• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI ROADMAP INDUSTRI 4.0. Jakarta, 5 April 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI ROADMAP INDUSTRI 4.0. Jakarta, 5 April 2018"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KEBIJAKAN

SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

DALAM RANGKA IMPLEMENTASI ROADMAP INDUSTRI 4.0

(2)

22

OUTLINE

I. KINERJA INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

II. INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN 4.0

III. KEBIJAKAN SEKTOR INDUSTRI MAKANAN

DAN MINUMAN

(3)

Sumber : BPS diolah Kemenperin

Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Pertumbuhan Industri Makanan

dan Minuman 10.33 4.07 9.49 7.54 8.33 9.23

Pertumbuhan Industri

Pengolahan Non Migas 6.98 5.45 5.61 5.04 4.43 4.84

Pertumbuhan Ekonomi 6.03 5.56 5.01 4.88 5.03 5.07 0 2 4 6 8 10 12 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Industri MaMin Industri Non Migas PDB

(%)

(4)

444

Kontribusi PDB Sektor Industri Makanan dan Minuman Terhadap Industri Non Migas Tahun 2017

Industri Makanan dan Minuman34%

Industri Pengolahan Tembakau

5%

Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

6%

Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki

2%

Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari

Bambu, Rotan dan Sejenisnya

3%

Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 4%

Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional

10%

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik

4%

Industri Barang Galian bukan Logam

4%

Industri Logam Dasar 4%

Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan

Peralatan Listrik 10%

Industri Mesin dan Perlengkapan 2% Industri Alat Angkutan 10% Industri Furnitur 1%

Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan

(5)

EKSPOR – IMPOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

(MILIAR USD)

URAIAN 2014 2015 2016 2017

Ekspor MaMin (tidak termasuk minyak

kelapa sawit) 10,97 10,02 10,43 11,51

Impor MaMin 9,72 8,34 9,66 9,88

Neraca Ekspor Impor 1,25 1,68 0,77 1,63

0 2 4 6 8 10 12 14 2014 2015 2016 2017

Ekspor MaMin (tidak termasuk minyak kelapa sawit) Impor MaMin Neraca Ekspor Impor

(6)

66 Kontribusi PDB Pengganda PDB 1 (sektor pengungkit yang mendorong pertumbuhan ekonomi) Skala Perdagangan2 12.5% 12.5% Tingkat pertumbuhan pasar domestik Efek Pengganda Input3 (industri hulu) Tingkat

pertumbuhan ekspor

Kemenperin mengevaluasi 16 industri terhadap 10 kriteria utama

mencakup dampak dan potensi keberhasilan industri 4.0

Pendekatan Prioritas

Lingkup Industri

(n = 16)

1. Output pengganda adalah dampak peningkatan permintaan akhir di satu sector terhadap peningkatan output di sektor lain 2. Ekspor Bruto + Impor Bruto

3. Pengganda input sebagai bahan baku utama mempengaruhi sector lain- mis. Logam Dasar digunakan industri Barang Logam, Otomotif, Elektronika 4. Sumber: A.T. Kearney

Logam dasar Kimia Elektronik, Optik & Peralatan RT Alat Transportasi Barang-barang logam Farmasi dan obat tradisional Pengolahan tembakau Makanan & minuman Barang-barang non-logam Barang-barang

karet & plastik

Pengolahan kayu & Furnitur

Mesin & peralatan industri Perhiasan & barang berharga Kertas dan Barang dari kertas Tekstil, pakaian

& barang dari kulit Batubara, minyak & gas

Kondisi saat ini (25%)

Nilai Sektor

Dampak (50%)

Investasi yang dibutuhkan

Titik kontrol

[peringkat perusahaan dilihat dari nilai sektornya]

Kecepatan penetrasi [Penyerapan tenaga kerja]

Keunggulan infrastruktur [mis. logistik, utilitas; sektor hulu]

Potensi Net Ekspor (25%)

Kelayakan (50%) 4 7 8 9 10 5 6 3 2 1 8.3% 8.3% 8.3% 12.5% 12.5% 12.5% 12.5% xx Bobot kriteria

(7)

Kimia

Kayu & Furnitur

Barang

karet & plastik Industri Kertas

Elektronik, dll.

Makanan &

Minuman

Logam Dasar Industri Alat

Transportasi Tekstil, pakaian

Batubara, kilang minyak & Gas

Industri Mesin Pengolahan Tembakau Farmasi Barang Logam Kelayakan Perhiasan & Barang berharga Dampak Barang Non-Logam

Sumber: A.T. Kearney, Bank Dunia, BPS

5 sektor dipilih untuk dijadikan sektor-sektor prioritas

pelaksanaan Revolusi Industri 4.0

Matriks Prioritisasi Sektor

Rendah Tinggi Rendah Tinggi 5 Sektor Terbesar

Makanan &

Minuman

Tekstil

Otomotif

Elektronik

Kimia

~60% PDB mnfkt ~65% ekspor mnfkt. ~60% pekerja mnfkt.

(8)

88 Tantangan

Peluang

Jalur menuju industri makanan & minuman 4.0 perlu melibatkan

pembenahan sektor hulu serta peningkatan sektor manufaktur

1. 2014

Sumber: A.T. Kearney

Pasar domestik terbesar di wilayah

– 30% total pasar ASEAN

Sumber daya pertanian yang berlimpah No. 5 di dunia dalam total volume produksi pertanian

Konsumen beralih ke makanan kemas modern

Munculnya pemain yang bersaing secara global

– e.g. Indofood, Mayora

Industri sangat terfragmentasi

– 80% tenaga kerja di UKM

Penerapan teknologi terbatas di segmen UKMProduktivitas buruk di Hulu (pertanian)

Infrastruktur rantai dingin terbelakang

Meningkatnya masalah keamanan pangan

Jalur menuju Makanan & Minuman 4.0 Meningkatkan produktivitas agri-sektor hulu dengan teknologi mis: mjmt. hasil (IoT/ Data Besar) Memberdayakan segmen UKM didukung

pendanaan & teknologi mis: teknologi bank, e-niaga Meningkatkan efisiensi rantai pasokanmis: membangun jaringan rantai-dingin yang lebih baik Meningkatkan produksi makanan kemasan modern dg inovasi produkmis: insentif ke R & D Meningkatkan industri dg memanfaatkan

permintaan besar domestik (bangun skala ekonomi) Mempercepat ekspor dan menjadi no.1 produsen F&B regional 1 2 3 4 5 6

(9)

Potensi teknologi yang dapat digunakan untuk memperbaiki

sektor industri makanan dan minuman

Makanan & minuman - potensi teknologi

Pertanian/Peternakan/Perikanan Pengolahan/Pengemasan Makanan Perdagangan/RitelTeknologi Drone menggunakan kamera mendeteksi pohon yang terinfeksi cacing tas agar sasaran pestisida semprot menjadi lebih baik

Sistem intelijen

scr individual dapat memantau kondisi kesehatan, repro-duksi, gizi & kese-hatan sapi meng-gunakan tag tubuh dan aplikasi

AI Tensor-Flow

dengan cepat memeriksa kualitas bahan makanan

Hasil pengelolaan Otomatisasi pabrik yang lebih maju

Mesin sortir otomatis canggih

mampu

memeriksa jutaan unit produk Per-jam, meningkatkan hasil, produktivitas serta konsistensi kualitas

Manajemen Ritel

IoT Suite memungkinkan pengecer cepat

merespon masalah di toko dengan menggunakan robot kamera dan analisis canggih Analitika canggih

membantu pengecer menganalisa kinerja penjualan pemasok agar mereka dapat

meningkatkan keahlian penjualan & pelanggan

Analitika memungkinkan pemantauan

waktu-nyata & manajemen aset-aset yang didinginkan dl fasilitas rantai yang berpendingin untuk meningkat-kan operasi end-to-end dan jaminan kualitas

Logistik

Transportasi Penyimpanan termasuk rantai dingin

Sistem pengelolaan peti kemas jarak jauh memberikan data

tepat waktu untuk memantau lokasi, suhu serta status energi. Teknologi ini diharapkan dapat memotong biaya operasional, memperbaiki operasi armada dan mencegah kerusakan produk

Munculnya platform e-niaga untuk produk pertanian yang bertujuan mengurangi

dominasi tengkulak dan memungkinkan transparansi penelusuran & harga

E-commerce

(10)

1010

“Making Indonesia 4.0” harus dimulai dengan langkah-langkah segera dengan

aspirasi jangka panjang untuk sektor prioritas

Aspirasi sektor fokus

Langkah aksi segera (quick wins)

Source: A.T. Kearney

3

Otomotif

Menjadi pemain terkemuka dalam ekspor ICE dan EV

4

Kimia

Menjadi pemain terkemuka di industri biokimia

5

Elektronik

Mengembangkan kemampuan pelaku industri domestik

1

Makanan &

Minuman

Menuju kekuatan besar

makanan minuman di

ASEAN

2

Tekstil & Busana

Menuju produsen functional clothing terkemuka

Insentif

teknologi

Insentif RD&D dan CAPEX

untuk investasi teknologi

Investor

Roadshow

Roadshow;

menyasar manufaktur global terkemuka

Pendidikan

Vokasi

Up-skilling & Re-skilling

untuk seluruh sektor (memilih 1-2 sector sebagai pilot)

Dukungan

untuk UMKM

E-commerce dan pendanaan

teknologi untuk UMKM

Pusat inovasi

Pembentukan pusat inovasi

untuk teknologi 4.0. show case, percobaan

peningkatan produktivitas (termasuk pelatihan)

(11)

Kondisi saat ini Kendala

Industri Mikro Kecil (1.614.149 unit usaha ) 30% industri 3.0 70% industri 2.0 Industri Besar Sedang (6.875 unit usaha) 70% industri 3.0 30% industri 2.0 Kebijakan • Penerapan industri 4.0

memerlukan investasi yang cukup besar

• Jumlah penyedia teknologi masih terbatas

• Tingkat kompetensi tenaga kerja yang rendah

• Produktivitas tenaga kerja yang rendah.

• Lambatnya jalur distribusi dan tingginya biaya logistik

• Fasilitas penyimpanan yang

tersedia belum memadai, seperti

kawasan khusus penyimpanan

bahan baku impor

• Ketergantungan yang tinggi

terhadap impor bahan baku dan penolong

• Biaya energi yang tinggi Sumber : BPS diolah Kemenperin

Beberapa industri besar sudah menerapkan industri 4.0 walaupun belum di seluruh rantai nilai.

• Menjamin ketersediaan pasokan bahan baku dari sumber daya yang mencakup aspek teknis, harga, jumlah dan jangka waktu penyediaan.

• Menjamin ketersediaan pembiayaan industri yang layak secara ekonomis melalui dukungan insentif fiskal berupa kebijakan suku bunga, serta penundaan dan pemotongan pajak tertentu (tax allowance dan tax holiday)

• Menjamin ketersediaan pemanfaatan teknologi melalui regulasi dan insentif, baik bagi

penyedia teknologi di dalam negeri maupun kemitraan dengan pihak luar negeri.

• Menjamin ketersediaan energi (pembangkit dan transmisi) serta sarana & prasarana, transportasi dan logistik yang dapat

dimanfaatkan oleh industri sehingga layak secara teknis dan ekonomis.

• Memberi kepastian hukum yang tidak tumpang tindih terkait kewenangan

pengembangan, pembinaan dan pengawasan oleh K/L dan BUMN sehingga tercipta iklim berusaha yang efektif

(12)

1212

CONTOH IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

NO PERUSAHAAN PROFIL IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

1 PT. Coca Cola

Amatil Indonesia

Produsen minuman ringan yang menjual dan mendistribusikan lebih dari 10 merek di Indonesia.

Produk : minuman ringan berkarbonasi, jus, teh, minuman isotonik, air minum dalam kemasan, dan minuman

berenergi.

Program digitalisasi di area supply chain dan pelayanan penjualan, yaitu sejak produk

dikembangkan sampai lokasi penjualan, untuk

mendapatkan informasi akurat (real time) mengenai proses, output, biaya, dan pelayanan.

2 PT. Nestle

Indonesia

Produsen makanan dan minuman terbesar di dunia.

Produk : minuman ringan , olahan coklat, olahan kopi dan olahan susu

Sistem control secara inline selama proses produksi untuk menjamin keamanan pangan dan kualitas produk, serta sistem filling dan packing produk yang dilakukan secara otomatis.

3 PT. Barry

Callebaut Indonesia

Produsen olahan coklat yang berlokasi di Gresik, Bandung dan Makassar.

Produk : cokelat compound

Sistem yang dapat mengelola resep produk dengan baik sehingga kualitas produk jadi yang dihasilkan konsisten setiap saat. Resep produk dan data

manufaktur tersimpan secara digital sehingga

meningkatkan konsistensi dan kemampuan

(13)

IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

SEKTOR INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

NO PERUSAHAAN PROFIL IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0

4 PT. Mayora Perusahaan PMDN yang menghasilkan

produk makanan dan minuman.

Produk : biskuit, sereal, kembang gula dan minuman ringan

Pemeriksaan kualitas proses lini produksi meliputi

Incoming Material Inspection (Pemeriksaan pada saat

penerimaan bahan), Audit Supplier (Pemeriksaan

pemasok bahan), Field Process Inspection (Pemeriksaan

proses produksi), Finished Goods Final Inspection

(Pemeriksaan akhir pada barang jadi), dan Sensory Evaluation Test (Tes evaluasi sensorik)

5 PT. Indolakto

(Indofood Group)

Perusahaan PMDN yang menghasilkan produk olahan susu.

Produk : olahan susu

Sistem Automasi Pergudangan dengan menerapkan

ASRS (Automated Storage & Retrieval System) yang

dikelola dengan komputerisasi dan digital untuk

melakukan proses penyimpanan dan pengambilan produk

dalam pallet secara otomatis ke lokasi penyimpanan

yang telah ditentukan.

6. PT. Unilever

Indonesia

Produsen Fast Moving Consumer Goods termasuk produk makanan dan

minuman.

Produk : margarine, teh, olahan buah, kecap, bumbu masak dan es krim

Unilever mengintegrasikan semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi barang (mulai dari pergudangan, transportasi, pelabuhan/stasiun dan distributor/toko) ke dalam sebuah platform digital yang terintegrasi, otomatis dan real time, yaitu Digital Logistics

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga, penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul “ Pengaruh Penerapan Classroom Rules Terhadap Partisipasi Siswa Kelas 5 SD Kristen 03

Interaksi dalam internal koalisi penguasa ini menjadi penting untuk memastikan ada pembelajaran dan pemahaman yang sama mengenai pilihan kebijakan antara pemerintah

Akan tetapi, penelitian tentang financial distress dengan membandingkan antara kondisi financial distress dilihat dari sudut pandang pihak-pihak yang berkepentingan

Kemampuan menyelesaikan soal – soal bangun ruang sisi datar merupakan kemampuan siswa untuk dapat memecahkan dan menyelesaikan masalah soal matematika pada materi

Maka pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh atau dibina oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta

Bagaimana para siswakelas XI AP dalam menerapkan nilai-nilai dasar Pancasila khususnya sila kedua di dalam proses pembelajaran Upaya-upaya yang dilakukan dalam

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa baik eksplan yang berasal dari tunas aksilar maupun tunas adventif yang ditanam pada media dasar MS dengan penambahan zat pengatur

Berdasarkan pembahasan hasil pengujian data dengan menggunakan analisis regresi berganda, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah pertumbuhan dana pihak ketiga berpengaruh