• Tidak ada hasil yang ditemukan

Christina Triwiyani 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Christina Triwiyani 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)



HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WUS DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MELAKUKAN PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I Christina Triwiyani1

1

Prodi S-1 Keperawatan, STIKes Kusuma Husada Surakarta Titin4krisna@gmail.com

Abstrak

Kanker servik merupakan kanker yang menduduki urutan pertama dari kejadian kanker secara keseluruhan ataupun dari kejadian kanker pada wanita. Pencegahan kanker servik bisa dilakukan dengan deteksi dini melalui pemeriksaan seperti iva test (test inspeksi visual asam asetat), pap smear, thin prep, dan cara pemberian vaksinasi. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Rendahnya pengetahuan WUS tentang IVA test mengakibatkan mereka kurang mengetahui tentang manfaat dari deteksi dini kanker servik, hal itu berdampak pada rendahnya pengambilan keputusan untuk melakukan IVA test. Hal tersebut berpengaruh langsung pada rendahnya angka temuan kanker servik. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Kebakkramat I. Jenis penelitian menggunakan metode deskripti korelational dengan pendekatan Cross Sectional. Lokasi penelitian di Puskesmas Kebakkramat I kabupaten Karanganyar, pada bulan Juni 2015, jumlah sampel 109 responden, dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan propotional cluster random sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner tertutup, untuk analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil analisis statistik menunjukkan tingkat pengetahuan responden tentang pemeriksaan IVA test paling banyak pada katagori baik dengan sejumlah 98 responden (89,9%). Keputusan responden untuk bersedia melakukan pemeriksaan IVA test sejumlah 105 responden (96,3%). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (p=0,025).Hendaknya Perlunya ditingkatkan lagi pengetahuan WUS di Puskesmas Kebakkramat I tentang pentingnya pemeriksaan dini kanker serviks melalui penyuluhan-penyuluhan khususnya tentang IVA test.

Kata Kunci: Pengetahuan, Pengambilan Keputusan, Inspeksi Visual Asam Asetat. Daftar Pustaka: 30 (2004-2013)

ABSTRACT

Cervical cancer is cancer that ranks first on the overall incidence of cancer. Prevention of cervical cancer can be done with early detection through examination as IVA test (test of visual inspection of acetic acid), pap smear, thin prep, and how to give a vaccination. Knowledge is a very important domain for the formation of someone's actions. The lack of WUS knowledge about the IVA test causes the less awareness of the benefits of early detection of cervical cancer; it adversely affects the decision to undertake an IVA test. This is a direct impact on the low rate of cervical cancer findings. The objective of this research is to investigate the correlation between the WUS knowledge level and the decision on the visual inspection of acetic acid at Community Health Center 1 of Kebakkramat I. This research used the descriptive correlational method with cross sectional approach. This research was conducted at Community Health Center 1 of Kebakramat, Karanganyar, in June 2015. The samples of research were 109 respondents and were taken by using the proportionate cluster random sampling. The data were collected through closed questionnaire and were analyzed by using the Chi Square analysis.The result of this research shows that 98 respondents (89.9%) had good knowledge about IVA test, 105 respondents (96.3%) were willing to perform the examination IVA test. Thus, there was a correlation between the WUS knowledge level and the decision on the visual inspection of acetic acid(p=0,025). The WUS knowledge needs to be improved further at Community Health Center 1 of Kebakkramat about the importance of early examination of cervical cancer through counseling, especially about IVA test.

Keywords: Knowledge, decision, visual inspection of acetate acid. References: 30 (2004-2013)

(2)

 1. PENDAHULUAN

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Setiap tahun terdapat 12 juta orang menderita kanker dan 7,6 juta diantaranya meninggal dunia. Jika tidak diambil tindakan pengendalian yang memadai, maka pada tahun 2030 diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta diantaranya akan meninggal. Kejadian ini akan terjadi lebih cepat khususnya di negara miskin dan berkembang. Berdasarkan Riskesdas 2007, tumor / kanker merupakan penyebab kematian nomer 7 di Indonesia dengan presentasi 5,7% dari seluruh penyebab kematian. Angka kasusnya (prevalensi) adalah 4,3 per 1000 penduduk. Jadi tiap 1000 orang ada sekitar 4 (empat) orang yang menderita tumor / kanker (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

Kanker servik merupakan kanker yang menduduki urutan pertama dari kejadian kanker secara keseluruhan ataupun dari kejadian kanker pada wanita (Andrijono, 2009). Menurut Bosch et al (dalam Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009), hampir semua kanker servik secara langsung berkaitan dengan infeksi sebelumnya dari salah satu atau lebih virus Human Papilloma (HPV), salah satu IMS (Infeksi Menular Seksual) yang paling sering terjadi di dunia. Dari 50 jenis HPV yang menginfeksi saluran reproduksi, 15 sampai 20 jenis terkait dengan kanker servik. Empat dari jenis tersebut yaitu tipe

16, 18, 31 dan 45 adalah yang paling umum terdeteksi pada kasus kanker servik, dan jenis 16 merupakan penyebab dari setengah jumlah kasus yang terjadi.

Pencegahan kanker servik pada umumnya bisa dilakukan dengan cara pencegahan sekunder dan pencegahan primer. Pencegahan sekunder misalnya dengan deteksi dini melalui pemeriksaan seperti iva test (test inspeksi visual asam asetat), pap smear, thin prep, dan lainnya. Sedangkan pencegahan primer yaitu mencegah terjadinya infeksi HPV, hal ini dilakukan dengan cara pemberian vaksinasi. Menggunakan penggabungkan antara pencegahan primer dan sekunder, diharapkan morbiditas kanker servik akan menurun, sehingga kesehatan reproduksi wanita di Indonesia semakin meningkat (Andrijono, 2009).

Angka kasus kanker servik lebih tinggi di negara – negara berkembang sebagian dikarenakan negara – negara tersebut tidak memiliki metode pemeriksaan yang efektif. Penggunaan metode pap smear atau pemeriksaan berbasis serologi dalam mendeteksi perubahan prakanker sangatlah baik, tetapi banyak terjadi kendala, seperti mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeriksaan dengan metode tersebut, harus adanya ahli dalam pemeriksaan tersebut. Data terkini menunjukkan bahwa pemeriksaan visual leher rahim menggunakan asam asetat (IVA test) paling tidak sama efektifnya dengan Test Pap dalam mendeteksi penyakit dan bisa

(3)

 dilakukan dengan lebih sedikit logistik dan hambatan teknis (DepKes RI, 2009). Kelebihan tes yang menggunakan asam asetat ini adalah test ini menggunakan tehnik yang mudah, dengan biaya murah tetapi mempunyai tingkat sensitifitas tinggi yang merupakan faktor paling penting dari suatu test.

Upaya pencegahan kanker servik juga sudah dilakukan di Puskesmas Kebakkramat I dengan cara melakukan screning melalui pemeriksaan IVA test pada ibu atau tepatnya pada wanita usia subur dan sudah dimulai dari bulan Maret 2014 hingga bulan November 2014, dan data yang didapat baru ada 49 peserta yang bersedia dilakukan pemeriksaan IVA test dengan angka positif kanker servik 4 orang dan 45 orang negatif. Penanganan dengan hasil positif di rujuk ke instansi yang lebih tinggi, yaitu ke Rumah Sakit, dan untuk hasil negatif dianjurkan pemeriksaan ulang 5 tahun lagi.

Kendala lain selain dari mahalnya test yang ada dalam deteksi dini dari kanker servik yaitu tentang pengetahuan dari ibu dan lingkungan sekitarnya. Fakta yang didapatkan di lapangan setelah dilakukan promosi tentang screning untuk kanker servik melalui pemeriksaan IVA test di posyadu dan promosi di tingkat PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) maupun puskesmas kesadaran dari ibu masih rendah.

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal terdiri dari pendidikan, pekerjaan dan umur, sedangkan

faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan dan sosial budaya (Wawan, A dan Dewi, 2010). Rendahnya pengetahuan WUS tentang IVA test menyebabkan mereka kurang mengetahui tentang manfaat dari tindakan tersebut, dan hal itu berdampak pada rendahnya partisipasi WUS dalam melakukan deteksi dini kanker servik sehingga angka temuan kanker servik di daerah tersebut rendah.

Rendahnya pengetahuan WUS tentang IVA test juga berdampak pada rendahnya pengambilan keputusan pada tindakan IVA test itu sendiri, hal tersebut juga berpengaruh pada rendahnya angka temuan kanker servik. Oleh karena itu, penyampaian informasi tentang manfaat dari pemerikasaan IVA test sebagai deteksi dini kanker servik diperlukan untuk dapat meningkatkan pengetahuan dari WUS sehingga WUS bersedia melakukan tindakan IVA test dan meningkatkan angka temuan kanker servik.

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Kebakkramat 1 ?“

1.2 Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum

Tujuan umum untuk mengetahui tingkat pengetahuan WUS

(4)

 tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

b. Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi

Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

2) Mengidentifikasi

pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat. 3) Mengidentifikasi hubungan

antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

1.3 Manfaat Penelitian

a. Manfaat bagi masyarakat

Masyarakat dapat memahami manfaat dan prosedur dari pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat, sehingga kesehatan masyarakat semakin terjamin. b. Manfaat bagi petugas kesehatan

Data dan hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan petugas kesehatan untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap ibu / WUS dalam pengambilan keputusan untuk dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat sehingga dinas yang terkait dapat merencanakan suatu strategi pelayanan

kesehatan untuk

menindaklanjutinya.

c. Manfaat bagi institusi pendidikan Menjadi acuan bagi institusi terkait dalam mengembangkan penelitian sejenis dan penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut sehingga bermanfaat bagi kita semua. d. Manfaat bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan peneliti tentang Inspeksi Visual Asam Asetat dan kanker servik serta dapat mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian serta melatih kemampuan analisis peneliti. 2. PELAKSANAAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kebakkramat I kecamatan

Kebakkramat kabupaten

Karanganyar yang akan dilakukan di Puskesmas induk, PKD Kebak, PKD Waru, PKD Macanan, PKD Kemiri, PKD Nangsri dan Puskesmas pembantu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai dengan April 2015. 2.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Wanita Usia Subur di wilayah Puskesmas Kebakkramat I yang sudah menikah atau sudah melakukan hubungan seksual dan tinggal atau menetap di wilayah puskesmas Kebakkramat 1, pada tahun 2014 sasaran WUS berjumlah

(5)

 6815 orang. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode propotional cluster random sampling yang dilakukan dengan cara memilih 10% dari populasi terjangkau. jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 109 subjek.

2.3 Alat dan Bahan penelitian

Alat dan bahan pengukuran yang digunakan pada penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukut tingkat pengetahuan, sikap dan pemeriksaan iva test sebagai deteksi dini dari kanker servik

3. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini dengan cross sectional. Peneliti ingin mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dari WUS di Puskesmas Kebakkramat I dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan IVA test sebagai deteksi dini dari kanker cervik dengan cara menggambarkan secara detail dan dilakukakn dengan cara menyebarkan kuesioner dalam kurun waktu tertentu.

Uji statistik yang digunakan untuk menguji hubungan pengetahuan responden dengan tindakan pemeriksaan IVA test dengan uji Chi Square pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), bila p < 0,05 maka variabel di atas

dinyatakan berhubungan secara signifikan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hubungan antara karakteristik

responden dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat 4.1.1 Umur responden

Pada penelitian ini menujukkan bahwa sebagian besar responden yang ikut serta melakukan IVA Test adalah responden dengan usia antara 19-44 tahun. Usia 30-39 tahun merupakan usia kematangan seseoran. Saat ini responden telah menyadari bahwa mereka memiliki resiko terkena kanker serviks, untuk itu perlakuakan deteksi dini dengan melakukan IVA

tes. Bertambahnya

pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan. Mubarok (2007), mengatakan bahwa dalam perubahan umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan mental, sedangkan umur itu sendiri merupakan kedewasaan fisik dan kematangan ciri kepribadian seseorang yang berkaitan erat dengan pengambilan keputusan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian

(6)

 yang dilakukan oleh Wiyono, Iskandar & Suprijono (2008) yang menyatakan bahwa responden pada penelitiannya sebagian besar adalah kelompok usia 40 sampai 49 tahun yaitu sebanyak 34,2%. Berdasarkan laporan WHO tahun 1992, kanker serviks ditemukan paling banyak pada usia setelah 40 tahun dan lesi derajat tinggi pada umumnya dapat dideteksi sepuluh tahun sebelum terjadi kanker dengan puncak terjadinya displasia pada usia 35 tahun.

4.1.2 Pendidikan responden Pendidikan terakhir yang paling banyak melakukan IVA Test adalah SMA yaitu sebesar 48,6%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh besar terhadap perilaku seseorang. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma dan Prabandari (2011) menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan orang maka minat untuk melakukan IVA tes semakin tinggi, sedangkan jika semakin rendah pendidikan akan berpengaruh terhadap minat untuk melaukan IVA tes, hal ini

disebabkan dengan

pendidikan yang tinggi akan berpengaruh terhadap keputusan atau kesediaan untuk melakukan IVA tes. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan ibu dalam pembentuk perilaku seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi tingkat kesadaran orang tersebut akan suatu hal dan

semakin matangnya

pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan (Notoatmojo, 2003).

Hasil penelitian ini sependapat sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Latifah (2011) yang menyatakan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan, karena dengan pendidikan yang tinggi akan memprmudah orang untuh memahami informasi yang diperoleh. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Mubarak (2007)

menyebutkan bahwa

kemudahan untuk

memperoleh suatu informasi

dapat membantu

(7)

memperoleh pengetahuan baru. 4.1.3 Pekerjaan Responden Penelitian ini dilakukan terhadap 109 responden bahwa pekerjaan responden tertinggi adalah IRT (ibu rumah tangga) yaitu sejumlah 64 responden (58,7%). Pekerjaan mempunyai peranan dalam seseorang mengambil keputusan. Seseorang yang bekerja diluar rumah dan memilki lingkungan dengan pendidikan tinggi dan pengetahuan yang tinggi akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan IVA test. Individu yang bekerja dalam bidang kesehatan akan cenderung memiliki pengetahuan lebih tentang

bagaimana menjaga

kesehatan Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat

Sebagian besar responden yang bersedia melakukan IVA tes ini adalah ibu rumah tangga hal ini disebabkan karena ibu rumah tangga memiliki keinginan untu hidup sehat dan bebas dari kanker servik mereka melakukan IVA tes untuk deteksi dini.

4.2 Pengetahuan WUS tentang pemeriksaan inspeksi visual asam asetat.

Penelitian ini dilakukan terhadap 109 responden menunjukkan hasil bahwa sebagian sebesar responden 97 orang atau 84,3% memiliki pengetahuan yang baik mengenai pemeriksaan IVA sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sejumlah 6 orang atau 5,2%, dan 12 orang atau 10,4% orang mempunyai pengetahuan baik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Theresia, Karningsih & Delmaifanis (2012) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan faktor dominan yang berpengaruh dalam perilaku wanita dalam pemeriksaan IVA. Penelitian yang dilakukan oleh Ninik Artiningsih (2011) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna dan positif antara pengetahuan WUS dengan perilaku pemeriksaan IVA.

Pengetahuan merupakan faktor yang penting namun tidak memadai dalam perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan seseorang mengenai kesehatan mungkin penting sebelum perilaku kesehatan terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali seseorang mempunyai motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan

(8)

yang dimilikinya (Notoatmodjo, 2010).

Responden yang memiliki pengetahuan yang tinggi mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA akan cenderung memiliki kesadaran yang besar untuk meningkatkan status kesehatannya sehingga lebih besar kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Namun, pengetahuan yang tinggi belum tentu membuat seseorang mau secara sadar melaukan pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal diantaranya budaya masyarakat yang menganggap pemeriksaan pada daerah genital masih dianggap tabu, malu dan takut akan hasil yang diperoleh nantinya. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kanker serviks dan pemeriksaan IVA akan cenderung tidak menyadari bahaya kanker serviks dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker serviks sesegera mungkin sehingga menjadi faktor penghambat seseorang untuk melakukan pemeriksaan IVA.

4.3 Pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

Penelitian ini dilakukan terhadap 115 responden menunjukkan hasil bahwa sebagian sebesar responden 111 orang atau 96,5% bersedia untuk melakukan pemeriksaan IVA sedangkan

responden yang tidak bersedia untuk melaukan iva tes sebanyak 4 orang atau 3,5%. Pengambilan keputusan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keyakinan, sikap, informasi yang diperoleh tentan IVA tes, dorongan dari keluarga dan dukungan dari petugas kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Nurtini (2012), menyatakan bahwa sikap merupakan hal yang kedua dalam faktor predisposisi yang memiliki hubungan yang signifikan dengan cakupan IVA. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ninik Artiningsih (2011) bahwa ada hubungan yang bermakna dan positif antara sikap wanita usia subur dengan perilaku pemeriksaan IVA di Puskesmas Blooto, Kecamatan Prajurit Kulon, Mojokerto. Sikap berbeda dengan perilaku dan perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang, karena seringkali terjadi bahwa seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Responden yang memiliki sikap mendukung terhadap pemeriksaan IVA tes lebih besar kemungkinan untuk memutuskan melakukan pemeriksaan IVA. Sikap yang muncul dari dalam diri responden harus dibarengi dengan faktor lain seperti ketersediaan fasilitas, sikap tenaga kesehatan juga perilaku tenaga kesehatan itu sendiri.

(9)

Dukungan keluarga merupakan sebuah dukungan yang terdiri atas nasihat verbal dan nonverbal, bantuan nyata dan tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Wahyuni (2013), dukungan suami menjadi faktor penentu karena akan memberikan motivasi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks.

Responden yang mendapatkan dukungan dari keluarga yang baik akan lebih besar kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan adanya pengaruh yang kuat dari orang terdekat atau suami akan cenderung membuat responden lebih termotivasi meningkatkan taraf kesehatannya. Selain itu, peran suami yang sebagai pengambil keputusan akan sangat mempengaruhi WUS dalam mengambil keputusan melakukan pemeriksaan IVA. Sedangkan responden yang mendapatkan dukungan dari keluarga yang kurang baik akan lebih kecil kemungkinan untuk melakukan pemeriksaan IVA.

4.4 Analisis hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square diperoleh hasil uji pengetahuan dan keputusan melakukan pemeriksaan IVA tes diperoleh p= 0,000 < 0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga ada antara pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan IVA tes.

Hasil penelitian yang diperoleh responden dengan pengetahuan baik dan bersedia melakukan peneriksaan IVA tes sejumlah 99%, pengetahuan cukup dan bersedia IVA tes sejumlah 100%, sedangkan pengetahuan kurang dan bersedia IVA tes sejumlah 50%.

Antara pengetahuan dan keputusan dalam melakukan pemeriksaan IVA tes dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, pendidikan, pekerjaan dan sumber informasi tentang IVA tes. Perempuan yang rawan mengidap penyakit kanker serviks adalah mereka fakta memperlihatkan bahwa terjadi pengurangan resiko infeksi HPV seiring pertambahan usia, namun sebaliknya resiko infeksi menetap/persisten justru meningkat. Hal ini diduga karena seiring pertambahan usia, terjadi perubahan anatomi (retraksi) dan histologi (metaplasia) ( Wijaya, 2010).

Menurut Verralls (2003) umur wanita 35-55 tahun mempunyai

(10)

 resiko tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi sekarang telah terjadi peningkatan jumlah wanita muda yang sel-selnya abnormal, bahkan dapat didiagnosis pada sitologis serviks. Penelitian yang dilakukan oleh Rini, Lestari. M (2009) yang menyebutkan jumlah responden terbanyak yang datang melakukan pemeri ksaan IVA terdapat pada kelompok usia 35 – 39 tahun.

Informasi dapat diterima melalui petugas langsung dalam bentuk penyuluhan, dari perangkat desa melalui siaran dikelompok-kelompok, melalui media massa dan lain-lain. Dalam hal ini, perilaku WUS dalam melakukan pemeriksaan IVA juga dipengaruhi apakah wanita tersebut sudah pernah atau tidak mendapat informasi mengenai pemeriksaan IVA ini (Yuliwati, 2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Rohmawati (2010) yang menyimpulkan bahwa keterpaparan seseorang terhadap informasi kesehatan yang diperoleh akan mendorong terjadinya perilaku kesehatan. Penelitian yang dilakukan Yuliwati (2012) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara keterpaparan informasi dengan perilaku WUS dalam melakukan periksa IVA

Layanan kesehatan yang bermutu harus dapat memberikan

informasi yang jelas mengenai suatu layanan kesehatan yang akan dilaksanakan. Kemudahan untuk memperoleh informasi ini diharapkan dapat membantu seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang (Mubarak, 2007).

Responden yang pernah mendapat informasi mengenai pemeriksaan IVA cenderung lebih mengetahui tentang bahaya kanker serviks dan manfaat melakukan pemeriksaan IVA sehingga responden memutuskan untuk melakukan pemeriksaan IVA. Sedangkan bagi responden yang tidak pernah sama sekali mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan IVA maka akan tidak mungkin baginya untuk melakukan pemeriksaan IVA.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengetahuan responden tentang pemeriksaan IVA tes baik sejumlah .

b. Keputusan responden bersedia melakukan pemeriksaan IVA tes sejumlah bersedia

(11)

 c. Berdasarkan hasil uji dengan uji

Chi Square diperoleh nilai p < 0,005 yaitu 0,000 yang artinya H0 ditolak sehingga ada hubungan antara tingkat pengetahuan WUS dengan pengambilan keputusan untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat.

5.2 Saran

a. Bagi tenaga kesehatan

Perlunya peningkatan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan dini kanker serviks .

b. Bagi Masyarakat

Perlunya mendapat informasi yang seluas-luasnya tentang penyakit kanker serviks dan melaukan deteksi dini penyakit kanker serviks dengan melakukan IVA tes.

c. Bagi peneliti lain

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode penelitian yang berbeda, variabel yang berbeda dengan jumlah populasi dan sampel lebih banyak sehingga hasilnya lebih signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Andrijono (2009), Kanker Serviks, Edisi kedua, Jakarta: Devisi Onkologi Departemen Obstetri-Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Arikunto, S (2010), Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi 2010), Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

(2009). Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta: DepKes RI.

Hasan, I (2004). Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan teknik Analisi Data. Jakarta: Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan RI. (2013), Pedoman Penemuan Dini Kanker Pada Anak, Cetakan ke II, Jakarta: Kementerian RI

Kuntadi (2004). Metode Pengambilan Keputusan Pada Organisasi. Universitas Padjajaran.

Latifah. (2011). Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Leher Rahim Dengan Perilaku Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Pada Ibu-Ibu PKK di Petronayan Nogosari Boyolali. [KTI]. Prodi DIII Kebidanan Sekolah Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Surakarta. Mubarok. (2007). Promosi Kesehatan

Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Rini, Lestari M. 2009. Analisis Faktor ± Faktor yang Mempengaruhi Temuan

(12)

 IVA Positif di Puskesmas Jatinegara. Skripsi FKU I . Jakarta

Riwidikdo, H. (2010). Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan aplikasi R dan SPSS. Jogjakarta: Pustaka Rihama.

Rohmawati I. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) di wilayah kerja puskesmas Ngawen I kabupaten Gunung Kidul. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2011

Samadi, Heru Priyanto. (2011). Yes, I Know Everything about Kanker Serviks!. Cetakan Pertama. Solo: Metagraf.

Saryono & MekarD. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dakam Bidang Kesehatan. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Nuha Medika. Sevella, Consuelo G.et. al (2007)

Reasearch Methods.Quezon City: Rex Printing Company.

Soekanto, S. (2005). Sosiologi Budaya Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Usman, H. & R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistika. Jakarta : Bumi Aksara

Verralls, S., 2003. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan, edisis 3. Jakarta.

Wawan & Dewi M (2011), Teori & pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Cetakan II, Yogyakarta: Nuha Medika.

Wiyono, S., Iskandar, TM., & Suprijono. (2008). Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker Serviks. Media Medika Indonesiana. 43 (3), 116-121.

Yuliwati. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA di wilayah puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Contoh: Kristus disimbolisasikan oleh seekor ikan, sebuah salib, atau seekor domba, atau oleh kombinasi huruf-huruf Yunani chi dan rho (cΡ = C dan R, dua huruf

Metode ini menggunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah sampai tertinggi yang kemudian diletakkan pada permukaan media agar yang

Pengolahan lahan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan kondisi tanah bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam, walaupun pengolahan tanah

Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kepuasan kerja karyawan ini disajikan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang akan di jadikan soal dalam melakukan

Thesis ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pengalaman traumatis yang dialami oleh karakter utama dalam novel Speak , Melinda Sordino, dan bagaimana dia

Hasil analisis menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat keuntungan Reksa dana pendapatan tetap konvensional dan Reksa dana pendapatan tetap syariah sedangkan dilihat

Berdasarkan hasil penelitian ini dengan uji (F) ditemukan bahwa Profitabilitas, Likuiditas, Aktivitas Perusahaan, Ukuran Perusahaan secara simultan berpengaruh

Penghantar untuk jaringan distribusi primer yang biasa digunakan adalah.. tembaga atau