• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indi kator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan 1. KUALITAS UDARA

TAHAP KONSTRUKSI Kualitas udara (SO2,

CO, PM10)

Menurunnya

kualitas udara Emisi gas buangdan debu dari mesin diesel, beberapa kendaraan berat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas mobilisasi konstruksi BS dan GPF

Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu)

Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida

Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh penurunan kualitas udara

Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium

Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), PM10(Gravimetrik

dg alat Hi-Vol)

Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien

Kompleks BS dan GPF

Dua titik/lokasi sepanjang jalan yang dilalui mobilisasi yang berdekatan dengan pemukiman.

Setiap tiga bulan sekali selama tahap

pembangunan/konstruksi BS dan GPF

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH

TAHAP OPERASI Kualitas udara (SO2,

CO, NOx, PM10, H2S)

Menurunnya

kualitas udara

Kegiatan operasiproduksi di GPF

Emisi gas dari peralatan utama

Mengevaluasi efektivitas penggunaan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU) dan Sulfur Recovery Unit (SRU)

Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh penurunan kualitas udara

Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium

Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), NOx (Saltzman dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), H2S (Merkuri

tiosianat dg alat Spektrofotometer), PM10

Kompleks BS

dan GPF Setiap tiga bulan sekaliselama operasi BS dan GPF berlangs ung

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Ditjen Migas KLH

(2)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan 2. KEBISINGAN

TAHAP KONSTRUKSI Kebisingan Peningkatan

kebisingan Aktivitaspembangunan/ konstruksi BS dan GPF

Menjaga agar tidak melebihi

buku mutu kebisingan

Pengamatanlapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter

Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep Men LH No. 48 Tahun 1999)

Kompleks BS

dan GPF Setiap tiga bulan sekaliselama tahap pembangunan/konstruksi BS dan GPF

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH

3. KUALITAS AIR PERMUKAAN

TAHAP KONSTRUKSI Kualitas air

permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)

Menurunnya kualitas air pemukaan Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar dan limbah air hidrotest, pembersihan peralatan sebelum komisioning

Mencegah pencemaran air

permukaan

Sampling menggunakansistem grab sample kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

Membandingkan hasil analisis dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS dan GPF

Setiap tiga bulan sekali selama tahap

pembangunan/konstruksi BS dan GPF

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH TAHAP OPERASI Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, NH3, H2S, Phenol

total)

Menurunnya kualitas air pemukaan

Air formasi dari kegiatan pemboran sumur

pengembangan dan opersional BS dan GPF

Mencegah pencemaran air

permukaan

Sampling menggunakansistem grab sample kemudian dilakukan analisis di laboratorium.

Membandingkan hasil analisis dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS dan GPF

Setiap tiga bulan sekali selama operasional BS dan GPF

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH

4. KUALITAS AIR LAUT

TAHAP KONSTRUKSI Kualitas air laut

(Kekeruhan, minyak dan lemak)

Menurunnya

kualitas air laut Pemasangan pipapenyalur gas melalui laut (alternatif 3)

Mengefektifkan pengawasan dan mengevaluasi dalam pengelolaannya

Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.

Tiga lokasi: bagian hulu pipa, tengah dan hilir pipa

Tiga kali: sebelum kegiatan, selama kegiatan, dan setelah kegiatan

PT. DSLNG Bapedalda

Kab. Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Prov. Sulawesi Tengah

(3)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan 5. EROSI TANAH

TAHAP KONSTRUKSI Parameter:

erodibilitas tanah, panjang dan besar lereng, penutup lahan/crops factors, dan teknik pengolahan dan konservasi lahan Berserakannya material kasar (pasir, krikil, krakal) di permukan tanah, solum tanah menjadi tipis, cepatnya titik layu tanaman, keruhnya aliran permukaan bebas serta keruhnya air sungai

Pembukan dan

pematangan lahan

Memantau pelakasanaanpengelolaan lingkungan

Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan apakah sesuai dengan baku mutu tentang erosi (erosi terbolehkan)

Melakukan observasi langsung di lapangan dengan mengumpulkan data parameter penyebab erosi, khususnya pengubahan penutup lahan oleh vegetasi (crop)

Analisis data secara matematis menggunakan rumus USLE yakni A = R.K.L.C.P.P)

Lokasi-lokasi pemboran sumur gas

Jalan ROW (sempadan jalur pemasangan pipa gas)

Dua kali selama setahun pada periode hujan (awal musim hujan, dan pertengahan musim penghujan)

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas, dan KLH.

6. GANGGUAN SISTEM IRIGASI DAN DRAINASE TAHAP KONSTRUKSI frekuensi dan lama

genangan air di hulu lokasi pemasangan pipa dan kekurangan air irigasi di hilir lokasi pemasangan pipa saat pemasangan pipa penyalur gas Tersumbatnya saluran drainase oleh tanah galian, menggenangya air dihulu jalur pipa dan terputusnya aliran sungai. Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

Memantau pelaksanaan pengelolaan lingkungan

Memantau terjadinya gangguan drainase (terjadinya banjir) di atas lokasi

pemasangan pipa, dan luas sawah yang tidak mendapat air irgasi.

Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan apakah masih terjadi genangan di bagian hilir atau terputusnya aliran di saluran bagian hilir lokasi pemasangan pipa.

Observasi langsung yakni mengamati, mengukur dan mencatat parameter genangan di lapangan (luas, lama dan kedalaman genangan, luas areal sawah yang tidak terairi akibat gangguan pemasangan pipa penyalur gas).

Analisis data: analisis secara deskriptif tentang lama, kedalaman dan frekuensi genangan yang terjadi, serta lama tidak ada aliran di saluran irigasi. Daerah sekitar dan sepanjang pemasangan pipa (di sebelah hulu jalur pipa untuk drainase dan area sawah irigasi dibagian hilir jalur pemasangan pipa)

Dua kali selama setahun (khususnya) pada awal/pertengahan musim penghujan dan akhir musim penghujan.

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

(4)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan 7. KESELAMATAN BERLALULINTAS

TAHAP KONSTRUKSI Kecelakaan lalulintas Terjadi kecelakaan

lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau luka-luka pada pengguna jalan. Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya

Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan

material/bahan konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

Depan kantor Kecamatan Kintom, Batui, Toili

Sepanjang rute pengangkutan

Pada ruas jalan yang memotong ruas jalan

Tiap bulan pada saat kegiatan mobilisasi peralatan dan material

Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material

Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalan

PT. Pertamina

EP - PPGM

Bapedalda Kab.Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. Kegiatan pemasangan pipa yang memotong ruas jalan

Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute kegiatan pemasangan pipa.

Pengamatan langsung di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

Pada ruas jalan yang terpotong pipa

Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalan umum. TAHAP OPERASI Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas Kegiatan pengangkutan kondensat lewat transportasi darat. Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya

Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilalui oleh rute pengangkutan kondensat dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom dan Batui

Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan

Ruas jalan yang dijadikan rute pengangkutan

Dilakukan sekali dalam

setahun PT. PertaminaEP - PPGM

BapedaldaKab. Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH.

(5)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan TAHAP PASCA OPERASI

Keselamatan

berlalulintas Terjadinyakecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau kerusakan kendaraan atau luka-luka pada pengguna jalan Kegiatan demobilisasi peralatan Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya

Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat

Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

Sepanjang rute

pengangkutan Sekali pada pertengahanwaktu demobilisasi peralatan

PT. Pertamina

EP - PPGM

BapedaldaKab. Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Din. Perhubungan Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. 8. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN

Kerusakan jalan TAHAP KONSTRUKSI dan jembatan: - Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan - Kondisi permukaan/ kerusakan jalan dan jembatan Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan jembatan serta efektivitas

pengelolaannya

Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan

material/bahan konstruksi

Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)

Mencocokan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan dan jenis tindakan perbaikan Jalan antara Batui – Toili serta jembatan di Kecamatan Kintom

Setiapkali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan pengguna jalan.

PT. Pertamina

EP - PPGM

BapedaldaKab. Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH.

(6)

Dampak Penting yang Dipantau Sumber Dampak Tujuan Pemantauan

Lingkungan Hidup Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan

Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulan

dan Analisis Data PemantauanLokasi Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan

Pelaksana Pengawas Pelaporan TAHAP OPERASI

Kerusakan jalan dan jembatan: - Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan - Kondisi permukaan/ kerusakan jalan dan jembatan Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan Pengangkutan kondensat dan sulfur lewat jalur darat

Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan jembatan serta efektivitas

pengelolaannya

Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)

Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan dan jenis tindakan perbaikan

Sepanjang rute

pengangkutan Dilakukan setahun sekali. PT. PertaminaEP - PPGM

BapedaldaKab. Banggai Din. Perhub Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. TAHAP PASCA OPERASI

Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan Kegiatan demobilisasi peralatan

Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat

Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk

Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan

Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan 9. KELANCARAN LALULINTAS TAHAP KONSTRUKSI Kelancaran lalulintas: Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level Of Service) berdaarkan nilai DS (Degree Of Saturation) pada ruas jalan dan tundaan lalulintas (delay) Terjadi kemacetan lalulintas Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas yang memotong jalan umum

Mengevaluasi terjadinya kemacetan lalulintas dan efektivitas pengelolaannya.

Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk ming-masing arah pada ruas jalan.

Metoda analisis dilakukan dengan mengunakan metoda dari MKJI

Ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kontruksi fasilitas produksi gas

Pada ruas jalan yang terpotong oleh pipa

Sekali pada awal pemasangan pipa yang memotong jalan umum

PT. Pertamina

EP - PPGM

BapedaldaKab. Banggai

Din. Perhub Kab. Banggai

Pemkab Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH.

(7)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan 10. VEGETASI

TAHAP KONSTRUKSI Penurunan

keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan rona awal

Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka sehingga terjadi penurunan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi

Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode quadrat sampling.

Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek

Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama operasional

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. TAHAP PASCA OPERASI

Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan rona awal

Reklamasi lahan

untuk penghijauan Untuk mengetahui perubahandan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam

Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan

Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Areal kegiatan yang dahulu dibuka/diguna kan untuk kegiatan operasional kilang LNG

Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang waktu enam bulan

11. SATWA

TAHAP KONSTRUKSI Penurunan

keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa darat dibandingkan dengan rona awal

Land clearing menyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa hilang

Pemasangan pipa penyalur gas

Mengetahui kehadiran satwa

setelah dilakukan penghijauan

Pengumpulan data danpengamatan langsung di lapangan dengan metode IPA (Index Point Abudance).

Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek

Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan dua kali dalam satu tahun selama operasional

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. TAHAP PASCA OPERASI

Perubahan dan tingkat

Reklamasi lahan untuk penghijauan

Mengetahui kehadiran satwa

setelah dilakukan penghijauan

Pengamatan langsung dilapangan

Areal kegiatan yang dahulu

Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali

(8)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan 12. BIOTA AIR TAWAR

Penurunan TAHAP KONSTRUKSI keanekaragaman

jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton, benthos, ikan)

Indeks

diversitas/keanekar agaman biota air

Kegiatan konstruksi BS dan GPF mempengaruhi kualitas air sungai sehingga akan berdampak pada biota air tawar/biota sungai

Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun keanekaragamannya

Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis

Perairan sekitar

kegiatan Satu kali sebelum dan satukali sesudah kegiatan konstruksi BS dan GPF dilakukan

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

KLH. TAHAP OPERASI Indeks diversitas/keanekar agaman biota air

Pemboran sumur pengembangan

Kegiatan operasi produksi di GPF

Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun keanekaragamannya

Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis

Perairan sekitar

kegiatan Enam bulan sekali selamakegiatan operasi

13. BIOTA AIR LAUT

Penurunan TAHAP KONSTUKSI keanekaragaman

jenis dan kelimpahan biota laut

Indeks

diversitas/keanekar agaman biota laut

Kegiatan konstruksi pemasangan pipa penyalur gas dapat meyebabkan kekeruhan air laut dan mempengaruhi kualitas air laut sehingga akan berdampak pada biota laut

Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun keanekaragamannya

Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.

Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek untuk

Perairan sekitar

kegiatan Satu kali pada sebelumpemasangan pipa dan satu kali setelah kegiatan selesai dilaksanakan (selama masa konstruksi).

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Pemkab BanggaiBapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

Ditjen Migas

(9)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan 14. POLA KEPEMILIKAN LAHAN

Kepemilikan lahan: TAHAP PRAKONSTRUKSI Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat Persentase perubahan kepemilikan lahan dalam masyarakat Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh

Mengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh

Observasi dan wawancara tentang pola kepemilikan dengan penggunaan lahan

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan K ab. Banggai

Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

banggai

KantorPertanahan Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH 15. KESEMPATAN BERUSAHA

Kesempatan berusaha: TAHAP OPERASI Jumlah penduduk

lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha

Kegiatan pemboran sumur pengembangan.

Opersai produksi di GPF

Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha

Pengamatan secara langsung di lapangan tentang jumlah dan jenis usaha yang berkembang

Pengumpulan data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: deskriptif-evaluatif Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja

Setiap enam bulan sekali

selama tahap operasi PT. PertaminaEP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

KantorPerindagkop Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH

(10)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan 16. PROSES SOSIAL

Proses sosial: TAHAP PRAKONSTRUKSI Terganggunya

proses sosial dalam masyarakat Munculnya konflik atau ketidakpuasan warga masyarakat dalam proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh

Mengetahui gangguan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan

Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan masyarakat terhadap pembebasan lahan

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kab. Banggai

Dua kali: selama dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

KantorPertanahan Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH TAHAP KONSTRUKSI Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan dan bahkan konflik sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang

Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF)

Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

Mengetahui efektivitas upaya pengelolaan untuk mencegah, mengurangi atau

menanggulangi gangguan proses sosial

Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan penduduk lokal dengan pendatang

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

Enam bulan sekali selama

tahap konstruksi PT. PertaminaEP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Kantor TenagaKerja Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH TAHAP OPERASI Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang

Kegiatan penerimaan tenaga kerja

Kegiatan operasi produksi di GPF

Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi gangguan proses sosial

Observasi dan wawancara tentang tingkat penerimaan dan pola hubungan penduduk dengan pendatang.

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

Enam bulan sekali selama

tahap operasi PT. PertaminaEP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Kantor TenagaKerja Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH

(11)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan 17. PELAPISAN SOSIAL

Pelapisan sosial: TAHAP OPERASI Perubahan

strata/kelas sosial dalam masyarakat

Munculnya strata atau kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lokal

Kegiatan operasi produksi di GPF.

Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat

Observasi dan wawancara tentang pendidikan, penghasilan, dan matapencaharian penduduk.

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Kantor Pemrakarsa

Enam bulan sekali selama tahap operasi

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

Kantor TenagaKerja Kab. Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH

18. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Sikap dan persepsi TAHAP PRAKONSTRUKSI masyarakat:

Sikap dan persepsi negatif masyarakat

Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait proses

pembebasan lahan dan tanam tumbuh

Adanya proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh.

Mengetahui proses

pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta efektivitas upaya pengelolaan yang telah dilakukan

Observasi dan wawancara tentang keresahan/tingkat penolakan masyarakat terhadap pembebasan lahan

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai

Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh

PT. Pertamina EP - PPGM

Bapedalda Kab.

Banggai

KantorPertanahan Kab. Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH

(12)

Dampak Penting yang Dipantau

Sumber Dampak Tujuan PemantauanLingkungan Hidup

Rencana Pemantauan Lingkungan Institusi Pemantauan Lingkungan Jenis Parameter Indikator Metode Pengumpulandan Analisis Data PemantauanLokasi

Lingkungan

Jangka Waktu/ Frekuensi Pemantauan

Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelaporan TAHAP KONSTRUKSI

Sikap dan persepsi masyarakat: Sikap dan persepsi negatif masyarakat

Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya

Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait adanya tenaga kerja pendatang.

Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja

Konstruksi BS dan GPF

Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat

Survei langsung di lapangan dan wawancara tentang tingkat keresahan, ketidaknyamanan, dan penolakan masyarakat terhadap aktivitas proyek.

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

Enam bulan sekali selama

tahap konstruksi PT. PertaminaEP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Kantor TenagaKerja Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH TAHAP OPERASI

Adanya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik sosial khususnya antara penduduk lokal dengan tenaga kerja pendatang

Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan sebagainya.

Penerimaan tenaga kerja operasi

Pemboran sumur pengembangan

Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat terhadap proyek

Survei langsung di lapangan tentang tingkat keresahan, kecemburuan dan ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dari aktivitas proyek.

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

Enam bulan sekali selama tahap operasi

(13)

dan Analisis Data Lingkungan Lingkungan TAHAP PASCA OPERASI

Adanya keluhan, protes dan penilaian negatif masyarakat terhadap munculnya pengangguran Kegiatan penglepasan tenaga kerja

Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi negatif masyarakat

Wawancara dan survei langsung di lapangan tentang keresahan, keluhan dan protes masyarakat akibat kegiatan penglepasan tenaga kerja

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai

Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Kantor TenagaKerja Kabupaten Banggai

Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah

KLH 19. SANITASI LINGKUNGAN

Penurunan kualitas TAHAP KONSTRUKSI Sanitasi lingkungan Adanya

sampah/limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik.

Kegiatan pembangunan/ konstruksi BS dan GPF

Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas

Untuk mengetahui perubahan

kualitas sanitasi lingkungan

Survei langsung di lapangantentang upaya pengelolaan sampah/limbah dan penyediaan fasilitas sanitasi

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif

Sekitar pembangunan/ konstruksi BS dan GPF

Di sepanjang ROW rencana jalur pipa

Enam bulan sekali selama pembangunan BS dan GPF serta pemasangan pipa

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Dinas KesehatanKab. Banggai

Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Dinkes Kab. Banggai

KLH 20. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT

Penurunan tingkat TAHAP OPERASI kesehatan

masyarakat Munculnyaberbagai jenis penyakit menular: kulit, asma, kelamin, dsb.

Kegiatan pemboran sumur pengembangan

Operasi produksi di GPF Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan masyarakat.

Survei langsung di lapangan tentang jenis-jenis penyakit yang muncul/berkembang

Data sekunder dari instansi terkait

Analisis data: secara deskriptif-evaluatif

Di lokasi pemboran sumur pengembangan, operasi produksi di GPF dan lingkungan sekitar

Puskesmas/

Enam bulan sekali selama pemboran sumur pengembangan dan operasi produksi di GPF

PT. Pertamina

EP - PPGM Bapedalda Kab.Banggai

Dinas KesehatanKab. Banggai

Bapedalda Prov. Sulawesi Tengah

Dinkes Kab. Banggai

KLH

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Arsyad (2011) mengemukakan bahwa ada empat fungsi media pembelajaran, yaitu: 1) Fungsi atensi dari media visual merupakan fungsi inti dari media pembelajaran, dimana

Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan bagi badan usaha yang berbentuk Perusahaan Perseroan (PT), Persekutuan Komuditer (CV), Koperasi dan badan hukum lainnya

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan PPM dalam bentuk pelatihan usaha souvenir khas wisata Merapi adalah 1) para remaja putri mampu membuat aksesoris dan merchandiser

Pada peneliti berikutnya disarankan untuk: (l) mengembangkan alat ukur yanc berkenaan dengan ciri kepribadian dan keterarrpiran hubungan interpersonar gum kelas

Berdasarkan Dokumen Pemilihan BAB III Instruksi Kepada Peserta pasal 30 Pembuktian Kualifikasi dan pada BAB VIII Tata Cara Evaluasi Kualifikasi Pembuktian Kualifikasi, Paket

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi seorang manajer dalam pengambilan risiko dalam penelitian ini adalah probalilitas bahwa setiap proyek menghasilkan kerugian, probabilitas

Pembuatan Perancangan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi menggunakan Enterprise Architecture Planning (EAP) dengan pendekatan TOGAF ADM di Dinas

Setelah membaca teks dan bereksplorasi dengan benda-benda sekitar, siswa dapat menjelaskan sumber bunyi dalam bentuk tulisan.. Setelah bereksplorasi dengan benda-benda sekitar,