• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Rostow pembangunan merupakan perubahan dari

keterbelakangan menuju kemajuan ekonomi yang dapat dijelaskan dalam suatu seri tahapan yang harus dilalui semua negara. Tahapan dari proses pembangunan terbagi menjadi lima tahap yaitu masyarakat tradisional yang perekonomian masyarakatnya masih bertumpu pada sektor pertanian, prakondisi untuk lepas landas merupakan masa transisi untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk berkembang, lepas landas berupa berlakunya perubahan yang sangat drastis dalam masyarakat seperti terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi, bergerak ke kedewasaan/kematangan ekonomi dimana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada sebagian besar faktor produksi, konsumsi masal yang tinggi dimana perhatian masyarakat telah lebih menekankan kepada masalah yang berkaitan dengan konsumsi dan kesejahteraan masyarakat, (Smith 1723-1790 : 25).

Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi.

Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan, bila

pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi. Menurut Prof. Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barangbarang ekonomi kepada penduduknya; dimana kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis

yang diperlukannya. Selain itu dalam bukunya yang lebih awal Modern Economic

Growth Tahun 1966, ia mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai suatu kenaikan terus menerus dalam produk per kapita atau per pekerja, seringkali diikutii dengan kenaikan jumlah penduduk dan biasanya dengan perubahan struktural.

(2)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 5

Pertumbuhan ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi jika jumlah produksi barang dan jasanya meningkat. Mengingat sulitnya mengumpulkan data PDRB, maka perhitungan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilakukan setiap saat, biasanya dilakukan dalam kurun waktu triwulan dan tahunan. Tujuan utama dari perhitungan pertumbuhan ekonomi adalah ingin melihat apakah kondisi perekonomian makin membaik. Ukuran baik buruknya dapat dilihat dari struktur produksi (sektoral) atau daerah asal produksi (regional). Dengan melihat struktur produksi, dapat diketahui apakah ada sektor yang terlalu tinggi atau terlalu lambat pertumbuhannya. (Rahardja dan Manulung 2008: 129) B. Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

a. Pertumbuhan Dari Dalam

Adisasmita (2008: 38) mengatakan dalam wilayah yang mempunyai tingkat pembangunan yang masih relatif rendah dan kaitan secara langsung dengan tersedianya surplus hasil pertanian, terdapat dua spesialisasi fungsional yaitu fungsi transportasi dan fungsi niaga yang memegang peranan utama. Fungsi transportasi dan fungsi niaga adalah untuk melayani kegiatan pemasaran. Tempat-tempat pasar dimana di mana surplus hasil pertanian dipertukarkan pada umumnya terletak pada interaksi (pertemuan) rute transportasi (alamiah). Tempat-tempat tersebut berfungsi pula sebagai Tempat-tempat pertukaran informasi. Sebab-sebab lainnya juga terletak pada misalnya, pusat peribadahan, basis militer, pengolahan tambang dan administrasi pemerintahan, tetapi meskipun demikian kedua fungsi tersebut senantiasa mewarnai kegiatan pelayanan pada kota-kota tersebut. Jasa transportasi (pengangkutan) dan jasa niaga (perdagangan) keduanya merupakan jasa distribusi. Sebaliknya pada wilayah yang memiliki tingkat pembangunan yang relatif tinggi menunjukan bahwa besaran kota-kotanya relatif besar dan nyata berbeda dibandingkan dengan daerah-daerah pedesaan di sekitarnya. Desa-desa mempunyai homogenitas sosial dan memiliki interest (kepentingan) umum pada kegiatan sektor pertanian. Sebaliknya kota-kota mempunyai heterogenitas

(3)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 6

sosial yang diakibatkan pada satu pihak oleh adanya aneka fungsi pekerjaan para penduduknya dan di lain pihak oleh berbeda-bedanya latar belakang asal mereka.

b. Pertumbuhan Dari Luar

Adisasmita (2008: 43) mengatakan Eksploitasi atau pengolahan sumber

daya-sumber daya alam dapat merupakan basis ekonomi (economic base) untuk

suatu proses pembangunan wilayah. Terdapat suatu struktur sosial-ekonomi (sebagian di dalam dan sebagian di luar wilayah) yang memungkinkan dilaksanakannya pengolahan sumber daya alam di suatu wilayah untuk menunjang pembangunan perdagangan antar wilayah. Peningkatan produksi yang dilakukan pada wilayah pengekspor sebagai akibat terjadinya permintaan dari wilayah di luar, akan mempunyai pengaruh multiplier, misalnya pembangunan-pembangunan industri baru atau bahkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang mengirim berbagai macam komoditas ke luar wilayah akan menunjang diversifikasi ekspornya. Hal ini berarti bahwa kegiatan perdagangan antar wilayah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan pada wilayah-wilayah yang terkait. C. Teori Pembangunan Ekonomi Daerah

Adisasmita (2008: 22) Ekonomi sebagai suatu studi ilmiah berkembang dari karya-karya para moralis, ahli filosofi, pedagang dan pemberi pinjaman. Menjelang abad XVIII, karya-karya kaum mekantilis, seperti david hame menekankan pentingnya perdagangan luar negri dan dari kaum fisiokrat seperti F Quesnay, pelopor tabel interindustri yang dianggap sangat penting bagi perkembangan industri dan pertanian. Dua doktrin ini sangat di pengaruhi oleh peristiwa-peristiwa saat ituyaitu pengembangan perdagangan dan pertumbuhan industri serta bangkitnya kembali revolusi pertanian. Pada pertengahan paroh kedua abad XVIII muncullah aliran ekonomi liberal (klasik) yang dipelopori oleh Adam Smith dan dianggap sebagai Bapak Ilmu Ekonomi.

Masyarakat apapun, apakah negara-negara yang sudah maju atau negara yang sedang berkembang , apakah masyarakat perkotaan atau pedesaan, semuanya

(4)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 7

menghadapi tiga masalah ekonomi yang mendasar dan saling terkait yang harus diperlihatkan, yakni :

1). Komoditas apa yang harus diproduksi dan berapa banyak barang dan jasa yang harus di buat dan kapan dibuat, apakah kita harus membuat lebih banyak makanan daripada pakaian atau sebaliknya.

2). Bagaimana komoditas itu dihasilkan, dilakukan oleh siapa, dengan menggunakan faktor-faktor yang mana dan dengan tehnik apa.

3). Bagi siapa komoditas itu dihasilkan, siapa yang memperoleh manfaat dari adanya barang dan jasa itu, bagaimana produk nasional didistribusikan kepada setiap orang.

- Pola Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Rostow dalam Adisasmita (2008: 23) yang membagi pertumbuhan ekonomi dalam beberapa tahapan, yaitu:

1. Masyarakat tradisional (the traditional sosiety)

2. Prasyarat untuk lepas landas (the precondition for take off)

3. Lepas landas (the take off)

4. Gerakan kearah kedewasaan (the drive to maturity)

5. Massa konsumsi tinggi (the age of high mass consumption)

Analisis Rostow ini di dasarkan kepada analisis ekonomi dan analisis non-ekonomi yang menyebabkan adanya pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat. Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi sebenarnya berokok pada keadaan dinamis dari permintaan, penawaran dan ola produksinya.

D. Sektor Potensial

Potensi ekonomi suatu daerah adalah kemampuan ekonomi yang ada di daerah yang mungkin dan layak dikembangkan, sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat, bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002). Sektor potensial/unggulan harus

(5)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 8

memiliki kelebihan, yaitu unggul secara komparatif dan unggul secara kompetitif. Menurut Arsyad dalam Erawati (2010 : 6), terdapat beberapa ukuran pertumbuhan ekonomi yang pada dasarnya dapat menggambarkan hubungan antara perekonomian daerah dengan lingkungan sekitarnya sebagai sektor yang

mendukung pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan, yaitu : 1) Location

Quotients (LQ), 2) Analisis Kualitatif Deskriptif 1) Location Quotients (LQ)

Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam kategori sektor unggulan. Selain itu analisis ini merupakan salah satu indikator yang mampu menunjukkan besar kecilnya peranan suatu sektor dalam suatu daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Dalam hal ini dilakukan perbandingan antara pendapatan di sektor i pada daerah bawah terhadap pendapatan total semua sektor di daerah bawah dengan pendapatan di sektor i pada daerah atas terhadap pendapatan semua sektor di daerah atasnya.

2). Analisis Kuaantitatif Deskriptif

Untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian tentang kesesuaian kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor basis digunakan analisis kuantitatif deskriptif. Hasil ini akan terlihat apakah kebijakan pemerintah daerah yang dituangkan dalam RPJMD sesuai, kurang sesuai atau tidak sesuai.

E. Pengertian Sektor Unggulan

Sambodo, (2002). menyatakan Sektor unggulan adalah sektor yang salah

satunya dipengaruhi oleh keberadaan faktor anugerah (endowment factors).

Selanjutnya faktor ini berkembang lebih lanjut melalui kegiatan investasi dan menjadi tumpuankegiatan ekonomi. Kriteria sektor unggulan akan sangat bervariasi. Hal ini didasarkan atas seberapa besar peranan sektor tersebut dalam perekonomian daerah, diantaranya :

(6)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 9

1. sektor unggulan tersebut memiliki laju tumbuh yang tinggi.

2. sektor tersebut memiliki angka penyerapan tenaga kerja yang relatif

besar.

3. sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi baik ke

depan

maupun ke belakang.

4. dapat juga diartikan sebagai sektor yang mampu menciptakan nilai

tambah yang tinggi. F. Penelitian Terdahulu

Nurbaiti (2009) dengan judul Analisis Kontribusi Sektor-Sektor Unggulan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi DKI Jakarta (Periode 2003-2007) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor ekonomi unggulan (leading sector) di Provinsi DKI Jakarta dan mengetahui kontribusi sektor-sektor unggulan tersebut terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Selain itu akan dianalisis regulasi Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kontribusi sektor-sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta. Pada penelitian ini, untuk mengidentifikasi sektor-sektor apa saja yang menjadi sektor ekonomi unggulan di Provinsi DKI Jakarta digunakan metode Location Quotient (LQ) dan untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor ekonomi digunakan analisis Shift Share. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa nilai PDRB Provinsi DKI Jakarta dan PDB Indonesia sektor-sektor ekonomi menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan 2000 periode 2003-2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2003-2007, sektor-sektor ekonomi yang menjadi sektor unggulan di Provinsi DKI Jakarta adalah sektor listrik, gas dan air bersih; sektor konstruksi; sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor komunikasi dan transportasi; sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor unggulan yang lemah

(7)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 10

karena memiliki nilai LQ yang uniter. Keberadaan sektor-sektor unggulan tersebut memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,87 persen per tahun. Sektor perdagangan, hotel dan restoran menjadi kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta. Regulasi yang ditetapkan pemerintah pusat maupun pemerintah Provinsi DKI Jakarta berjalan sinergis dan bertujuan untuk mendorong perkembangan sektor-sektor unggulan yang ada. Untuk mendorong peningkatan kontribusi sektor-sektor unggulan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hendaknya memfokuskan kebijakan untuk mengembangkan sektor unggulan yang ada karena berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan cara memberikan bantuan berupa penyediaan kios-kios bagi para pedagang tradisional agar tidak kalah saing dengan pedagang di pasar modern.

Usya (2006) dengan judul “Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Unggulan di Kabupaten Subang” Penelitian ini bertujuan menganalisis

perkembangan ekonomi dari segi sektoral serta merumuskan dan merencanakan

arah kebijakan pembangunan ekonomi pada semua sektor perekonomian.

Penelitian ini menggunakan analisis Shift-Share dan Location Quotient (LQ). Dari

penelitian ini Sektor yang memberikan peningkatan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Subang adalah sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa, serta sektor jasa. Hal ini ditandai dengan laju pertumbuhan masing-masing sektor yang positif. Laju pertumbuhan ekonomi terbesar terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 600,24 persen. Pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian berasal dari adanya kontribusi pada sub sektor pertambangan dan penggalian, yaitu minyak

(8)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 11

dan gas yang mulai dimasukan dalam PDRB kabupaten Subang sejak Tahun 1998. Permasalahannya Tahun 1999-2003 nilai PDRB kembali meningkat dan sektor perekonomian laju pertumbuhannya positif, kecuali sektor pertambangan dan penggalian di Tahun 2002 yang memiliki nilai negatif. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan terbesar di Tahun 2003 adalah sektor listrik dan air bersih yaitu sebesar 12,00 persen dan diikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 7,69 persen, serta sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 7,68 persen. Hasil PDRB Kabupaten Subang tahun 1993-2003 menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan struktur ekonomi di Kabupaten Subang. Hal ini ditunjukkan dengan peranan sektor primer yang meningkat melalui besarnya kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Subang, diikuti dengan sektor tersier. Sedangkan sektor sekunder mengalami penurunan melalui sektor industri pengolahan dan sektor bangunan/konstruksi.

Fachrurrazy (2009) dengan judul Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan perekonomian wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa runtun waktu (time series) dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Kabupaten Aceh Utara dan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 1993-2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu analisis Klassen Tipology, analisis Location Quotient (LQ) dan analisis Shift Share. Hasil analisis Klassen Tipology menunjukkan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat yaitu sektor pertanian dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Hasil analisis Location Quotient menunjukkan sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor basis di Kabupaten Aceh Utara. Hasil analisis Shift Share menunjukkan bahwa sektor yang

(9)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 12

merupakan sektor kompetitif, yaitu sektor pertanian, sektor bangunan dan konstruksi, sektor sektor bank dan lembaga keuangan lainnya. Hasil analisis per sektor berdasarkan ketiga alat analisis menunjukkan bahwa sektor yang merupakan sektor unggulan di Kabupaten Aceh Utara dengan kriteria sektor maju dan tumbuh pesat, sektor basis, dan kompetitif adalah sektor pertanian.

Julian (2013) dengan judul “Analisis Keunggulan Komoditi Jagung Dengan Pendekatan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Pohuwato Provinsi

Gorontalotujuan penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui komoditi jagung

menjadi sektor basis pada sebagian besar kecamatan di Kabupaten Pohuwato. 2. Mengetahui penyebaran komoditi jagung terkonsentrasi pada kecamatan di kabupaten Pohuwato. 3. Mengetahui komoditi jagung merupakan komoditi spesial di Kabupaten Pohuwato. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan data sekunder yang di peroleh dari BPS dan Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Lokalisasi, Analisis Spesialisasi dan Analisis Lokasi (LQ). Hasil menunjukan bahwa Kabupaten Pohuwato tidak terkonsentrasi pada kecamatan tertentu, ini dikarenakan karna jumlah nilai positif dari 13 kecamatan belum mencapai besar dari satu dengan jumlah nilai 0,05. Analisis Spesialisasi juga menunjukan jumlah nilai positif dari 13 kecamatan belum mencapai besar dari satu dengan perolehan nilai 0,59, ini menandakan bahwa komoditi jagung di Kabupaten Pohuwato tidak spesial di semua wilayah kecamatan serta Analisis Lokasi (LQ) menunjukan hasil yang positif dari 13 kecamatan hanya 8 kecamatan yang memiliki nilai besar dari satu dengan jumlah nilai 8,67, ini menunjukan bahwa komoditi jagung di Kabupaten Pohuwato merupakan komoditi unggulan atau basis.

(10)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 13

G. Kerangka Pikir

Sebagaimana yang telah dikemukakan terdahulu, bahwa setiap daerah memiliki karakteristik dan potensi wilayah yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dari daerah itu sendiri. Kabupaten Bolaang Mongondow merupakan salah satu daerah yang memiliki karakterisitik wilayah dan potensi wilayah yang bervariasi, dilihat dari bentang alam Kabupaten Bolaang Mongondow yang meliputi pegunungan, dataran, dan daerah pantai yang merupakan potensi wilayah yang mendukung perekonomian Kabupaten Bolaang Mongondow.

Pembangunan ekonomi pada umumnya diikuti dengan pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer (pertanian dan pertambangan) ke sektor sekunder (industri pengolahan) dan sektor tersier (perdagangan dan jasa-jasa) (Thoha dan Soekarni, 2000).

Struktur perekonomian daerah akan mengalami perubahan, seiring dengan proses pembangunan daerah. Perubahaan ini ditunjukkan oleh besarnya nilai sumbangan/kontribusi dari masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bolaang Mongondow. Hal ini mengakibatkan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow perlu menganalisis perubahan struktur yang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow itu sendiri dengan melihat potensi perekonomian wilayah dari perkembangan struktur perekonomian yang dilihat dari pengembangan sektor basis dengan menggunakan Analisis Kuantitatif Deskriptif serta potensi sektor perekonomian yang dilihat dari identifikasi sektor unggulan dengan menggunakan Analisis LQ agar dapat di tentukan kebijakan pembangunan wilayah.

(11)

Arman Monigi

Program Studi Agribisnis

Fakultas Ilmu Ilmu Pertanian 14

Gambar : 1. Kerangka pemikiran Karakteristik dan Potensi

Perekonomian Wilayah Perkembangan struktur perekonomian Potensi sektor perekonomian Identifikasi sektor unggulan Analisis Kuantitatif Deskriptif Analisis Location Quotien Pengembangan Sektor Basis Kebijakan pembangunan wilayah

Gambar

Gambar : 1. Kerangka pemikiranKarakteristik dan Potensi

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Nilai

a) Biaya pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan dibayar dengan paket INA CBGs tanpa pengenaan iur biaya kepada peserta. b) Tarif paket INA CBG’s sesuai dengan

Pada jarak 1 meter, kombinasi warna background dan obyek yang mudah dilihat adalah warna background hijau dengan obyek biru dan kuning, dan warna background

Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di dalam server yang menjalankan Microsoft Internet Information Services (IIS)

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku pera- turan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar

Perilaku menyimpang di lingkungan pesantren dalam sinetron Pesantren dan Rock n Roll 3 yang dimaksud dalam penelitian ini, dapat dilihat dari cara berpakaian

Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa pemanfaatan kedua cara tersebut tidaklah cukup dalam mengurangi hambatan pendengaran, tetapi anak tunarungu juga perlu mendapatkan

Suatu kumpulan program yang mengkoordinasikan semua aktivitas peralatan hardware komputer dan memperbolehkan pengguna untuk menjalankan aplikasi software Program