MATERI PELATIHAN
INSTRUKTUR MTU
Edisi 1 2016
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan
Direktorat Jenderal Bina Konstruksi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Jakarta, Januari 2016
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Ir. Yusid Toyib, M.Eng, SC
Kata sambutanDirektur Jenderal Bina Konstruksi
S
umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi
disamping teknologi, capital, material dan modal usaha. Efisiensi dan
kualitas instruktur salah satunya akan sangat tergantung dari kehandalan
kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja
konstruk-si. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan
keharu-san untuk menghindari terjadinya kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam
perspek-tif inilah suatu pelatihan bagi para pekerja konstruksi dibutuhkan untuk
mengaksel-erasi peningkatan jumlah pekerja konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal
sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui
kompensasi imbal jasa yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.
Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan
mampu menjawab tantangan untuk peningkatan kompetensi pekerja konstruksi
yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau kantong-kantong Pekerja
Kon-struksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan konKon-struksi keliling ini harus pula
didukung oleh semua stakeholder / mitra kerja bidang jasa konstruksi agar tingkat
keberhasilannya mencapai sasaran yang diinginkan. Selain dukungan eksternal
suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik juga, salah
satunya modul / materi pelatihan. Buku Panduan Praktek Pekerja Konstruksi ini
mer-upakan salah satu bahan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan untuk
peningka-tan kompetensi tenaga kerja konstruksi.
Saya percaya, Buku Panduan Praktek Pekerja Konstruksi ini sangat bermanfaat
untuk para pekerja konstruksi dalam menambah pengetahuan, dan dapat menjadi
buku panduan bagi para pekerja konstruksi dalam melakukan tugasnya.
Direktur Jenderal Bina Konstruksi
Kata sambutan
ii
Daftar isi
Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU
Penerapan K3L
Kesehatan Keselamatan Kerja Lapangan1
Pekerjaan persiapan
Pembersihan lapangan dan pekerjaan bouwplank6
Pengetahuan bahan
dan peralatan kerja
batu, kayu , besi beton dan ubin
13
Cara membaca
gambar
57
kompet
ensi umum
iv
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan galian
64
Pekerjaan pondasi
batu dangkal
69
Pekerjaan beton
76
Pekerjaan pasangan
dinding atau bata
118
Pekerjaan plesteran
dan acian
135
kompet
ensi inti
v
Materi Pelatihan Instruktur MTUPekerjaan kusen
dan daun pintu
jendela
180
Pekerjaan
kuda-kuda atap
193
Pekerjaan plafon
219
Pekerjaan
pengecatan
231
Pekerjaan ubin
dan keramik
148
kompet
ensi inti
Materi Pelatihan Instruktur MTU
vi
kompet
ensi
khusus
Pengetahuan
pemasangan
utilitas
236
RAB
Rencana Anggaran Biaya240
Operasionalisasi
MTU
249
Materi Pelatihan Instruktur MTU
vii
Penerapan
K3L
Kompetensi Umum
1
Keselamatan, Kesehatan, Kerja LapanganWaktu :
Teori : 1 JPL
Praktek :
-Tidak ada
APD
Kebutuhan material :
Kebutuhan peralatan :
Umum
Pekerjaan didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan. a.
b.
Penyiapan
APD
(Alat Pelindung Diri)
Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perha-tian sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:
Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebutuhan.
Adanya Safety Engineer.
Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi baik.
Mengenali kebutuhan
APD
Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perlu melakukan identifikasi kebutuhan APD yang akan diguna-kan. Adapun kebutuhan APD yang perlu dikenali meliputi:
1. 2. 3.
Kacamata Sepatu kerja Rompi
1
2
Helm Proyek4
Safety Belt6
3
Sarung Tangan5
Masker7
2
Penerapan K3LContoh penggunaan APD Kacamata Contoh penggunaan APD Masker
Pemakaian APD
Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi pekerjaan.
Pemilihan APD
Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti : Pemilihan sepatu kerja :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan. c. Memilih ukuran sepatu kerja yang sesuai/cocok. d. Memeriksa kondisi sepatu.
a.
Pemilihan helm pengamanan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi helm.
b.
Pemilihan sarung tangan :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
c.
Pemilihan penutup hidung (masker) :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.
d.
Pemilihan kacamata :
a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi kacamata.
d.
3
Penerapan K3L
Mengenali Potensi Bahaya
Mengenali potensi bahaya di area kerja
1. Rambu-rambu tanda larangan
Tanda dilarang merokok
Memahami rambu pengamanan pada area kerja yang berbahaya
1. Jatuh dari ketinggian. 2. Jatuh tergelincir. 3. Luka.
4. Terkilir / salah urat. 5. Gangguan pernafasan.
Di tempat kerja perlu mengetahuai maksud rambu-rambu seperti rambu-rambu tanda larangan, rambu-rambu tanda perintah, rambu-rambu tanda aman yang memberi peringatan kepada para pekerja untuk tidak melakukan sesuatu sesuai dengan simbol yang ada pada rambu-rambu tersebut.
Berikut adalah contoh-contoh rambu-rambu yang sering dipasang di lingkungan proyek konstruksi.
Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini dipasang.
Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).
2. Rambu-rambu tanda perintah
Tanda perintah menggunakan penutup telinga
Tanda seperti ini biasanya dipasang di lokasi peker-jaan dengan suara yang sangat bising sehingga meng-ganggu pendengaran. Jika kita bekerja di sekitar lokasi dimana tanda ini dipasang, maka kita harus mengenakan penutup telinga.
3. Rambu-rambu tanda aman
Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan P3K.
4
Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU Penerapan K3LMelakukan Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan Kerja
Perlu diperhatikan sebelum melakukan pertolongan pada kecelakaan kerja, maka pada setiap jenis pekerjaan harus tersedia Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan karena sangat diperlu-kan untuk mengatasi gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat sedang bekerja.
1. Kotak P3K
a. Tindakan pencegahan Isi kotak P3K, minimal berisi : a. Obat untuk mengatasi pusing b. Obat untuk mengatasi flu c. Obat untuk sakit perut d. Obat luka
e. Borwater
f. Verband (pembalut luka) g. Kapas, dll
2. Pencegahan Kecelakaan Kerja 1. Menyingkirkan potensi bahaya 2. Penggunaan alat pelindung diri 3. Pemahaman rambu-rambu K3
4. Pemasangan jaring pengaman (safety net) b. Pertolongan pertama pada kecelakaan
Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang sangat penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:
Laporan kejadian kecelakaan kerja
Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka wajib untuk segera melaporan kecelakaan kepada atasan sehingga dapat segera ditangani.
1. Melakukan pernapasan buatan 2. Menghentikan pendarahan 3. Mengatasi penderita pingsan
4. Mengangkat dan memindahkan penderita 5. Membalut luka
5
Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU Penerapan K3L
Pekerjaan
Persiapan
2
Pembersihan Lapangan dan Pekerjaan Bouwplank
Kompetensi Umum
Waktu :
Teori : 2 JPL
Praktek : 4 JPL
Usuk 5/7, Papan (2/20),
Paku 5 dan 7 cm, benang.
Roll Meter 30 m(14 buah),
Rol mete 5 m, palu besar,
dan palu kecil, selang air
kecil 1 cm, pesil, siku besar
40 dan 60 cm, gergaji,
kapak/golok, gerobak
Kebutuhan material :
Kebutuhan peralatan :
Pembersihan lapangan
Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi darisampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaanpekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat beratexcavator. Sampah-sampah yang dihasil-kan dari pekerjaan ini dikumpuldihasil-kan disuatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemu-dian baru kemu-diangkut denganmenggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek inidipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-dataproyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktupelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukanpengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasidan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit danrambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yangmenjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulatdengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.
7
Pekerjaan persiapan
Pembuatan bouwplank
1. Pengukuran dan pematokan sederhana (uitset)
Pengukuran dan pematokan adalah pekerjaan ”menggambar” di atas tanah yang akan diban-gun . Gambar yang dibuat adalah berupa tarikan garis untuk pedoman as pondasi dan kerataan permukaan pasangan, kusen maupun kolom. Gambar yang akan dibuat dari tarikan benang berpedoman pada papan bangunan (bouwplank , berasal dari bahasa Belanda ”bouw” artinya bangunan dan ”plank” artinya papan). Bouw-plank harus dibuat datar/waterpas, mengguna-kan selang .
Papan bouwplank dipakukan pada patok yang tertancap kuat di tanah sehingga tidak mudah bergoyang. Kedalaman patok harus cukup agar tak mudah lepas.
Bila ragu-ragu apakah papan bouplank masih bisa bergerak maka dibuatkan skur biar stabil, karena fungsi skur yang miring adalah untuk menetralisir gera-kan naik-turun atau geragera-kan mendatar.
8
Pekerjaan persiapan
Contoh : membuat bangunan 6 m x 9 m secara akurat.
Langkah kerja membuat bouwplank
Siapkan patok secukupnya, perkirakan tinggi patok agar cukup tingginya sesuai keperluan ( suatu misal akan membuat bangunan ± 0.00 nya adalah 80 cm dari tanah asli), maka perkiraan keperluan tinggi patok adalah : muncul di atas bouwplank sekitar 10 cm + 80 cm+ masuk ke tanah 40 cm = 130 cm. Bila usuk yang dipakai adalah 4/6x400 (panjang 4 m ) maka satu usuk dapat dibagi tiga bagian = 400 : 3 = 133 cm . Lancipkanlah patok tersebut agar mudah dimasukkan ke tanah.
Siapkan papan bouwplank, lebih disukai yang agak lebar (umumnya digunakan 2/20 x 400), agar bisa dipaku 2 buah pada patok sehingga bouwplank tak bergoyang.
Buatlah secara kasar bentuk segi – 4 sementara yang menggambarkan panjang dan lebar bangunan. Misal panjang 9 m dan lebar 6 m. Segi-4 sementara ini tak perlu sempurna, karena hanya untuk perkiraan saja. Jangan lupa perhatikan mundurnya GSB dari pagar jalan/as jalan (misal 5 m dari tepi jalan), buatlah sisi depannya pas pada GSB. Pasanglah patok-patok sementara pada ke-4 sudutnya.
Setelah terbentuk segi-4 sementara, buatlah segi empat lagi di luarnya , mundur sekitar 1.50 dari garis yang ada, sehingga kurang lebih membentuk lagi segi-4 dengan panjang 12 m x lebar 9 m. Ke-4 sudutnya dipatok untuk menarik garis lurusnya patok-patok bouwplank yang akan dibuat.
a. b. c. d.
9
Pekerjaan persiapanPasanglah patok-patok dengan jarak sekitar 1.50 m , keliling segi-4 yang luar.
Buatlah garis ketinggian pada masing-masing patok dengan bantuan selang, mengacu pedoman 0.00 yang ditentukan.
Pasanglah papan-papan bouwplank hingga mengelilingi bangunan yang akan dibuat setinggi +- 0.00.
Tariklah garis pedoman dengan benang di atas GSB yang jaraknya 5 m dari tepi jalan. Garis tersebut dipindahkan ke bouwplank dan dipaku serta ditandai sebagai as pedoman ( garis AB)
Buatlah titik P sebagai pedoman sudut bangunan dengan menancapkan patok atau papan miring sementara pada bouwplank dan berilah tanda dengan paku, harus terletak di bawah tarikan benang AB.
e. f. g. h. i. j. k. l. m.
Dari titik pedoman P, buatlah garis PD ke arah memanjang bangunan dan ikatkan pada bouwplank. Titik D masih bersifat sementara, karena akan dirubah-rubah sesuai hasil perbandingan kesikuannya.
Dengan bantuan perbandingan Pitagoras 3:4:5 ( misal 90 cm : 120 cm : 150 cm ), buatlah garis PD sehingga benar-benar siku terhadap garis PB. Titik D bisa digerak-ger-akkan sampai ketemu perbandingan yang tepat.
lIngat: garis AB tidak boleh dirubah-rubah karena merupakan pedoman/master. Perpanjang garis DP hingga mendapatkan titik C di atas bouwplank sehingga didapat garis CD yang juga sudah siku dengan garis AB.
10
Pekerjaan persiapan
11
Pekerjaan persiapan
Buatlah titik E yang berjarak 6 m dari C dan titik F yang berjarak 6 m dari D, menghasil-kan garis EF yang sejajar dengan CD dan berjarak 6m.
Buatlah titik G yang berjarak 9 m dari A dan titik H yang berjarak 9 m dari titik B. Jadilah garis GH yang sejajar garis AB dan berjarak 9 m.
Kontrol kedua diagonalnya, apabila sama berarti siku. Siku di sini belum tentu sempurna, untuk sempurnanya maka dicari dengan dalil Pitagoras yaitu :
n.
o.
p.
Bila panjang diagonalnya masing-masing 10,817 m berati semua ukuran sudah sempur-na, sudutnya juga sudah siku.
Selanjutnya adalah tinggal membagi ruangan sesuai dengan denah yang akan dibuat di atas bouwplank. q. r.
817
.
10
9
6
2
+
2
=
Contoh pekerjaan bouwplank12
Pekerjaan persiapanPengetahuan
Bahan &
Peralatan
Kerja
3
Kompetensi Umum
Waktu :
Teori : 3 JPL
Praktek : 3 JPL
Tidak ada
Tidak ada
Kebutuhan material :
Kebutuhan peralatan :
Pengetahuan Bahan & Peralatan
Material pasangan bata harus ditempatkan sesuai SOP, sehingga pada digunakan tidak mengganggu kelancaran dalam mengerjakan pasangan bata. Tata cara penempatan material :
Material semen dalam penyimpanannya lantai dasar ruang semen harus terhindar dari genangan air, lantai dasar dibuat dengan ketinggian ± 50 cm dari tanah.
Pengambilan semen dari tumpukannya harus diatur, sehingga semen yang lama bisa diambil lebih dahulu. a. Penempatan Semen
tempat penyimpanan semen
Penyiapan penyimpanan material bata mengacu pada persyaratan dan ketentuan sesuai SOP yang sudah disusun. Rencana rancangan/susunan tempat kerja untuk tempat menyimpan material mengacu pada gambar kerja yang sudah disahkan, yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah :
Pekerjaan membersihkan lokasi
Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan
Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air. a. b. c. keluar masuk 200 50 80 semen
A A
Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan batu / bata
Penyiapan Penyimpanan Material Pekerjaan Pasangan Bata
Peralatan dan material yang diperlukan dalam pasangan batu perlu disiapkan dekat dengan tempat pekerjaan akan dilaksanakan. adalah:
1. Batu pecah/kali 2. Batu bata
3. Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran) 4. Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu)
5. Bahan adukan (pasir dan semen), dan 6. Tempat membuat adukan/spesi
14
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Instruksi kerja mesin potong bata terdapat pada buku manual kerja suatu peralatan, biasan-ya juga menjelaskan tata cara perawatan dari alat potong itu sendiri.
Pemeliharaan mesin potong bata
Material pasir disimpan terlindung dari hujan, bila tidak maka dapat ditutup dengan lembaran plastik atau terpal. Dasar lantai juga harus terhindar dari genangan air. b. Penempatan Pasir
tempat
penyimpanan
pasir
pasir
lantai
Material batu bata disimpan terlindung dari hujan. Batu bata yang terletak di ruang terbuka dan sering tersiram hujan serta dalam kondisi basah dalam waktu yang lama dapat menjadi rapuh dan akan memengaruhi kekuatan bata itu sendiri. Bila tidak maka di tutup degan plastik atau terpal. c. Penempatan Batu Bata
mesin potong bata
portable stationer
15
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Bata merah dibuat dari tanah liat atau tanah lempung diaduk dan dicampur dengan air
Jenis-jenis potongan bata yang mungkin dapat terjadi pada pemasangan batu bata adalah seperti berikut:
a. bata utuh b. ¾ panjang bata c. ½ panjang bata
Pemilihan beberapa tipe tampak luar bata
Pemotongan bata
jenis-jenis bata
Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin, terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:
½
¼
¼
¼
¼
½
¾
½ ¼
½
¾
d. ¼panjang bata dengan lebar utuh e. ½ lebar bata dengan panjang utuh f. dan lain-lain
16
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Peralatan pekerjaan bata / batu
Setiap kotak peralatan yang dipakai pada kerja batu berisi :
1. Cetok leher angsa 240 2. Cetok segiempat 220 3. Cetok lidah
4. Palu tukang batu 500 gram 5. Kapak tukang batu
6. Palu besi 600 gr 7. Penyipat / Waterpass 50 cm 8. Unting-unting 300 gr 9. Siku-siku besi 60/25 cm 10. Benang 11. Meteran
12. Pensil tukang kayu 13. Sikat pembersih 14. Kuas air
15. Roskam kayu segiempat 16. Roskam kayu lancip 17. Penahan benang
Cetok leher angsa 240
Berfungsi untuk memasang batu bata dan juga bisa dipakai untuk mengaduk. Kriteria :
Melalui gelang panahan yang diletakkan diatas ujung ibu jari telunjuk bisa diketahui titik beratnya dan sempurna tidak nya bentuk cetok itu.
Perpanjangan garis poros tangkainya tepat melalui ujung cetok.
Ujung cetok berada antara 3-4 cm lebih tinggi dari pada garis mendatar melalui daun bagian belakang.
Permukaan daun cetok harus rata, halus.
Daun cetok lenting dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.
Tangkainya harus terpasang dengan kuat. a. b. c. d. e. f.
Berbentuk segitiga dengan ukuran 24 cm.
Terbuat dari baja tipis dengan berat maksimal 500gr.
17
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Cetok segi empat 220
Digunakan untuk plesteran lantai dan dinding. Untuk membersihkan tempat kerja Kriteria :
Titik potong perpanjangan garis poros tangkainya dengan permukaan daun cetok berada antara 1-3 dari ujung cetok.
Berbentuk segiempat dengan ukuran 22 cm Terbuat dari baja tipis
Cetok lidah 140
Digunakan untuk mengisi lubang-lubang dan merapikan pekerjaan plesteran Kriteria :
Cetok harus digunakan dengan hati-hati dan cermat agar tidak merusak pekerjaan.
Berbentuk lidah dengan ukuran 14 cm
Terbuat dari baja tipis
18
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Kampak tukang batu
Alat ini terutama digunakan pada pekerjaan cetakan beton bertulang / bekisting. Kriteria :
a. Tangkai harus terpasang dengan kuat.
b. Bagian pemotong harus tajam.
Palu tukang batu 500 gram
Kegunaan alat ini adalah untuk memotong bata. Palu ini bisa dipakai untuk mengungkit paku
Kriteria :
Tangkai palu harus terpasang kuat dan tegak lurus dengan posisi menonjol 5-15 mm dari kepala palu.
Berat palu 500 gram
Berat kapak 500 gram
19
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Palu besi 800 gram
Digunakan untuk memukul pahat dengan membongkar pasangan. Kriteria :
Tangkai palu harus terpasang kuat dan tegak lurus dengan posisi menonjol 5-15 mm dari kepala palu.
Berat palu 800 gram
Penyipat / waterpass 50cm
Digunakan untuk mengontrol datar dan tegak Kriteria :
Penyipat waterpass sekarang lebih banyak dibuat dari logam yang ringan seperti aluminium dengan bentuk persegi.
Terbuat dari kayu, besi atau plasik dengan panjang 50cm.
20
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Siku-siku 60/33
Kegunaan siku-siku adalah untuk menggambar dan mengontrol kesikuan pekerjaan Kriteria :
a. Tidak boleh digunakan sebagai palu atau untuk mengungkit paku maupun bekisting
b. Tidak boleh dijatuhkan atau dilempar
Terbuat dari besi berlapis galvanis
Ukuran 60x33cm
Benang
Bisa digunakan benang sisal atau benang sintetis (nilon) Kriteria :
Benang sintetis lebih baik karena bisa ditarik dan dilent-ingkan sehingga kotoran yang melekat bisa terle pas Benang tidak boleh dipukul Benang digulung pada sebuah papan atau kayu
a.
b. c.
Diameter benang 1 - 1.5mm
21
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Meteran
Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang Kriteria :
Terdiri dari 10 lipatan, masing-masing 20cm
Meteran tidak boleh tegak, tergores dan harus tahan terhadap air
Meteran plastik lebih tahan terhadap retak tetapi bisa melengkung sehingga tidak praktis karena ukurannya bisa berubah
a. b.
c.
Terbuat dari kayu, plastik atau metal
Pensil tukang bangunan
Pensil tukang digunakan untuk menggaris material yang tingkat kekerasannya sedang
Kriteria :
Untuk menggaris kayu yang masih basah digunakan pensil tinta
Pada penggambaran diatas beton digunakan pensil yang sangat keras
Yang terpenting adalah pensil harus bersih dan ujungnya runcing
a.
b.
c.
Terbuat dari kayu, plastik atau metal
22
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Sikat pembersih
Gunanya untuk membersihkan tempat dan alat-alat kerja Kriteria :
Berbentuk lancip, S atau persegi
Terbuat dari ijuk atau sintetis
Kuas air
Berfungsi untuk memercikkan air pada benda kerja Kriteria :
Kuas dibuat dari serat fiber atau plastik
Kuas air harus dalam keadaan bersih
a. b. .
Berbentuk bulat, bertongkat dari kayu atau plastik
23
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Roskam kayu segiempat
Digunakan pada pekerjaan plesteran Kriteria :
Tidak rusak, bagian tepinya harus baik
Tidak boleh dibiarkan terkena panas matahari agar tidak retak atau menggeliat
Sebelum dipakai harus diba-sahi terlebih dahulu dengan air
Apabila ada pakunya yang menonjol pada waktu diguna-kan paku itu harus dimasuk-kan / dipukul kembali
a. b.
c.
d.
Terbuat dari kayu dengan ukuran 50 x 32 cm
Roskam kayu lancip
Digunakan untuk menggosok / meratakan pekerjaan plesteran Kriteria :
Sama dengan roskam kayu segiempat
Terbuat dari kayu dan memakai tangkai
24
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Alat serut kayu
digunakan untuk menghalus-kan permukaan kayu.
B A
Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan kayu
Dalam gambar rencana tanda-tanda atau simbol dan ukuran harus selalu ada karena untuk mempertegas ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan. Tanda-tanda atau simbol setiap jenis bahan yang dipakai akan berbeda-beda. Namun dengan melihat gambar, maka seseorang akan dapat menyebutkan jenis bahan yang dipergunakan untuk mengetahui berapa dimensi dari gambar.
Simbol Gambar
Peralatan pekerjaan kayu
25
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Alat serut kayu
digunakan untuk menghalus-kan permukaan kayu.
Alat cukil kayu - besar
digunakan untuk membentuk pola pada kayu
Alat cukil kayu - kecil
digunakan untuk membentuk pola pada kayu
26
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
C A
Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan besi beton
Informasi mengenai spesifikasi penulangan besi beton Standar Pembesian dan Gambar Kerja Pembesian di peroleh sebelum pekerjaan dimulai untuk dipelajari dan dipahami agar tidak terjadi kesalahan pada pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi beton.
Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis bagi pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi khusus dan spesi-fikasi teknik.
Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pem-bengkok yang direncanakan. Ukuran pempem-bengkokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI’ 71.
Lingkup pekerjaan
Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan Syarat-syarat bahan dan alat
Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, carakerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksan-aan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI’ 71.
a. b. c. d.
Spesifikasi teknis berisi tentang :
Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja polos atau tulangan baja ulir, seperti yang dibawah ini :
Contoh Spesifikasi Pembesian Tulangan Baja Umum
Bentuk Tulangan
Kuat tarik, kg/mm2 Tegangan leleh, kg/mm2 Perpanjangan, % 49 - 63 30 atau lebih 14 atau lebih 49 - 63 30 atau lebih 16 atau lebihBulat Berulir
Bulat Polos
Spesifikasi pembesian atau penulangan beton
Daftar bengkokkan
Menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.
Pemasangan
27
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut :
Selimut beton
Standar pelaksanaan yang akan digunakan adalah PBI’ 71. Berikut ini akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan beton menurut PBI’ 71 dan SNI.
Standar pembesian / penulangan beton
Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.
Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya.
Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.
1.
2.
3.
Pembengkokkan tulangan
Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel dibawah ini :
Standar menurut PBI’ 71
Kelas Beton
K225 K175
Pelat Beton Pra Cetak Pipa Beton Beton Bertulang Umumnya
25 40
Jenis Pekerjaan
Selimut Minimum (mm)
U – 22
Baja lunak
U – 24
Baja lunak
U – 32
Baja sedang
U – 39
Baja keras
U – 48
Baja keras
2.200
2.400
3.200
3.900
4.800
Tegangan leleh karakteristik
Sebutan
Mutu
tik yang memberikan regangan
tetap 0.2%
(kg/cm )
2atau tegangan
karakteris-28
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850o C.
Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100o C yang bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.
Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokkan.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pem-bengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm.
Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm.
1.
2.
3.
4.
Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan
29
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan-ba-han lain yang mengurangi daya lekat.
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
1. 2. 3. 4.
Pemasangan tulangan
30
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh perencana pada pemasan-gan tulanpemasan-gan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.
Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang ditetapkan toleransi sebesar ±50 mm, kecuali pada bengkokkan akhir.
Terhadap kedudukan bengkokan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang memenuhi yang disyaratkan.
Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan toleransi di dalam bidang tulangan sebesar ±50 mm.
Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm.
Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau di tanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yangditentukan dalam ayat (2) s/d (6).
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Toleransi pada pemasangan tulangan
Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan memperhatikan ayat (2), dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).
Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar.
1.
2.
Kait dan bengkokkan
Ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat struktural.
Untuk konstruksi-konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentu-an-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalambab-bab lain dari peraturan ini yang berlaku untuk konstruksi-konstruksi itu.
1.
2. Umum
31
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar, dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).
3.
Kait penuh
Kait miring
Kait miring pada sengkang
Pembengkokkan tulangan
32
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Standar Menurut SNI 07-2052-1997
Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat uji, syarat penandaan dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton.
Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang diguna-kan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling).
Baja tulangan beton polos.
Baja tulangan beton sirip / ulir
Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP.
Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS/ BjTD.
Definisi
Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.
Syarat mutu
Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.
Jenis
Sifat tampak
Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut :
Bentuk
Baja tulangan beton polos
Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip Baja tulangan beton sirip / deform
Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.
Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf - huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.
Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45o sampai70o, arah yang berlawanan tidak diperlu-kan.
33
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Ukuran
Diameter, berat dan ukuran sirip
Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel dibawah ini. Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada tabel berikut ini :
Syarat penandaan
Ukuran baja tulangan beton polos
No Penamaan
nominal (mm)
Diameter
Luas
Penampang
nominal (cm )
Berat nominal
(kg/m )
1
P6
6
28,27
0,222
2
P8
8
50,27
0,395
3
P10
10
78,54
0,617
4
P12
12
113,1
0,888
5
P14
14
153,9
1,21
6
P16
16
201,1
1,58
7
P19
19
283,5
2,23
8
P22
22
380,1
2,98
9
P25
25
490,9
3,85
10
P28
28
615,8
4,83
11
P32
32
804,2
6,31
2 1Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.
Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas bajanya, seperti tabel 3. a.
b.
Ukuran baja tulangan beton polos dan sirip
Diameter Luas Diameter Jarak Lebar Berat
nominal penampang dalam sirip rusuk nominal
(mm) nominal (mm) Min Maks maks maks
cm2 mm mm mm mm mm Kg/m 1 s6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 s8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 s10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 s13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 s16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 s19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 s22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 s25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 s29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 s32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 s36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 s40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 s50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 Tinggi Sirip Penamaan No
34
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Beberapa bentuk baja tulangan sirip / ulir
Tabel untuk tanda kelas baja tulangan
Warna
Bj. TP 24
Hitam
Bj. TP 30
Bj. TS 30
Biru
Bj. TS 35
Merah
Bj. TS 40
Kuning
Bj. TS 50
Hijau
Kelas
Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan : - Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat
- Ukuran (diameter dan panjang) - Kelas baja
- Nomor leburan (No. Heat)
- Nomor seri produksi dan tanggal produksi - Nomor SNI
c.
Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh.
Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap bundel minimum 500 kg.
a.
b.
Cara pengemasan
35
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Contoh dari standar pembesian menurut PBI’ 71 adalah sebagai berikut :
1. Persyaratan ukuran-ukuran pembengkokan
Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk pembegkokan ya juga sering dibeda-kan antara besi polos dengan besi yang diprofildibeda-kan. Lengkung pembengkodibeda-kan untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada untuk besi polos.
36
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat yang panjang, besi tulan-gan yang ada tidak cukup panjang, sehingga harus disambung.
Suatu penyambungan diperoleh dengan meletakkan bagian ujung batang yang satunya di samping bagian ujung yang lainnya, dengan memberi ruang antara sebesar 2-3 cm. Jadi gaya batang yang satu dipindahkan pada batang yang lainnya dengan melalui beton. Karena itu, maka penyambungan ini dinamakan penyambungan pelekatan.
P e n y a m b u n g a n tulangan tidak boleh dilakukan di t e n g a h - t e n g a h bentang balok atau plat, karena pada umumnya di situ momennya besar.
• Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjuk kan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.
• Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.
P e n y a m b u n g a n tulangan dengan cara mengikat kedua ujung tulangan dengan kawat pengikat, tidak boleh dilakukan, sebab nantinya beton tidak dapat mem-b u n g k u s b a t a n g - b a t a n g dengan baik.
Sambungan tulangan
37
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
• Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjuk kan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.
• Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.
Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan, juga tidak boleh.
Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang dilakukan oleh ahli teknik. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain :
38
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau tulang tekan. Ujung batang memakai kait atau tidak
Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa Mutu beton (kelas beton)
Macam batang / tulangan : polos atau diprofilkan.
Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali kurang daripada 25 kali tebal batang yang terkecil.
Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan polos sekurang-kurang-nya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi, hati-hati dengan sambungan-sambungan tulangan beton.
39
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
A. Membaca gambar kerja
Manfaat membaca gambar :
Spesifikasi atau syarat teknis yang berkaitan dengan mutu, banyak disampaikan lewat gambar-gambar rencana.
Pengertian dan manfaat membaca gambar :
Membaca gambar adalah tuntutan pekerjaan dan merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan harus dimiliki. Selanjutnya dapat menyatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan
Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan harus memahami pesan, perin-tah, dan syarat-syarat teknis atau spesifikasi dalam gambar berarti harus mampu membaca gambar, menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional.
Jadi sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu sama lain 15 cm, lalu : 5Ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan Ø 19 – 16 artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, Ø besi : mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm.
contoh : pembesian pondasi
I S A L : 5 Ø 16 - 32
BANYAKNYA BESI
SIMBOL DIAMETER
DIAMETER BESI
JARAK PEMASANGAN
φ
19 - 16
5 φ16
Sengkang φ 8 - 15
POTONGAN L - M
Gambar kerja pembesian
40
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
B. Gambar pembesian / penulangan beton a. Lantai
Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar pada halaman berikut. Cara membaca / memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-mula kita men-jumpai tulangan atas kemudian tulangan bawah.
Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan bawah tulangan polos Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 ΦD 6 – 400
Tulangan lantai
Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan notasi sebagai berikut :
Untuk menyatakan jenis baja :
Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya ΦP Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya ΦD Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :
Lapisan terluar
Lapisan kedua dari luar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar
41
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Tulangan dinding
Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.
b. Dinding
Suatu tulangan dinding yang tampak penampangnya seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.
42
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya batang-batang tulan-gan ditandai dentulan-gan huruf. Bila diperlukan, tanda dentulan-gan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang tulangan.
Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan sedikit dibeng-kokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya, sedangkan bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada potongannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk ΦD 10 – 250).
Pada batang-batang tulangan kolom ini tercan-tum keterangan (informasi) sebagai berikut : jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 ΦP 16a). Sedangkan letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan seng-kang hanya digambar pada potongan ini juga. c. Kolom (pilar)
d. Penulangan jaringan
Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku pera-turan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar dibawah ini, dimana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan - atas.
43
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan memakai jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini
Tulangan lantai, jaring tulangan bawah
Tulangan Lantai, jaringan tulangan atas
44
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi
Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan
Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringan akan digambarkan potongan penampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel.
45
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Tempat penyimpanan ubin
D A
Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan ubin
Sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan umumnya didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selanjutnya perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain : pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan.
Setiap jenis ubin memiliki karakteristik atau sifat yang berbeda tergantung kepada bahan dasar dan proses pembuatan ubin tersebut. Berikut adalah jenis dan karakteris-tik atau sifat ubin yang sering digunakan sebagai penutup lantai atau penutup dinding.
Penyiapan penyimpanan material pekerjaan pasang ubin
1. Ubin semen
Ubin semen ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari campuran bahan semen portland sebagai bahan pengikat dan pasir sebagai bahan pengisi.
Sesuai dengan persyaratan maka ubin yang berbentuk bujur sangkar harus memiliki ukuran seperti tabel berikut berikut:
2. Ubin keramik
Ubin keramik ialah ubin yang digu-nakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari tanah liat dan bahan-bahan keramik lainnya yang dibakar pada suhu tinggi sehingga menghasilkan permukaan yang keras. Di pasar ubin keramik bisa diperoleh dalam dua jenis yakni, ubin keramik berglasir dan ubin keramik tidak berglasir.
Ukuran Rusuk (cm) Tebal Minimum (cm)
15 x 15 1,4
20 x 20 2,0
25 x 25 1,4
30 x 30 2,6
46
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Ubin teraso ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari campuran bahan semen portland sebagai bahan pengikat, batu teraso dan pasir sebagai bahan pengisi. 3. Ubin teraso
Ubin marmer ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari sejenis batu alam yang tersu-sun dari satu atau lebih semacam hablur mineral kalsit, dolomit, atau serpentin yang bersatu dan dapat digosok halus sampai mengkilap (dapat dipoles).
Berdasarkan cara pembuatan dan sifat-sifat bahan ubin tersebut di atas maka sebelum ubin disimpan di lokasi pekerjaan perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap tempat penyimpanan ubin tersebut supaya kondisi dan mutu ubin tetap terjaga. Luas ruangan; pengaruh cuaca seperti panas matahari, hujan dan sirkulasi udara; serta keamanan tempat penyimpanan perlu juga diperhatikan dalam menyimpan ubin.
4. Ubin marmer
Meteran yang digunakan biasanya meteran lipat dari bahan kayu atau logam dengan panjang 1 meter. Tetapi banyak juga yang menggunakan meteran rol dengan panjang 3 atau 5 meter.
Meteran digunakan untuk melakukan pengukuran pada waktu menentukan ukuran panjang atau lebar ruangan yang akan dipasang ubin. 1. Meteran
Perkakas jinjing pekerjaan pasang ubin
Perkakas jinjing adalah tempat tukang menyimpan peralatan kerjanya, perkakas jinjing ini minimal memiliki beberapa peralatan kerja seperti :
Meteran roll
Meteran roll
Perkakas jinjing dan perlengkapan pekerjaan pasangan ubin
47
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Pensil digunakan untuk memberi tanda pada waktu melakukan pengukuran panjang atau lebar ruang yang akan dipasang ubin.
2. Pensil
Waterpas yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan ubin terdiri dari dua jenis:
Selang plastik bening dengan ukuran diam-eter lubang 6 milimdiam-eter yang digunakan untuk memeriksa/menentukan kedataran pasangan ubin.
Waterpas dengan rangka dari bahan logam atau kayu yang dilengkapi dengan tabung kaca/plastik yang diisi cairan khusus (nivo). Waterpas jenis ini digunakan bisa untuk memeriksa/menentukan ketegakan dan kedataran pasangan ubin.
a.
b.
3. Waterpass / penyipat datar
Unting-unting atau lot digunakan untuk menentukan dan memeriksa ketegakan permukaan pasangan ubin dinding atau plesteran. Unting-unting dibuat dari bahan logam dalam bentuk bervariasi dengan berat umumnya antara 100 sampai 300 gram.
Unting-unting/lot akan menghasilkan ketegakan yang lebih baik jika bobotnya semakin berat ,karena pengaruh angin akan semakin berkurang.
4. Unting-unting / lot
Sendok adukan digunakan untuk menem-pelkan adukan pada pemasangan ubin atau pembuatan lantai kerja. Sendok dibuat dari pelat baja tipis berbentuk bulat lonjong (oval), segi empat dengan ujung bundar
atau segi empat dengan ukuran panjang kurang lebih 20 cm. P e g a n g a n dibuat dari kayu keras atau plastik dengan ukuran dan bentuk yang enak dipegang. 5. Sendok adukan
waterpass selang plastik waterpass
rangka dengan nivo
nivo tegak nivo datar nivo diagonal unting-unting / lot sendok adukan
48
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Roskam baja bergerigi digunakan untuk menem-pelkan perekat pada permukaan plesteran yang akan dipasang ubin. Dua sisi roskam biasanya bergerigi supaya perekat yang dihamparkan bias dibentuk alur sehingga pemasangan ubin menjadi lebih mudah.
Roskam dibuat dari pelat baja tipis berbentuk segi empat panjang dengan ukuran panjang kurang lebih 25 cm, lebar 12 cm. Pegangan dibuat dari kayu keras atau plastik dengan ukuran dan bentuk yang enak dipegang.
6. Roskam baja bergigi
roskam baja bergigi
Palu cakar lebih cocok digunakan dalam peker-jaan pasang ubin dibandingkan dengan palu jenis lainnya karena bisa digunakan untuk memukul dan mencabut paku.
7. Palu cakar
Kakatua/catut digunakan untuk mengikis pinggi-ran ubin yang akan dipasang pada lubang pem-buangan air bilas, kran air, saklar atau stop kontak.
Kakatua/catut untuk pekerjaan ini memiliki gigi yang keras dan tajam dengan tangkai yang dilengkapi dengan per sehingga mudah dioperasi-kan.
8. Kakatua / catut
palu cakar
kakatua / catut
49
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Palu karet digunakan untuk memukul permukaan ubin pada saat mengatur posisi ubin sehingga sesuai dengan benang pedoman.
9. Palu karet
palu karet
Batu gosok digunakan untuk menghaluskan sisi potongan ubin dan menghaluskan permukaan pasangan ubin teraso atau ubin marmer. Dalam perdagangan batu gosok bisa diperoleh bentuk segi empat dengan semua sisi kasar dan segi empat panjang dengan satu sisi permu-kaan kasar dan sisi lainnya halus.
10. Batu gosok
Karet cor nat (grouting) digunakan untuk mele-katkan bahan “grouting” pada saat mengisi nat pasangan ubin. Karet dipasang pada kayu atau plastik keras yang berfungsi sebagai pegangan. 11. Karet cor nat (grouting)
karet “grouting” karet
Karet cor nat (grouting) digunakan untuk mele-katkan bahan “grouting” pada saat mengisi nat pasangan ubin. Karet dipasang pada kayu atau plastik keras yang berfungsi sebagai pegangan.
12. Roskam cor nat (grouting) roskam “grouting”
Karet busa digunakan untuk membersihkan permukaan pasangan ubin selama proses pemasangan atau setelah nat pasangan ubin selesai diisi dengan bahan “grouting”.
13. Karet busa
50
Pengetahuan bahan & peralatan kerja