• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

76

ANALISIS KESALAHAN PENULISAN KANA SISWA SLTA SUMATERA BARAT

Rahtu Nila Sepni, Gusdi Sastra, Lady Diana Yusri Fakultas Ilmu Budaya-Universitas Andalas Padang

Abstract

This study describes the error kana’s writing and the percentage of errors by high school students in West Sumatra. Methods used in this study is interview method. The technique used tansemuka, that conducted without face to face with the data source.

The data source are high school student in West Sumatra that studying Japanese. From this study it was found that the percentage error writing as the following: は [ha] 20%、ほ [ho] 33%、や [ya] 23%、き [ki] 23%、 よ [yo] 23%、ふ [fu] 53%、も [mo] 37%、お [o] 23%、け [ke] 17%、 た [ta] 20%、ぬ [nu] 30%、な [na] 17%、が [ga] 23%、ざ [za] 13%、 を[wo] 10%、ホ [ho] 20%、ヨ [yo] 33%、フ [fu] 20%、ケ [ke] 23%、 ヤ [ya] 17%、オ [o] 23%、モ [mo] 50%、キ [ki] 13%、タ [ta] 20%チ [chi] 20%, ウ [u] 27%、ネ [ne] 30%、ル [ru] 20%、ジ [ji] 23%、ン [n] 7%.

Key words: Kesalahan penulisan, Kana

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Kana merupakan huruf Jepang yang yang terdiri dari hiragana dan katakana. Huruf hiragana digunakan untuk menuliskan kosakata asli Jepang, sedangkan huruf katakana digunakan untuk menuliskan kosakata saduran (Sudjianto: 2004). Dalam dunia pendidikan, kana biasanya diajarkan pada bagian awal pembelajaran bahasa Jepang.

(2)

77

Berdasarkan pengamatan sementara, dari hasil lomba kana yang diikuti oleh siswa SLTA terdapat kesalahan kaidah penulisan, urutan penulisan dan bentuk huruf dalam penulisan kana. Sejauh mana kesalahan tersebut dan pada huruf apasaja kesalahan sering terjadi, merupakan hal yang ingin diketahui secara lebih mendalam. Dengan mengetahui kesalahan-kesalahan penulisan tersebut, tentunya akan jadi masukan bagi pengajar bahasa Jepang agar lebih berhati-hati lagi dalam pengajaran kana.

Analisis terhadap kesalahan-kesalahan dalam penulisan kana merupakan antisipasi awal, agar kesalahan penulisan tersebut tidak terbawa kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kekhawatiran mengenai kesalahan yang terbawa sampai ke perguruan tinggi ini, telah dirasakan ketika peneliti mengajar mata kuliah hyoki I, yakni mata kuliah yang mengajarkan tulisan Jepang. Berdasarkan pengalaman ketika mengajar hyoki I, terlihat bahwa mahasiswa tingkat I masih kewalahan dalam menulis maupun membaca kana. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian mengenai kana ini, diharapkan para pengajar bahasa Jepang tingkat pemula dapat mengajarkan kana dengan lebih baik lagi.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Penelitian

Tulisan yang digunakan di Jepang ada 4 jenis yaitu: kanji, hiragana, katakana dan romaji. Tulisan yang pertamakali dipelajari oleh pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar atau pemula adalah kana yang terdiri dari hiragana dan katakana. Pada penelitian ini, tulisan yang akan dianalisis

(3)

78

adalah tulisan kana saja, karena tulisankanji belum dipelajari oleh para pembelajar bahasa Jepang pemula. Sementara itu, tulisan romaji tidak diteliti karena romaji adalah tulisan latin yang tentu saja sudah dikuasai oleh para siswa.

Selain menjadikan kana sebagai objek penelitian, diperlukan juga batasan dalam pemilihan sumber data. Dalam hal ini, yang dijadikan sumber data adalah hasil tes kana siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Atas yang belajar bahasa Jepang di Sumatera Barat. Sekolah-sekolah ini dijadikan sebagai sumber data, karena di sekolah inilah secara umum diperkenalkan tulisan kana untuk pertamakali.

PEMBAHASAN

1. Bentuk Kesalahan Penulisan Kana yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat

Dari 46 bentuk huruf hiragana maupun katakana, telah dilakukan observasi atau pengamatan terhadap sumber data yakni siswa SLTA di Sumatera Barat, bentuk-bentuk huruf mana saja yang terjadi kesalahan penulisan. Dalam penulisan huruf tersebut, kesalahan yang sering muncul adalah pada bentuk huruf dan urutan penulisan huruf.

(4)

79

Berikut merupakan bentuk-bentuk huruf yang mengalami kesalahan penulisan tersebut:

A. Hiragana 1. は [ha]

Kesalahan yang terdapat pada data 1, adalah kesalahan bentuk huruf dan urutan penulisan. Seharusnya pada urutan kedua adalah garis horizontal yang kemudian dilanjutkan dengan urutan penulisan ketiga yang membelah garis horizontal tepat ditengahnya. Namun, yang ditulis pada urutuan kedua adalah garis vertikal yang dilanjutakan dengan coretn terakhir, namun itupun tidak membelah atau persis ditengah coretan kedua.

Bentuk kesalahan yang kedua yakni kesalahan dalam urutan penulisan. Bentuk akhir dari huruf tidak berubah sama sekali. Walupun demikian, urutan penulisan tetap hal yang penting dalam penulisan aksara Jepang.

Kesalahan selanjutnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. diperkirakan hal tersebut terjadi kekeliruan dalam menghapalkan bentuk huruf yang tepat. Sementara itu, terdapat pula bentuk baru yang memang masih ada kemiripan dengan huruf yang sebenarnya.

2. ほ[ho]

Kesalahan yang paling signifikan atau paling jelas terlihat adalah kesalahan penulisan huruf lain yaitu huruf み [mi] hiragana, huruf よ [yo] hiragana dan huruf そ [so] hiragana. Huruf-huruf ini sama sekali tidak ada kemiripan dengan huruf ほ[ho].

(5)

80

Sementara itu, kesalahan bentuk lainnya merupakan kesalahan bentuk yang masih memilki kemiripan dengan huruf ほ [ho]. Selanjutnya terdapat pula kesalahan yakni garis vertikal yang melebihi garis horizontal paling atas. Seterusnya, seharusnya tidak ada tambahan bulat kecil pada bagian kanan atas, yang menyebabkan huruf tersebut bacaannya menjadi ぽ[po]. Adapula kesalahan karena terdapat kekurangan coretan garis vertikal dibagian kiri. Kesalahanlainnya yaitu, yang dituliskan justru huruf は[ha], yang selain mirip dengan huruf ほ[ho], juga merupakan huruf yang berada pada deret huruf yang berdekatan dengan ほ [ho] yaitu:は [ha], ひ [hi], ふ [fu], へ [he], dan ほ [ho]. Kesalahan selanjutnya adalah kesalahan dalam urutan penulisan.

3. や [ya]

Pada data 3 terlihat bahwa kesalahan yang terjadi dalam penulisan huruf や [ya] adalah kesalahan berupa urutan penulisan dan kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan bentuk huruf tidak tampak begitu mencolok karena bentuk kesalahan huruf yang terjadi hanya kurang jumlah coretan dan kurang seimbang pada bentuk huruf. Hanya terdapat satu kesalahan yag disebabkan karena menulis huruf hiragana lainnya yakni menulis huruf ね [ne].

4. き[ki]

Dalam penulisan huruf き[ki], terdapat kesalahan dalam urutan penulisan dan bentuk huruf. Kesalahan bentuk terdapat 4 variasi.

(6)

81

Kesalahan bentuk yang terjadi disebabkan karena kurangnya keseimbangan masing-masing coretan huruf. Sementara itu, kesalahan urutan penulisan terdapat 3 variasi.

5. ふ [fu]

Dibandingkan dengan huruf lain, huruf ふ [fu] termasuk huruf

yang memiliki jumlah coretan banyak yakni, 4 coretan. 4 coretan tersebut kesemuanya merupakan garis lengkung. Oleh karena itu, huruf ふ [fu] termasuk huruf yang rumit penulisannya. Hal ini

menyebabkan jumlah variasi kesalahan penulisan ふ [fu] lebih

banyak dibandingkan variasi kesalahan huruf lainnya, yakni sebanyak 15 variasi. 15 variasi kesalahan tersebut dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok variasi yaitu, kesalahan urutan penulisan dan kesalahan bentuk. Kesalahan bentuk dapat dibagi menjadi 3 yaitu: bentuk yang mirip dengan huruf seharusnya, bentuk yang sama sekali tidak mirip dengan bentuk sebenarnya, dan menulis huruf hiragana lainnya atau huruf katakana dari ふ [fu].

(7)

82

Huruf も [mo] memiliki 3 coretan. Dari data yang diperoleh,

terdapat 11 variasi kesalahan. Kesalahan berupa urutan penulisan, 9 kesalahan lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Terdapat pula kesalahan bentuk, namun masih memiliki kemiripan dengan huruf も

[mo]. Kesalahan tersebut terjadi karena kelebihan coretan, terlalu lengkung dan menulis garis diagonal yang seharunya vertikal. Sedikit kekeliruan dalam penulisan tersebut tetap memberi dampak terhadap bentuk huruf yang tidak sama dengan yang semestinya. Selanjutnya adalah kesalahan karena menuliskan huruf lainnya. Kesalahan ini berkemungkinan karena pembelajar salah dalam menghapal bentuk huruf.

7. お [O]

Berdasarkan data di atas, terdapat beberapa variasi kesalahan dalam bentuk maupun dalam urutan penulisan. Terdapat kesalahan bentuk huruf, yang berkemungkinan kesalahan pembelajar dalam memahami soal. Yang ditulis adalah huruf を[wo], yang berfungsi

sebagai partikel penanda verba yang juga sering dibaca dengan [o]. Selanjutnya kesalahan bentuk pada poin b adalah kesalahan bentuk yang mirip dengan huruf sebenarnya. Kemiripan tersebut mendekati huruf hiragana lainnya yaitu huruf す[su]. Kesalahan bentuk lainnya

(8)

83

adalah kurangnya satu coretan dibagian akhir huruf, sedangkan kesalahan bentuk terakhir adalah terputusnya garis lengkung dibagian bawah dan kurang satu coretan dibagian akhir. Sementara itu terdapat dua kesalahan dalam urutan penulisan.

8. け [ke]

Pada penulisan huruf け [ke], tidak begitu banyak trdapat

kesalahan. Kesalahan pada urutan penulisan hanya ada 1 variasi. Kesalahan lainnya adalah bentuk huruf yang dapat dibagi menjadi 2 jenis. Jenis kesalahan yang pertama adalah pembelajar menulis bentuk huruf kana yang lain. Jenis yang kedua adalah bentuk huruf yang mirip dengan huruf yang sebenarnya.

9. た [ta]

Kesalahan urutan ditemukan sebanyak 2 bentuk, dan sisanya adalah kesalahan bentuk huruf, yaitu menuliskan bentuk huruf kana な [na] dan ら[ra].

10. ぬ [nu]

Dilihat dari bentuk hurufnya, huruf ぬ [nu] merupakan huruf yang

tidak memiliki garis lurus. Semua coretan merupakan garis lengkung. Dari bentuk kesalahan penulisan ぬ [nu] yang terdapat pada data,

(9)

84

hanya ada 2 kesalahan dalam urutan penulisan, sedangkan sisanya sebanyak 7 bentuk, merupakan kesalahan pada bentuk huruf.

B. Katakana

11. ホ [ho]

Berdasarkan data di atas, ternyata kesalahan penulisan yang terjadi seluruhnya adalah kesalahan bentuk. Sebagian besar kesalahan bentuk tersebut terjadi karena pembelajar menulis bentuk huruf katakana yang lain. Dapat diperkirakan, pembelajar tidak tahu atau lupa dengan bentuk huruf ホ [ho] tersebut. Sementara itu, terdapat kesalahan bentuk, namun tetap mirip dengan bentuk sebenarnya.

12. ヨ [yo]

Dalam penulisan huruf ini terlihat variasi kesalahan yang cukup banyak. Kesalahan yang terjadi adalah, kesalahan bentuk huruf. Huruf yang tertulis mirip dengan huruf hiragana lain, namun tidak ada kemiripan sama sekali dengan huruf yang sebenarnya. Terjadi pula kesalahan urutan penulisan, namun bentuk akhir dari huruf yang terbentuk tetap sama.

Selanjutnya merupakan kesalahan bentuk huruf yang apabila dilihat secara sepintas masih ada kemiripan dengan bentuk asli. Selain itu terdapt pula kesalahan bentuk huruf karena menulis bentuk huruf hiragana lain.

(10)

85

13. フ [fu]

Bentuk kesalahan yang terjadi ketikan menulis huruf フ [fu]

sebagian besar adalah kesalahan bentuk huruf, karena dalam menuliskan huruf フ [fu] hanya butuh 1 kali coretan atau 1 kali

tarikan tangan. Kesalahan dalam urutan penulisan hanya terjadi karena menulis dengan 2 kali coretan.

Kesalahan lain yaitu, yang dituliskan adalah huruf kana lainnya baik itu huruf hiragana ataupun katakana. Seperti menulis huruf hiragana な [na], yang sama sekali tidak mirip dengan huruf

katakana フ [fu]. Huruf katakana ラ [ra] yang memang mirip

dengan huruf フ [fu]. Huruf katakana レ [re], yang sedikit memiliki

kemiripan pula dengan huruf フ [fu]. Terdapat pula kesalahan yang

merupakan bentuk baru, dan tidak dapat diperkirakan mengapa terbentuk huruf yang demikian. Kesalahan lainnya, hanya terdapat sedikit kesalahan, yakni bagian akhir huruf yang ditulis terlalu panjang, sehingga tidak tidak tampak keseimbangan huruf tersebut.

(11)

86

Keseluruhan kesalahan yang terdapat pada bagian ini adalah kesalahan pada bentuk huruf. Pada data ini terlihat variasi bentuk huruf baru yang mirip dengan huruf sebenarnya. Terdapat pula, huruf katakana エ[e] yang tidak mirip dengan huruf sebenarnya.

15. ヤ [ya]

Pada data 20, hanya terdapat 1 kesalahan urutan penulisan, karena untuk menulis huruf ヤ [ya], hanya butuh 2 coretan. Terdapat

kesalahan bentuk huruf. Kesalahan tersebut tidak begitu signifikan, karena coretan yang terlalu lengkung, atau hanya kurang tepat dalam menarik arah garis. Terdapat pula kesalahan dengan menuliskan bentuk huruf baru.

16. オ [O]

Pada bagian ini keseluruhan kesalahan merupakan kesalahan bentu huruf. Pada data ini, tidak terdapat kesalahan pada urutan penulisan. 17. モ [mo]

Kesalahan penulisan yang terjadi pada bagian ini cukup banyak ditemukan. Dari 15 variasi kesalahan yang ditemukan, terdapat 5 kesalahan dalam urutan penulisan. 10 kesalahan lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan tersebut ada yang masih

(12)

87

mirip dengan huruf sebenarnya, dan apa pula yang tidak mirip sama sekali.

18. キ [ki]

Dalam penulisan huruf キ [ki], hanya terdapat 4 variasi kesalahan.

1 diantaranya adalah kesalahan urutan penulisan. Sementara itu, poin-poin lainnya adalah kesalahan pada bentuk huruf. Kesalahan bentuk yang terjadi karena menuliskan bentuk huruf lain yakni huruf も [mo]. Adapula kesalahan karena yang ditulis adalah huruf カ [ka]

katakana. Selanjutnya, huruf yang ditulis mirip dengan huruf sebenarnya, dengan kata lain, kesalahan yang terjadi bukanlah kesalahan yang signifikan. Hanya saja, coretan terakhir yang seharusnya ditulis diagonal, ditulis vertikal.

19. タ [ta]

Pada data ini, terdapat 6 variasi kesalahan dengan 1 kesalahan adalah urutan penulisan. 5 kesalahan lainnya adalah kesalahan bentuk huruf. Kesalahan yang terjadi tidak begitu signifikan, karena masih mirip dengan huruf yang sesungguhnya. Kesalahan tampak

(13)

88

karena terdapat kelebihan coretan, selainitu kesalahan terjadi karena kurang seimbang dalam menulis coretean terakhir.

Terdapat pula kesalahan yang terjadi karena menulis huruf kana lainnya, yang menulis huruf ネ [ne] katakana dan huruf ソ [so] katakana.

2. Persentase kesalahan penulisan pada tiap-tiap huruf kana yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat

Persentase kesalahan penulisan didapat dari seberapa banyak variasi kesalahan yang terjadi pada tiap-tiap huruf yang dijadikan sampel dalam penelitian. persentase kesalahan tertinggi menggambarkan tingkat kesulitan dalam menulis huruf yang bersangkutan. Untuk itu, dengan memahami persentase tersebut, akan memudahkan analisis SWOT (strongth, weaknesses, Oppurtunities, treath) dalam proses pembelajaran nantinya. Pada sub bab ini diuraikan persentase kesalahan berikut gambaran grafik dari tiap-tiap huruf yang dijadikan sampel.

no Sampel

Huruf Bacaan

Jenis Jumlah Jumlah

Persentase Huruf Coretan Variasi

Kesalahan 1 は [ha] Hiragana 3 6 20% 2 ほ [ho] Hiragana 4 10 33% 3 や [ya] Hiragana 3 7 23% 4 き [ki] Hiragana 4 7 23% 5 よ [yo] Hiragana 2 7 23% 6 ふ [fu] Hiragana 4 16 53%

(14)

89 7 も [mo] Hiragana 3 11 37% 8 お [o] Hiragana 3 7 23% 9 け [ke] Hiragana 3 5 17% 10 た [ta] Hiragana 4 6 20% 11 ぬ [nu] Hiragana 2 9 30% 12 な [na] Hiragana 4 5 17% 13 が [ga] Hiragana 5 7 23% 14 ざ [za] Hiragana 5 4 13% 15 を [wo] Hiragana 3 3 10% 16 ホ [ho] Katakana 4 6 20% 17 ヨ [yo] Katakana 3 10 33% 18 フ [fu] Katakana 1 6 20% 19 ケ [ke] Katakana 3 7 23% 20 ヤ [ya] Katakana 2 5 17% 21 オ [o] Katakana 3 7 23% 22 モ [mo] Katakana 3 15 50% 23 キ [ki] Katakana 3 4 13% 24 タ [ta] Katakana 3 6 20% 25 チ [chi] Katakana 3 6 20% 26 ウ [u] Katakana 3 8 27% 27 ネ [ne] Katakana 4 6 20% 28 ル [ru] Katakana 2 6 20% 29 ジ [ji] Katakana 5 7 23%

(15)

90

30 ン [n] Katakana 2 2 7%

Tabel: kesalahan penulisan kanasiswa SLTA Sumatera Barat.

Grafik: kesalahan penulisan kanasiswa SLTA Sumatera Barat.

Dari tabel dan grafik di atas, tampak bahwa kesalahan tertinggi terdapat pada huruf hiragana ふ [fu] hiragana, yakni sebanyak 16 bentuk variasi kesalahan. Selanjutnya untuk huruf katakana, terdapat huruf モ [mo], yang memiliki 15 variasi kesalahan. Sementara itu, untuk kesalahan yang paling sedikit terjadi adalah kesalahan dalam penulisan huruf ン [n] katakana, yakni hanya 2 variasi kesalahan, dan pada bagian huruf hiragana, terdapat huruf を [wo], yakni sebanyak 3 variasi kesalahan.

Berdasarkan jumlah coretan dan jumlah variasi kesalahannya, tidak dapat digeneralisasikan bahwa jumlah coretan berbanding lurus dengan jumlah variasi kesalahan. Dengan kata lain, meskipun jumlah coretannya banyak, belum tentu jumlah variasi kesalahannya banyak pula. Begitupula apabila jumlah coretannya sedikit, tidak memastikan bahwa jumlah variasi

(16)

91

kesalahannya akan sedikit. Untuk itu perlu dicermati kembali mana saja huruf-huruf yang menjadi “ancaman”, yaitu huruf yang coretannya sedikit, yaitu 1 sampai 2 coretan, namun variasi kesalahannya cukup banyak. Hal ini dapat dilihat pada data 5, yakni huruf hiragana よ [yo] yang hanya memiliki 2 coretan, namun variasi kesalahan yang ditemukan adalah 7 variasi. Selain itu, terdapat pula huruf ぬ [nu] hiragana pada data 11, yang juga memiliki 2 coretan, dengan variasi kesalahan sebanyak 9 kesalahan. Sementara itu, pada data 18, terdapat huruf katakana フ [fu], yang hanya memiliki 1 coretan, namun variasi kesalahannya cukup banyak, yakni 6 variasi. Dengan mencermati hal ini, diharapkan kepada para pembaca hasil penelitian ini, khususnya bagi para pengajar bahasa Jepang yang mengajarkan tulisan kana, untuk dapat lebih berhati-hati lagi dalam mengajarkan dan juga lebih memperbesar porsi latihan pada huruf-huruf tersebut.

Berbeda dengan huruf yang menjadi “ancaman” (treath), terdapat pula huruf yang dapat dikategorikan sebagai huruf “beruntung” (oppurtunies), yaitu huruf yang jumlah coretannya banyak, yakni sebanyak 3-4 coretan, namun jumlah variasi kesalahannya relatif sedikit. Huruf-huruf tersebut terdapat pada data; 10 yakni huruf た [ta], yang memiliki 4 coretan, dengan variasi kesalahan adalah 6 variasi. Berikutnya adalah huruf な [na] data 12 dengan 4 coretan, namun variasi kesalahannya hanya 5 variasi. Ada juga data 16 dan 27 yaitu huruf katakana ホ [ho] dan ネ [ne], yang masing-masing memiliki 4 coretan, dan variasi kesalahannya adalah sebanyak 6 variasi.

(17)

92

PENUTUP

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk-bentuk huruf yang mengalami kesalahan penulisan yang dilakukan oleh siswa SLTA di Sumatera Barat adalah: は [ha]、ほ [ho]、や [ya]、き [ki]、よ [yo]、ふ [fu]、も [mo]、お [o]、け [ke]、た [ta]、ぬ [nu]、な [na]、が [ga]、ざ [za]、を[wo]、 ホ [ho]、ヨ [yo]、フ [fu]、ケ [ke]、ヤ [ya]、オ [o]、モ [mo]、キ [ki]、タ [ta]、チ [chi]、ウ [u]、ネ [ne]、ル [ru]、ジ [ji]、ン [n].

Dari bentuk-bentuk kesalahan tersebut, terdapat besaran persentase pada tiap-tiap huruf sebagai berikut:

no Sampel

Huruf Bacaan Persentase

1 は [ha] 20% 2 ほ [ho] 33% 3 や [ya] 23% 4 き [ki] 23% 5 よ [yo] 23% 6 ふ [fu] 53% 7 も [mo] 37% 8 お [o] 23% 9 け [ke] 17%

(18)

93 10 た [ta] 20% 11 ぬ [nu] 30% 12 な [na] 17% 13 が [ga] 23% 14 ざ [za] 13% 15 を [wo] 10% 16 ホ [ho] 20% 17 ヨ [yo] 33% 18 フ [fu] 20% 19 ケ [ke] 23% 20 ヤ [ya] 17% 21 オ [o] 23% 22 モ [mo] 50% 23 キ [ki] 13% 24 タ [ta] 20% 25 チ [chi] 20% 26 ウ [u] 27% 27 ネ [ne] 20% 28 ル [ru] 20% 29 ジ [ji] 23% 30 ン [n] 7%

(19)

94

2. Saran

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus, yang ruang lingkupnya hanya sebatas Sumatera Barat. Untuk penelitian selanjutnya, dapat dikembangkan pada daerah yang lebih luas lagi. Selain itu, penelitian ini juga belum mampu menjawab mengapa terjadi kesalahan dalam penulisan. Oleh karena itu, masih terbuka banyak peluang untuk penelitian lanjutan dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai dasar atau acuan.

(20)

95

DAFTAR PUSTAKA

AOTS. 2004. Belajar dengan Cara Mandiri Hiragana dan Katakana. Tokyo: 3A Corporation.

Kawarazaki, Mikio.2006. Nihongo Kana Nyumon Indonesiagohan. Indonesia: IMA Foundation.

Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana Univerity Press

Sudjianto, Dahidi Ahmad. 2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta: Kesaint Blanc.

Sudjianto. 2002. Kamus Istilah Masyarakat dan Kebudayaan Jepang. Bekasi: Kesaint Blanc.

Sutedi, dedi. 2003. Dasar-Dasar Linguistik Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora.

Yoshida, Yoshio. Terj. I ketut Surajaya.1999. Bahasa Jepang Modern. Jakarta: Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Pengakuan anak luar kawin adalah perbuatan hukum yang diajukan ke Pengadilan Negeri terhadap anak yang lahir diluar nikah tapi sebelum mengajukan permohonan

Diharapkan penggunaan LKS dengan model ini dapat membantu siswa dalam memahami materi, mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan menumbuhkan rasa

Although some candidates come from political families, the Golkar Party does not want to be considered as the party who does political patronage because all of the

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh penerapan PSAK 50/55 (Revisii 2014) berbasis IFRS tahun 2015 (SAK) dan kualitas audit terhadap praktik

Kinerja merupakan bagian pendukung dalam kelancaran proses kerja dalam suatu perusahaan. Kinerja yang dimaksud adalah kinerja sistem, kinerja dapat diukur dari

Perancangan sistem informasi dalam siklus pembelian dan penjualan serta persediaan barang dimana merupakan suatu pengembangan teknologi informasi, yang bertujuan untuk

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media puzzle jaring-jaring bangun ruang dapat dan telah dikembangkan lebih efektif untuk pembelajaran matematika materi jaring-

Berdasarkan data yang telah terkumpul, account/credit officer bank akan melakukan analisis kredit. Pada dasarnya, ada dua golongan data yang dianalisis yaitu pertama