• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KUALITAS UMKM MELALUI LEGALITAS IUMK DAN PELATIHAN PEMASARAN PRODUK KEWIRAUSAHAAN OLEH KKN UNNES ALTERNATIF 2B

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KUALITAS UMKM MELALUI LEGALITAS IUMK DAN PELATIHAN PEMASARAN PRODUK KEWIRAUSAHAAN OLEH KKN UNNES ALTERNATIF 2B"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KUALITAS UMKM MELALUI LEGALITAS IUMK

DAN PELATIHAN PEMASARAN PRODUK KEWIRAUSAHAAN OLEH

KKN UNNES ALTERNATIF 2B

Nana Kariada Tri Martuti, Luqman Hakim, Muhammad Farkhan Ardiyanto, Ninda Nur Safira, Oryz Amaldha

Universitas Negeri Semarang

kknpurwosarimijen@gmail.com

Abstract

Implementation of 4.0 industry through digital transformation is possible for micro and medium industry. The Ministry of Industry encourages Micro-Medium Industry to assimilate digital technology to increase quality of industry in industrial 4.0. To fulfil the demand, government forms thematic villages throughout Indonesia. Industrial revolution 4.0 emphasizes the thematic villages to stay exist and grow bigger. In 2020, Kelurahan (the lowest level of government administration lead by head village) Purwosari invents “Kampung Konveksi”( a village where people can find many of tailor there) in RW (unit of village) 2. To realize it, KKN Unnes Alternatif 2B 2019 helped the entrepreneurs to get Micro and Medium Business Permit due to the importance of legality to claim the business owned. Besides that, KKN Unnes Alternatif 2B 2019 also provided entrepreneurship socialization to train the entrepreneur’s marketing skill. Through those programs, KKN team tried to analyse the shortcomings and obstacles experienced by each of the micro and medium business. Keywords: digital industry 4.0, Kampung Konveksi, KKN Unnes, Kelurahan Purwosari, entrepreneurship.

Abstrak

Implementasi industri 4.0 melalui transformasi digital bukan suatu hal yang tidak mungkin dilakukan pada industri kecil dan menengah. Kementerian Perindustrian mendorong industri kecil dan menengah (IKM) untuk beradaptasi dengan teknologi digital demi meningkatkan mutu dan daya saing di era revolusi indusri 4.0. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah membentuk kampung-kampung tematik di seluruh wilayah Indonesia. Revolusi industri 4.0 menekan kampung-kampung tematik berevolusi agar tetap eksis dan berkembang semakin pesat. Di tahun 2020 Kelurahan Purwosari melakukan terobosan dengan membentuk kampung konveksi di wilayah RW 2. Wujud nyata untuk merealisasikan upaya tersebut, tim KKN Unnes Alternatif 2B 2019 membantu mendampingi pembuatan izin usaha mikro dan menengah. Hal ini didasari akan pentingnya legalitas untuk mengklaim produk atau jasa yang dimiliki. Tidak hanya pendampingan pembuatan IUMK, tetapi tim KKN Unnes 2019 juga membantu pelatihan pemasaran produk dan jasa melalui sosialisasi kewirausahaan. Melalui program-program tersebut, tim KKN berusaha melihat kekurangan dan hambatan yang dialami dari tiap-tiap usaha mikro dan menengah.

Kata kunci: Industri digital 4.0, kampung konveksi, KKN Unnes, Kelurahan Purwosari, kewirausahaan.

(2)

1

A. PENDAHULUAN

Kampung tematik merupakan inovasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan tinggal dan prasarana pemukiman warga. Menurut Idziak (2015), konsep kampung tematik lebih pada menawarkan masyarakat untuk terlibat proaktif, sehingga tidak hanya berbasis masyarakat akan tetapi juga penciptaan ruang kampung berciri khas yang berkelanjutan oleh masyarakat.

Kelurahan Purwosari yang terletak di Kecamatan Mijen, Kota Semarang juga turut berpartisipasi dalam program kampung tematik. Pada tahun 2019 pemerintah Kelurahan Purwosari mengajukan kampung tematik berupa Kampung Konveksi, dimana kampung ini difokuskan pada wilayah RW 02. Hal ini didasarkan pada kondisi perekonomian warga RW 02 yang mayoritas berprofesi sebagai pengrajin konveksi. Keberlangsungan usaha konveksi di lingkungan RW 02 juga sudah cukup lama, sehingga cakupan pemasaran dari usaha ini sudah cukup luas. Melalui program Kampung Tematik, manfaat program ini sudah dapat diperoleh dengan diusulkannya Kampung Konveksi.

Pertama adalah meningkatnya pertumbuhan perekonomian lokal yang berpotensi untuk meningkatkan

pendapatan warga. Melalui program Kampung Konveksi akan dapat membantu mengenalkan produk-produk konveksi lokal sehingga dapat dikenal oleh masyarakat luas yang secara tidak langsung akan dapat meningkatkan perekonomian warga.

Kedua dapat meningkatkan kunjungan pada Kelurahan Purwosari sebagai sarana wisata edukasi sehingga tidak hanya tersentral pada tingkat Kota Semarang tetapi juga dapat terdistribusi secara merata di wilayah kelurahan-kelurahan. Dengan demikian, akan dapat mendukung pengembangan potensi dan sebagai salah satu ikon Kota Semarang.

Ketiga dapat memberikan pengaruh positif bagi warga RW 02 khususnya agar memiliki mindset wirausaha yang mampu bersaing secara sehat dengan pengusaha konveksi lain di lingkungan RW 02. Dimana mindset wirausaha dapat diwujudkan dan berperan sebagai strategi mencapai kesuksesan (Saputri, 2015: 160).

Keempat diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi kampung-kampung lain agar dapat mewujudkan Kampung Tematik yang serupa sehingga tujuan dari program Kampung Tematik dapat tercapai.

Selain manfaat dari diadakannya program Kampung Konveksi di wilayah RW 02, timbul permasalahan yang

(3)

2

dihadapi oleh para pengrajin usaha konveksi khususnya dan pelaku UMKM pada umumnya. Pertama adalah kendala permodalan yang dihadapi oleh para pelaku UMKM, dimana ketika mereka ingin mengembangkan usahanya, mereka membutuhkan modal yang cukup besar untuk membeli sarana dan prasarana pendukung usaha mereka.

Kedua adalah masih minimnya legalitas usaha yang dimilki oleh para pengusaha konveksi di Kampung Konveksi. Padahal menurut Respatiningsih (2011), kepemilikan legalitas usaha yang lengkap menjadi salah satu faktor manajeman UMKM yang baik. Minimnya legalitas usaha yang dimiliki disebabkan oleh rendahnya kesadaran para pemilik usaha akan legalnya usaha yang mereka miliki. Padahal dengan adanya legalitas usaha, maka status usaha mereka dapat diakui oleh Pemerintah Kota Semarang sehingga ketika ada kunjungan dari pihak luar, maka melalui Kampung Tematik dapat menyalurkan kepada usaha-usaha konveksi yang sudah memiliki izin usaha.

Kuliah Kerja Nyata merupakan program pengabdian masyarakat yang diadakan oleh Universitas Negeri Semarang sebagai sarana berlatih bagi mahasiswa agar dapat terjun di masyarakat dan berbaur dengan masyarakat sekitar. Program KKN Alternatif 2B di Kelurahan

Purwosari bertujuan untuk

memberdayakan potensi UMKM wilayah Kelurahan Purwosari agar dapat dikembangkan secara maksimal, dalam hal ini dikhususkan pada Kampung Konveksi. Berdasarkan data dari World Bank menyatakan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor pembangunan ekonomi yang menjadi wadah sebagai upaya penciptaan dan pembangungan lapangan pekerjaan. Untuk itu diperlukan dukungan serta peranan dalam pembangunan dan peningkatan kualitas UMKM (Bismala, 2014: 126).

Rosenfeld (2002) berpendapat bahwa pembangunan usaha kecil merupakan penggerak pembangunan nasional. Terlihat dari peranan UMKM yang telah memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian, yaitu sebesar 57,56% dari Pendapatan Dalam Bruto (PDB) Nasional, sejumlah Rp1.536.918.900. UMKM ternyata juga mampu membuka lapangan kerja baru bagi 9,6 juta orang, sementara usaha besar hanya mampu membuka lapangan kerja bagi 55.760 orang. Data yang disajikan Ardiana (2010), kontribusi UMKM terhadap ekspor non migas nasional sebesar 19,9%. Peranan UMKM yang cukup besar ini harus didukung oleh suatu konsep keberlanjutan kewirausahaan yang menunjang potensi pengusaha agar menjadi kekuatan ekonomi di masa

(4)

3

mendatang (Hadiyati, 2019: 2). Untuk menunjang program Kampung Konveksi, tim KKN Kelurahan Purwosari berusaha untuk membantu mengoptimalkan hal tersebut melalui program kerja unggulan yang diusung oleh tim KKN. Program kerja yang dimaksud adalah Pelatihan Pemasaran Produk Kewirausahaan (P3K), yaitu program kerja yang diadakan dengan tujuan melatih para pemilik usaha dalam memasarkan produknya terutama melalui media online sehingga dapat memacu kegiatan UMKM yang ada di Kelurahan Purwosari. Selain itu, program P3K ini juga sudah didahului dengan pendampingan pembuatan Surat Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) sehingga akan memudahkan para pengusaha dalam mengembangkan usahanya.

B. PELAKSANAAN DAN METODE

Program Kerja Pelatihan Pemasaran Produk Kewirausahaan (P3K) merupakan program lanjutan dari pendampingan pengurusan IUMK yang telah dilaksanakan sebelumnya oleh mahasiswa KKN Alternatif 2B. Program P3K merupakan suatu program yang bertujuan untuk memberikan sosialisasi mengenai pemasaran produk khususnya produk-produk hasil pengusaha mikro dan menengah agar dapat meningkatkan kualitas pemasaran serta memperluas cakupan penjualan agar dapat bersaing

secara lebih luas. Di era industri 4.0 ini memang sudah seharusnya para pelaku usaha mulai belajar memasarkan produknya lewat platform digital yang ada. Satya (2018) mengungkapkan bahwa Industri 4.0 merupakan istilah yang diciptakan pertama kali di Jerman pada 2011 ditandai dengan revolusi digital. Suwardana (2017) menjelaskan bahwa banyak pekerjaan yang akan mengalami pergeseran ataupun hilang dikarenakan perkembangan industri digital yang sudah sangat pesat. Dari hal tersebut bisa kita ambil pesan bahwa setiap diri yang ingin bertahan harus bisa beradaptasi dengan segala kemajuan teknologi yang sudah ada. Begitu juga para pelaku UMKM yang ada di kelurahan Purwosari ini.

Kegiatan P3K ini dilaksanakan pada Rabu, 6 November 2019 pukul 09.00 bertempat di Aula Kelurahan Purwosari, dengan mengundang para pelaku usaha yang ada di Purwosari terutama pelaku usaha yang sudah memiliki surat IUMK. Pelaku usaha yang hadir meliputi pegiat usaha konveksi, bakso, catering, usaha bidang pertanian, dan berbagai usaha UMKM di lingkungan Kelurahan Purwosari. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bapak Junaedi, S.E selaku lurah Purwosari yang sangat mendukung program ini karena bersesuaian dengan program pemerintah kelurahan. Selain itu, Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku

(5)

4

Dosen Pembimbing Lapangan KKN Alternatif 2B UNNES juga turut hadir dalam kegiatan ini.

Di era globalisasi sekarang ini teknologi sudah menjadi bagian dari hidup kita. Menurut Chiu (2011) globalisasi merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses distribusi ide dan barang global, termasuk produk-produk ilmiah, teknologi, ekonomi, dan budaya. Teknologi tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan sehari-hari manusia, khususnya dalam hal perekonomian seperti jual beli. Berkaitan dengan hal tersebut Tim KKN berinisiatif untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi terkait pemasaran produk kewirausahaan melalui platform-platform online yang disampaikan melalui 2 materi yaitu materi branding produk atau jasa dan materi teknik closing dan marketing.

Materi pertama yaitu branding produk atau jasa yang disampaikan oleh Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. Beliau menjelaskan mengenai pentingnya branding untuk sebuah produk yang sangat mempengaruhi penjualan. Beliau juga memberikan contoh logo-logo perusahaan besar yang sudah terkenal, sehingga hanya melalui logo saja sudah dapat dikenali perusahaan yang bersangkutan. Hal tersebut dapat memotivasi peserta akan pentingnya logo sebagai bagian dari branding produk. Selain itu, melalui materi ini peserta sosialisasi diharapkan

dapat memahami bahwa produk usahanya memerlukan label nama agar dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas.

Materi 2 membahas mengenai teknik closing dan marketing disampaikan oleh Jazilatul Khofshoh yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Alternatif 2B UNNES. Materi yang disampaikan membahas mengenai bagaimana cara yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi pembeli agar membeli produk yang dijual dan bagaimanakah menerapkan strategi marketing dengan baik. Bahkan pemateri

juga menceritakan mengenai

pengalamannya dalam menawarkan produk yang dijualnya melalui sistem online. Melalui materi ini diharapkan peserta dapat memahami bahwa dalam proses marketing diperlukan beberapa trik dan strategi agar dapat menembus pasar yang lebih luas.

Kegiatan P3K (Pelatihan Pemasaran Produk Kewirausahaan) diharapkan dapat menambah wawasan peserta yang merupakan pelaku UMKM Kelurahan Purwosari agar mampu bersaing dan memanfaatkan surat IUMK yang dimiliki secara optimal.

(6)

5

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaku UMKM yang terkendala dalam permodalan disebabkan dari sulitnya pengurusan pinjaman modal serta bunga pinjaman yang cukup besar. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku UMKM Kelurahan Purwosari sulit untuk mengembangkan usahanya terutama sarana dan prasarana yang menunjang proses produksi. Pemerintah Kecamatan Mijen mengeluarkan Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK) sebagai sarana legalitas usaha bagi pelaku UMKM. Hal ini merupakan jalan keluar bagi permasalahan yang dimikili oleh pelaku UMKM, akan tetapi mereka belum memiliki kesadaran yang tinggi akan legalitas usaha yang dimiliki.

Karena itulah tim KKN Alternatif 2B melaksanakan pendampingan pembuatan IUMK untuk membantu pelaku UMKM dalam membuat surat izin yang memiliki manfaat jangka panjang seperti bantuan permodalan yang ringan. Pelaksanaan program pendampingan pembuatan surat IUMK ini dimulai dari proses wawancara pelaku UMKM oleh Tim KKN. Tim KKN berupaya untuk mendatangi secara langsung ke tempat usaha atau tempat tinggal para pelaku usaha. Hal ini dilakukan agar dapat meringankan para pelaku UMKM dalam proses pembuatan IUMK.

Wawancara dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai usaha yang dilakukan para pelaku UMKM. Tim KKN berusaha untuk membantu para pelaku usaha dalam mengisi formulir pendaftaran izin usaha mikro dan kecil (IUMK) yang diperoleh dari Pemerintah Kecamatan Mijen berdasarkan kondisi atau keadaan usaha dengan sebenar-benarnya. Selain pengisian formulir, Tim KKN juga membantu para pelaku UMKM dalam pengumpulan berkas pendukung seperti fotocopy KTP, fotocopy KK, serta pengumpulan pasfoto berwarna ukuran 4x6.

Gambar 1. Pendampingan Legalitas Usaha

Gambar 2. Proses Wawancara Pelaku UMKM

Namun dalam pelaksanaan wawancara dan pengumpulan berkas tersebut memang terdapat beberapa

(7)

6

kendala. Hal ini terjadi karena banyaknya kabar burung yang tersebar di kalangan pelaku UMKM membuat beberapa pelaku UMKM merasa ragu untuk mengurus dan memiliki surat IUMK. Salah satunya adalah kabar mengenai keterkaitan pajak. Para pemilik UMKM mengkhawatirkan bahwa kepemilikan IUMK akan berdampak pada tingginya pajak. Maka dari itu, Tim KKN berusaha memberikan penjelasan kepada para pelaku usaha bahwa tidak perlu mengkhawatirkan perihal pajak karena memiliki IUMK tidak mempengaruhi pajak sebelum para pemilik usaha tersebut memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.

Setelah proses wawancara dan pengumpulan berkas selesai. Maka langkah selanjutnya yang dilakukan Tim KKN adalah membantu mengurus surat pengantar dari ketua RT setempat yang disertai dengan tanda tangan ketua RW. Selain membantu pelaku UMKM di RW 2, Tim KKN juga membantu pendampingan pembuatan IUMK pada para pelaku UMKM di RW 1, 3, 4, dan 5. Kemudian, setelah mendapatkan surat pengantar dari ketua RT setempat, Tim KKN juga membantu untuk meminta surat pengantar keterangan kelanjutan pengurusan IUMK dari kelurahan Purwosari dengan menunjukkan surat pengantar dari RT setempat.

Proses selanjutnya adalah Tim KKN mengirim formulir serta berkas persyaratan pendaftaran izin usaha kepada Pemerintah Kecamatan Mijen. Kemudian berkas diinput secara online melalui sistem “Ijus Melon” (Izin Usaha Mikro Melalui Online) milik Pemerintah Kota Semarang. “Ijus Melon” merupakan program inovasi yang dilakukan oleh Walikota Semarang, program ini dilaksanakan atas perintah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil, dan Permendagri Nomor 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil. Dengan program ini Pemerintah Kota Semarang memberikan kemudahan pelayanan bagi masyarakat yang memiliki usaha mikro, kecil, dan menengah.

Dengan adanya “Ijus Melon” ini Pemerintah Kota Semarang memiliki standar baku terkait izin usaha mikro dan kecil. Para pelaku UMKM diharapkan membuat izin usaha agar mempermudah Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang dalam hal mendata jumlah pengusaha-pengusaha yang ada. Para pelaku usaha tidak membutuhkan waktu yang lama untuk mendaftarkan usaha melalui sistem “Ijus Melon”, hanya sekitar 4 menit saja waktu yang dibutuhkan. Dengan melalui sistem “Ijus Melon”, semua pelaku UMKM di Kota Semarang

(8)

7

dapat mengakses fasilitas pembinaan dan pembiayaan kredit usaha.

Proses penginputan cukup mudah dan cepat kemudian Tim KKN tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu percetakan surat IUMK karena prosesnya langsung dicetak dan bisa langsung dibawa pulang.

Gambar 3. Proses Pembuatan IUMK

Tim KKN menargetkan dapat membantu pendampingan 5 surat IUMK yang dapat diterbitkan Pemerintah Kecamatan Mijen. Namun antusiasme pelaku UMKM sangat tinggi bagi pendampingan legalitas yang dilakukan KKN Alternatif 2B, hal ini membuat surat IUMK yang dapat diterbitkan jauh melebihi target yang ditetapkan dan dapat membantu diterbitkannya 38 lembar surat IUMK. Hal tersebut sangat menunjang keberlangsungan kegiatan usaha yang ada di Kelurahan Purwosari sebagai bagian dari program Kampung Konveksi.

Melalui pendampingan legalitas usaha dengan diterbitkannya IUMK, akan sangat membantu mengatasi permasalahan utama para pelaku UMKM yaitu permodalan. Dengan dimilikinya surat IUMK akan dapat menjadi kunci utama dalam memudahkan pinjaman modal usaha. Bagi pelaku UMKM yang akan

melaksanakan pinjaman modal, hanya diperlukan IUMK saja dan bunga yang dibebankan hanya sebesar 3% tiap tahunnya. Dengan bunga yang relatif kecil tersebut akan sangat memudahkan pelaku UMKM dalam proses peminjaman modal usaha. Melalui fasilitas yang diperoleh atas kepemilikan IUMK, maka pelaku UMKM akan lebih tertarik meminjam modal sebagai bagian dari pengembangan usahanya.

Selain program pendampingan pembuatan IUMK, Tim KKN perlu mengadakan sebuah program sosialisasi pemasaran sebagai upaya keberlanjutan dalam proses peningkatan kualitas UMKM di Kelurahan Purwosari. Sosialisasi bertema “P3K (Pelatihan Pemasaran Produk Kewirausahaan)” akhirnya dapat dilaksanakan dengan mengundang pelaku UMKM khususnya yang telah mengurus surat IUMK (Izin Usaha Mikro dan Kecil) sebagai peserta sosialisasi. Acara tersebut juga dihadiri oleh Bapak Junaedi, S.E. selaku lurah Purwosari serta Ibu Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing Lapangan KKN Alternatif 2B UNNES 2019.

Sosialisasi direncanakan dimulai pukul 09.00 WIB di Aula Kelurahan Purwosari. Namun keterlambatan. kedatangan peserta membuat Tim KKN perlu mengundur waktu pelaksanaan dan acara dimulai pukul 09.30 WIB. Hal ini

(9)

8

tidak mengurangi semangat Tim KKN dikarenakan banyaknya peserta yang datang menghadiri sosialisasi.

Gambar 4. Pelaksanaan Program P3K

Sosialisasi yang berfokus pada kegiatan pemasaran ini menyajikan 2 materi yaitu materi branding produk atau jasa dan materi teknik closing dan marketing. Materi pertama yaitu branding produk atau jasa disampaikan oleh Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. Materi ini penting disampaikan karena masih kurangnya pemahaman pelaku UMKM mengenai branding produk yang digelutinya. Hal ini terlihat dari beberapa pelaku UMKM Purwosari yang belum memiliki label nama usahanya.

Dalam penyampainnya, Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. menjelaskan mengenai pentingnya branding untuk sebuah produk yang sangat mempengaruhi penjualan karena menjadi sebuah identitas dari sebuah produk atau jasa yang diperlukan konsumen untuk mengenali produk atau jasa. Beliau juga memberikan contoh logo-logo perusahaan besar yang sudah terkenal, sehingga hanya melalui

logo saja sudah dapat dikenali perusahaan yang bersangkutan. Bahkan beliau juga menyampaikan bahwa logo bukanlah sekedar logo, namun logo juga bisa menjadi sebuah sejarah karena pada sebuah logo bisa terdapat filosofi dari sebuah usaha produk atau jasa.

Gambar 5. Penyampaian Materi Branding

Materi yang disampaikan Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. dapat memotivasi peserta akan pentingnya logo sebagai bagian dari branding produk. Selain itu, melalui materi branding produk atau jasa, peserta sosialisasi diharapkan dapat memahami bahwa produk usahanya memerlukan label nama agar dapat diketahui dan dikenal oleh masyarakat luas.

Materi kedua mengenai teknik closing dan marketing disampaikan oleh Jazilatul Khofshoh yang merupakan salah satu mahasiswa KKN Alternatif 2B UNNES di Kelurahan Purwosari. Materi yang disampaikan membahas mengenai bagaimana cara yang dapat dilakukan pelaku UMKM untuk mempengaruhi pembeli agar membeli produk yang dijual

(10)

9

dan bagaimanakah menerapkan strategi marketing dengan baik. Dibantu dengan media slide PPT, Jazil menyampaikan materi berdasarkan pengalaman dan berdasarkan ilmu yang ia dapatkan sebagai anggota Master Online Community.

Berkaitan dengan munculnya platform-platform online yang merupakan dampak globalisasi sebagai bentuk teknologi yang tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan sehari-hari manusia, khususnya dalam hal perekonomian seperti jual beli. Maka tim KKN berinisiatif untuk menyampaikan materi pemasaran melalui sistem online dikarenakan penting sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas UMKM serta mempermudah pemasaran produk atau jasa para pelaku UMKM di Kelurahan Purwosari. Bahkan Jazil sebagai pemateri juga menceritakan mengenai pengalamannya sebagai reseller dalam menawarkan produk yang dijualnya melalui sistem online.

Gambar 6. Penyampaian Materi Marketing

Melalui materi teknik closing dan marketing diharapkan peserta dapat memahami bahwa dalam proses marketing diperlukan beberapa trik dan strategi agar

dapat menembus pasar yang lebih luas. Bahkan diperlukan juga trik dan strategi dalam menghadapi konsumen agar yakin untuk memilih produk atau jasa yang ditawarkan daripada produk atau jasa lain. Saat sesi tanya jawab, salah seorang ibu pelaku UMKM mengajukan pertanyaan kepada Jazil “Apakah bisa berjualan lebih dari satu produk di marketplace Shopee ?”. Jazil menjelaskan bahwa “Bisa, karena semua produk yang dijual di marketplace shopee tidak terbatas. Marketplace Shopee dapat menjual produk apapun dalam satu akun dengan banyak produk yang sangat banyak, karena database Shopee mampu menampung produk dengan jaringan luas.”.

Pada acara sosialisasi tersebut, Tim KKN juga membagikan surat IUMK kepada para pelaku UMKM di Kelurahan Purwosari. Penyerahan surat IUMK secara simbolis diserahkan oleh Luqman Hakim selaku Kormades KKN Alternatif 2B UNNES 2019, Bapak Junaedi, S.E selaku Lurah Purwosari serta Ibu Dr. Ir. Nana Kariada Tri Martuti, M.Si. selaku pemateri sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan kepada Ibu Mudjiati (Dahlia Catering), Bapak Fauzan Afandi (SS Cutting Sticker), Ibu Rizah (Pengrajin Tempe Keripik), dan Bapak Susmianto (T & D Collection).

(11)

10

Gambar 7. Proses Penyerahan IUMK

Setelah Penyerahan secara simbolis, acara dilanjutkan dengan hiburan yang diisi oleh Tertsananda Violita dan Zulfahmi yang juga merupakan anggota dari KKN Alternatif 2B UNNES di Kelurahan Purwosari.

Gambar 8. Hiburan dari Tim KKN

Akhirnya acara Sosialisasi P3K (Pelatihan Pemasaran Produk Kewirausahaan) selesai pukul 11.30 WIB. Sebelum acara berakhir, Tim KKN menyerahkan surat IUMK kepada para pelaku UMKM.

Gambar 9. Pelaku UMKM Kelurahan Purwosari

Salah satu peserta P3K, Mudjiati mendukung terlaksananya kegiatan ini. Dia menyampaikan bahwa sebagai pengusaha kecil dia butuh banyak ilmu mengenai cara memasarkan produk, dan sejenisnya dari kegiatan-kegiatan seperti ini, karena dengan adanya kegiatan ini akan bisa membantunya dalam menjalankan usaha kecil miliknya. Dia juga berharap dengan sudah terdaftarnya usaha kecil miliknya semoga kedepan bisa mengikuti kegiatan sosialisasi-sosialisasi lain yang mungkin dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang ataupun Dinas Koperasi dan Usaha Mikro karena data dirinya sudah masuk ke database “Ijus Melon”.

D. PENUTUP

Simpulan

Dengan adanya program kerja KKN Alternatif 2B UNNES terkait Pendampingan Legalitas Usaha dan

Pelatihan Pemasaran Produk

Kewirausahaan diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM khususnya yang berada di Kampung Konveksi RW 02, Kelurahan Purwosari ini dalam menjalankan usaha agar semakin berkembang dan semakin luas pemasarannya. Dengan sudah terdaftarnya data diri para pelaku usaha di “Ijus Melon” membuat database yang berisi para pelaku usaha di Purwosari menjadi mudah

(12)

11

diakses, sehingga apabila Pemerintah Kota Semarang ataupun Dinas Koperasi dan Usaha Mikro mengadakan suatu pelatihan bisa mengundang para pelaku usaha yang ada di Purwosari. Para pelaku usaha diharapkan juga mengikuti perkembangan zaman yang ada, dimana di era globalisasi sekarang ini sudah banyak inovasi untuk memasarkan produknya, baik melalui aplikasi online ataupun website.

Saran

Setelah melakukan program kerja Pendampingan Legalitas Usaha dan

Pelatihan Pemasaran Produk

Kewirausahaan oleh Tim KKN Alternatif 2B UNNES ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Salah satunya yaitu waktu pelaksanaan yang kurang efektif, banyak peserta yang datang terlambat dan mengakibatkan kegiatan menjadi lebih lama. Kemudian untuk membuat peserta pelatihan lebih aktif ada baiknya para peserta dipersilahkan mencoba secara langsung bagaimana cara mendaftarkan produk-produknya kedalam aplikasi atau website.

E. DAFTAR PUSTAKA

Ardiana, B., Subaendi. 2010. Kompetensi SDM UMKM dan Terhadap Kinerja UMKM di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12(1): 42-55.

Bismala, L. 2014. Analisis Strategi Pemasaran pada UMKM di

Sumatera Utara Untuk

Meningkatkan Daya Saing UMKM. Jurnal Pembangunan Perkotaan, 2(2): 126-134.

Chiu, M.H., Duit, R. 2011. Globalization: Science education from an international perspective. Journal of Research in Science Teaching, 48(6): 533-566.

Hadiyati, E. 2019. Strategi Keberlanjutan Kewirausahaan dan Daya Saing UMKM Dalam Menghadapi MEA. Proceeding The First National Conference on Business and Entrepreneurship. Surabaya: Universitas Ciputra.

Idziak, W., Majewski, J., & Zmyslony, P. 2015. Community Participation in Sustainable Rural Tourism Experience Creation: A Long-term Appraisal and Lessons from a Thematic Villages Project in Poland. Journal of Sustainable Tourism, 23(8): 1341-1362.

Kementerian Dalam Negeri. 2014. Permendagri Nomor 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil.

Pemerintah Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro dan Kecil.

Respatiningsih, H. 2011. Manajemen Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah. SEGMEN: Jurnal Manajemen dan Bisnis, 7(1): 31-44. Rosenfeld, S. 2002. A Guide To Cluster

Strategies In Less Favoured

Regions. North Carolina: Regional Technology Strategies.

Saputri, R.K., & Himam, F. 2015. Mindset Wanita Pengusaha Sukses. Jurnal Psikologi, 42(2): 157-172.

Satya, V.E. 2018. Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0. Jurnal Info Singkat, 10(9): 19-24.

Suwardana, H. 2017. Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Jurnal Jati Unik, 1(2): 102-110.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kualitas produk usaha dagang oleh masyarakat di Kelurahan Meruya Selatan merupakan salah satu bentuk kepedulian tim untuk membantu pelaku UMKM melakukan

Pengaruh langgam arsitektur ‟Indische Empire‟ tampak dominan pada gedung restoran ‟Hallo Surabaya‟ ini, dapat dilihat dari segi bentuk dan elemen-elemen fisik

Sikap merupakan prilaku tertutup. Setelah seseorang diberi stimulus atau objek, proses selanjutnya dia akan menilai atau bersikap terhadap stimulus

Sebagaimana disimpulkan diatas bahwa Korea Utara mempunyai kepentingan nasional mempertahankan kekuasaan Dinasti Politik Kim Il-Sung dan juga telah dipaparkan

Ya, Anda dapat dengan mudah membuat situs web seperti eBay menggunakan plugin lelang untuk WordPress. Bisakah saya mendapatkan domain gratis untuk situs

Faktor transkripsi adalah urutan khusus asam amino yang mampu berikatan dengan DNA untuk mengontrol proses penempelan RNA polymerase pada DNA sehingga akan mengontrol

Kerjasama Dinas Peternakan Tingkat I Jawa Tengah dengan Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.. Limbah Bahan Ransum Unggas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pelaku usaha, khususnya dalam bisnis UMKM dalam upaya meningkatkan kinerja usaha, khususnya yang terkait dengan