M.QURAIS H.ABIDIN
<
DITETAPKAN OLEH: WALIKOTA SIMA,
¥
No. Jabatan Paraf Tanggal
1. Pit. Sekretaris Daerah Kota Bima
'('
2. Asisten Pemerintahan & Kesra3. Inspektur Daerah Kota Bima
,
{_
4. Kabag Hukum Setda Kota Bimav
2016 Kota Bima,
Peraturan Walikota Bima tentang Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Bima.
~ Perihal / Judul Naskah Dinas
2016 Dimajukan Pada Tanggal
3. Diedarkan oleh : Inspektorat 2. Diperiksa oleh : Bagian Hukum
4.
Diterima di penerimaan surat : Bagian Hukum5.
Dinomori Oleh : Bagian Hukum6.
Diketik Oleh : Inspektorat 7. Ditaklik/dikaji oleh : Bagian Hukum 8. Diterima di pengiriman surat : Inspektorat 9. Dikirim oleh : Inspektorat 10. Verbal dan pertinggaldisimpan oleh : Bagian Hukum 1. Dikerjakan oleh : Inspektorat
.. ~.
3
1
VERBAL
a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 43 ayat (1) clan ayat (2) Serta Pasal 46 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengedalian Intern Pemerintah, tindak lanjut rekomendasi hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah maupun Badan Pemeriksa Keungan Republik Indonesia harus segera diselesaikan clan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit yang ditetapkan;
b. bahwa dalam rangka tindak lanjut rekomendasi hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan clan Pembangunan Republik Indonesia maupun Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, maka perlu menetapkan Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan clan Pembangunan Republik Indonesia maupun Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia di Lingkungan Pemerintah Kota Bima;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a clan huruf b perlu, menetapkan Peraturan Walikota tentang Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah clan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Di Lingkungan Pemerintah Kota Bima;
WALIKOTA BIMA,
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang
PEDOMAN TEKNIS TINDAK LANJUT HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA TENTANG
PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR
31
TAHUN 2016WALIKOTA BIMA
10. 9. 8. 7. 6. 5. 4. 3. 2.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 385 l);
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Bima di Provinsi Nusa Tenggara Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4188);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 ten tang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594);
1. Mengingat
Dalam Peraturan W alikota ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kota Bima.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas- luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.
BABI
KETENTUAN UMUM Pasal 1
PERATURAN WALIKOTA TENTANG PEDOMAN TEKNIS TINDAK LANJUT HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA.
Menetapkan
MEMUTUSKAN :
11. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
12. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Tindaklanjut Hasil Pengawasan Fungsional;
13. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 2
Tahun 2010 tentang Pemantauan Pelaksanaan
Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan;
14. Peraturan Daerah Kota Bi.ma Nomor 12 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah
Kota Bima Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Kedudukan, Tugas Pokok,
dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Bima (Lembaran Daerah Kota Bima Tahun 2013 Nomor
145);
15. Peraturan Walikota Bima Nomor 4 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Kota Bima (Berita Daerah Kota Bi.ma Tahun 2010 Nomor 163);
16. Peraturan Walikota Bima Nomor 17 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Bima Nomor 18 Tahun 2013 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Inspektorat Kota Bima (Berita Daerah Kota Bi.ma Tahun 2014 Nomor 176);
4. Walikota adalah Walikota Bima.
5. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Bima.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD
adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bima.
8. Inspektur adalah lnspektur Kota Bima.
9. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bima.
10. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang disebut dengan
BPK RI adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia
Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
11. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia
adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik
Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
12. Inspektorat Provinsi adalah Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
13. Auditi, adalah lnstansi Pemerintah atau Pejabat Negara/Pemerintah yang
diperiksa/dilakukan pengawasan oleh BPK dan/atau APIP
Pusat/Daerah.
14. Laporan Hasil Audit selanjutnya disebut LHA adalah laporan yang
memuat seluruh hasil audit berupa data temuan, simpulan hasil
pengawasan, dan saran/rekomendasi yang bersifat formal, lengkap, dan
final setelah ditanggapi Pimpinan Unit atau lnstansi yang diaudit oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota
Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik
Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia meliputi audit keuangan, audit
kinerja dan audit dengan tujuan tertentu.
15. Temuan, adalah fakta/kejadian/bukti yang sekurang-kurangnya
memiliki saran/rekomendasi sebagaimana yang tercantum dalam
laporan hasil audit.
16. Saran atau Rekomendasi adalah temuan hasil audit yang wajib
dilaksanakan oleh auditi guna perbaikan, koreksi, dan penindakan
terhadap penyimpangan dan pelanggaran sebagaimana dituangkan di dalamLHA.
17. Tindak Lanjut Hasil Audit yang selanjutnya disingkat dengan TLHA
adalah tindakan yang dilakukan oleh auditi dalam rangka melaksanakan saran atau rekomendasi hasil Audit.
18. Kasus adalah temuan atau bagian temuan pengawasan yang berindikasi adanya tindak pidana korupsi.
19. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis oleh Inspektorat untuk menentukan
bahwa Pejabat telah melaksanakan rekomendasi hasil audit dalam
tenggang waktu yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku.
20. Ra pat Koordinasi adalah rapat yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan TLHA.
21. Perangkat daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, kelurahan dan lembaga lain.
22. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bima selanjutnya disebut SKPD Kota Bima adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah,
Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan, dan Lembaga Lain.
23. Mejelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Milik Daerah yang disebut dengan TP-TGR adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota terdiri dari para pejabat yang
secara ex-officio melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk menyelesaikan kerugian daerah.
Pasal 5
( 1) Sistimatika Pedoman Teknis Tindak Lan jut Hasil Audit ini meliputi : I. Pendahuluan
II. Pelaksanaan Tindaklanjut Hasil Audit
Ill. Penatausahaan dan Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi Serta
Pelaporan Tindak lanjut Hasil Audit. BAB IV SISTIMATIKA
Pasal 4
Ruang Lingkup Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit ini mencakup
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pelaporan Tindak Lanjut
terhadap hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Republik Indonesia serta Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia, meliputi : a. Audit Keuangan; b. Audit Kinerja;dan
c. Audit dengan tujuan tertentu.
BAB III
RUANG LINGKUP Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit ini
adalah agar tindak lanjut terhadap basil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia dapat dilaksanakan secara efektif, efisien
dan akuntabel.
Pasal 2
Maksud ditetapkannya Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit ini
adalah untuk memberikan acuan bagi Pemerintah Kota Bima dalam
menindaklanjuti hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia pada Pemerintah Kota Bima adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota untuk melaksanakan Tindak Lanjut Hasil Audit
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia
dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
25. Tim Pembahas Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kota Bima adalah
Tim yang dibentuk oleh Walikota untuk mengambil langkah- langkah
penyelesaian atas rekomendasi basil audit Inspektorat Kota Bima yang
tidak dapat ditindak lanjuti oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah,unit
satuan kerja perangkat daerah dan lembaga non perangkat daerah
/ Sekolah di lingkungan Pemerintah Kota Bima sesuai dengan peraturan
MUKHTA
9B9
BERITA DAERAH KOTA BIMA TAHUN 2016 NOMOR .. - .
Pit. SEKRETARIS DAERAH KOTA BIMA,
l ...
M. QURAIS H. ABIDIN Diundangkan di Kota Bimapada tanggal
ct-6
\\IO Vetn ~er Qo Ib
WALIKOTA BIMA, ~
Ditetapkan di Kota Bima.
pada tanggal ~ t-]0'\/{111}.>er Q.a\{, Pasal 6
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kota Bima.
BABV
KETENTUAN PENUTUP
IV. Sanksi V. Penutup
(2) Isi, muatan dan rincian, serta format Pedoman Teknis Tindak lanjut
Hasil Audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
A. Latar Belakang
Dalam rangka memperbaiki pengelolaan, pencatatan,
pertanggungjawaban, dan pemeriksaan atas keuangan Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah telah ditetapkan paket undang-undang
yang mengatur hal tersebut antara lain Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali terahir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
ten tang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
Berkaitan dengan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara, menurut pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor :15
Tahun 2004, pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Pemeriksaan terdiri atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja,
dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Sedangkan pengawasan yang
terkait dengan pengelolaan dan tanggungjawab pengelolaan keuangan
daerah meliputi kegiatan audit terdiri dari audit kinerja dan audit
dengan tujuan tertentu, kegiatan reviu, kegiatan evaluasi, kegiatan
pemantauan, dan kegiatan bimbingan teknis dalam pengelolaan APBD;
dilaksanakan oleh Inspektorat pada setiap pemerintahan daerah,
sebagaimana diatur dalam pasal 380 ayat (1) dan ayat (2) serta
penjelasan atas pasal dimaksud dalam Undang-Undang Nomor : 23
Tahun 2014 ten tang Pemerintahan Daerah.
Atas hasil pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) berupa rekomendasi hasil pemeriksaan serta hasil audit atas pengelolaan dan tanggungjawab pengelolaan keuangan daerah yang dilakukan oleh Inspektorat dalam hal ini Inspektorat Kota Bima berupa rekomendasi hasil audit, wajib ditindak lanjuti oleh pimpinan instansi pemerintah
atau pihak yang terkait dalam rekomendasi dimaksud. Hal tersebut
tf'
v
BABI
PENDAHULUAN
PEDOMAN TEKNIS TINDAK LANJUT HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN
INTERN PEMERINTAH DAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA
LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA
BIMA INTERN DAN BAD AN KEUANGAN INDONESIA DI PENGAWASAN PEMERINTAH PEMERIKSA REPUBLIK
LANJUT BASIL AUDIT APARAT TINDAK TEKNIS
PE DOMAN
LAMPIRAN I
PERATURAN WALIKOTA BIMA NOMOR 31 TAHUN 2016
B. Maksud dan tujuan 1. Maksud
Adapun maksud ditetapkannya Pedoman Teknis Tindak Lanjut
Hasil Audit ini adalah untuk memberikan acuan bagi Pemerintah
Kota Bima dalam menindaklanjuti hasil audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pasal 43 ayat ( 1) menyatakan bahwa Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan pemantauan Sistem Pengendalian Intern. ayat (2) Pemantauan Sistem Pengendalian
Intern sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya.Lebih lanjut pada Pasal 46 menyatakan bahwa tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) harus segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara menindaklanjuti dengan mengeluarkan Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/40/M.PAN/04/2004 tentang Pedoman Pelaksanaan, Pemantauan,
Evaluasi dan Pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK pada lnstansi Pemerintah. Sedangkan untuk tindak lanjut hasil pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) diatur di dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/05/M.PAN/031/2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah (APIP) serta Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : 9 tahun 2009 tentang
Pedoman Umum, Pelaksanaan, Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Fungsional sebagai pedoman dalam melakukan pemantauan tindaklanjut hasil pengawasan fungsional. Di dalam ketentuan di atas, antara lain menyebutkan bahwa setiap pimpinan unit satuan kerja bertanggung jawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil audit (TLHA) baik oleh aparat intern pemerintah (APIP) dalam hal ini Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) maupun Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI.
Namun berdasarkan data yang diperoleh, pelaksanaan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan/ Audit belum diterapkan secara efektif, sehingga
berakibat Penyelesaian Rekomendasi Hasil Pemeriksaan/ Audit oleh
APIP maupun BPK belum optimal. Hambatan utama pelaksanaan
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit belum diterapkan secara efektif
adalah belum optimalnya pengendalian intern tindak lanjut atas
penyelesaian rekomendasi hasil pemeriksaan/ audit oleh pimpinan
satuan kerja perangkat daerah lingkup Pemerintah Kota Bima yang
disebabkan oleh kurangnya komitmen pimpinan satuan kerja
perangkat daerah lingkup Pemerintah Kota Bima.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, guna lebih mengefektifkan
pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit oleh pimpinan
satuan kerja perangkat daerah lingkup Pemerintah Kota Bima. maka perlu disusun suatu landasan yang lebih bersifat teknis dalam bentuk
pedoman teknis sebagai acuan Pemerintah Kota Bima dalam
pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ audit.
3. Audit dengan tujuan tertentu; Ruang Lingkup
Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit ini mencakup, pelaksanaan,
penatausahaan, pemantauan, evaluasi, pelaporan dan sanksi, terhadap
hasil audit lnspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Republik Indonesia serta Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia, meliputi :
1. Audit Keuangan;
Audit/Pemeriksaan Keuangan adalah pemeriksaan atas laporan
keuangan. Pemeriksaan ini dilakukan oleh BPK dalam rangka
memberikan pernyataan opini tentang tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah.
2. Audit Kinerja/reguler;
Audit/ Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas aspek ekonomi
dan efisiensi serta pemeriksaan atas aspek efektivitas yang lazim dilakukan bagi kepentingan manajemen oleh aparat pengawasan intern pemerintah. Pemeriksaan Kinerja dimaksudkan agar kegiatan yang dibiayai dengan keuangan Negara/ daerah diselenggarakan
secara ekonomis dan efisien serta memenuhi sasarannya secara
efektif. E.
Asas
Asas-asas merupakan pedoman atau acuan dasar mengenai
pelaksanaan tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit di Lingkungan
Pemerintah Kota Bima.
1. Asas efisien dan efektif.
Efisien, yaitu pencapaian keluaran tertentu dengan masukan
terendah atau masukan terendah dengan keluaran maksimal.
Efektif, yaitu kemampuan mencapai target dengan sumber daya
yang dimiliki, dengan cara atau proses yang paling optimal.
2. Responsif.
yaitu dapat mengantisipasi berbagai potensi, masalah dan
perubahan yang terjadi di daerah.
3. Asas Akuntabel.
yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari pemeriksaan/ audit dan
tindak lanjut hasil pemeriksaan/audit harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
D.
C. Sasaran
Adapun sasaran ditetapkannya Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil
Audit ini adalah penyelesaian tindak lanjut terhadap hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia
serta Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia oleh Pemerintah Kota Bima lebih optimal.
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
2. Tujuan
Adapun tujuan ditetapkannya Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Audit ini adalah agar tindak lanjut terhadap hasil audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima,
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik
Indonesia serta Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel.
Pengertian Umum
Beberapa pengertian umum dalam pedoman teknis ini sebagai berikut: 1. Daerah adalah Daerah Kota Bima.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah.
4. W alikota adalah W alikota Bima.
5. W akil W alikota adalah W akil W alikota Bima.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang selanjutnya disebut DPRD. adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bima.
7. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bima.
8. Inspektur adalah Inspektur Kota Bima. 9. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bima.
10. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang disebut dengan BPK RI adalah Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
11. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia adalah Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
12. Inspektorat Provinsi adalah Inspektorat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
13. Auditi, adalah lnstansi Pemerintah atau Pejabat Negara/Pemerintah yang diperiksa/dilakukan pengawasan oleh BPK dan/atau APIP
Pusat/ Daerah.
14. Laporan Hasil Audit selanjutnya disebut LHA adalah laporan yang memuat seluruh basil audit berupa data temuan, simpulan hasil pengawasan, dan saran/rekomendasi yang bersifat formal, lengkap, dan final setelah ditanggapi Pimpinan Unit atau lnstansi yang diaudit oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam hal ini Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia meliputi audit keuangan, audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu.
15. Temuan, adalah fakta/kejadian/bukti yang sekurang-kurangnya memiliki saran/rekomendasi sebagaimana yang tercantum dalam laporan hasil audit.
16. Saran atau Rekomendasi adalah temuan hasil audit yang wajib dilaksanakan oleh auditi guna perbaikan, koreksi, dan penindakan terhadap penyimpangan dan pelanggaran sebagaimana dituangkan di dalam LHA.
17. Tindak Lan jut Hasil Audit yang selanjutnya disingkat dengan TLHA adalah tindakan yang dilakukan oleh auditi dalam rangka melaksanakan saran atau rekomendasi hasil Audit.
18. Kasus adalah temuan atau bagian temuan pengawasan yang berindikasi adanya tindak pidana korupsi.
F.
Audit/Pemeriksaan dengan tujuan tertentu adalah pemeriksaan
yang dilakukan dengan tujuan khusus, di luar pemeriksaan keuangan dan pemeriksaan kinerja. Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan dan pemeriksaan investigatif.
Tanggung Jawab Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit Pelaksanaan Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) pada pemerintah Kota Bima adalah tanggung jawab Walikota Bima dibantu oleh Wakil Walikota Bima, Sekretaris Daerah, Inspektorat Kota Bima dan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), sedangkan pelaksanaan Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP dalam Hal ini Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia pada Pemerintah Kota Bima dilakukan oleh pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan saran/rekomendasi yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan/ Audit - APIP.
Adapun Pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP pada Pemerintah Kota Bima, meliputi :
1. Atasan Langsung dan/ atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab, apabila saran/rekomendasi yang diberikan merupakan tindakan administratif kepegawaian sesuai dengan saran/rekomendasi yang dimuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan/ Audit;
A.
BAB II
PELAKSANAAN TINDAKLANJUT HASIL AUDIT
19. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Audit adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematis oleh Inspektorat untuk menentukan bahwa Pejabat telah melaksanakan rekomendasi hasil audit dalam tenggang waktu yang telah ditentukan oleh peraturan yang berlaku.
20. Rapat Koordinasi adalah rapat yang diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan TLHA.
21. Perangkat daerah adalah unsur pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah, kecamatan, kelurahan dan lembaga lain.
22. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bima selanjutnya disebut SKPD Kota Bima adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, Kelurahan, dan Lembaga Lain.
23. Mejelis Pertimbangan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi Keuangan dan Barang Milik Daerah yang disebut dengan TP-TGR adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota terdiri dari para pejabat yang secara ex-officio melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk menyelesaikan kerugian daerah.
24. Tim Tindak Lanjut Hasil Audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia pada Pemerintah Kota Bima adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota untuk melaksanakan Tindak Lanjut Hasil Audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.
25. Tim Pembahas Tindak Lanjut Hasil Audit Inspektorat Kota Bima adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota untuk mengambil langkah- langkah penyelesaian atas rekomendasi hasil audit Inspektorat Kota Bima yang tidak dapat ditindak lanjuti oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, unit satuan kerja perangkat daerah, lingkungan Pemerintah Kota Bima serta Pihak Ketiga sesuai dalam temua/ rekomendasi Hasil pemeriksaan/ audit, sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Kewajiban SKPD dalam pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi basil pemeriksaan/ audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
No. Uraian Penanggung Waktu Ket
jawab Pelaksanaan 1. Konsep lnspektorat 1-5 hari setelah
Perintah LHP diterima.
Walikota
2. Jawaban SKPD 1-7 hari setelah SKPD atas terkait Perintah Walikota rekomendasi diterima SKPD. 3. Rekapitulasi Inspektorat 1-3 hari setelah
tindak lanjut batas waktu jawaban SKPD. 4. Pengiriman Inspektorat 1-3 hari setelah
La po ran draft laporan
Tindak ditandatangani
Lan jut oleh Sekretaris
beserta bukti Daerah. Tindak
Laniut
2. Pejabat yang disebutkan secara k.husus dalam saran/rekomendasi pengawasan, apabila saran/rekomendasi menyangkut tindakan perbaikan administrasi pengelolaan anggaran dan kinerja;
3. Pejabat lain yang berkompeten dalam kegiatan yang diperiksa, apabila saran/ rekomendasinya merupakan tindakan yang substansinya harus dilaksanakan atau dipenuhi oleh pejaba/linstansi lain yang berwenang atau pihak lain di luar instansi Pemerintah.
B. Mekanisme Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit
1. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI)
a. auditi bertanggung jawab dan berkewajiban untuk memberikan penjelasan perkembangan pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit kepada BPK-RI, atasannya, dan Inspektorat Kota Bima;
b. perkembangan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI dilaporkan dengan disertai data/bukti-bukti pendukung tindak lanjut kepada BPK-RI dan dikirimkan secara langsung atau melalui forum Rapat Pemantauan (setiap semester atau mengikuti ketentuan sebagaimana diatur oleh BPK-RI) yang diselenggarakan BPK-RI dengan Auditi;
c. tata cara Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI sebagai berikut:
Laporan Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI yang telah diterima oleh W alikota Bima dengan tembusan Inspektorat Kota Bima kemudian dikoordinasikan oleh W akil W alikota selaku koordinator tindak lanjut bersama Sekretaris Daerah, Inspektorat dan SKPD terkait untuk segera menindaklanjuti rekomendasi dengan membuat Rencana Aksi Tindak Lanjut dengan urutan :
JABATAN JABATAN DALAM TUGASTIM
DALAMTIM DIN AS
Pembina Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan tindak lanjut hasil Pemeriksaan/ audit BPK-RI pada Pemerintah Kota Bima
Pengarah I Pena 1. Wakil Walikota memberikan arah
a. SKPD wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam Laporan Hasil Pemeriksaan/ audit BPK-RI setelah hasil pemeriksaan/ audit diterima yang dituangkan dalam bentuk Perintah Walikota yang ditujukan kepada SKPD terkait.
b. Tindak lanjut atas rekomendasi berupa jawaban atau penjelasan
atas pelaksanaan tindak lanjut dengan dilampiri dokumen bukti pendukung.
c. Inspektorat selaku koordinator SKPD dalam pelaksanaan tindak
lanjut menyampaikan bukti tindak lanjut kepada BPK-RI.
d. Apabila sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu 60 hari setelah laporan hasil
pemeriksaan/audit diterima, SKPD wajib memberikan alasan
yang sah meliputi kondisi:
1) force majeur, yaitu suatu keadaan peperangan, kerusuhan, revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan
lainnya yang mengakibatkan tindak lanjut tidak dapat
dilaksanakan.
2) subjek atau objek rekomendasi dalam proses peradilan: a) pejabat menjadi tersangka dan ditahan;
b) pejabat menjadi terpidana; atau
c) objek yang direkomendasikan dalam sengketa di peradilan.
3) rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien,
dan ekonomis antara lain, yaitu:
a) perubahan struktur organisasi; dan/ atau b) perubahan regulasi.
3. Hubungan Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI
dengan SKPD terperiksa serta Majelis Perimbangan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP-TPTGR).
Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI berkoordinasi dengan MP-TPTGR terkait temuan yang berupa kerugian daerah dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) untuk dilaporkan dalam Laporan Keuangan.
4. Batasan Waktu Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit dan sanksi
BPK-RI.
Pejabat wajib menindaklanjuti hasil pemeriksaan/ audit BPK-RI
selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil
pemeriksaan/audit diterima. Apabila dalam kurun waktu melebihi
60 hari maka pejabat yang tidak menindaklanjuti hasil
pemeriksaan/ audit akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
5. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/audit BPK-RI yang menyangkut
Pihak Ketiga.
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI yang menyangkut Pihak Ketiga dalam penyelesaiannya menjadi tanggung jawab SKPD terkait.
6. Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/audit Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ audit Badan Pemeriksa
7. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah ( Inspektorat Kota Bima, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia (BPKP-RI)
a. auditi yang bertanggung jawab melakukan tindak lanjut
berkewajiban melaksanakan saran/ rekomendasi hasil
Pemeriksaan/ audit dan menyerahkan data/bukti pelaksanaan tindak lanjut kepada APIP yang menerbitkan LHP /A;
b. bukti pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit harus
disampaikan kepada APIP yang menerbitkan LHP /A dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit;
c. suatu Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit dinyatakan sah (selesai), apabila telah dilakukan klarifikasi tindak lanjut antara
¥v
mempersiapkan jadwal dan pelaksanaan monitoring/ pemantauan Tindak Lanjut Pemeriksaan/ audit BPK- RI di SKPD. Staf Inspektorat Anggota II melakukan pemantauantindak lanjut temuan dan
rekomendasi Hasil Pemeriksaan/ audit BPK- RI untuk segera diselesaikan. Ka Sub Bag Perencanaan , Evaluasi dan Pelaporan,Ka Subag Admin. Umum, keuangan dan kepegawaian Inspektorat Kota Bima Anggota I b. menyusun laporan
Tindak Lanjut dan
melaporkan hasilnya
kepada Walikota Bima melalui Inspektur Kota Bima.
a. menyusun rekapitulasi
hasil monitoring Tindak
Lanjut Temuan Hasi
Pemeriksaan/ audit BPK-
RI pada Pemerintah Kota
Bima. Sekretaris Inspektorat Kota Bima Sekretaris mengkoordinasikan pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan/ audit BPK- RI pada Pemerintah Kota Bima dan memberikan laporan pada W alikota Bima Inspektur Inspektorat Kota Bima Ketua kebijakan atas
pelaksanaan tindak lanjut hasil Pemeriksaan/ audit BPK-RI pada Pemerintah Kota Bima 2. Sekretaris Daerah JABATAN DALAM DIN AS sehat TUGASTIM JABATAN DALAMTIM
Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai Pelaksana Tindak Lanjut dengan APIP yang menerbitkan LHP /A. Penetapan status pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit telah
"selesai" dinyatakan dalam Berita Acara Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit;
d. klarifikasi data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit dapat dilakukan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali dalam 1 (satu) tahun melalui forum Rapat Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit. Hasil Rapat Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP dituangkan dalam bentuk Berita Acara Pemutakhiran Data Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit yang ditandatangani oleh Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah yang diperiksa dan pejabat APIP yang berkompeten;
e. Tindak Lanjut Atas Temuan Hasil Pemeriksaan/Audit yang Sulit Ditindak lanjuti.
Temuan hasil Pemeriksaan/ Audit yang sulit atau tidak dapat ditindaklanjuti dan memiliki sebab-sebab yang logis berdasarkan evaluasi kasus dan kondisi, atau telah diupayakan pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit-nya oleh auditi, dapat dihapuskan dari temuan hasil Pemeriksaan/ Audit, dengan kriteria sebagai berikut:
1) Rekomendasi Bersifat Himbauan;
2) Rekomendasi masa lalu yang telah diperbaiki;
3) Tindak lanjut yang berkaitan dengan pihak ketiga yang sudah bubar / pailit/ meninggal dunia,atau alamatnya sudah tidak jelas lagi,dengan pembuktian yang sah;
4) Rekomendasi tidak didukung dengan bukti yang kuat;
5) Sebelumnya tidak dibicarakan dengan pihak yang diperiksa/ audit;
6) Penanggung jawab sudah tidak aktif ( pensiun, meninggal dunia,atau alamatnya sudah tidak jelas lagi), dengan pembuktian yang sah,kecuali untuk temuan yang belum kadaluarsa dan sudah ada Tuntutan Ganti Rugi (TGR);
7) Kurang Material nilainya dan sudah melampaui masa kadaluarsa.
Masa kadaluarsa temuan/rekomendasi hasil pemeriksaan/audit untuk PNS bukan bendahara dan pihak ketiga yang melakukan kesalahan atau kelalaian tidak dapat dituntut ganti rugi apabila:
1) Setelah 5 (lima) tahun sejak diketahui kerugian negara terse but;
2) Setelah delapan tahun sejak terjadinya kerugian negara dan tidak dilakukan penuntutan.
Penghapusan temuan sebagaimana dimaksud pada huruf e diatas, harus melalui mekanisme yang diatur dengan melibatkan tim evaluasi dan membuat berita acara yang ditandatangani Pimpinan auditi yang berwenang, APIP, pejabat teknis yang berkompeten sesuai dengan substansi permasalahan.Ketentuan terkait dengan Temuan Hasil Pemeriksaan/ Audit yang Sulit Ditindak lanjuti diatur dengan peraturan tersendiri.
f. tata cara Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP sebagai berikut:
8. Kewajiban SKPD dalam pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan/ audit APIP.
a. SKPD wajib menindaklanjuti rekomendasi dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan/ audit APIP setelah hasil pemeriksaan/ audit
diterima yang dituangkan dalam bentuk Perintah Walikota yang
ditujukan kepada SKPD terkait.
b. Tindak lanjut atas rekomendasi berupa jawaban atau penjelasan atas pelaksanaan tindak lanjut dengan dilampiri dokumen bukti pendukung.
c. Untuk rekomentasi Hasil Pemeriksaan/ audit BPKP-RI,
Inspektorat selaku koordinator SKPD dalam pelaksanaan tindak
lanjut menyampaikan bukti tindak lanjut kepada BPKP-RI.
d. Apabila sebagian atau seluruh rekomendasi tidak dapat
dilaksanakan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, SKPD wajib memberikan alasan yang sah meliputi kondisi :
1) force majeur, yaitu suatu keadaan peperangan, kerusuhan,
revolusi, bencana alam, pemogokan, kebakaran dan gangguan
lainnya yang mengakibatkan tindak lanjut tidak dapat
dilaksanakan.
2) subjek atau objek rekomendasi dalam proses peradilan: a) pejabat menjadi tersangka dan ditahan;
b) pejabat menjadi terpidana; atau
c) objek yang direkomendasikan dalam sengketa di peradilan.
No. Uraian Penanggung Waktu Ket
iawab Pelaksanaan
1. Konsep Inspektorat 1-5 hari setelah
Perintah LHP diterima.
Walikota
2. Jawaban SKPD terkait 1-7 hari setelah
SKPD atas Perintah Walikota
rekomendasi diterima SKPD.
3. Rekapitulasi Inspektorat 1-3 hari setelah
tindak lanjut batas waktu
iawaban SKPD.
4. Pengiriman Inspektorat 1-3 hari setelah
La po ran draft la po ran
Tindak ditandatangani
Lan jut oleh Sekretaris
beserta bukti Daerah.
Tindak
Lan jut
1) Laporan Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP (BPKP-RI) yang telah
diterima oleh Walikota Bima dengan tembusan Inspektorat
Kota Bima kemudian dikoordinasikan oleh W akil W alikota
selaku koordinator tindak lanjut bersama Sekretaris Daerah, Inspektorat dan SKPD terkait untuk segera menindaklanjuti rekomendasi dengan membuat Rencana Aksi Tindak Lanjut
2) Laporan Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP (Inspektorat Kota
Bima) yang telah diterima oleh W alikota Bima dengan tembusan Kepada Wakil Walikota dan Sekretaris Daerah, dan SKPD terkait. Pimpinan SKPD terkait segera menindak lanjuti
rekomendasi dengan membuat Rencana Aksi Tindak Lanjut.
JABATAN JABATAN DALAM TUGASTIM
DALAMTIM DIN AS
Pembina Walikota bertanggung jawab atas
pelaksanaan tindak lanjut
hasil Pemeriksaan/ audit
APIP pada Pemerintah Kota Bima
~ 3) rekomendasi tidak dapat ditindaklanjuti secara efektif, efisien,
dan ekonomis antara lain, yaitu:
a) perubahan struktur organisasi; dan/ atau b) perubahan regulasi.
9. Hubungan Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI
dengan SKPD terperiksa serta Majelis Perimbangan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi (MP-TPTGR).
Tim Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI berkoordinasi dengan MP-TPTGR terkait temuan yang berupa kerugian daerah
dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) untuk
dilaporkan dalam Laporan Keuangan.
10. Batasan Waktu Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit dan sanksi APIP.
Pejabat wajib menindaklanjuti hasil pemeriksaan/ audit APIP
selambat-lambatnya 60 hari setelah laporan hasil
pemeriksaan/ audit diterima. Apabila dalam kurun waktu melebihi
60 hari maka pejabat yang tidak menindaklanjuti hasil
pemeriksaan/audit akan dikenakan sanksi sesuai Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010.
11. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ audit APIP yang menyangkut
Pihak Ketiga.
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP yang menyangkut
Pihak Ketiga dalam penyelesaiannya menjadi tanggung jawab SKPD terkait.
12. Pelimpahan Temuan Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP
Pelaksanaan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP dapat
dilimpahkan kepada pihak lain, apabila salah satu kondisi berikut terpenuhi:
a. terdapat temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi yang
menurut peraturan perundangan menjadi kewenangan aparat
penegak hukum, maka penyelesaian proses hukumnya
diserahkan kepada aparat penegak hukum (Kepolisian,
Kejaksaan, atau KPK) untuk dilakukan penyelidikan, penyidikan,
dan penuntutan melalui proses sidang pengadilan;
b. tindak lanjut temuan berupa penagihan atas piutang negara,
maka penyelesaian tindak lanjutnya diserahkan kepada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara;
c. terjadi reorganisasi satuan kerja perangkat daerah atau instansi
unit kerja baik berupa pembubaran, penggabungan,
perampingan, dan sebagainya sehingga instansi auditi semula
berubah nama atau bentuk dari yang disebutkan di dalam
LHP /A, maka penyelesaian tindak lanjutnya diserahkan kepada satuan kerja perangkat daerah atau Instansi unit kerja baru yang
mengemban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lnstansi
Pemerintah lama. Mekanisme administrasi pelimpahan dari
masing-masing auditi mengikuti prosedur sebagaimana diatur
dalam ketentuan yang berlaku
13. Tim Tindak Lan jut Hasil Pemeriksaan/ audit APIP.
c
.
Jenis Tindak LanjutJenis tindak lanjut dikelompokkan sesuai dengan tindakan yang dimuat dalam saran/rekomendasi yang diberikan oleh BPK-RI dan APlP adalah:
1 Penyetoran ke Kas Negara, Daerah, dan BUMNIBUMD atau entitas
milik Negarat Daerah lainnya;
2 Penyerahan Barang dan Jasa kepada Negara;
3 Pelimpahan kepada Aparat Penegak Hukum atau pihak lain yang berwenang dan bertanggung jawab;
4 Tindakan Administratif atau Hukuman Disiplin PNS;
mempersiapkan jadwal dan pelaksanaan
monitoring/ pemantauan Tindak Lanjut
Pemeriksaan/ audit APIP di SKPD.
Jabatan Fungsional dan Staf Inspektorat
Anggota II
melakukan pemantauan
tindak lanjut temuan dan
rekomendasi Hasil
Pemeriksaan/ audit APIP
untuk segera diselesaikan.
Irban I dan II Ka Sub Bag Perencanaan , Evaluasi dan Pelaporan,Ka Subag Admin.Umum, keuangan dan kepegawaian Inspektorat Kota Bima Anggota I b. menyusun laporan
Tindak Lanjut dan
melaporkan hasilnya
kepada W alikota Bima.
a. menyusun rekapitulasi
hasil monitoring Tindak
Lanjut Temuan Hasi
Pemeriksaan/ audit APIF
pada Pemerintah Kota Bima. Sekretaris Inspektorat Kota Bima Sekretaris mengkoordinasikan pelaksanaan Tindak Lanjut Temuan Hasil Pemeriksaan/ audit APIP pada Pemerintah Kota Bima. lnspektur lnspektorat Kota Bima Ketua memberikan arah kebijakan pelaksanaan tindak lanjut hasil
Pemeriksaan/ audit APIP pada Pemerintah Kota Bima 1. Wakil Walikota 2. Sekretaris Daerah Pengarah/ Pena sehat TUGASTIM JABATAN DALAM DIN AS JABATAN DALAMTIM
Pemantauan/Monitoring dan Evaluasi serta Pelaporan Tindaklanjut
Hasil Pemeriksaan/ Audit.
B.
Penatausahaan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit.
Data temuan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit meliputi data hasil Pemeriksaan/ Audit serta data pelaksanaan tindak lanjut pada instansi pemerintah / Satuan Kerja Perangkat Daerah baik yang dilaksanakan oleh BPK-RI maupun APIP (Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia), yang terdiri atas unsur- unsur temuan, jenis tindak lanjut, status tindak lanjut, dan data lain yang terkait dengan temuan.
Penatausahaan data tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit
dilaksanakan oleh auditi dan Inspektorat Kota Bima sebagai unit
pemantau tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit (SKPD dan
Inspektorat Kota Bima) dengan memperhatikan hal-ha l sebagai
berikut:
1. Data temuan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit
dikelompokkan sesuai dengan tindakan yang berkaitan dengan
saran rekomendasi yang diterima;
2. Data temuan hasil pemeriksaan/ audit beserta tindak lanjutnya
wajib dicatat dan ditatausahakan dengan tertib secara manual dan
elektronis sebagai bahan pemantauan, penetapan kebijakan, dan
penegakan disiplin pegawai.
BAB III
PENATAUSAHAAAN DAN PEMANTAUAN/MONITORING DAN EVALUASI
SERTA PELAPORAN TINDAKLANJUT HASIL AUDIT
5 Perbaikan dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
6 Jenis tindak lanjut lainnya yang tidak termasuk dalam butir 1
sampai dengan butir 5 di atas.
D. Status Tindak Lanjut
Penetapan status tindak lanjut merupakan kewenangan masing-masing
lembaga audit yang menerbitkan LHP /A. Hasil pengawasan BPK status
tindak lanjutnya ditetapkan oleh BPK, sedangkan hasil pengawasan APIP status tindak lanjutnya ditetapkan oleh APlP bersangkutan.
Status tindak lanjut sebagaimana dimaksud di atas, dikelompokkan berdasarkan perkembangan tindak lanjut, sebagai berikut:
1 Selesai, apabila seluruh saran/rekomendasi yang dimuat dalam
LHP /A telah dilaksanakan dan dinilai sesuai dengan
saran/ rekomendasi dan disetujui oleh lembaga pengawas yang berwenang;
2 Dalam Proses, apabila seluruh atau sebagian saran/ rekomendasi di
dalam LHP /A yang dilaksanakan dan/ atau bukti tindak lanjut yang
disampaikan oleh pejabat yang berkompeten melakukan tindak lanjut belum mendapat persetujuan dari lembaga pengawas yang berwenang.
3 Belum Ditindaklanjuti, apabila seluruh saran/ rekomendasi yang
dimuat dalam LHP /A belum dilaksanakan oleh auditi;
4 Tidak Dapat Ditindaklanjuti, apabila saran/rekomendasi yang
dimuat dalam LHP /A ternyata mengandung kelemahan
saran/ rekomendasi yang timbul karena berbagai sebab, sehingga
tidak dapat melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
saran/rekomendasi audit.
Lembaga pengawas, baik BPK-RI maupun APIP (Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia) berkewajiban memantau tindak lanjut hasil pemeriksaan/ auditnya oleh lnstansi Pemerintah yang menjadi auditi, sesuai dengan peraturan perundangan-undangan dan standar audit yang berlaku. Pemerintah Kota Bima sebagai auditi berkepentingan untuk memantau perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan/audit yang dilaksanakan oleh seluruh instansi pemerintah/ Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk koordinasi data dan informasi hasil pengawasan dan tindak lanjutnya.
Adapun teknis Pemantauan/ monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan/ audit :
1. Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit BPK-RI a. Pemantauan/monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan/audit
BPK-RI merupakan tanggung jawab Walikota Bima yang secara teknis dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bima pada instansi
/ Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Bima;
b. Inspektorat Kota Bima berkewajiban memantau perkembangan tindak lanjut hasil pemeriksaan/audit BPK-RI dan melaporkan hasil pemantauan setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Walikota Bima, BPK-RI dan Menteri Negara PAN.
2. Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP (Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia).
Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP wajib dilaksanakan oleh Inspektorat Kota Bima dengan membentuk Tim Pemantau Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP dengan Surat Keputusan atau dengan Surat Perintah Tu.gas Sekretaris Daerah atau Inspektur Inspektorat Kota Bima;
a. Cara Pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP (Inspektorat Kota Bima dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Republik Indonesia).
1) mengadakan rapat pemutakhiran data Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali dalam 1 (satu) tahun dengan pejabat yang bertanggung jawab melaksanakan tindak lanjut;
2) melakukan komunikasi lisan (mekanisme rapat atau kunjungan) dan komunikasi tertulis (mekanisme pelaporan/ teguran) dengan pejabat yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tindak lanjut;
3) mewajibkan APIP dalam setiap penugasan untuk memantau Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit atas Hasil Pemeriksaan/ Audit periode sebelumnya.
b. Prosedur pelaksanaan pemantauan Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP sebagai berikut :
1) unit yang melaksanakan fungsi pelaporan menyerahkan daftar temuan/rekomendasi APIP kepada tim pemantau tindak lanjut.
2) tim pemantau tindak lanjut melakukan verifikasi atas laporan tindak lanjut yang telah dilakukan oleh auditi. Bila dianggap perlu tim pemantau dapat melakukan pengujian terhadap tindak lanjut yang dilakukan oleh auditi.
3) untuk tindak lanjut yang kurang memuaskan, tim pemantau melaporkan kepada pimpinan APIP termasuk risiko yang masih ada. Berdasarkan laporan tersebut, pimpinan APIP menyampaikan surat kepada auditi untuk melakukan
BABV PENUTUP
Pedoman Teknis Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit ini, dapat
mendorong para pejabat yang bertanggung jawab menangani Hasil
Pemeriksaan/ Audit pada lnstansi Pemerintah Kota Bima/Satuan Kerja
Perangkat Daerah Pemerintah Kota Bima untuk turut mengoptimalkan fungsi
pengawasan. Keseriusan Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pemerintah Kota Bima dalam melaksanakan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan/ Audit merupakan suatu penilaian positif dalam kinerja,
sedangkan kelalaian dalam melaksanakan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan/ Audit sebagai catatan negatif. Sehubungan dengan hal terse but, perlu disusun pedoman teknis oleh pemerintah Kota Bima yang mengatur lebih lanjut prosedur pemberian penghargaan dan sanksi bagi pimpinan unitl satuan kerja perangkat daerah yang lalai melaksanakan Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan/ Audit. Peningkatan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit
~
v
2.
Pejabat yang tidak melakukan kewajiban untuk melaksanakan
Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan/ Audit APIP dan BPK-RI dalam batas
waktu sebagaimana yang telah ditetapkan di atas, dikenakan sanksi
administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di bidang kepegawaian dan dapat dijadikan salah satu dasar penilaian kinerja pegawai (SKP) serta bahan pertimbangan promosi jabatan.
Setiap orang atau pejabat yang tidak memenuhi kewajiban untuk
menindaklanjuti rekomendasi BPK RI dan rekomendasi APIP
sebagaimana tercantum dalam Laporan Hasil Pemeriksaan dapat
dipidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 1.
BAB IV
SANKS I
tindakan tambahan sehingga tindak lanjut menjadi lengkap
dan efektif.
4) tindak lanjut yang telah dilakukan oleh auditi dicatat dalam daftar temuan audit APIP. Jika tindak lanjut dinyatakan telah
selesai dan sesuai, maka pada kolom keterangan
dicantumkan kata "sudah selesai (tuntas), sudah dilakukan
tindak lanjut tapi belum selesai dan belum dilakukan tindak lanjut".
5) apabila batas waktu penyelesaian tindak lanjut terlampaui,
APIP menerbitkan dan menyampaikan surat peringatan
pertama kepada pimpinan auditi atas rekomendasi yang
belum ditindaklanjuti dan atas tindak lanjut yang masih
kurang.
6) jika dalam satu bulan setelah surat peringatan pertama
tindak lanjut belum dilakukan auditi, maka APIP menerbitkan
surat peringatan kedua.
7) jika dalam satu bulan setelah surat peringatan kedua terbit
tindak lanjut tidak juga dilakukan, maka tim pemantau
membuat surat pemberitahuan kepada Walikota.
8) tim pemantau tindak lanjut melakukan pemutakhiran tindak
lanjut atas saldo temuan yang belum ditindaklanjuti dan
tindak lanjut yang masih kurang.
9) pemutakhiran tersebut dilakukan minimal sekali dalam
setahun dan dituangkan dalam sebuah berita acara yang
ditandatangani pimpinan auditi dan tim pemantau tindak
lanjut.
v
.A.M. QURAIS H. ABIDINWALIKOTA BIMA,lf/"' pada lnstansi Pemerintah Kota Bima akan memperbaiki kelemahan-
kelemahan yang dijumpai dalam pelaksanaan pengawasan fungsional, dan pada akhirnya diharapkan dapat memperbaiki kualitas manajemen lnstansi Pemerintah Kota Bima menuju terwujudnya kepemerintahan yang baik.
Nam a Pangkat I Golongan NIP
no
Kota Bima, T anggal Bulan T ahun Kepala SKPDTemuan Rencana Waktu Pelaksanaan Ket.
No. Rekomendasi Bulan ... Minaau Ke ... Bulan ... Minaau Ke ..•
Pemeriksaan Aksl I
I II I 111
I
IV I l 11 I Ill I IV1 2 3 4
s
I 6 I 1 I 8 9 I 10 I 11 I 12 13SISTEM PENGENDALIAN INTERN
1. I I I I I I
2. I I I 1 I I
KEPATUHAN
1. I I I I I I
2. I I I l l I
LHP NOMOR ...••..•...T AHUN ..... Tanggal .•...•...•...
ANGQo.ARAN •••••••••••••••••••• RENCANA AKSI (ACTION PLAN)
TINDAK LANJUT REKOMENDASI TEMUAN APIP DAN BPK-RI PADA SKPD LINGKUP PEMERINTAH KOTA BIMA
A. Format Rencana Aksi (Action Plan) Tindak Lanjut Rekomendasi Temuan APIP dan BPK-RI oleh SKPD Lingkup Pemerintah Kota Bima
FORMAT LAPORAN PEDOMAN TEKNIS TINDAK LANJUT HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DAN BADAN PEMERIKSA
KEUANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BIMA
LAMPIRAN II
PERATURAN W ALIKOTA BIMA NOMOR
31
TAHUN 2016TENTANG
PEDOMAN TEKNIS TINDAK LANJUT
HASIL AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH DAN BADAN
PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA DI LING KUN GAN
Nam a Pangkat I Golongan
NIP
n
o
Kota Bima, Tanggal Bulan Tahun
Kepala SKPO
NO TEMUAN HASIL NOMOR STATUS TINDAK LANJUT KET
AUDIT BUKTI SESUAI BEL UM TIDAK
INSPEKTORAT REKOMENDASI TINDAK SESUAI DAPAT
LAN JUT DITINDAK
LANJUTI
1. 2.
3. DST.
C. Format Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Temuan APIP dan BPK - RI
yang harus dilaporkan oleh SKPD Triwulan kepada lnspektorat Kota Bima
Nam a
no
Kota Bima, Tanggal Bulan Tahun
WALIKOTA BIMA
Temuan Rencana Waktu Pelaksanaan Ket.
No. Rekomendasl Bulan •.. Minaau Ke ... Bulan ... Minaau Ke ...
Pemeriksaan Aksi I I 11 I Ill I IV I
1
II1
Ill1
IV1 2 3 4
s
I 6 I 7 I 8 9 I 10 I 11 I 12 13 SISTEM PENGENDALJAN INTERN1. I I I l l l 2. I I I I I I KEPATUHAN 1. I I I I I l 2. I I I I I I LllP NOMOR Tangal ..........•
RENCANA AKSI (ACTION PLAN)
TINDAK LANJUT REKOMENDASI TEMUAN BPK-RI PADA PEMERINTAH KOTA BIMA
TAHUN ANGGARAN •••••
B. Format Rencana Aksi (Action Plan) Tindak Lanjut Rekomendasi Temuan
(
)
Nam a Pangkat I Golongan NIP Kota Bima, Tanggal Bulan Tahun lnspekturno
Tindak Basil Pemantauan
Nomor Temuan Pemeriksaan Rekomendasi Keruneg Lanjut Tindak Lan: ut
clan
No. Tgl. KES.
LHP
Judul Temuan Sebab Kode Kode Jml Nilai Uraian Rekomenclasi Kode Jml KERUGDA Nilai (Rp)s
BS B TDDS D. Format Laporan Tindak Lanjut Rekomendasi Temuan APIP dan BPK- RI yang harus dilaporkan oleh Inspektorat kepada Walikota BimaKota Bima, Tanggal Bulan Tahun Walikota
TTD
Mama
Basil Pemantauan
Nomor Temuan Pemeriksaan Rekomendasi Tindak Lan ut
No. Tgl. dan Keruneg Tindak KES.
Kode Kode Kode Nilai (Rp) Lanjut 8 BS B TDDS
LBP Judul Temuan Sebab Jml Nilai Uraian Rekomendasi Jml KERUGDA
I
,l(M. QURAIS H. ABIDIN
WALIKOTA BIMA, ~
(tanda tangan dan cap perangkat daerah)
NAMA LENGKAP Pangkat
NIP.
KEPALA SKPD ,
Dalam rangka penyelesaian rekomendasi hasil audit (TLHA) lnspektorat Kota Bima,
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama NIP
Pangkat/Golongan [abatan
Menyatakan dengan sesungguhnya akan mewujudkan target penyelesaian atas
rekomendasi temuan hasil audit Inspektorat Kota Bima tahunan sesuai lampiran surat
pemyataan ini sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen hasil audit (LHA)
lnspektorat Kota Bima. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target penyelesaian tersebut menjadi tanggung jawab Kami kepada W alikota Bima melalui Inspektorat Kota Bima sebagai bahan evaluasi W alikota Bima dalam rangka mengambil tindakan yang diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Demikian Surat Pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dengan mengingat
Sumpah Jabatan dan apabila dikemudian hari isi surat pemyataan ini ternyata tidak benar,
maka saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
KotaBima, .
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN MELAKSANAKAN RENCANA AKSI PENYELESAIAN REKOMENDASI HASIL AUDIT (TLHA)
INSPEKTORAT KOTA BIMA
NOMOR / / / .
Telp. (0374) - Fax. (0374) .
Jalan No Kota Bima NTB Kode Pos 84113