• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III AKUNTABILITAS KINERJA"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III -49 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.

Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat.

A. PENGUKURAN REALISASI KINERJA TAHUN 2015

Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap IndIkator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (peformance gap).. Selanjutnya berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement). Adapun dalam memberikan penilaian tingkat Realisasi kinerja setiap sasaran, menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Tingkat Realisasi Positif Realisasi

Capaian = x 100% Target

(2)

BAB III -50 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

b. Tingkat Realisasi Negatif

Adapun rincian pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pengukuran Realisasi Kinerja Tahun 2015

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 1 Persentase penduduk yang bekerja 95,78 95,53 99,74 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,22 4,47 94,08 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 3 Persentase penurunan kasus perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 17,00 15,11 88,24 3 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

4 Angka rata-rata lama sekolah

8,70 8,70 100,00

5 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97,93 98,35 100,43

6 Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/ Paket B

86,58 87,64 101,22

7 Angka Partisipasi Murni (APM)

SMA/SMK/MA/Paket C

61,30 65,83 107,38

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A

112,79 112,79 100,00

9 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/

Paket B

102,40 102,90 100,48

10 Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

80,05 79,14 98,86

Target – (Realisasi-Target)

Capaian = x 100% Target

(3)

BAB III -51 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

4 Meningkatnya kuantitas dan kualitas

pendidikan anak usia dini (PAUD)

11 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD 79,54 79,58 100,05 5 Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 12 Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

83,39 88,32 105,28 6 Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 13 Persentase pemuda berprestasi yang dibina

50,00 43,33 86,66

14 Persentase atlet berprestasi yang dibina

43,47 39,78 91,51 7 Meningkatnya sarana dan prasarana kesehatan, termasuk tenaga medis dan non-medis secara merata

15 Rasio tenaga medis per

100.000 satuan

penduduk

17,00 22,00* 129,41

8 Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

16 Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97,30 89,60 107,90

17 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 25,61 25,95* 102 9 Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

18 Angka Harapan Hidup (AHH) 70,70 70,43* 99,61 10 Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 19 Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan

Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 30,00 6,00 20,00 11 Meningkatnya akseptor Keluarga 20 Persentase cakupan peserta KB aktif 64,00 75,70 118,28

(4)

BAB III -52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Berencana (KB) 12 Menurunnya persentase penduduk miskin 21 Persentase penduduk miskin 12,21 12,28 99,04 13 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 22 Persentase penurunan PMKS 1,41 1,35 95,74 14 Meningkatnya pengarusutama an gender dalam pembangunan 23 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 20 26 130,00 24 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 68,39 91,29 133,48 25 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,42 69,17* 98,22 15 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 26 27 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB Persentase koperasi aktif 54,76 79,83 54,98 88,10 100,20 110,35 16 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 28 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 9,00 10,00 111,11 17 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum peremp0uan 29 Rasio perputaran modal Kopwan 2,10 2,10 100,00 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 1,90 3,39 178,42 31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 1,60 1,61 100,62 32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%) 4,26 2,01 47,18 33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 6,8 4,43 65,14 34 Pertumbuhan sub- 4,7 5,58 118,72

(5)

BAB III -53 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) sektor perikanan terhadap PDRB (%) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula - 7.741.873 6.378.543 480.800 354.011 341.957 406.178 1.389.298 1.302.113 7.439.770 5.342.606 321.056 454.440 285.567 671.520 742.393 1.195.501 96,10 83,76 66,78 128,37 83,50 165,33 53,44 91,81 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

83,30 82,70 99,28

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th) 86,10 87,77 98,06 38 Tingkat keamanan pangan (%) 80,00 88,00 110,00 21 Meningkatnya akses pangan (food access)

39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)

8 3,40 157,50

22 Meningkatnya volume ekspor dalam dan luar negeri 40 Pertumbuhan sub sektor perdagangan terhadap PDRB (%) 9,27 6,00 64,72 23 Meningkatnya kontribusi sektor industri 41 Pertumbuhan sub-sektor industri pengolahan terhadap PDRB (%) 6,40 5,53 86,40 24 Meningkatnya kunjungan wisata 42 Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara 344.511 521.933 151,49 43 Jumlah kunjungan wisatawan nusantara 43.230.237 48.839.817 112,97 25 Meningkatnya kuantitas dan kualitas seni budaya lokal 44 Jumlah fasilitasi pergelaran, festival, lomba karya seni budaya, pameran dan perfilman

195 202 103,59

45 Indeks Kepuasan thd penyelenggaraan gelar seni budaya di Jawa Timur

(6)

BAB III -54 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 26 Meningkatnya jumlah izin prinsip dan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah 46 47 48 49 50

Jumlah minat investasi PMA berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) Jumlah minat investasi PMDN berdasarkan ijin prinsip (trilyun rupiah) Jumlah nilai realisasi

investasi PMA

berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

Jumlah nilai realisasi

investasi PMDN

berdasarkan LKPM (trilyun rupiah)

Jumlah nilai realisasi PMDN non fasilitas (trilyun rupiah) 57,83 47,03 39,43 40,88 89,79 130,26 41,25 32,42 35,49 95,63 225,24 87,70 82,22 86,81 106,50 27 Meningkatnya kinerja pelayanan, dan pembangunan prasarana transportasi jalan serta terwujudnya keselamatan, efisiensi dan efektivitas pelayanan angkutan darat, laut dan udara

51 Persentase jalan provinsi dalam kondisi mantap fungsional (%) 86,90 89,43 102,91 52 Persentase jalan provinsi yang memenuhi persyaratan teknis jalan (%) 56,87 44,02 77,40 53 Persentase penyelesaian pembangunan jalan menuju kawasan

potensial dan jalan lintas selatan 44,50 46,84 105,25 54 Persentase penyelesaian pembangunan jembatan menuju

kawasan potensial dan jalan lintas selatan

43,69 51,73 118,40

55 Persentase kabupaten/ kota berpredikat Wahana Tata Nugraha

55,00 71,00 129,09 56 IKM terhadap pelayanan Penimbangan Kendaraan Angkutan Barang 80,00 74,40 93,00

(7)

BAB III -55 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 28 Meningkatnya akses masyarakat terhadap perumahan layak, pelayanan air minum dan sanitasi 57 Persentase KK yang mendapatkan

pelayanan air bersih

62,96 71,24 113,15 58 59 60 61 Persentase KK yang mendapatkan

Pelayanan Air Limbah Persentase KK yang mendapatkan pelayanan drainase perkotaan Persentase Realisasi layanan persampahan perkotaan Persentase rusun terbangun 64,97 81,97 84,58 44,27 63,38 80,07 84,14 26,33 88,37 91,55 95,30 66,79 29 Meningkatnya pengelolaan sumber daya air untuk memenuhi pelayanan kebutuhan air baku melalui konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta

pengendalian daya rusak air

62 Luas areal layanan irigasi (ha)

2.055.362 2.560.153 124,56

63 Rasio/ kinerja jaringan irigasi

69,08 68,35 98,94

64 Rasio ketersediaan dan kebutuhan air baku

87,66 87,45 99,76

65 Persentase Penurunan luas genangan banjir

77,61 71,52 127,65 30 Meningkatnya infrastruktur & ketersediaan energi 66 Rasio ketersediaan listrik 72,03 86,68 120,33 67 Persentase rumah tangga pengguna listrik

99,60 99,69 100,09 31 Meningkatnya kawasan hutan yang dikonservasi 68 Luas konservasi

kawasan hutan (ha)

10.000 24.660,4 246,60 32 Meningkatnya sumber mata air terkonservasi 69 Cakupan penghijauan (konservasi) sumber mata air (titik)

(8)

BAB III -56 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 33 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup melalui upaya pengendalian sumber-sumber pencemaran terutama sumber daya air, DAS dan wilayah pesisir serta laut

70 Persentase titik pantau dengan peningkatan kualitas air 32 4,35 13,59 34 Menurunnya emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

71 Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (juta ton eq CO2) 4 4,48 112 35 Terwujudnya perumusan dan pelaksanaan kebijakan bidang penataan ruang 72 Persentase RTR Kawasan Strategis Provinsi yang tersusun Jumlah rencana rinci tata ruang Kabupaten/ Kota

Persentase

ketersediaan petunjuk pelaksanaan

pemanfaatan tata ruang Persentase kasus mediasi pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang 58,97 53,85 91,32 73 74 75 7 10 75 16 10 100 228,57 100,00 133,33 36 Meningkatnya kualitas kelembagaan dan kapabilitas penyeleng-garaan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pelayanan publik 76 Jumlah SKPD provinsi yang melaksanakan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 25 0 0

(9)

BAB III -57 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) 37 Meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraa n pemerintah daerah

77 Hasil EKPPD ST ST* Tercapai

38 Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, dan pengendalian program serta kegiatan pembangunan

78 Penilaian SAKIP A A* Tercapai

39 Meningkatnya

peran DPRD

sesuai dengan fungsinya

79 Jumlah raperda inisiatif dewan 3 7 233,33 40 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan dan aset daerah 80 Opini BPK WTP -* -* 41 Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal serta ketersediaan dokumen statistik yang terpercaya dan berkualitas 81 Persentase SKPD yang menerapkan standarisasi pengelolaan arsip sesuai ketentuan 60 20,41 34,01 42 Mewujudkan sistem penanggulanga n bencana untuk meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana 82 Tertangani korban bencana secara cepat dan tepat sasaran (%)

(10)

BAB III -58 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

43 Meningkatnya fasilitas layanan keagamaan

83 Rasio tempat ibadah per satuan penduduk

4,425 3,96 89,49 44 Meningkatnya komunikasi antar-umat beragama 84 Persentase kerusuhan bermotif SARA yang ditangani 100 100 100 45 Terciptanya situasi kondisi masyarakat yang aman, tenteram, nyaman dan tertib 85 Persentase Penanganan Gangguan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat 100 100 100 46 Menguatnya budaya dan tradisi lokal sebagai bagian dari upaya mewujudkan harmoni sosial

86 Persentase benda situs dan kawasan cagar

budaya yang dilestarikan 100 100 100 47 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hukum dan HAM 87 Persentase kejadian terkait HAM yang ditindaklanjuti 100 100 100 48 Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat menjunjung supremasi hukum 88 Jumlah ormas/ LSM yang terdaftar 983 889 90,44

(11)

BAB III -59 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 B. EVALUASI DAN ANALISIS REALISASI KINERJA

Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 disajikan sebagai berikut :

1. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Pertama Meningkatkan Perluasan Lapangan Kerja.

Tabel 3.2

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan I

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 1 Persentase penduduk yang bekerja 95,78 95,81 95,53 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,11 4,19 4,47 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

17 14,26 15,11

Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI

Tabel 3.3

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya partisipasi angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 1 Persentase penduduk yang bekerja 96,18 95,53 99,32 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 3,73 4,47 75,83 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial

25 15,11 60,44

(12)

BAB III -60 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.4

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya partisipasi

angkatan kerja dan penyerapan tenaga kerja 1 Persentase penduduk yang bekerja 95,53 93,82 + 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 4,47 6,18 + 2 Meningkatnya hubungan industrial yang harmonis 1 Persentase penurunan perkara perselisihan hubungan industrial yang masuk ke pengadilan hubungan industrial 15,11 - -

Sumber Data: BPS dan Pengadilan HI

Salah satu Indikator Kinerja Utama Pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Berdasarkan hasil Survey Angkatan Kerja (Sakernas) BPS pada Tahun 2015, TPT Jawa Timur naik dari semula 4,19% di Tahun 2014 menjadi 4,47% di Tahun 2015. Adapun kondisi-kondisi yang menjadi penyebab naiknya TPT dan perkara perselisihan hubungan industrial di Jawa Timur antara lain:

a. Untuk TPT, Tahun 2013 – 2015 akibat menurunnya pangsa pasar Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan naiknya tarif cukai rokok, banyak terjadi PHK di pabrik rokok. Apabila ditambah PHK di sektor manufaktur dan sektor lainnya, di Tahun 2014 total tenaga kerja yang ter-PHK ± 12.000 orang. Kondisi terakhir di Tahun 2015, 369 perusahaan melakukan PHK terhadap 7.450 tenaga kerja.

b. Upah Minimum Kab./Kota (UMK) di Jawa Timur Tahun 2015 naik cukup signifikan sebesar 19,13% (rata-rata UMK Jawa Timur Tahun 2015 sebesar Rp. 1.547.596,- menyebabkan sentimen negatif tentang jaminan keamanan dan investasi biaya tinggi. Jumlah perusahaan yang mengajukan penangguhan UMK meningkat 2 kali lipat sejak 3 tahun terakhir (didominasi industri padat karya) : Tahun 2013 pemohon penangguhan UMK hanya 35 perusahaan, naik Tahun 2014 menjadi 52 perusahaan, dan di Tahun 2015 mencapai 95 perusahaan.

(13)

BAB III -61 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Imbas dari kenaikan UMK yang terlalu tinggi, beberapa investor memindahkan investasi ke tempat lain sehingga kesempatan kerja di sektor formal semakin terbatas dan mengurangi penyerapan tenaga kerja secara siginifikan.

c. Pemulangan TKI bermasalah/non prosedural. Pada Tahun 2014, sebanyak 7.493 orang TKI bermasalah/deportasi dipulangkan dari Malaysia, sedangkan selama Tahun 2015 terjadi pemulangan sebanyak 6.121 orang.

d. Kondisi Tahun 2015, angkatan kerja pendidikan SD ke bawah sebanyak 9.667.122 orang atau 47,68% dari 20.274.681 angkatan kerja. Hal ini berakibat pada relatif rendahnya kualitas SDM sehingga mempengaruhi peluang pengisian kesempatan kerja terutama di sektor formal yang mensyaratkan kualifikasi tertentu.

e. Penduduk yang bekerja di bawah 35 jam per minggu (pekerja tidak penuh) khususnya kelompok setengah penganggur masih cukup tinggi. Berdasarkan data Survey Angkatan Kerja (Sakernas) BPS Jawa Timur, pada tahun 2015 jumlah setengah penganggur 1.628.960 orang. Kelompok setengah penganggur sangat rentan berubah status menjadi penganggur karena ada waktu ‘stagnan’ dimana mereka tidak bekerja, serta sangat dipengaruhi faktor eksternal seperti masa libur lebaran, musim, perubahan kebijakan di bidang ekonomi.

f. Penduduk yang bekerja di Jawa Timur terbanyak di sektor pertanian yaitu 7.083.252 orang atau 36,57%, didominasi oleh penduduk yang bekerja berpendidikan SD ke bawah sehingga tingkat produktivitasnya rendah.

g. Masih cukup banyak penduduk yang bekerja dengan status pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar, yaitu 3.036.200 orang atau 15,68% dari total penduduk yang bekerja.

h. Penyebaran informasi pasar kerja masih belum dimanfaatkan secara optimal. Banyak pencari kerja terutama pada tingkat pendidikan sarjana, dan tingginya gap (kesenjangan) antara pendidikan dengan kualifikasi sehingga banyak lowongan jabatan tenaga profesional dan teknisi yang belum terisi. Di sisi lain, banyak lowongan untuk lulusan diploma dengan jabatan tenaga teknisi, namun pencari kerja yang tersedia terbatas.

(14)

BAB III -62 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

i. Setiap tahunnya, lulusan dari dunia pendidikan (SMK 60%, SMA/MA 40%, ditambah lulusan perguruan tinggi) masuk ke pasar kerja sehingga ± 440.000 lulusan dunia pendidikan setiap tahunnya memasuki pasar kerja. Belum lagi lulusan dari tahun-tahun sebelumnya yang belum tertampung di pasar kerja (di kalangan yang baru lulus memerlukan waktu sebelum mereka berhasil mendapatkan pekerjaan).

j. Untuk Perkara Hubungan Industrial, adanya kondisi dimana masyarakat makin sadar hukum sehingga makin banyak kasus perselisihan hubungan industrial yang seharusnya bisa diselesaikan terlebih dahulu melalui mekanisme Perjanjian Bersama, diajukan melalui jalur hukum.

k. Keterbatasan jumlah tenaga fungsional Mediator Hubungan Industrial di Jawa Timur. Di sisi lain, minat PNS untuk menjadi Mediator Hubungan Industrial juga minim karena beratnya beban tugas yang diemban.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, khususnya di sektor ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Program cegah PHK guna menahan bertambahnya pengangguran baru.

b. Melakukan pendataan korban PHK dan membekali pelatihan melalui Pelatihan Alih Kerja (PAKER).

c. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk meminimalisasi keberangkatan TKI non prosedural.

d. Optimalisasi penempatan tenaga kerja di sektor formal dan informal melalui AKL (Antar Kerja Lokal), AKAD (Antar Kerja Antar Daerah), dan AKAN (Antar Kerja Antar Negara).

e. Pengembangan dan perluasan jejaring informasi pasar kerja melalui layanan penempatan “Ayo Kerja Jatim”.

f. Membuka jaringan Bursa Kerja ke daerah lain dan provinsi lain, perguruan tinggi, dan SMK di Jawa Timur secara online, juga menyelenggarakan bursa kerja bulanan (mini job fair) serta menggalakkan bulan pasar kerja di Kabupaten/Kota.

(15)

BAB III -63 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

g. Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) disertai sertifikasi kompetensi tenaga kerja di 16 UPT Pelatihan Kerja (BLK), didukung dengan implementasi Pola 3in1 (pelatihan-sertifikasi-penempatan).

h. Revitalisasi UPT Pelatihan Kerja (BLK) melalui upgrading Instruktur, penyusunan kurikulum berbasis kebutuhan, dan modernisasi peralatan pelatihan.

i. Pembinaan di sektor informal melalui pelatihan/pembinaan dan pendampingan usaha mandiri (wirausaha).

j. Memperbanyak program magang di perusahaan bagi peserta pelatihan di UPT Pelatihan Kerja Disnakertransduk Provinsi Jawa Timur, mendorong pelaksanaan magang mandiri, serta magang ke luar negeri (Jepang).

k. Meningkatkan peran Unit Reaksi Cepat (URC) Ketenagakerjaan dan fungsi LKS Bipartit untuk menciptakan harmonisasi hubungan industrial.

l. Mendorong pola baru program transmigrasi untuk meningkatkan penempatan transmigran.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur, output-output dari berbagai program/kegiatan tersebut saling mendukung dan harus dilaksanakan secara terpadu/terintegrasi sehingga memberikan dampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap penurunan TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka). Indikator kinerja yang meliputi penduduk yang bekerja dan penurunan TPT bukanlah merupakan indikator khusus ketenagakerjaan, karena Realisasinya dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab maupun intervensi eksternal di luar sektor ketenagakerjaan. Mengingat masalah pengangguran dan kesempatan kerja bukan hanya merupakan masalah ketenagakerjaan dikarenakan penciptaan kesempatan kerja berada pada seluruh sektor lapangan usaha, maka sumbangan dari intervensi program/kegiatan di SKPD sektoral lainnya yang berkontribusi terhadap penciptaan kesempatan kerja maupun pertumbuhan investasi sangat diperlukan.

(16)

BAB III -64 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

2. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Kedua Meningkatkan Pemerataan, dan Perluasan Akses Pendidikan.

Tabel 3.5

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan II

No. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

1. Angka rata-rata lama sekolah

8,7 8,6 8,7

2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A

97,93 97,83 98,35

3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B

86,58 86,36 87,64

4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 61,3 60,78 65,83 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 112,79 112,72 112,79 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 102,4 102,85 102,90 7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 80,05 78,23 79,14 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

8. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

79,54 79,40 79,58 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 9. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana

83,39 80,30 88,32 4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 10. Persentase pemuda berprestasi yang dibina

50 40,00 43,33

11. Persentase atlet berprestasi yang dibina

43,47 35,50 39,78

(17)

BAB III -65 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.6

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas

1. Angka rata-rata lama sekolah 9,1 8,7 95,60 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 98,1 98,35 100,25 3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 87,36 87,64 100,32 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 64,9 65,83 101,43 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 113,1 112,79 99,72 6. 7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C 103,11 83,44 102,90 79,14 99,79 94,84 2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

8. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

86,97 79,58 91,50 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 9. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥

Sarjana/ Pasca Sarjana 99,34 88,32 88,91 4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 10. Persentase pemuda berprestasi yang dibina 75 43,33 57,77 11. Persentase atlet berprestasi yang dibina 63 39,78 63,14

(18)

BAB III -66 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.7

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya akses pendidikan dasar dan menengah yang berkualitas 1. Angka rata-rata lama sekolah 8,7 - 2. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 98,35 96.70 + 3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 87,64 77.82 + 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Pak et C 65,83 59.71 + 5. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A 112,79 110,50 + 6. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs/Paket B 102,90 91.17 + 7. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/ SMK/ MA/ Paket C

79,14 78.02 +

2. Meningkatnya kuantitas dan kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD)

8. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD

79,58 - 3. Meningkatnya mutu pendidikan dan tenaga kependidikan 9. Persentase kualifikasi guru menurut ijazah ≥ Sarjana/ Pasca Sarjana 88,32 - 4. Meningkatnya kualitas peran pemuda dan prestasi olahraga 10. Persentase pemuda berprestasi yang dibina 43,33 - 11. Persentase atlet berprestasi yang dibina 39,78 -

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim dan Dokumentasi Dispora Prov. Jatim

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain :

(19)

BAB III -67 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

a. Program pembinaan TK, SD dan PK yang dilakukan oleh provinsi tidak sepenuhnya selaras dengan program pembinaan dan mengimplementasikannya dengan Kabupaten/Kota karena program yang dilaksanakan oleh Provinsi mengacu kepada pusat dan kebijakan provinsi, sementara Kabupaten/Kota memiliki agenda tersendiri dalam pengembangannya;

b. Jumlah guru PAUD dengan kuota kegiatan peningkatan mutu pendidik PAUD masih belum terpenuhi;

c. Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda masih terbatas. Tersendatnya kaderisasi kepemimpinan dan kepeloporan pemuda antara lain disebabkan belum optimalnya peran organisasi kepemudaan;

d. Belum optimalnya peran sentra keolahragaan (PPLP dan PPLPD) dalam pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi;

e. Belum adanya sinergi yang maksimal antara industri olahraga, pariwisata dan industri lainnya untuk mendukung prestasi olahraga dan perekonomian Jawa Timur. Belum terintegrasinya kompetisi olahraga dalam bingkai industri yang bernilai ekonomi, baik event ola hraga itu sendiri maupun dampaknya dalam berbagai sektor kehidupan lainnya, seperti pariwisata dan perluasan informasi kegiatan olahraga berupa tayangan dan hiburan.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Kegiatan dilakukan bertahap, untuk Penyelenggara Program Pendidikan Non Formal yang belum mendapatkan pelatihan akan diikutkan pada kegiatan di tahun depan;

b. Melakukan sinkronisasi antara program/ kegiatan pembinaan TK, SD dan PK antara pusat, provinsi, dan Kabupaten/ Kota;

c. Memberikan pelatihan peningkatan mutu pendidikan PAUD Kab/Kota;

d. Meningkatkan pelayanan kepemudaan yang berkualitas untuk menumbuhkan jiwa patriotisme, budaya prestasi dan profesionalitas, serta untuk meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda di berbagai bidang pembangunan melalui pengembangan kepemimpinan, kewirausahaan dan kepeloporan pemuda;

(20)

BAB III -68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

e. Meningkatkan prestasi olah raga di tingkat regional, nasional dan internasional, melalui pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olah raga secara terpadu, sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan;

f. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan.

(21)

BAB III -69 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

3. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Ketiga Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.

Tabel 3.8

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan III

No SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata

1. Rasio tenaga medis per

100.000 satuan penduduk 17 16 22* 2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

2. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup

97,30 97,39 89,6

3. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 26,48 28,31 25,95* 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal

4. Angka Harapan Hidup (AHH) 70,70 70,09 70,70* 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 30 - 6 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif 64 63 75,70

* Angka Perhitungan Tahun 2014

(22)

BAB III -70 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.9

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata

1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk

30 22* 73,33

2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan

2. Angka Kematian Ibu

per 100.000 Kelahiran Hidup 97,10 89,6 107,72 3. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 22,12 25,95* 82,69 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Angka Harapan Hidup (AHH) 71,18 70,43* 98,94 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 70 6 8,57 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif 68 75,70 112,98

* Angka Perhitungan Tahun 2014

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim Tabel 3.10

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Meningkatnya sarana dan ketersediaan tenaga medis secara merata 1. Rasio tenaga medis per 100.000 satuan penduduk 22* - - 2. Menurunnya angka kematian bayi dan angka kematian ibu melahirkan 2. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup 89,6 359 + 3. Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup 25,95* 25,98 +

(23)

BAB III -71 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 3. Meningkatnya pelayanan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan minimal 4. Angka Harapan Hidup (AHH) 70,43* - - 4. Meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam jaminan kesehatan 5. Persentase masyarakat miskin peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 6 - - 5. Meningkatnya akseptor Keluarga Berencana (KB) 6 Persentase cakupan peserta KB aktif 75,70 74.82 + 0.88

* Angka Perhitungan Tahun 2014

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim

Penyebab belum tercapainya Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah karena dari 13 (tiga belas) Kab./Kota, hanya 4 (empat) Kab./Kota yang sudah mengintegrasikan seluruh peserta Jamkesda ke JKN, yaitu sejumlah 12.635 (6 %). Sedangkan 9 Kab./Kota lainnya masih dalam proses pendataan. Adapun permasalah pokoknya antara lain:

a. Kebijakan pelaksanaan program dan kegiatan antara Provinsi dan Kab./ Kota tidak semuanya bersinergi.

b. Keterbatasan dukungan anggaran belum menjamin kesinambungan pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan antara Provinsi dan Kab./ Kota. c. Peran serta semua elemen bangsa masih belum optimal.

Solusi antara lain adalah:

a. Program dan anggaran di tingkat provinsi, seharusnya didukung oleh kebijakan dan komitmen sinergisitas di Kab./Kota.

b. Advokasi dan sosialisasi kepada semua elemen masyarakat untuk aktif dan merasa memiliki program dan kegiatan kesehatan sehingga tercipta kemandirian untuk hidup sehat.

(24)

BAB III -72 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

4. Misi Pertama Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang Berkeadilan, dengan Tujuan Ke-4 Mempercepat dan Memperluas Penanggulangan Kemiskinan.

Tabel 3.11

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan IV No. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya persentase penduduk miskin 1 Persentase penduduk miskin 12,21 13,50 12,28 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 2 Persentase penurunan PMKS 1,41 1,43 1,35 3 Meningkatnya pengarusutam aan gender dalam pembangunan 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 20 18 26 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 68,39 66,56 91,29 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 70,42 68,17 69,17* *) nilai estimasi Sumber Data: BPS Tabel 3.12

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya persentase penduduk miskin 1 Persentase penduduk miskin 10.19 12,28 79,49 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 2 Persentase penurunan PMKS 1,50 1,35 90 3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 34 26 76,47 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 70,85 91,43* 129,08 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 72,24 69,17* 94,89 *) nilai estimasi Sumber Data: BPS

(25)

BAB III -73 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.13

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menurunnya persentase penduduk miskin 1 Persentase penduduk miskin 12,28 11,13 (-) 2 Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) 2 Persentase penurunan PMKS 1,35 - - 3 Meningkatnya pengarusutamaan gender dalam pembangunan 3 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah 26 - - 4 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 91,43 90,34* + 1.09 5 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 69,17 70,68* - 1.51 *) nilai estimasi Sumber Data: BPS

Persentase penduduk miskin di Jawa Timur berdasarkan data Berita Resmi Statistik per Maret 2014 adalah sebesar 12,42 %, per september 2014 menjadi 12,28%, pada Bulan Maret 2015 menjadi 12,34 % (menurun 0,08 % apabila dibandingkan Maret 2014) dan mengalami penurunan kembali sebesar 0,06 % per September 2015 yaitu menjadi 12,28 %.

Jumlah penduduk miskin Provinsi Jawa Timur terus menurun, meskipun laju penurunan jumlah penduduk miskin Jawa Timur cenderung mulai melambat. Perlambatan penurunan jumlah penduduk miskin sulit dihindari pada saat persentase penduduk miskin mulai mendekati angka 10%, karena berhadapan dengan hardcore poverty, atau ada pula yang menyebutnya, ultra-poor, atau extreme poor, yakni kelompok paling miskin di antara orang miskin (the poorest of the poor), paling tidak berdaya, dan sulit dijangkau. Culture of poverty yang membangun hardcore poverty diduga sangat kuat bertahan di sebagian kelompok masyarakat, dan ini sangat tidak mungkin hanya diselesaikan oleh pemerintah tanpa keterlibatan kuat kelompok civil society.

(26)

BAB III -74 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Dalam rangka penurunan penduduk miskin di Jawa Timur, sebagai langkah peningkatan realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya program/kegiatan yang diarahkan pada kelompok tersebut dan memastikan bahwa mereka inklusif dalam setiap proses pembangunan yang dilakukan, menjamin bahwa rumah tangga miskin menjadi bagian dari pelaksana pembangunan.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan prioritas yang mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi terkait dengan pemberdayaan masyarakat miskin adalah Jalan Lain Menuju Mandiri dan Sejahtera (JALIN MATRA). Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

Sedangkan tentang penurunan PMKS, diketahui hal-hal utama yang menjadi penyebab keberhasilan penurunan jumlah PMKS di Jawa Timur antara lain:

a. Semakin menguatnya komitmen pemerintah daerah dalam penanganan PMKS yaitu dengan implementasi program prioritas Gubernur Jawa Timur dalam penanganan PMKS.

b. Optimalnya dukungan pilar Partisipasi Sosial Masyarakat (Parsosmas) /Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Dalam rangka peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam penanganan PMKS

b. Mengoptimalkan peran Komite Penanganan PMKS di Kabupaten/Kota

c. Meningkatkan peran Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) di Kabupaten/Kota dalam penyediaan sarana pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS

d. Meningkatkan partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Tentang Pemberdayaan Perempuan diketahui beberapa hal sebagai berikut: a. Dengan adanya metodologi penghitungan yang baru, interpretasi angka IPG

(27)

BAB III -75 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Angka IPG berdiri sendiri. Semakin besar angka IPG, dan mendekati nilai 100 (seratus) maka Realisasi Pembangunan Gender semakin baik. Nilai 100 memberikan gambaran bahwa hasil pembangunan antara laki-laki dengan perempuan sudah setara. Sebaliknya jika angka IPG semakin jauh dengan nilai 100, maka semakin terjadi ketimpangan pembangunan antara laki-laki dengan perempuan. IPG metode baru merupakan perbandingan rasio realisasi IPM perempuan Tahun 2014 sebesar 66,14 terhadap rasio realisasi IPM Laki-laki sebesar 72,81 (sumber BPS) sehingga Kesetaraan dan Keadilan Gender belum terwujud;

b. Lembaga/organisasi perempuan dan SKPD leading sector terkait peningkatan lembaga/organisasi perempuan di Kabupaten/Kota di Jawa Timur belum optimal dalam mengembangkan ekonomi bidang kewirausahaan. Hal tersebut dikarenakan minimnya pemahaman tentang teknologi informasi pada era globalisasi dan menjadi tantangan mengadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA);

c. Ada beberapa pemerintah daerah yang mengembalikan bantuan keuangan untuk alokon berdasarkan usulan. Dengan berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka kewenangan pengadaan alokon semuanya oleh pusat sedangkan daerah tidak. Inilah yang menyebabkan pemerintah kab/kota enggan mencairkan dan cenderung mengembalikan ke Kasda.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan kegiatan review dan pendampingan pada SKPD Provinsi, Kabupaten/Kota Jawa Timur agar mengoptimalkan integrasi gender kedalam dokumen perencanaan, penganggaran di semua sektor pembangunan hingga menjadi Anggaran Responsif Gender sebagai upaya untuk mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender.

b. Meningkatkan kompetensi SDM lembaga/Organisasi perempuan

Kabupaten/Kota di Jawa Timur dalam mengembangkan ekonomi bidang kewirausahaan berbasis teknologi informasi melalui pemberdayaan ekonomi perempuan.

(28)

BAB III -76 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

c. Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Dalam Negeri, BKKBN berkaitan dengan UU Nomor 23 Tahun 2014.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

(29)

BAB III -77 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

5. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-5 Meningkatkan Aktivitas Ekonomi dan Kualitas Kelembagaan UMKM dan Koperasi.

Tabel 3.14

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan V 1.

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya volume usaha UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 1 2 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif 54,76 79,83 54,64 87,98 54,98 88,10 2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 3 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 9,00 8,80 10,00 3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan 4 Rasio perputaran modal Kopwan 2,1 1,39 2,10

Sumber Data: BPS diolah

Tabel 3.15

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya volume usaha

UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 1 2 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) Persentase koperasi aktif 55,11 81,03 54,98 88,10 99,76 108,72 2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 3 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 10 10 100 3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan 4 Rasio perputaran modal Kopwan 2,5 2,10 77,2

(30)

BAB III -78 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 Tabel 3.16

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Meningkatnya volume usaha

UMKM dan kualitas kelembagaan koperasi 1 Rasio PDRB UKM terhadap total PDRB (%) 54,98 - - 2 Persentase koperasi akti 88,10 70,29 + 17,81 2 Meningkatnya jumlah wirausaha baru (WUB) 3 Pertumbuhan Wirausaha Baru (%) 10 - - 3 Meningkatnya volume usaha ekonomi kaum perempuan 4 Rasio perputaran modal Kopwan 1,93 - -

Sumber Data: BPS diolah

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain :

a. Keberhasilan

- Dukungan dan komitmen pimpinan pemerintah daerah dalam menumbuhkembangkan koperasi baru di berbagai sektor usaha dan kelompok masyarakat dan pemberdayaan terhadap koperasi yang sudah berbadan hukum.

- Dukungan dan kebijakan alokasi anggaran bagi pengembangan koperasi dan UMKM di Jawa Timur yang cukup besar.

- Dukungan dari stakeholder (gerakan koperasi, dekopin dan pihak perguruan tinggi, dsb) dan koordinasi yang baik antar Kabupaten/Kota dalam pengembangan dan pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Jawa Timur

- Kerja sama yang baik antara pimpinan dan staf di satuan kerja yang mengurusi Koperasi dan UMKM dalam pemberdayaan dan pembinaan Koperasi dan UMKM dengan program dan kegiatan yang mengacu dan mendukung pencapaian indikator kinerja.

(31)

BAB III -79 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

b. Kegagalan

- Koperasi Wanita yang ada sebagian besar usahanya masih simpan pinjam (sebagai bisnis inti) dan belum banyak mengembangkan ke sektor riil. - Koperasi Wanita dalam memberikan layanan pinjaman kepada anggotanya

masih banyak mengandalkan/menggunakan modal dari bantuan pemerintah, belum banyak yang mengadakan kerjasama dengan lembaga lain.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Melakukan sosialisasi bimbingan penguatan modal melalui program dana bergulir APBD Jawa Timur sebanyak 2.000 Kopwan;

b. Memberikan pelatihan dan pendidikan kemasyarakatan terhadap Kopwan dan anggotanya terkait pengembangan usaha.

Dalam hal pencapaian kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut, program/kegiatan yang menunjukkan output paling mendukung bagi pencapaian kinerja organisasi adalah Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi. Hal tersebut dikarenakan program/kegiatan tersebut dapat memberikan dampak secara langsung kepada masyarakat.

(32)

BAB III -80 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

6. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan ke-6 Meningkatkan Produktivitas Pertanian.

Tabel 3.17

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VI

No. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 1,90 1,84 3,39 31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 1,60 1,15 1,61 32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%) 4,26 4,12 2,01 33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 6,80 6,40 4,43 34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%) 4,7 4,50 5,58 Sumber Data: BPS Tabel 3.18

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB (%) 2,05 3,39 165,36 31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB (%) 3,1 1,61 51,93 32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB (%) 4,58 2,01 43,88 33 Pertumbuhan sub- 7,2 4,43 61,52

(33)

BAB III -81 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) sektor kehutanan terhadap PDRB (%) 34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB (%) 5,3 5,58 105,28 Sumber Data: BPS Tabel 3.19

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 18 Meningkatnya nilai tambah hasil dan daya saing produk pertanian (tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) 30 Pertumbuhan sub-sektor tanaman bahan makanan terhadap PDRB 2,65 - 31 Pertumbuhan sub-sektor tanaman perkebunan terhadap PDRB 1,60 - 32 Pertumbuhan sub-sektor peternakan terhadap PDRB 2,01 - 33 Pertumbuhan sub-sektor kehutanan terhadap PDRB 4,43 - 34 Pertumbuhan sub-sektor perikanan terhadap PDRB 5,58 - Sumber Data: BPS

Pertumbuhan ekonomi kategori pertanian, kehutanan dan perikanan tahun 2015 adalah sebesar 3,44 persen di mana pada kategori lapangan usaha tersebut, Sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan tertinggi diantara sub sektor lainnya yakni sebesar 5,58 persen atau mencapai 118,72 persen dari target yang telah ditetapkan yakni 4,7 persen. Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan pada tahun 2015 sebesar 5,58 persen juga lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB Jawa Timur secara umum yang besarnya 5,44 persen.

(34)

BAB III -82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa ada beberapa Indikator Kinerja yang mengalami keberhasilan ataupun kegagalan. Adapun hal-hal utama yang menjadi penyebab antara lain :

a. Sub kategori perkebunan pertumbuhan tahun 2015 mengalami penurunan, angka pertumbuhan ekonomi sub sektor perkebunan sebesar 1,61 %. Hal tersebut disebabkan karena turunnya produksi gula sebesar 53.299 ton atau senilai Rp 533 milyar. Turunnya produksi gula dikarenakan areal tebu menurun drastis seluas 17.138 hektar atau 7,8 %. Menurunnya areal dipicu tidak kondusifnya industri gula tahun 2014, akibat adanya rembesan gula rafinasi di pasar konsumsi, sehingga harga gula jatuh pada kisaran Rp 7.500,- dibawah HPP Rp 8.500,-/kg dan dampaknya pada tahun 2015 banyak petani tebu yang alih tanam ke komoditi lain. Disisi lain, produksi tembakau juga mengalami penurunan sebesar 7.722 ton atau senilai Rp 270 milyar. Penurunan nilai produksi dari kedua komoditi tersebut, yaitu gula dan tembakau senilai 803 milyar. Angka tersebut setara dengan penurunan 2,23 % dibanding PDRB sub sektor perkebunan tahun 2015 sebesar Rp 36 trilyun. Faktor lain dipicu oleh menurunkan harga beberapa komoditi ekspor, seperti karet dan cengkeh.

b. Sub kategori Peternakan, Usaha peternakan masih dilakukan sebagai usaha sampingan skala rumah tangga dengan kareteristik : modal kecil, cara beternak konvensional, dan mudah sekali mengalihkan ternak untuk dijual, Kurang tersedianya ternak bibit yang berkualitas dan mahalnya harga pakan ternak. c. Pada sub kategori kehutanan, tingkat tumbuh tanaman rehabilitasi dipengaruhi

oleh musim penghujan. Partisipasi masyarakat sekitar hutan menjadi salah satu faktor keberhasilan rehabilitasi. Kondisi medan yang cukup sulit dapat mempengaruhi keberhasilan rehabilitas.

d. Ketersediaan stok sumber daya ikan (SDI) yang semakin menurun.

e. Terbatasnya sarana usaha penangkapan serta modal usaha yang cukup khususnya bagi nelayan tradisional sehingga kegiatan penangkapan ikan kurang optimal.

(35)

BAB III -83 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

f. Biaya pakan yang tinggi masih menjadi kendala bagi pembudidaya, pemberian paket hibah berupa mesin pelet masih belum menjangkau ke semua pembudidaya ikan air tawar.

g. Alih fungsi lahan perikanan budidaya untuk kegiatan non - perikanan.

h. Sebagian besar pembudidaya masih menerapkan teknologi konvensional dan belum menerapkan inovasi teknologi pada unit usaha budidayanya.

i. Masih adanya pelanggaran beberapa armada penangkapan ikan terhadap jalur penangkapan dan terjadinya perebutan fishing ground yang memicu terjadinya konflik nelayan di kabupaten/kota, antar kabupaten/kota maupun antar provinsi. Demikian juga pelanggaran penggunaan alat tangkap yang dilarang dan bahan peledak yang merusak lingkungan.

j. Rehabilitasi mangrove dan terumbu karang yang dilakukan masih belum berimbang dengan tingkat kerusakan yang ada di Jawa Timur karena dana yang dibutuhkan untuk merehabilitasi relatif besar.

k. Produktivitas garam belum optimal.

l. Keterbatasan bahan baku ikan untuk mencukupi kebutuhan industri pengolahan ikan di Jawa Timur.

m. Kompetensi pelaku industri perikanan belum memadai untuk menghadapi persaingan di pasar global.

Dalam rangka meminimalisir kegagalan tersebut dan sebagai langkah peningkatan Realisasi kinerja pada tahun yang akan datang, Pemerintah Provinsi telah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengembangkan usaha peternakan berbasis kawasan, sehingga dapat fokus pengembangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

b. Memfasilitasi aksesbilitas permodalan untuk mengembangkan usaha ternak, baik melalui koperasi, bank pemerintah atau lembaga pembiayaan lainnya.

c. Memberikan penyuluhan good farming practise secara berkala kepada para peternak.

(36)

BAB III -84 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

e. Mengembangkan lahan hijauan makanan ternak dan pemanfaatan alat mesin pengolah pakan skala kecil

f. Pelaksanaan rehabilitasi disesuaikan dengan musim penghujan.

g. Pendampingan dan penyuluhan kepada masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi mengelola hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

h. Penerapan metode rehabilitasi hendaknya disesuaikan dengan kondisi medan sehingga kegiatan rehabilitasi dapat berjalan secara efektif dan efisien.

i. Melakukan perbaikan sumberdaya habitat dan stok sumberdaya ikan melalui pembangunan rumah ikan serta pengkayaan ikan di laut dan perairan umum darat (PUD) yang telah padat tangkap. Kinerja perikanan tangkap masih sangat mungkin untuk ditingkatkan dengan memaksimalkan potensi Pantai Selatan Jawa Timur yang masih relatif rendah tingkat eksploitasinya.

j. Pemberian bantuan/hibah sarana penangkapan ikan berupa alat tangkap jaring dan pancing serta alat bantu penangkapan ikan berupa GPS untuk mempermudah mencari lokasi penangkapan (fishing ground), penyediaan modal usaha melalui pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan.

k. Intensifikasi produksi perikanan budidaya melalui kegiatan pemberian paket hibah perikanan budidaya, pakan mandiri dan obat ikan; pelatihan teknis perbenihan dan budidaya ikan; apresiasi kepada kelompok pembudidaya ikan (pokdakan); perbaikan mutu induk dan benih, alih teknologi (adopsi teknologi hasil penelitian); Intensifikasi, pemanfaatan lahan terbatas budidaya ikan dengan memanfaatkan lahan di pekarangan, sekolah pondok pesantren/panti asuhan, Lembaga Pemasyarakatan, Sistem Bioflok, pemanfaatan tambak porous dengan pemlastikan HDPE.

l. Sosialisasi dan alih teknologi baru kepada pembudidaya ikan yang dilakukan oleh UPT maupun instalasi budidaya lingkup Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur dan juga dengan pemberian paket hibah untuk teknologi baru yang akan diterapkan sebagai contoh budidaya lele sistem bioflok.

m. Meningkatkan kerjasama antara pengawas perikanan dan kelautan provinsi, kabupaten/kota dengan aparat penegak hukum dalam penanganan

(37)

BAB III -85 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

pelanggaran/tindak pidana perikanan serta mediasi penyelesaian konflik nelayan.

n. Selain melaksanakan kegiatan rehabilitasi juga dilakukan upaya konservasi dengan melibatkan masyarakat melalui kegiatan bimtek dan sosialisasi konservasi mangrove dan terumbu karang berkelanjutan.

o. Peningkatan kuantitas, kualitas dan produktivitas usaha garam melalui pembuatan unit pengolah garam, pelatihan teknis dan manajemen bagi kelompok PUGAR serta pengembangan teknologi Geomembran.

p. Lebih mendorong Unit Pengolah Ikan (UPI) untuk mencari bahan baku ikan ke provinsi lain di luar Jawa dan menjalin kerjasama dengan provinsi lain.

q. Mendorong industri kecil dan menengah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produk olahan melalui pelaksanaan bimtek, pelatihan dan sosialisasi terkait pengendalian mutu, keamanan hasil olahan, peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatansumberdaya manusia.

(38)

BAB III -86 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

7. Misi Kedua Meningkatkan Pembangunan Ekonomi yang Inklusif, Mandiri, dan

Berdaya Saing, Berbasis Agrobisnis/ Agroindustri dan Industrialisasi dengan

Tujuan Ke-8 Meningkatkan Ketahanan Pangan.

Tabel 3.20

Perbandingan Realisasi Kinerja Tujuan VII

No. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

REALISASI Th. 2014 (n-1) Th. 2015 (n) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula 7.741.873 6.378.543 480.800 354.011 341.957 406.178 1.389.298 1.302.113 7.407.895 5.075.010 325.964 371.848 330.994 406.657 1.036.558 1.248.278 7.439.770 5.342.606 321.056 454.440 285.567 671.520 742.393 1.195.501 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

83,30 81,60 82,70

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th) 86,10 89,38 87,77 38 Tingkat keamanan pangan (%) 80,00 87,13 88,00 21 Meningkatnya akses pangan (food access)

39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/CV)

8,00 3,36 3,40

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim Tabel 3.21

Perbandingan Realisasi Kinerja s.d. Akhir Periode RPJMD

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula 7.897.877 6.769.955 520.434 390.762 384.876 444.856 1.724.478 1.376.378 7,439,770 5,342,606 321,056 454,440 285,567 671,520 742,393 1,195,501 94,20 78,92 61,69 116,30 74,20 150,95 43,05 86,86

(39)

BAB III -87 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET AKHIR RPJMD REALISA SI Th. 2015 TINGKAT KEMAJU AN (1) (2) (3) (4) (5) (6) 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

87,70 82,7 94,30

37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th) 81,20 87,77 108,09 38 Tingkat keamanan pangan (%) 84,00 88,00 104,76 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%) 8 3,40 157,50

Sumber: Jawa Timur Dalam Angka 2015, BPS Prov. Jatim Tabel 3.22

Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Realisasi Nasional

NO. SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

REALISASI Th. 2015 REALISASI NASIONAL KET. (+/-) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 19 Meningkatnya ketersediaan pangan masyarakat (food avaibility) 35 Ketersediaan pangan (ton) - Beras - Jagung - Kedelai - Daging - Telur - Susu - Ikan - Gula 7,439,770 5,342,606 321,056 454,440 285,567 671,520 742,393 1,195,501 - - - - - - - - 20 Meningkatnya penyerapan pangan (food utilization)

36 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 82,7 84,1 (- 1,4) 37 Tingkat konsumsi beras penduduk Jawa Timur (kg/Kap/Th) 87,77 96,09 + 38 Tingkat keamanan pangan (%) 88,00 - 21 Meningkatnya akses pangan (food access) 39 Stabilisasi harga beras di tingkat konsumen (coefisien variasi/ CV) (%) 3,40 -

(40)

BAB III -88 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa beberapa komoditi pangan masih di bawah target yang telah ditetapkan tetapi beberapa komoditi lainya di atas target yang telah ditetapkan. Namun berdasarkan angka sasaran dan data produksi Jawa Timur Tahun 2015 (ARAM II). Situasi ketersediaan pangan (Beras) sebesar 7.439.770 Ton, dengan konsumsi sebesar 3.472.975 Ton sehingga surplus beras sebesar 3.966.795 Ton dan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi sebesar 203,78 Ton dari target 200 Ton.

Ketersedian pangan pokok Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2015 dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 3.23

Kondisi Ketersediaan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2011 – 2015 No. Komoditas/Pangan 2011 2012 2013 2014 2015*) - Ketersediaan 6.315.925 7.291.033 7.199.536 7.407.895 7.439.770 1. Beras - Konsumsi 3.339.123 3.339.123 3.424.550 3.451.752 3.472.975 - Surplus 2.976.801 3.951.910 3.774.986 3.956.144 3.966.795 - Ketersediaan 4.811.184 5.568.307 5.096.065 5.075.010 5.342.606 2. Jagung - Konsumsi 139.444 139.444 138.108 162.163 163.160 - Surplus 4.671.739 5.428.863 4.957.958 4.912.847 5.179.446 - Ketersediaan 296.291 296.163 301.558 325.964 321.056 3. Kedelai - Konsumsi 467.327 467.327 402.730 432.434 435.093 - Surplus (171.036) (171.163) (101.172) (106.470) (114.037) - Ketersediaan 194.164 196.514 191.495 173.399 178.325 4. Kacang Tanah - Konsumsi 15.075 15.075 50.964 15.444 15.539 - Surplus 179.089 181.439 140.531 157.955 162.786 - Ketersediaan 72.990 60.701 52.427 54.832 60.329 5. Kacang Hijau - Konsumsi 7.538 7.538 7.664 7.722 7.770 - Surplus 65.453 53.163 44.763 47.110 52.559 - Ketersediaan 3.865.556 4.070.625 3.452.350 3.486.310 3.315.773 6. Ubi Kayu - Konsumsi 550.239 550.239 417.675 359.075 361.283 - Surplus 3.315.317 3.520.386 3.304.675 3.126.325 2.954.491 - Ketersediaan 191.440 362.367 346.015 274.930 277.017 7. Ubi Jalar - Konsumsi 71.606 71.606 45.983 115.831 116.543 - Surplus 119.833 290.761 300.033 159.100 160.474 - Ketersediaan 210.771 351.433 333.082 371.848 454.440 8. Daging - Konsumsi 237.432 226.873 245.240 254.827 256.394 - Surplus (26.661) 124.560 87.842 117.020 198.046 - Ketersediaan 269.969 301.785 323.221 330.994 544.904 9. Telur - Konsumsi 271.351 271.351 229.913 320.465 322.435 - Surplus (1.382) 30.435 93.308 10.529 222.469

(41)

BAB III -89 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun 2015 No. Komoditas/Pangan 2011 2012 2013 2014 2015*) - Ketersediaan 477.190 479.224 396.995 406.657 671.520 10. Susu - Konsumsi 71.606 71.843 72.806 73.359 73.810 - Surplus 405.584 407.381 324.190 333.298 597.710 - Ketersediaan 1.190.742 1.257.824 1.321.928 1.036.558 742.393 11. Ikan - Konsumsi 629.383 631.464 674.411 548.265 551.636 - Surplus 561.359 626.360 647.517 488.293 190.758 - Ketersediaan 1.047.776 1.252.788 1.232.090 1.248.278 1.195.501 12. Gula - Konsumsi 384.414 385.684 392.384 378.380 380.706 - Surplus 663.362 867.104 839.706 869.898 814.795 Proyeksi Jml Penduduk 37.687.622 37.812.200 38.363.200 38.610.200 38.847.600 *) Angka Ramalan (ARAM II)

Sumber : Data diolah BKP Jatim

Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dari segi kuantitas dan kualitas keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3 sumber yaitu : 1) produksi dalam negeri; 2) pemasokan pangan; 3) pengelolaan cadangan pangan. Ketersediaan pangan dapat diamati pada berbagai tingkatan mencakup rumah tangga, regional (kab/kota, provinsi) dan nasional. Namun demikian, penyediaan yang sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk baik jumlah maupun mutunya merupakan masalah terbesar sepanjang sejarah kehidupan.

Dari tabel di atas, bahwa kondisi pangan (beras) Jawa Timur dari Tahun 2011-2015 terlihat surplus hal ini menunjukan bahwa kondisi pangan jawa timur tercukupi ini membuktikan juga bahwa ketersediaan energi juga jauh lebih tinggi daripada taget ketersediaan energy 2400 kkal/kapita/tahun. Grafik kondisi ketersediaan pangan (beras) seperti pada grafik di bawah :

Grafik 3.1

Gambar

Grafik  di  atas  menggambarkan  bahwa  struktur  belanja  daerah  Provinsi  Jawa  Timur  sebagian  besar  realisasinya  adalah  belanja  tidak  langsung  jika  dibandingkan  dengan belanja langsungnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan pada daerah ini atas berbagai pertimbangan seperti adanya hubungan antara kepercayaan merek, kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dalam

Tujuan penelitian ini meliputi 1) mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan turunan fungsi implisit. 2) mengidentifikasi kesalahan yang

Pada 2015, untuk empat tahun berturut dan berasaskan skop yang lebih luas untuk skim tersebut, VINCI menawarkan kepada majoriti tenaga kerjanya peluang untuk menjadi pemegang

Berdasarkan hasil penelitian ini lama bekerja/masa jabatan, aparatur desa pada Kecamatan Banda Raya di Kota Banda Aceh mayoritas bekerja selama lebih dari 5 tahun

sesuai dengan sasaran perbaikan yang diharapkan untuk manajemen data dan informasi, seperti proses administrasi yang lebih mudah dan lebih cepat, dimana waktu

Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan estimasi durasi rupture pada gempa bumi pembangkit tsunami (tsunamigenic earthquake) yang terjadi di segmen Nias

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang Hak katas Kekayaan Intelektual dan ilmu hukum mengenai masalah-masalah yang terjadi di masyarakat, khususnya

Berdasarkan permasalahan serta perkembangan dari model bisnis yang ada, maka tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengembangkan suatu model bisnis baru pada toko