GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Latar Belakang Perusahaan
PT. Mulia Knitting Factory berdiri pada tanggal 30 September 1955, didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden Udjer. Sejak saat berdirinya hingga tahun 1981, PT. Mulia Kniting Factory berlokasi di Jalan Aipda K.K Tubun No. 6 Jakarta Barat. Kemudian pindah lokasi Jalan Daan Mogot KM 16, Jakarta Barat pada tahun 1982.
Modal yang disetor oleh pendiri pada saat pendiriannya sejumlah Rp. 50,000,000,-. Kemudian pada tahun 1979 menjadi Rp. 100,000,000,-.
PT. Mulia Knitting Factory adalah perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas yang didirikan dengan akte notaris Mr. Rd. Soedja No. 230 tanggal 30 Juli 1955, ditetapkan melalui Menteri Kehakiman No. 3A5/118/22 tanggal 28 Desember 1955. Kemudian diberitakan dalam Berita Negara No. 27 Tahun 1956, yang berkali-kali diubah, ditambah, dan terakhir dengan Akte Notaris Henk Limanov No. 16 Tanggal 11 Januari 1984.
PT. Mulia Knitting Factory merupakan perusahaan industri tekstil perajutan tertua di Indonesia dengan pimpinannya saat ini adalah H. Max Mulyadi Supangkat. Bidang inti usahanya adalah Knitting Factory, dimana sejak dini proses produksi perusahaan sudah menjangkau tingkat semi integrated. Adapun jenis produksi perusahaan pada awal didirikan terdiri dari pakaian dalam pria maupun wanita, namun pada akhirnya hanya memproduksi pakaian dalam pria saja.
Pada tahun 1976, merupakan tahun yang penting bagi PT. Mulia Knitting Factory, dimana pada tahun tersebut perusahaan mulai mengalami perkembangan yang signifikan, perusahaan selain memproduksi produk pesanan dari perusahaan lain, juga mulai menghasilkan produk sendiri untuk dijual.
Pada tahun 1979, perusahaan mengalami perluasan dalam bidang produksinya. Hal ini tidak terlepas dari bantuan pemerintah yang berupa bantuan kredit dari Bank Negara Indonesia 1946. Pada tahun itu juga, perusahaan setelah mampu menghasilkan produk dengan mutu yang dapat bersaing dengan produk dari Hongkong, Taiwan, dan Korea, mencoba untuk memasuki pasar luar negeri yaitu Swedia, Perancis, Jerman dan kemudian Rumania.
Pada awal berdirinya PT. Mulia Knitting Factory, hanya mempekerjakan 183 karyawan, namun seiring perkembangan perusahaan, kini karyawan perusahaan berjumlah kurang lebih 1500 orang. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan yang merupakan merek dagang sendiri dari perusahaan antara lain Rider, Spike, dan Swan Brand, namun ada juga produk yang dihasilkan PT. Mulia Knitting Factory yang tidak memakai merek dagang perusahaan melainkan merek dagang dari perusahaan pemesan.
2.2. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Bentuk perusahaan PT. Mulia Knitting Factory adalah Perseroan Terbatas Tertutup, karena pemilikan saham hanya diperuntukan bagi pihak keluarga dari pendiri perusahaan saja. Sedangkan struktur organisasi PT. Mulia Knitting Factory dapat dilihat dari gambar berikut.
DEWAN KOMISARIS DIREKSI SEKRETARIS HUMAS Manajer Personalia Manajer Pemasaran Manajer Keuangan Manajer Produksi dan Teknik Bagian Umum Bagaian Personalia Bagian Pembelian Bagian Penjualan Bagian Gudang dan Transportasi Bagian Pembukuan Bagian Bendahara Bagian Kalkulasi Anggaran Bagian BDF Bagian Perajutan Bagian Pemeriksaan dan Perbaikan Bagian Garment
Diagram 2.1 Struktur Organisasi PT. Mulia Knitting Factory
Dalam struktur organisasi perusahaan PT. Mulia Knitting Factory, kekuasaan tertinggi dipegang oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris memiliki kekuasaan untuk mengangkat dan memberhentikan direksi, serta mengawasi Direksi dalam mengelola perusahaan.
Perumusan kebijaksanaan dan rencana-rencana dilakukan oleh Direksi. Dalam hal ini Direksi dibantu oleh Humas dan Sekretaris Perusahaan. Dalam tugasnya
sehari-hari, Direktur Utama (Direksi) dibantu oleh seorang sekretaris, yang bertugas untuk membantu dalam mengawasi bagian-bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Direksi adalah:
a. Menjalankan roda perusahaan b. Memutuskan persoalan penting
c. Mengawasi maisng-masing bagian dalam perusahaan
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari, Direktur Utama juga dibantu oleh: 1. Manajer Personalia
Manajer Personalia mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
• Mengatur pelaksanaan masalah tata usaha personalia atau kepegawaian dan pembayaran gaji atau upah.
• Mencari tenaga kerja baru apabila sedang dibutuhkan
• Bertanggung jawab atas penerimaan dan penempatan pegawai
Manajer Personalia membawahi bagian Personalia dan bagian Umum. Bagian Personalia mencakup administrasi, pembinaan karyawan baru dan rekrutmen. Bagian umum mencakup karyawan-karyawan umum seperti satpam, kebersihan, sopir, poliklinik, dan perawatan bangunan.
2. Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
• Bertanggung jawab atas pembelian bahan-bahan baku, bahan pembantu dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan produksi maupun tidak.
• Bertanggung jawab atas penjualan atau pemasaran dari hasil produksi
• Bertanggung jawab atas penyimpanan barang di gedung dan pengiriman barang jadi kepada agen.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Pemasaran ini membawahi 3 bagian, yaitu: a. Bagian Pembelian
b. Bagian Penjualan
c. Bagian Gudang dan Transportasi
3. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
• Menyediakan dana untuk semua anggaran
• Bertanggung jawab atas pembayaran utang kepada kreditur dan pembayaran utang
• Menyusun kalkulasi harga pokok produksi dan menyusun anggaran pembelian barang-barang untuk keperluan produksi dan lainnya.
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer Keuangan membawahi 3 bagian yaitu: a. Bagian Pembukuan
b. Bagian Bendahara
4. Manajer Produksi dan Teknik
Manajer Produksi dan Teknik mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai berikut:
• Bertanggung jawab atas kelancaran produksi • Menyusun anggaran produksi
• Bertanggung jawab atas pemeliharaan meisn
Dalam melaksanakan tugasnya, Manajer produksi dan teknik membawahi 5 bagian, yaitu:
a. Bagian Perencanaan Produksi b. Bagian Perajutan
c. Bagian Pemutihan, Pencelupan dan Penyempurnaan d. Bagian Garment
e. Bagian Pemeriksaan dan Perbaikan
2.3. Manajemen Sumber Daya Perusahaan 2.3.1 Tenaga Kerja
PT Mulia Knitting Factory mempekerjakan dua tipe karyawan yaitu karyawan tetap (bulanan) dan karyawan harian. Karyawan tetap (bulanan) antara lain terdiri dari karyawan kantor, dan sebagian staf administrasi lantai produksi. Sedangkan karyawan harian antara lain meliputi sebagian staf administrasi lantai produksi, dan karyawan bagian produksi pada umumnya.
Untuk perekrutan karyawan kantor bagian Personalia menetapkan standar tertentu beberapa proses pengujian yang harus dilalui calon karyawan. Jumlah tenaga kerja PT Mulia Knitting Factory hingga saat ini adalah sebagai berikut :
Karyawan tetap (bulanan) = 250 orang Karyawan harian = 1250 orang
Hari kerja di PT Mulia Knitting Factory adalah Senin – Jumat dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut :
Karyawan Kantor
Jam kerja : 08.00 – 17.00 WIB Jam Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB Karyawan Lantai produksi dan gudang
Shift I : 07.30 – 16.30 WIB Shift II : 16.30 – 00.30 WIB Shift III : 00.30 – 07.30 WIB Jam Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
2.3.2 Sistem Penggajian
PT Mulia Knitting Factory memberikan gaji pokok kepada karyawannya sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan jumlahnya meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh PT. Mulia Knitting Factory. Selain itu Perusahaan juga memberikan tunjangan-tunjangan seperti THR (Tunjangan Hari Raya) dan TAT (Tunjangan Akhir Tahun).
2.3.3 Kesejahteraan Tenaga Kerja
Untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawannya PT Mulia Knitting Factory memberikan beberapa jaminan antara lain jaminan kesehatan (JAMSOSTEK), dan poliklinik untuk pengobatan gratis. Selain itu perusahaan juga melakukan beberapa kegiatan sosial seperti pengadaan lomba pada event tertentu dan kegiatan pertandingan olahraga.
2.4. Lantai Produksi dan Gudang
Lantai produksi pada PT. Mulia Knitting Factory terdiri dari bagian Knitting,
Bleaching Dyeing Finishing, Yarn Dyeing, dan Garment. Setiap bagian ini memiliki
tugas dan tanggung-jawab masing-masing yang saling berkaitan untuk membentuk aliran proses produksi dari bahan baku (benang mentah) hingga menjadi barang jadi (kain jadi maupun pakaian jadi).
Sedangkan untuk bagian Gudang, PT. Mulia Knitting Factory memiliki 3 buah gudang, yaitu:
• Gudang I untuk menyimpan bahan-bahan dan perlengkapan untuk persiapan produksi, seperti benang mentah, sparepart, bahan kimia, maupun jarum. Juga untuk menyimpan bahan jadi seperti kain.
• Gudang II untuk menyimpan aksesoris yang diperlukan untuk kebutuhan bagian
Garment, seperti benang jahit, plastik pembungkus, benang nilon, dan lain-lain.
• Gudang III untuk menyimpan produk-produk jadi yang dihasilkan dari bagian
Pada lantai produksi terdapat dua jenis order atau pesanan yang berbeda yang harus dipenuhi, yaitu:
Order dari pembeli luar (buyer)
Order dari buyer biasanya berupa kain jadi baik kain warna polos mupun kain warna stripper. Dimana pada awalnya pihak pembeli melakukan negosiasi dengan bagian marketing perusahaan mengenai produk yang diinginkan (jenis kain, benang yang digunakan, setting kain yang diinginkan, dan warna). Kemudian berdasarkan jenis pesanan yang diinginkan pihak pembeli, bagian marketing meminta laboratorium untuk melakukan pengujian terhadap warna dan jenis kain yang sesuai. Setelah itu, hasil pengujian yang terdiri dari beberapa sampel warna, akan disampaikan kepada pihak pembeli melalui bagian marketing. Setelah dicapai kesepakatan antara pihak pembeli dan marketing perusahaan, maka bagian marketing akan menurunkan Order Sheet (O.S) kepada bagian Knitting, Pencelupan (BDF), Laboratorium, dan Yarn Dyeing (Pencelupan Benang).
Setelah menerima O.S, Bagian Knitting akan melakukan proses perajutan kain sesuai spesifikasi dan berdasarkan batas waktu yang tercantum dalam O.S. Hasil dari bagian Knitting yang berupa kain grey, kain stripper, maupun kragh dan manset akan diteruskan ke bagian pencelupan untuk dicuci saja (kain stripper dan kragh/manset) atau dicelup warna (kain grey) sesuai spesifikasi yang diminta pihak pembeli.
Kemudian hasil dari bagian pencelupan akan dikemas setelah dilakukan
Kain yang telah di-packing akan diteruskan ke bagian gudang barang jadi untuk diatur jadwal pengirimannya ke pembeli.
Aliran proses pada lantai produksi berdasarkan order dari pembeli luar (buyer) dapat dilihat pada gambar berikut.
Pembeli luar (Buyer)
Marketing
Knitting
Laboratorium Yarn Dyeing
Pencelupan (BDF)
Setting (bulat) Stenter (Belah)
Gudang
O.S O.S O.S
O.S
Diagram 2.2 Aliran Produksi berdasarkan Order Buyer Order dari bagian Garment perusahaan sendiri.
Order dari bagian garmen perusahaan sendiri berupa kain warna polos maupun kain warna stripper untuk diproses lebih lanjut menjadi pakaian jadi pada bagian garment perusahaan.
Pada awalnya, bagian Garment menurunkan O.S permintaan kain kepada bagian Knitting, Pencelupan (BDF). Setelah menerima O.S, bagian Knitting akan merajut kain sesuai yang diminta bagian Garment, kemudian kain mentah hasil rajutan diteruskan ke bagian Pencelupan untuk dicelup warna sesuai spesifikasi yang diminta. Selanjutnya kain yang telah selesai dicelup warna akan disetting bulat dan diinspeksi, kemudian dikirim ke bagian
Garment.
Aliran proses pada lantai produksi berdasarkan order dari bagian Garment dapat dilihat pada gambar berikut.
Garment Knitting Pencelupan (BDF) Setting (bulat) O.S O.S
2.5. Bagian Kniting
Bagian Knitting (Perajutan) merupakan bagian lantai produksi yang melakukan kegiatan perajutan kain dari bahan baku yang berupa berang mentah menjadi kain grey (mentah)
2.5.1 Bahan Baku Bagian Knitting
Adapun jenis-jenis bahan baku yang digunakan pada bagian Knitting ini antara lain : • Benang COMBED 16 S • Benang COMBED 20 S • Benang COMBED 24 S • Benang COMBED 40 S • Benang COMBED 32 S • Benang SPANDEX 140 D • Benang SPANDEX 280 D • Benang CARDED 20 S
• Benang LAWE COMBED 20 S • Benang LAWE CARDED 20 S • Benang MISTY COMBED 32 S
2.5.2 Sub Bagian Knitting
Bagian Knitting (perajutan) terbagi atas tiga sub bagian, yaitu: a. Sub Bagian perajutan kain Grey
Merupakan bagian yang menangani pesanan atau order untuk manghasilkan kain Grey, dimana kain Grey ini akan diproses lebih lanjut pada bagian pencelupan warna dan garment.
b. Sub Bagian perajutan kain Stripper
Merupakan bagian yang menangani pesanan atau order untuk menghasilkan kain stripper, dan kain dengan motif atau corak gambar tertentu. Kain
Stripper yang dihasilkan akan dicuci di bagian BDF untuk kemudian dikirim
ke garment ataupun ke gudang barang jadi. c. Sub Bagian perajutan Kragh dan Manset
Merupakan bagian yang menangani pesanan atau order untuk merajut kain untuk bagian kragh dan manset.
2.5.3 Mesin-Mesin dan Peralatan Bagian Knitting
Pada bagian Knitting mesin-mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi sehari-hari yaitu:
• Mesin Single Knitt merek Fukuhara, berjumlah 26 mesin
• Mesin Single Knitt merek Tarrot untuk jenis kain Jersey, berjumlah 5 mesin • Mesin Single Knitt merek Tarrot untuk jenis kain Interlock, berjumlah 3 mesin • Mesin Rib merek Fukuhara, berjumlah 67 mesin
• Mesin Flat Knitting untuk Kragh merek Matsuya Corporation, berjumlah 17 mesin
• Mesin Flat Knitting untuk Manset merek Matsuya Corporation, berjumlah 13 mesin
• Mesin Double Jacquard untuk perajutan kain Stripper • Mesin Single Jacquard untuk perajutan kain Stripper • Mesin inspeksi Quality Control, berjumlah 5 buah Jenis-jenis jarum yang digunakan antara lain:
Jarum merek Sugiura, digunakan pada mesin Rib
Jarum merek Fukuhara, digunakan pada mesin Single Knitt Jarum merek Groz Beckert, digunakan pada mesin Tarrot
2.5.4 Hasil Produksi Bagian Knitting
Hasil produksi pada bagian Knitting terdiri dari: Kain Single Knitt
Kain Interlock Kain Single Lacoste Kain Double Lacoste Kain Rib 1 x 1 Kain Rib 4 x 4 Kain Rib 2 x 1 Kain Rib 5 x 2 Kain Rib 2 x 2 Kragh dan Manset Kain Electro Stripe Kain Jacquard 32 s Kain Feeder Stripe
2.6. Bagian Bleaching Dyeing and Finishing (BDF)
Bagian Bleaching Dyeing Finishing (BDF) merupakan bagian dari lantai produksi yang melakukan kegiatan pencucian dan pencelupan warna terhadap kain yang dihasilkan dari bagian Knitting sesuai dengan Order Sheet yang diterima.
2.6.1 Sub Bagian BDF
Bagian BDF terbagi atas dua sub bagian, yaitu: a. Sub Bagian pencelupan kain berwarna
Merupakan bagian yang melakukan kegiatan pencucian dan pencelupan kain mentah (grey) menjadi kain berwarna sesuai dengan warna yang diminta atau ditentukan dalam order sheet.
b. Sub Bagian pencelupan kain warna putih
Merupakan bagian yang khusus melakukan kegiatan pencucian dan pencelupan kain grey menjadi kain warna putih.
c. Sub Bagian Stenter
Merupakan bagian yang menangani proses akhir dari kegiatan produksi pada bagian BDF, dimana kain yang telah selesai dicelup warna akan dikirim ke bagian stenter untuk dibelah dan difinishing.
d. Laboratorium
Merupakan bagian BDF yang melakukan kegiatan riset dan pengujian untuk menemukan formula komposisi warna yang tepat yang memenuhi spesifikasi warna kain yang diminta oleh customer.
2.6.2 Mesin-Mesin Bagian BDF
Mesin –mesin yang digunakan untuk kegiatan produksi sehari-hari pada bagian BDF antara lain:
Mesin DONG A kapasitas 200 kg, berjumlah 9 mesin Mesin DONG A kapasitas 400 kg, berjumlah 6 mesin Mesin pencelup 1 rol, berjumlah 2 mesin
Mesin Calator, berjumlah 2 mesin Mesin Sentrifugal, berjumlah 1 mesin Mesin Pengering, berjumlah 1 mesin Mesin Setting
Mesin Haspel kapasitas 200 kg, berjumlah 10 mesin Mesin Haspel kapasitas 400 kg, berjumlah 4 mesin Mesin inspeksi Quality Control, berjumlah 2 mesin Mesin Compactor, berjumlah 1 mesin
Mesin Weis, berjumlah 1 mesin Mesin Jahit biasa
Mesin Stenter, berjumlah 1 mesin
2.7. Bagian Yarn Dyeing
Bagian Yarn Dyeing merupakan bagian dari lantai produksi yang melakukan kegiatan pencelupan benang mentah menjadi benang berwarna. Dimana proses pencelupan warna untuk benang rata-rata memakan waktu ± 5 – 8 jam untuk warna muda (putih, kuning), dan ± 12 jam untuk warna tua (hitam, biru tua).
Mesin Kamitsu Sowinding
Digunakan untuk memintal benang yang masih mentah (belum dicelup warna). Mesin Kamitsu Rewinding
Digunakan Untuk memintal benang yang telah selesai dicelup warna. Mesin Pres
Mesin Pencelupan benang merek Thies
Digunakan untuk melakukan pencelupan warna pada benang. Kapasitas untuk sekali pencelupan adalah 257 kg.
2.8. Bagian Garment
Bagian Garment merupakan bagian dari lantai produksi yang melakukan kegiatan penjahitan pakaian jadi baik pakaian dalam (singlet dan celana dalam) maupun baju, untuk memenuhi permintaan baik dari pasar local maupun untuk kebutuhan ekspor. 2.8.1 Sub Bagian Garment
Bagian Garment terbagi atas dua sub bagian, yaitu : a. Garment bagian lokal
Merupakan bagian dari Garment yang melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan produk dari pasar lokal (dalam negeri).
Terdiri atas bagian:
Bagian Cutting, merupakan bagian yang melakukan penggambaran pola dan melakukan pemotongan bahan kain sebelum dijahit.
Bagian Sewing 2, merupakan bagian penjahitan celana dalam.
Bagian Quality Control Lokal, merupakan bagian yang melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan.
Bagian Packaging Lokal, melakukan pengemasan terhadap produk sebelum produk dikirim ke gudang barang jadi.
b. Garment bagian ekspor
Merupakan bagian dari Garment yang melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan produk dari pasar luar negeri. (untuk di ekspor).
Terdiri atas bagian:
Bagian Cutting Ekspor, melakukan pemotongan bahan dan penggambaran pola jahitan.
Bagian Sewing 1A, melakukan penjahitan pakaian jadi (terutama baju) menggunakan sistem Automatic Hanger untuk kebutuhan ekspor.
Bagian Sewing 1B, melakukan penjahitan pakaian jadi (terutama baju) menggunakan mesin jahit biasa untuk kebutuhan ekspor maupun pasar lokal.
Bagian Quality Control Ekspor, bagian yang melakukan inspeksi terakhir terhadap produk yang dihasilkan.
Bagian Packaging Ekspor, bagian yang melakukan pengemasan terhadap produk yang lulus inspeksi.
2.8.2 Hasil Produksi Bagian Garment
Contoh beberapa produk yang dihasilkan untuk pasar lokal antara lain: R 123 B (singlet dengan merek Rider)
R 125 B (celana dalam dengan merek Rider) R 224 B (kaos dalam dengan merek Rider) R 232 B (kaos dalam dengan merek Rider) S 123 B (singlet dengan merek Swan) S 125 B (celana dalam dengan merek Swan) Dan lain-lain
Contoh Produk yang dihasilkan untuk diekspor antara lain: Baju dengan merek TOMMY
Baju dengan merek SPIKE
Dan lain-lain, tergantung pesanan dari pembeli luar negeri.
2.9. Bagian Maintenance
Sistem perawatan yang ada diperusahaan saat ini masih kurang baik. Perusahaan tidak melakukan perawatan secara rutin, melainkan hanya melakukan tindakan corective jika ada mesin yang rusak dan tindakan perawatan rutin biasa seperti pembersihan mesin dan penggantian oli. Untuk melakukan service pada mesin-mesin yang ada ditentukan berdasarkan pengalaman yang dimiliki oleh kepala bagian maintenance. Jadi bagian
maintenance tidak memiliki jadwal yang rutin dan teratur untuk melakukan perawatan
mesin.
Untuk dokumentasi data perawatan mesin masih kurang diperhatikan. Data historis kerusakan mesin hanya ada untuk jangka waktu empat bulan terakhir, sebab
setelah empat bulan data tersebut dibuang. Hal-hal seperti inilah yang harus dibenahi karena dapat menimbulkan masalah-masalah yang signifikan bagi perusahaan.
Alur kerja pada bagian maintenance dalam melakukan perawatan dapat dillihat pada diagram dibawah ini.
Diagram 2.4 Aliran Kerja Bagian Maintenance
2.10. Sistem Informasi Perusahaan
Untuk penerapan sistem informasi berbasis komputer yang saling terintegrasi pada PT. Mulia Knitting Factory baru dilaksanakan pada beberapa bagian perusahaan, khususnya bagian Garment, Gudang dan Akuntansi. Dimana dengan sistem informasi
yang diterapkan ini dapat menghubungkan satu bagian Garment dengan bagian Garment lainnya, dan bagian Gudang, serta bagian Akuntansi, sehingga pengiriman data maupun pencarian informasi menjadi lebih mudah.
Namun pada bagian perusahaan lainnya seperti lantai produksi (knitting, BDF) dan marketing belum diterapkan suatu sistem informasi yang terintegrasi, dimana pencatatan data dan informasi sebagian besar masih dilakukan secara manual yang kemudian didokumentasikan dan disimpan ke dalam komputer oleh staf administrasi yang berwenang. Data dan informasi yang akan dilaporkan kepada atasan akan
diprint-out dari komputer untuk diserahkan lebih lanjut kepada atasan. Sedangkan untuk
menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya dilakukan secara manual (dengan kertas), misalnya bagian marketing menurunkan Order Sheet kepada bagian knitting dan BDF untuk melakukan kegiatan produksi untuk permintaan pelanggan tertentu dengan jumlah dan jenis serta tanggal jatuh tempo yang semuanya tercantum dalam Order Sheet tersebut.