• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Daging Ayam Kampung Di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Daging Ayam Kampung Di Kota Medan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Berkaitan dengan kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging ayam kampung.

Ayam kampung (Gallus domesticus) merupakan salah satu jenis yang telah memasyarakat dan tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat Indonesia, ayam kampung sudah bukan hal asing

Istilah "Ayam kampung" semula adalah kebalikan dari istilah "ayam ras", dan sebutan ini mengacu pada ayam yang ditemukan berkeliaran bebas di sekitar perumahan. Namun demikian, semenjak dilakukan program pengembangan, pemurnian, dan

(Yaman, 2010).

(2)

Sejak sepuluh tahun terakhir ini, “pamor” ayam kampung semakin terangkat seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan pebisnis di bidang kuliner. Mereka mengklaim bahwa mengkonsumsi daging ayam kampung lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol pada ayam broiler. Selain itu, rasa dagingnya lebih gurih dan lebih kering. Mungkin karena keunggulan-keunggulan inilah daging ayam kampung mula diminati masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke atas di wilayah urban (Anonimous(1), 2012).

Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh peningkatan taraf hidup dan kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi daging ayam organik atau daging ayam yang tidak melalui proses rekayasa genetika. Seperti halnya ayam potong yang telah melalui proses rekayasa genetika. Selain itu dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk berarti semakin bertambah pula konsumsi daging ayam kampung yang dibutuhkan. Sebaliknya dari pihak peternak semakin kewalahan dalam menyuplai untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Arus permintaan daging ayam kampung ini sebenarnya sudah lama dihadapi para peternak yang dikarenakan peternak sendiri mengalami banyak kendala sehingga belum mampu mengembangkan dan meningkatkan populasi ternak ayam kampung untuk mengimbangi permintaan pasar.

(3)

Medan masih sangat rendah. Produksi daging ayam kampung masyarakat Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Produksi Daging Ayam Kampung (Ton/Tahun)

Tahun Produksi

Sumber: Dinas Peternakan Sumatera Utara 2011

Sedangkan untuk jumlah penduduk Kota Medan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Kota Medan (Jiwa/Tahun)

Tahun Jumlah Penduduk 2007 2.083.156

2008 2.102.105

2009 2.121.053

2010 2.097.610

2011 2.117.224

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Medan 2011

Dukungan pemerintah dalam hal ini kementrian Pertanian terhadap pengembangan bisnis ayam kampung untuk usaha Mikro, Kecil dan koperasi cukup positif. Saat ini telah dibuat blue print sistem pengembangan ayam kampung. Dalam blue print ini akan memberikan perlindungan bagi peternak ayam kampung dalam skala usaha mikro, kecil dan koperasi dalam menjalankan usahanya. Investor besar tidak boleh memasuki bisnis ayam kampung ini. Kapasitas pemeliharaan maksimal 10.000 ekor untuk satu peternak. Dengan pembatasan ini diharapkan usaha ternak rakyat akan berkembang dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

(4)

sedang tren menyediakan menu ayam kampung karena rasa daging ayam yang gurih dan lezat di banding ayam broiler yang lembek hal ini yang membuat banyak orang beralih mengkonsumsi daging ayam kampung dikarenakan sistem pemeliharaan ayam kampung relatif lebih alami / organik, dan tidak memerlukan banyak obat-obatan dan vaksinasi yang rutin karena ayam kampung memiliki daya ketahanan tubuh yang lebih kuat dibandingkan dengan ayam ras sehingga penggunaan obat atau bahan kimia relatif lebih sedikit.

Dalam hal pemasaran komoditas, peternak ayam kampung tidak mengalami kendala yang berarti karena konsumen ayam kampung jumalahnya cukup besar. Disamping itu, peternak bisa memiliki kerjasama dengan mitra yang inging memasarkan ayam kampung. Kemudian mitra usaha berkewajiban memasarkan hasil dari ayam kampung kepada pembeli atau pedagang/pengepul besar (agen). Pemasaran ayam kampung relatif mudah dikarenakan masih tingginya permintaan pasar terhadap daging ayam kampung.

Kendala dirasakan pada sisi harga. Harga daging ayam kampung cenderung berfluktuasi yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan pasar. Apalagi pada bulan - bulan tertentu menjelang hari besar keagamaan seperti lebaran, lebaran haji, natal dan tahun baru, atau upacara adat, maka permintaan daging ayam kampung melonjak. Dengan peningkatan permintaan tersebut tak pelak harga daging ayam kampung menjadi fluktuatif (Rasyaf,2010).

(5)

perhatian pemerintah dan alokasi anggaran pembangunan. Di sisi lain, permintaan konsumen terhadap daging ayam kampung terus meningkat.

Ketidakseimbangan produksi dan permintaan berdampak terhadap kenaikan harga. Khusus harga daging ayam kampung tipikalnya setelah mengalami kenaikan harga tidak pernah terjadi penurunan harga kembali ke posisi awal. Kalaupun turun masih tetap pada harga diatas harga awal, tidak seperti komoditi pertanian lain. Perilaku ini disebabkan perubahan harga yang cepat tidak diikuti oleh perubahan pada sisi produksi.

Berdasarkan hal tersebut, perlu ada pengendalian agar kenaikan harga yang terjadi pada daging ayam kampung tidak melonjak tajam. Jika harga terlalu tinggi, maka daya beli konsumen menurun dan permintaan juga menurun. Sebaliknya, Jika harga terlalu rendah, maka produsen akan mengalami kerugian. Pengendalian harga dapat dilakukan dengan mengendalikan penawaran. Tanpa upaya tersebut harga daging ayam kampung akan terus naik dan dapat menyebabkan dua hal.

(6)

Identifikasi Masalah

Permasalahan pada penelitian ini disusun dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana perilaku konsumen terhadap konsumsi daging ayam kampung di lokasi penelitian?

2. Bagaimana perkembangan harga dan permintaan konsumen terhadap daging ayam kampung di Kota Medan?

3. Apakah faktor umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pendapatan, dan harga daging ayam kampung mempengaruhi jumlah konsumsi daging ayam kampung?

Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengidentifikasi perilaku konsumen terhadap konsumsi daging ayam kampung di lokasi penelitian.

2. Untuk mengidentifikasi perkembangan harga dan permintaan konsumen terhadap daging ayam kampung di Kota Medan.

(7)

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi para pembaca yang memiliki minat terhadap perilaku konsumen ayam kampung.

Gambar

Tabel 1. Produksi Daging Ayam Kampung (Ton/Tahun)

Referensi

Dokumen terkait

Rerata kadar resistin dan TNF-α pada wanita hamil yang obesitas lebih tinggi dari pada yang memiliki berat badan normal pada Preeklamsi Berat Awitan Lambat. UCAPAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa orang tua yang memiliki perilaku cukup dalam pemilihan makanan bergizi pada anak usia pra sekolah seperti

Data yang digunakan adalah data jumlah kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Sisingamangaraja Kota Medan yang terjadi pada tahun 2007 – 2011 yang dikelompokkan

Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando Bung Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam kerangka Negara

sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2006. tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Arsiparis

Arium Core Finance employs worklow technology to control and monitor the various steps in loan processing for automatic routing of application for each product, business models can

Produk hasil perengkahan PFAD menjadi biofuel dengan katalis zeolit sintesis dikarakterisasi dengan FTIR dan dapat diketahui perubahan yang terjadi pada gugus fungsi

Analisa gelombang kejut dilakukan dengan menggunakan hasil kalibrasi yang diperoleh dari model Greenshield karena memiliki nilai r 2 >0,5 yaitu, r 2 = 0,899