PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG
ACARA TELEVISI YANG SESUAI UNTUK ANAK DI
KAMPUNG BARU KECAMATAN BAJUBANG
PROPINSI JAMBI
SKRIPSI
Oleh Theresia Meilana
121121094
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PRAKATA
Segala puji dan hormat kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi”.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi, sebagai berikut:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Erniyati, S.Kp.,MNS, selaku Pembantu Dekan I, Evi Karota Bukit, S.Kp.,MNS., selaku Pembantu Dekan II, dan Ikhsanuddin Ahmad Harahap, S.Kp.,MNS., selaku Pembantu Dekan III.
3. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS., yang telah membimbing saya selama mengerjakan proposal, Mahnum Lailan Nasution, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku dosen penguji 1, dan Eryunita Lubis, S.Kep.,Ns., selaku dosen penguji II.
4. Seluruh dosen dan staf pegawai Fakultas Keperawatan yang juga memberikan arahan dan bantuan administrasi yang dibutuhkan.
5. Syamsir, S.E, selaku Lurah Bajubang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian, Bapak Bani selaku ketua RT 002 dan Bapak Yanto selaku ketua RT 003 yang membantu pemaparan batas wilayah untuk penelitian ini serta bantuan waktu, tenaga dan pikiran.
6. Kedua orang tua saya, ayahanda C.M.Hutagaol, dan ibunda N.Marpaung atas doa dan dukungan selama saya mengerjakan skripsi ini.
7. Ketiga saudara saya, abang Julius yang telah memberi dukungan dan arahan, kakak Theresha Meilani, dan adik Natalia yang sudah memberikan saya luang waktu selama pengetikan.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak lainnya yang turut membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Kiranya proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Medan, Februari 2014
DAFTAR ISI
2.5 Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak ... 17
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
4.3 Lokasi dsn Waktu Penelitian ... 24
4.4 Pertimbangan Etik ... 24
4.5 Instrumen Penelitian ... 26
4.6 Pengukuran Validitas – Reliabilitas ... 27
4.6 Pengumpulan Data ... 28
6.3 Keterbatasan Penelitian ... 39
Daftar Pustaka ... 40 Lampiran – lampiran
6. Surat Keterangan Selesai Penelitian 7. Surat Komite Etik
8. Surat Pernyataan Keaslian Terjemahan 9. Riwayat Hidup
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi ... 31 Tabel 5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk
Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi ... 32 Tabel 5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di
Judul : Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi
Nama Mahasiswa : Theresia Meilana
NIM : 121121094
Jurusan : Sarjana Keperawatan
Tahun : 2014
Abstrak
Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Media elektronik tersebut dapat mempengaruhi pola hidup manusia khususnya pada anak terlebih dampak negatifnya. Dampak negatif yang ditimbulkan berupa penurunan prestasi belajar, gangguan kesehatan dan penurunan moral terutama dalam bersikap. Keluarga sebagai wadah pendidikan pertama kali bagi anak perlu mengawasi anak dalam memilih acara televisi yang sesuai untuk anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Desain penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Besar sampel yang digunakan sebanyak 147 keluarga. Pengumpulan data berlangsung pada bulan Juli sampai Agustus 2013 dengan pengisian angket kuesioner yang terdiri atas 10 pernyataan pengetahuan dan 10 pernyataan sikap. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak sebanyak 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%) yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan keluarga, dan ekonomi keluarga, dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak sebanyak 89 responden memiliki sikap peduli (60,5%) yang dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia yang matang dan ekonomi keluarga. Keluarga diharapkan agar lebih memperhatikan kegiatan anak sehari – hari khususnya terhadap media elektronik televisi.
Title : Knowledge and Attitudes of Family About Appropriate
One of the most popular electronic media today is television. The electronic media can influence the human life pattern, especially in children especially negative impact. The electronic media can influence the human life pattern, especially negative impact on children. The negative impact caused a decrease in learning achievement, and health problems and moral decline, especially in attitude. Family as the first place of education for the child needs to keep an eye on children in selecting appropriate television programs. This research aims to identify the knowledge and attitudes of family about appropriate television programs for children in Kampung Baru Bajubang Sub District Jambi. This is a descriptive research design with purposive sampling technique. The number of sample used a total of 147 families. The data collection took place from July to August 2013 by filling a questionnaire consisting of 10 statements of knowledge and 10 statements of attitude. The research results obtained as many as 82 respondents had sufficient knowledge about appropriate television programs for children (55.8%) were influenced by the level of family education, and family economics, and family attitudes about television programs that are appropriate for children as many as 89 respondents have a caring attitude (60.5%) were influenced by education, occupation, mature age and family economic. Families are expected to pay more attention on children daily activities especially the television as an electronic media.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu media elektronik yang paling digemari saat ini adalah televisi. Di zaman sekarang ini televisi bukanlah barang yang langka dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu saja. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua orang memiliki televisi. Bahkan saat ini televisi telah menjangkau lebih dari 90% penduduk di negara berkembang. Televisi yang dulu mungkin hanya menjadi konsumsi kalangan dan umur tertentu saja, saat ini dapat dinikmati dan sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan (Wiradono, 2006).
Televisi dapat mempengaruhi pola hidup manusia. Bagi individu dewasa, mungkin apa yang ditampilkan oleh televisi tidak seluruhnya memberi dampak bagi pola hidupnya, sebab individu dewasa sudah dapat memilih dan memahami apa yang ditayangkan di layar televisi. Namun, bagaimana dengan anak – anak? Dengan pola pikir yang belum optimal, belum tentu mereka mampu menginterpretasikan apa yang mereka saksikan di layar televisi dengan tepat dan benar (Simatupang, 2012).
menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), membentuk opini atau pendapat (to persuade), dan menghibur (to entertain) (Mayohani; Lim, 2008).
Anak adalah individu yang unik, yang bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi kebutuhan dasarnya dan belajar mandiri. Perkembangannya pun wajib untuk terus diawasi oleh orang tua. Secara fisik, perkembangan anak yang belum optimal dapat memicu anak untuk mengadopsi bahkan meniru apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Hal ini cenderung terjadi pada anak usia remaja, dimana pada dasarnya usia remaja atau yang dikenal dengan masa peralihan merupakan usia tanggung dengan emosi anak yang cenderung labil dan pada masa ini anak berpikir kritis dan menerima dengan mentah apa yang ditemuinya (Desiningrum; Prihatsanti, 2011).
Dampak negatif lainnya pada anak yang timbul akibat menonton televisi adalah anak dapat menunjukkan keegoisannya dalam menonton televisi dan ini berpengaruh pada kondisi kesehatan anak, seperti anak jadi malas makan akibat menonton, anak kurang tidur akibat tidak terbatasnya jam menonton, emosional anak tidak stabil akibat tayangan yang tidak tepat untuk ditonton. Bertolak dari dampak negatif yang ada, dampak positif dari tayangan televisi pada anak dapat dilihat apabila anak menunjukkan perilaku positif, mental anak baik dan kesehatan anak terjaga (Mayohani; Lim, 2008).
Besarnya dampak negatif media televisi terhadap anak, telah ditinjau oleh beberapa penelitian. Dikutip dari penelitian Toriza (2010), Hidup pada tahun 2008 menyatakan bahwa setengah dari populasi anak di Amerika memiliki televisi pribadi di kamar dan sepertiganya adalah anak usia prasekolah. Hal ini dapat menimbulkan asumsi bahwa dengan kepemilikan televisi di kamar pribadi anak tidak mendapat pengawasan dalam menonton acara televisi yang layak dan pembatasan jam menonton dari keluarga.
selama 45 menit untuk menonton televisi perhari, anak usia lima tahun dua jam perhari, dan anak usia enam tahun dua setengah jam perhari. Sementara, Hidup pada tahun 2008 dikutip dari Toriza (2010) menyatakan tak sedikit anak menonton 5 – 6 jam perharinya. Dapat kita lihat pula secara nyata, di hari libur dan akhir pekan waktu menonton anak dapat lebih tinggi lagi dari yang telah disebutkan sebelumnya. Hal ini sekali lagi menimbulkan asumsi bahwa kurangnya perhatian orangtua atau keluarga terhadap pembatasan jam menontona anak.
United Nations International Children's Emergency Fund atau dikenal dengan UNICEF, salah satu organisasi resmi PBB (Perserikatan Bangsa – Bangsa), pada tahun 2007 melakukan survei mengenai pengaruh televisi terhadap anak. Hasil yang diperoleh menunjukkan data bahwa anak di Indonesia rata – rata perharinya menghabiskan waktu menonton selama lima jam dengan total jam pertahunnya 1.560 – 1.820 jam. Angka ini sendiri melebihi angka rata – rata jam belajar pertahunnya 1.000 jam. Ini merupakan salah satu potensi awal dampak negatif dari televisi.
(2010), pada anak – anak usia 6 – 12 tahun di SD Shafiyyatul Amaliyyah, Medan ditemukan adanya hubungan antara lama menonton pada anak dengan penurunan prestasi belajar.
Tidak hanya penurunan prestasi yang dapat diukur sebagai dampak negatif anak menonton televisi. Acara di televisi juga dapat mempengaruhi kecerdasan moral seorang anak. Misalkan ketika melihat suatu adegan dalam sebuah sinetron. Anak melihat pemain sinetron berperilaku kasar terhadap lawan bermainnya seperti memukul atau mencaci maki dengan orang yang lebih tua. Ataupun sebaliknya, pemain sinetron berperilaku baik seperti saling membantu terhadap sesama manusia, peduli terhadap orang yang tidak mampu, maupun bertutur kata yang baik terhadap orang yang lebih tua. Berdasarkan pengalaman peneliti sewaktu bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Medan, dijumpai anak – anak yang sedang dalam perawatan, agresif dalam menonton televisi sehingga berdampak pada lamanya proses penyembuhan. Pengalaman lain yang peneliti temukan yaitu di wilayah Kampung Baru Kecamatan Bajubang, bahwa anak – anak di wilayah ini telah mengalami perubahan yang mencolok seperti penurunan dalam tata krama berkomunikasi dan gaya hidup yang menonjolkan peniruan dari dunia maya.
perilaku anaknya baik acara televisi yang ditonton adalah kartun maupun sinetron. Hal inilah yang perlu diperhatikan bagi setiap keluarga yang memiliki anak (Bintarti; Winataputra; Kusuma; Broto; Budiwati, 2011).
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah pendidikan kepada individu anak dimulai dan dari keluarga inilah akan tercipta tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga (Setiadi, 2008).
Orang tua adalah sepasang individu yang penting bagi anak dalam masa pertumbuhan spiritual dan perkembangan mental mereka. Bagaimana pun, orang tualah yang bertanggung jawab terhadap sistem yang dianut oleh anak, sehingga jika terjadi kesalahan dalam mendidik, maka dapat sulit sekali untuk diperbaiki. Dalam hal tontonan, orang tua seharusnya menetapkan standar ganda di rumah, terutama menyangkut apa yang boleh ditonton. Misalnya, menonton film – film “tertentu” hanya untuk orang tua dan film lain boleh untuk semua keluarga (Surbakti, 2008).
Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatur jadwal menonton televisi bagi anak – anaknya, yaitu: 1) Buat daftar acara televisi; 2) Pantau tayangan yang ditonton anak; 3) Menuliskan tayangan yang tidak boleh ditonton; 4) Menetapkan bahwa televisi adalah pemakaian bersama (Surbakti, 2008).
sekitar 800 jiwa. Adapun jumlah keluarga di Kampung Baru yang dilokasikan menjadi 2 RT (RT 002 dan RT 003) yaitu sekitar 232 KK dengan jumlah anak sekitar 118 anak. Berdasarkan jumlah keluarga yang ada di wilayah ini dan masalah yang diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengetahuan dan Sikap Keluarga tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak Di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi”.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi pertanyaan penelitian adalah bagaimanakah pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengidentifikasi pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat, sebagai bahan bacaan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.
2. Bagi pendidikan dan praktek keperawatan, sebagai sumber informasi kesehatan dalam meningkatkan peran serta keperawatan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya (Keraf; Dua, 2001). Baik secara perorangan atau bersama, ternyata pengetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar yang berbeda. Bentuk pertama, pengetahuan hanya untuk diketahui dan dinikmati demi memenuhi kepuasan hati manusia. Bentuk yang kedua adalah pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, misal untuk melindungi dan membela diri, memperbaiki tempat tinggal, mempermudah pekerjaan, dan meningkatkan kesehatan dan lain sebagainya.
Fungsi pengetahuan bagi manusia yaitu mendorong manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran pengalaman dan untuk mengorganisasikan pengalamannya. Adanya unsur – unsur pengalaman yang semua tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun, atau ditata kembali, atau diubah sedemikian rupa sehingga tercapai suatu sistem (Azwar, 2005).
comprehension), aplikasi (application), analisis (analysis), sintesis (syntesis), dan evaluasi (evaluation).
Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Sintesis (synthesis), menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
Evaluasi (evaluation), berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain:
1. Pendidikan, tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuannya.
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
3. Usia, makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, bahkan daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
4. Informasi, informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
2.2. Sikap
Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan yang mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Sikap merupakan suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antipasif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah dikondisikan (Azwar, 2005).
Menurut Azwar (2005), sikap mempunyai tiga aspek antara lain:
1. Aspek kognitif (pemikiran), yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenai pikiran. Ini berarti berwujud keyakinan serta harapan – harapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu.
2. Aspek afektif (perasaan), yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan – perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati, antipati, dan sebagainya yang ditujukan pada objek tertentu.
3. Aspek konatif (tindakan), yaitu berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat pada suatu objek.
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor, yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah:
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional.
2. Kebudayaan, pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang. Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3. Orang lain yang dianggap penting, individu akan konformis atau searah dengan sikap orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4. Media massa, sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio, mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6. Faktor emosi dalam diri, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan lebih tahan lama.
2.3. Keluarga
Pengertian keluarga akan berbeda satu dengan lainnya, bergantung dari orientasi dan cara pandang seseorang. Bussard dan Ball (1966) dikutip dari Setiadi (2008) mendefenisikan keluarga sebagai lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Dikeluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal, berinteraksi, dibentuk nilai – nilai, pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi segenap budaya luar, dan mediasi hubungan anak dengan lingkungannya.
Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
2.4. Anak
Menurut Hidayat (2005) dalam keperawatan anak, anak diartikan sebagai seseorang yang berusia kurang dari delapan belas tahun dalam masa tumbuh kembang dengan kebutuhan khusus baik kebutuhan fisik, psikologis, sosial dan spritual. Perkembangan dan pertumbuhan anak melibatkan lebih banyak faktor dari hanya sekedar perkembangan dan pertumbuhan mereka secara fisik. Perkembangan dan pertumbuhan ini pun melibatkan perubahan yang signifikan pada perilaku, proses berpikir, emosional, dan sikap. Perubahan psikologis ini akan sangat menentukan si anak akan menjadi manusia seperti apa ketika kelak menjadi orang dewasa sepenuhnya (Simatupang, 2012).
Secara sederhana, pengertian anak dapat didefinisikan sebagai seseorang yang belum dewasa secara penuh. Jika merujuk kepada pengertian anak tersebut, maka masa kanak-kanak akan terentang dari mulai seorang anak terlahir ke dunia, hingga ia mencapai usia 20-an tahun. Rentang usia ketika manusia pada umumnya telah benar-benar mencapai puncak pertumbuhan kedewasaan secara fisik (Annehira, 2010).
sebagai mahluk yang sedang tumbuh; 3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya; 4) Mu-lai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat; 5) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung; 6) Me-ngembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari; 7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan nilai; 8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-lembaga; 9) Mencapai kebebasan pribadi (Simatupang, 2012).
Perkembangan seorang anak seperti yang telah banyak terurai di atas, tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada perkembangan psikologisnya: mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam menyelesaikan tugas menimbulkan keberhasilan pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas berikutnya (Surbakti, 2008).
2.5. Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak
Keluarga dalam memilih acara televisi yang sesuai untuk anak, layaknya memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi acara televisi yang sesuai. Keluarga harus mengetahui apa fungsi dari media televisi, bagaimana dampaknya terhadap anak, dan juga mengetahui sejak kapan anak diperbolehkan menonton televisi.
Media televisi menurut Mayohani dan Lim (2008) pada umumnya memiliki fungsi menginformasikan, mendidik, membentuk opini atau pendapat, dan menghibur. Pada anak – anak yang paling utama dari menonton acara televisi adalah memperoleh fungsi hiburan saja, sehingga perlu bagi keluarga mengetahui isi dari tayangan yang ditonton anak.
Sikap yang timbul sebagai respon dari keluarga terhadap acara televisi untuk anak yaitu dengan ikut serta memperhatikan tontonan anak, memperhatikan usia anak, mendiskusikan hasil tontonan anak dan membatasi waktu anak menonton, sehingga anak tidak terpapar dengan dampak negatif dari tonton tersebut. Memperhatikan tontonan anak sejalan dengan pengetahuan keluarga. Keluarga perlu memperhatikan nilai yang terkandung dalam acara anak. Terhadap usia anak sendiri, keluarga harus menyikapi pada usia berapa anak pantas menonton (Wiradono, 2005).
Setiap acara televisi yang ditonton oleh anak, selain diperhatikan oleh keluarga, mendiskusikan isi dari acara tersebut adalah perlu. Diawali dengan pengarahan pada saat acar dimulai namun tetap memberikan kesempatan anak untuk berpikir apakah acara tersebut baik atau tidak untuknya. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga peduli terhadap anak (Safitri, 2006).
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep yang dibuat oleh peneliti adalah berdasar adanya variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang menjadi sebab perubahan atau timmbulnya variabel terikat, dan variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2008).
Adapun kerangka konsep penelitian “Pengetahuan dan Sikap Keluarga Terhadap Tontonan Televisi yang Sesuai Untuk Anak” adalah:
Pengetahuan keluarga tentang acara televisi anak:
- Fungsi televisi
- Dampak televisi bagi anak - Usia anak saat menonton
Sikap keluarga tentang acara televisi anak:
- Memperhatikan tontonan anak - Memperhatikan usia anak - Mendiskusikan tontonan anak - Membatasi jam anak menonton
- Baik - Cukup - Kurang
- Peduli - Tidak
Dalam penelitian ini, rentang nilai menggunakan rumus :
Pada pengetahuan terdapat 3 kelas, dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10 maka rentang kelas berdasar rumus tersebut yaitu 13,3 dibulatkan menjadi 13 sehingga pembagian kelas 38 - 50, 24 - 37, dan 10 - 23. Pada sikap terdapat 2 kelas, dengan nilai tertinggi 50 dan nilai terendah 10 maka rentang kelas berdasarkan rumus yaitu 20 sehingga pembagian kelas 31 – 50 dan 10 - 30.
R I = N Keterangan : I = interval kelas
R = nilai tertinggi – nilai terendah
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan yaitu penelitian deskriptif yang bertujuan memaparkan, menerangkan atau menggambarkan masalah penelitian yang terjadi pada seperangkat peristiwa atau kondisi populasi di daerah Kampung Baru Kelurahan Bajubang Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi.
4.2. Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1. Populasi
Populasi adalah sekelompok individu yang tinggal di wilayah yang sama, atau sekelompok individu yang memiliki karakteristik yang sama (Chandra, 2006). Populasi penelitian ini yaitu keluarga yang memiliki anak di wilayah Kampung Baru Kelurahan Bajubang dengan jumlah keluarga sebanyak 232 keluarga.
4.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian kecil populasi yang digunakan dalam uji untuk memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan populasi melalui sampling
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi
d = tingkat kepercayaan (0,05) (Arikunto, 2006)
Maka jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 147 keluarga.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau disebut juga judgement sampling yaitu pemilihan sampel melalui proses seleksi bersyarat. Syarat atau kriteria inklusi yang termasuk yaitu: 1) Keluarga bersedia menjadi responden; 2) Keluarga yang memiliki anak; 3) Keluarga yang memiliki anak sehat mental.
4.3. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah daerah Kampung Baru di Kelurahan Bajubang, Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Alasan peneliti melakukan penelitian di wilayah ini karena penelitian ini belum pernah dilakukan di tempat ini sebelumnya, sampel yang dibutuhkan sesuai dan lokasi yang dijadikan area penelitian telah dikuasai oleh peneliti.
N n =
1 + N (d) ² 232 =
1 + 232 (0,05)² = 146,83
Waktu penelitian yang akan dilakukan yaitu dari bulan Juli sampai dengan Agustus 2013.
4.4. Pertimbangan Etik
Menurut Hidayat (2008), masalah etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat dalam penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Pada penelitian ini telah dilampirkan surat keterangan etik penelitian yang dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4.4.1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian berupa lembar pernyataan yang ditandatangani oleh responden dan peneliti. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.
4.4.2. Anonimity (Tanpa Nama)
4.4.3. Kerahasiaan
Kerahasiaan dimaksud menjamin rahasia hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya, hanya kelompok data yang tercantum pada kuesioner yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.
4.5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner yang terdiri dari data demografi dan pernyataan pengetahuan dan sikap dengan jumlah pernyataan sebanyak 10 pernyataan tentang pengetahuan keluarga dan 10 pernyataan tentang sikap keluarga. Pernyataan berupa pilihan dengan nilai skor yaitu jawaban sangat setuju nilai skor 5, setuju nilai skor 4, ragu – ragu nilai skor 3, tidak setuju nilai skor 2 dan sangat tidak setuju nilai skor 1. Skor tertinggi dari masing – masing 10 pernyataan adalah 50 dan skor terendah adalah 10. Pada pernyataan pengetahuan hasil yang akan diperoleh yaitu baik dengan skor 38 – 50, cukup dengan skor 24 – 37, dan kurang dengan skor 10 – 23.
4.6. Pengukuran Validitas – Reliabilitas
Uji validitas dan reabilitas digunakan untuk menguji data yang menggunakan daftar pertanyaan atu kuisioner untuk melihat pertanyaan dalam kuisioner yang diisi oleh responden tersebut layak atau tidak digunakan mengambil data (Sujarweni, 2012).
Menurut Sujarweni (2012), uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir – butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefenisikan variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas telah diujikan pada dosen yang ahli di bidangnya di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Kegiatan uji validitas yang telah dilakukan pada instrumen penelitian yaitu pada pernyataan pengetahuan memperbaiki susunan pengelompokan pernyataan berdasarkan kerangka penelitian yang sebelumnya tidak terkelompok dengan baik, pada pernyataan sikap memperbaiki kalimat pernyataan dari nomor 2 sampai 9 yang sebelumnya dengan menggunakan kata “saya memberi izin..”, “saya memberi komentar..” yang berarti menyatakan suatu tidakan diganti menjadi “menurut saya..” yang mewakili kalimat pernyataan sikap.
dikatakan reliabel apabila memenuhi nilai alpha = 0,60. Uji reliabilitas instrumen akan diujikan pada 30 orang responden pada lokasi berbeda dari lokasi penelitian dan diolah dengan sistem komputerisasi dengan perhitungan Cronbach Alpha, dengan perolehan nilai alpha pada instrumen pengetahuan 0,81 dan sikap 0,71.
4.7. Pengumpulan Data
4.8. Analisa Data
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengolahan data meliputi:
1. Editing data. Proses editing merupakan proses klarifikasi, membaca, konsistensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul.
2. Pengkodean data (coding). Pengkodean data merupakan proses pemberian kode dalam bentuk angka, proses penyusunan sistematis data mentah (yang ada dalam kuisioner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca oleh mesin pengolah data seperti komputer.
3. Pemindahan data ke komputer (entering data). Pemindahan data ke komputer adalah memindahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data dan diproses dengan program pengolahan data yang tersedia pada mesin pengolah data yang digunakan.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 147 keluarga yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Bajubang (RT 02/ 03) Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi. Penyajian hasil meliputi deskripsi data demografi responden, pengetahuan keluarga dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi.
5.5.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian, data demografi responden yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, agama responden.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Data Demografi Berdasarkan Umur Responden di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147)
Tabel 5.1. Lanjutan
5.5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak
Tabel 5.2. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147) Berdasarkan tabel 5.2 di atas, dari 147 keluarga yang menjadi responden, 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%), 49 responden memiliki pengetahuan kurang (33,3%) dan 16 responden memiliki pengetahuan baik (10,9%).
5.5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak
Tabel 5.3. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Provinsi Jambi (n= 147)
Sikap Jumlah Persentase
5.2. Pembahasan
5.2.1. Pengetahuan Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak
Pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak adalah segala hal yang diketahui keluarga mengenai acara televisi untuk anak. Pada penelitian ini, pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak meliputi apa yang diketahui keluarga tentang fungsi televisi, dampak televisi bagi anak, dan usia anak saat menonton. Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak diperoleh hasil responden menunjukkan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (10,9%), pengetahuan cukup sebanyak 82 responden (55,8%), dan pengetahuan kurang sebanyak 49 responden (33,3%).
rendah dibanding responden dengan jenjang pendidikan formal yang rendah (SMP dan SD).
Dari hasil penelitian, menunjukkan responden dengan pengetahuan cukup sebanyak 82 responden (55,8%). Pada data demografi diperoleh hasil responden dengan pendidikan SMP sebanyak 23 responden (15,6%) dan SMA sebanyak 79 responden (53,7%) dimana tidak secara keseluruhan pendidikan SMA memiliki pengetahuan baik. Asumsi peneliti, pengetahuan cukup responden dapat dipengaruhi oleh terbatasnya keinginan responden untuk mengetahui lebih banyak informasi. Pada teori telah dijelaskan meskipun seseorang berpendidikan rendah tetapi jika ia mau mendapatkan informasi yang lebih baik dari berbagai media maka hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang.
menilai positif setiap tontonan anak dan ada kekeliruan dalam menangkap isi pesan dari tontonan anak tersebut.
Pendapatan keluarga juga dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin besar peluang memperoleh pendidikan yang lebih tinggi dan berpengetahuan baik. Ditemukan pada data demografi jumlah pendapatan responden Rp.3.000.000,00 – Rp.5.000.000,00 sebanyak 15 responden (10,2%) dan pendidikan tinggi sarjana sebanyak 15 responden (10,2%). Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Dewi (2006) dimana ditemukan mayoritas ibu berpendapatan tinggi memiliki pengetahuan tinggi.
5.2.2. Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai Untuk Anak
Sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak adalah bagaimana respon keluarga dalam menyikapi acara televisi anak sebelum melakukan suatu tindakan. Pada penelitian ini, sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak meliputi sikap keluarga dalam memperhatikan tontonan anak, mendiskusikan tontonan anak dan membatasi jam anak menonton.
peduli terhadap anak dimana responden memiliki perasaan mendukung untuk peduli memperhatikan acara televisi yang sesuai untuk anak.
Usia responden dapat mempengaruhi sikap responden dalam memperhatikan acara televisi yang sesuai untuk anak. Semakin matang usia seseorang maka sikap yang ditunjukkan semakin baik. Pada data demografi dijumpai usia responden dengan rentang 45 – 68 tahun berjumlah 44 orang. Rentang usia ini tergolong usia yang matang. Semakin matang usia responden, maka semakin peduli sikap responden terhadap anak. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Herawati (1999) dalam Safitri (2006), dimana ditemukan mayoritas ibu dengan usia lebih dari 38 tahun mempunyai sikap yang lebih baik dalam pendampingan anak menonton televisi dibanding dengan usia ibu kurang dari 38 tahun.
memberi kelonggaran pada anak dalam menonton. Penelitian lain oleh Widiyanto, Aviyanti, dan Tyas (2012) mengungkapkan hal serupa tentang keterkaitan tingkat pendidikan dan sikap yaitu ditemukannya ada hubungan antara pendidikan ibu terhadap sikap pemberian ASI ekslusif, sebanyak 16 responden (53,3%) dengan pendidikan rendah mempunyai sikap kurang mendukung.
Didasarkan oleh pekerjaan responden yang kebanyakan bekerja sebagai buruh atau tani sebanyak 57 responden (38,8%), menjadi faktor sikap ketidakpedulian keluarga, dimana responden atau keluarga yang bekerja sebagai buruh atau tani ini menganggap televisi dengan acara yang ditayangkan lebih baik bagi anak – anak mereka untuk berada di rumah dibandingkan berkegiatan di luar rumah dikarenakan waktu responden untuk bekerja lebih banyak daripada mengawasi kegiatan anak, dimana pekerjaan tersebut dilakukan dari pagi sampai sore. Priska (2011) melalui penelitian fenomenologi yang dilakukan pada orang tua dan anak usia 3 – 6 tahun dan 7 – 11 tahun dengan komunikasi aktif, menemukan bahwa orang tua berusaha untuk mendampingi anak menonton televisi, namun kesibukan orang tualah yang membuat orang tua tidak fokus pada anak dan tayangan televisi yang sedang ditonton anak.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, diketahui dari 147 keluarga yang menjadi responden, diperoleh hasil :
1. Pengetahuan keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak yaitu 82 responden memiliki pengetahuan cukup (55,8%), 49 responden memiliki pengetahuan kurang (33,3%) dan 16 responden memiliki pengetahuan baik (10,9%). Pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, dan ekonomi keluarga.
2. Sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak yaitu 89 responden memiliki sikap peduli (60,5%) dan 58 responden memiliki sikap tidak peduli (39,5%). Sikap yang dimiliki keluarga lebih dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, usia yang matang dan ekonomi keluarga.
6.2. Saran
1. Bagi masyarakat
2. Bagi pendidikan dan praktek keperawatan
Diharapkan untuk dapat memberikan pendidikan atau informasi kesehatan dalam meningkatkan peran serta keperawatan keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak.
3. Bagi peneliti keperawatan
Bagi peneliti keperawatan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan judul ini diharapkan dapat meneliti hubungan antar variabel yang akan diteliti untuk memperoleh hasil yang lebih signifikan, dari segi ekonomi, umur, menambahkan unsur budaya dan jumlah anak dalam instrumen penelitian selanjutnya.
6.3. Keterbatasan Penelitian
1. Hasil yang diperoleh dari responden masih belum maksimal dikarenakan responden masih ada yang kurang jujur dalam menjawab pernyataan kuesioner.
DAFTAR PUSTAKA
Annehira. (2010). Pengertian Anak dan Tahap Perkembangan Anak. Diambil tanggal 14 Mei 2013 dari http://www.anneahira.com/pengertian-anak.htm. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2005). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Bintarti, A; Winataputra, U.S; Kusuma, N.W; Broto, M.F; Budiwati, Y. (2011).
Pengembangan Model Belajar Melek Media Televisi, Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 12, Nomor 2, September 2011, 77-91. Diambil tanggal 14 Juni 2013 dari http://ut.ac.id.
Chandra, B. (2006). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.
Desiningrum, D.R; Prihatsanti, U. (2011). Studi Deskriptif Mengenai Frekuensi Menonton Televisi dan Main Game Elektronik Pada Anak di Semarang, Jurnal Psikologi Pitutur Volume I Nomor 2 Juni 2011. Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://und.ac.id.
Dewi, A. (2006). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Balita Umurr 3-5 Tahun di Puskesmas Ulu Palembang Tahun 2006, KTI D-III Kebidanan. Palembang: Poltekes Palembang.
Elisse, N. (2013). Hubungan Jenjang Pendidikan Formal dengan Perilaku Menonton Acara – Acara di Stasiun Televisi RCTI di Desa Teluk Lubuk Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muara Enim (Jurnal Publikasi). Palembang : Universitas Sriwijaya. Diambil tanggal 24 Januari 2014 dari www.akademik.unsri.ac.id
Generusindonesia. (2013). Dampak Televisi Terhadap Siswa. Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://generussindonesia.wordpress.com.
Hidayat, A.A.A. (2008). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.
Hidayat, A.A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Ed I. Jakarta: Salemba Medika
Keraf, S. A; Dua. (2001). Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis, Edisi 2. Yogyakarta: Kanisius.
Notoatmojo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip – Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prabawa, K.A; Dunia, I.K; Haris, I.A. (2014). Pengaruh Sosial Ekonomi dan Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa X4, Jurnal Jurusan Pendidikan Ekonomi, Volume 4 Nomor 1, Tahun 2014. Singaraja: Iniversitas Pendidikan Ganesha.
Priska, B. (2011). Memahami Pengalaman dan Dialektika Komunikasi Orang Tua dan Anak Pada Proses Pendampingan Menonton Televisi (Summary
Skripsi). Semarang : Universitas Diponegoro. Diambil dari eprints.undip.ac.id/28961/
Ramadhani, A. (2010). Hubungan Antara Lama Menonton Televisi dan Prestasi Akadademik Anak Usia Sekolah (Skripsi). Medan: USU.
Safitri, D. (2006). Sikap dan Perilaku Ibu dalam Mendampingi Anak Menonton Televisi (Skripsi). Bogor: IPB. Diambil tanggal 28 April dari repository.ipb.ac.id.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Surabaya: Graha Ilmu.
Sibagariang, E.E; Julianie; Rismalinda; Nurzannah, S. (2010). Buku Saku Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan. Jakarta: TIM. Simatupang, P. (2012). Pengaruh Televisi Terhadapap Perkembangan Anak.
Diambil tanggal 28 April 2013 dari http://patriciasimatupang.wordpress.com.
Sudiharto. (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Penerbit Tarsito.
Sujarweni, V.W. (2012). SPSS untuk Paramedis. Yogyakarta: Gava Media.
Surbakti, E. B. (2008). Awas Tayangan Televisi : Tayangan Misteri dan Kekerasan Mengancam Anak Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Toriza, V. (2010). Hubungan Terpaan Media Televisi dengan Belajar Kognitif pada Anak (Skripsi). Bogor: IPB. Diambil tanggal 14 Juni dari repository.ipb.ac.id.
Widiyanto, S; Aviyanti, D; Tyas, M.A. (2012). Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif dengan Sikap Terhadap Pemberian ASI Ekskusif , Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012. Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Wiradono, S. (2006). Matikan TV-Mu! Teror Media Televisi di Indonesia. Yogyakarta: Resist Book
Yusrizal. (2008). Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Terhadap Status Gizi Anak Balita di Wilayah Pesisir Bireun, Thesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.
JUDUL PENELITIAN: Pengetahuan dan Sikap Keluarga Tentang Acara Televisi yang Sesuai untuk Anak di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi
PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Pernyataan persetujuan ini (Informed consent) dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan izin tertulis dari calon responden yaitu keluarga yang berada di Kampung Baru Kecamatan Bajubang Propinsi Jambi. Pernyataan persetujuan ini adalah bagian dari penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap keluarga tentang acara televisi yang sesuai untuk anak. Prosedur yang dilakukan yaitu sebelumnya penulis meminta izin melakukan penelitian di wilayah Bajubang kepada pihak Kelurahan Bajubang. Setelah mendapat izin, peneliti melakukan survey responden dan memilih responden sesuai kriteria. Responden yang termasuk kriteria yaitu keluarga yang bersedia untuk diteliti, keluarga yang memiliki anak. Responden yang bersedia, sebelumnya harus menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti responden bersedia diteliti lalu responden akan diberikan kuesioner berisi pernyataan bersangkutan dengan tujuan penelitian. Setelah mendapat data, maka seterusnya data akan dikelola oleh peneliti dengan sistem komputerisasi.
Meilana, mahasiswi Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Program Studi S1 Keperawatan. Berikut adalah identitas saya:
Tanggal penelitian :
Nama :
Alamat :
Dengan demikian pernyataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dari pihak siapa pun.
Bajubang, 2013
Peneliti Responden
KUESIONER PENELITIAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP TONTONAN TELEVISI YANG SESUAI UNTUK ANAK DI KAMPUNG BARU
KECAMATAN BAJUBANG PROPINSI JAMBI
I. IDENTITAS RESPONDEN 1. No. responden :
2. Jenis kelamin : ( ) Perempuan ( ) Laki-laki
3. Umur :
4. Pekerjaan : ( ) PNS ( ) Wiraswasta
( ) Petani/ Buruh ( ) Lain – lain, sebutkan ... 5. Pendidikan terakhir : ( ) Sarjana (S1/D3) ( ) SMA/SMK/ Sederajat
( ) SMP/ Sederajat ( ) SD/ Sederajat ( ) Tidak sekolah
6. Penghasilan : ( ) Rp.500.000,00
( ) Rp.500.000,00 – Rp.1.500.000,00 ( ) Rp.1.500.000,00 – Rp.3.000.000,00 ( ) Rp.3.000.000,00 – Rp.5.000.000,00 ( ) > Rp.5.000.000,00
7. Agama : ( ) Islam ( ) Kristen ( ) Hindu
II. PERNYATAAN KUESIONER
a. Berilah tanda checklist atau centang ( √ ) pada salah satu jawaban yang menjadi pilihan anda.
b. Bila ada pernyataan yang tidak dimengerti silahkan tanyakan langsung kepada peneliti. 1. Fungsi media televisi sebagai sumber
informasi.
2. Fungsi media televisi sebagai sarana pendidikan.
3. Fungsi media televisi sebagai pembentuk opini atau pendapat.
4. Fungsi media televisi sebagai sarana hiburan.
5. Pendidikan anak semenjak dini dimulai dari keluarga. 7. Menonton televisi mengurangi waktu
membaca anak.
8. Perilaku menyimpang anak pada masa kini cenderung akibat menonton televisi.
9. Usia anak berbeda-beda, sehingga perlu didampingi dalam menonton televisi. 10. Anak dibawah usia 2 tahun sebaiknya
B. Sikap terhadap acara televisi untuk anak 1. Menurut saya anak menonton televisi
itu perlu.
2. Menurut saya anak boleh diizinkan mmenonton, dan keluarga ikut menonton apa yang ditontonnya.
3. Menurut saya keluarga harus memperhatikan apa yang ditonton anak pada saat dia menonton televisi.
4. Menurut saya keluarga wajib memperhatikan usia anak terkait dengan apa yang dia tonton.
5. Menurut saya perlu memberi komentar pada tiap tontonan anak.
6. Menurut saya kaluarga perlu memberi contoh akibat positif dan negatif dari apa yang ditonton anak.
7. Keluarga perlu menyarankan anak mengisi waktu luang dengan aktivitas lain selain menonton televisi seperti olahraga.
8. Keluarga perlu menjadwalkan jam menonton anak.
9. Menurut saya perlu membatasi tontonan anak terkait tontonan edukatif saja.
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Theresia Meilana
Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Bulian/ 23 Mei 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Jalan A.H. Nasution Gang Permai 2 No. 49 B. Kecamatan Medan Johor
Riwayat Pendidikan
Tahun 1996 – 2002 : SD YKPP No.I Bajubang
Tahun 2002 – 2005 : SMP Negeri 2 Batanghari
Tahun 2005 – 2008 : SMA Negeri 5 Batanghari
Tahun 2008 – 2011 : D-III Keperawatan Universitas Darma Agung Medan
Pengalaman lainnya
Tahun 2011 – 2012 : Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Umum Herna Medan
Master Tabel Pengetahuan dan Sikap Keluarga Responden Reliabel
1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan Kuesioner Pengetahuan Jumlah Pernyataan Kuesioner Sikap Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
22 33 1 2 4 3 1 0 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 35 3 3 4 4 5 5 3 4 2 5 38 23 36 1 2 3 2 1 0 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 38 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 33 24 27 1 2 4 2 1 0 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 25 3 2 4 3 2 2 3 4 3 3 29 25 43 1 2 4 3 1 0 3 3 3 5 5 4 3 2 4 2 34 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 29
26 32 2 1 4 2 1 0 4 3 2 4 4 4 5 3 4 2 35 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 38
27 34 1 1 2 2 1 0 3 3 3 4 4 2 4 4 3 3 33 2 3 2 3 3 4 3 3 4 4 31
28 48 1 2 2 3 1 0 3 3 3 4 4 2 2 3 2 2 28 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 26
29 43 1 2 2 3 1 0 3 3 4 4 5 3 2 3 4 3 34 3 4 4 5 4 5 3 2 2 4 36
30 31 1 2 4 2 1 0 2 3 2 4 5 4 3 4 3 2 32 4 4 5 4 3 2 4 3 2 4 35
Keterangan : Kolom 1 : Kode
Responden
Kolom 2 : Umur Responden
Kolom 3 : Jenis Kelamin Responden (1 = Perempuan, 2 = Laki-laki)
Kolom 4 : Pendidikan Responden ( 1 = Sarjana S1/D3, 2 = SMA, 3 = SMP, 4 = SD, 5 = Tidak sekolah) Kolom 5 : Pekerjaan Responden (1 = PNS, 2 = Wiraswasta, 3 = Tani/buruh, 4 = Lain2)
Kolom 6: Pendapatan Responden (1 = 500rb, 2 = 500rb - 1,5 jt, 3 = 1,5 - 3 jt, 4 = 3 - 5 jt, 5 = >5 jt) Kolom 7 : Agama Responden (1 = Islam, 2 = Protestan)
Kolom 8 : Alamat Responden (kode 0 : wilayah
lain)
Pernyataan : 1 = Sangat setuju (SS), 2 = Setuju (S), 3 = Ragu-ragu (R), 4 = Tidak setuju (TS), 5 = Sangat tidak setuju (STS)
Master Tabel Pengetahuan dan Sikap Keluarga di Kampung Baru
1 2 3 4 5 6 7 8 Pernyataan Kuesioner Pengetahuan Jumlah Pernyataan Kuesioner Sikap Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
126 39 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 23 3 4 3 2 2 4 3 3 2 3 29 127 37 1 3 4 2 1 3 2 2 2 4 4 3 1 1 2 1 22 3 3 2 3 2 2 3 2 2 4 26 128 41 1 2 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 29 4 3 3 3 3 4 3 3 2 4 32 129 50 1 1 2 4 1 3 2 4 4 5 5 4 4 4 4 3 39 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 38 130 41 1 2 4 3 1 3 2 2 2 4 3 3 2 1 1 1 21 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 24 131 49 2 4 3 2 1 3 2 2 2 3 3 3 2 1 1 2 21 3 2 3 3 2 2 2 2 1 4 24 132 41 1 2 4 3 1 3 3 2 2 4 4 2 1 1 2 1 22 4 4 3 3 4 3 3 4 2 4 34 133 45 1 3 3 2 1 3 3 3 2 4 4 4 3 3 4 2 32 3 3 2 4 4 4 3 3 1 3 30 134 29 1 2 4 3 1 3 2 3 2 3 4 4 2 2 3 2 27 4 3 2 3 3 4 4 3 2 4 32 135 31 2 2 2 3 1 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 1 22 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 136 43 1 3 4 3 1 3 2 3 2 2 3 3 3 1 2 1 22 4 2 2 3 2 2 2 2 2 3 24 137 53 2 2 2 3 1 3 3 4 3 4 5 2 4 4 3 3 35 3 3 3 2 4 2 3 3 2 4 29 138 41 2 4 3 2 1 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 22 3 4 3 3 2 4 4 2 2 4 31 139 30 1 2 4 2 1 3 2 2 2 3 4 3 2 1 2 1 22 4 4 3 4 3 3 3 3 2 4 33 140 47 1 4 3 3 1 3 2 2 2 2 3 2 2 1 3 1 20 4 3 2 3 4 2 3 3 2 4 30 141 34 2 3 3 2 1 3 2 2 2 4 4 2 2 1 2 2 23 2 3 2 2 1 1 2 2 2 4 21 142 33 1 2 4 3 1 3 2 2 2 4 4 3 2 1 2 1 23 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 35 143 37 1 2 4 3 1 3 2 2 2 4 4 2 2 1 2 1 22 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 34 144 51 1 1 4 4 1 3 4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 40 4 4 3 2 4 3 3 3 1 4 31 145 32 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 4 2 3 1 1 1 21 2 3 4 3 3 4 3 2 2 4 30 146 25 1 4 3 2 1 3 2 2 2 4 3 1 2 2 1 1 20 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 35 147 40 1 3 4 3 1 3 2 4 2 2 3 2 3 1 2 1 22 4 2 3 2 3 3 3 4 1 4 29
Kolom 1 : Kode
Responden
Responden
Kolom 3 : Jenis Kelamin Responden (1 = Perempuan, 2 =
Laki-laki)
Kolom 4 : Pendidikan Responden ( 1 = Sarjana S1/D3, 2 = SMA, 3 = SMP, 4 = SD, 5 = Tidak sekolah)
Kolom 5 : Pekerjaan Responden (1 = PNS, 2 = Wiraswasta, 3 = Tani/buruh, 4 = Lain2) Kolom 6: Pendapatan Responden (1 = 500rb, 2 = 500rb - 1,5 jt, 3 = 1,5 - 3 jt, 4 = 3 - 5 jt, 5 = >5 jt)
Kolom 7 : Agama Responden (1 = Islam, 2 = Protestan)
Kolom 8 : Alamat Responden (RT002 & 003)
Pernyataan : 1 = Sangat setuju (SS), 2 = Setuju (S), 3 = Ragu-ragu (R), 4 = Tidak setuju (TS), 5 = Sangat tidak setuju
(STS)
Tabel frekuensi tiap pernyataan kuesioner
3 Fungsi media televisi sebagai pembentuk opini ataupendapat.
- - 91 61,9 28 19 26 17,7 2 1,4
4 Fungsi media televisi sebagai sarana hiburan. - - 14 9,5 29 19,7 98 66,7 6 4,1 6 Dampak negatif menonton televisi adalah anak
malas belajar sehingga perlu pembatasan waktu menonton.
5 3,4 53 36,1 53 36,1 33 22,4 3 2
7 Menonton televisi mengurangi waktu membaca anak.
7 4,8 81 55,1 42 28,6 17 11,6 - -
8 Perilaku menyimpang anak pada masa kini cenderung akibat menonton televisi.
39 26,5 61 41,5 31 21,1 16 10,9 - - 5 Pendidikan anak semenjak dini dimulai dari
keluarga.
- - 4 2,7 27 18,4 88 59,9 28 19
9 Usia anak berbeda-beda, sehingga perlu didampingi dalam menonton televisi.
17 11,6 45 30,6 47 32 38 25,9 - -
10 Anak dibawah usia 2 tahun sebaiknya tidak menonton televisi karena merupakan masa awal pertumbuhan otak.
39 26,5 68 46,3 34 23,1 6 4,1 - -
Tabel frekuensi tiap pernyataan kuesioner
2 Menurut saya anak boleh diizinkan mmenonton, dan keluarga ikut menonton apa yang ditontonnya.
6 4,1 92 62,6 33 22,4 13 8,8 3 2 3 Menurut saya keluarga harus memperhatikan apa
yang ditonton anak pada saat dia menonton televisi.
10 6,8 72 49 43 29,3 19 12,9 3 2
4 Menurut saya keluarga wajib memperhatikan usia anak terkait dengan apa yang dia tonton.
4 2,7 34 23,1 69 46,9 34 23,1 6 4,1 5 Menurut saya perlu memberi komentar pada tiap
tontonan anak.
7 4,8 90 61,2 35 23,8 12 8,2 3 2 6 Menurut saya kaluarga perlu memberi contoh
akibat positif dan negatif dari apa yang ditonton anak.
7 4,8 103 70,1 11 7,5 26 17,7 - -
7 Keluarga perlu menyarankan anak mengisi waktu luang dengan aktivitas lain selain menonton televisi seperti olahraga.
3 2 68 46,3 59 40,1 11 7,5 6 4,1
8 Keluarga perlu menjadwalkan jam menonton anak. - -81 55,1 37 25,2 29 19,7 - - 9 Menurut saya perlu membatasi tontonan anak
terkait tontonan edukatif saja.
22 15 98 66,7 13 8,8 14 9,5 - -
10 Menurut saya anak diperbolehkan menonton setelah mengerjakan tugas sekolahnya.
NEW FILE. SAVE OUTFILE='D:\kumpulan theresia\skripsi aku\reliabel sikap true.sav' /COMPRESSED. SAVE OUTFILE='D:\kumpulan
theresia\skripsi aku\reliabel sikap true.sav' /COMPRESSED. RELIABILITY /VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /SUMMARY=TOTAL.
Reliability
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
umur responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
pendapatan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 500 4 2.7 2.7 2.7
500.000 - 1.500.000 76 51.7 51.7 54.4
1.500.000 - 3.000.000 52 35.4 35.4 89.8
3.000.000 - 5.000.000 15 10.2 10.2 100.0
Total 147 100.0 100.0
agama responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Islam 142 96.6 96.6 96.6
Kristen 5 3.4 3.4 100.0
Total 147 100.0 100.0
alamat responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid RT 02 71 48.3 48.3 48.3
RT 03 76 51.7 51.7 100.0
kuesioner pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 38 - 50 16 10.9 10.9 10.9
24 - 37 82 55.8 55.8 66.7
10 - 23 49 33.3 33.3 100.0
Total 147 100.0 100.0
kuesioner sikap
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 31 - 50 89 60.5 60.5 60.5
10 - 30 58 39.5 39.5 100.0
Total 147 100.0 100.0