• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DAN EVALUASI PAKET DATA PASCA PENAWARAN WILAYAH KERJA MIGAS. Editor : Lisa Ambarsari Aang Darmawan Agus Supriadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS DAN EVALUASI PAKET DATA PASCA PENAWARAN WILAYAH KERJA MIGAS. Editor : Lisa Ambarsari Aang Darmawan Agus Supriadi"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS DAN EVALUASI

PAKET DATA PASCA PENAWARAN

WILAYAH KERJA MIGAS

Editor :

Lisa Ambarsari Aang Darmawan Agus Supriadi

(2)

PUSAT DATA DAN TEKNOLOGI INFORMASI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL 2014

(3)

TIM PENYUSUN

Pengarah

Sekretaris Jenderal KESDM M. Teguh Pamuji

Penanggungjawab

Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi ESDM Agung Wahyu Kencono

Ketua Tim

Kepala Bidang Analisis dan Evaluasi Data Strategis Lisa Ambarsari Anggota: Ameri Isra Agus Supriadi Aang Darmawan Aries Kusumawanto Catur Budi Kurniadi Feri Kurniawan Qisthi Rabbani Ririn Aprillia Sugeng Mujiyanto Tri Nia Kurniasih Yogi Alwendra ISBN : ... Penerbit

Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Gedung Menteri ESDM

Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta 10110 Telp. : (021) 3804242 ext 7902

Fax : (021) 3519882 Email : pusdatin@esdm.go.id Cetakan pertama, Desember 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

(4)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada para narasumber di bawah ini yang telah membagi waktu dan informasi yang berharga sehingga buku ini dapat diterbitkan.

 Yunan Muzaffan, Direktorat Jenderal Migas KESDM

 W. Caksono, PT Patra Nusa Data

 T.A Sanny, Institut Teknologi Bandung

 Rovicky Dwi Putrohari, Ikatan Ahli Geologi Indonesia

 Mohammad Saiful, Ikatan Ahli Geologi Indonesia

(5)

iv

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan ... 5

1.3. Sistematika Penulisan Laporan ... 6

BAB 2 METODOLOGI ... 8

2.1. Kuesioner ... 8

2.2. Skala Penilaian ... 9

2.3. Format Pertanyaan dalam Kuesioner ... 12

2.4. Menentukan Tingkat Kepentingan ... 15

2.4.1. Persepsi ... 16

2.4.2. Penilaian Perwilayah ... 17

2.4.3. Mudah atau Tidaknya Implementasi ... 17

BAB 3 ANALISIS DATA ... 19

3.1. Teknis ... 19

3.1.1. Ketersediaan Data ... 19

3.1.2. Kualitas Data ... 31 3.1.3. Data yang Diusulkan Ada dalam

(6)

v

Dokumen Paket ... 67

3.2. Non-Teknis ... 70

BAB 4 EVALUASI DATA ... 89

4.1. Teknis ... 89 4.1.1. Ketersediaan Data ... 89 4.1.2. Kualitas Data ... 92 4.2. Non-Teknis ... 98 BAB 5 REKOMENDASI ... 102

(7)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Selisih Paket Data yang Terjual dengan WK

yang Ditawarkan ... 2

Gambar 1.2. Data Penawaran WK 2009 s.d 2013 ... 3

Gambar 1.3. Presentase Penawaran WK 2009 s.d 2013 ... 4

Gambar 1.4. Perbandingan Paket Data Terjual dengan WK Terjual dalam Persen ... 5

Gambar 3.1. Ketersediaan Data Seismik Sebelum Tahun 1990 ... 19

Gambar 3.2. Ketersediaan Data Seismik Setelah Tahun 1990 ... 20

Gambar 3.3. Perbandingan Ketersediaan Data Seismik, Data Survei Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 21

Gambar 3.4. Ketersediaan Raw Data dan Vektorisasi Data ... 22

Gambar 3.5. Ketersediaan Data Navigasi ... 23

Gambar 3.6. Ketersediaan Observer Log ... 24

Gambar 3.7. Ketersediaan Lintasan Data Seismik ... 25

Gambar 3.8. Ketersediaan Data Processing Seismik ... 26

Gambar 3.9. Ketersediaan Data Sumur ... 27

Gambar 3.10. Kelengkapan Laporan Teknis Terkait Sebelum Tahun 1990 ... 28

Gambar 3.11. Kelengkapan Laporan Teknis Setelah Tahun 1990 ... 29

Gambar 3.12. Perbandingan Kelengkapan Laporan Teknis Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 30

Gambar 3.13. Data Umum Keseluruhan Basin Indonesia ... 31

Gambar 3.14. Seismik 3D Raw Data Daerah Darat Sebelum Tahun 1990 ... 32

Gambar 3.15. Seismik 2D Raw Data Daerah Darat Sebelum Tahun 1990 ... 33

(8)

vii

Gambar 3.16. Seismik 3D Raw Data Daerah Darat

Setelah Tahun 1990 ... 34 Gambar 3.17. Seismik 2D Raw Data Daerah Darat

Setelah Tahun 1990 ... 35 Gambar 3.18. Perbandingan Seismik 3D Raw Data Daerah Darat Sebelum

dan Sesudah Tahun 1990 ... 36 Gambar 3.19. Perbandingan Seismik 2D Raw Data Daerah Darat Sebelum

dan Sesudah Tahun 1990 ... 37 Gambar 3.20. Seismik 2D Raw Data Daerah Darat Setelah Tahun 1990 .. 38 Gambar 3.21. Seismik 3D Raw Data Daerah Laut Sebelum Tahun 1990 .. 39 Gambar 3.22. Seismik 2D Raw Data Daerah Laut Sebelum Tahun 1990 .. 40 Gambar 3.23. Seismik 3D Raw Data Daerah Laut Setelah Tahun 1990 .... 41 Gambar 3.24. Perbandingan Seismik 3D Raw Data Laut Sebelum dan

Sesudah Tahun 1990 ... 42 Gambar 3.25. Perbandingan Seismik 2D Raw Data Laut Sebelum dan

Sesudah Tahun 1990 ... 43 Gambar 3.26. Seismik 3D Processing Data Darat Setelah Tahun 1990.... 44 Gambar 3.27. Seismik 2D Processing Data Darat Sebelum Tahun 1990... 44 Gambar 3.28. Seismik 3D Processing Data Darat Setelah Tahun 1990... 45 Gambar 3.29. Seismik 2D Processing Data Darat Setelah Tahun 1990... 46 Gambar 3.30. Perbandingan Seismik 3D Processing Data Darat Sebelum

dan Sesudah Tahun 1990 ... 47 Gambar 3.31. Perbandingan Seismik 2D Processing Data Darat Sebelum

dan Sesudah Tahun 1990 ... 48 Gambar 3.32. Seismik 3D Processing Data Laut Sebelum Tahun 1990 .... 49 Gambar 3.33. Seismik 2D Processing Data Laut Sebelum Tahun 1990 .... 49 Gambar 3.34. Seismik 3D Processing Data Laut Setelah Tahun 1990 ... 50 Gambar 3.35. Seismik 2D Processing Data Laut Setelah Tahun 1990 ... 52

(9)

viii

Gambar 3.36. Perbandingan Seismik 3D Processing Data Laut Sebelum

dan Sesudah Tahun 1990 . ... 53

Gambar 3.37. Perbandingan Seismik 2D Processing Data Laut Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 . ... 53

Gambar 3.38. Well Summary Sebelum Tahun 1990 ... 54

Gambar 3.39. Well Logs Sebelum Tahun 1990 ... 55

Gambar 3.40. Media Magnetic Well Sebelum Tahun 1990 ... 56

Gambar 3.41. Well Reports Sebelum Tahun 1990 ... 57

Gambar 3.42. Samples Sebelum Tahun 1990 ... 58

Gambar 3.43. Well Summary Setelah Tahun 1990 ... 59

Gambar 3.44. Well Logs Setelah Tahun 1990 ... 60

Gambar 3.45. Media Magnetic Well Setelah Tahun 1990 ... 62

Gambar 3.46. Well Reports Setelah Tahun 1990 ... 63

Gambar 3.47. Samples Setelah Tahun 1990 ... 64

Gambar 3.48. Perbandingan Well Summary Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 65

Gambar 3.49. Perbandingan Well Logs Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 65

Gambar 3.50. Perbandingan Media Magnetic Well Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 66

Gambar 3.51. Perbandingan Well Reports Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 66

Gambar 3.52. Perbandingan Samples Sebelum dan Sesudah Tahun 1990 ... 67

Gambar 3.53. Bathynetry / Topografi ... 68

Gambar 3.54. Gravity Magnetic ... 68

Gambar 3.55. Informasi Rumpon ... 69

(10)

ix

Gambar 3.57. Perpajakan ... 71

Gambar 3.58. Retribusi Daerah ... 73

Gambar 3.59. Bagi Hasil ... 73

Gambar 3.60. Penerapan Asas Cabotage ... 75

Gambar 3.61. Pelayanan Akses Paket Data ... 75

Gambar 3.62. Aspek Non-Teknis Lainnya ... 76

Gambar 3.63. Koordinasi ... 77

Gambar 3.64. Lamanya Proses Administrasi yang dilakukan Selama Persiapan Pengambilan Dokumen Lelang ... 78

Gambar 3.65. Bantuan Administrasi yang Diperlukan dalam Pelaksanaan Selama Eksplorasi dan Eksploitasi di WK Migas ... 79

Gambar 3.66. Lain - lain ... 80

Gambar 3.67. Rumpon ... 81

Gambar 3.68. Pembiayaan PBB ... 82

Gambar 3.69. Lain - lain ... 82

Gambar 3.70. Infrastruktur ... 83

Gambar 3.71. Lokasi Geografis ... 84

Gambar 3.72. Jarak ... 85

Gambar 3.73. Lain - lain ... 86

Gambar 3.74. Keamanan ... 86

Gambar 3.75. Faktor Non-Teknis Lainnya ... 87

Gambar 4.1. Ketersediaan Data di Indonesia Barat ... 89

Gambar 4.2. Ketersediaan Data di Indonesia Tengah ... 90

Gambar 4.3. Ketersediaan Data di Indonesia Timur ... 90

Gambar 4.4. Persepsi Ketersediaan Data ... 91

Gambar 4.5. Proporsi Penilaian Ketersediaan Data ... 91

Gambar 4.6. Proporsi Persepsi Ketersediaan Data ... 92

(11)

x

Gambar 4.8. Kualitas Data di Indonesia Tengah ... 93

Gambar 4.9. Kualitas Data di Indonesia Timur ... 94

Gambar 4.10. Persepsi Kualitas Data ... 95

Gambar 4.11. Proporsi Penilaian Kualitas Data ... 95

Gambar 4.12. Proporsi Persepsi Kualitas Data ... 96

Gambar 4.13. Usulan Data di Indonesia Barat ... 96

Gambar 4.14. Usulan Data di Indonesia Tengah ... 97

Gambar 4.15. Usulan Data di Indonesia Timur ... 97

Gambar 4.16. Non-Teknis di Indonesia Barat ... 98

Gambar 4.17. Non-Teknis di Indonesia Tengah ... 99

Gambar 4.18. Non-Teknis di Indonesia Timur ... 99

Gambar 4.19. Persepsi Non-Teknis ... 100

Gambar 4.20. Proporsi Penilaian Non-Teknis ... 100

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kategori Persepsi ... 17

Tabel 2.2. Kategori Penilaian Per Wilayah ... 17

Tabel 5.1. Usulan Paket Data untuk Indonesia BaratI... 103

Tabel 5.2. Usulan Paket Data untuk Indonesia Tengah ... 104

(13)

xii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, Buku Analisis dan Evaluasi Paket Data Pasca Penawaran Wilayah Kerja Migas tahun 2014 ini dapat kami selesaikan dengan baik.

Analisis dan Evaluasi Paket Data Pasca Penawaran Wilayah Kerja Migas ini memberikan gambaran tentang hal-hal teknis maupun non-teknis yang menyebabkan penurunan minat investor terhadap Paket Data Migas yang telah ditawarkan oleh Pemerintah cq Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Penilaiannya dibagi menjadi tiga responden yang mewakili Indonesia bagian Barat, Indonesia bagian Tengah dan Indonesia bagian Timur.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penyusunan buku ini. Diharapkan buku ini dapat menjadi referensi kepada Pimpinan Kementerian ESDM maupun BUMN dan pihak lain dalam pengembangan kebijakan dan strategi untuk meningkatkan minat investor terhadap Paket Data yang akan ditawarkan ke depan.

Jakarta, Desember 2014 Penyusun

(14)

xiii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Akhir-akhir ini, minat investor terhadap Paket Data yang ditawarkan oleh KESDM cenderung menurun untuk setiap lelang Wilayah Kerja migas. Pusdatin ESDM sebagai unit kerja pengelola data berupaya untuk mencari penyebab menurunnya minat dari calon investor tersebut. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan survei kepada 160 calon investor (pengguna data) yang diikuti dengan wawancara secara langsung terhadap beberapa calon investor yang masuk dalam daftar survei.

Hal-hal yang disurvei menyangkut persoalan teknis dan non-teknis yang terdiri dari 60 pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikategorikan lagi berdasarkan area yang ada di Indonesia yaitu Indonesia bagian Barat, Indonesia bagian Tengah dan Indonesia bagian Timur.

Hasil survei diolah dengan metode analisis frekuensi dan ditampilkan dalam bentuk pie-chart dan bar-chart. Dari pengolahan hasil survei tersebut, dapat dilihat penilaian dari responden untuk masing-masing komponen teknis maupun non-teknis untuk Indonesia Barat, Tengah dan Timur.

Komponen teknis memiliki tiga bagian yaitu kelengkapan data, kualitas data dan usulan data yang perlu dimasukkan ke dalam paket data. Berdasarkan tabulasi pertanyaan untuk bagian ketersediaan data, lebih dari 80% pertanyaan di Indonesia Barat, lebih dari 90% pertanyaan di Indonesia Tengah dan hampir 55% pertanyaan di Indonesia Timur mendapat penilaian cukup. Untuk Indonesia Barat, sisa pertanyaan mendapat penilaian di atas cukup baik sedangkan di Indonesia Tengah dan Timur mendapat penilaian di bawah cukup baik.

(15)

xiv

Untuk kategori pertanyaan kualitas data, lebih dari 65% pertanyaan di Indonesia Barat, lebih dari 69% pertanyaan di Indonesia Tengah dan hampir 73% pertanyaan di Indonesia Timur mendapat penilaian cukup. Sisanya, di Indonesia Barat mayoritas mendapat rata-rata penilaian baik dan sedikit pertanyaan mendapat rata-rata penilaian kurang baik. Hal yang sama berlaku untuk Indonesia Tengah. Di Indonesia Timur, sisanya mendapat rata-rata penilaian kurang baik.

Untuk kategori pertanyaan usulan data yang perlu dimasukkan ke dalam paket data, semua pertanyaan dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk ditambahkan, baik itu Bathymetry, Gravity dan Rumpon untuk Indonesia Barat, Tengah dan Timur.

Komponen non-teknis memiliki 15 pertanyaan. Untuk Indonesia Barat, 73,3% pertanyaan mendapat rata-rata penilaian cukup baik, 20% baik dan sisanya kurang baik. Untuk Indonesia Tengah, 60% pertanyaan mendapat rata-rata penilaian cukup baik, 26,7% mendapat penilaian baik dan sisanya kurang baik. Untuk Indonesia Timur, 33,3% pertanyaan mendapat rata-rata penilaian cukup baik, 6,7% mendapat penilaian baik dan sisanya sebesar 60% mendapat penilaian kurang baik.

Hasil tersebut dapat dijadikan sebagai referensi dalam menentukan program kerja KESDM cq Pusdatin ESDM untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan mempertimbangkan penilaian dan persepsi dari responden serta kemudahan melaksanakan program kerja tersebut.

Pelaksanaan program jangka pendek, menengah dan jangka panjang akan dilaksanakan perwilayah di Indonesia. Berdasarkan pertimbangan dan masukan dari para praktisi lapangan, usulan data akan menjadi prioritas pertama dari Pusdatin ESDM untuk program jangka pendek. Pertimbangan lainnya adalah:

(16)

xv

• Pusdatin relatif mudah untuk membuat usulan data ini ada di paket data, dengan

dukungan unit kerja KESDM dan mitra kerja Pusdatin ESDM.

• Masukan dari praktisi di lapangan juga mengisyaratkan bahwa data-data yang diusulkan untuk dimasukkan dalam dokumen paket relatif dapat disiapkan. Dari hasil analisis untuk Indonesia Tengah dan Timur, urutan urgensi pelaksanaan program usulan paket data adalah Usulan Data, Aspek Non Teknis, Ketersediaan Data dan Kualitas Data. Hal itu berbeda dengan Indonesia Barat, Kualitas Data lebih penting daripada Ketersediaan Data karena data sudah cukup tersedia di Indonesia Wilayah Barat.

(17)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk mendukung upaya pemenuhan kebutuhan ketersediaan energi di Indonesia, KESDM cq Pusdatin ESDM Pusdatin telah melakukan penyediaan data sektor ESDM termasuk paket data migas untuk mendukung keberhasilan penawaran W ilayah Kerja (WK) migas setiap tahun.

Dalam perkembangannya, realisasi pemanfaatan paket data migas dalam 5 (lima) tahun terakhir mengalami fluktuasi dan berkurang drastis dari tahun 2010 ke tahun-tahun berikutnya. Secara sederhana, tampaknya ada keterkaitan antara jumlah WK yang ditawarkan dan jumlah pemanfaatan paket data yang disediakan, meskipun belum tentu memiliki hubungan yang pasti linear. Makin banyak WK yang ditawarkan, maka ada potensi makin banyak pemanfaatan paket data yang terjadi. Dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat bahwa paket data yang terjual selalu lebih tinggi daripada WK yang ditawarkan. Pada tahun 2009, dengan jumlah WK yang ditawarkan sebanyak 51, ada 61 paket data yang terjual atau 29,41% lebih tinggi daripada jumlah W K yang ditawarkan. Tahun 2010 angkanya lebih besar, ada sejumlah 87 paket data yang terjual atau lebih tinggi 52,23% dari jumlah W K yang ditawarkan (57 W K). Pada tahun-tahun berikutnya, jumlah W K yang ditawarkan semakin menurun, demikian juga persentase paket data yang dijual dibandingkan dengan jumlah WK yang ditawarkan. Pada tahun 2011, jumlah paket data yang terjual lebih tinggi 16,28%. Sedangkan, pada tahun 2012, jumlah paket data yang terjual lebih tinggi 14,89% daripada jumlah WK yang ditawarkan. Tahun 2013 merupakan tahun yang kurang bagus karena jumlah paket data yang terjual 50% lebih rendah daripada jumlah WK yang ditawarkan. Pada 2013 lalu, ada 20 WK Migas yang ditawarkan, namun hanya ada 7 perusahaan yang mengakses

(18)

2

data paket, dan data paket yang terjual termasuk keterlibatan konsorsium berjumlah 10. Lebih jelasnya bisa dilihat di Gambar 1.1.

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 1.1. Selisih Paket Data yang Terjual dengan WK yang ditawarkan

Meskipun lokasi dari W K yang ditawarkan juga mempengaruhi minat investor untuk berinvestasi di W K yang ditawarkan, anomali yang terjadi, terutama pada tahun 2013 ini menjadi catatan penting untuk mereviu kondisi apa yang terjadi sebenarnya di lapangan. Selain melihat hubungan antara jumlah WK yang ditawarkan dengan jumlah paket data yang diakses, kondisi jumlah penawaran W K migas yang laku dan tidak laku sejak tahun 2009 hingga tahun 2013 pun perlu dilihat secara objektif.

Analisis mengenai jumlah WK yang terjual dibandingkan dengan jumlah WK yang ditawarkan juga mengalami fluktuasi yang sangat jelas. Jumlah WK konvensional Migas dan Non-konvensional yang ditawarkan pada tahun

(19)

3

2009 mencapai 51 blok, dengan jumlah WK yang tidak laku sebesar 17 blok. Meski pada tahun 2010, terjadi kenaikan jumlah WK yang ditawarkan sebesar 6 blok, namun jumlah W K yang tidak laku pun mengalami kenaikan menjadi 23 blok. Tahun 2011 terjadi penurunan W K yang ditawarkan hingga 14 W K, namun jumlah WK yang tidak laku hanya 9 blok. Pada tahun 2012, ada 47 W K yang ditawarkan dengan jumlah WK yang tidak laku sebanyak 7 blok. Di tahun 2013, dengan 20 W K yang ditawarkan, lebih dari 50% WK tidak laku.

Jika dilihat secara jumlah WK yang terjual, memang ada peningkatan jumlah WK yang terjual dari tahun 2009 sampai dengan 2012. Jika tahun 2013 WK yang terjual sedikit, hal ini bisa dianggap wajar karena pada tahun 2013 ini jumlah W K yang ditawarkan hanya sejumlah 20. Dari sisi persentase perbandingan antara W K yang terjual dengan W K yang tidak terjual, ada sedikit penurunan jumlah WK yang terjual pada tahun 2010, sedangkan pada tahun 2011 sampai tahun 2012, trend WK yang terjual ada kecenderungan naik. Hanya saja, lagi-lagi terjadi anomali yang sangat jelas dimana lebih dari 50% W K yang ditawarkan tidak terjual. Gambaran umum mengenai analisis tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3.

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

(20)

4

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 1.3. Presentase Penawaran WK 2009 – 2013

Meskipun begitu, ada juga hal positif yang terjadi pada tahun 2013, bahwa jumlah paket data yang terjual hampir sama dengan jumlah WK yang ditawarkan. Sejumlah 90% perusahaan yang membeli paket data membeli WK yang ditawarkan. Kalau dilihat secara persentase, dari tahun ketahun ada peningkatan proporsi antara jumlah paket data yang terjual dengan jumlah W K yang terjual. Ini bisa terjadi karena perusahaan makin selektif dan mempunyai informasi lebih mengenai lokasi WK atau bisa karena kondisi yang lain. Analisis tersebut bisa dilihat pada Gambar 1.4.

Turunnya akses paket data, jumlah W K yang ditawarkan, dan sedikitnya WK yang menarik minat investor, berdampak terhadap menurunnya aktivitas eksplorasi migas. Hal ini pada akhirnya akan dapat mempengaruhi produksi migas nasional dalam jangka panjang.

(21)

5

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 1.4. Perbandingan Paket Data Terjual dengan WK Terjual dalam Persen

1.2. Tujuan Analisis dan Evaluasi

Melihat trend yang kurang positif yang berdampak aktivitas kegiatan eksplorasi migas, Pusdatin ESDM berinisiatif untuk melakukan kegiatan analisis dan evaluasi mengenai penurunan pemanfaatan paket data migas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi kendala teknis dan non-teknis penyebab penurunan paket data yang diakses dan jumlah pembukaan WK migas yang ditawarkan. Hasil akhir yang diharapkan adalah solusi yang tepat untuk meningkatkan minat operator untuk mengakses paket data dan juga berinvestasi di W K yang baru.

Hal ini juga mengacu kepada peran strategis Pusdatin untuk analisis dan evaluasi strategis data migas dan partisipasinya dalam menunjang penetapan WK. Hal ini terdokumentasi di PerMen ESDM No. 27 tahun 2006 mengenai turut berpartisipasinya Pusdatin dalam penetapan W K dan juga PerMEn ESDM No. 22 tahun 2012 mengenai tugas dan fungsi Pusdatin untuk melakukan analisis dan evaluasi data strategi migas.

(22)

6

1.3. Sistematika Penulisan Laporan

Agar laporan ini mudah dipahami, laporan ini ditulis dengan menggunakan alur yang terdiri dari lima bab.

Bab 1

Bab ini berisi mengenai latar belakang dan tujuan yang mendasari perlu dilakukannya analisis dan evaluasi data mengenai penurunan minat dari investor untuk membeli paket data yang dikhawatirkan akan mempengaruhi jumlah W K yang terjual, jumlah WK yang dibuka dan pada akhirnya akan mempengaruhi produksi minyak ataupun gas yang berpangaruh pada produksi energi nasional

Bab 2

Pada bab ini akan dibahas mengenai metodologi yang dilakukan dalam menganalisis penyebab teknis dan non teknis penurunan W K Migas dan akses paket data yang ditawarkan kepada investor. Metode yang dilakukan dalam hal ini adalah dengan melakukan survei dan menganalisis jawaban dari investor atau operator.

Secara umum, pertanyaan dalam survei terbagi menjadi dua bagian gambaran besar yaitu bagian teknis dan bagian non-teknis. Setiap bagian dari gambaran besar tersebut terbagi - bagi lagi menjadi beberapa bagian. Dan tiap-tiap bagian terbagi lagi menjadi beberapa pertanyaan. Jawaban dari investor akan dikumpulkan dan dihitung rata-ratanya secara detail pada setiap pertanyaan dan juga secara general pada tiap bagian.

Bab 3

Pada bab ini akan dibahas mengenai cara menganalisis jawaban-jawaban dari operator W K yang telah dikumpulkan. Analisis juga dilakukan pada tiap bagian yang membentuk sub - sub pertanyaan yang secara garis besar dapat dikategorikan menjadi dua bagian yaitu bagian teknis dan bagian non- teknis. Bagian teknis sendiri terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu ketersediaan data, kualitas data dan usulan-usulan untuk paket data. Setiap bagian-bagian tersebut dibagi-bagi lagi menjadi beberapa pertanyaan.

(23)

7

Bab 4

Bab IV (empat) berisi evaluasi data, membahas penilaian dan persepsi dari responden mengenai pertanyaan-pertanyaan yang ada di kuesioner.

Bab 5

Bab V (lima) berisi rekomendasi ke depan termasuk opsi- opsi yang bisa diambil dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang untuk masing-masing wilayah.

(24)

8

BAB 2

METODOLOGI

Untuk mencapai tujuan seperti yang tertulis dalam bab 1, ada beberapa metodologi yang dilakukan oleh Pusdatin ESDM yaitu:

a. Merancang kuesioner yang akan digunakan untuk mencari penyebab menurunnya peserta dalam akses data penawaran WK

b. Dalam kuesioner tersebut, yang direkomendasikan untuk mengisi kuesioner adalah pejabat setingkat manager atau diatasnya

c. Menganalisis sederhana secara statistik peserta bid documents, peserta akses data dan peserta lelang

d. Menganalisis lebih dalam penyebab penurunan peserta dalam akses data penawaran WK

e. Mendapatkan feedback dari stakeholders yang mengakses data penawaran WK, dan stakeholders yang membatalkan ikut lelang pasca akses data

f. Menganalisis data yang paling diminati oleh stakeholders dalam

penawaran WK

g. Mengevaluasi data yang telah disediakan dalam penawaran WK periode 2009 s.d 2013

h. Mengevaluasi tingkat kepentingan untuk menentukan tindak lanjut dalam jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

2.1 Kuesioner

Kuesioner diedarkan ke perusahaan eksplorasi dan eksploitasi migas yang beroperasi di Indonesia. Kuesioner ini berfungsi untuk mengetahui tanggapan dari operator mengenai paket data yang ditawarkan oleh Pemerintah dalam hal ini KESDM.

Secara garis besar, kuesioner terbagi menjadi dua gambaran besar yaitu kuesioner mengenai hal - hal teknis dan kuesioner mengenai hal - hal non-teknis. Hal-hal teknis sendiri terbagi menjadi beberapa bagian pembahasan, yaitu:

(25)

9

a. KETERSEDIAAN DATA

b. KUALITAS DATA

c. DATA YANG DIUSULKAN ADA DALAM DOKUMEN PAKET Sedangkan hal-hal non-teknis dibahas dalam suatu bagian.

Tiap-tiap bahasan pada bagian teknis memiliki beberapa pernyataan. Setiap operator memberikan tanggapan atau penilaian dengan range angka antara satu sampai dengan sepuluh sesuai dengan kondisi yang dirasakan oleh operator.

2.2 Skala Penilaian

Setiap operator berhak untuk menjawab atau memberi nilai ke setiap pertanyaan atau pernyataan yang ada dalam kuesioner. Penilaian ini memiliki range antara 1 (satu) sampai dengan 10 (sepuluh). Interpretasi dari setiap pertanyaan dan skala penilaian, sebagai berikut:

a. Teknis pada bab KETERSEDIAAN DATA dan KUALITAS DATA

Pada bagian ini, responden diharapkan untuk memberikan penilaian mengenai hal-hal teknis di WILAYAH INDONESIA BARAT, WILAYAH INDONESIA TENGAH dan WILAYAH INDONESIA TIMUR. Dari skala penilaian satu sampai dengan sepuluh, dibagi menjadi tiga kategori kelas response yaitu:

SANGAT KURANG dengan range 1 s.d. 2

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa hal-hal teknis yang ditanyakan di kuesioner memiliki reputasi yang sangat kurang baik KURANG dengan range 3 s.d. 4

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa hal-hal teknis yang ditanyakan di kuesioner memiliki reputasi yang kurang baik CUKUP dengan range 5 s.d. 6

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa hal-hal teknis yang ditanyakan di kuesioner memiliki reputasi yang cukup baik

(26)

10

BAIK dengan range 7 s.d. 8

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa hal-hal teknis yang ditanyakan di kuesioner memiliki reputasi yang sudah baik

SANGAT BAIK dengan range 9 s.d. 10

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa hal-hal teknis yang ditanyakan di kuesioner memiliki reputasi yang sudah sangat baik Selain penilaian reputasi menurut operator, ada kolom satu lagi mengenai PERSEPSI dari operator. PERSEPSI ini berguna untuk mengetahui tingkat kepentingan dari setiap pertanyaan atau pernyataan dari sisi operator selaku pelaku bisnis. PERSEPSI memiliki range satu sampai dengan sepuluh dengan pembagian sebagai berikut:

TIDAK PENTING dengan range 1 s.d. 2

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa hal teknis yang ditanyakan tidak penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi

KURANG PENTING dengan range 3 s.d. 4

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa hal teknis yang ditanyakan kurang penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi

CUKUP PENTING dengan range 5 s.d. 6

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa hal teknis yang ditanyakan cukup penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi

PENTING dengan range 7 s.d. 8

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa hal teknis yang ditanyakan penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi SANGAT PENTING dengan range 9 s.d. 10

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa hal teknis yang ditanyakan sangat penting dalam mendukung kegiatan eksplorasi

(27)

11

b. Teknis pada bab DATA YANG DIUSULKAN ADA DALAM DOKUMEN

PAKET

Maksud dari pertanyaan ini adalah untuk mengetahui dan mengukur respon operator mengenai penting atau tidaknya beberapa usulan data yang perlu ditambahkan dalam dokumen paket untuk mendukung kegiatan eksplorasi. Data-data ini diusulkan untuk WILAYAH INDONESIA BARAT, WILAYAH INDONESIA TENGAH dan WILAYAH INDONESIA TIMUR.

Pada tiap-tiap wilayah, operator berhak untuk memberikan penilaian mengenai tingkat kepentingan dari data yang diusulkan. Penilaian ini memiliki range antara satu dengan sepuluh dan dibagi lagi dalam tiga kategori yaitu:

TIDAK PENTING dengan range 1 s.d. 2

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa data yang diusulkan oleh KESDM tidak penting untuk mendukung kegiatan eksplorasi

KURANG PENTING dengan range 3 s.d. 4

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa data yang diusulkan oleh KESDM kurang penting untuk mendukung kegiatan eksplorasi

CUKUP PENTING dengan range 5 s.d 6

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa data yang diusulkan oleh ESDM cukup penting untuk mendukung kegiatan eksplorasi

PENTING dengan range 7 s.d. 8

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa data yang diusulkan oleh KESDM penting untuk mendukung kegiatan eksplorasi

(28)

12

SANGAT PENTING dengan range 9 s.d. 10

Penilaian ini diberikan oleh operator jika mereka merasa bahwa data yang diusulkan oleh ESDM sangat penting untuk mendukung kegiatan eksplorasi

c. Bagian Non-Teknis

Penilaian pada bagian Non-Teknis memiliki cara yang sama dengan bagian Teknis bagian KETERSEDIAAN DATA dan KUALITAS DATA d. Kolom KOMENTAR

Setiap pertanyaan atau pernyataan di kuesioner ini memiliki kolom komentar untuk mengetahui tanggapan lebih jauh dari operator mengenai pertanyaan pada nomor tersebut.

e. Tanggapan berdasarkan PENGALAMAN RESPONDEN

Pada bagian akhir dari kuesioner, ada beberapa pertanyaan lagi yang ditanyakan dan juga usulan-usulan dari operator. Tanggapan dari pertanyaan di bagian ini berupa pernyataan tertulis dari operator.

2.3 Format Pertanyaan dalam Kuesioner

Kuesioner yang dibagikan memiliki pertanyaan sebagai berikut I. BAGIAN TEKNIS

KETERSEDIAAN DATA - SEISMIK

a. Data Survei Umum sebelum tahun 1990 b. Data Survei Umum setelah tahun 1990 c. Ketersediaan Raw Data, dan vektorisasi data d. Ketersediaan data navigasi

e. Ketersediaan observer log

f. Ketersediaan lintasan data seismik

g. Ketersediaan data Processing seismik - WELL

h. Ketersediaan data sumur - LAPORAN-LAPORAN

i. Kelengkapan laporan teknis terkait sebelum tahun 19901

(29)

13

j. Kelengkapan laporan teknis terkait setelah tahun 19902

k. Data Umum seluruh basin di Indonesia3

KUALITAS DATA - SEISMIK

a. Seismic Raw Data yang disurvei sebelum tahun 1990. Daerah Darat/Transisi: 1. 3D 2. 2D Daerah Laut: 3. 3D 4. 2D

b. Seismic Raw Data yang disurvei setelah tahun 1990. Daerah Darat/Transisi: 1. 3D 2. 2D Daerah Laut: 3. 3D 4. 2D

c. Seismic Processing Data yang disurvei sebelum tahun 1990. Daerah Darat/Transisi: 1. 3D 2. 2D Daerah Laut: 3. 3D 4. 2D

d. Seismic Processing Data yang disurvei setelah tahun 1990. Daerah Darat/Transisi: 1. 3D 2. 2D Daerah Laut: 3. 3D 4. 2D

2 laporan teknis terkait: Well report, post mortem analysis report etc

3 Data umum: lokasi geografis potensi, cadangan dan sumur migas serta

(30)

14

- WELL (SUMUR)

a. Data Well sebelum tahun 1990

1. Well summary (informasi mengenai sumur) 2. Well logs

3. Media magnetic Well 4. Well reports

5. Perconto (samples) b. Data Well setelah tahun 1990

1. Well summary (informasi mengenai sumur) 2. Well logs

3. Media magnetic Well 4. Well reports

5. Perconto (samples)

DATA YANG DIUSULKAN ADA DALAM DOKUMEN PAKET a. Bathymetry / topografi

b. Gravity/magnetic c. Informasi rumpon II. BAGIAN NON-TEKNIS

1. Permasalahan tumpang tindih lahan, asas cabotage, PBB, tumpang tindih kebijakan Pemerintah dengan Pemda yang terkait dengan kebijakan dan regulasi:

a. Hutan Konservasi b. Perpajakan c. Retribusi daerah d. Bagi Hasil

e. Penerapan asas cabotage

f. Pelayanan akses paket data

g. dan lain-lain 2. Pelaksanaan Birokrasi:

a. Koordinasi

b. Lamanya proses administrasi yang dilakukan selama persiapan pengambilan dokumen lelang

c. Bantuan administrasi yang diperlukan dalam pelaksanaan selama kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di WK Migas bersangkutan.

(31)

15

3. Pembiayaan: a. Rumpon b. PBB c. dan lain-lain 4. Aksesibilitas: a. Infrastruktur b. Lokasi geografis c. Jarak d. dan lain-lain 5. Keamanan 6. Lain-lain

III. PERTANYAAN BERIKUT BERIKAN PENJELASAN BERDASARKAN PENGALAMAN RESPONDEN.

1. Secara umum, bagaimana persepsi Saudara terhadap ketersediaan data yang telah disediakan oleh Pemerintah?

2. Mengapa Saudara tertarik/tidak tertarik dengan WK Migas yang ditawarkan oleh Pemerintah c.q. Ditjen Migas?

3. Bagaimana persepsi Saudara terhadap peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mendukung kegiatan eksplorasi di WK yang ada? 4. Bagaimana persepsi Saudara terhadap peran strategis data/paket

data yang diakses dalam mendukung analisis dan evaluasi sebelum perusahaan saudara memutuskan mengikuti/tidak mengikuti lelang WK Migas?

5. Bagaimana menurut Saudara klasifikasi daerah WK yang ditawarkan (konvensional dan nonkonvensional) beserta paket datanya?

6. Saran dan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja Pemerintah dalam penyiapan paket data dan penawaran Wilayah Kerja Migas.

2.4 Menentukan Tingkat Kepentingan

Bagian ini merupakan salah satu bagian yang penting karena hasil dari penentuan tingkat kepentingan ini akan memberikan panduan mengenai langkah jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang yang dapat dilakukan oleh dalam hal ini KESDM untuk meningkatkan minat dari investor untuk mengakses data paket.

(32)

16

Melalui diskusi, disepakati bahwa penilaian tingkat kepentingan yaitu menentukan mana yang lebih penting antara KETERSEDIAAN DATA, KUALITAS DATA, DATA YANG DIUSULKAN DALAM DOKUMEN PAKET dan NON TEKNIS diputuskan melalui tiga pembanding secara berurutan yaitu:

1. Penilaian per wilayah 2. Persepsi

3. Mudah atau Tidaknya implementasi

Pertimbangan dari perbandingan atas tiga hal tersebut karena penilaian per wilayah ini memiliki cakupan yang lebih detail, kondisi di Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Sedangkan persepsi hanya memberikan gambaran secara umum sehingga kurang kuat untuk dijadikan sebagai hal utama untuk mempertimbangkan program ke depan. Mudah atau tidaknya implementasi menjadi hal terakhir yang dipikirkan karena hal ini akan menyangkut ketersediaan sumber daya di KESDM yang perlu ditelaah lebih lanjut.

Masing-masing pembanding akan memiliki skor. Pengambilan keputusan tentang lebih penting atau tidaknya suatu persoalan ditentukan oleh apakah persoalan tersebut memiliki skor lebih rendah atau tidak. Oleh karena itu skor dirancang agar persoalan-persoalan penting yang harus diperhatikan dan dilakukan tindakan mendapat skor serendah mungkin. Untuk penilaian per wilayah, semakin jelek penilaian dari responden, makin rendah juga skor yang diterima. Untuk persepsi, makin tinggi penilaian dari responden, makin rendah skor yang diperoleh, artinya jika persepsi dari responden makin tinggi, hal tersebut harus diperhatikan oleh Kementerian ESDM.

Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan tersebut dibahas pada bagian-bagian berikut ini:

2.4.1. Persepsi

Persepsi dari responden terbagi dalam lima kategori. Berdasarkan paragraf sebelumnya, makin tinggi penilaian dari responden, makin rendah skor yang didapat. Kelima kategori tersebut ditentukan skornya sebagai berikut:

(33)

17

Tabel 2.1. Kategori Persepsi

Kategori Persepsi Skor

Tidak Penting 5

Kurang Penting 4

Cukup Penting 3

Penting 2

Sangat Penting 1

Penilaian pada bagian KETERSEDIAAN DATA, sub bagian DATA YANG DIUSULKAN DALAM DOKUMEN PAKET memiliki struktur yang sama dengan Persepsi.

2.4.2. Penilaian per wilayah

Penilaian dari responden terbagi dalam 5 (lima) kategori. Berdasarkan bagian sebelumnya, makin tinggi penilaian dari responden, makin tinggi skor yang didapat. Kelima kategori tersebut ditentukan skornya sebagai berikut :

Tabel 2.2. Kategori Penilaian Perwilayah

Kategori Persepsi Skor

Sangat Kurang 1

Kurang 2

Cukup 3

Baik 4

Sangat Baik 5

2.4.3. Mudah atau Tidaknya Implementasi

Mudah atau tidaknya implementasi terbagi dalam tiga kategori, yaitu:

a. Implementasi dalam jangka waktu pendek b. Implementasi dalam jangka waktu menengah c. Implementasi dalam jangka waktu panjang

(34)

18

Tahap selanjutnya adalah tahap yang sepenuhnya berada dalam kontrol KESDM. Misalnya ada yang persepsi dan penilaian per wilayah yang memiliki skor rendah, hal ini berarti memiliki prioritas yang tinggi untuk dijadikan program, akan tetapi karena implementasinya tidak bisa dalam waktu pendek, program tersebut tidak bisa segera dilakukan. Dalam kasus lain, ada program yang sangat mudah untuk dikerjakan dalam jangka pendek, akan tetapi ternyata memiliki penilaian yang sangat tinggi pada persepsi dan penilaian per wilayah, dengan demikian hal ini tidak perlu dikerjakan.

(35)

19

BAB 3

ANALISIS DATA

Data yang digunakan dalam analisis diperoleh dari kuesioner yang dikirimkan ke perusahaan yang pernah ikut dokumen lelang, akses paket data, atau perusahaan yang memiliki aktivitas eksplorasi eksploitasi migas pada bulan Agustus 2014. Ada 165 kuesioner yang dikirimkan ke perusahaan pada bulan tersebut. Pada bulan September 2014, sudah ada sejumlah 31 responden yang mengembalikan kuesioner tersebut yang berasal dari 28 perusahaan. Profil dari responden yang mengembalikan kuesioner dapat dilihat di lampiran.

3.1. BAGIAN TEKNIS

3.1.1. KETERSEDIAAN DATA

SEISMIK

a. Data Survei Umum Sebelum Tahun 1990

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.1. Ketersediaan Data Seismik Sebelum Tahun 1990

Mayoritas dari responden untuk Indonesia Barat menilai baik dan cukup baik, sedangkan untuk Indonesia Tengah dan Timur mayoritas menjawab kurang baik. Sebagai konsekuensinya, Ketersediaan data survei umum sebelum tahun 1990 ini

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

21.7% 26.1% 47.8% 45.0% 15.0% 30.0% 15.8% 52.6% 15.8% 15.8% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

a. Data Survey Umum sebelum tahun 1990

Persepsi 22.2% 37.0% 37.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 4.3% 10.0% 3.7%

(36)

20

mendapat peniliaian yang cukup baik di Indonesia Barat dan mendapat penilaian yang kurang baik di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Lebih dari 74% responden menganggap data ini penting atau sangat penting. Hal ini mungkin dikarenakan responden menganggap makin banyak data akan semakin baik, walaupun data itu dihasilkan dari teknologi sebelum tahun 1990 yang belum maju.

b. Data Survei Umum Setelah Tahun 1990

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.2. Ketersediaan Data Seismik Setelah Tahun 1990

Mayoritas dari responden untuk Indonesia Barat menilai baik dan sangat baik, sedangkan di Indonesia Tengah dan Timur mayoritas menjawab baik dan cukup baik. Sebagai konsekuensinya, Ketersediaan data survei umum setelah tahun 1990 ini mendapat peniliaian yang baik di Indonesia Barat, lebih tinggi daripada pertanyaan sebelumnya dan mendapat penilaian yang cukup baik di Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Lebih dari 51% responden menganggap data ini sangat penting dan 33,3% mengganggap penting. Hal ini dikarenakan konsumen menginginkan data berteknologi tinggi yang lebih banyak.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

56.5% 26.1% 15.8% 26.3% 52.6% 26.3% 31.6% 36.8% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

b. Data Survey Umum setelah tahun 1990

Persepsi 33.3% 51.9% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 4.4% 4.3% 8.7% 5.3% 5.3% 3.7% 11.1%

(37)

21

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

• Mitsui Oil Exploration • Awe Limited • PT. Indrillco Bakti • BP Exploration Indonesia Ltd. • Talisman Energy • Eni Indonesia • Cooper Energy

• Mubadala Petroleum (SE Asia) Holding Ltd. • Bunga Mas International Company

• PT. Pertamina Persero (I) • PT. Pertamina Persero (II) • PT. Medco E&P Indonesia • Vico Indonesia

• CNOOC

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.3. Perbandingan Ketersediaan Data Seismik, Data Survei Sebelum dan Sesudah Tahun 1990

Perbandingan antara data survei umum sebelum tahun 1990 dengan setelah 1990 menunjukkan bahwa responden memberikan penilaian yang lebih baik untuk data-data setelah tahun 1990 seperti ditunjukkan di Gambar 3.3. Ini menunjukkan

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur Persepsi

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 periode

re

ra

ta cutoff

Batas Cukup Baik Batas Penting KETERSEDIAAN DATA SEISMIK: Data Survey

(38)

22

bahwa teknologi sangat terkait erat dengan kepuasan dari perusahaan pengakses paket data.

Persepsi dari responden mengenai pentingnya data ini juga menunjukkan bahwa data setelah tahun 1990 memiliki tingkat kepentingan lebih tinggi.

c. Ketersediaan Raw Data dan Vektorisasi Data

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.4. Ketersediaan Raw Data dan Vektorisasi Data

Untuk pertanyaan ketersediaan raw data, dan vektorisasi data, mayoritas dari responden untuk Indonesia Barat menilai baik dan sangat baik, sebagian kecil menjawab sangat kurang baik. Untuk Indonesia Tengah, mayoritas menjawab cukup baik dan baik. Ada sebagian sangat besar juga yang menilai kurang baik.Untuk Indonesia Timur mayoritas menjawab kurang baik dan sangat kurang baik. Sebagai konsekuensinya, hanya di Indonesia Barat yang mendapat penilaian rata-rata cukup baik sedangkan Indonesia Tengah dan Timur mendapat penilaian rata-rata kurang baik. Kurang lebih dari 48% responden menganggap data ini sangat penting dan 20% mengganggap penting.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

30.0% 15.0% 35.0% 35.3% 41.2% 16.7% 50.0% 22.2% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

c. Ketersediaan raw data dan vektorisasi data

Persepsi 16.0% 20.0% 48.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 10.0% % 10.0% 11.8% 11.8% 11.1% 8.0% 8.0%

(39)

23

d. Ketersediaan Data Navigasi

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.5. Ketersediaan Data Navigasi

Untuk pertanyaan ketersediaan data navigasi, mayoritas dari responden untuk Indonesia Barat menilai baik (54,5%) dan sangat baik, bagian kecil menjawab sangat kurang baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah, mayoritas menjawab baik dengan proporsi yang sangat besar 63,2%. Untuk Indonesia Timur mayoritas, 52,7% menjawab cukup baik dan baik, sedangkan sisanya menjawab kurang baik dan sangat kurang baik. Hal ini terefleksikan dirata-rata akhir penilaian di mana Indonesia Barat, Tengah dan Timur masing-masing memiliki rata-rata cukup baik. Sekitar 25,9% responden menjawab data ini penting dan 51,9% menjawab data ini sangat penting. Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

• Mitsui Oil Exploration

• Awe Limited

• PT. Indrillco Bakti

• Talisman Energy

• Eni Indonesia

• TOTAL E&P INDONESIE

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

22.7% 54.5% 21.1% 63.2% 42.1% 21.1% 31.6% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

d. Ketersediaan data navigasi

Persepsi 25.9% 51.9% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 9.1% 4.5% 9.1% 5.3% 10.5% 5.3% 7.4% 14.8%

(40)

24

• Cooper Energy

• Salamander Energy

• Mubadala Petroleum (SE Asia) Holding Ltd.

• Bunga Mas International Company

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Pertamina Persero (II)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• CNOOC

e. Ketersediaan Observer Log

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.6. Ketersediaan Observer Log

Dalam pertanyaan ketersediaan observer log, mayoritas dari responden untuk Indonesia Barat menilai cukup baik. Begitu pula untuk Indonesia Tengah, mayoritas menjawab lebih dari cukup baik dengan proporsi yang sangat besar 58,8%. Untuk Indonesia Timur mayoritas, 52,9% menjawab kurang baik dan 11,8% menjawab sangat kurang baik. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana Indonesia Barat dan Tengah masing-masing memiliki rata-rata cukup baik sedangkan di Indonesia Timur mendapat rata-rata kurang baik. Sekitar 29,2% responden menjawab data ini penting dan 41,7% menjawab data ini sangat penting.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

36.4% 27.3% 22.7% 35.3% 17.6% 41.2% 52.9% 23.5% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

e. Ketersediaan observer log

Persepsi 20.8% 29.2% 41.7% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 9.1% 4.5% 5.9% 11.8% 11.8% 4.3% 4.2%

(41)

25

f. Ketersediaan Lintasan Data Seismik

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.7. Ketersediaan Lintasan Data Seismik

Dalam pertanyaan ketersediaan lintasan data seismik, hampir 100% dari responden untuk Indonesia Barat menilai diatas cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah, hampir 86% menjawab diatas cukup baik. Untuk Indonesia Timur mayoritas, sekitar 61% menjawab diatas cukup baik. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana Indonesia Barat, Tengah dan Timur masing-masing memiliki rata-rata cukup baik. Sekitar 16% responden menjawab data ini penting dan 68% menjawab data ini sangat penting.

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

 Mitsui Oil Exploration

 Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX)

 Awe Limited

 PT. Indrillco Bakti

 PT. Mentari Abdi Pertiwi

 Talisman Energy

 Eni Indonesia

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

21.7% 60.9% 15.8% 31.6% 47.4% 38.9% 33.3% 27.8% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

f. Ketersediaan lintasan data seismik

Persepsi 16.0% 68.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 4.4% 13.0% 5.3% 4.0% 12.0%

(42)

26

 TOTAL E&P INDONESIE

 Cooper Energy

 Mubadala Petroleum (SE Asia) Holding Ltd.

 Bunga Mas International Company

 PT. Pertamina Persero (I)

 PT. Pertamina Persero (II)

 PT. Medco E&P Indonesia

 Vico Indonesia

 PT. Saka Energi Indonesia

 CNOOC

g. Ketersediaan Data Processing Seismik

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.8. Ketersediaan Data Processing Seismik

Untuk pertanyaan ketersediaan data processing seismik, sekitar 70% dari responden untuk Indonesia Barat menilai lebih dari cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah, sekitar 67% menjawab lebih dari cukup baik. Untuk Indonesia Timur, mayoritas lebih dari 50% menjawab diatas kurang baik dan sangat kurang baik. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian Indonesia Barat dan Tengah masing-masing memiliki rata-rata cukup baik sedangkan di Indonesia Timur mendapat rata-rata kurang baik. Sekitar 40,7% responden menjawab data ini penting dan 37% menjawab data ini sangat penting.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

26.1% 34.8% 30.4% 27.8% 27.8% 33.3% 50.0% 25.0% 20.0% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA SEISMIK:

g. Ketersediaan data processing seismik

Persepsi 40.7% 37.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 4.3% 4.4% 5.6% 5.5% 5.0% 3.8% 3.7% 14.8%

(43)

27

WELL

a. Ketersediaan Data Sumur

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.9. Ketersediaan Data Sumur

Untuk pertanyaan ketersediaan data sumur, seperti tampak pada Gambar 3.9, sekitar 84% dari responden untuk Indonesia Barat menilai diatas cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah dan Timur dengan porsi masing-masing 89,3% dan 70%. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana Indonesia Barat, Tengah dan Timur masing-masing memiliki rata-rata cukup baik. Sekitar 25,9% responden menjawab data ini penting dan 55,6% menjawab data ini sangat penting.

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

• Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX)

• Awe Limited

• PT. Indrillco Bakti

• BP Exploration Indonesia Ltd.

• Talisman Energy

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

16.0% 20.0% 48.0% 16.0% 26.3% 57.9% 30.0% 35.0% 30.0% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA WELL:

h. Ketersediaan data sumur

Persepsi 25.9% 55.6% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 5.3% 10.5% 5.0%

(44)

28

• Eni Indonesia

• Cooper Energy

• Salamander Energy

• Mubadala Petroleum (SE Asia) Holding Ltd.

• Bunga Mas International Company

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• PT. Saka Energi Indonesia

• CNOOC

LAPORAN-LAPORAN TEKNIS

a. Kelengkapan Laporan Teknis Sebelum Tahun 1990

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.10. Kelengkapan Laporan Teknis Sebelum Tahun 1990

Untuk pertanyaan kelengkapan laporan teknis terkait sebelum tahun 1990, seperti tampak pada Gambar 3.10, sekitar 76% dari responden untuk Indonesia Barat menilai cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah dengan proporsi 57,9% dari responden menjawab diatas cukup baik. Untuk Indonesia Timur, mayoritas menjawab kurang baik dengan proporsi 50% dan sangat kurang baik dengan proporsi sekitar 10%. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian Indonesia Barat dan

4.0%

4.0% 10.5% 10.0%

(45)

29

Tengah memiliki rata-rata cukup baik sedangkan Indonesia Timur memiliki rata-rata kurang baik. Sekitar 50% responden menjawab data ini penting dan tidak ada yang menjawab sangat penting.

b. Kelengkapan Laporan Teknis Setelah Tahun 1990

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.11. Kelengkapan Laporan Teknis Setelah Tahun 1990

Untuk pertanyaan kelengkapan laporan teknis terkait setelah tahun 1990, sekitar 92% dari responden untuk Indonesia Barat menilai lebih dari cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah dengan proporsi sekitar 87% dari responden menjawab lebih dari cukup baik. Untuk Indonesia Timur, mayoritas juga menjawab lebih dari cukup baik dengan proporsi 85%. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian Indonesia Barat, Tengah dan Timur memiliki rata-rata cukup baik. Sekitar 34,6% responden menjawab data ini penting dan 46,2% menjawab sangat penting.

Analisis lanjutan mengenai kelengkapan laporan teknis sebelum tahun 1990 dan setelah tahun 1990 menunjukkan bahwa responden memberikan nilai lebih tinggi setelah tahun 1990 seperti tampak pada Gambar 3.12.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

20.0% 64.0% 16.7% 27.8% 44.4% 20.0% 35.0% 40.0% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA LAPORAN-LAPORAN:

j. Kelengkapan laporan teknis terkait *setelah tahun 1990 Persepsi 15.4% 34.6% 46.2% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 8.0% 8.0% 5.5% 5.6% 5.0% 3.8%

(46)

30

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.12.Perbandingan Kelengkapan Laporan Teknis Sebelum dan Sesudah Tahun 1990

Bahkan persepsi dari perusahaan energy menunjukkan bahwa kelengkapan laporan teknis setelah tahun 1990 jauh lebih penting daripada sebelum tahun 1990, dapat dilihat dari lebarnya perbedaan pada persepsi.

c. Data Umum Seluruh Basin di Indonesia

Untuk pertanyaan data umum seluruh basin di Indonesia, seperti tampak pada Gambar 3.13 di bawah, sekitar 88% dari responden menilai untuk Indonesia Barat lebih dari cukup baik. Begitupula untuk Indonesia Tengah dengan proporsi 80% dari responden menjawab lebih dari cukup baik. Untuk Indonesia Timur, mayoritas juga menjawab lebih dari cukup baik dengan proporsi sekitar 80%. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian Indonesia Barat, Tengah dan Timur memiliki rata-rata cukup baik. Sekitar 37% responden menjawab data ini penting dan 40,7% menjawab sangat penting.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur Persepsi

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 periode

re

ra

ta cutoff

Batas Cukup Baik Batas Penting KETERSEDIAAN DATA LAPORAN-LAPORAN:

(47)

31

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.13. Data Umum Keseluruhan Basin Indonesia

3.1.2. KUALITAS DATA

SEISMIK

a. Seismic Raw Data

Daerah Darat/Transisi yang disurvei sebelum 1990: 1. Tiga Dimensi (3D)

Pada pertanyaan 3D seismic raw data daerah darat/transisi yang disurvei sebelum tahun 1990, seperti tampak pada Gambar 3.14, tampak bahwa responden sepakat memberi penilaian yang seragam untuk Indonesia Barat, Tengah dan Timur dengan mayoritas menjawab kurang baik. Proporsi responden yang menjawab kurang baik adalah 61,1%, 53,8% dan 71,4% untuk Indonesia Barat, Tengah dan Timur dengan ada lagi sebagian kecil yang memberikan penilaian sangat kurang baik. Penilaian ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana Indonesia Barat, Tengah dan Timur memiliki rata-rata penilaian kurang baik. Sekitar 50% responden menjawab data ini sangat penting dan 27,8% menjawab penting.

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

44.0% 32.0% 20.0% 40.0% 30.0% 47.6% 23.8% 23.8% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 1. KETERSEDIAAN DATA LAPORAN-LAPORAN:

k. Data umum **seluruh basin di Indonesia

Persepsi 37.0% 40.7% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 12.0% 12.0% 10.0% 4.8% 3.7% 3.8% 14.8%

(48)

32

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.14. Seismik 3D Raw Data Daerah Darat Sebelum Tahun 1990

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut: • Awe Limited • PT. Indrillco Bakti • Talisman Energy • Eni Indonesia • Cooper Energy

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• PT. Saka Energi Indonesia

2. Dua Dimensi (2D)

Pada pertanyaan 2D seismic raw data daerah darat/transisi yang disurvei sebelum tahun 1990, responden memberikan penilaian yang lebih baik daripada 3D. Seperti terlihat pada Gambar 3.15, tampak bahwa mayoritas responden sepakat memberi penilaian lebih dari cukup baik untuk Indonesia Barat dan Tengah dengan persentase sebesar 65,1% dan 58,8%. Untuk Indonesia Timur sendiri, mayoritas menjawab kurang baik dengan persentase sebesar 55,6% dan sangat

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

61.1% 27.8% 53.8% 30.8% 71.4% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2. KUALITAS DATA SEISMIK:

a.Seismik Raw Data yang disurvey sebelum tahun 1990.

Daerah Darat/Transisi: 3D Persepsi 27.8% 50.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 11.1% 7.7% 7.7% 7.1% 7.1% 14.3% 5.6% 5.6% 11.1%

(49)

33

kurang baik sebesar 5,5%. Penilaian Indonesia Barat dan Tengah memiliki rata-rata penilaian cukup baik dan Timur memiliki rata-rata penilaian kurang baik. Sekitar 50% responden menjawab data ini sangat penting dan 23,1% menjawab penting.

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.15. Seismik 2D Raw Data Daerah Darat Sebelum Tahun 1990

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

• Japan Petroleum Exploration Co. Ltd. (JAPEX)

• Awe Limited • PT. Indrillco Bakti • BP Exploration Indonesia Ltd. • Talisman Energy • Eni Indonesia • Cooper Energy

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• PT. Saka Energi Indonesia

• CNOOC

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

34.8% 21.7% 43.5% 41.2% 52.9% 55.6% 16.7% 22.2% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2. KUALITAS DATA SEISMIK:

a.Seismik Raw Data yang disurvey sebelum tahun 1990.

Daerah Darat/Transisi: 2D Persepsi 15.4% 23.1% 50.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 5.6% 5.9% 7.7% 3.8%

(50)

34

Daerah Darat/Transisi yang disurvei setelah tahun 1990

1. Tiga Dimensi (3D)

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.16. Seismik 3D Raw Data Daerah Darat Setelah Tahun 1990

Pada pertanyaan 3D seismic raw data daerah darat/transisi yang disurvei setelah tahun 1990, reponden sepertinya sepakat untuk memberikan penilaian yang sangat bertolak belakang daripada sebelum tahun 1990. Disini mayoritas responden memberikan penilaian baik untuk ketiga daerah. Proporsi responden yang memberikan penilaian diatas baik masing-masing sebesar 61,1%, 57,2% dan 57,2% seperti terlihat pada Gambar 3.16. Penilaian ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana masing-masing daerah memiliki rata-rata penilaian cukup baik. Sekitar 50% responden menjawab data ini sangat penting dan 33,3% menjawab penting.

Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut:

• Awe Limited

• PT. Indrillco Bakti

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

27.8% 38.9% 22.2% 21.4% 28.6% 28.6% 21.4% 42.9% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2. KUALITAS DATA SEISMIK:

b.Seismik Raw Data yang disurvey setelah tahun 1990.

Daerah Darat/Transisi: 3D Persepsi 16.7% 33.3% 50.0% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 5.6% 5.5% 7.1% 14.3% 14.3% 7.1% 14.3%

(51)

35

• Talisman Energy

• Eni Indonesia

• Salamander Energy

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Pertamina Persero (II)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• PT. Saka Energi Indonesia

2. Dua Dimensi (2D)

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.17. Seismik Raw Data Daerah Darat, 2D Setelah Tahun 1990

Pada pertanyaan 2D seismic raw data daerah darat/transisi yang disurvei setelah tahun 1990 2D, mayoritas responden memberikan penilaian diatas baik untuk masing-masing daerah. Seperti terlihat pada Gambar 3.17, tampak bahwa proporsi responden yang memberikan penilaian diatas baik untuk Indonesia Barat, Tengah dan Timur masing-masing sebesar 69,6%, 76,9% dan 47%. Untuk Indonesia Timur sendiri, meskipun responden yang memberikan penilaian diatas baik tidak menyentuh angka 50%, akan tetapi ada 41,2% yang menjawab cukup baik. Hal ini terefleksikan di rata-rata akhir penilaian dimana Indonesia Barat dan Tengah

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur

26.1% 52.2% 17.4% 23.1% 53.8% 23.1% 41.2% 41.2% Penilaian Perwilayah Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik 2. KUALITAS DATA SEISMIK:

b.Seismik Raw Data yang disurvey setelah tahun 1990.

Daerah Darat/Transisi: 2D Persepsi 30.4% 56.5% Persepsi Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Ind.Barat Ind.Tengah Ind.Timur Persepsi wilayah re ra ta Penilaian Sangat Kurang Kurang Cukup Baik Sangat Baik Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting 4.3% 5.9% 11.7% 13.0%

(52)

36

memiliki rata-rata penilaian baik dan Timur memiliki rata-rata penilaian cukup baik. Sekitar 56,5% responden menjawab data ini sangat penting dan 30,4% menjawab penting. Perusahaan yang menjawab data ini sangat penting, sebagai berikut: • Awe Limited • PT. Indrillco Bakti • BP Exploration Indonesia Ltd. • Talisman Energy • Eni Indonesia • Salamander Energy

• Mubadala Petroleum (SE Asia) Holding Ltd.

• PT. Pertamina Persero (I)

• PT. Pertamina Persero (II)

• PT. Medco E&P Indonesia

• Vico Indonesia

• PT. Saka Energi Indonesia

• CNOOC

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.18. Perbandingan Seismik 3D Raw Data Daerah Darat Sebelum dan Sesudah Tahun 1990

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur Persepsi

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 periode

re

ra

ta cutoff

Batas Cukup Baik Batas Penting KUALITAS DATA SEISMIK:

(53)

37

Analisis lanjutan mengenai 3D maupun 2D seismic raw data darat sebelum tahun 1990 dan setelah tahun 1990 menunjukkan bahwa ada peningkatan penilaian dari konsumen seiring dengan perubahan tahun. Ini menunjukkan adanya peran teknologi terhadap persepsi perusahaan migas.

Sumber : Data Olahan Pusdatin ESDM

Gambar 3.19. Perbandingan Seismik 2D Raw Data Daerah Darat Sebelum dan Sesudah Tahun 1990

Pada data 3D dapat juga dilihat bahwa untuk daerah darat, persepsi perusahaan energi memiliki rata-rata hampir sama baik untuk sebelum dan sesdah 1990. Ini menunjukkan bahwa data ini penting. Untuk 2D, rata-rata persepsi memiliki beda yang agak jauh tapi masih menunjukkan pentingnya data ini.

Daerah Laut yang disurvei sebelum 1990: 1. Tiga Dimensi (3D)

Pada pertanyaan 3D seismic raw data daerah laut yang disurvei sebelum tahun 1990, mayoritas responden memberikan penilaian di atas cukup baik untuk Indonesia Barat dan Tengah dengan proporsi sebesar 58,8% dan 61,6%, sedangkan untuk Indonesia Timur mayoritas

Indonesia.Barat Indonesia.Tengah Indonesia.Timur Persepsi

0.0 2.5 5.0 7.5 10.0

Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 Sebelum 1990 Setelah 1990 periode

re

ra

ta cutoff

Batas Cukup Baik Batas Penting KUALITAS DATA SEISMIK:

Gambar

Gambar 1.1. Selisih Paket Data yang Terjual dengan WK yang ditawarkan  Meskipun  lokasi  dari  W K  yang  ditawarkan  juga  mempengaruhi  minat  investor  untuk  berinvestasi  di  W K  yang  ditawarkan,  anomali  yang  terjadi,  terutama pada tahun 2013 in
Gambar 1.2. Data Penawaran WK 2009 – 2013
Gambar 1.3. Presentase Penawaran WK 2009 – 2013
Gambar 1.4. Perbandingan Paket Data Terjual dengan WK Terjual  dalam Persen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka di peroleh kesimpulan bahwa Ada pengaruh efektivitas senam aerobik terhadap kontol KGD pada penderita DM tipe 2

Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007). Pada pasien ini, didapatkan pemeriksaan fisik didapatkan Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm,

Ramuan mempunyai efektifitas yang setara dengan obat pembanding bila dilihat hasil pengukuran pada hari yang sama, menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara

Penyajian, hanya perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk yang telah membuat penyajian biaya pengendalian lingkungan alam.Hal ini tercermin dalam biaya restorasi tanah tambang yang muncul

Hasil daya tahan hidup spermatozoa yang diperoleh pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh beberapa peneliti

Relevansi adalah jika hasil uji tempel positif terhadap satu atau lebih bahan alergen, dan alergen penyebab sesuai dengan reaksi alergi jika bahan tersebut digunakan pada

Rahim Darma kontribusi produksi ikan Indonesian sebesar 13,6 juta ton atau sekitar 14,54% terhadap produksi perikanan dunia. Selain potensi perikanan tangkap, potensi

Penelitian isolasi dan karakterisasi senyawa dari fraksi VI ekstrak etanol Umbi Talas safira (Colocasia esculenta Schott var. antiquorum) dilakukan dalam enam tahap