• Tidak ada hasil yang ditemukan

Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 07 No. 03, September 2018, ISSN:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 07 No. 03, September 2018, ISSN:"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN

t

MODEL

t

PEMBELAJARAN

t

INKUIRI

t

TERBIMBING

t

UNTUK

MENINGKATKAN

t

KETERAMPILAN

t

PROSES

t

SAINS

t

PADA

t

MATERI

t

HUKUM

NEWTON

t

TENTANG

t

GERAK

t

DI

t

SMA

t

NEGERI

t

1

t

GEDANGAN

Melisa Diana Putri, Titin Sunarti

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya

Email:

melisaputri@mhs.unesa.ac.id

r

Abstrak

r

Tujuan

penelitian

ini

untuk mendeskripsikan

keterlaksanaan

proses

pembelajaran,

peningkatan

keterampilan

proses

sains (KPS), serta

respon

siswa

terhadap model

pembelajaran

inkuiri terbimbing

pada

I

materi

I

hukum

I

newton

I

tentang

I

gerak. Jenis

penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimen dengan

desain

i

one

i

group

i

pre-test and

i

post-test yang diterapkan pada

i

siswa kelas MIA 2, MIA 3, dan

X-MIA 7. Data

menggunakan

lembar validasi,

tes,

keterlaksanaan

pembelajaran, dan

angket

respon

siswa.

Peningkatan

keterampilan

proses

sains dianalisis menggunakan

nilai

n-gain yang ternormalisasi

dan uji

t-berpasangan untuk mengetahui

sigifikasi

rerata

gain yang diperoleh dari

selisih

nilai

pre-test dan

post-test. Keterlaksanaan pembelajaran dan angket respon siswa dianalisis menggunakan analisis deskriptif

kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa

keterlaksanaan pembelajaran menggunakan

model

inkuiri terbimbing terlaksana

dengan sangat baik. Rata-rata nilai gain sebelum dan sesudah diterapkan

pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami peningkatan yang signifikan. Begitupula berdasarkan

analisis

ANAVA, terjadi peningkatan yang

konsisten antara

ketiga kelas. Respon siswa

terhadap pembelajaran

inkuiri

terbimbing

masuk dalam

kategori

baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa

penerapan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

dapat

meningkatkan

keterampilan proses

sains

pada

siswa di SMA Negeri 1 Gedangan.

Kata Kunci :

y

Inkuiri

,

terbimbing, keterampilan

,

proses

,

sains, hukum

,

newton

,

tentang

,

gerak

r

Abstract

This research attempts to describe the implementation of learning, the improvement of science process

skill and the response students about learning newton’s law of motion. This research is a type of

pre-experiment research with one group pre-test and post-test design applied to MIA 2, MIA 3 and

X-MIA 7 students. Collecting data in the form of validation, test, learning implementation, and student

response questionnaire. Improved scientific process skills were analyzed using normalized n-gain values

and t-tests to determine signification average gain from the difference value of pre-test and post-test.

Meanwhile the implementation of learning and student response were analyzed using descriptive

quantitative research. The results showed that the implementation of learning using guided inquiry

performed very well. The average gain value before and after applied guided inquiry learning had a

significant improvement. Likewise, based on ANAVA analysis, there is consistent improvement between

the three classes. Student response to guided inquiry learning had good category. The conclude of this

research is implementation of guided inquiry learning can improve the student’s science process skills in

SMA Negeri 1 Gedangan.

Keywords : Guided

r

Inquiry, the

r

student’s science

i

process

i

skills, newton’s law of motion

PENDAHULUAN

i

Pendidikan

merupakan

sarana

yang

penting

UIP

bagi

kU

kehidupan

kiu

manusia,

ki,

dengan

pendidikan

i

dapat

i

mencerdaskan

i

kehidupan

i

bangsa

serta memberi

i

pengetahuan

i

dalam

i

melangsungkan

kehidupannya.

i

Indonesia

i

telah

i

melakukan

i

berbagai

upaya

i

untuk

i

menciptakan

i

kualitas

i

pendidikan

i

agar

semakin

iiok

baik.

Salah

iui

satu

ih

contoh

ik

program

pemerintah

ihgla

untuk

ijdl

meningkatkan

inbs

kualitas

pendidikan

iy

melalui

i

peningkatan

ih

profesionalisme

para

ik

pendidik

ih

diantaranya

ijh

melalui

ia

perbaikan

kurikulum.

ui

Perkembangan

ih

kurikulum

il

diketahui

telah

iap

beberapa

ialj

kali

iql

dilakukan

ialk

perubahan

(Kurniawati, Masykuri, & Saputro, 2016).

Kurikulum

2013

(K13)

merupakan

kurikulum

yang dipakai

dalam

dunia

pendidikan

Indonesia

saat

ini Sejalan

dengan

amanat

yang

ada

pada

Kurikulum

2013,

i

menurut

i

Severinus

i

(dalam Sari &

Supriyono, 2016) hakikat

Fisika

yang

merupakan

bagian

dari sains

memiliki

tiga

aspek

antara

lain

(1)

aspek

pengetahuan,

(2)

aspek

proses,

i\

dan

(3)

aspek

sikap.

Fisika

ii

mencakup

ii

materi

ii

pembelajaran

i

yang

berkaitan

i

dengan

i

fenomena

i

alam

i

pada

i

kehidupan

sehari-hari.

u

Fisika

i

dapat

i

dipelajairi

i

melalui

i

sebuah

(2)

kegiatan

is

penyelidikan

is

dan

ia

pengamatan

is,

ilmiah

secara

isl

langsung.

r

Komponen-komponen

isl

penting

dalam

i

pembelajaran

i

ilmu

i

pengetahuan

i

alam

i

(IPA)

yaitu

isk

menyajikan

isl

pembelajaran

im

yang

iso

dapat

meningkatkan

i

rasa

i

keingintahuan

i

siswa.

i

Salah

i

satu

upaya

i

yang

i

dapat

i

dilakukan

i

oleh

i

pendidik

i

kepada

siswa

iis

yaitu

is

dengan

il

melatih

i

keterampilan

i

proses

sains.

i

Keterampilan

ii

proses

ii

sains

i

tidak

i

terlepas

i

dari

praktik

i

pemahaman

i

konseptual

i

yang

i

terlibat dalam

pembelajaran

i

dan

i

penerapan

i

ilmu. Pada kelas yang

menerapkan

pembelajaran

ilmiah,

penalaran

berpusat pada ilmu keterampilan proses dasar dan

terintegrasi.

u

Keterampilan

ii

proses

i

sains

i

terdiri

i

atas

keterampilan

v

dasar

y

(basic skills)

i

dan

i

keterampilan

terintegrasi

YY

(integrated

Yn

skills). Y

Keterampilan

dasar

Y

meliputi

Y

mengobservasi,

Y

mengklasifikasi,

memprediksi,

Y

dan

YTU

mengukur.

Y

Sedangkan

keterampilan

YKM

terintegrasi

YJHS

terdiri

YVO

atas

mengidentifikasi

YD

dan

YG

mendefinisi

YS

variabel,

mengumpulkan

Y

dan

Y

mengolah

Y

data,

I

menyajikan

data

YS

dalam

YSJ

bentuk

YS

grafik

YS

dan

YSK

tabel,

mendeskripsikan

YS

hubungan

YM

antar

YSJ

variabel,

menganalisis

I

data,

I

memanipulasi

I

bahan,

I

merekam

data,

i

menyusun

hipotesis,

i

merancang

i

penyelidikan,

dan

Id

membuat

Ijh

kesimpulan

(Karamustafaoğlu,

2011).

Berdasarkan

i

wawancara

i

awal

i

yang

i

dilakukan

peneliti

in

kepada

i

guru

i

di

ii

SMAN 1

i

Gedangan,

i

hasil

belajar

ia

yang

i

diperoleh

ia

siswa

i

sudah

i

baik.

a

Hanya

saja

ii

dalam

io

penilaiannya

i

guru

i

cenderung

iI

menilai

siswa

i

berdasarkan

i

pengetahuan

iI

kognitif

iI

saja

i

dan

tidak

ian

melatihkan

ibj

kemampuan

ijh

siswa

ik

dalam

penyelidikan

n

ataupun

m

pengamatan

i

ilmiah.

i

Begitu

pula

iF

dengan

i

Lembar

i

Kerja

i

Siswa

I

(LKS)

I

sebagian

besar

i

hanya

i

mencakup

i

pada

ii

keterampilan

iI

proses

sains

i

dasar

i

belum

i

melatihkan

i

keterampilan

iJ

proses

sains

i

yang

i

terintegrasi.

O

Dalam

y

rangka

y

meningkatkan

y

belajar

y

fisika,

perlu

yi

diterapkan

yu

metode-metode

y

pembelajaran

yang

i

bisa

i

membantu

i

menjelaskan

i

fisika

i

agar

i

lebih

mudah

i

dipahami,

i

bukan

i

hanya

i

sekedar

i

teori

i

tetapi

juga

i

penerapannya

i

dalam

iy

kehidupan

ii

sehari-hari.

Metode

ii

adalah

iii

strategi

ii

atau

ii

cara

ii

yang

ii

hendak

digunakan

p

oleh

o

guru dalam

p

proses

p

pembelajaran

yang

p

akan

p

dicapai,

p

semakin

p

tepat

p

metode

p

yang

digunakan

p

maka

p

pembelajaran

p

akan

i

semakin

i

baik

(Daryanto & Syaiful, 2017).

p

Sehingga

ps

dalam

pembelajaran

ps

fisika

pn

perlu

ps

digunakan

pk

model

pembelajaran

ps

yang

ps

sesuai,

p

karena

p

tidak

i

semua

materi

pd

fisika

ssl

bisa

ps

diterapkan

pi

dengan

pd

model

pembelajaran

p

tertentu.

u

Berdasarkan

p

permasalahan

p

tersebut,

i

peneliti

mencoba

p

mengatasinya

i

dengan

i

menerapkan

i

model

pembelajaran

ishjk

inkuiri

iss,m

terbimbing

ismn

untuk

meningkatkan

is

keterampilan

is

proses

is

sains.

i

Model

pembelajaran

isnbk

inkuiri

idnb

terbimbing

idhsh

dapat

mengembangkan

id

keterampilan

i

proses

i

sains

i

siswa

dengan

id

baik

id

serta

is

melibatkan

is

keaktifan

id

siswa

dalam

i

proses

i

pembelajaran.

i

Prosedur

i

pembelajaran

inkuiri

id

terbimbing

ik

dilakukan

i

dengan

i

melibatkan

siswa

isl

dalam

isj

penyelidikan,

ii

membantu

id

siswa

mengidentifikasi

idk

konsep

id

atau

idk

metode,

i

dan

mendorong

idk

siswa

idk

menemukan

id,

cara

untuk

memecahkan

idd

masalah

id

melalui

idm

keterampilan

proses

id

yang

id

diajarkan. (Riyadi, Prayitno, &

Marjono, 2015).

Berdasarkan

u

uraian

ii

latar

ii

belakang,

i

peneliti

akan

id

melakukan

ik

suatu

id

penelitian

i

dengan

i

judul

“Penerapan

idmb

Model

idm

Pembelajaran

ild

Inkuiri

Terbimbing

id,

untuk

im

Meningkatkan

i

Keterampilan

Proses

t

Sains

I

pada

I

Materi

I

Hukum

I

Newton

I

tentang

Gerak

I

di

I

SMA

I

Negeri

I

1

I

Gedangan”.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan yaitu pre

eksperimen dengan desain one group pre-test and

post-test. Sampel yang diambil yaitu kelas X-MIA

2 sebagai kelas eksperimen, X-MIA 3 dan X-MIA

7 sebagai kelas replikasi dimana pada ketiga kelas

tersebut diberikan perlakuan yang sama. Metode

pengumpulan data berupa metode validasi untuk

memvalidasi perangkat pembelajaran, metode

observasi untuk mengamati keterlaksanaan proses

pembelajaran, metode tes untuk mengetahui

peningkatan keterampilan proses sains yang

dilakukan melalui pre-test dan post-test, serta

metode angket untuk mengetahui respon siswa.

Teknik analisis meliputi analisis hasil pengamatan

keterlaksaan proses pembelajaran, analisis hasil tes

keterampilan proses sains menggunakan uji

t-berpasangan dan n-gain score, analisis varians satu

arah (ANAVA) serta analisis hasil angket respon

siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis hasil pengamatan keterlaksaan

proses pembelajaran dilakukan untuk mengetahui

kegiatan belajar mengajar menggunakan model

pembelajaran inkuiri terbimbing terlaksana dengan

baik atau tidak. Penilaian dilakukan oleh dua orang

sebagai pengamat. Rekapitulasi hasil pengamatan

keterlaksaan proses pembelajaran untuk kelas

(3)

1 2 3 4 5 6 7 8 X-MIA 2 3.53 2.67 2.2 2.5 3.53 2.97 3.37 2.53 X-MIA 3 3.63 2.77 2.37 2.67 3.7 2.7 3.07 2.73 X-MIA 7 3.5 2.87 2.33 2.77 3.63 3.5 3.2 2.63 0 0.51 1.52 2.53 3.54 S k a la N il a i

Indikator Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains yang Dilatihkan

eksperimen dan kelas replikasi dapat dilihat pada

Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan

Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Kelas

Skor

Keterangan

Eksperimen

3,69

Sangat Baik

Replikasi I

3,79

Sangat Baik

Replikasi II

3,73

Sangat Baik

Rata-rata

3,73

Sangat Baik

aaaaa

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa

keterlaksanaan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing mulai dari pendahuluan, kegiatan inti,

penutup sampai suasana kelas terlaksana dengan

sangat baik.

aaaaa

Selanjutnya, analisis hasil tes keterampilan

proses sains menggunakan dua penilaian yaitu

penilaian berdasarkan hasil pre-test dan post-test

dan

penilaian

berdasarkan

LKS.

Penilaian

berdasarkan

hasil

pre-test

dan

post-test

menggunakan uji t-berpasangan dan n-gain score

setelah uji prasyarat (normalitas dan homogenitas)

terpenuhi. Setelah hasil yang didapat berdistribusi

normal dan homogen, selanjutnya akan dilakukan

analisis uji-t berpasangan, n-gain score, dan

ANAVA.

aaaaa

Uji

t-berpasangan

digunakan

untuk

mengetahui signifikasi rerata gain yang diperoleh

dari selisih nilai post-test dan pre-test, apakah

terdapat peningkatan yang signifikan atau tidak.

Hasil uji t-berpasangan dapat dilihat pada Tabel 2

di bawah ini:

Tabel 2. Hasil Uji t-berpasangan

v

Kelas

v

thitung

ttabel

Eksperimen

13,45

2,045

Replikasi I

13,60

Replikasi II

13,72

aaaaa

Hipotesis

yang

digunakan

adalah

H

0

;

peningkatan keterampilan proses sains tidak

signifikan dengan syarat H

0

diterima jika t

hitung

<

t

tabel

. Berdasarkan Tabel 2 hasil menunjukkan t

hitung

> t

tabel

, dan H

0

ditolak, artinya bahwa peningkatan

keterampilan proses sains siswa mengalami

peningkatan yang signifikan.

aaaaa

Setelah dilakukan analisis uji t-berpasangan,

maka dilakukan analisis n-gain score yaitu untuk

menghitung

seberapa

besar

peningkatan

keterampilan

proses

siswa

dengan

mengklasifikasikan ke dalam 3 kategori yaitu

tinggi, sedang, dan rendah. Hasil rata-rata n-gain

score dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Rata-rata nilai n-gain score

r

Kelas

r

r

N-gain

i

score

r

Keterangan

r

Eksperimen

0,73

r

Tinggi

r

Replikasi I

0,69

r

Sedang

r

Replikasi II

0,72

r

Tinggi

r

Aaaaa

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa

terjadi peningkatan keterampilan proses sains pada

ketiga kelas dengan kategori tinggi dan sedang.

aaaaa

Analisis selanjutnya yaitu ANAVA. ANAVA

digunakan

untuk

mengetahui

bagaimana

konsistensi peningkatan keterampilan proses sains

pada ketiga kelas. Hasil ANAVA dapat dilihat pada

Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4. Hasil

v

analisis

v

ANAVA

Kelas

v

Fhitung

v

v

Ftabel

v

Eksperimen

0,305

3,10

Replikasi I

Replikasi II

aaaaa

Hipotesis

yang

digunakan

adalah

H

0

;

peningkatan keterampilan proses sains pada semua

kelas konsisten dengan syarat H

0

diterima jika

F

hitung

< F

tabel

. Berdasarkan Tabel 2 hasil

menunjukkan F

hitung

< F

tabel

, dan H

0

diterima,

artinya bahwa peningkatan keterampilan proses

sains pada ketiga kelas konsisten.

aaaaa

Penilaian kedua yaitu penilaian keterampilan

proses sains berdasarkan LKS. Penilaian ini

dilakukan untuk menilai kinerja siswa dalam

mengerjakan LKS saat pembelajaran berlangsung.

Hasil

penilaian

keterampilan

proses

sains

berdasarkan LKS dari ketiga kelas dapat dilihat

pada Gambar 1 dan Gambar 2 di bawah ini:

Gambar 1. Grafik nilai rata-rata KPS pada

percobaan hukum Newton tentang Gerak pada

(4)

Keterangan

1 = Mengamati 5 = Melakukan Percobaan

2 = Merumuskan Masalah 6 = Menerapkan Konsep 3 = Merumuskan Hipotesis 7 = Menyimpulkan 4 = Menentukan Variabel 8 = Mengomunikasi

aaaaa

Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

ketercapaian keterampilan proses sains siswa

paling tinggi pada tahap mengamati dan melakukan

percobaan dengan rata-rata nilai sebesar 3,55 dan

3,62. Secara keseluruhan terjadi peningkatan pada

setiap indikator keterampilan proses sains yang

dilatihkan.

Gambar 2. Grafik nilai rata-rata KPS pada

percobaan hukum Newton tentang Gerak pada

Bidang Miring

Keterangan

1 = Mengamati 5 = Melakukan Percobaan

2 = Merumuskan Masalah 6 = Menerapkan Konsep 3 = Merumuskan Hipotesis 7 = Menyimpulkan 4 = Menentukan Variabel 8 = Mengomunikasi

aaaaa

Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata

ketercapaian keterampilan proses sains siswa

paling tinggi pada tahap mengamati dan melakukan

percobaan dengan rata-rata nilai sebesar 3,74 dan

3,44. Secara keseluruhan terjadi peningkatan pada

setiap indikator keterampilan proses sains yang

dilatihkan.

aaaaa

Berdasarkan uraian di atas dapat sisimpulkan

bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing

dapat meningkatkan keterampiln proses sains

siswa. Sesuai dengan penetilian yang dilakukan

oleh (Riyadi, Prayitno, & Marjono, 2015) yang

menyatakan bahwa model pembelajaran inkuiri

terbimbing mampu mengembangkan keterampilan

proses sains siswa dengan baik serta dapat

melibatkan

keaktifan

siswa

dalam

proses

pembelajaran.

aaaaa

Analisis selanjutnya yaitu hasil angket respon

siswa. Hasil angket respon siswa bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar tanggapan dan antusias

siswa setelah diberikan pembelajaran inkuiri

terbimbing untuk meningkatkan keterampilan

proses sains pada materi hukum newton tentang

gerak.

aaaaa

Terdapat 9 pernyataan yang akan diisi oleh

siswa dengan 4 penilaian yaitu sangat setuju,

setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil

angket respons siswa dapat dilihat pada Tabel 5 di

bawah ini:

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Angket Respon Siswa

v

Kelas

v

v

Persentase

(%)

v

v

Keterangan

v

Eksperimen

76,11

v

Baik

v

Replikasi I

78,33

v

Baik

v

Replikasi II

79,07

Baik

aaaaa

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa

persentase lebih dari 60% artinya respon siswa

terhadap pembelajaran yang menerapkan model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing

untuk

meningkatkan keterampilan proses sains mendapat

respon yang baik. Siswa lebih senang belajar

diselingi dengan praktikum bukan hanya sekedar

mendengarkan guru berbicara. Siswa menjadi lebih

aktif dalam kegiatan belajar mengajar, serta

membuat kelas menjadi tidak bosan. Respon siswa

terhadap keterampilan proses sains yang dilatihkan

mendapatkan kategori baik, hal ini menunjukkan

bahwa siswa tertarik dengan pembelajaran yang

menggunakan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing untuk meningkatkan keterampilan

proses sains siswa.

aaaaa

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan (Juhji,

2016) bahwa pembelajaran inkuri terbimbing

merupakan suatu proses mencari, memperoleh dan

mendapatkan informasi melalui pengamatan atau

percobaan ilmiah sehingga siswa dapat menemukan

sendiri jawaban dari penemuan yang dilakukan.

Begitu pula menurut (Kurniawati, Masykuri, &

Saputro,

2016)

menyatakan

bahwa

melalui

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap

keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan

belajar.

PENUTUP

Simpulan

aaaaa

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan

pembelajaran menggunakan model pembelajaran

inkuiri

terbimbing

untuk

meningkatkan

keterampilan proses sains pada materi hukum

1 2 3 4 5 6 7 8 X-MIA 2 3.83 3 2.7 2.7 3.33 2.97 3.37 2.83 X-MIA 3 3.97 2.97 2.97 2.33 3.37 3 3.53 2.73 X-MIA 7 3.43 2.9 2.73 2.93 3.63 3.5 3.17 2.8 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 S k a la N il a i

Indikator Keterampilan Proses Sains Keterampilan Proses Sains yang Dilatihkan

(5)

newton tentang gerak terlaksana dengan sangat

baik.

aaaaa

Keterampilan proses sains siswa pada materi

hukum newton tentang gerak setelah diberikan

model pembelajaran inkuiri terbimbing mengalami

peningkatan yang signifikan. Berdasarkan

analisis

n-gain yang diperoleh peningkatan

keterampilan

proses

i

sains

i

siswa pada kelas

u

eksperimen dan

replikasi masuk dalam kategori tinggi dan sedang.

Begitu pula untuk analisis varians satu arah

(ANAVA)

peningkatan

u

keterampilan

q

proses

w

sains

q

siswa

pada

s

ketiga kelas adalah konsisten.

aaaaa

Respon

siswa

setelah

diterapkan

menggunakan

model

pembelajaran

inkuiri

terbimbing untuk meningkatkan keterampilan

proses

sains

pada

materi

Hukum

Newton

tentang

Gerak masuk dalam kategori baik.

Saran

n

aaaaa

Peneliti harus bisa mengkondisikan kelas

serta mengolah waktu dengan baik. Selain itu

peneliti

harus

terus

membimbing

dan

mengingatkan siswa agar selalu teliti dan

berhati-hati

dalam

melakukan

percobaan

sehingga

penilaian akhir yang didapat memperoleh hasil

yang baik.

DAFTAR

t

PUSTAKA

n

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2014). Dasar-Dasar Evaluasi

Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Daryanto, & Syaiful, K. (2017). Pembelajaran

Abad 21 (I). Yogyakarta: Penerbit Gava

Media.

Fadlillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum

2013

Dalam

Pembelajaran

SD/MI,

SMP/MTs, SMA/MA (I). Yogyakarta:

AR-RUZZ MEDIA.

Juhji. (2016). Peningkatan Keterampilan Proses

Sains Siswa Melalui Pendekatan Inkuiri

Terbimbing. JPPI Jurnal Penelitian Dan

Pembelajaran IPA, 2(1), 58–70.

Karamustafaoğlu, S. (2011). Improving the Science

Process Skills Ability of Science Student

Teachers, 3(1), 26–38.

Kurniawati, D., Masykuri, M., & Saputro, S.

(2016). Penerapan Model Pembelajaran

Inkuiri Terbimbing Dilengkapi Lks Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains

Dan Prestasi Belajar Pada Materi Pokok

Hukum Dasar Kimia Siswa Kelas X Mia 4

Sma N 1 Karanganyar Tahun Pelajaran

2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK),

5(1), 88–95.

Kustijono, R. (2014). Pandangan Guru Terhadap

Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam

Pembelajaran Fisika SMK di Kota Surabaya.

Jurnal Pendidikan Fisika Dan Aplikasinya

(JPFA), 4(1), 1–14.

Nurdin, S., & Adriantoni. (2016). Kurikulum dan

Pembelajaran

(1st

ed.).

Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran

Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riyadi, I. P., Prayitno, B. A., & Marjono. (2015).

Penerapan

Model Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) pada Materi

Sistem Koordinasi untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains pada Siswa Kelas

XI IPA 3 SMA Batik 2 Surakarta Tahun

Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan

Biologi, 7, 80–93.

Sari, N. E., & Supriyono. (2016). Penerapan Model

Pembelajaran Guided Inquiry Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains

Siswa Pada Materi Alat-Alat Optik Di Sma

Negeri 11 Surabaya. Jurnal Inovasi

Pendidikan Fisika (JIPF), 05(03), 273–276.

Severinus, D. (2013). Pembelajaran fisika seturut

hakekatnya

serta

sumbangannya

dalam

pendidikan karakter siswa, 1–10.

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika (6th ed.).

Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Administrasi

Dilengkapi dengan Metode R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tipler, P. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik.

(J. Sutrisno, Ed.) (3rd ed.). Jakarta: Erlangga.

Toharudin, U., & Hendrawati, S. (2011).

Membangun Literasi Sains Peserta Didik (1st

ed.). Bandung: humaniora.

Turiman, P., Omar, J., Daud, A. M., & Osman, K.

(2012). Fostering the 21 st Century Skills

through Scientific Literacy and Science

Process

Skills,

59,

110–116.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.09.253

Zusnani, I. (2012). MANAJEMEN PENDIDIKAN

Berbasis Karakter Bangsa (I). Jakarta

Selatan: TUGU PUBLISHER.

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengamatan  Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Gambar 2. Grafik nilai rata-rata KPS pada  percobaan hukum Newton tentang Gerak pada

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan paket aerodynamic parts maupun dengan modifikasi bentuk kendaraan truk tangki bertujuan untuk memperoleh penurunan koefisien tahanan yang terjadi pada bagian-bagian

Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah diuraikan, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: (1) Ho : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa

import android.app.Activity; import android.content.Intent; import android.os.Bundle; import android.view.View; import android.widget.Button; import android.widget.ListView;

sedang tren menyediakan menu ayam kampung karena rasa daging ayam yang gurih dan lezat di banding ayam broiler yang lembek hal ini yang membuat banyak orang beralih

Pada kenyataannya, jumlah permintaan ke atas suatu barang bukan hanya ditentukan oleh harga barang itu sendiri, melainkan masih banyak faktor-faktor lain yang dapat

DiajukanUntukMemenuhiSalah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi. Oleh:

Abbreau et al (2003) mengamati bahwa pada sistem tenaga listrik terisolasi yang terhubung dengan beban non linear akan menghasilkan arus harmonik yang menyebabkan distorsi

Dengan perencanaan yang tepat, maka retak geser pada balok tidak akan terjadi karena tulangan sengkang pada arah vertikal ini telah direncanakan mampu menahan beban gaya