• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN SATU RUMAH SATU BIOPORI DI DESA CIKAKAK KECAMATAN BANJARHARJO KAB. BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN SATU RUMAH SATU BIOPORI DI DESA CIKAKAK KECAMATAN BANJARHARJO KAB. BREBES"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PROGRAM GERAKAN SATU RUMAH SATU BIOPORI DI DESA CIKAKAK KECAMATAN BANJARHARJO KAB. BREBES

Moh. Fathurrahman, S. Pd., M. Sn., Nur Shivana, Fiqi Indra Fahlupi, Siti Layli Kholifah, Lathifah Zulfa Mifhanni

(fathurrahman@mail.unnes.ac.id, Nur.shivana@yahoo.com, fiqifahlupi@gmail.com, sitilaylikholifah89@gmail.com, lathifahmifhanni123@gmail.com)

(Universitas Negeri Semarang)

Abstrak

Desa Cikakak terletak di Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes. Beberapa daerah di Desa ini masih sering terkena banjir musiman. Daerah-daerah tersebut adalah RT 03, 04, 05, 31, dan 32. Banjir musiman yang melanda kawasan tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu; kondisi tanah yang memiliki daya resap cukup rendah sehingga ketika musim hujan datang, air tidak dapat teresap dengan baik kedalam tanah. Adapun faktor lainnya yaitu; saluran irigasi yang kurang luas, curah hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, tekstur tanah clay yang mengakibatkan tanah sulit untuk meloloskan air ke dalam tanah, tingkat drainase rendah akibat tanah yang tertutup dengan semen atau dicor. Program penerapan Satu Rumah Satu Biopori di daerah yang terkena banjir musiman bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengantisipasi banjir dan pembuatan pupuk kompos. Sistem pelaksanaan program Satu Rumah Satu Biopori yaitu dengan sosialisasi kepada masyarakat di daerah yang rawan banjir. Sosialisasi dilakukan dengan penyampaian materi mengenai pentingnya biopori dan dilanjutkan dengan praktik pemasangan biopori. Berdasarkan hasil survei dan koordinasi dengan masing-masing ketua RT maka ditentukan lokasi sosialisasi yaitu di RT 03, 04, 05, dan 31.

Kata kunci: banjir, biopori, resapan air.

Abstract

Cikakak Village is located in Banjarharjo District, Brebes Regency. Some of areas in this village are still frequently affected by seasonal flooding. Those areas are RT 03, 04, 05, 31, and 32. Seasonal floods that happened in those areas are caused by several factors; condition of the soil that has fairly low absorption capacity so when the rainy season comes, water cannot be absorbed properly into the ground. Another factors are; less extensive irrigation channels, high rainfall, siltation of rivers, the texture of clay soils that make it difficult for soil to pass water into the soil, low drainage levels due to soil covered with cement or casted. The application program of One Biopori One House in areas affected by seasonal floods aims to empower communities in anticipating flooding and making compost. The implementation system of the One Biopori One House program is through socialization to the community in flood-prone areas. The socialization was carried out with the delivery of material on the importance of biopori and continued with the practice of installing biopori. Based on the results of the survey and coordination with each head of RT, the location of the socialization is determined in RT 03, 04, 05, and 31.

(2)

2 PENDAHULUAN

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan, khususnya untuk kebutuhan sehari-hari manusia. Tetapi jika sumber daya yang ada datang secara berlebihan dan tidak dapat dikelola dengan baik bukan hal yang tidak mungkin jika sumber daya tersebut dapat menjadi bencana. Bencana alam sendiri merupakan suatu peristiwa yang sifatnya merusak yang dapat disebabkan karena alam itu sendiri maupun atas kegiatan manusia yang memang sengaja dilakukan. Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi terjadinya suatu bencana, banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat disebabkan karena kegiatan manusia maupun karena kondisi alam yang ada disekitarnya. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya banjir seperti

membuang sampah sembarangan,

penyempitan saluran air dan yang lainnya, sedangkan banjir yang disebabkan karena kondisi alam itu sendiri yaitu banjir rob, banjir yang disebabkan oleh kondisi tanah yang memiliki daya resap air rendah akibatnya air menggenag di daerah tersebut untuk sementara waktu.

Desa Cikakak kecamatan Banjarhajo kabupaten Brebes merupakan Desa dengan kondisi tanah yang memiliki daya resap yang

cukup rendah sehingga ketika musim hujan datang, air tidak dapat teresap dengan baik kedalam tanah akibatnya daerah yang datarannya rendah terkena banjir karena air yang datang menggenang di daerah tersebut. Daerah yang terkena banjir di Desa Cikakak yaitu RT 03, RT 04, RT 05 dan RT 31.

Daerah tersebut selalu terkena banjir musiman ketika musim hujan, bahkan daerah persawahan pun ikut terendam banjir. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya banjir yaitu saluran irigasi yang kurang luas, curah hujan yang tinggi, pendangkalan sungai, tekstur tanah clay yang mengakibatkan tanah sulit untuk meloloskan air kedalam tanah, tingkat drainase rendah akibat tanah yang tertutup dengan semen atau dicor ditambah lagi dengan kondisi tanah Desa Cikakak yang sulit untuk meresap air.

Maka dari itu, tim KKN (Kuliah Kerja Nyata) UNNES yang kebetulan ditempatkan di Desa Cikakak memberikan solusi kepada warga dengan membuat program yaitu “Satu Rumah Satu Biopori”. Sebenarnya biopori sendiri ada dua jenis yaitu biopori buatan dan alami, biopori alami sendiri terbentuk karena adanya kegiatan atau organisme yang ada di dalam tanah yang menimbulkan lubang-lubang di tanah seperti lubang yang dihasilkan cacing contohnya

(3)

3

yang nantinya juga bisa berfungsi sebagai resapan air. Sedangkan biopori buatan sendiri merupakan lubang yang memang sengaja dibuat oleh manusia untuk mempercepat proses meresapnya air ke dalam tanah, selain memiliki fungsi sebagai resapan air, biopori buatan ini juga memiliki fungsi lain yaitu bisa dijadikan sebagai pembuangan sampah organik yang didiamkan dengan waktu tertentu sehingga nantinya dapat menghasilkan pupuk kompos.

Sebenarnya ada beberapa faktor yang

menyebabkan tim KKN UNNES

memberikan solusi program “Satu Rumah Satu Biopori” yaitu yang pertama dan yang paling utama karena berfungsi sebagai lubang resapan air. Dengan adanya aktivitas organisme tanah maka biopori akan terbentuk, dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Maka, dengan sendirinya area resapan ini akan terjaga kemampuannya dalam meresap air. Dengan begitu, seiring meningkatnya pembuatan lubang resapan biopori akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.1 Karena hal tersebut tim KKN UNNES memiliki harapan agar pembuatan biopori yang dilakukan di beberapa titik banjir yang ada di Desa Cikakak ini dapat mempercepat meresapnya air ke dalam tanah sehingga banjir cepat surut ketika hujan musiman datang.

Yang kedua yaitu lubang resapan biopori dapat digunakan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang nantinya dapat berubah menjadi pupuk kompos. Lubang resapan biopori diaktifkan dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekomposisi ini dikenal sebagai kompos.

Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman atau sayuran organik maka kompos dari LRB adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.2 Manfaat tersebut sekaligus menjadi jawaban atau solusi dalam permasalahan kota Brebes yang termasuk Desa Cikakak mengenai sampah yang dikarenakan di kota Brebes sendiri belum memiliki pengelolaan sampah yang baik maupun tempat pembuangan akhir sampah, maka dari itu lubang biopori dapat berfungsi

(4)

4

sebagai tempat pembungan sampah organik yang nantinya dapat dimanfaatkan kembali oleh warga Desa Cikakak sebagai pupuk, mengingat banyak dari warga Desa Cikakak adalah seorang petani. Semetara untuk sampah anorganiknya Desa Cikakak sendiri sudah memiliki pengelolaan yang cukup baik yaitu Limbah Sejahtera. Limbah Sejahtera adalah suatu lembaga yang didirikan oleh masyarakat asli Desa Cikakak yang sengaja dibuat untuk mengolah limbah plastik khususnya botol plastk dan gelas plastik yang didaur ulang menjadi kerajianan atau dihancurkan menjadi serpihan yang kemudian dijual untuk dijadikan biji plastik kembali. Maka dengan hadirnya lubang resapan biopori dapat membatu persoalan sampah yang ada di Desa Cikakak dari segi sampah organik.

Yang ketiga yaitu, untuk menjaga cadangan air tanah agar tetap stabil. Air tanah yang disedot oleh pompa secara terus menerus tersebut mengakibatkan air tanah menjadi terus berkurang dari waktu ke waktu terutama di musim kemarau. Daerah yang jauh dari sumber air permukaan tanah bisa terjadi kekeringan saat musim kemarau.3 Untuk itu lubang resapan biopori ini dapat membantu agar cadangan air tanah tetap terjaga karena proses penyerapan air tanah yang baik, mengingat Desa tetangga yang

dekat dengan Desa Cikakak telah mengalami kekeringan karena habisnya cadangan air tanah di daerah tersebut dan mengharuskan warga Desa tersebut untuk membeli air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, maka dari itu untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan di Desa Cikakak lubang resapan biopori dapat menjadi salah satu solusi. Dari manfaat yang sudah dijelaskan tersebutlah tim KKN UNNES memutuskan membuat progja “Satu Rumah Satu Biopori” selain mendapatkan manfaat utama yaitu mengatasi masalah banjir di Desa Ciakak disamping itu juga ada manfaat lain yang didapatkan dari pembuatan lubang resapan biopori di setiap rumah.

Tapi manfaat itu tidak dapat dirasakan apabila dalam pembuatan lubang resapan biopori sendiri tidak maksimal, dimana seharusnya satu rumah memiliki satu lubang resapan biopori agar manfaat yang diharapkan dapat dirasakan oleh warga Desa, apalagi untuk wilayah yang terkena banjir musiman setidaknya di wilayah tersebut membuat lubang resapan biopori secara maksimal agar mempercepat proses meresapnya air kedalam tanah sehingga banjir di daerah Desa Cikakak yang dituju cepat surut

(5)

5

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

PELAKSANAAN DAN METODE

Sebelum Tim KKN UNNES

melakukan sosialisasi dan pemasangan biopori, perlu dilakukan survei terlebih dahulu untuk mengetahui lokasi-lokasi di Desa Cikakak yang rawan banjir. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tim KKN UNNES, lokasi yang rawan banjir yaitu di bagian selatan Desa, tepatnya di RT 03, RT 04, RT 05, RT 31, dan RT32. Setelah mengetahui lokasi-lokasi rawan banjir, Tim KKN UNNES melakukan koordinasi dengan berbagai pihak termasuk dengan ketua RT yang bersangkutan. Dari hasil koordinasi dengan masing-masing ketua RT dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kegiatan sosialisasi program gerakan Satu Rumah Satu Biopori dilaksanakan di RT 03, RT 04, RT 05, dan RT 31. Pemilihan lokasi pelaksanaan sosialisasi didasarkan dua pertimbangan yaitu lokasi tersebut merupakan daerah rawan banjir pada musim penghujan yang disebabkan kurangnya kemampuan tanah dalam meresapkan air serta adanya pendangkalan sungai dan kurangnya saluran air.

Selain itu ketua RT setempat serta masyarakat di RT tersebut memberikan respon positif terhadap program gerakan Satu Rumah Satu Biopori. Adapun jadwal

pelaksanaan kegiatan sosialisasi biopori pada masing-masing RT yang telah dilaksanakan.

Pelaksanaan sosialisasi biopori di masing-masing RT dilakukan penyampaian materi terlebih dahulu oleh Tim KKN UNNES yang mencakup pengertian dari biopori, manfaat pemasangan lubang resapan biopori, serta cara kemudian dilanjutkan dengan tanya-jawab dan pemasangan biopori bersama- sama dengan masyarakat. Biopori yang dipasang pada

No Lokasi Waktu Peserta Jumlah Peserta 1 RT 03 Minggu 28 Juli 2019 Pukul 19.30 WIB Masyara kat RT Setempat ±40 2 RT 04 Kamis 1 Agustu s 2019 Pukul 16.00 WIB Masyara kat RT Setempat ±40 3 RT 05 Senin 29 Juli 2019 Pukul 19.30 WIB Masyara kat RT Setempat ±40 4 RT 31 Senin 12 Agustu s 2019 Pukul 20.00 WIB Masyara kat RT Setempat ±40

(6)

6

masing-masing RT hanya 1 buah saja, dengan harapan agar ketua RT setempat dapat menghimbau masyarakat untuk melaksanakan program Satu Rumah Satu Biopori. Yaitu pemasangan biopori secara mandiri oleh masyarakat di rumah masing-masing.

Langkah kedua membuat lubang menggunakan bor tanah, diameter lubang biopori yang dibuat menyesuaikan dengan diameter pipa paralon yang akan dipasang, sedangkan untuk kedalaman lubang menyesuaikan dengan kedalaman muka air tanah yang berada di lokasi pemasangan (kedalaman lubang biopori tidak boleh melebihi kedalaman muka air tanah). Di Desa Cikakak sendiri kedalaman muka air tanah lebih dari 3 meter, sehingga untuk biopori dibuat dengan kedalaman 1 meter. Biopori yang terlalu dalam tidak dapat berfungsi atau bahkan akan menimbulkan rembesan air dari dalam tanah, sehingga limpasan air dari permukaan justru tidak dapat diserap secara optimal.

Langkah ketiga yaitu memasukkan pipa/paralon kedalam lubang yang telah dibuat. Setelah pipa dimasukkan kedalam lubang tanah, maka langkah selanjutnya yaitu memasukkan sampah organik kedalam biopori. Kemudian tutup biopori menggunakan dop/penutup lainnya agar

bau gas metan hasil pengkomposan tidak mengganggu. Sampah organik akan berubah menjadi kompos dalam waktu ±3 bulan.

Peserta dari pelaksanaan sosialisai dan praktek pembuatana lubang resapan biopori yang di lakukan oleh Tim KKN UNNES diikuti oleh segenap warga Desa Cikakak yang menjadi target sasaran Tim KKN UNNES sebelumnya dan tentunya juga dihadiri oleh teman teman Tim KKN UNNES. Jumlah dari peserta yang ikut dalam segenap kegiatan tersebut jika dilihat dari setiap RT yang menjadi sasaran Tim KKN UNNES yaitu berkisar 25 sampai 30 orang yang masing-masing mewakili setiap rumah atau kepala keluarga.

PEMBAHASAN

Program satu rumah satu biopori adalah gerakan yang digagas oleh pemerintah di setiap daerah guna mengurangi banjir dan melestarikan air anah agar tetap mengalir. Gerakan ini juga di canangkan oleh bupati Brebes Idza

dalam kepemimpinannya, namun

sayangnya program yang dicanangkan oleh pemerintah kabupaten tersebut belum sepenuhnya merata, sehingga banyak daerah yang bahkan belum tau apa itu

(7)

7

biopori dan gunanya untuk apa. Padahal walaupun programya terlihat sederhana, namun mempunyai manfaat yang sangat besar bagi masyarakat.

Program “Satu Rumah Satu Biopori” ini merupakan solusi yang diberikan oleh Tim KKN UNNES untuk mengatasi masalah banjir yang ada di beberapa titik Desa Cikakak. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya salah satu faktor beberapa titik di daerah Desa Cikakak mengalami banjir pada saat musim hujan karena daya resap tanah di wilayah tersebut rendah, jadi air menggenang di permukaan tanah.

Tapi hal itu bukan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya banjir yang terjadi di beberapa titik Desa Cikakak, faktor lain adalah banyak lahan tanah yang tertutup karena memang sengaja di cor oleh warga disekitar serta kurang besarnya daerah aliran sungai atau aliran irigasi di Desa Cikakak yang dapat menyebabkan banjir di daerah tersebut karena meluapnya air yang tidak mampu ditampung oleh aliran irigasi di Desa Cikakak. Keadaan tersebut diperparah dengan pendangkalan sungai utama di Desa Cikakak yang menyebabkan debit air sungai melebihi kemampuan atau daya

tampung sungai pada musim penghujan sehingga air sungai meluap.

Keadaan lahan di Desa Cikakak yang sedemikan rupa menjadikan tim kkn unnes ingin melaksanakan kegiatan penanaman atau pemasangan lubang resapan sebagai solusi penanggulangan banjir musiman.

Luaran dari program gerakan satu rumah satu biopori adalah bertambahnya wawasan masyarakat desa sekitar tentang pentingnya pembuatan lubang resapan biopori untuk mencegah banjir dan melestarikan air tanah. Selain itu dengan adanya program tersebut diharapkan tingkat kesadaran masyarakat mengenai faktor penyebab bencana banjir serta cara penanggulangannya dapat meningkat bahkan dapat diterapkan. Beberapa warga yang antusias bahkan berinisiatif untuk membuat lubang resapan sendiri.

Program “Satu Rumah Satu Biopori” ini adalah biopori sengaja Tim KKN UNNES pasang di beberapa rumah warga yang sekaligus bertujuan untuk sosialisasi kepada warga masyarakat Desa Cikakak mengenai biopori, tetapi untuk selanjutnya adalah pemasangan mandiri oleh masing-masing warga Desa Cikakak yang didasarkan atas himbauan dari ketua

(8)

8

RT yang menjadi sasaran Tim KKN UNNES dalam melakukan sosialisasi dan juga praktek pemasangan lubang resapan biopori. Kegiatan yang dilaksanakan pada sore dan malam hari menjadikan peserta yang datang didominasi oleh bapak–bapak dan ibu – ibu petani.

Dan juga pola fikir masyarakat yang terhadap apa yang Tim KKN UNNES sampaikan mengenai informasi lubang resapan biopori, dimulai dari pengeritian, manfaat dan juga acara pemasangan. Pada awalnya banyak warga yang masih aneh dengan nama lubang resapan biopori, hal itu dikarenakan minimnya informasi mengenai biopori sendiri. Untuk itu Tim KKN UNNES selain melakukan praktek pemasangan lubang resapan biopori di beberapa rumah warga Desa Cikakak tetapi juga menyampaikan informasi terkait lubang resapan biopiori. Penyampaian materi dilakukan sebelum praktik pemasanga biopori, sehingga masyarakat memiliki gambaran dasar mengenai biopori. Hal itu juga menjadi peninggalan dari program “Satu Rumah Satu Biopori” yaitu pola fikir masyarakat yang harapannya dapat berubah karena informasi yang warga Desa Cikakak terima dari Tim KKN UNNES. Karena memang sebenarnya program ini dibuat karena cocok, mudah

diterapkan dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, ditambah lagi oleh banyaknya manfaat yang dapat dirasakan jika pemasangan lubang resapan biopori ini dilakukan dengan tepat.

Kelemahan dari program Satu Rumah Satu Biopori ini yaitu apabila kesadaran dan inisiatif masyarakat rendah, maka program tersebut tidak dapat berjalan dengan maksimal. Selain itu apabila jumlah biopori yang dipasang tidak sebanding dengan luas wilayah yang membutuhkan, akan menyebabkan daya resapan kurang maksimal. Jadi dalam

pemasangan biopori harus

mempertimbangkan luas wilayah yang membutuhkan agar dapat memperkirakan jumlah biopori yang harus dipasang, agar daya resap dapat maksimal. Sedangkan kelebihan dari program ini yaitu dinilai lebih efektif dan efisien baik dalam pelaksanaannya maupun dari segi materialnya. Selain itu manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan. Progja ini memang sengaja diberikan kepada masyarakat Desa Cikakak karena pembuatannya yang mudah dan biayanya yang dikeluarkan murah, harapannya masyarakat Desa Cikakak dapat menerima

(9)

9

informasi yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

Hilwatullisan. Lubang Resapan Biopori Pengertian dan Cara Membuatnya Di Lingkungan Kita. Jurusan Teknik Kimia. hlm. 8. Politeknik Negeri Sriwijaya.

Karuniastuti, Nurhenu. Teknologi Biopori Untuk Mengurangi Banjir Dan Tumpukan Sampah Organik. Vol. 04, No. 02, hlm. 66. Forum Teknologi. Sari, R dkk. (2019, Maret). Pembuatan

Biopori dan Sumur Resapan untuk Mengatasi Kekurangan Air Tanah di Perumahan Villa Mutiara, Tangerang Selatan. Vol. 5. No. 1. Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. Griya. (2008). Mengenal dan Memanfaatkan

Lubang Biopori. (Online).

(http://kumpulaninfo.com, diakses 3 September 2019)

Gambar

Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mempelajari sistem cara kerja berbasis IOT pada studi kasus Pemantauan Kualitas Udara yang ada di Palangka Raya, dalam

Pelaksanaan reformasi birokrasi pelayanan publik di BPPT Kota Semarang belum berjalan dengan baik dikarenakan masyarakat tidak mengetahui dengan benar persyaratan yang harus

Mineral aragonit terbentuk pada lingkungan yang mempunyai temperatur tinggi dengan penyinaran matahari yang cukup, sehingga batuan karbonat yang

Sebaliknya, pertanyaan terbuka memberikan informasi lebih dari pertanyaan tertutup, dan tidak memerlukan model ekonometrik untuk menganalisis, karena rata-rata nilai

Kehidupan adalah cirri membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses penompang diri (organism hidup) dengan objek yang tidak memilikinya, baik karena fungsi-fungsi

Keadaan ini wujud apabila formulasi yang digunakan agak lemah, tetapi perlaksanaan yang dilakukan adalah baik. Oleh yang demikian ia akan menyebabkan

Bagi saudara-saudari yang ingin menjadi anggota jemaat GPIB ‘GIBEON ’, dimohon dapat menghubungi Majelis Jemaat yang bertugas saat ini, seusai jam ibadah, atau pada

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui deskripsi model sekolah berbasis budaya di SMP Negeri 3 Banguntapan Bantul dan mengetahui implementasi nilai karakter dan budaya yang