• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN EVALUASI PENATALAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BBLR DI RSUD SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN EVALUASI PENATALAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BBLR DI RSUD SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH PERPUSTAKAAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

GAMBARAN EVALUASI PENATALAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BBLR

DI RSUD SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

BETALIA 1113209

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2016

(2)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 ii

(3)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

(4)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul

“Gambaran Evaluasi Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada

BBLR Di RSUD Sleman”

Karya Tulis Ilmiah ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Program Studi Kebidanan (D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Budi Rahayu, M.Keb selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah.

4. Vivian Nanny Lia Dewi, S.ST.,M.Kes selaku dewan penguji yang telah memberikan saran dan bimbingan.

5. Seluruh Dosen dan Staf Akademik yang tidak dapat disebutkan satu persatu Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dan dukungan dengan sepenuh hati.

6. Kepada Kepala RSUD Sleman yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian ini.

7. Orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan dorongan yang berupa finansial, moril maupun spiritual dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman- teman serta pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis ILmiah (KTI) ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, September 2016

Betalia

(5)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL……….... i HALAMAN PENGESAHAN……….. ii PERNYATAAN …….………... iii KATA PENGANTAR..……… DAFTAR ISI………... iv v DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR GAMBAR……… viii

DAFTAR LAMPIRAN……… ix INTISARI………. x ABSTRACT………... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1 B. Rumusan Masalah……….. 5 C. Tujuan Penelitian……… 6 D. Manfaat Penelitian……….. 6 E. Keaslian Penelitian………. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori………. 10

B. Kerangka Teori………. 26

C. Kerangka Konsep………. 27

D. Pertanyaan Penelitian……….. 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan RancanganPenelitian………. 29

B. Lokasi danWaktu Penelitian………. 29

C. Populasi dan Subyek Penelitian………. 30

D. Variabel Penelitian………. 31

E. Definisi Operasional………... 31

F. Alat dan Pengumpulan Data………... 32

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data……….. 32

H. Etika Penelitian………. 34

I. Pelaksanaan Penelitian……….. 35

(6)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………... 37 B. Pembahasan……… 43 C. Keterbatasan Penelitian……….. 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 49 B. Saran……….. 50

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(7)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

DAFTAR TABEL

Hal Tabel 1.1 Keaslian Penelitian………... 8 Tabel 2.1 Definisi Operasional………... 28 Tabel 4.1 Karakteristik ibu yang memiliki bayi BBLR dalam

Pelaksanaan Metode Kanguru berdasarkan Umur dan Pendidikan ……….

39

Tabel 4.2 Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman

……….... 40

Tabel 4.3 Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman berdasarkan jenis kelamin dan umur kehamilan………

40 Tabel 4.4 Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang

akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR Di RSUD Sleman ………...

41

Tabel 4.5 Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman …...

42 Tabel 4.6 Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang

dilakukan pada BBLR di rumah……….

42

(8)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1 Posisi bayi saat dilakukan metode kanguru………. 24 Gambar 2.2 Kerangka Teori……….... 26 Gambar 2.3 Kerangka Konsep………. 27

(9)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 3. Lembar Observasi Metode Kanguru Lampiran 4. Lembar Penyusunan KTI

Lampiran 5. Lembar Bimbingan Lampiran 6. Lembar Hasil Olah Data

(10)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

GAMBARAN EVALUASI PENATALAKSANAAN PERAWATAN METODE KANGURU (PMK) PADA BBLR

DI RSUD SLEMAN

Betalia1, Budi Rahayu2

INTISARI

Latar Belakang : AKB di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 25 per 1000

kelahiran hidup. Penyebab utama kematian bayi salah satu adalah BBLR sebesar 38,85%. Salah satu metode untuk mengatasi BBLR yaitu dilakukan metode kanguru. Di RSUD Sleman masih adanya bayi yang kembali dirawat meskipun telah dilakukan metode kanguru.

Tujuan : Mengetahui gambaran evaluasi penatalaksanaan Perawatan Metode

Kanguru (PMK) pada BBLR di RSUD Sleman.

Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional desriptif dengan Populasi

sebanyak 20 BBLR dan Sampel menggunakan aksidental sampling.

Hasil :, Karakteristik bayi BBLR di RSUD Sleman sebagian besar mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 responden (66,7%) hanya beberapa yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 5 responden (33,3%). Ibu bayi BBLR yang akan melakukan PMK seluruhnya diberikan konseling sebanyak 15 responden (100%). Pelaksanaan PMK di rumah sakit seluruhnya melakukan dengan sesuai sebanyak 15 responden (100%). Pelaksanakan PMK di rumah sebagian besar melaksanakan kurang sesuai sebanyak 10 responden (66.7%), yang sesuai sebanyak 3 responden (20%), dan yang tidak sesuai sebanyak 2 responden (13.3%).

Kesimpulan : Karakteristik bayi BBLR di RSUD Sleman sebagian besar

mengalami penurunan berat badan pada hari ke-3, Ibu bayi BBLR yang akan melakukan metode kanguru seluruhnya diberikan konseling, Pelaksanaan metode kanguru di rumah sakit seluruhnya melakukan dengan sesuai, Pelaksanakan perawatan metode kanguru di rumah sebagian besar melaksanakan dengan kurang sesuai.

Kata Kunci : Konseling, Metode Kanguru, BBLR

1

Mahasiswa STIKES A. Yani Yogyakarta

2

Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta

(11)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

11

THE IMAGE OF THE KANGAROO METHOD OF CARE MANAGEMENT EVALUATION (FMD) LBW

IN THE GENERAL HOSPITAL SLEMAN

Betalia1, Budi Rahayu2

ABSTRACT

Background: AKB in Indonesia still classified in the high number i.e. 25 per

1000 live births. The main causes of infant mortality such as is a Low Birth Weight in the number of 38,85%. One of the method to overcome the Low Birth Weight i.e. do the Kangaroo method. The General Hospital in Sleman is still presence a problem of the baby that treated again even though it has been done the Kangaroo method.

Objective: to know the image of the Kangaroo Care management evaluation

Method (FMD) LBW in The General Hospital in Sleman.

Methods: observational research is kind of descriptive with a population with the

number of 20 LBW and samples using accidental sampling.

Results: the characteristics of the Low Birth Weight baby at General Hospital in

Sleman most of them experience weight loss with a number of 10 respondents (66,7%) only a few are experiencing weight gain with a number of 5 respondents (33.3%). Mother’s of Low Birth Weight babies who will conduct FMD entirely gave counseling with a number of 15 respondents (100%). Implementation of the FMD in the hospital entirely do it appropriately with a number of 15 respondents (100%). Most of FMD that conducted at home mostly carry out the less appropriate with a number of 10 respondents (66.7%), which is appropriate with a number of 3 respondents (20%), and not appropriate with a number of 2 respondents (13.3%).

Conclusion: most of the characteristic of Low Birth Weight infant in Sleman

Hospitals experienced rapid weight loss on 3rd day,mom’s of Low Birth Weight babies who will do the Kangaroo method is entirely given counseling, the implementation of the Kangaroo method in hospital is entirely appropriate, most of the kangaroos method that conducted at home are less appropriate.

Keywords: Counseling, Methods Of Kangaroos, LBW

1

A student of STIKES A.Yani Yogyakarta

2

A Lecturer of STIKES A.Yani Yogyakarta

(12)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

Salah satu target Millennium Development Goald (MDG’s) yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita sebesar dua per tiga dari tahun 1990 yaitu sebesar 20 per 1.000 kelahiran hidup. Meskipun terdapat penurunan, AKB di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan Negara- Negara yang ada di ASEAN. Saat ini, Indonesia menduduki posisi ke enam. (Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta,2012 :112).

Pada tahun 2003 WHO menyatakan bahwa setiap tahun diperkirakan neonatus yang lahir sekitar 20 juta adalah BBLR. Menurut survei ekonomi nasional (SUSENAS) pada tahun 2005, kematian neonatal yang disebabkan oleh BBLR sebesar 38,85%. Sebanyak 25% bayi dengan BBLR meninggal pada saat baru lahir dan 50% meninggal saat bayi (Maryunani Anik, 2013 : 6).

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih cukup tinggi, sekitar 56% kematian terjadi diperiode sangat dini yaitu pada masa neonatal. Sebagian besar kematian neonatal terjadi pada 0-6 hari (78,5%) dan prematuritas termasuk BBLR merupakan salah satu penyebab utama kematian. Sedangkan target MDG’s 2015 adalah menurunkan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (Maryunani Anik, 2013 : 4).

Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berat lahir adalah

(13)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

berat badan lahir bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. Ada 2 kemungkinan bayi lahir dengan berat badan rendah yaitu BBLR dapat terjadi pada bayi yang kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/ IUGR)(IDAI,2010: 23). Pada tahun 1961, WHO mengganti istilah bayi premature dengan istilah bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dikarenakan tidak semua bayi yang lahir premature berat badan lahirnya rendah (Proverawati & Ismawati, 2010 : 1-2).

Berat badan lahir rendah (BBLR) masih merupakan masalah di seluruh dunia sampai saat ini), karena menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Prevelensi BBLR masih cukup tinggi terutama di Negara-Negara dengan sosio- ekonomi rendah. Secara statistik di seluruh dunia, 15,5% dari seluruh kelahiran adalah BBLR, 90% kejadian BBLR didapatkan di Negara berkembang dan angka kematiannya 20-30 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat lahir > 2500 gram. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain, yang berkisar antara 9-30% (IDAI, 2010 : 23).

Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) rentan mengalami hipotermi dikarenakan lemak subkutan pada bayi BBLR sangat tipis sehingga mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya bayi dengan berat badan lahir rendah harus dirawat di dalam inkubator. Di rumah sakit perawatan BBLR dengan inkubator selain jumlahnya yang terbatas, perawatan dengan menggunakan inkubator juga memerlukan biaya yang tinggi (Subekti, Karyuni & Meilya, 2008: 203).

(14)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Disamping itu angka kejadian infeksi nosokomial pada BBLR yang dirawat di rumah sakit cukup tinggi. Oleh karena itu diperlukan suatu metode praktis sebagai alternatif pengganti inkubator yang ekonomis, efisien dan efektif seperti perawatan menggunakan metode kanguru. Penggunaan inkubator juga dinilai menghambat kontak antara ibu dan bayi dan pemberian air susu ibu (ASI) (Subekti, Karyuni & Meilya, 2008: 203).

Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan salah satu cara untuk mengurangi kesakitan dan kematian BBLR. Metode kanguru adalah perawatan bayi baru lahir dengan melekatkan bayi di dada ibu (kontak kulit bayi dan kulit ibu) sehingga tubuh bayi tetap hangat. Metode kanguru dapat dimulai di rumah sakit segera setelah kondisi bayi memungkinkan (Proverawati & Ismawati, 2010 :63). Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan suatu metode yang sangat membantu perkembangan kesehatan dan kesejahteraan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi akan selalu kontak skin to skin dengan ibu selama proses PMK sehingga kesempatan untuk memberikan ASI ekslusif sangat besar (Nursanti Ida, 2011 :51).

Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Salah satu indikator yang berhubungan dengan kematian anak adalah Angka Kematian Neonatal (AKN). Pentingnya upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) dikarenakan kematian neonatal merupakan penyumbang kontribusi terhadap 59% kematian bayi (Dinas Kesehatan Indonesia, 2014, 204).

(15)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

Secara nasional angka kejadian di Indonesia berdasarkan analisa lanjut SDKI kejadian BBLR sekitar 7,5%. Angka ini lebih besar dari target BBLR yang telah ditetapkan pada sasaran program perbaikan gizi menuju Indonesia sehat 2010 yaitu maksimal angka kejadian BBLR sebesar 7% (Proverwati & Suistyorini,2010). Menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan (SDKI) tahun 2012 provinsi DIY memiliki kasus kematian neonatal sebesar 400 kasus, dan angka kematian bayi (AKB) di DIY mempunyai angka yang relatif lebih tinggi,

yaitu sebesar 25 per 1.000 kelahiran hidup (Target MDG’s sebesar 23 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2015)(Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta, 2012 : 189). Berdasarkan profil kesehatan provinsi DIY tahun 2011 penyebab kematian neonatal di provinsi DIY sebanyak 118 kasus disebabkan oleh BBLR, 108 kasus disebabkan oleh asfiksia, 10 kasus disebabkan oleh sepsis, 36 kasus disebabkan oleh kelainan kongenital, dan lain-lain sebanyak 39 kasus. Jadi, berdasarkan data tersebut penyebab kematian neonatal di DIY terbesar disebabkan oleh BBLR (Dinas Kesehatan D.IYogyakarta, 2012 : 114).

Berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten/ kota provinsi DIY angka kejadian BBLR di kabupaten kulon progo sebanyak 377 kasus, di kabupaten bantul sebanyak 479 kasus, di kabupaten gunung kidul sebanyak 503 kasus, di kabupaten sleman sebanyak 699 kasus, dan untuk kota Yogyakarta sebanyak 247 kasus BBLR. Dari data tersebut kabupaten Sleman merupakan tempat kejadian BBLR tertinggi di daerah Yogyakarta (Dinas Kesehatan D.I Yogyakarta, 2014 : 224 ).

(16)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Berdasarkan data studi pendahuluan di RSUD Sleman pada tahun 2015 angka kejadian BBLR sebanyak 226 kasus. Peneliti melakukan evaluasi perawatan metode kanguru (PMK) di RS karena masih adanya orang tua atau ibu yang belum mengetahui manfaat yang ditimbulkan setelah perawatan PMK, dan juga orang tua masih takut/ belum bisa melakukan perawatan PMK kepada bayinya, maka sebelum melakukan pengaplikasian PMK pada BBLR bidan harus melakukan edukasi mengenai PMK terlebih dahulu. Selain itu, menurut hasil wawancara dengan Perawat Ririn kusumawati masih adanya bayi BBLR yang telah diizinkan pulang, dan setelah beberapa hari terdapat bayi yang kembali dirawat di rumah sakit dengan berbagai masalah diantaranya seperti sepsis dan hipotermi. Pada bulan mei 2016 terdapat 22 bayi BBLR yang telah diizinkan pulang namun 6 bayi kembali dirawat di RSUD Sleman. Meskipun tidak semua bayi yang dirawat kembali di rumah sakit adalah bayi BBLR.

Dengan latar belakang diatas peneliti tertarik melaksanakan penelitian tentang Gambaran Evaluasi Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di RSUD Sleman.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Gambaran Evaluasi Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di RSUD Sleman.

(17)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Diketahuinya Gambaran Evaluasi Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di RSUD SlemanTahun 2016.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran karakteristik bayi BBLR di RSUD Sleman.

b. Diketahuinya gambaran konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR.

c. Diketahuinya gambaran pelaksanaan perawatan metode kangguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di ruang nusa indah III RSUD Sleman.

d. Diketahuinya gambaran pelaksanaan perawatan metode kanguru (PMK) pada BBLR di rumah.

D. Manfaat

1. Manfaat bagi mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta

Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan khususnya tentang Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

2. Manfaat bagi ibu yang memiliki bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu yang memiliki bayi BBLR tentang pengaruh penatalaksanaan perawatan metode kangguru dalam peningkatan berat badan bayi BBLR

(18)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3. Manfaat bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan atau referensi bagi peneliti lain yang mempunyai topik penatalaksanaan metode kangguru dalam penigkatan berat badan bayi dengan BBLR di rumah sakit, sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

4. Bagi instansi pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam kebijakan di rumah sakit yang terdapat bayi dengan BBLR

(19)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

E. Keaslian penelitian

Tabel 1.1Keaslian Penelitian

Nama Judul Hasil Perbedaan dan Persamaan Setiawati & Rini,

2016

Pengaruh konseling terhadap motivasi ibu melakukan perawatan metode kanguru pada bayi berat badan lahir rendah

Hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi motivasi ibu dalam melakukan PMK pada BBLR sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan konseling kesehatan tentang PMK dari 32 responden sebagian besar sebnyak 20 orang (62,5 %) mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan perawatan metode kanguru pada BBLR.

Perbedaan :

Desain penelitian, variable penelitian

Ani, Mawarni & Atik, 2014

Evaluasi manajemen program perawaan metode kanguru (PMK) untuk perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gunung Jati Cirebon

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program PMK di RSUD Gunung Jati belum optimal, dimana variabel input masih kurang yaitu SDM terlatih PMK masih kurang, anggaran hanya ada pada awal program, sarana dan prasarana sangat terbatas, SOP belum disesuaikan dengan kondisi rumah sakit, hal ini dikarenakan jajaran manajerial belum membuat analisis kebutuhan dan belum menguasai bagaimana melakukan analisis masalah. Variabel proses didapatkan perencanaan, pengorganisasian belum dilaksanakan karena jajaran manajerial belum menguasai manajemen sehingga berpengaruh pada pelaksanaan program PMK yang hanya dilaksanakan

Perbedaan :

Desain penelitian, variable penelitian

(20)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

dilanjutkan dirumah, hal ini dikarenakan SDM terlatih sangat terbatas dengan beban kerja yang tidak sedikit. Variabel output tidak menggambarkan keberhasilan program PMK karena rumah sakit tidak membuat perencanaan standar output. Variabel lingkungan yaitu stakeholders berjalan sendiri-sendiri, jejaring pelaksanaan program PMK belum terkoordinir dengan baik Heraswati, Rahayu Sri & Khafidhoh, 2013 Efektifitas perawatan metode kanguru intermitten dalam peningkatan berat badan bayi berat lahir rendah di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2013

Perubahan berat badan bayi berat lahir rendah yang dilakukan perawatan metode kanguru intermitten di RSUD Tugurejo Semarang rata-rata ada perubahan kenaikan sebesar 2,7 gram.

Perbedaan :

Variable penelitian, metode penelitian Persamaan : Teknik sampling

(21)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sleman Yogyakarta yang beralamat di Jalan Bhayangkara No. 48, Triharjo, Sleman, Yogyakarta dengan telepon/fax : (0274) 868437. Pada tahun 1977 dinyatakan berdiri secara resmi sebagai Rumah Sakit umum pemerintah dengan tipe D berdasarkan surat keputusan kepala kantor wilayah departemen kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 01065/kanwil/1977, tanggal 5 november 1977. Perubahan kelas D ke kelas C diperoleh pada tanggal 15 februari 1988. Sedangkan kenaikan kelas C ke kelas B Non- Pendidikan diperoleh sejak tahun 2003 hingga saat ini.

Terhitung mulai tanggal 27 desember 2010, RSUD Sleman secara resmi telah di tetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status penuh, berdasarkan keputusan Bupati Sleman Nomor : 384/kep.KDH/A/2010, tentang penerapan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah pada Rumah Sakit Umum Daerah Sleman. Penetapan BLUD penuh ini sangat diharapkan akan berdampak besar pada peningkatan kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat bagi masyarakat secara signifikan. Pada aspek menajemen mutu, RSUD Sleman telah memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2000 tahun 2008 yang telah di-update ke versi 9001 : 2000 tahun 2010. Direncanakan pada tahun 2012 ini telah dilakukan renewal. Selain itu, peningkatan upaya ini juga diupayakan melalui assessment akreditasi yang

(22)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

dibuktikan dengan terbitnya sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) nomor : KARS-SERT/92/X/201, dengan status terakreditasi : LULUS TINGKAT LENGKAP, yang berlaku 3 (tiga) tahun mulai tanggal 12 oktober 2011 sampai dengan 12 oktober 2014.

Pengakuan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) tersebut pada dasarnya adalah pengakuan telah terpenuhinya standar pelayanan rumah sakit yang meliputi 16 (enam belas) pelayanan yang terdiri dari : Administrasi dan Manajemen; Pelayanan Medis; Pelayanan Gawat Darurat; Pelayanan Keperawatan; Rekam Medis; Pelayanan Farmasi; K3; Pelayanan Radiologi; Pelayanan Laboratorium; Pelayanan Kamar Operasi; Pelayanan Pengendalian Infeksi di RS; Pelayanan Perinatal Resiko Tinggi ; Pelayanan Rehabilitasi Medic; Pelayanan Gizi; Pelayanan Intensif; Dan Pelayanan Darah.

Penelitian ini dilakukan di ruang perinatalogi (Nusa Indah III) terdiri dari dua kelas yaitu kelas 3 terdapat 12 tempat tidur dan kelas 2 terdapat 6 tempat tidur. Ruang Nusa Indah III ini terdapat 12 perawat. Di ruang Nusa Indah III terdapat suatu metode dalam mengatasi bayi yang mengalami berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu dengan melakukan perawatan metode kanguru (PMK) pada bayi BBLR. Perawatan metode kanguru (PMK) ini sendiri sudah mulai dilakukan di RSUD Sleman khususnya di ruang Nusa Indah III sejak tahun 2013, dikarenakan alat bantu bayi BBLR seperti inkubator di ruang Nusa Indah III yang masih terbatas dan belum sebanding dengan banyaknya jumlah bayi BBLR di RSUD sleman.

(23)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

Perawatan metode kanguru (PMK) dilakukan di ruang Nusa Indah III (Perinatal) bersamaan dengan bayi- bayi tidak bermasalah lainnya. Untuk perlengkapan metode kanguru di ruang Nusa Indah III menyediakan seperti : baju besar sebanyak ≤ 15 buah, kantung kanguru yang disediakan sebanyak ≤ 8 buah, namun jika ibu bayi BBLR ingin memiliki kantung metode kanguru sendiri dapat membeli di ruang Nusa Indah III untuk digunakan di rumah sakit selama dilakukan perawatan ataupun saat bayi sudah diizinkan pulang ke rumah.

2. Karakteristik Subyek Penelitian a. Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Karakteristik ibu yang memiliki bayi BBLR dalam Pelaksanaan Metode Kanguru berdasarkan Umur dan Pendidikan

Kategori Frekuensi Presentase (%) Total Umur 20-35 11 73.3 11 >35 4 26.7 4 Pekerjaan IRT 11 73.3 11 Swasta 4 26.7 4 Pendidikan SMP 4 26.7 4 SMA/SMU/SMK 9 60.0 9 S.1 2 13.3 2

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui karakteristik berdasarkan umur ibu yang melaksanakan metode kanguru, sebagian besar responden berumur 20-35 tahun yaitu terdapat 11 responden (73.3%) dan sebagian kecil berumur > 35 tahun yaitu terdapat 4 dengan responden (26.7%).

(24)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Karakteristik berdasarkan pekerjaan, lebih banyak responden yang bekerja sebagai IRT yaitu terdapat 11 responden (73.3%), dan sebagai swasta terdapat 4 responden (26.7%). Karakteristik berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SMA/SMU/SMK yaitu terdapat 9 responden (60.0%), dan yang berpendidikan dengan lulusan SMP sebnyak 4 responden (26.7%), sedangkan yang berpendidikan S.1 hanya 2 responden (13.3%).

3. Analisa Hasil Penelitian

a. Karakteristik bayi BBLR di RSUD Sleman

Tabel 4.2 Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman Kriteria Frekuensi Persentase (%) Total

Meningkat 5 33.3 5 Menurun 10 66.7 10 Sumber : Data Primer

Tabel 4.2 menggambarkan bahwa Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman sebagian besar mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 responden (66.7%) dan hanya beberapa bayi yang mengalami peningkatan berat badan sebanyak 5 responden (33.3%).

Tabel 4.3 Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman berdasarkan jenis kelamin dan umur kehamilan

Kriteria Total Meningkat Menurun Frekuensi % Frekuensi % Jenis Kelamin 1. Laki – laki 3 60.0 6 60.0 9(60%) 2. Perempuan 2 40.0 4 40.0 6(40%) Umur Kehamilan 1. Preterm 2 40.0 1 10.0 3(20%) 2. Aterm 3 60.0 9 90.0 12(80%) 3. Posterm 0 0 0 0 0 Sumber : Data Primer

(25)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Tabel 4.3 Menggambarkan bahwa karakteristik bayi BBLR hari ke-3 di RSUD Sleman berdasarkan jenis kelamin dari 9 responden laki-laki (60%) sebagian besar mengalami penurunan berat badan pada hari-3 sebanyak 6 responden (60%) dan sebagian kecil mengalami peningkatan berat badan pada hari ke-3 sebanyak 3 responden (60%). Dari 6 responden perempuan (40%) sebagian besar mengalami penurunan berat badan sebanyak 4 responden (40%) dan hanya beberapa yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 2 responden (40%). Berdasarkan umur kehamilan dari 12 BBLR aterm (80%) sebagian besar mengalami penurunan berat badan sebanyak 9 responden (90%), dan hanya beberapa responden yang mengalami kenaikan berat badan sebanyak 3 responden (60%). Sedangkan dari 3 responden (20%) BBLR preterm sebagian besar mengalami peningkatan berat badan sebanyak 2 responden (40%) dan hanya 1 responden (10%) yang mengalami penurunan berat badan.

b. Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR

Tabel 4.4 Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR Di RSUD Sleman.

Kategori Konseling Frekuensi Presentase (%) Total Dilakukan 15 100 15 Tidak dilakukan 0 0 0 Sumber : Data Primer

(26)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR di RSUD Sleman sudah terbukti dilakukan dengan 15 responden (100%).

c. Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman.

Tabel 4.5 Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman

Kategori pelaksanaan PMK di RSUD Sleman Frekuensi Presentase (%) Total Sesuai 15 100 15 Kurang Sesuai 0 0 0 Tidak Sesuai 0 0 0 Sumber : Data Primer

Tabel 4.5 Menggambarkan bahwa pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman menunjukkan bahwa seluruh responden dengan jumlah 15 responden (100%) melakukan pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) dengan sesuai (100%).

d. Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di rumah

Tabel 4.6 Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di rumah

Kategori Pelaksanaan PMK di Rumah Frekuensi Presentase (%) Total Sesuai 3 20.0 3 Kurang Sesuai 10 66.7 10 Tidak Sesuai 2 13.3 2 Sumber : Data Primer

(27)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

Tabel 4.6 menggambarkan bahwa pelaksanaan Perawatan metode Kanguru (PMK) di rumah sebagian besar melakukan dengan kurang sesuai sebanyak 10 respomden (66.7%), pelaksanaan Perawatan Metode kanguru (PMK) yang sesuai sebanyak 3 responden (20.0%), dan pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) yang tidak sesuai sebanyak 2 responden (13.3%).

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Evaluasi Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di RSUD sleman.

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di RSUD Sleman menunjukkan bahwa dari 15 responden terdapat sebagian besar ibu yang berusia 20-35 tahun dan hanya sebagian kecil responden yang berusia >35 tahun. Karakteristik berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden bekerja sebagai IRT dan yang bekeja sebagai SWASTA hanya beberapa responden saja. Sedangkan karakteristik berdasarkan pendidikan sebagian besar responden berpendidikan dengan lulusan SMA/SMU/SMK dan sebagian kecil lainnya hanya berpendidikan SMP hanya beberapa responden saja yang berpendidikan S.1.

2. a. Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman

Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman berdasarkan jenis kelamin laki-laki menunjukkan bahwa sebagian besar mengalami penurunan berat badan dan hanya sebagian kecil yang mengalami kenaikan berat

(28)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

badan. Untuk jenis kelamin perempuan sebagian besar mengalami penurunan berat badan dan hanya beberapa bayi yang mengalami kenaikan berat badan. Berdasarkan umur kehamilan dari kelahiran aterm sebagian besar bayi mengalami penurunan berat badan dan hanya beberapa bayi yang mengalami peningkatan berat badan sedangkan dari kelahiran preterm sebagian besar mengalami kenaikan berat badan dan hanya sebagian kecil mengalami penurunan berat badan.

Berat badan bayi baru lahir dapat turun 10% dibawah berat badan lahir pada minggu pertama disebabkan oleh eksresi cairan ekstravaskular yang berlebihan dan kemungkinan masukan makanan kurang. Masukan makanan membaik ketika kolostrum diganti dengan susu yang lebih berlemak, karena bayi belajar menghisap lebih efisien, dan karena ibu lebih nyaman dalam teknik pemberian makan. Bayi harus bertambah lagi atau melebihi berat badan lahir pda saat berumur 2 minggu dan harus bertumbuh kira-kira 30 gr/hari selama bulan pertama ( Behrman, Kligman & Arvin, 2000 : 47). Penelitian ini membuktikan bahwa teori tersebut benar karena berdasarkan hasil penetian sebagian besar bayi pada hari ke-3 atau dalam minggu pertama mengalami penurunan berat badan dan hal tersebut merupakan hal yang fisiolgis dialami bayi baru lahir. Sedangkan untuk jenis kelamin dan Usia kehamilan tidak berpengaruh pada perubahan berat badan bayi baru lahir.

(29)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

b. Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR

Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR di RSUD Sleman menunjukkan bahwa semua responden diberikan konseling.

Konseling merupakan bantuan secara professional yang diberikan konselor kepada klien secara tatap muka empat mata yang dilaksanakan interaksi secara langsung dalam rangka memperoleh pemahaman diri yang lebih baik dan mengarahkan diri untuk dimanfaatkan olehnya dlam rangka pemecahan masalah (Adi Kukuh, 2013 : 10). Konseling kesehatan dalam hal ini tentang PMK merupakan salah satu yang berperan dalam progress kognitif. Tahap edukasi daam konseling kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan mengarahkan kepada perilaku yang diinginkan oleh kegiatan tersebut. Proses kognitif ini merupakan salah satu yang mempengaruhi motivasi karena berbagai informasi yang diserap dan cara-cara bagaimana suatu informasi diproses mempunyai pengaruh yang penting pada tingkah laku seseorang (Setiawati, 2016)

Hal ini sejalan dengan penelitian (Setiawati & Rini, 2016 :96) yang berjudul pengaruh konseling terhadap motivasi ibu melakukan perawatan metode kanguru pada bayi berat badan lahir rendah, diketahui hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi motivasi ibu yang melakukan PMK pada BBLR sesudah dilakukan kegiatan konseling kesehatan tentang

(30)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

metode kanguru dari 32 responden sebagian besar sebanyak 20 responden (62.5%) mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan perawatan metode kanguru pada BBLR.

Hasil wawancara dengan responden menyatakan bahwa sebelum dilakukan pelaksanaan metode kanguru pada bayi BBLR perawat RSUD Sleman memberikan konseling atau edukasi terlebih dahulu dan konseling tersebutlah yang memotivasi ibu yang mempunyai bayi BBLR untuk melakukan perawatan metode kanguru.

c. Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan

pada BBLR di RSUD Sleman

Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman menunjukkan bahwa seluruh responden melakukan perawatan metode kanguru dengan sesuai.

Cara yang paling efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar sekalipun seperti kehangatan, air susu ibu, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang dapat terpenuhi dengan melakukan perawatan metode kanguru (Anik Maryunani, 2013: 194). Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan suatu metode yang sangat membantu perkembangan kesehatan dan kesejahteraan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi akan selalu kontak skin to skin dengan ibu selama proses PMK sehingga kesempatan untuk memberikan ASI ekslusif sangat besar (Nursanti Ida , 2011: 51).

(31)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian (Ani, Mawani &Atik, 2014) yang berjudul evaluasi manajemen program perawaan metode kanguru (PMK) untuk perawatan bayi berat lahir rendah (BBLR) di RSUD Gunung Jati Cirebon, yang menyebutkan bahwa pelaksanaan program PMK di RSUD Gunung Jati belum optimal, dimana variabel input masih kurang yaitu SDM terlatih PMK masih kurang, anggaran hanya ada pada awal program, sarana dan prasarana sangat terbatas, SOP belum disesuaikan dengan kondisi rumah sakit, hal ini dikarenakan jajaran manajerial belum membuat analisis kebutuhan dan belum menguasai bagaimana melakukan analisis masalah. proses didapatkan perencanaan, pengorganisasian belum dilaksanakan karena jajaran manajerial belum menguasai manajemen sehingga berpengaruh pada pelaksanaan program PMK yang hanya dilaksanakan kurang dari dua jam menjelang pasien dipulangkan sehingga pasien tidak begitu paham bagaimana PMK dilanjutkan dirumah, hal ini dikarenakan SDM terlatih sangat terbatas dengan beban kerja yang tidak sedikit.

Sedangkan di RSUD Sleman SDM atau perawat sudah memadai dalam mendampingi ibu yang memiliki BBLR saat melakukan perawatan metode kanguru (PMK).

(32)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

d. Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di rumah

Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di rumah sebagian besar melaksanakan perawatan metode kanguru dengan kurang sesuai, yang melakukan perawatan metode kanguru dengan sesuai sebanyak 3 reponden, dan yang melakukan perawatan metode kanguru dengan tidak sesuai sebanyak 2 responden saja.

Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi atau pendampingan dari tenaga kesehatan yang menyebabkan ibu yang memiliki bayi BBLR kurang termotivasi untuk melakukan metode kanguru di rumah. Terbukti dengan pada saat di rumah sakit seluruh responden dapat melakukan metode kanguru dengan sesuai seiring dengan motivasi dan pendampingan dari tenaga kesehatan.

C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan penelitian ini adalah :

Pada kriteria konseling yang diberikan perawat kepada ibu bayi yang yang akan melakukan metode kanguru peneliti hanya sebatas mengobservasi apakah perawat memberikan konseling terlebih dahulu kepada ibu yang akan melaksanakan metode kanguru atau tidak. Peneliti tidak menggali lebih dalam apakah bidan tersebut memberikan konseling secara lebih rinci mengenai hal-hal yang berhubungan dengan metode kanguru atau hanya sebatas saran untuk melakukan metode kanguru saja.

(33)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka simpulan yang dapat diambil adalah :

1. Karakteristik bayi BBLR hari Ke-3 di RSUD Sleman menunjukkan bahwa sebagian besar bayi baru lahir di RSUD Sleman mengalami penurunan berat badan pada hari ke-3.

2. Konseling yang dilakukan oleh bidan kepada ibu bayi yang akan melakukan metode kanguru pada bayi BBLR di RSUD Sleman menunjukkan bahwa semua responden diberikan konseling.

3. Pelaksanaan perawatan Metode Kanguru (PMK) yang dilakukan pada BBLR di RSUD Sleman menunjukkan bahwa seluruh responden melakukan perawatan metode kanguru dengan sesuai.

4. Pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada BBLR di rumah sebagian besar melaksanakan perawatan metode kanguru dengan kurang sesuai.

(34)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi tenaga kesehatan

Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan agar tetap memberikan penyuluhan atau edukasi kepada orang tua bayi BBLR agar dapat memahami keuntungan dan manfaat metode kanguru yang diharapkan dapat meningkatkan keinginan orang tua untuk melaksanakan perawatan metode kanguru baik di rumah sakit maupun di rumah dan diharapkan pada saat ibu melaksanakan perawatan metode kanguru pada bayi BBLR, perawat ada di tempat dan selalu memantau ibu selama pelaksanaan perawatan metode kanguru agar pelaksanaan metode kangru ini dapat terlaksana dengan baik dan benar.

2. Bagi rumah sakit

Bagi pihak rumah sakit diharapkan dapat menyediakan ruangan khusus untuk pelaksanaan perawatan metode kanguru agar memotivasi ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) untuk melakukan perawatan metode kanguru (PMK). Diharapkan agar bidan dan tenaga kesehatan lain yang ada di Rumah Sakit lebh sering menso-sialisasikan dan melatih para ibu yang memiliki BBLR mengenai perawatan metode kanguru intermitten. Serta lebih mengoptimalkan pendampingan dan pemantauan pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru intermitten agar dapar mendapatkan manfaat yang maksimal.

(35)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

DAFTAR PUSTAKA

Adi Kukuh. (2013). Esensial Konseling. Yogyakarta : Garudhawaca.

Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : renika cipta

Behrman, Kliegman dan Arvin (2000), Ilmu kesehatan Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Dinas KesehatanDIY (2012).Profil kesehatan provinsi DIY. Yogyakarta : Dinkes DIY

Departemen Kesehatan Indonesia (2013).Profil kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes Indonesia.

Departemen Kesehatan RI (2009). Kumpulan Buku Acuan Kesehatan Bagi bayi baru Lahir. Jakarta : Depkes RI.

Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data.Yogyakarta : Selemba Medika

. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Yogyakarta : Salemba Medika.

Heraswati, Rahayu.S & Khafidhoh.N (2013). Efektifitas Perawatan Metode Knguru Intermitten Dalam Peningkatan Berat Badan Bayi Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2013. Semarang : Jurnal Kebidanan. Volume. 2, Nomor.4, April 2013.

Imaniar E, dkk. (2013). Kualitas Mikrobiologi Udara Di Inkubator Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Abdul Moeloek Bandar Lampung : Jurnal kedokteran

Maryunani, A. (2013). Buku Saku Asuhan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Jakarta : Trans Info Media

Notoatmodjo (2010).Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta . (2012). Ilmu Perilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta

(36)

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Proverawati A. dan Ismawati C. (2010).BBLR (Berat Badan Lahir Rendah),Yogyakarta : Nuha Medika

Ruania, A.A. (2014). Gambaran Penatalaksanaan Perawatan Metode Kanguru (PMK) Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Berdasarkan Pengetahuan Ibu Tentang PMK. Yogyakarta : STIKES A.Yani

Sukardi. (2008). Metodelogi Penelitian, Pendidikan, Dan Praktiknya.Jakarta : Bumi Aksara

Setiawati dan Rini. (2015). Pengaruh Konseling Terhadap Motivasi Ibu Melakukan Perawatan Metode Kanguru Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 2, No.11 Januari 2016. Yosua Maha,K.S, dan Ambarita, H (2012). Rancang Bangun Inkubator Bayi

Dengan Menggunakan Phasa Change Material Sebagai Pemanas Ruang Inkubator Bayi. Medan : Jurnal e-Dinamis, Volume 3, No.3 desember 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien stroke di Puskesmas Pucang Sewu Surabaya dengan memberikan pengetahuan mengenai penyakit stroke serta informasi

Terkait dengan mekanisme constitutional complaint setiap tahunnya terhadap surat-surat maupun permohonan yang diterima oleh Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi sejak tahun 2005,

Disc-In-Play Selama kunci kontak berada pada posisi ON atau ACC, dengan fungsi ini anda dapat menghidupkan unit dan mulai memutar disk secara otomatis bila disk dimasukkan

partum tentang perawatan bayi baru lahir di RSI Yarsi Bukittingi adalah belum optimalnya edukasi yang diberikan pada Ibu dimasa Childbearing khususnya

Menurut Sugiyono (2009) ³kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member VHSHUDQJNDW SHUWDQ\DDQ DWDX SHUQ\DWDDQ WHUWXOLV NHSDGD UHVSRQGHQ XQWXN

Penelitian ini didapatkan anak yang termasuk dalam kategori status gizi baik dengan perkembangan motorik kasar normal sebanyak 29 anak, dan anak yang termasuk

Sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Maka setiap kegiatan anak didik, observasi dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang aktivitas

(Judul dibuat dalam 2 bahasa (Indonesia dan Inggris), apabila tulisan dalam bahasa Indonesia, maka judul dalam bahasa Inggris ditulis dalam tanda kurung dengan huruf.. Tahoma 12