• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem

Sistem adalah kumpulan komponen-komponen yang saling berkaitan yang berfungsi bersama untuk mencapai sebuah hasil. Sebagai urutan kegiatan yang saling berhubung untuk mencapai suatu tujuan (Satzinger et al, 2005: 6).

2.2 Informasi

Informasi yang ditempatkan dalam konteks yang berarti dan berguna untuk pengguna akhir Informasi digunakan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang diolah dengan sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah di balik nilai fakta itu sendiri (O’Brien et al, 2008: 24).

2.3 Sistem Informasi

Sistem Informasi digunakan sebagai komponen yang saling berkaitan serta mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai keluaran informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis (Satzinger et al, 2005: 6).

2.4 Strategi

Strategi berperan penting juga berpengaruh kepada kedua prioritas tujuan (menjual, melayani, berbicara, dan menyimpan) dan tentu saja, jumlah sumber daya yang tersedia (Dave Chaffey & PR Smith, 2008: 40).

2.5 Internet

Internet dibutuhkan sebagai jaringan komunikasi secara global yang digunakan untuk mengirimkan informasi yang diterbitkan di World Wide Web (www) dalam format standar yang berdasarkan pada Hypertext Markup Language (HTML) dengan menggunakan standar protokol yang berbeda seperti HTTP dan TCP/IP, (Chaffey, 2009: 186).

(2)

Internet sebuah web public yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan semua tipe pengguna dari seluruh dunia untuk berinteraksi satu sama lain dan mempunyai penyimpanan informasi yang sangat besar (Kotler & Armstrong, 2012: 26).

2.6 Pengertian Bisnis

Bisnis digunakan oleh organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud untuk mendapatkan laba atau untung kepada perusahaan (Griffin & Ebert, 2007: 4).

2.7 SWOT Analisys

SWOT analisys seperti alat sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal ini peluang dan ancaman (Chaffey, 2009: 274).

Kekuatan (Strengths) Kekuatan terdiri dari :

Pengalaman dan pemahaman yang mendalam Rancangan produk / jasa yang kreatif, tapi praktis • Penggunaan model bisnis yang sangat efisien dan dapat

memanfaatkan penjualan dan distribusi pelanggan. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan terdiri dari :

• Pengandalan modal yang dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis

• Kurangnya pemasaran yang langsung bertatap muka dengan pelanggan yang bertujuan untuk mengembangkan produk atau jasa perusahaan.

(3)

Kesulitan mengembangkan kesadaran brand image sebagai awal mulainya perusahaan.

Peluang (Opportunity)

• Partisipasi dalam bidang ekpedisi sedang bertumbuh • Kemampuan untuk mengangkat bisnis dengan

melakukan pemasaran pada pasar

Ancaman (Threats) • Pesaingan potensial

2.8 Pengertian Business to Business (B2B)

B2B digunakan sebagai proses bisnis marketing dalam menjual produkdan jasa kepada perusahaan lain. Karena penjualan B2B lebih berbasis kerja sama dan siklus penjualan dapat cukup lama, situs untuk perusahaan B2B biasanya tidak memiliki e-commerce pada website (Miletsky & Smith, 2009: 43).

2.9 Jasa

Menurut Kotler, “jasa sebagai proses system dan material individu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun pada setiap apa yang dirasakan atau pun ditawarkan kepada konsumen” (Kotler, 2009: 266).

2.10 Pemasaran

Pemasaran sebuah proses dimana perusahaan membuat suatu nilai untuk konsumen dan membangun hubungan kuat dengan konsumen dalam rangka untuk mengambil nilai dari konsumen sebagai timbal balik. Pemasaran berfungsi sebagai organisasi dimana sebuah kesatuan dari sebuah proses untuk menciptakan, berkomunikasi, dan menyampaikan nilai

(4)

untuk konsumen dan untuk mengelola hubungan konsumen dengan manfaat untuk perusahaan dan para pemegang sahamnya (Kotler & Armstrong, 2012: 5).

2.11 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran adalah kunci kesuksesan dari pencapaian sasaran organisasi yang terdiri dari keefektifan perusahaan daripada pesaing di dalam hal penciptaan, penyampaian dan komunikasi mengenai nilai pelanggan yang memiliki kekuatan besar pada target pasar yang di pilih oleh perusahaan (Kotler, 2009: 19).

Konsep pemasaran yang menggunakan pandangan dari luar kedalam (outside – in) dimulai dari :

1. Penentuan target pasar, dengan tujuan perusahaan dapat mempersiapkan program pemasarannya dengan lebih baik untuk melayani pasar yang telah di pilih menjadi target pasar.

2. Fokus pada kebutuhan pelanggan, diharapkan perusahaan bisa memahami apa yang menjadi keinginan dari pelanggan. Memenuhi kebutuhan pelanggan tidaklah mudah oleh karena itu perusahaan diharapkan serius dalam hal ini.

Menurut Kotler, kebutuhan dari pelanggan dapat dikategorikan menjadi lima tipe yaitu :

1. Kebutuhan yang di tetapkan (Statedneeds), adalah sebuah kebutuhan yang telah ditetapkan atau disebutkan oleh pelanggan.

2. Kebenaran yang sebenarnya (Realneeds), adalah kebutuhan yang merupakan kebutuhan yang sebenarnya dari pelanggan.

3. Kebutuhan yang tidak ditetapkan (Unstated needs), adalah kebutuhan yang tersirat dari pelanggan namun kebutuhan itulah yang diinginkan oleh pelanggan.

4. Kebutuhan harapan (Delight needs), adalah kebutuhan yang tidak terlalu berpengaruh bagi si pelanggan namun kebutuhan itu di harapkan oleh pelanggan.

(5)

5. Kebutuhan tersembunyi (Secret needs), adalah kebutuhan yang tersembunyi dari pelanggan namun ingin dimiliki oleh pelanggan selain dari kebutuhan utama yang telah ditetapkan.

6. Mengkoordinasikan pemasaran yang telah terintegrasi untuk pelanggan secara penuh, koordinasi atau kerjasama harus dilakukan di bagian-bagian yang ada dalam perusahaan untuk melayani kepentingan pelanggan.

7. Tujuan utama dari konsep pemasaran adalah untuk menolong atau membantu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuannya. 2.12 Strategi Pemasaran

Menurut (Kotler, 2012: 214), strategi marketing dibagi menjadi 4 tahap:

Segmentation

Pada tahap ini terdapat pembagian pasar menjadi bagian-bagian kecil yaitu pembeli-pembeli dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang berbeda-beda yang membutuhkan strategi marketing yang berbeda.

Market Targeting

Tahap evaluasi setiap daya tarik bagian pasar dan memilih satu atau lebih bagian pasar untuk diproses ditahap selanjutnya.

Differentiation

Membedakan penawaran pasar untuk menciptakan nilai baik kepada konsumen.

Positioning

Mengatur penawaran pasar untuk menguasai tempat yang bersih, istimewa dan diinginkan yang relatif agar dapat bersaing dengan produk lain pada pikiran konsumen target.

(6)

Gambar 2.1 Designing a Customer Driven Marketing Strategy (Kotler, 2012: 215)

2.13 Pangsa Pasar

Menurut (Kotler dan Keller, 2009: 301), mendefinisikan pangsa pasar dengan melihat segmentasi beberapa pandangan karakteristik, adapun karakteristik dilihat dari :

Segmentasi Geografis

Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian, wilayah, propinsi, kota atau lingkungan

Segmentasi Demografis

Dalam segmentasi demografis, pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan. Variabel demografis merupakan dasar yang paling popular untuk membedakan kelompok pelanggan.

Segmentasi Psikologis

Dalam segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau tanggapan mereka terhadap produk tertentu.

(7)

2.14 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah sebagai perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Dalam bauran pemasaran memiliki 4 variable yaitu , Place, Price, Promotion, dan Product (Kotler & Armstrong, 2009: 23).

1. Place (Distribusi)

Tempat yang berkaitan dengan aktifitas perusahaan agar pelanggan mudah mendapatkan produk atau jasa perusahaan.

2. Price (Harga)

Biaya yang harus dikeluarkan oleh pelanggan dalam membeli sebuah produk atau jasa. Produk atau jasa yang ditawarkan harus seimbang dengan harga yang akan dikeluarkan oleh konsumen. Harga adalah faktor utama yang memberikan pendapatan suatu perusahaan.

3. Promotion (Promosi)

Promosi adalah sebuah kegiatan perusahaan dengan memperkenalkan produk atau jasa yang disediakan didalam perusahaan untuk memberikan informasi kepada pelanggan dari segi harga, manfaat, pelayanan jasa dan hal – hal yang berkaitan dengan keunggulan produk atau jasa perusahaan kepada konsumen, agar konsumen tertarik dan dapat membeli produk atau jasa. Promosi biasanya dengan mengadakan periklanan, promosi harga, dan lainnya.

(8)

4. Product (Produk)

Barang atau jasa yang dipasarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Dalam mengerluarkan suatu produk atau jasa kepada konsumen, perusahaan harus melakukan beberapa penelitian terlebih dahulu. Perusahaan harus mengetahui apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan memilih sasaran pasar.

Gambar 2.2 Bauran Pemasaran

2.15 Pengertian E-Marketing

E-Marketing suatu proses atau bagian dari sebuah cara untuk mencapai tujuan pemasaran yang dilakukan melalui penggunaan teknologi komunikasi elektronik. Merupakan bagian dari E-Commerce yang dikatakan sebagai system perdagangan melalui internet, dan internet di nilai memiliki atau mempunyai sifat yang up to date sehingga perusahaan dapat dengan cepat memberikan pelayanan dan juga memberikan informasi dari produk atau jasa yang ditawarkan secara jelas, mudah, dan menarik.E-Marketing Hal tersebut yang diharapkan dapat membantu dan memberikan dampak yang baik untuk kemajuan perusahaan (Chaffey, 2009: 417).

2.16 Pengertian Strategi E – Marketing

E-Marketing strategy adalah desain dari strategi pemasaran yang mengkapitalisasi organization electronic atau kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Pada

(9)

dasarnya, E-Marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan strategi pemasaran bersatu (Straus & Frost, 2012: 51).

2.17 Metode SOSTAC

Perencanaan e – marketing adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan dari pemasaran sebuah strategi e – business. Sebuah perencanaan e – marketing di perlukan sebagai tambahan dari strategi e – business yang lebih luas dimana menjelaskan bagaimana tujuan penjualan dari sebuah strategi e – business di capai melalui aktivitas pemasaran seperti marketing research dan marketing communication (Chaffey, 2009: 148).

Tahapan yang ada dalam rencana pemasaran dari strategi pengembangan hingga implementasi dapat dirangkum sebagai berikut :

1. Situation – Where are we now? 2. Objectives – Where do we want to be? 3. Strategy – How do we get there? 4. Tactics – How exactly do we get there? 5. Action – What is our plan?

6. Control – Did we get there?

(10)

2.17.1 Situation Analysis (Where are we now?)

Situation Analysis adalah lingkungan analisis dan review proses internal dan sumber untuk menginformasikan strategi. Situation Analysis merupakan langkah pertama dalam rencana e-marketing, dalam tahap ini tujuan Situation Analysis adalah menganalisa dan memahami kondisi perusahaan saat ini dan masa depan perusahaan yang beroperasi agar tujuan dan strategi yang realistis dapat mengingat apa yang terjadi di pasar (Chaffey, (2009: 420).

2.17.1.1 Competitor Analysis

Competitor analysis adalah review dari layanan e-business yang ditawarkan oleh pesaing yang lama dan pesaing yang baru dan penerapan dari pelanggan mereka. Competitor analysis atau pemantauan penggunaan e-commerce dari kompetitor untuk mendapatkan dan mempertahankan pelanggan, sangat penting dalam e-marketplace karena sifat dinamis dari media internet (Chaffey, 2009: 346).

2.17.1.2 SWOT Analysis

SWOT Analysis adalah alat sederhana namun kuat yang dapat membantu perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal mereka dalam hal kekuatan maupun kelemahan dan mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal peluang dan ancaman (Chaffey, 2009: 274).

(11)

Gambar 2.4 Contoh SWOT Analysis (Chaffey. 2009: 422)

2.17.1.3 Resource Analysis

Analisis sumber daya berguna untuk meninjau teknologi, keungan, sumber daya manusia dari sebuah organisasi, serta bagaimana memanfaatkanya dalam proses bisnis (Chaffey,2011: 255). 2.17.2 Objective (Where we do want to be?)

Setelah melakukan situation analysis tahap selanjutnya adalah menentukan tujuan. Menurut (Chaffey, 2009: 428), perencanaan e-marketing yang efektif didasarkan pada tujuan yang didefinisikan secara jelas sebab akan membentuk strategi dan taktik dan membantu dalam mengkomunikasikan strategi yang hendak dicapai dalam lingkungan pekerjaan dan investors. Ada 5 Manfaat dan tujuan dalam penerapan e-marketing dirangkum menjadi 5S yang terdiri dari: 1. Sell: merupakan salah satu manfaat dari penerapan e-marketing yang membantu dalam meningkatkan penjualan, karena promosi yang dilakukan secara online dapat menjangkau masyarakat yang luas.

(12)

2. Serve: merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk menambah value bagi customer, dengan meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback untuk customer.

3. Speak: merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk lebih dekat dengan customer. Dalam mencapai tujuan ini perusahaan diharapkan untuk dapat membuat e-marketing yang bisa menjadi sarana komunikasi yang efektif.

4. Save: merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk mengurangi biaya promosi, dengan menciptakan e-marketing yang bisa mengurangi biaya promosi yang sering dikeluarkan perusahaan.

5. Sizzle: merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing untuk meningkatkan brand awareness dan recognition melalui jalur online.

2.17.3 Strategy (How do we get there?)

Elemen strategi dari sebuah e-marketing plan mendefinisikan bagaimana sebuah tujuan e-marketing akan dicapai. Definisi strategi harus terintegrasi dalam proses perencanan e-marketing karena perencanaan e-marketing adalah sebuah proses yang berulang-ulang dari analisis situasi untuk pengaturan strategi ke definisi strategi (Chaffey, 2009: 433),.

Dalam membuat e-marketing strategy diperlukan suatu analisis mengenai target markets secara detail untuk mendukung tercapainya target dan tujuan. target marketing strategy adalah evaluasi dan seleksi dari segmen dan pengembangan dari penawaran yang sesuai (Chaffey,2009: 437). Dimana tahap-tahap dalam pengembangan target marketing strategy adalah

(13)

Gambar 2.5 Tahapan dalam Pengembangan Sasaran Strategi Pemasaran

(Chaffey,2009: 437)

a. Segmentation : Identifikasi kelompok yang berbeda dalam suatu target pasar untuk mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan komunikasi untuk kelompok.

b. Target Market : Evaluasi dan pemilihan segmen yang sesuai dan pengembangan penawaran .

c. Positioning : Positioning adalah mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk dalam pasar. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen mempersepsikan produk dalam hal dari unsur-unsur nilai.

Sebuah pernyataan positioning sering dikembangkan untuk merangkum hal ini. Perusahaan kemudian harus memutuskan bagaimana untuk menyoroti manfaat sebagai keuntungan diferensial akan produk pesaing. Memiliki posisi yang jelas kuat secara online penting, karena sangat mudah bagi pelanggan untuk membandingkan penyedia layanan ketika awalnya memilih produk.

(14)

Hal ini juga penting untuk retensi pelanggan, sejak pengalaman pertama dari sebuah merek akan menentukan apakah pelanggan alami kembali ke pemasok sebagai pilihan pertama atau memulai pencarian lain untuk mencari alternatif. Dalam konteks e-marketing keuntungan diferensial dan positioning dapat diklarifikasi dan dikomunikasikan dengan mengembangkan online value propotion. Online Value Proposition (OVP) adalah sebuah pernyataan dari manfaat layanan e-commerce yang ideal tidak harus tersedia dalam penawaran pesaing atau persembahan offline. Unsur lain yang harus ada dalam pembentukan strategi adalah SIT (Chaffey,2009: 441).

SIT merupakan singkatan dari Sequence or Stage, Integration and Tool, berikut ini penjelasannya :

Sequence or Stage

Menurut (Chaffey,2009: 304) merupakan tahapan-tahapan dari tipe e-marketing yang akan dibangun. Ada beberapa tingkatan pembangunan website yang mungkin bisa dipilih oleh perusahaan untuk melakasanakan e-marketing.

1. Tahap 0

Pada tahap ini perusahaan belum mempunyai website sama sekali. 2. Tahap 1

pada tahap ini perusahaan hanya mendaftarkan nama perusahaannya ke dalam website seperti PT Jaga Nusantara (www.starguard.com), sehingga pelanggan bisa mengetahui bahwa perusahaan tersebut ada. Pelanggan juga bisa mengetahui informasi produk apa saja yang dijual oleh perusahaan tersebut, walaupun hanya berupa informasi singkat. Pada tahap ini perusahaan belum mempunyai website.

3. Tahap 2

pada tahap ini perusahaan telah mempunyai website tapi hanya berupa static web (brochureware), yang hanya memuat nama perusahaan dan informasi produk secara terbatas. Tipe website ini tidak mengizinkan adanya interaksi dua arah antara perusahaan dengan pelanggan.

(15)

4. Tahap 3

tahap ini perusahaan telah mempunyai website yang mengizinkan interaksi sederhana, dimana user diizinkan untuk mencari tahu mengenai product availability dan harga dari produk melalui menu search, registrasi pelanggan melalui form online dan juga memungkinkan adanya komunikasi melalui email.

5. Tahap 4

Pada tahap ini tidak hanya terdapat interaksi sederhana, tapi juga memungkinkan adanya transaksi pembelian online walau hanya beberapa produk saja. Fungsi lain yang mungkin terdapat customer interactive, service helpdesk, input testimonial dan review product oleh user, koneksi dengan social network, dan lain-lain.

6. Tahap 5

Full interactive site yang sudah menyediakan relationship marketing terhadap individual atau pelanggan, dan juga sudah menyediakan fungsi transaksi secara lengkap.

Integration

Menentukan integrasi proses atau integrasi database mana saja yang akan berhubungan.

Tools

Menentukan tools yang akan digunakan untuk tahap pembuatan website perusahaan.

2.17.4 Tactics (How exactly do we get there?)

Taktik pemasaran untuk menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran pemasaran. Menurut (Chaffey, 2009: 449), Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif maka dapat digunakan tahapan pemasaran 4Ps, yaitu :

(16)

Gambar 2.6 Element dalam Marketing Mix (Chaffey,2009: 449)

1. Product

Unsur marketing mix yang melibatkan penelitian kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai.

2. Promotion

Unsur marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan pelanggan dan stakeholder lainnya untuk menginformasikan kepada customer tentang produk dan organisasi.

3. Price

Unsur Harga dalam marketing mix mengacu pada kebijakan harga organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan model penentuan harga dan untuk menetapkan harga untuk produk dan jasa. Seperti memberikan promosi atau memberikan harga khusus sesuai dengan quantity.

(17)

4. Place

Unsur marketing mix yang melibatkan distribusi produk kepada pelanggan sesuai dengan permintaan dan meminimalkan biaya persediaan, transportasi dan penyimpanan

2.17.5 Action ( The Details of Tactics who Does, what and when)

Action merupakan komponen perencanaan tindakan e-marketing mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan suatu rencana. Hal yang dibutuhkan ketika akan menyelesaikan suatu tindakan atau action yaitu tingkat investasi apa di saluran internet yang cukup untuk memberikan layanan, apa yang akan menjadi payback, pelatihan staff, tanggung jawab yang diperlukan untuk keefektifan internet marketing, perubahan struktur organisasi yang diperlukan dalam internet memberikan layanan berbasis internet, dan kegiatan seperti apakah yang dapat dilakukan untuk mengelola website. Berikut hal – hal yang perlu ditentukan dalam menentukan action yakni tasks, resources, rekan kerja dan outsourcing, anggaran termasuk biaya untuk pengembangan, promosi dan pemeliharaan, skala waktu, dan staff (Chaffey,2009: 469).

2.17.6 Control (How do we get there?)

Control merupakan unsur rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan saluran tradisional (Chaffey,2009: 476). 2.17.6.1 Prototype Website E-marketing

Prototyping adalah proses yang berulang-ulang yang disarankan oleh pengguna website untuk dilakukan modifikasi sebelum prototypes selanjutnya dan live version dari website dikembangkan. Dimana prototypes adalah versi awal dari sebagian atau keseluruhan dari sebuah sistem informasi yang dirangkum oleh penggunannya dan sponsor bisnisnya. Berikut ini langkah pembuatan website e-marketing berdasarkan langkah prototyping :

(18)

a. Analysis

Pada tahap analysis merupakan tahap mengumpulkan data yaitu dengan melakukan interview dengan pihak perusahaan, hasil dari interview tersebut berupa sebuah infromasi yang digunakan untuk membuat sebuah website dan memastikan bahwa data sesuai dengan yang dibutuhkan oleh pengguna website agar tidak terjadinya kesalahpahaman antara pihak pembuat dan pengembangan website dengan pemakai website.

b. Design

Pada tahap ini akan dibuat perancangan website. Menurut (Chaffey,2009: 621), design adalah unsur perancangan dalam membuat sistem yang menetapkan bagaimana sistem harus terstruktur. Dalam pembuatan website memerlukan Information Architecture, menurut (Chaffey,2009: 634), Information Architecture yaitu penggabungan organisasi, pemberian label, terdapat skema navigasi dalam sistem informasi dan pengelompokan informasi dalam struktur logika. dalam merancangan infromation architecture terdapat site map,menurut (Chaffey,2009: 635) site map adalah penggambaran grafik atau tulisan yang menghubungkan kelompok - kelompok lain dalam sebuah website. terdapat juga wifreframes yang menurut (Chaffey,2009: 636) adalah sebuah cara mengilustrasikan susunan dari sebuah halaman web.

c. Development

Setelah perancangan website telah dilakukan maka tahap selanjutnya adalah pengembangan website dengan menggunakan software tertentu. Pengembangan website meliputi penulisan konten HTML, pembuatan desain grafik, dan pengkodingan.

d. Test and Review

Tahap selanjutnya adalah test and review, menurut (Chaffey,2009: 694) , testing bertujuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuain dalam requirement specification dan errors. Selain itu review juga dilakukan review terhadap website tersebut. Review dapat menggunakan tools web analytic. Menurut (Chaffey,2009: 704) web analytic adalah teknik yang digunakan

(19)

untuk menilai dan meningkatkan kontribusi dari e-marketing dalam bisnis termasuk evaluasi volume traffic, referrals, clickstreams, online reach data, customer satisfaction surveys, lead and sales. Test dan Review dilakukan pada tahap control dalam metode SOSTAC®.

Gambar 2.7 Tahapan Pengembangan Website Melalui Prototyping (Chaffey,2009: 449)

Gambar

Gambar 2.1 Designing a Customer Driven Marketing Strategy  (Kotler, 2012: 215)
Gambar 2.2 Bauran Pemasaran
Gambar 2.3 Metode SOSTAC
Gambar 2.4 Contoh SWOT Analysis   (Chaffey. 2009: 422)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini mendapatkan 9 dari 64 sampel menunjukkan hasil resisten terhadap rifampisin pada pemeriksaan GeneXpert /MTB RIF tetapi menunjukkan hasil sensitif

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui

[r]

Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi Bilangan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi kebijakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) pada kalangan

Menurut Adi Nugroho (2005) dalam penelitianya yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi margin pembiayaan murabahah dengan studi kasus pada PT Bank

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa 76% responden menyatakan acara Mancing Mania di Trans 7 ini positif dengan alasan dapat menghibur