• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir TA BantuanTeknis RPI2-JM KAB.DELI SERDANG Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program Bidang Cipta Karya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir TA BantuanTeknis RPI2-JM KAB.DELI SERDANG Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program Bidang Cipta Karya"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Tim Konsultan

SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN

PROGRAM INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PROVINSI SUMATERA UTARA Jl. Willem Iskandar No. 9 Medan, Tlp/Fax. (061)

BantuanTeknis

RPI2-JM KAB.DELI SERDANG

2015 - 2019

Dalam Implementasi Kebijakan

Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

CV. ABDI KRIASY KONSULTAN

Engineering and Management Consultant

Jl. Setia No.13/11B Kelurahan Tanjung Rejo – Medan

Laporan Akhir

(2)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan, atas hikmat dan pengetahuan yang daripada-Nya Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Deli Serdang dapat selesai pada waktunya.

Dokumen RPI2-JM ini diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan arahan kebijakan spasial dan rencana pembangunan daerah khususnya pada lokasi prioritas yang telah ditetapkan dengan memperhatikan potensi dan permasalahan permukiman yang ada sebagai isu strategis yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Program investasi yang disusun bersumber dari data-data dokumen rencana pengembangan sektoral Bidang Cipta Karya yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

Penyusunan dokumen ini mengacu pada Buku Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kementerian Pekerjaan umum yang terdiri dari 11 (sebelas) bab dengan masa rencana investasi program kegiatan selama 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2015 sampai tahun 2019 dan dimaksudkan untuk memperbarui Dokumen RPIJM Kabupaten Deli Serdang terdahulu.

Semoga bermanfaat, Salam

Deli Serdang, Desember 2014

Tim Konsultan

(3)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 2

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang ... I.1

1.2.

Pengertian dan Kedudukan RPI2JM ... I.2

1.3.

Keterkaitan RPI2JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM Bidang

Pekerjaan Umum ... I.3

1.4.

Maksud dan Tujuan ... I.5

1.5.

Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I.5

1.6.

Mekanisme Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I.8 1.7. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I.8 1.8. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ... I.9 1.9. Penilaian Kelayakan RPI2JM Bidang Cipta Karya ... I.10

BAB II : ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1.

Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Direktorat Jendral

Cipta Karya ... II.1

2.2.

Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya ... II.2

2.2.1.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2005-2025 ... II.2

2.2.2.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 ... II.4

2.2.3.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia ... II.5

2.2.4.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan

Indonesia ... II.6

2.2.5.

Kawasan Ekonomi Khusus ... II.6

2.2.6.

Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan ... II.7

2.3.

Peraturan Perundangan Bidang PU/Cipta Karya ... II.7 2.3.1. UU No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ... II.7

(4)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 3

2.3.2. UU No 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung ... II.9 2.3.3. UU No 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air ... II.9 2.3.4. UU No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah ... II.10 2.3.5. UU No 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun ... II.11

2.4.

Amanat Internasional ... II.11

2.4.1.

Agenda Habitat ... II.11

2.4.2.

Konferensi Rio+20 ... II.11

2.4.3.

Millenium Development Goals ... II.12

2.4.4.

Agenda Pembangunan Pasca 2015 ... II.13

BAB III : ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA

3.1.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ... III.1

3.1.1.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Nasional ... III.2

3.1.2.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional ... III.6

3.1.3.

Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional ... III.7

3.1.4.

Penetapan Kawasan Strategis Nasional ... III.8

3.1.5.

Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional ... III.8

3.1.6.

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional ... III.8

3.2.

Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera ... III.9

3.2.1.

Rencana Struktur Ruang dan Rencana Pola Ruang Pulau Sumatera .... III.16

3.2.2.

Strategi Operasionalisasi Perwujudan Struktur Ruang dan Pola Ruang

Pulau Sumatera ... III.16

3.2.3.

Arahan Pemanfaatan Ruang Pulau Sumatera ... III.17

3.2.4.

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pulau Sumatera ... III.18

3.3.

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara ... III.19

3.3.1.

Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Provinsi Sumatera Utara ... III.19

3.3.2.

Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara ... III.20

3.3.3.

Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara ... III.20

3.3.4.

Penetapan Kawasan Strategi Provinsi Sumatera Utara ... III.21

3.3.5.

Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara ... III.22

3.3.6.

Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi

Sumatera Utara ... III.22

3.4.

Rencana Tata Ruang Kawasan PerKabupatenan Mebidangro ... III.23 3.4.1. Peran dan Fungsi Rencana Tata Ruang Kawasan PerKabupaten ... III.23 3.4.2. Tujuan, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Kawasan ... III.24

(5)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 4

3.4.3. Rencana Struktur Ruang Kawasan PerKabupatenan Mebidangro ... III.28 3.4.4. Rencana Pola Ruang Kawasan PerKabupatenan Mebidangro ... III.28 3.4.5. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan PerKabupatenan Mebidangro .. III.29 3.4.6. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kawasan

PerKabupatenan Mebidangro ... III.30 3.5. Indikasi Program Pembangunan ... III.32

BAB IV : PROFIL KABUPATEN DELI SERDANG

4.1.

Profil Geografis dan Administrasi Wilayah ... IV.1

4.1.1.

Geografi dan Topografi ... IV.1

4.1.2.

Aministrasi Wilayah ... IV.2

4.2.

Profil Demografi ... IV.4

4.2.1.

Jumlah Penduduk Menurut Usia Jenis Kelamin ... IV.4

4.2.2.

Persebaran Penduduk ... IV.5

4.2.3.

Pekembangan Jumlah Penduduk ... IV.6

4.2.4.

Proyeksi Jumlah Penduduk ... IV.7

4.3.

Profil Geohidrologi ... IV.8

4.4.

Profil Geologi ... IV.11

4.5.

Profil Klimatologi ... IV.13

4.6.

Kondisi Sosial Ekonomi ... IV.18

4.7.1.

Potensi Ekonomi ... IV.20

4.7.2.

Potensi Industri ... IV.21

4.7.3.

Potensi Perdagangan dan Jasa ... IV.22

4.7.4.

Potensi Pertanian ... IV.23

4.7.5.

Potensi Pariwisata, Seni dan Budaya ... IV.26

BAB V : KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN DELI SERDANG

5.1.

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang ... V.1

5.1.1.

Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang ... V.1

5.1.2.

Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Deli Serdang ... V.2

5.1.3.

Rencana Pola Ruang ... V.8

5.1.4.

Kawasan Strategis Kabupaten Deli Serdang ... V.11

5.1.5.

Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang ... V.17

5.1.6.

Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang ... V.22

5.2.

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

(6)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 5

5.2.1.

Kebijakan Pembangunan Daerah Kabupaten Deli Serdang ... V.23

5.2.2.

Kebijakan Keuangan Daerah ... V.26

5.2.3.

Indikasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... V.30

5.3.

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) ... V.32

5.3.1.

Rencana SPAM Kabupaten Deli Serdang ... V.32

5.3.2.

Rencana Pengembangan SPAM Kabupaten Deli Serdang ... V.35

5.4.

Arahan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) ... V.37

5.4.1. Kerangka Kerja Pengembangan Sanitasi Kabupaten Deli Serdang ... V.38

5.4.2. Tujuan , Sasaran dan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Kabupaten Deli Serdang ... V.42

5.4.3. Tahapan Pengembangan Sanitasi ... V.43

5.5.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkunga (RTBL) ... V.44 6.2.1. Kondisi Dokumen Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten

Deli Serdang Saat ini ... V.44 6.2.2. Program Kegiatan Tata Bangunan dan Lingkungan ... V.45 5.6. Arahan pada Strategi Pembangunan Permukiman dan

Infrastruktur PerKabupatenan (SPPIP) ... V.44 5.6.1. SPPIP dan RPKPP Kabupaten Deli Serdang ... V.47 5.6.2. Visi dan Misi SPPIP Kabupaten Deli Serdang ... V.48 5.6.3. Kebijakan, dan Sasaran SPPIP Kabupaten Deli Serdang ... V.50 5.6.4. Strategi dan Indikasi Program Sektoral ... V.51 5.6.5. Program Strategis SPPIP Kabupaten Deli Serdang ... V.52 5.6.6. Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas sesuai arahan

RPKPP ... V.52

5.6.

Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten dan Sektor ... V.54 5.6.1. Kondisi Dokumen Tata Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Deli Serdang Saat ini ... V.54

5.3.1.

Program Kegiatan Tata Bangunan dan Lingkungan ... V.55

BAB VI : ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

6.1.

Pengembangan Permukiman ... VI.1

6.1.1.

Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI.1

6.1.2.

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI.8

6.1.3.

Analisa Kebutuhan Pengembangan Permukiman ... VI.8

(7)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 6

6.1.5.

Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) ... VI.13

6.1.6.

Usulan Program dan Anggaran ... VI.14

6.2.

Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI.15 6.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL ... VI.15 6.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI.15 6.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VI.20 6.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ... VI.20 6.2.5. Usulan Program dan Kegiatan ... VI.20

6.3.

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ... VI.22 6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ... VI.22 6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan ... VI.22 6.3.3. Analisis Kebutuhan SPAM Kabupaten Deli Serdang ... VI.29 6.3.4. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM ... VI.29

6.4.

Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) ... VI.31 6.4.1. Air Limbah ... VI.31

6.4.1.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah ... ... VI.31 6.4.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan

Tantangan Pengembangan Air Limbah Pemukiman ... VI.31 6.4.1.1. Analisis Kebutuhan Air Limbah ... VI.37 6.4.1.2. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah ... VI.38 Persampahan ... VI.39 6.4.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan

Persampahan ... VI.39 6.4.2.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

Persampahan ... VI.41 6.4.2.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan ... VI.46 6.4.2.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem

Persampahan ... VI.47 6.4.2. Drainase ... VI.50 6.4.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Drainase .. VI.50 6.4.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

Drainase ... VI.51 6.4.3.3. Analisis Kebutuhan Drainase ... VI.54 6.4.3.4. Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem Drainase .. VI.54 6.4.3. Usulan Program dan Kegiatan ... VI.54

(8)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 7

6.4.4.1. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi ... VI.54 6.4.4.2. Pembiayaan Kegiatan Pengembangan Sanitasi ... VI.54

BAB VII : KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

7.1.

Entitas Regional ... VII.2

7.2.

Entitas Kabupaten/Kabupaten ... VII.2

7.3.

Entitas Kawasan ... VII.3

7.4.

Entitas Lingkungan ... VII.4

7.5.

Usulan Keterpaduan Program Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Entitas ... VII.5

BAB VIII : ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL

8.1.

Aspek Lingkungan ... VIII.1 8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KHLS) ... VIII.1 8.1.2. Amdal, UKP-UPL dan SPPLH ... VIII.2

8.2.

Aspek Sosial ... VIII.4 8.2.1. Aspek Sosial pada Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya ... VIII.4 8.2.1. Terhadap Sub Bidang Air Minum ... VIII.4 8.2.2. Terhadap Sub Bidang Air Limbah ... VIII.5 8.2.3. Terhadap Sub Bidang Drainase ... VIII.5 8.2.4. Terhadap Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan ... VIII.5 8.2.5. Terhadap Sub Bidang Permukiman ... VIII.5

8.3.

Rencana Pengelolaan ... VIII.6 8.3.1. Rencana Sistem Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan ... VIII.6 8.3.2. Prosedur Pelaksanaan dan Pemantauan ... VIII.9

BAB IX : ASPEK PEMBIAYAAN

9.1.

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... IX.1

9.2.

Profil Anggaran Belanja Daerah, Pendapatan dan Pembiayaan Daerah Kabupaten Deli Serdang ... IX.3

9.3.

Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya ... IX.3 9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari

APBN dan APBD dalam 5 Tahun Terakhir ... IX.6 9.3.1. Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam

5 Tahun Terakhir ... IX.6 9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya bersumber dari

(9)

Kata Pengantar & Daftar Isi I . 8

9.4.

Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya ... IX.7 9.4.1. Proyeksi APBD 5 Tahun ke Depan ... IX.7 9.5. Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang

Cipta Karya ... IX.10 9.5.1. Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ... IX.10 9.5.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya ... IX.10

BAB X : ASPEK KELEMBAGAAN

10.1.

Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X.1

10.2.

Kondisi Kelembagaan Saat Ini ... X.2 10.1.1. Kondisi Kelembagaan Bidang Cipta Karya ... X.3

10.3.

Analisis Kelembagaan ... X.15 10.3.1. Analisis Masalah, dan Usulan Program Keorganisasian Bidang Cipta

Karya ... X.15 10.3.2. Analisis Fungsi dan Tugas Kelembagaan Bidang Cipta Karya... V.15

10.4.

Rencana Pengembangan Kelembagaan ... X.16 10.4.1. Format Umum Rencana Tindakan Peningkatan Kelembagaan

Rencana Pengembangan Tata Laksana ... X.16

BAB XI : MATRIKS RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

11.1.

Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Deli Serdang ... XI.1

11.2.

Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Deli Serdang di

(10)

Pendahuluan I . 1

1.1. LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan bangsa yang mandiri, adil, dan makmur seperti yang dicita-citakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, salah satu caranya adalah dengan mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan melalui perwujudan permukiman tanpa kumuh. Untuk menunjang lingkungan permukiman di tanah air, perlu dibangun prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien.

Salah satu upaya dalam mewujudkan otonomi daerah adalah melaksanakan kegiatan peningkatan kemampuan daerah. Kegiatan ini diarahkan kepada upaya untuk mengembangkan pemerintah dan system rencana pembangunan yang baik, yaitu terencana, konsisten dan berkelanjutan melalui peran pemerintah bersama dengan masyarakat secara interaktif.

Arahan dalam RPJPN dan RPJMN terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007 bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia. Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar¬besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal, efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan hal tersebut, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, dalam mengemban tugasnya sebagai perumus dan pelaksana kebijakan dan standar teknis bidang Cipta Karya, mengambil inisiatif untuk mendukung pemerintah Kabupaten/Kota dalam menyiapkan perencanaan program yang terpadu bidang Cipta Karya yang diberi nama Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM), berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya No. 06/SE/DC/2014 Tanggal 24 Maret 2014 perihal Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM).

Bab

.1

(11)

Pendahuluan I . 2

RPI2JM merupakan dasar pemrograman dan penganggaran di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Mengingat fungsinya yang cukup penting, maka RPI2JM sudah sepatutnya memiliki kualitas yang baik serta disiapkan secara rasional, inklusif, dan terpadu.

1.2. PENGERTIAN DAN KEDUDUKAN RPI2JM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkanketerpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada system perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

(12)

Pendahuluan I . 3

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya, selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3. KETERKAITAN RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA DENGAN RPI2JM BIDANG PEKERJAAN UMUM Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Sumber : Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan permukiman.

(13)

Pendahuluan I . 4

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut, untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahunyang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

1.5. PRINSIP PENYUSUNAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA Prinsip dasar RPI2-JM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan system pelayanan air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama

(14)

Pendahuluan I . 5

Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program. 5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (Kabupaten/Kota dan

provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.

1.6. MUATAN DOKUMEN RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA

Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya Secara substansi muatan RPI2JM Kabupaten Deli Serdang terdiri 11 (sebelas) bab yaitu:

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPI2JM, dasar hukum penyusunan RPI2JM, dan mekanisme penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya. Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kabupaten Deli Serdang

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini. Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).

Bab 4 Profil Kabupaten Deli Serdang

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Deli Serdang

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(15)

Pendahuluan I . 6

Daerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan lingkungan(PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor. Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.

Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab 9 Aspek Pembiayaan

Bab ini menjelaskan mengenai Profil APBD Kabupaten Deli Serdang, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab 10 Aspek Kelembagaan

Bab ini menjelaskan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2JM Kabupaten Deli Serdang dan matriks keterpaduan program investasi RPI2JM Kabupaten Deli Serdang.

(16)

Pendahuluan I . 7

1.7. MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.7.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

(17)

Pendahuluan I . 8

Sumber: Direktorat Bina Program DJCK 2014

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

1.7.2. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

(18)

Pendahuluan I . 9

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014 Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.

1.7.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.

(19)

Pendahuluan I . 10

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).

c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f. Kelayakan Kelembagaan

Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2- JM di daerah.

g. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

(20)

Pendahuluan I . 11

Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)

LEGALISASI

1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0 2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0

OUTLINE DOKUMEN

1 Pendahuluan 0,5 2

Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

0,5 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya 0,5 4 Profil Kabupaten/Kota 0,5 5 Keterpaduan Pengembangan Kab./Kota Strategi 0,5 6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP, Bangkim, PBL) 0,5 7 Keterpaduan Berdasarkan Entitas Program 0,5 8 Aspek Lingkungan dan Sosial Perlindungan 0,5 9 Aspek Pembiayaan 0,5 10 Aspek Kelembagaan 0,5 11

Matriks Rencana Program dan Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya

0,5 ARAHAN KEBIJAKAN (4) ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA 1 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya

0,5

2

Amanat Peraturan Perundangan Pembangunan Terkait Bidang Cipta Karya

0,5 3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN/KOTA 1 Arahan RTRW Nasional 0,5 2 Arahan RTRW Pulau 0,5 3 Arahan RTRW Provinsi 0,5 4 Arahan Strategis Nasional RTR Kawasan 0,5

(21)

Pendahuluan I . 12

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)

PROFIL

KABUPATEN/KOTA

1 Geografi dan Administratif Wilayah 0,3 2 Demografi 0,2 3 Topografi 0,3 4 Geohidrologi 0,3 5 Geologi 0,3 6 Klimatologi 0,3 7 Sosial dan Ekonomi 0,3 KELAYAKAN RENCANA (14,5) KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERKOTAAN 1 Arahan Kabupaten/Kota RTRW 3,0 2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2,0 3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0 4 Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) 1,0 5

Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM)

1,0 6 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0 7

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota

1,0

8

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) 1,0 9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor 2,5 KELAYAKAN PROGRAM (46) RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 1

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

1,0 2 Analisis Pengembangan Permukiman Kebutuhan 2,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman

2,0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

(22)

Pendahuluan I . 13

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX

RENCANA PROGRAM

INVESTASI SEKTOR PBL

1

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

1,0 2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

2,0

4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

RENCANA PROGRAM

INVESTASI SEKTOR PPLP

1

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

3,0

2

Analisis Kebutuhan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase)

6,0

3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0 4

Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan Sektor Pengembangan PLP (Air Limbah, Persampahan, Drainase) 6,0 RENCANA PROGRA INVESTASI SEKTOR AIR MINUM 1

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

1,0 2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0 3

Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Air Minum

2,0 4 Usulan Kebutuhan Program dan Kegiatan 2,0

KETERPADUAN

PROGRAM 1

Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan, dan Lingkungan/Komunitas

(23)

Pendahuluan I . 14

KRITERIA NO INDIKATOR PENILAIAN NILAI MAX KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL 1 Analisis Perlindungan Lingkungan (KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH) 3,0

2 Analisis Perlindungan Sosial

3,0

KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)

ASPEK PEMBIAYAAN

1 Profil Perkembangan APBD Kabupaten/Kota 1,0

2

Profil Perkembangan Investasi Bidang Cipta Karya (APBN, APBD Prov, APBD Kab./Kota, Swasta, Masyarakat)

1,0

3

Proyeksi Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

2,0 4 Strategi peningkatan Investasi bidang Cipta Karya 2,0 KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)

ASPEK

KELEMBAGAAN

1

Kondisi Eksisting (organisasi, tatalaksana, dan SDM) 2 Analisis Permasalahan (organisasi, tatalaksana, dan SDM)

3 Rencana Kelembagaan Pengembangan MATRIKS PROGRAM (6) MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA BERDASARKAN ENTITAS 1

Telah memuat Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya untuk Jangka Menengah (lima tahun)

3,0

Gambar

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada system perencanaan  pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan  Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa kecanggihan teknologi berpengaruh positif pada kinerja individu. Partisipasi manajemen berpengaruh positif pada

Hal ini mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow perlu menganalisis perubahan struktur yang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow itu sendiri dengan

(Data) Analisis Situasi Kesimpulan Ringkasan Evaluasi Diri Institusi (B b 2) Misi Tujuan Institusi Ringkasan Renstra Institusi (Bab 1) langkah strategis Tema Terpilih Unit

mendatar (=) pada jawaban yang ingin anda koreksi, kemudian anda dapat mengganti jawaban tersebut dengan jawaban yang lebih sesuai dengan diri anda... Saya tegaskan kembali bahwa

Karena merasa tidak akan dapat mengalahkan kujang pusaka yang dimiliki Patih Jaya Santana, Baginda Kalaboja itu pun dengan jujur mengakui kekalahannya.. “Baiklah...,

Berdasarkan uraian tersebut peneliti menggunakan pendapat dari Siswanto yang menyebutkan aspek loyalitas karyawan yaitu taat pada peraturan, tanggung jawab pada perusahaan,

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF BERBASIS.. CANGKANG DAN

masing kuat tekan beton melakukan variasi pada ) dari 50 KNm dengan kenaikan Berdasarkan hasil peneliti lakukan, maka pembuatan konstruksi optimum didapatkan MPa,