• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ANALISA PETROFISIK MULTIMIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II ANALISA PETROFISIK MULTIMIN"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

BAB II

ANALISA PETROFISIK MULTIMIN

2.1. Pengenalan Multimin

Dalam analisis evaluasi formasi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara. Yang pertama adalah metoda analisis petrofisika tahap demi tahap (deterministic) yang biasa disebut dengan determin. Sedangkan yang kedua adalah multimin (multi

mineral) yang diperkenalkan oleh Claude Meyer dan Alan Sibbit dari

Schlumberger pada tahun 1980. Metode ini merupakan analisis petrofisika dengan pendekatan pada peluang (probabilistic).

Pada multimin penentuan parameter petrofisika dari data log dilakukan secara bersamaan dengan menghitung respon tiap pengukuran log dari model volume prediksi pada setiap kedalaman (Gambar II-1).

Data yang dapat digunakan dalam multimin diantaranya adalah : log wireline, analisis ini, XRD, Infra Red Spectroscopy, dan Petrografi. Untuk pemilihan interval sampel dalam analisis multimin akan mempengaruhi hasil analisis, sehingga untuk set log yang memiliki interval sampel yang berbeda dapat dilakukan kontrol pada interval sampelnya.

(2)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-1. Konsep Metode Multimin

Analisa petrofisika dengan metode multi mineral dapat dilakukan dengan beberapa tahapan (Gambar II-2).

(3)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.1.1. Pengumpulan dan Persiapan Data

Dalam melakukan interpretasi petrofisika, ketersediaan data merupakan hal yang penting baik data digital maupun data bukan digital. Sehingga diperlukan tahap pengumpulan dan persiapan data. Tahapan ini tujuannya agar mempermudah pengerjaan suatu interpretasi sumur. Biasanya data fisik yang ada dimasukkan ke dalam spreadsheet yang nantinya akan digunakan untuk komputasi pada tahap selanjutnya menggunakan perangkat lunak tertentu.

2.1.1.1. Kelengkapan Data Sumuran

Tahapan awal dalam melakukan interpretasi petrofisika adalah pengumpulan data yang tersedia pada setiap sumur yang nantinya akan membantu dalam tahapan interpretasi. Data-data tersebut diantaranya adalah :

a. Nama Sumur

b. Laporan akhir pemboran c. Data Las yang tersedia d. Deskripsi batuan inti

d. Analisa batuan inti (RCAL/SCAL) dan jenis batuan inti (Conventional/SWC) e. Pengujian lapisan

f. Mud Log g. XRD

(4)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Tabel II-1. Contoh Inventarisasi Data Sumur (Sumber: PHE-PPEJ)

2.1.1.2. Kepala Log (Log Header)

Merupakan sumber data yang memuat berbagai informasi tentang sumur. Informasi yang ada seperti harga Resistivitas (Rm, Rmf) sangat berguna dalam interpretasi log dan perhitungannya (George Asquith dan Charles Gibson). Berikut data yang dapat diambil dari kepala log antara lain:

1. Well Name 2. Field Name

3. Rig Name and Location • Latitude

• Longitude • Elevation 4. Datum

5. Log Measured from 6. Drilling Measured from

9. Depth Driller 10. Depth Logger

11. Bottom Logged Interval 12. Top Logged Interval 13. Casing Driller / Depth 14. Casing Logger

15. Bit Size

16. Fluid Type / Fluid Level 17. Density / Viscosity

(5)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

20.Rm @ Measured Temperature 21.Rmf @ Measured Temperature 22.Rmc @ Measured Temperature 23. Rm @ Borehole Temperature 24. Source Rmf dan Rmc

25. Time since Circulation

26. Max Recordable Temperature (BHT)

(6)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Tabel II-2. Contoh Inventarisasi Data Kepala Sumur (Sumber: PHE-PPEJ)

2.1.1.3. XRD

Data XRD digunakan untuk kalibrasi hasil perhitungan pada volume mineral yang dihasilkan dari multimin. Data XRD awal yang didapat masih menggunakan satuan % berat sehingga perlu dirubah ke dalam satuan % volume.

% berat % V

ρ

(7)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Tabel II-3. Contoh Inventarisasi Data XRD (Sumber: PHE-PPEJ)

2.1.1.4. Data Pengujian Kandungan Lapisan

Data pengujian kandungan lapisan digunakan untuk memastikan isi kandungan fluida yang ada di reservoir dan untuk menentukan batas hidrokarbon dan air di reservoir tersebut.

(8)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.1.1.5. RCAL

RCAL (Routine Core Anlysis) adalah data yang berisikan informasi mengenai permeabilitas dan porositas batuan inti, factor foramasi resistivitas, eksponen porositas, eksponen saturasi, dll. Data ini digunakan untuk membantu dalam penentuan nilai a, m, dan n ketika menentukan nilai resistivitas air formasi pada temperature 77 F. Selain itu juga dapat membantu sebagai validasi data ketika perhitungan petrofisika seperti perhitungan porositas dan saturasi air.

(9)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.1.1.6. Batuan Inti

Convensional core digunakan untuk mengetahui litologi batuan pada kedalaman

tertentu. Data tersebut didapatkan dari hasil pengeboran yaitu ketika mata bor menembus formasi batuan dan menghasilkan data batuan inti. Data batuan inti akan dibawa oleh lumpur pemboran naik ke permukaan, untuk kemudian dilakukan interpretasi sehingga dapat diperkirakan kedalaman dari litologi yang ditembus oleh mata bor.

(10)

(11)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.1.1.7. Mud log

Mud log adalah data yang berisi tentang informasi awal dari suatu sumur yang

diperoleh ketika proses pemboran. Data ini digunakan sebagai panduan awal dan validasi data.

(12)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.1.1.8. Borehole Image

Borehole image adalah image dari lubang bor, salah satu jenisnya adalah FMI

(Fullbore Micro Imaginer). FMI merekam atau memphoto hampir seluruh dinding lubang bor (hampir 360o) untuk lebih jelasnya dibahas dalam pembahasan dual

porosity carbonate.

(13)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.2. Prekalkulasi dan koreksi lingkungan

2.2.1 Prekalkulasi

Prekalkulasi (PRECALC) ini digunakan untuk perhitungan :

 Temperatur formasi dan tekanan formasi

 Properti dari lumpur (Rmf, Rm, dan Rmc) dari pengukuran sampel

 Salinitas lumpur, filtrat lumpur, dari pengukuran sampel

Ketebalan mudcake dari alat resistivitas dan porositas

Photo-electric absorption cross-section: U

 Konduktivitas pada zona terusir dan tidak terusir CT, CXO) dari resistivitas yang terukur.

Prekalkulasi ini perlu dilakukan mengingat gradien temperatur dan tekanan yang selalu berubah terhadap fungsi kedalaman. Temperatur formasi didapatkan dengan persamaan linier regresi yaitu :

.

TfgG DTo (2.2)

dimana : D = kedalaman

gG = kemiringan (gradien geothermal) Tf = temperature

To = konstanta (temperatur permukaan)

Untuk menentukan nilai suhu pada titik yang belum diketahui dapat digunakan dengan metode gradien temperatur dengan cara trend line dari perangkat lunak

(14)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-4. Grafik Linear dari Gradien Temperatur

Data yang dibutuhkan pada tahap prekalkulasi ini umumnya didapat dari header

log yang telah dieksport dalam set ENVI . Data tersebut antara lain seperti TLI

(top log interval), BLI (bottom log interval), TLT (top log interval), BLT (bottom

log interval), DFD (drilling fluid density), RMS (Resistivity mud sample), MST

(mud sample temperature), RMFS (Resistivity mud filtrate sample), MFST (mud

filtrate sample temperature), RMCS (resistivity mud cake sample), MCST (mud cake sample temperature), dan BS (bit size). Sedangkan untuk interval yang

digunakan sesuai dengan RUN_NO (Run Number). Interval ini dipisahkan berdasarkan pergantian bit size pada kedalaman tertentu dari suatu sumur. Untuk melakukan prekalkulasi, terdapat beberapa tahapan diantaranya :

(15)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

1. Pilih sumur dan interval yang akan dilakukan prekalkulasi.

2. Klik Petrophysics > Precalc, input yang diminta akan terisi secara langsung sesuai dengan set ENVI, seperti tampilan gambar II-5.

3. Pengisian nilai BLT dapat digunakan regressi terbaik antara kedalaman dan BLT, seperti tampilan gambar II-5.

(16)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

(17)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Kontrol Kualitas

Terdapat dua macam kontrol kualitas (Quality Control), yaitu kualitas rekaman dan kualitas penyelidikan. Kualitas rekaman dapat dilakukan dengan melihat kewajaran dari rekaman digital kemudian dikoreksi dengan menghapus atau mengosongkan atau mengambil harga rata-rata di sekitarnya. Sedangakan untuk kualitas penyelidikan dapat dilakukan dengan koreksi lingkungan. Walaupun

sonde penyidik sudah dirancang sedemikian rupa agar tidak sensitif terhadap

keadaan yang berjarak dekat terhadap sonde, karena yang diharapkan justru data mengenai keadaan alamiah bagian yang berada lebih jauh masuk ke dalam formasi, tetapi sinyal parasit itu senantiasa ada. Dengan mengenal kondisi sekitar yang dekat dengan sonde (besarnya lubang bor, densitas lumpur, suhu, dan sebagainya.) dapat dilakukan koreksi yang dimaksud. Pengalaman menunjukkan justru pada kondisi lubang bor yang kurang bagus biasanya dijumpai reservoir yang bagus karena buruknya hasil pemboran bisa jadi disebabkan oleh porositas dan permeabilitas yang bagus, sehingga untuk mengapresiasi data pada kondisi lubang bor yang buruk diperlukan kejelian yang ekstra.

2.2.2. Koreksi Lingkungan

Koreksi lingkungan dilakukan karena perusahan jasa logging yang digunakan tidak sama untuk setiap sumur. Parameter-parameter yang dimiliki oleh masing-masing perusahan pasti tidak sama dan terdapat beberapa perbedaan. Hal inilah yang mendasari perlu dilakukan koreksi lingkungan. Disamping itu ukuran lubang bor karena penggerewonggan maupun lainnya dan densitas lumpur yang digunakan berbeda. Koreksi ini diperlukan agar bacaan yang akan digunakan memang terlihat sesuai dengan kondisi bawah permukaan yang sesungguhnya bukan karena pengaruh dari lubang bor. Beberapa log yang harus dilakukan

(18)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.2.3. Gamma Ray

Log gamma ray perlu dilakukan koreksi karena pembacaannya berpengaruh terhadap kondisi kerusakan pada dinding sumur (wash out). Hal tersebut disebabkan pada kondisi lubang gerowong terisi oleh lumpur pemboran sehingga unsur radioaktif yang terbaca akan membaca lebih rendah karena sinar gamma akan terserap di lumpur terlebih dahulu sebelum sampai ke detektor.

Koreksi yang dilakukan berdasarkan ukuran lubang bor dan densitas lumpur. Apabila ukuran lubang bor lebih besar dari bit size (terjadi penggerowongan) dan dengan menggunakan mud weight densitas tinggi maka pembacaan gamma ray akan lebih besar karena yang terbaca sesungguhnya pada log gamma ray yaitu lumpur bukan formasi. Begitu sebaliknya dengan kondisi lubang bor yang mengalami penyempitan. Pembacaan log gamma ray akan menjadi kecil.

Untuk tahapan koreksi lingkungan gamma ray dilakukan dengan :

1. Klik Petrophysics > Environmental > Schlumberger Charts (sesuaikan dengan perusahaan jasa logging yang digunakan) > Gamma Ray (Por7), seperti tampilan gambar II-6.

(19)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Secara teoritis koreksi neutron memang tidak memberikan perbedaan yang mencolok sebelum dan sesudah koreksi. Walaupun begitu koreksi ini tetap dilakukan. Dalam koreksi log neutron yang perlu diperhatikan yaitu konversi nilai litologi dari limestone ke sandstone. Namun beberapa perusahaan jasa logging biasanya telah melakukan koreksi neutron sehingga tidak perlu dilakukan koreksi lagi.

Untuk tahapan koreksi lingkungan neutron dilakukan dengan :

1. Klik Petrophysics > Environmental > Schlumberger Charts >NPHI

(Por13b, 14b), seperti tampilan gambar II-7.

(20)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Secara teoritis koreksi densitas perlu dilakukan. Hal ini berkaitan dengan perbedaan densitas pada kondisi lubang bor.

Untuk tahapan koreksi lingkungan density dilakukan dengan :

1. Klik Petrophysics > Environmental > Schlumberger Charts >LDT

(Por15a), seperti tampilan gambar II-8

2. Tentukan input dan output yang akan digunakan

Gambar II-8. Tahap Koreksi Lingkungan Density

2.3. Pembuatan Zona

Respon dari pembacaan log pada litologi akan memberikan efek yang berbeda tiap kedalaman karena faktor kompaksi, peningkatan temperatur, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi dasar untuk membagi sumur ke dalam beberapa interval atau zona. Pembagian interval didasarkan pada dugaan terjadinya low resistivity pada interval sumur tertentu untuk litologi shaly sand. Dasar yang menjadi pegangan adalah harga resistivitas yang rendah dari rekaman logging. Walaupun belum tentu resistivitas yang rendah berarti zona low resistivity sehingga perlunya data lain sebagai pertimbangan dalam membagi interval sumur, seperti log gamma ray, log

(21)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

dibagi berdasarkan pengetahuan geologi di samping melihat bentukan log resistivitas, porositas neutron dan densitas.

Untuk tahapan pembuatan zona dilakukan dengan :

1. Klik Well > View > Text, seperti tampilan gambar II-9.

2. Klik Insert > Set > Create new set, dengan nama set ZONE (interpolasi: “Tops”).

3. Klik Insert > Log, dengan nama set ZONE (jenis : “ Alpha”).

4. Masukkan depth (ZONE.depth) dan nama (ZONE.ZONE) masing-masing zona untuk setiap kedalaman.

Gambar II-9. Tahap Pembuatan Zona

2.4. Parameter Picking

Penentuan parameter ini bertujuan untuk mengetahui nilai yang perlu dimasukkan dalam analisis. Berikut adalah contoh dari penentuan parameter untuk pickett

_nphi_rt; xplot ND, GR-D, GR-NPHI, DT-NPHI.

(22)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

formasi batuan dikarenakan konduktivitas dari air yang dikandungnya. Batuan kering dan hidrokarbon adalah insulator yang baik kecuali beberapa mineral seperti graphit dan sulfida besi.

Resistivitas air formasi dapat ditentukan dengan menggunakan pickett_nphi_rt pada zona air. Nilai resistivitas yang didapat merupakan nilai resistivitas air formasi pada temperatur di kedalaman interval zona air. Untuk mengubah resistivitas tersebut menjadi berada pada temperatur permukaan maka digunakan chart yang dikeluarkan oleh Schlumberger.

Untuk tahapan pickett NPHI-RT dilakukan dengan : 1. Klik Well > View > Xplot > Pickett nphi_rt.xplot.

2. Klik dua kali pada xplot > sumbu X = RAW_DATA_CORR.Rt dan

sumbu Y = RAW_DATA_CORR.Nphi, seperti tampilan gambar II-10.

3. Pilih color > expression GR_COR Klik Insert > Set > Create new set, untuk color bar rainbow.

(23)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-10. Pickett Plot NPHI dan RT

untuk menentukan nilai dari R2 dapat dilakukan dengn konversi menggunakan

persamaan: 0 1 2 1 2 6.77 6.77 T R R F T        

(24)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

danT1 adalah Suhu akhir.

2.4.2. Xplot Neutron_Density

Karena log neutron dan density hanya mampu membaca pada zona flushed, maka titik air yang digunakan adalah nilai dari mud filtrate atau perpaduan antara mud

filtrate dengan fluida formasi yang tersisa pada daerah invaded. Plot ini hanya

digunakan untuk menentukan nilai koordinat dari matriks, shale, dry shale, dan fluida dari kumpulan data yang ada.

Untuk tahapan Xplot Neutron-Density dilakukan dengan : 1. Klik Well > View > Xplot 00.ND.xplot.

2. Klik dua kalipada xplot > sumbu X= RAW_DATA_CORR.Nphi dan

sumbu Y = RAW_DATA_CORR.RHOB, untuk skala warnanya digunakan

(25)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-11. GR_COR dan RH a. Titik Fluida (FL)

Nilai dari koordinat titik fluida bergantung dari jenis fluida yang digunakan dalam pemboran. Penentuan titik fluida harus disesuaikan dengan nilai

density dan neutron fluida tersebut. Pada fresh water digunakan nilai RHO 1

dan salt water digunakan nilai RHO 1 sedangkan untuk NPHI digunakan nilai 1.

b. Titik matriks MA

(26)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Titik shale sebagai titik kanan bawah dari kumpulan data, ditentukan dengan memplot titik pada titik yang memiliki tingkat shale yang tinggi ( berwarna merah, dalam skala warna dari log GR). Untuk mengetahui nilai neutron dan density dapat diketahui dengan cara double klik pada titik tersebut. d. Titik dry shale (DSH)

Titik dry shale ditentukan dari nilai mineral lempung (dominan dalam XRD) tentukan nilai density-nya (RHOB), untuk nilai neutron diatur dan sesuaikan dengan data yang lain, sehingga letak koordinat titik DRH (dryshale ) tegak lurus titik koordinat shale terhadap titik koordinat fluida. Dari x-plot ini digunakan untuk menentukan nilai dari porositas total shale (dibutuhkan dalam penentuan porositas sonic), dimana formula untuk penentuan poritas total shale adalah sebagai berikut :

2.4.3. Xplot Neutron_Gamma Ray

Nilai gamma ray dari matriks dan shale akan bergantung pada sumur, alat logging, kontaktor logging. Cara yang dilakukan pada cross plot ini sama dengan penggunaan crossplot neutron density, akan ditentukan nilai titik-titik koordinat, fluida, shale, dry shale dan matriks. Pada x-plot ini nilai-nilai yang dijadikan tetap (konstan) yang digunakan sebagai patokan adalah nilai neutron hasil dari x-plot ND.

(27)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-12. Tampilan X-plot GR_RHOB

Penggunaan x-plot neutron_GR ini dapat digunakan untuk mengetahui nilai gamma ray dari matriks, shale dan wet shale. Atau juga bisa digunakan sebagai panduan dalam menentukan nilai dari GR maksimum dan GR minimum (disesuaikan dengan data log yang ada).

2.4.4. X-Plot Neutron-Sonic

(28)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

neutron-nya. Sedangkan nilai dari sonic dapat diubah, disesuaikan dengan aturan

sebelumnya.

(29)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-14. Tampilan X-plot GR_RHOB

2.4.5. X-Plot Neutron-Sonic

Pada sumbu X merupakan kumpulan nilai dari log neutorn, sumbu Y merupakan kumpulan nilai dari log sonic, dengan pilihan log warnanya adalah log gamma ray dengan cara ploting.

(30)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-15. Tampilan X-plot GR_RHOB

2.5. Normalisasi Log

Log normalisasi dibuat bertujuan untuk menyamakan interval pada semua sumur. sehingga data yang dipakai memiliki patokan yang sama pada satu sumur referensi. Cara menormalisasi suatu log tertentu dapat dilakukan sebagai berikut. Klik Well > View > New > frequency. Kemudian lakukan tahap tersebut dua kali.

(31)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

(32)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

2.6. Pembuatan log Sintetik

Log sintetik dibuat bertujuan untuk membuat log atau memperbaiki log dikarenakan kondisi lubang bor yang kurang baik. Langkahnya sebagai berikut. Klik New > View > Xplot. Tentukan log yang dianggap tidak terpengaruh oleh kondisi badhole. Misal : log sonic. Plot log yang dianggap tidak terpengaruh

badhole pada sumbu X (log sonic) sedangkan yang akan dibuat log sintetiknya

berada pada sumbu Y (log neutron correction), dengan skala warna menggunakan

(33)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Selanjutnya membuat regresi dari xplot di atas. Nantinya regeresi tersbut akan digunakan untuk membuat log sintetik yang dibutuhkan. Langkahnya sebagai berikut. Klik General > Evaluate. Isikan parameter yang dibutuhkan seperti tuliskan ekspresinya dengan format kondisional “ IFC ( badhole > 0 , (nama macro), log yang akan diubah menjadi log sintetik)

Simpan dengan output “NPHI_SYN”. Klik Start. Kemudian dengan cara yang sama ulangi langkah di atas tetapi dengan menggunakan log density.

Gambar 19. Tampilan Evaluate Badhole Synthetic

Untuk melihat hasil analisis multimin dari model yang sudah dibuat, dapat dilihat dalam layout yang sudah disediakan oleh Geolog, yaitu dengan cara klik well > view > layout > composite layout.

(34)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar 20. Tampilan Layout Log Sebelum dan Sesudah Dilakukan Sintetik Log

2.7. Model Mintenance

2.7.1. Log Uncertainties

Uncertainty (ketidakpastian) sangat penting perannya dalam analisis multimin.

Jika ketidakpastian dari pengukuran relatif kecil, menunjukkan perhitungan dengan nilai yang bagus, proses optimlisasi multimin akan meningkatkan dampak relative dari pengukuran tersebut. Sedangkan jika nilai ketidakpastianya besar mencerminkan pengukuran dengan nilai data yang tidak bagus, proses optimalisasi multimin akan menurunkan dampak relative dari seluruh pengukuran

Uncertainty adalah nilai yang merefleksikan dari presisi pengukuran. Uncertainty

(35)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Klik Multimin > Log Uncertainties (gambar II-16). Untuk melakukan penentuan batas ketidakpastian.

Gambar II-21. Tampilan Jendela Multimin

2.7.2. Model Maintenance

Model maintenance adalah suatu tahapan untuk membuat properti dari model

yang akan digunakan dalam analisis multimin. Klik Petrophysics > Multimin > Model Maintenance untuk menampilkan layar kosong mm_model_edit.

2.7.2.1. Model

Untuk penggunaan pertama, 35bisa dilakukan dengan mengklik Model > New

(Herron Default) maka akan muncul tampilan seperti pada gambar II-17.

Sedangkan untuk memilih model yang sudah dibuat klik Model > Open dan pilih model yang akan digunakan.

(36)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-22. Tampilan Model Standar Herron Mattesson Terdapat dua model standar bawaan dari Geolog yaitu:

a. New (Herron Defaults)

Model standar dengan nilai-nilai (respon) yang didasarkan pada penelitian dari Herron dan Mattesona1, dapat digunakan sebagai dasar dalam

pembuatan model lanjut sesuai dengan kebutuhan.

b. New (old Defaults)

Model standar dengan nilai-nilai (respon) yang digunakan sebelum bergabungnya Herron dan Mattesona, dapat digunakan sebagai dasar dalam pembuatan model khusus sesuai dengan kebutuhan.

(37)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Pilh Unknowns+ untuk menampilkan submenu-submenu lainnya (gambar II-18) yaitu:

a. Response : nilai-nilai (respon) dari tiap-tiap data yang dipilih (volume)

b. Properties : input sifat-sifat fisik seperti densitas butir dan CEC

(cation exchange capacity)

c. Constraints : definisi dari pembatasan volume d. Bounds : batasan dari volume

Gambar II-23. Unknows

2.7.2.3. Responses

Unknowns berisi kolom-kolom (gambar II-20) pemilihan mineral dan fluida yang

digunakan dalam pembuatan model. Unknowns berisi data-data atau informasi yang akan digunakan untuk perhitungan Multimin. Umumnya digunakan lima input log (gamma ray, netron, CT, CXO) yang diperbolehkan untuk menyelesaikan lima unknown. Namun jumlah tersebut tergantung dari jumlah

(38)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Terdapat tiga jenis kolom Unknowns, yaitu kolom Minerals, Flushed Zone Fluids

(Xzone) dan Unflushed Zone Fluids (Uzone).

Minerals: pada bagian minerals memungkinkan untuk memilih (mencentang)

komponen mineral apa saja yang terdapat dalam model yang akan digunakan. Jika terdapat mineral yang tidak tercantum dalam daftar tersebut, dapat dilakukan penambahan secara manual dengan cara memilih special minerlas (Spec Min1 atau Spec Min2) dan ubah responnya menyesuaikan dengan nilai dari mineral tersebut. Nilai ketetapan untuk Spec Min1 untuk batubara dan untuk Spec Min 2 untuk rijang.

Flushed Zone Fluids (X Zone) : Pilih fluida yang terdapat pada zona flushed

(X zone). Pada flushed zone, minyak dan gas dapat dipilih secara bersamaan.

Multimin mengasumsikan bahwa semua log dapat membaca hanya sampai

pada batas flushed Zone, kecuali Rt yang dapat membaca sampai kedalaman

Unflashed Zone. Log neutron dan density digunakan dalam pembagian

hidrokarbon antara minyak dan gas, keduanya dapat dibatasi bersama sebagai

unknows hanya pada flushed Zone. Oleh sebab itu diperbolehkan untuk

memilih salah satu atau keduanya, namun pemilihan tersebut tidak akan mempengaruhi hasil perhitungan.

Unflushed Zone Fluids (Uzone) :tidak diperkenankan untuk memilih oil dan

gas secara bersama pada Unflushed Zone Fluids (Uzone) terkecuali sebelum-nya sudah dilakukan pengaturan atau pembatasan pada constraint atau respon equation untuk mendeskripsikan sifat dan batasan dari oil dan gas tersebut.

2.7.2.4. Properties

Klik Unknowns+ > Properties. Maka akan muncul isian 38able properties. Untuk model Archie linier maupun non-linear hanya akan muncul satu kolom

(39)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar

II-

25. Tampilan Properties

2.7.2.5. Constraints

Klik Unknowns+> Constraints. Akan muncul kolom isian “constrainst”.

Constraint memiliki fungsi untuk memberikan batasan atau perumusan khusus.

Nilai matriks dianggap sebagai koefisien yang akan digunakan pada volume

unknowns. “Constraint Type” pada kolom ketiga menunjukkan metode dari

perumusan/ perhitungan. Terdapat empat jenis constraint type yaitu tool, <=, >=, dan ==. Sedangkan kolom terakhir memberikan penjelasan atau hasil dari perumusan terdapat pada kolom sebelumnya (bagian kanan). Sebagai contoh pada program constraint lajur pertama (PROG_UNITY) dapat diartikan bahwa pada model yang dibuat memiliki komposisi volume :

Ada beberapa ketentuan dalam constraint, diantaranya adalah jumlah semua fraksi volume (solid dan fluid) di unflashed Zone bernilai satu (PROG UNITY). Jumlah volume fraksi fluida pada flushed Zone sama dengan jumlah volume fluida pada

unflashed Zone, sebab keduanya adalah jumlah dari total porositas (PROG POROSITY). Dan pada Volume air di flushed Zone memiliki nilai kurang dari

(atau sama dengan) volume air pada unflashed Zone (PROG OIL MUD). Pada kolom constraints type terdapat beberapa pilihan diantanya yaitu:

(40)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

menambahkan derajat kebebasan dari suatu model, sehingga pengguna dapat menghitung penambahan mineral atau fluida. >= Ketidak seimbangan, nilai pada bagian kiri lebih besar dari pada

nilai pada bagian sebelah kanan

<= Ketidak seimbangan, nilai pada bagian kiri lebih kecil dari pada nilai pada bagian sebelah kanan

Terdapat dua jenis contraints, yaitu program constraints dan user constrains.

Program Constraint seperti yang dipaparkan diatas. Sedangkanu untuk user constraint merupakancontrainst yang dibuat oleh pengguna untuk memberikan

batasan-batasan tertentu dari informasi yang diperoleh, sehingga pada kolom ini nilai-nilai (respon) dari volume dapat diubah oleh pengguna. Cara mengaktifkan

User constrains adalah dengan memilih “Yes” pada kolom selected. User

Constrains yang aktif biasanya ditandai dengan latar belakang berwarna hijau.

Gambar II-26. Tampilan Constrainst

2.7.2.6. Bounds

Klik Unknowns+> Bounds. Pada kolom Bounds (gambar II-23) memungkinkan untuk memasukan batasan dari volume padat atau fluida yang telah dipilih pada

(41)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

namun dapat berubah nilai atau kisaranya sesuai dengan banyaknya dan keakuratan data yang dimiliki terkait volume tersebut (dari analisis reservoir dls).

Gambar II- 27. Tampilan Bounds

2.7.2.7. Equations

Pada menu equations terdapat empat sub menu yaitu Wireline, Core, XRD_IR dan

petrography. Klik Equations > Wireline. Pada equations wireline dimungkinkan

untuk memilih log-log dari wireline yang akan digunakan sebagai input pada pembuatan model multimin, dapat ditentukan dengan cara memilih kolom

“selected” kemudian pilih “Yes”. Kolom-kolom log yang terpilih akan akan

memiliki latar belakang berwarna hijau seperti pada gambar II-24. Kemudian tentukan metode perhitungan pada kolom “method”. Nama nama log yang dijadikan input (dari set WIRE) secara otomatis muncul pada kolom ketiga (kolom log), pastikan nama tersebut sama dengan nama log tersebut pada set, karena nama yang otomatis muncul adalah penamaan standar. Kolom Uncertainty

method (Unc Method) adalah kolom untuk menentukan motode ketidakpastian

yang akan digunakan, apakah dalam bentuk “value” atau nilai yang ditentukan atau dalam bentuk log input, yang diperoleh dari proses program (running) log

uncertainty (klik petrophysics>multimin>log uncertainty), dan dalam bentuk

interval jika menginginkan dalam range tertentu. Jumlah kolom yang dipilih disesuaikan dari data yang dimiliki, semakin banyak data yang digunakan/ pilih maka semakin banyak jumlah mineral yang dapat dilibatkan dalam pembuatan model ini.

(42)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-28. Tampilan Wireline Equations Pada wireline equation ada bebrapa peraturan diantaranya adalah:

a. “Sonic transit time” tidak bisa diganti/ dipilih dengan “Compressional

velocity”.

b. Hanya terdapat tiga jenis gamma ray yang bisa dipilih yaitu diantaranya “Total gamma”, “Spectral thorium”, “Spectral potassium”, “Spectral

uranium”, “Core total gamma”, “Core thorium”, “Core potassium” dan

“Core uranium”.

c. “Total gamma” tidak dapat dipilih dengan/ bersamaan dengan “Core total

gamma”.

d. “Spectral thorium” tidak dapat dipilih dengan/ bersamaan “Core thorium”. e. “Spectral potassium” tidak dapat dipilih dengan/ bersamaan “Core

potassium”.

f. “Spectral uranium” tidak dapat dipilih dengan/ bersamaan “Core

uranium”.

2.8. Metoda

Pada menu equation terdapat kolom konduktifitas Unflushed zone (CT) dan

unflushed zone (CXO), terdapat beberapa pilihan model yang bisa digunakan

(43)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

beberapa perbedaan kolom volume, dimana satu model akan berbeda dengan model lainnya tergantung dari model yang digunakan. Model-model tersebut dipilih berdasarkan pendekatan geologinya.

2.8.1. Saturation Parameter

Klik Method > Parameter untuk menampilkan jendela pengaturan parameter saturasi yang “m” dan “n” yang akan digunakan (gambar II-25). Untuk 43factor formasi konstanta tortuosity “a”, secara otomatis akan bernilai 1 dan tidak 43dapat diubah. Sedangkan untuk nilai eksponen sementasi “m” dan eksponen saturasi “n” dapat diubah sesuai dengan data hasil analisis dari lapangan/ sumur bor. Para-meter w (factor saturasi) digunakan hanya untuk model Archie non-linear, memiliki nilai yang akan sama dengan nilai “m“ dan “n” jika pada zona tersebut memiliki nilai m dan n yang sama pula. Untuk zona dengan nilai “m” dan “n” yang berbeda maka berlaku perumusan

0.75 0.25

w  mn

Gambar II-29. Tampilan dari Parameter Saturasi Air dari Archie

2.8.2. Verify

Klik verify > Edit Parameter untuk menampilkan jendela “Verification Parameter” (gambar II- 26) yang berfungsi untuk melakukan pengecekan terhadap nilai-nilai tambahan yang akan digunakan dalam pemodelan multimin. Data-data yang disikian bisa berasal dari final well report, DST, maupun log header.

(44)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-30. Tampilan Verification Parameter

Klik verify > Verify Model untuk mengecek nilai update dari tiap perubahan nilai yang diinput. Verify model juga memiliki fungsi untuk menyatakan bahwa model yang dibuat tersebut dapat diterima (successfully) atau tidak (failed), hal ini terkait dari jumlah antara jumlah respons (fraksi fluida dan solid) dengan jumlah data

equation yang digunakan.

Sedangkan untuk melihat hasil perhitungan Verify > Display Statistics akan muncul jendela seperti pada gambar II-27. Display statistic berguna untuk melihat

kesimpulan atau tingkat kepercayaan. Merupakan suatu nilai tunggal yang memperkirakan kualitas model secara matematis.

Semakin kecil angkanya maka semakin bagus, hal ini menandakan semakin sedikitnya campur tangan/ keikutsertaan mesin dalam pengolahan data. Begitupun dengan sebaliknya. Namun nilai ini tidak menjadi landasan dalam analisis

(45)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Gambar II-31. Tampilan Display Statistics

Jika semua tahapan model sudah dibuat, maka tahap selanjutnya adalah menyimpan model yang sudah dibuat dengan mengklik kanan pada menu “model” dan pilih “save as” kemudian beri nama dalam format ”model”, misalnya “oil_zone_up.model”.

2.8.3. Pemilihan parameter

Pemilihan parameter dilakukan berdasarkan dua pertimbangan yaitu faktor secara geologi dan secara data hasil pengukuran laboratorium. Untuk faktor geologi didasarkan dari kondisi atau data geologi regional maupun formasi, dapat juga diperoleh dari mud log yang merupakan hasil pengamatan pada saat pemboran. Sedangkan dari data analisis laboratorium seperti data analisis air, XRD, dan data batuan inti. Sedangkan untuk jenis mineral apa saja yang akan digunakan, harus memadukan antara dua faktor tersebut.

(46)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Multimin dapat dijalankan berdasarkan interval ataupun range dari kedalaman.

Klik Petrophysics > Multimin > Run Analysis untuk menampilkan jendela isian parameter (gambar II-28) yang akan digunakan dalam model Multimin. Run

analysis berfungsi untuk pengaplikasian model volume pada tiap zona dari model

yang telah dibuat sebelumnya (model maintenance). Tentukan model (yang sudah disimpan sebelumnya) yang akan digunakan pada kolom primary model, dengan menggunakan model yang dianggap sesuai.

(47)

STUDI DUAL POROSITY CARBONATE & DUAL WATER SHALLY SAND

Klik start untuk memulai proses run analysis. Untuk melihat hasil analisis

multimin dari model yang sudah dibuat, dapat dilihat dalam layout yang sudah

disediakan oleh Geolog, yaitu dengan cara klik well > view> layout > multimin_recon.layout.

2.9.1. Validasi dan Kontrol kualitas

Validasyang dapat digunakan untuk multimin ini tidak jauh berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Seperti untuk memvalidasi porositas dan permeabilitas dapat digunakan data dari RCAL (Routine Core Analysis), untuk memvalidasi penentuan mineral lempung dapat digunakan data dari XRD (X Ray Difraction), dan untuk memvalidasi saturasi air irreducible dapat digunakan data dari MICP (Mercury Injection Capilary Pressure).

Gambar

Gambar II-1.  Konsep Metode Multimin
Tabel II-1. Contoh Inventarisasi Data Sumur (Sumber: PHE-PPEJ)
Tabel II-2.  Contoh Inventarisasi Data Kepala Sumur (Sumber: PHE-PPEJ)
Tabel II- 5. Contoh  Inventarisasi Data RCAL (Sumber: PHE-PPEJ)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pembuatan model jaringan injeksi diperlukan persiapan data lapangan dan data penunjang yang akan di input pada model jaringan yang sesuai dengan keadaan

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan teknologi dalam penelitian ini adalah cara yang digunakan untuk mengolah beberapa barang yang disebut input

Kolom Input Kode Laporan berfungsi untuk membuat Kode Laporan yang akan digunakan, dropdown tahun uji dan nama sungai berfungsi untuk memilih tahun dan sungai

Berikut adalah spesifikasi teknis dari Arduino Uno R3 board yang digunakan untuk pembuatan alat peraga jantung pada tabel 2.1.. Jalur yang akan ditempuh dari input data

Tiap relasi mempunyai data yang menggambarkan kolom atau field (Kristanto,2003). Dalam model relasional, field kunci memegang peranan penting dalam pembuatan

1) Memindahkan log dari TPK Input untuk diproses ke atas logdeck, dan selanjutnya melakukan pembelahan log mengikuti arah pola sesuai order yang sudah ditentukan dengan sistem

Logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan sesuatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Dalam perancangan sistem ini fuzzy logic digunakan untuk

Blok Teknologi Technology Block Teknologi merupakan “kotak alat” dalam sistem informasi yang digunakan untuk menerima input, menjadikan model, menyimpan dan mengakses data,