• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana pada masa tersebut terjadi perkembangan dan perubahan yang sangat pesat. Periode ini merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada saat ini remaja mempunyai risiko tinggi terhadap gangguan tingkah laku, kenakalan dan terjadinya kekerasan baik sebagai korban maupun sebagai pelaku dari tindakan kekerasan. Remaja sebagai pelaku kekerasan sering melakukan tindakan seperti pembunuhan, penyerangan pemerkosaan, perkelahian dan kekerasan, penyerangan antar geng, meluka i orang lain (Soetjiningsih, 2004).

Ketika anak memasuki masa remaja terjadi perubahan-perubahan yang sangat menonjol yang dialami olehnya. Perubahan-perubahan ini terjadi baik dalam aspek jasmaniah maupun rohaniah, atau dalam bidang fisik, emosional, sosial dan personal, sehingga pada gilirannya menimbulkan perubahan yang drastis pula pada tingkah laku remaja yang bersangkutan serta tantangan yang dihadapinya (Asmira 2005).

Keluarga punya peranan penting dalam membentuk prilaku remaja. Sebagai anggota keluarga, anak remaja tidak hanya merupakan salah satu anggota keluarga, tetapi juga turut ambil bagian dari kelompok-kelompok sosial lainnya diluar keluarga. Ia tidak hanya berhubungan dengan anggota-anggota keluarganya tetapi berhubungan dengan anggota-anggota kelompok sosial atau individu lainnya. Dalam

(2)

2

hal ini orangtua bertanggung jawab untuk mendidik dalam rangka mengenal norma-norma dan nilai-nilai yang dianut baik oleh keluarga maupun masyarakat kepada anak remaja. Komunikasi menjadi sangat penting peranannya didalam pendidikan keluarga, karena dalam mewariskan norma-norma dan nilai-nilai ini diperlukan komunikasi yang baik antara orangtua dan anak. Dengan semakin baiknya komunikasi didalam keluarga maka semakin baik hubungan yang terjadi antar anggota dalam keluarga tersebut (Asmira, 2005).

Sehubungan dengan masa transisi yang tak mungkin dielakkan ini para orangtua perlu mempertimbangkan cara bagaimana yang sebaiknya ditempuh dalam berkomunikasi dengan mereka. Karena pada kenyataannya, pada masa ini, komunikasi tidaklah mudah dilakukan kadangkala dijumpai kegagalan-kegagalan atau terjadi krisis komunikasi. Krisis ini tidak memandang status sosial keluarga, kaya atau miskin dapat mengalaminya. Anak yang diharapkan dapat menjadi kebanggaan keluarga, ternyata tidak jarang berperilaku menyimpang, anti sosial dan bahkan sampai kepada tindak kriminal (Asmira, 2005).

Remaja dan permasalahannya memang sangat rumit sehingga kadangkala orangtua mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan mereka. Orangtua berpendapat bahwa dirinya sudah melakukan hal yang terbaik bila berkomunikasi dengan mereka. Sebaliknya anak remaja tetap asyik dengan dunianya. Sehingga kadang-kadang orangtua sedikit mengalami frustasi apabila berhadapan dengan anak remajanya sendiri (Asmira, 2005).

(3)

3

Adakalanya, dalam kehidupan keluarga terjadi pertengkaran, percekcokan atau konflik antara anak yang satu dengan saudara lainnya. Bagi orangtua yang bijaksana, tentu diharapkan akan dapat menengahi atau menyelesaikan masalah tersebut secara adil, tanpa menimbulkan rasa dendam di antara anak-anaknya. Namun, tidak sedikit orangtua yang kurang bijaksana, sehingga orangtua bersikap menyalahkan salah satu dan membenarkan anak yang lainnya. Kemungkinan hal ini akan menyebabkan rasa dendam dan sikap saling bermusuhan diantara anak-anaknya. Oleh karena itu, sikap yang baik dan bijaksana bagi orangtua besikap netral dan objektif, artinya orangtua tidak memihak salah satu anaknya dan tidak menyalahkan perilaku anak lainnya.

Keluarga dengan orang tua tunggal terdiri dari satu orang tua yang merawat anak-anaknya, berada dirumah, mereka jadi orangtua tunggal disebabkan karena kematian pasangan, perceraian atau memutuskan untuk tidak menikah tetapi mengadopsi anak. Mengingat krisis yang terjadi kepada orang tua tunggal karena kehilangan pasangannya maka akan semakin meningkat resiko dari lingkungan sosial yang buruk. Akan semakin emosional dalam menghadapi segala situasi dan tentunya akan banyak mengalami banyak konflik didalam keluarga. Pengaruh sumber finansial

dan emosi juga mempengaruhi kesehatan keluarga dengan orang tua tunggal (Potter & Perry, 2005). Maka orang tua harus dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial agar dapat merawat anaknya dengan baik (Foster,Mebel & Jo, 1989).

(4)

4

Demikian juga dampaknya terhadap anak remaja sebaiknya orang dewasa tidak menganggap ringan dampak psikologisnya terhadap anak yang baru saja ditinggal salah satu orang tuanya. Pasalnya anak yang belum siap menghadapi rasa kehilangan akan terpukul, dan kemungkinan besar mengalami perubahan tingkah laku. Mungkin jadi pemarah, pembangkang, suka melamun, suka tersinggung, suka menyendiri, dan sebagainya. Sebenarnya itu wajar saja, meskipun begitu, sebaiknya orang tua berhati-hati agar prilaku buah hatinya tidak melewati batas normal. Jika ini terjadi, anak bisa kehilangan kontrol, tak mampu lagi berpikir sehat (Khaltarina, 2004 dalam penelitian Budi, 2009).

Dalam forum diskusi Ikatan kerukunan Mahasiswa Batak Indonesia (2009) Batak merupakan nama sebuah suku di Indonesia, suku ini kebanyakan bermukim di Sumatera Utara dan terkenal akan logat bahasanya yang terkesan keras bagi orang-orang luar. Padahal bagi mereka seperti itu adalah keseharian yang mereka gunakan. Ada bermacam-macam marga didalam sebuah lingkup suku Batak yang pastinya antar mereka terdapat perbedaan karena pengaruh geografis. Namun perbedaan tersebut malah menjadi keanekaragaman yang menarik dalam kehidupan suku tersebut. Jika logat diucapkan oleh orang Batak terkesan kasar dengan suara besar karena memang sudah tata budaya yang melekat. Hal ini tak lain adalah pengaruh kondisi geografis di Batak yang banyak terdapat pegunungan sehingga antar sesama orang batak akan berbicara dengan suara lantang dan keras. Dengan adanya perbauran budaya menyebabkan perubahan sikap terutama penggunaan bahasa. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari jika Batak Karo dan

(5)

5

Batak Karo bisa bicara bahasa Batak Mandailing, demikian sebaliknya. Namun biasanya mereka bisa memahami apa yang mereka bicarakan tersebut untuk menyiasati kendala bahasa tersebut orang Batak berupaya melakukan dialog budaya serta mengenalkan budaya Batak yang asli kepada generasi muda. Dengan demikian kesenjangan bahasa tutur itu merupakan kendala utama yang dihadapi sesama suku Batak (IKMBI, 2010).

Data dari Komisi Pengawasan Nasional untuk Perlindungan Anak dalam penelitian Farhana dan Kurniati menunjukkan bahwa kenakalan remaja meningkat lebih dari 100% pada tahun 2005, yakni 2100 kasus pada tahun 2004 hingga mencapai 4700 kasus 2005. Kebanyakan kasus kenakalan remaja ini melibatkan narkotika, pertengkaran, masalah seksual, dan pencurian. Komunikasi yang baik akan memfasilitasi kohesi dan fleksibel kedalam level seimbang, dimana hal ini akan membuat fungsi keluarga sehat, dan terhindarnya keluarga dari masalah kenakalan remaja.

Studi pendahuluan dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan data dari kekelurahan dan ditemukan data dari jumlah penduduk keseluruhan berjumlah 3.979 jiwa yang terdiri dari 1055 kepala keluarga, dari tujuh dusun yang berada didesa tersebut terdapat jumlah sekitar kurang lebih 135 keluarga dengan orang tua tunggal, baik orang tua tunggal yang meninggal dunia maupun yang bercerai, dari data tersebut peneliti hanya mengambil 50 keluarga yang memiliki anak remaja yang sesuai dengan ciri-ciri dan kriteria yang diharapkan peneliti, dan mayoritas masyarakatnya bersuku batak toba. Dan ditemukan

(6)

6

beberapa keluarga yang anaknya putus sekolah, dan mengakibatkan kenakalan remaja.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang Pola Komunikasi Orangtua Tunggal Dengan Anak Remaja Pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kecamatan Serdang Bedagai.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pola komunikasi keluarga orang tua tunggal dengan anak remaja pada suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei bamban Kabupaten Serdang Bedagai.

1.3 Tujuan Penelitian

Menggambarkan pola komunikasi keluarga orang tua tunggal dengan anak remaja pada Suku Batak di Desa Gempolan Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai.

1.4 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.4.1 Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menyediakan informasi tambahan bagi para pendidik bahwa tidak selamanya keluarga orang tua tunggal dengan anak remaja memiliki pola komunikasi disfungsional dan juga bermanfaat bagi peserta didik dalam menambah wawasan mengenai pola komunikasi keluarga pada orangtua tunggal dengan anak remaja.

(7)

7

1.4.2 Pelayanan Keperawatan

Setelah mengetahui pola komunikasi keluarga orangtua tunggal dengan anak remaja, dengan begitu akan mempermudah perawat dalam meberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga orangtua tunggal dengan anak remaja karena cenderung bersifat terbuka sehingga dapat mempermudah dalam menerima informasi kesehatan secara baik.

1.4.3 Penelitian Keperawatan

Melalui penelitian ini diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dan dapat menjadi ilmu tambahan bagi peneliti selanjutnya. Peneliti juga mengharapkan penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya, mengingat beragam masalah yang terjadi apabila keluarga tersebut menjadi keluarga orangtua tunggal yang memiliki anak remaja, yang terkait dengan pola komunikasi anak remaja dengan orangtua tunggal, karena periode ini merupakan periode krisis dalam keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, dalam menjembatani hal tersebut kepala sekolah, guru atau waka humas TK Annur membuat buku laporan harian., buku laporan harian tersebut berisi

Orang pribadi dalam negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan di atas PTKP sehubungan dengan pekerjaan dari badan-badan yang tidak wajib melakukan pemotongan PPh Pasal 21

kecenderungan pola asuh orang tua diperoleh Mi = 115 dan Sdi = 23 dengan presentasi tertinggi adalah pada kategori tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa

Peserta yang sudah memiliki gelar CRMP (Certified Risk Management Professional) dari LSPMR (Lembaga Sertifikasi Profesi Manajemen Risiko) boleh mengambil hanya dua hari pertama

Pada tahap ini akan dirancang algoritma Simulated Annealing untuk sistem penjadwalan perawat dengan tujuan memudahkan kepala perawat ruangan dalam membuat jadwal kerja bulanan

Menunjukkan bahwa terdapat 13 responden yang mengalami beban berat dan memiliki kemampuan tidak baik dalam merawat pasien perilaku kekerasan.. Hasil uji

Artikel akan mengungkapkan bagaimana representasi kearifan kritik masyarakat Jawa Pesisir melalui tokoh Saridin dalam pementasan kethoprak Saridin Andum Waris oleh

10.000.000,00 yang diberikan oleh pihak developer Nuansa Alam Setiabudi Clove, dengan ketentuan apabila pelunasan jual beli rumah tinggal di Nuansa Alam Setiabudi