanye makan..assalammulaikum…

Abelli : waalaikum salam… baiklah kalau begitu, semoga kamu mendapatkan makanan untuk keluarga mu dibawah sana.

Mumung pun pamit dan mulai berjalan menyusuri lereng2 hutan untuk mencari makan, dan tidak terasa haripun mulai gelap.. di perjalanan tiba tiba si’mumung merasa seperti ada sesuatu di kaki nya dan mulai merasakan sakit ternyata mumung terkena atau jebakan yang di pasang oleh manusia untuk menangkap hewan liar..mumung kesakitan dan berteriak meminta tolong..

(dialog).

Mumung : aduuhh…sakit.. toloong... tooloooong….

Ditengah jeritan si’mumung yang sedang kesakitan.. ada beberapa ekor gajah dan itu adalah si’Rayeuk yang sedang melewati kawasan itu, dan mendengar suara jeritan Mumung.. mendengar itu Rayeuk pun menjawab suara tersebut..

(dialog).

Rayeuk : heiii…. Siapakah itu..??? (teriaknya..) Mumung : toloong.. toloong..

Rayeuk mulai mencari sumber suara yang membuatnya penasaran.. (dialog).

Rayeuk : astaga.. kamu ternyata mumung..!!!.. ada apa dengan mu, apa kamu baik baik saja..??

Mumung : aduuhh sakit.. aduuhh.. toloong Manajer Kampanye rayeuk…kaki ku terlilit sesuatu… aduuhhh.. sakit sekali…!!!

Rayeuk : bagaimana ini..(panik..!!).. aku tidak dapat membuka lilitan tali ini sangat kuat…!!!.. tunggulah aku akan mencari pertolongan

untuk melepaskan tali yang melilit kaki mu..!?!

Karena Rayeuk tidak bisa melepaskan jeratan tali dikaki Mumung, lalu Rayeuk segera pergi untuk mencari pertolong..

Pada pagi harinya pak’geuchik yang sedang berjalan untuk membeli sesuatu diwarung bertemu dengan pak’amat ( pawang uteun). (dialog).

P’G : assalamualaikum.. pak‟amat…

P’amat : waalaikum salam..hendak kemana pak..??

P’G :Manajer Kampanye mau membeli gula ke warung, karena gula dirumah sudah habis.. bukan kah pak‟amat pergi ke hutan hari ini..??

P’amat : hari Manajer Kampanye rencana tidak ke hutan pak, karena anak Manajer Kampanye sedang kurang sehat..

Pak’geuchik dan pak’amat asik bercerita dan membicarakan tentang hutan yang saat ini sedang terancam, namun ditengah pembicaraan itu… dari kejauhan , terdengar suara seseorang yang sedang berteriak memanggil pak’ amat..

(dialog).

B’din : pak amat…pak amat….!!!( teriak)..

(20)

45 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

B’din : Manajer Kampanye mendengar suara aneh di hutan dekat kebun Manajer Kampanye pak…

P’amat : seperti apa suara tersebut..??

B’din : suara nya mendengung dan sangat keras pak..! seperti suara hewan buas…!!

P’G : b‟din tenang saja dulu jangan panic seperti itu.. sebaiknya kita langsung kesana dan melihat apa yang sebenarnya terjadi..bagimana menurut p‟amat..??

P’amat : baiklah..!! mari kita lihat.. !!

Kemudian pak’geuchik mengumpulkan beberapa warga untuk melihat dan mencari suara yang di dengar oleh b’din, dan mulai bergerak ke kebun b’din didekat hutan rimba.

Setelah beberapa lama mencari.. lalu pak’geuchik melihat ada seekor harimau yang sedang terbaring di balaik pohin besardengan darah yang keluar di kaki harimau tersebut.

(dialog).

P’G : pak amat..!!! (teriak..!!) itu adalah harimau yang terjerat..!!!

P’amat : masyaAllah… harimau ini terjerat oleh jebakan hewan yang di pasang oleh orang yang tidak bertanggung jawab..!! P’G : jadi bagaimana cara kita untuk melepaskan jeratan ini..??

P’amat : kita minta tolong dengan pak‟lah (pawang harimau).

P’G : b‟din.. tolong cepat cari pak‟lah.. katakana kepadanya bahwa ada harimau yang terkena jeratan..!!

B’din : baiklah pak…. !!

Berselang beberapa waktu, akhir nya harimau itu berhasil di lepas dari jeratan tersebut atas bantuan pak’lah, dan kemudian pak’geuchik dan beberapa warga segera pergi untuk melaporkan kejadian ini kepada BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam) dan Polisi Hutan ( PolHut) hingga akhir nya membawa harimau tersebut untuk dirawat dan di obati kakinya.

(dialog).

6 bulan kemudian..

Harimau tersebut telah sembuh dan dapat kembali untuk di lepas ke hutan.

Pak’geuchik, pak amat, pak’lah dan Banyak warga maupun pihak BKSDA yang menyaksikan pelepasan harimau tersebut. (dialog).

P’G : Alhamdulillah… akhir nya harimau itu sudah sembuh..

P’amat : iya pak, ini juga berkat pak‟lah dan b‟din yang telah melapor kepada kita dan juga atas bantuan warga kita..

P’G : Benar..!? kita juga berterima kasih kepada pihak BKSDA yang telah berupaya mengobati dan merwat harimau ini hingga pulih total..

(dialog).

(21)

46 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Menanyakan Kesimpulan Kepada Siswa

Kuis Tanya Jawab Tentang Isi Cerita dengan Pembagian Doorprize...

iv. Kunjungan ke Conservation Response Unit (CRU)

Kunjungan ke CRU bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kawasan hutan dan Gajah. Kunjungan CRU adalah suatu rangkaian yang dimasukkan dalam agenda kunjungan sekolah. Jika kunjungan pertama di sekolah-sekolah lebih banyak memberikan materi dalam ruangan, kami mengajak mereka untuk bermain di luar ruangan sebagai arena belajar bersama alam.

Sejauh ini sudah ada dua sekolah yang telah berhasil kami ajak untuk mengunjugi CRU. Kegiatannya berupa permainan alam, belajar langsung dengan mahout (pawang) gajah tentang seluk beluk gajah, setelahnya mereka mempresentasikan ke teman-teman lainnya tentang pengetahuan apa yang mereka dapat tentang gajah. Kunjungan berlangsung dari pagi sampai dengan sore hari, kami mengambil waktu libur sekolah untuk mengajak siswa-siswa ini mengunjugi CRU. Tentu dengan pendampingan dari guru sekolah. CRU Mane adalah satu dari tiga CRU di Kawasan Ulu Masen yang baru saja diinisiasikan oleh FFI Aceh. CRU berfungsi selain sebagai tempat pelatihan gajah jinak untuk penanggulangan konflik satwa manusia di kawasan. Sebagai bagian dari unit patrol bersama masyarakat untuk meminimalisir konflik satwa manusia.

Sebagian besar, siswa memberikan kesan senang mengikuti kunjungan lapangan di CRU. Rata-rata dari mereka belum pernah bertemu langsung dengan Gajah. Jadi momen ini telah dipakai mereka untuk menaiki gajah atau sekedar berfoto dengan hape/telepon kamera mereka. Hal ini menimbulkan kesan tersendiri buat siswa-siswa ini.

(22)

47 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Tabel 4. 8 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Masyarakat Umum Khalayak Sasaran – Masyarakat Umum

Tahap Teori Perubahan Sikap dan Komunikasi Interpersonal

Rantai Hasil Masyarakat sepakat bahwa pembukaan lahan-lahan baru dikawasan hutan/ jalur Gajah akan meningkatkan gangguan satwa dan rusaknya kawasan yang akan berdampak bagi mereka. Dan mulai membicarakan satu sama lainnya tentang ancaman dari praktik perkebunan berpindah kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia.

Sasaran-sasaran SMART # 1) Pada Desember 2009, 70% penduduk setuju untuk tidak membuka lahan garapan baru didalam kawasan hutan

lindung dan kawasan hutan Ulu Masen (Meningkat dari 38 % pada survei pra-proyek).

# 2) Pada Desember 2009, 60% penduduk akan berbicara satu sama lainnya mengenai isu pentingnya penataan batas, hal-hal yang dapat mengurangi konflik Gajah dan Manusia, dan membicarakan kaitan pembukaan lahan hutan dengan munculnya konflik gajah dan manusia. (meningkat dari 10% pada survei pra-proyek).

Kegiatan 7: Ramadhan Campaign

Alasan untuk kegiatan: Kampanye ramadhan adalah salah satu outreach (penjangkauan) terhadap khalayak, selain sebagai sarana perkenalan,

pendekatan kepada masyarakat secara langsung, muatan ceramah dalam kegiatan ini mampu menyedot perhatian dan kesadaran khalayak akan arti penting konservasi yang ditilik dari nilai-nilai agama. Hasil survey awal yang menjelaskan bahwa masyarakat masih menempatkan tingkat kepercayaan mereka yang tinggi kepada khatib/ustad (paling dipercaya 52,8% dan dipercaya 29,8%). Telah mendukung kegiatan ini terlaksana.

(23)

48 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

Deskripsi Kegiatan: Kampanye ramadhan dalam rangka kampanye bangga (pride campaign) untuk hutan geumpang, Ulu Masen, Aceh ini dilakukan di

4 meunasah di 4 desa/gampong berbeda di Kecamatan Mane. Kecamatan yang menjadi wilayah target inti kampanye Pride tahun 2009. Berlangsung dari tanggal 7 sampai dengan 10 September 2009.

Untuk menyukseskan kegiatan ini, kami telah memilih dan mengundang seorang ustad penceramah yang muda dan berpengalaman. Kami sengaja memilih penceramah yang masih muda agar lebih mudah berdiskusi dengannya tentang materi apa yang kita perlukan. Penceramah muda biasanya memiliki trik humor tersendiri dalam ceramah/pidatonya. Penceramah itu bernama Tgk M. Nur Hasballah, asal Padang Tiji. Alumnus dari salah satu pondok pesantren salafiah yang ternama di Aceh. Setelah mendapat konfirmasi dari beliau, Manajer Kampanye dan tim kampanye memulai untuk menghubungi kepala desa untuk meminta jadwal dan tempat untuk pelaksanaan safari ramadhan ini. Diputuskan untuk mengambil satu mesjid untuk mewakili satu desa di Kecamatan Mane sebagai tempat penyelenggaraan atau kunjungan tim safari ramadhan ini.

Kegiatan hari pertama dimulai di desa Blang Dalam, di Mesjid Mustajabah. Setidaknya 60 jamaah laki-laki dan wanita hadir melaksanakan shalat tarawih bersama dan mendengarkan ceramah ramadhan. Hari kedua, kegiatan berlangsung di Mesjid desa Turue Cut. Sebelum tarawih dan ceramah ramadhan,

(24)

49 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

tim kampanye ramadhan diundang untuk buka puasa bersama di rumah Imum Mukim Mane, Bapak Sulaiman. Beliau adalah mukim baru disana. Imum mukim ini, sangat antusias dengan kegiatan seperti ini. Beliau selalu mendampingi tim kampanye ramadhan keliling desa, alih-alih sekalian memperkenalkan diri kepada masyarakat. Di Mesjid desa turue cut, ada sekitar 45 jamaah yang hadir. Setelah di desa turue cut, malam selanjutnya kegiatan dilakukan di desa lutueng, tepatnya di Meunasah Dusun Cot Rumoh Raya. Waktu itu ada sekitar 50 jamaah yang hadir. Hari terakhir kampanye ramadhan berlangsung di desa Mane, yakni di mesjid Baitul Aqram dusun Alue Landong, desa Mane. Hari terakhir ini adalah hari dimana jamaah shalat taraweh sangat sedikit. Sewaktu kegiatan hadir 25 orang jamaah. Letak mesjid yang agak berjauhan dari rumah penduduk dan karena pemukiman penduduk disini agak jarang bisa jadi faktor minimnya jamaah. Tentu sebab lain, sudah hampir menjadi tradisi, minggu-minggu terakhir di bulan ramadhan jamaah shalat taraweh di mesjid atau meunasah kian sepi pengunjung.

Penceramah telah menyarikan beberapa pesan yang disampaikan kepada khalayak, yakni:

1. Tentang hakikat menjaga alam adalah salah satu amanah (tanggung jawab) yang dibebankan kepada manusia. Dengan amanah itu diharapkan manusia dapat menjadi makhluk yang membawa rahmat bagi semesta alam (rahmatan lilalamin),

2. Ajakan untuk berkebun secara menetap dengan tidak membuka lahan garapan baru.

3. Ajakan untuk mulai beraktifitas dan bersemangat untuk berkebun kembali. Dalil: Bercocok tanam adalah pekerjaan yang mulia, jauh dari unsur riba.

Dalam kegiatan ini khalayak juga dibagikan buku "FIQIH HUTAN dan LINGKUNGAN ACEH," yang baru saja selesai dirilis. Buku ini adalah hasil kajian mendalam beberapa ulama dan tokoh agama di Aceh, yang difasilitasi oleh FFI Aceh. Selain itu, khalayak mendapatkan juga buletin Ulu Masen yang diterbitkan oleh National Geographic Indonesia. buletin ini adalah salahsatu sisipan Majalah NGI terbitan September 2009. Kebetulan beberapa tulisan dan foto banyak mengambarkan tentang masalah konservasi yang ada di Kecamatan Mane, Kab. Pidie.

Tabel 4. 9 Nama masjid, tanggal kunjungan pada Safari Ramadhan

Nama Masjid Tanggal Kunjungan Jumlah Jamaah Yang Hadir

Masjid Mustajabah / Ds. Blang Dalam 07 September 2009 60

Masjid Desa Turue Cut 08 September 2009 45

Meunasah Dusun Cot Raya/ Ds. Lutueng 09 September 2009 50 Mesjid Baitul Aqram Alue Landong/Ds.Mane 10 September 2009 50

(25)

50 Laporan Akhir Kampanye Hutan Geumpang, 2010

ii. Buku Fiqih Lingkungan

Buku fiqih lingkungan walaupun tidak diproduksi secara khsusus untuk kampanye ini, tetapi buku ini telah menyedot perhatian masyarakat setempat. Buku yang berisi tentang dalil-dalil dan pembahasan mengenai hukum-hukum konservasi dalam agama islam ini ditulis oleh beberapa ulama dan akademisi di Aceh. Buku ini telah kami gunakan sebagai pendukung dan pelengkap bagi kunjungan safari ramadhan yang kami lakukan di Kecamtan Mane.

Kegiatan 8: Kunjungan Wartawan dan Liputan Media

Alasan untuk kegiatan: Kampanye melalui media adalah cara yang jitu untuk memperkenalkan kepada khalayak yang lebih luas tentang potensi suatu

kawasan atau tentang apa yang kita sedang perbuat di dalam masyarakat.

Deskripsi Kegiatan:

Sejak kampanye ini berlangsung kami telah menerima beberapa kunjungan wartawan dari internasional, nasional, maupun local. Misalnya, NGI, BBC, Times, Serambi Indonesia, dan Koran lokal lainnya. Mereka mengunjungi kecamatan Mane, dimana lokasi CRU berada. Mereka sering mewawancarai masyarakat, bertanya tentang masalah mereka dan bagaimana cara mereka menjaga hutan yang ada disekitar mereka. Selain itu, beberapa wartawan memperkenalkan CRU dan fungsinya kepada khalayak luas. Untuk kegiatan kampanye sendiri, kita bersyukur mendapat liputan khusus dua kali yakni ketika kunjungan studi banding para petani dan kunjungan siswa ke CRU.

Gambar

Tabel 4. 1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani  Khalayak Sasaran – Petani
Gambar 4.3 Seorang petani Lelaki sedang  menjelaskan gambar yang terdapat dalam Sisipan  Majalah NGI kepada masyarakat
Tabel 4. 2 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani  Khalayak Sasaran – Petani
Gambar 4.4 Desain Poster Kampanye Pra-Uji Coba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kajian komunikasi massa, teori yang disebut cultural norms beranggapan bahwa media tidak hanya memiliki efek langsung terhadap individu, tetapi juga mempengaruhi

Penerapan Strategi pembelajaran kontekstual pada konsep bahasa Inggris untuk meningkatkan hasil belajar siswa dilakukan dengan menjelaskan konsep bahasa Inggris,

Untuk mengimbangi pertambahan torsi beban, diperlukan pula pertambahan fluks magnetik stator dengan menarik arus yang lebih besar dari catu daya. Selain memliki

Setelah perancangan struktur pengendalian internal dilakukan, maka dilakukan pengamanan sistem informasi sebagai perlindungan atas aktiva (termasuk data dan

Tesis ini bertujuan untuk merancang praktikum dengan desain berbeda dari biasanya yaitu menggunakan skala-kecil dan alat sederhana untuk mengukur potensial reduksi baku

0329/LS-GJ/2015 LS Kecamatan Ngraho ACHMAD NARDIANTO (BEND. Pembayaran Gaji Induk Bagian Bulan Maret Ta. MARGOMULYO). 0331/LS-GJ/2015 LS Kecamatan Temayang SIGIT EKO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan : (1) pelaksanaan pengawasan DPRD terhadap implementasi Peraturan Daerah (Perda) Nomor 17 Tahun 2016, dan (2) konsep pengawasan