• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami permasalahan dalam menyelaraskan kedua aspek ini. Penyelarasan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mengalami permasalahan dalam menyelaraskan kedua aspek ini. Penyelarasan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan manusia sangatlah beragam. Kebutuhan tersebut berupa kebutuhaan dasar individual dan kebutuhan kelompok. Kebutuhan tersebut seringkali tidak sejalan dengan kemampuan yang ada, manusia seringkali mengalami permasalahan dalam menyelaraskan kedua aspek ini. Penyelarasan tersebut membutuhkan pengaturan, pengaturan itulah yang dikenal dengan istilah manajemen.

Manajemen itu adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok orang dan menggerakkan fasilitas dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Sementara itu para ahli memberikan bermacam penjelasan mengenai manajemen diantaranya:

1. Manajemen menurut Malayu S.P Hasibuan yaitu ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.1

2. Sondang P. Siagian mendefenisikan manajemen adalah seni memperoleh

hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain.2

Dari defenisi di atas dapat penulis gambarkan bahwa manajemen ialah suatu ilmu, seni, dan proses yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian,

1

Malayu S.P. Hasibuan. Manajemen, Ed. Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014 2

Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, Ed. Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara 2005, hal 1

(2)

penggerakan, pengawasan, dan pengevaluasian dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam al-Qur’an telah memberikan stimulasi tentang manajemen yang tedapat dalam surat Al Baqarah, ayat 282:

...























































































...

Artinya:

…dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya... (Q.S. Al-Baqarah: 282)

Di dalam ayat tersebut disebutkan lafazd مكنيباهنوريدت “yang kamu jalankan di antara kamu ”. asal katanya adalah “adara idaarah ةرادأ رادأ yang artinya manajemen dan administrasi. Ayat di atas menerangkan persoalan yang berhubungan dengan urusan sesama manusia, terutama dalam persoalan

kesekretariatan.3 Maka tidaklah heran apabila asal penemuan ilmu manajemen

itu dari persoalan-persoalan yang berhubungan dengan usaha bisnis, yang kemudian berkembang menjadi ilmu dalam mencapai tujuan.

Manajemen terdapat dalam setiap kegiatan manusia. Kegiatan manusia itu berupa kegiatan bisnis, non bisnis (sosial) dan keagamaan. Kegiatan bisnis

3

Jawahir Tanthowi, Unsur-Unsur Manajemen Menurut Ajaran Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983), hal. 47-49

(3)

ini dibagi menjadi dua, yaitu: bisnis produk barang dan jasa, produk barang yaitu produk yang berwujud seperti honda, makanan instan, handphone dan lain sebagainya. Produk yang berupa jasa yaitu produk yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, tetapi dapat dirasakan manfaatnya setelah konsumen mengonsumsi jasa tersebut. Sebagai contohnya, jasa dokter, jasa guru, jasa notaris, jasa pengacara, dan jasa lainnya. Sedangkan kegiatan non bisnis (sosial), misalnya menyelenggarakan pendidikaan formal dan nonformal, panti asuhan, panti jompo, rumah sakit dan lainnya. Di dalam kegiatan keagamaan, kegiatan ini mendirikan sarana ibadah seperti mendirikan pondok pesantren, madrasah, lembaga penerimaan dan menyalurkan amal zakat, infak, dan sedekah. Segala aktivitas kaum muslimin pada masa Rasulullah bertumpu pada masjid.

Masjid adalah aula umat Islam; tempat mereka bermusyawarah, tempat

mereka mengatur segala urusan, serta pusat mereka menuntut ilmu.4

Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan ilmu dan keterampilan manajemen. Pengurus masjid harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Metode atau pendekatan perencanaan, strategi, dan model evaluasi yang dipergunakan dalam manajemen masjid modern. Jadi manajemen masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi-fungsi masjid sebagaimana mestinya.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa manajemen masjid adalah suatu ilmu, seni, dan proses dari perencanaan, pengorganisasian,

4

(4)

penggerakkan dan pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan masjid atau merealisasikan fungsi masjid sebagai pusat kegiatan ummat Islam.Oleh karena itu manajemen masjid yang efektif dan efisien merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh seorang pengurus dengan menggunakan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen masjid juga disebut idarah masjid, Mohammad E. Ayub membagi secara garis besar menjadi dua, yaitu: pertama, Idarah Binail

Ma’adiy yaitu manajemen masjid dilihat dari segi fisik yang meliputi

kepengurusan masjid, pengaturan pembangunan fisik masjid, penjagaan kehormatan, kebersihan, ketertiban dan keindahan masjid (termasuk taman di lingkungan masjid); pemeliharaan tata tertib dan kententraman masjid; pengaturan keuangan dan administrasi masjid, pemeliharaan agar masjid tetap suci, terpandang, menarik dan bermanfaat bagi kehidupan ummat dan sebagainya. Kedua, Idarah Binail Ruhiy adalah pengaturan tentang pelaksanaan fungsi masjid sebagai wadah pembinaan ummat, sebagai pusat pembangunan ummat dan kebudayaan Islam. Idarah Binail Ruhiy ini meliputi pengentasan dan pendidikan Akidah Islamiyah, pembinaan Akhalakul Karimah, penjelasan ajaran Islam secara teratur yang menyangkut:

a. Pembinaan Ukhuwah Islamiyah dan persatuan ummat b. Melahirkan fikrul Islamiyah dan kebudayaan Islam

c. Mempertinggi mutu keislaman dalam diri pribadi dan masyarakat.5

5

(5)

Terkelolanya sebuah masjid dengan baik terlihat banyaknya jamaah yang melaksanakan ibadah di masjid tersebut dan program yang direncanakan dapat terjalani secara efektif dan efisien, serta diurus oleh pengurus yang berwawasan, dan mendalami ilmu manajemen masjid, sehingga tercipta fungsi masjid yaitu sebagai kemaslahatan ummat.

Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi sentral dinamika umat. Sehingga, masjid benar-benar berfungsi sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam dalam arti luas adalah tugas dan tanggungjawab seluruh umat Islam memakmurkan masjid yang mereka dirikan dalam masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah

at-Taubah ayat 18:6

















































Artinya:

“hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang yang diharapkan Termasuk golongan

orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Selanjutnya akan digambarkan kondisi sebuah masjid yang bernama Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung. Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung didirikan pada tahun 1935 dan diresmikan oleh Basyir Malin Jalelo dan kawan-kawan, sekaligus sebagai ketua umum pertama pengurus Masjid Mujahidin Lubuk Alung. Masjid ini merupakan barometer di Kecamatan

(6)

Lubuk Alung memiliki berbagai program kegiatan. Pengelolaan Masjid dengan berbagai kegiatan ini bertumpu pada kesediaan umat Islam terutama warga sekitar terdekat, supaya syiar yang akan berkumandang menambah kekhusu’an muslimin dan muslimat untuk beribadah kepada Allah SWT.

Dalam masa pembangunannya, ternyata tidak semulus yang dibayangkan terutama menyangkut masalah dana. Segenap warga disekitarnya yang saling bahu membahu untuk melengkapi sarana dan prasarana masjid berupa karpet, podium, lampu, sound sistem, gorden dan lain-lain dapat terpenuhi dan akhirnya dengan apa yang ada warga muslim sekitar dapat

melaksanakan shalat terawih berjamaah.7

Fisik Masjid Raya Mujahidin tidak begitu luas hanya dapat menampung 1.500 Jamaah, meskipun demikian para jamaah tetap ramai untuk pergi beribadah ke masjid tersebut dibandingkan dengan masjid-masjid yang ada disekitar Lubuk Alung. “Masjid ini mempunyai struktur organisasi yang lengkap yaitu:

1. Bidang keuangan, bidang keuangan yang bertugas dalam mengelola dana dan membuat laporan keuangan yang akuntable dan akseptable sesuai dengan standard akuntansi Indonesia

2. Bidang dakwah dan pendidikan, bidang ini bertugas dalam mengelola peribadatan dan dakwah, ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah), PHBI/ Majelis Ta’lim, Pendidikan Formal dan Informal.

7

Jasman (ketua III), Pengurus Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung, wawancara

(7)

3. Bidang remaja masjid dan perpustakaan, bidang remaja masjid mengadakan wirid remaja setiap malam minggu dan bidang perpustakaan bertugas sebagai fasilitator dan motivator kegiatan perpustakaan di lingkungan Masjid Mujahidin dalam rangka meningkatkan minat baca baik untuk bacaan-bacaan Islam maupun pengetahuan umum.

4. Bidang perencanaan dan perlengkapan, bidang ni bertugas dalam pengadaan sarana dan prasana masjid.

5. Bidang humas, dokumentasi dan keamanan, bidang ini bertugas dalam membentuk dan mambangun suatu citra positif terhadap keberadaan Masjid, menciptakan komunikasi hubungan kerja yang kondusif, jujur,

terbuka dan transparan.8

Bidang-bidang kerja manajemen Masjid ini telah terlaksana sesuai dengan program yang telah direncanakan sebelumnya. Bidang keuangan bertugas dalam pengelolaan dana seperti membuat laporan keuangan setiap bulan, bidang dakwah yang membuat program kerjanya seperti perbaikan dan pengadaan sarana peribadatan, pembuatan jadwal imam dan muazin shalat lima waktu, serta membuat jadwal khatib jum’at, dan bidang lainnya juga

telah terjalankan sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya. 9

Meningkatkan mutu physical masjid pengurus berupaya dalam meningkatkan kebersihan bangunan masjid baik di dalam ruangan maupun halaman masjid serta tempat berwudhu’ ataupun WC yang telah disediakan sebagai pendorong jamaah agar merasa nyaman berada di masjid dan dapat

8

Profil Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung 2017 9

Jasman (ketua III), Pengurus Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung, wawancara

(8)

melaksanakan ibadah dengan khusyuk. Setelah selesai melaksanakan sholat jamaah berpartisipasi dalam menjaga kebersihan Masjid yaitu dengan membersihkan sekitar masjid secara cuma-cuma (tanpa dibayar) setiap pergi maupun pulang dari masjid tersebut.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan di Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung terlihat bahwa Masjid ini mempunyai beberapa keunikan, yaitu: pertama, masjid ini mempunyai fisik yang sederhana namun jamaah yang melaksanakan ibadah ke Masjid ini lebih ramai dibandingkan dengan masjid yang ada disekitar Lubuk Alung, ketika shalat berjamaah di masjid jamaah shalat sekitar 140 orang dari 4 shaf jamaah laki-laki dengan tikar 20/ orangnya dan perempuan 3 shaf ini terlihat ketika penulis melakukan observasi tanggal 10 Mai 2017.

Kedua, pengurus sangat berantusias dalam melaksanakan program kerja yang telah dirancang. Pengurus sangat aktif, bahkan pengurus selalu melakukan tausiyah (ceramah) sebelum melaksanakan shalat di masjid tersebut, pengurus berusaha keras dalam memakmurkan masjid untuk kemaslahatan umat.

Ketiga, fungsi manajemen telah teraplikasikan sesusai dengan teori dan hadis ini terlihat dalam kejuaraan lomba masjid besar teladan tingkat Kabupaten Padang Pariaman. Untuk melihat bagaimana pengurus menerapkan fungsi-fungsi manajemen diperlukan adanya penelitian mengenai Masjid ini.

(9)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis sangat tertarik menulis skripsi yang berjudul “Manajemen Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung”.

B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian penulis ini adalah bagaimana manajemen Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung?

2. Batasan Masalah

Dalam masalah ini penulis membatasi masalah yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung b. Pengorganisasian Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung. c. Penggerakan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung. d. Pengawasan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung. e. Pengevaluasian Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan mengungkapkan perencanaan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung

b. Untuk mengetahui pengorganisasian Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung

(10)

c. Untuk mengetahui penggerakan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung d. Untuk mengetahui pengawasan Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung e. Untuk mengetahui pengevaluasian Masjid Raya Mujahidin Lubuk

Alung

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Sebagai sumbang pemikiran dan khaznah ilmu pengetahuan mengenai manajemen.

b. Penelitian ini diharapkan bisa sebagai landasan teoritis untuk mengembangkan penelitian lainnya.

c. Sebagai refensi bagi pengurus di Masjid untuk menetapkan sebuah keputusan.

D. Penjelasan Judul

Agar tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam memahami judul penelitian ini, maka penulis menganggap perlu untuk menjelaskan beberapa pengertian istilah yang ada dalam judul, tulisan ini sebagai berikut:

Manajemen masjid : Seni, ilmu dan proses yang terdiri dari

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,

pengawasan dan pengevaluasian dengan

memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya alam untuk mencapai tujuan masjid yaitu menjadikan masjid sebagai pusat ibadah dan muamalah

(11)

Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung

: Masjid yang terletak di Jl. Raya Padang

Bukittinggi Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan di atas maka yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan pengevaluasian di Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini akan dibagi menjadi menjadi Lima bab, supaya memudahkan dalam penulisan dan sekaligus membantu dalam pembahasan, bab yang satu dengan bab yang lainnya saling terkait. Hal ini guna memudahkan pekerjaan dalam penulisan dan memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I merupakan latar belakang masalah, perumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, serta sistematika penulisan.

Bab II merupakan isi yang terdiri dari landasan teoritis yang berkaitan dengan manajemen masjid, pengertian manajemen, pengertian masjid, fungsi masjid, manajemen masjid, pengertian manajemen masjid, tujuan manajemen masjid dan fungsi manajemen masjid.

(12)

Bab III merupakan metode penelitian yang terdiri dari metode dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

Bab IV hasil penelitian yang terdiri dari Masjid Raya Mujahidin Lubuk

Alung yang secara perkembangannya, mengetahui perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan pengevaluasian Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung.

Referensi

Dokumen terkait

Implementasi mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits terhadap bacaan al- Qur‟an siswa kelas X Madrasah Aliyah Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa sangat berperan selama

Setelah sumber-sumber dan akar penyebab masalah cacat shuttlecock yaitu terdapatnya keseimbangan laju shuttlecock goyah diketahui, maka perlu dilakukan suatu

Dengan bantuan regresi logistik dan random forest sebagai classifier, dapat ditunjukkan fitur-fitur penting yang membantu model untuk klasifikasi. Baik regresi

Akan tetapi untuk kenyataannya di BPRS Asad Alif sering terjadi yang namanya pembiayaan bermasalah yaitu pembiayaan yang didalam pelaksanaannya belum mencapai atau

Untuk kondisi MAT yang tidak jenuh dalam pengolahan data didapatkan nilai faktor keamanan untuk overall slope didapatkan nilai faktor keamanan 1,036 pada metode

Sementara itu, Peradilan Syari’at Islam di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang putusannya ditentukan pada Mahkamah Syar’iyah Kota atau Kabupaten untuk tingkat pertama

Apabila tingkat disabilitas ditinjau dari penyakit degeneratif yang diderita maka terlihat gambaran bahwa persentase yang menderita penyakit degeneratif (jantung, Diabetes

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat