• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN INSTRUKTUR MTU. Mobile Training Unit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN INSTRUKTUR MTU. Mobile Training Unit"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

MATERI PELATIHAN

INSTRUKTUR MTU

(2)
(3)

Edisi 1 2016

Materi Pelatihan Instruktur MTU

Balai Pelatihan Konstruksi dan Peralatan

Direktorat Jenderal Bina Konstruksi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

(4)

Materi Pelatihan Instruktur MTU

Jakarta, Januari 2016

Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Ir. Yusid Toyib, M.Eng, SC

Kata sambutan

Direktur Jenderal Bina Konstruksi

(5)

S

umber daya manusia merupakan modalitas utama dari sektor konstruksi

disamping teknologi, capital, material dan modal usaha. Efisiensi dan

kualitas instruktur salah satunya akan sangat tergantung dari kehandalan

kompetensi SDM Konstruksi bidang terampil khususnya pekerja

konstruk-si. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi pekerja konstruksi merupakan

keharu-san untuk menghindari terjadinya kegagalan bangunan/ konstruksi. Dalam

perspek-tif inilah suatu pelatihan bagi para pekerja konstruksi dibutuhkan untuk

mengaksel-erasi peningkatan jumlah pekerja konstruksi yang memiliki kompetensi yang optimal

sehingga pada akhirnya akan bermanfaat untuk peningkatan kesejahteraan melalui

kompensasi imbal jasa yang layak bagi tenaga kerja konstruksi.

Pelatihan Pekerja Konstruksi dengan menggunakan Mobile Training Unit diharapkan

mampu menjawab tantangan untuk peningkatan kompetensi pekerja konstruksi

yang ada di Indonesia karena dapat menjangkau kantong-kantong Pekerja

Kon-struksi yang ada di daerah pelosok. Pelatihan konKon-struksi keliling ini harus pula

didukung oleh semua stakeholder / mitra kerja bidang jasa konstruksi agar tingkat

keberhasilannya mencapai sasaran yang diinginkan. Selain dukungan eksternal

suatu pelatihan yang baik harus didukung oleh alat pelatihan yang baik juga, salah

satunya modul / materi pelatihan. Buku Panduan Praktek Pekerja Konstruksi ini

mer-upakan salah satu bahan yang digunakan dalam kegiatan pelatihan untuk

peningka-tan kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Saya percaya, Buku Panduan Praktek Pekerja Konstruksi ini sangat bermanfaat

untuk para pekerja konstruksi dalam menambah pengetahuan, dan dapat menjadi

buku panduan bagi para pekerja konstruksi dalam melakukan tugasnya.

Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Kata sambutan

ii

(6)

Daftar isi

Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU

Penerapan K3L

Kesehatan Keselamatan Kerja Lapangan

1

Pekerjaan persiapan

Pembersihan lapangan dan pekerjaan bouwplank

6

Pengetahuan bahan

dan peralatan kerja

batu, kayu , besi beton dan ubin

13

Cara membaca

gambar

57

kompet

ensi umum

(7)

iv

Materi Pelatihan Instruktur MTU

Pekerjaan galian

64

Pekerjaan pondasi

batu dangkal

69

Pekerjaan beton

76

Pekerjaan pasangan

dinding atau bata

118

Pekerjaan plesteran

dan acian

135

kompet

ensi inti

(8)

v

Materi Pelatihan Instruktur MTU

Pekerjaan kusen

dan daun pintu

jendela

180

Pekerjaan

kuda-kuda atap

193

Pekerjaan plafon

219

Pekerjaan

pengecatan

231

Pekerjaan ubin

dan keramik

148

kompet

ensi inti

(9)

Materi Pelatihan Instruktur MTU

vi

kompet

ensi

khusus

Pengetahuan

pemasangan

utilitas

236

RAB

Rencana Anggaran Biaya

240

Operasionalisasi

MTU

249

(10)

Materi Pelatihan Instruktur MTU

vii

(11)

Penerapan

K3L

Kompetensi Umum

1

Keselamatan, Kesehatan, Kerja Lapangan

Waktu :

Teori : 1 JPL

Praktek :

-Tidak ada

APD

Kebutuhan material :

Kebutuhan peralatan :

(12)

Umum

Pekerjaan didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan. a.

b.

Penyiapan

APD

(Alat Pelindung Diri)

Alat pelindung diri (APD) berfungsi untuk mencegah agar pekerja tidak mengalami cedera akibat kecelakaan kerja. Terdapat beberapa hal yang perlu mendapatkan perha-tian sekaligus pemecahan masalahnya , seperti:

Menggunakan alat pelindung diri merupakan suatu kebutuhan.

Adanya Safety Engineer.

Peralatan pelindung diri yang disediakan harus memadai dan berfungsi baik.

Mengenali kebutuhan

APD

Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, perlu melakukan identifikasi kebutuhan APD yang akan diguna-kan. Adapun kebutuhan APD yang perlu dikenali meliputi:

1. 2. 3.

Kacamata Sepatu kerja Rompi

1

2

Helm Proyek

4

Safety Belt

6

3

Sarung Tangan

5

Masker

7

2

Penerapan K3L

(13)

Contoh penggunaan APD Kacamata Contoh penggunaan APD Masker

Pemakaian APD

Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sebelum memasuki area pekerjaan, untuk mempersiapkan diri dan menghindari kecelakaan pada saat berada dilokasi pekerjaan.

Pemilihan APD

Memilih Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan kondisi. seperti : Pemilihan sepatu kerja :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memilih jenis sepatu kerja yang harus digunakan. c. Memilih ukuran sepatu kerja yang sesuai/cocok. d. Memeriksa kondisi sepatu.

a.

Pemilihan helm pengamanan :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi helm.

b.

Pemilihan sarung tangan :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.

c.

Pemilihan penutup hidung (masker) :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi sarung tangan.

d.

Pemilihan kacamata :

a. Mengenali jenis pekerjaan yang akan dilakukan. b. Memeriksa kondisi kacamata.

d.

3

Penerapan K3L

(14)

Mengenali Potensi Bahaya

Mengenali potensi bahaya di area kerja

1. Rambu-rambu tanda larangan

Tanda dilarang merokok

Memahami rambu pengamanan pada area kerja yang berbahaya

1. Jatuh dari ketinggian. 2. Jatuh tergelincir. 3. Luka.

4. Terkilir / salah urat. 5. Gangguan pernafasan.

Di tempat kerja perlu mengetahuai maksud rambu-rambu seperti rambu-rambu tanda larangan, rambu-rambu tanda perintah, rambu-rambu tanda aman yang memberi peringatan kepada para pekerja untuk tidak melakukan sesuatu sesuai dengan simbol yang ada pada rambu-rambu tersebut.

Berikut adalah contoh-contoh rambu-rambu yang sering dipasang di lingkungan proyek konstruksi.

Tanda di samping adalah peringatan dilarang merokok di sekitar ruangan atau lokasi pekerjaan dimana tanda ini dipasang.

Tanda seperti ini biasanya dipasang pada daerah dimana disimpan benda-benda yang mudah terbakar atau ruangan yang dipasang perangkat penyejuk udara (AC).

2. Rambu-rambu tanda perintah

Tanda perintah menggunakan penutup telinga

Tanda seperti ini biasanya dipasang di lokasi peker-jaan dengan suara yang sangat bising sehingga meng-ganggu pendengaran. Jika kita bekerja di sekitar lokasi dimana tanda ini dipasang, maka kita harus mengenakan penutup telinga.

3. Rambu-rambu tanda aman

Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) Tanda fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) seperti gambar di samping menginformasikan kepada kita tempat untuk melakukan P3K atau tempat perlengkapan P3K.

4

Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU Penerapan K3L

(15)

Melakukan Pertolongan Pertama

Pada Kecelakaan Kerja

Perlu diperhatikan sebelum melakukan pertolongan pada kecelakaan kerja, maka pada setiap jenis pekerjaan harus tersedia Kotak P3K yang berisi obat-obatan ringan karena sangat diperlu-kan untuk mengatasi gangguan kecil-kecil yang terjadi pada saat sedang bekerja.

1. Kotak P3K

a. Tindakan pencegahan Isi kotak P3K, minimal berisi : a. Obat untuk mengatasi pusing b. Obat untuk mengatasi flu c. Obat untuk sakit perut d. Obat luka

e. Borwater

f. Verband (pembalut luka) g. Kapas, dll

2. Pencegahan Kecelakaan Kerja 1. Menyingkirkan potensi bahaya 2. Penggunaan alat pelindung diri 3. Pemahaman rambu-rambu K3

4. Pemasangan jaring pengaman (safety net) b. Pertolongan pertama pada kecelakaan

Pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan yang sangat penting dan perlu dikuasai minimal adalah cara:

Laporan kejadian kecelakaan kerja

Jika terjadi kecelakaan pada pelaksanaan pekerjaan, maka wajib untuk segera melaporan kecelakaan kepada atasan sehingga dapat segera ditangani.

1. Melakukan pernapasan buatan 2. Menghentikan pendarahan 3. Mengatasi penderita pingsan

4. Mengangkat dan memindahkan penderita 5. Membalut luka

5

Panduan Praktek Pekerja Konstruksi dengan MTU Penerapan K3L

(16)

Pekerjaan

Persiapan

2

Pembersihan Lapangan dan Pekerjaan Bouwplank

Kompetensi Umum

Waktu :

Teori : 2 JPL

Praktek : 4 JPL

Usuk 5/7, Papan (2/20),

Paku 5 dan 7 cm, benang.

Roll Meter 30 m(14 buah),

Rol mete 5 m, palu besar,

dan palu kecil, selang air

kecil 1 cm, pesil, siku besar

40 dan 60 cm, gergaji,

kapak/golok, gerobak

Kebutuhan material :

Kebutuhan peralatan :

(17)

Pembersihan lapangan

Sebelum pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi darisampah, rumput, dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaanpekerjaan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat beratexcavator. Sampah-sampah yang dihasil-kan dari pekerjaan ini dikumpuldihasil-kan disuatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemu-dian baru kemu-diangkut denganmenggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir.Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek inidipasang pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-dataproyek antara lain nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktupelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.

Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukanpengukuran lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasidan titik ikat (Bench Mark). Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit danrambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh seorang surveyor. Titik-titik yangmenjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok terbuat dari kayu bulatdengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

7

Pekerjaan persiapan

(18)

Pembuatan bouwplank

1. Pengukuran dan pematokan sederhana (uitset)

Pengukuran dan pematokan adalah pekerjaan ”menggambar” di atas tanah yang akan diban-gun . Gambar yang dibuat adalah berupa tarikan garis untuk pedoman as pondasi dan kerataan permukaan pasangan, kusen maupun kolom. Gambar yang akan dibuat dari tarikan benang berpedoman pada papan bangunan (bouwplank , berasal dari bahasa Belanda ”bouw” artinya bangunan dan ”plank” artinya papan). Bouw-plank harus dibuat datar/waterpas, mengguna-kan selang .

Papan bouwplank dipakukan pada patok yang tertancap kuat di tanah sehingga tidak mudah bergoyang. Kedalaman patok harus cukup agar tak mudah lepas.

Bila ragu-ragu apakah papan bouplank masih bisa bergerak maka dibuatkan skur biar stabil, karena fungsi skur yang miring adalah untuk menetralisir gera-kan naik-turun atau geragera-kan mendatar.

8

Pekerjaan persiapan

(19)

Contoh : membuat bangunan 6 m x 9 m secara akurat.

Langkah kerja membuat bouwplank

Siapkan patok secukupnya, perkirakan tinggi patok agar cukup tingginya sesuai keperluan ( suatu misal akan membuat bangunan ± 0.00 nya adalah 80 cm dari tanah asli), maka perkiraan keperluan tinggi patok adalah : muncul di atas bouwplank sekitar 10 cm + 80 cm+ masuk ke tanah 40 cm = 130 cm. Bila usuk yang dipakai adalah 4/6x400 (panjang 4 m ) maka satu usuk dapat dibagi tiga bagian = 400 : 3 = 133 cm . Lancipkanlah patok tersebut agar mudah dimasukkan ke tanah.

Siapkan papan bouwplank, lebih disukai yang agak lebar (umumnya digunakan 2/20 x 400), agar bisa dipaku 2 buah pada patok sehingga bouwplank tak bergoyang.

Buatlah secara kasar bentuk segi – 4 sementara yang menggambarkan panjang dan lebar bangunan. Misal panjang 9 m dan lebar 6 m. Segi-4 sementara ini tak perlu sempurna, karena hanya untuk perkiraan saja. Jangan lupa perhatikan mundurnya GSB dari pagar jalan/as jalan (misal 5 m dari tepi jalan), buatlah sisi depannya pas pada GSB. Pasanglah patok-patok sementara pada ke-4 sudutnya.

Setelah terbentuk segi-4 sementara, buatlah segi empat lagi di luarnya , mundur sekitar 1.50 dari garis yang ada, sehingga kurang lebih membentuk lagi segi-4 dengan panjang 12 m x lebar 9 m. Ke-4 sudutnya dipatok untuk menarik garis lurusnya patok-patok bouwplank yang akan dibuat.

a. b. c. d.

9

Pekerjaan persiapan

(20)

Pasanglah patok-patok dengan jarak sekitar 1.50 m , keliling segi-4 yang luar.

Buatlah garis ketinggian pada masing-masing patok dengan bantuan selang, mengacu pedoman 0.00 yang ditentukan.

Pasanglah papan-papan bouwplank hingga mengelilingi bangunan yang akan dibuat setinggi +- 0.00.

Tariklah garis pedoman dengan benang di atas GSB yang jaraknya 5 m dari tepi jalan. Garis tersebut dipindahkan ke bouwplank dan dipaku serta ditandai sebagai as pedoman ( garis AB)

Buatlah titik P sebagai pedoman sudut bangunan dengan menancapkan patok atau papan miring sementara pada bouwplank dan berilah tanda dengan paku, harus terletak di bawah tarikan benang AB.

e. f. g. h. i. j. k. l. m.

Dari titik pedoman P, buatlah garis PD ke arah memanjang bangunan dan ikatkan pada bouwplank. Titik D masih bersifat sementara, karena akan dirubah-rubah sesuai hasil perbandingan kesikuannya.

Dengan bantuan perbandingan Pitagoras 3:4:5 ( misal 90 cm : 120 cm : 150 cm ), buatlah garis PD sehingga benar-benar siku terhadap garis PB. Titik D bisa digerak-ger-akkan sampai ketemu perbandingan yang tepat.

lIngat: garis AB tidak boleh dirubah-rubah karena merupakan pedoman/master. Perpanjang garis DP hingga mendapatkan titik C di atas bouwplank sehingga didapat garis CD yang juga sudah siku dengan garis AB.

10

Pekerjaan persiapan

(21)

11

Pekerjaan persiapan

(22)

Buatlah titik E yang berjarak 6 m dari C dan titik F yang berjarak 6 m dari D, menghasil-kan garis EF yang sejajar dengan CD dan berjarak 6m.

Buatlah titik G yang berjarak 9 m dari A dan titik H yang berjarak 9 m dari titik B. Jadilah garis GH yang sejajar garis AB dan berjarak 9 m.

Kontrol kedua diagonalnya, apabila sama berarti siku. Siku di sini belum tentu sempurna, untuk sempurnanya maka dicari dengan dalil Pitagoras yaitu :

n.

o.

p.

Bila panjang diagonalnya masing-masing 10,817 m berati semua ukuran sudah sempur-na, sudutnya juga sudah siku.

Selanjutnya adalah tinggal membagi ruangan sesuai dengan denah yang akan dibuat di atas bouwplank. q. r.

817

.

10

9

6

2

+

2

=

Contoh pekerjaan bouwplank

12

Pekerjaan persiapan

(23)

Pengetahuan

Bahan &

Peralatan

Kerja

3

Kompetensi Umum

Waktu :

Teori : 3 JPL

Praktek : 3 JPL

Tidak ada

Tidak ada

Kebutuhan material :

Kebutuhan peralatan :

(24)

Pengetahuan Bahan & Peralatan

Material pasangan bata harus ditempatkan sesuai SOP, sehingga pada digunakan tidak mengganggu kelancaran dalam mengerjakan pasangan bata. Tata cara penempatan material :

Material semen dalam penyimpanannya lantai dasar ruang semen harus terhindar dari genangan air, lantai dasar dibuat dengan ketinggian ± 50 cm dari tanah.

Pengambilan semen dari tumpukannya harus diatur, sehingga semen yang lama bisa diambil lebih dahulu. a. Penempatan Semen

tempat penyimpanan semen

Penyiapan penyimpanan material bata mengacu pada persyaratan dan ketentuan sesuai SOP yang sudah disusun. Rencana rancangan/susunan tempat kerja untuk tempat menyimpan material mengacu pada gambar kerja yang sudah disahkan, yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah :

Pekerjaan membersihkan lokasi

Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan

Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air. a. b. c. keluar masuk 200 50 80 semen

A A

Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan batu / bata

Penyiapan Penyimpanan Material Pekerjaan Pasangan Bata

Peralatan dan material yang diperlukan dalam pasangan batu perlu disiapkan dekat dengan tempat pekerjaan akan dilaksanakan. adalah:

1. Batu pecah/kali 2. Batu bata

3. Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran) 4. Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu)

5. Bahan adukan (pasir dan semen), dan 6. Tempat membuat adukan/spesi

14

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(25)

Instruksi kerja mesin potong bata terdapat pada buku manual kerja suatu peralatan, biasan-ya juga menjelaskan tata cara perawatan dari alat potong itu sendiri.

Pemeliharaan mesin potong bata

Material pasir disimpan terlindung dari hujan, bila tidak maka dapat ditutup dengan lembaran plastik atau terpal. Dasar lantai juga harus terhindar dari genangan air. b. Penempatan Pasir

tempat

penyimpanan

pasir

pasir

lantai

Material batu bata disimpan terlindung dari hujan. Batu bata yang terletak di ruang terbuka dan sering tersiram hujan serta dalam kondisi basah dalam waktu yang lama dapat menjadi rapuh dan akan memengaruhi kekuatan bata itu sendiri. Bila tidak maka di tutup degan plastik atau terpal. c. Penempatan Batu Bata

mesin potong bata

portable stationer

15

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(26)

Bata merah dibuat dari tanah liat atau tanah lempung diaduk dan dicampur dengan air

Jenis-jenis potongan bata yang mungkin dapat terjadi pada pemasangan batu bata adalah seperti berikut:

a. bata utuh b. ¾ panjang bata c. ½ panjang bata

Pemilihan beberapa tipe tampak luar bata

Pemotongan bata

jenis-jenis bata

Batu bata yang dibuat di perusahaan besar yang menggunakan tenaga mesin, terdiri dari macam-macam ukuran yaitu:

½

¼

¼

¼

¼

½

¾

½ ¼

½

¾

d. ¼panjang bata dengan lebar utuh e. ½ lebar bata dengan panjang utuh f. dan lain-lain

16

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(27)

Peralatan pekerjaan bata / batu

Setiap kotak peralatan yang dipakai pada kerja batu berisi :

1. Cetok leher angsa 240 2. Cetok segiempat 220 3. Cetok lidah

4. Palu tukang batu 500 gram 5. Kapak tukang batu

6. Palu besi 600 gr 7. Penyipat / Waterpass 50 cm 8. Unting-unting 300 gr 9. Siku-siku besi 60/25 cm 10. Benang 11. Meteran

12. Pensil tukang kayu 13. Sikat pembersih 14. Kuas air

15. Roskam kayu segiempat 16. Roskam kayu lancip 17. Penahan benang

Cetok leher angsa 240

Berfungsi untuk memasang batu bata dan juga bisa dipakai untuk mengaduk. Kriteria :

Melalui gelang panahan yang diletakkan diatas ujung ibu jari telunjuk bisa diketahui titik beratnya dan sempurna tidak nya bentuk cetok itu.

Perpanjangan garis poros tangkainya tepat melalui ujung cetok.

Ujung cetok berada antara 3-4 cm lebih tinggi dari pada garis mendatar melalui daun bagian belakang.

Permukaan daun cetok harus rata, halus.

Daun cetok lenting dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.

Tangkainya harus terpasang dengan kuat. a. b. c. d. e. f.

Berbentuk segitiga dengan ukuran 24 cm.

Terbuat dari baja tipis dengan berat maksimal 500gr.

17

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(28)

Cetok segi empat 220

Digunakan untuk plesteran lantai dan dinding. Untuk membersihkan tempat kerja Kriteria :

Titik potong perpanjangan garis poros tangkainya dengan permukaan daun cetok berada antara 1-3 dari ujung cetok.

Berbentuk segiempat dengan ukuran 22 cm Terbuat dari baja tipis

Cetok lidah 140

Digunakan untuk mengisi lubang-lubang dan merapikan pekerjaan plesteran Kriteria :

Cetok harus digunakan dengan hati-hati dan cermat agar tidak merusak pekerjaan.

Berbentuk lidah dengan ukuran 14 cm

Terbuat dari baja tipis

18

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(29)

Kampak tukang batu

Alat ini terutama digunakan pada pekerjaan cetakan beton bertulang / bekisting. Kriteria :

a. Tangkai harus terpasang dengan kuat.

b. Bagian pemotong harus tajam.

Palu tukang batu 500 gram

Kegunaan alat ini adalah untuk memotong bata. Palu ini bisa dipakai untuk mengungkit paku

Kriteria :

Tangkai palu harus terpasang kuat dan tegak lurus dengan posisi menonjol 5-15 mm dari kepala palu.

Berat palu 500 gram

Berat kapak 500 gram

19

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(30)

Palu besi 800 gram

Digunakan untuk memukul pahat dengan membongkar pasangan. Kriteria :

Tangkai palu harus terpasang kuat dan tegak lurus dengan posisi menonjol 5-15 mm dari kepala palu.

Berat palu 800 gram

Penyipat / waterpass 50cm

Digunakan untuk mengontrol datar dan tegak Kriteria :

Penyipat waterpass sekarang lebih banyak dibuat dari logam yang ringan seperti aluminium dengan bentuk persegi.

Terbuat dari kayu, besi atau plasik dengan panjang 50cm.

20

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(31)

Siku-siku 60/33

Kegunaan siku-siku adalah untuk menggambar dan mengontrol kesikuan pekerjaan Kriteria :

a. Tidak boleh digunakan sebagai palu atau untuk mengungkit paku maupun bekisting

b. Tidak boleh dijatuhkan atau dilempar

Terbuat dari besi berlapis galvanis

Ukuran 60x33cm

Benang

Bisa digunakan benang sisal atau benang sintetis (nilon) Kriteria :

Benang sintetis lebih baik karena bisa ditarik dan dilent-ingkan sehingga kotoran yang melekat bisa terle pas Benang tidak boleh dipukul Benang digulung pada sebuah papan atau kayu

a.

b. c.

Diameter benang 1 - 1.5mm

21

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(32)

Meteran

Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang Kriteria :

Terdiri dari 10 lipatan, masing-masing 20cm

Meteran tidak boleh tegak, tergores dan harus tahan terhadap air

Meteran plastik lebih tahan terhadap retak tetapi bisa melengkung sehingga tidak praktis karena ukurannya bisa berubah

a. b.

c.

Terbuat dari kayu, plastik atau metal

Pensil tukang bangunan

Pensil tukang digunakan untuk menggaris material yang tingkat kekerasannya sedang

Kriteria :

Untuk menggaris kayu yang masih basah digunakan pensil tinta

Pada penggambaran diatas beton digunakan pensil yang sangat keras

Yang terpenting adalah pensil harus bersih dan ujungnya runcing

a.

b.

c.

Terbuat dari kayu, plastik atau metal

22

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(33)

Sikat pembersih

Gunanya untuk membersihkan tempat dan alat-alat kerja Kriteria :

Berbentuk lancip, S atau persegi

Terbuat dari ijuk atau sintetis

Kuas air

Berfungsi untuk memercikkan air pada benda kerja Kriteria :

Kuas dibuat dari serat fiber atau plastik

Kuas air harus dalam keadaan bersih

a. b. .

Berbentuk bulat, bertongkat dari kayu atau plastik

23

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(34)

Roskam kayu segiempat

Digunakan pada pekerjaan plesteran Kriteria :

Tidak rusak, bagian tepinya harus baik

Tidak boleh dibiarkan terkena panas matahari agar tidak retak atau menggeliat

Sebelum dipakai harus diba-sahi terlebih dahulu dengan air

Apabila ada pakunya yang menonjol pada waktu diguna-kan paku itu harus dimasuk-kan / dipukul kembali

a. b.

c.

d.

Terbuat dari kayu dengan ukuran 50 x 32 cm

Roskam kayu lancip

Digunakan untuk menggosok / meratakan pekerjaan plesteran Kriteria :

Sama dengan roskam kayu segiempat

Terbuat dari kayu dan memakai tangkai

24

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(35)

Alat serut kayu

digunakan untuk menghalus-kan permukaan kayu.

B A

Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan kayu

Dalam gambar rencana tanda-tanda atau simbol dan ukuran harus selalu ada karena untuk mempertegas ketentuan-ketentuan yang harus dilaksanakan. Tanda-tanda atau simbol setiap jenis bahan yang dipakai akan berbeda-beda. Namun dengan melihat gambar, maka seseorang akan dapat menyebutkan jenis bahan yang dipergunakan untuk mengetahui berapa dimensi dari gambar.

Simbol Gambar

Peralatan pekerjaan kayu

25

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(36)

Alat serut kayu

digunakan untuk menghalus-kan permukaan kayu.

Alat cukil kayu - besar

digunakan untuk membentuk pola pada kayu

Alat cukil kayu - kecil

digunakan untuk membentuk pola pada kayu

26

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(37)

C A

Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan besi beton

Informasi mengenai spesifikasi penulangan besi beton Standar Pembesian dan Gambar Kerja Pembesian di peroleh sebelum pekerjaan dimulai untuk dipelajari dan dipahami agar tidak terjadi kesalahan pada pemotongan, pembengkokan dan perakitan besi beton.

Spesifikasi pembesian / penulangan beton merupakan pedoman teknis bagi pelaksanaan pekerjaan. Spesifikasi biasanya terdiri dari spesifikasi umum, spesifikasi khusus dan spesi-fikasi teknik.

Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih harus dibengkokan dengan mesin pem-bengkok yang direncanakan. Ukuran pempem-bengkokkan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. NI-2, PBI’ 71.

Lingkup pekerjaan

Ketentuan, aturan dan standar yang mengikat untuk dilaksanakan Syarat-syarat bahan dan alat

Syarat-syarat pelaksanaan menyangkut sumber daya, carakerja dan segala sesuatu yang tercantum dalam dokumen kontrak yang berhubungan dengan teknis pelaksan-aan menggunakan standar nasional misal SNI atau PBI’ 71.

a. b. c. d.

Spesifikasi teknis berisi tentang :

Tulangan baja terdiri atas dua jenis yang akan digunakan yaitu tulangan baja polos atau tulangan baja ulir, seperti yang dibawah ini :

Contoh Spesifikasi Pembesian Tulangan Baja Umum

Bentuk Tulangan

Kuat tarik, kg/mm2 Tegangan leleh, kg/mm2 Perpanjangan, % 49 - 63 30 atau lebih 14 atau lebih 49 - 63 30 atau lebih 16 atau lebih

Bulat Berulir

Bulat Polos

Spesifikasi pembesian atau penulangan beton

Daftar bengkokkan

Menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton.

Pemasangan

27

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(38)

Tulangan baja harus dipasang sedemikian, hingga terdapat selimut / penutup minimum sampai permukaan penyelesaian beton, sebagai berikut :

Selimut beton

Standar pelaksanaan yang akan digunakan adalah PBI’ 71. Berikut ini akan diberikan contoh-contoh standar pembesian / penulangan beton menurut PBI’ 71 dan SNI.

Standar pembesian / penulangan beton

Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak tulangan itu.

Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokkan sebelumnya.

Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh perencana.

1.

2.

3.

Pembengkokkan tulangan

Pada umumnya baja tulangan yang terdapat di pasaran Indonesia dapat dibagi dalam mutu-mutu yang tercantum dalam Tabel dibawah ini :

Standar menurut PBI’ 71

Kelas Beton

K225 K175

Pelat Beton Pra Cetak Pipa Beton Beton Bertulang Umumnya

25 40

Jenis Pekerjaan

Selimut Minimum (mm)

U – 22

Baja lunak

U – 24

Baja lunak

U – 32

Baja sedang

U – 39

Baja keras

U – 48

Baja keras

2.200

2.400

3.200

3.900

4.800

Tegangan leleh karakteristik

Sebutan

Mutu

tik yang memberikan regangan

tetap 0.2%

(kg/cm )

2

atau tegangan

karakteris-28

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(39)

Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.

Apabila pemanasan diijinkan batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850o C.

Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan diatas 100o C yang bukan pada waktu di las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.

Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali apabila diijinkan oleh perencana.

Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan jalan disiram dengan air.

Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokkan.

4. 5. 6. 7. 8. 9.

Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pem-bengkokkan tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.

Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurut ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan toleransi sebesar +50 mm dan -25 mm.

Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.

Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm.

1.

2.

3.

4.

Toleransi pada pemotongan dan pembengkokkan tulangan

29

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(40)

Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling dan karat lepas serta bahan-ba-han lain yang mengurangi daya lekat.

Tulangan harus dipasang sedemikian rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.

Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

1. 2. 3. 4.

Pemasangan tulangan

30

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(41)

Batang tulangan harus dipasang pada tempatnya sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar-gambar rencana. Apabila tidak ditetapkan lain oleh perencana pada pemasan-gan tulanpemasan-gan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut. Terhadap kedudukan diarah ukuran konstruksi yang terkecil ditetapkan toleransi sebesar ±6 mm untuk ukuran 60 cm atau kurang dan sebesar ±12 mm untuk ukuran lebih dari 60 cm.

Terhadap kedudukan bengkokkan diarah memanjang ditetapkan toleransi sebesar ±50 mm, kecuali pada bengkokkan akhir.

Terhadap kedudukan bengkokan akhir dari batang ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm, dengan syarat tambahan bahwa tebal penutup beton diujung batang memenuhi yang disyaratkan.

Terhadap kedudukan batang-batang tulangan pelat dan dinding ditetapkan toleransi di dalam bidang tulangan sebesar ±50 mm.

Terhadap kedudukan dari sengkang-sengkang, lilitan-lilitan spiral dan ikatan-ikatan lainnya ditetapkan toleransi sebesar ±25 mm.

Apabila pipa-pipa atau benda-benda lain direncanakan menembus beton atau di tanam di dalam beton, maka tulangan tidak boleh dipotong dan tidak boleh digeser tempatnya lebih jauh dari pada toleransi-toleransi yangditentukan dalam ayat (2) s/d (6).

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Toleransi pada pemasangan tulangan

Kait harus berupa kait penuh seperti ditunjukkan dalam gambar, atau kait miring seperti ditunjukkan dalam gambar, dengan memperhatikan ayat (2), dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

Kait-kait sengkang harus berupa kait miring, yang melingkari batang-batang sudut dan mempunyai bagian yang lurus paling sedikit 6 kali diameter batang dengan minimum 5 cm, seperti ditunjukkan dalam gambar.

1.

2.

Kait dan bengkokkan

Ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini berlaku umum untuk setiap bagian konstruksi yang bersifat struktural.

Untuk konstruksi-konstruksi tertentu, kecuali harus dipenuhi ketentuan-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalam bab ini, juga harus dipenuhi ketentu-an-ketentuan mengenai tulangan yang ditetapkan dalambab-bab lain dari peraturan ini yang berlaku untuk konstruksi-konstruksi itu.

1.

2. Umum

31

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(42)

Bengkokkan harus mempunyai diameter intern sebesar paling sedikit 5 d atau 5 dp seperti ditunjukkan dalam gambar, dimana d adalah diameter batang polos dan dp adalah diameter pengenal batang yang diprofilkan menurut pasal 3.7 ayat (4).

3.

Kait penuh

Kait miring

Kait miring pada sengkang

Pembengkokkan tulangan

32

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(43)

Standar Menurut SNI 07-2052-1997

Standar ini meliputi definisi, istilah, jenis, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat uji, syarat penandaan dan cara pengemasan Baja Tulangan Beton.

Baja tulangan beton adalah baja berbentuk batang berpenampang bundar yang diguna-kan untuk penulangan beton, yang diproduksi dari bahan baku ingot atau Billet Baja dengan cara canai panas (hot rolling).

Baja tulangan beton polos.

Baja tulangan beton sirip / ulir

Baja tulangan beton polos adalah baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip disingkat BjTP.

Baja tulangan beton sirip adalah baja tulangan beton dengan bentuk khusus, yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang yang dimaksud untuk meningkatkan daya lekat dan guna menahan gerakan membujur dari batang secara relative terhadap beton, disingkat BjTS/ BjTD.

Definisi

Baja tulangan beton tidak boleh mengandung serpihan, lipatan, retakan gelombang, cerna yang dalam dan hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan.

Syarat mutu

Berdasarkan bentuknya, baja tulangan beton dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu Baja tulangan polos dan baja tulangan sirip.

Jenis

Sifat tampak

Persyaratan bentuk baja tulangan beton adalah sebagai berikut :

Bentuk

Baja tulangan beton polos

Permukaan batang baja tulangan beton polos harus rata tidak bersirip Baja tulangan beton sirip / deform

Permukaan batang baja tulangan beton sirip harus bersirip teratur. Setiap batang diperkenankan mempunyai rusuk memanjang yang searah dan sejajar dengan sumbu batang, serta sirip-sirip lain dengan arah melintang sumbu batang.

Sirip-sirip melintang sepanjang batang baja tulangan beton harus terletak pada jarak yang teratur, serta mempunyai bentuk dan ukuran yang sama. Bila diperlukan tanda angka-angka atau huruf - huruf pada permukaan baja tulangan beton, maka sirip melintang pada posisi dimana angka atau huruf diletakkan dapat ditiadakan.

Sirip melintang tidak boleh membentuk sudut kurang dari 45o terhadap sumbu batang, apabila membentuk sudut antara 45o sampai70o, arah yang berlawanan tidak diperlu-kan.

33

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(44)

Ukuran

Diameter, berat dan ukuran sirip

Diameter dan berat per meter baja tulangan beton polos seperti pada tabel dibawah ini. Diameter, ukiran sirip dan berat per meter baja tulangan beton sirip seperti pada tabel berikut ini :

Syarat penandaan

Ukuran baja tulangan beton polos

No Penamaan

nominal (mm)

Diameter

Luas

Penampang

nominal (cm )

Berat nominal

(kg/m )

1

P6

6

28,27

0,222

2

P8

8

50,27

0,395

3

P10

10

78,54

0,617

4

P12

12

113,1

0,888

5

P14

14

153,9

1,21

6

P16

16

201,1

1,58

7

P19

19

283,5

2,23

8

P22

22

380,1

2,98

9

P25

25

490,9

3,85

10

P28

28

615,8

4,83

11

P32

32

804,2

6,31

2 1

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda (marking) dengan huruf timbul yang menunjukkan inisial pabrik pembuat serta ukuran diameter nominal.

Setiap batang baja tulangan beton harus diberi tanda pada ujung-ujung penampangnya dengan warna yang tidak mudah hilang sesuai dengan kelas bajanya, seperti tabel 3. a.

b.

Ukuran baja tulangan beton polos dan sirip

Diameter Luas Diameter Jarak Lebar Berat

nominal penampang dalam sirip rusuk nominal

(mm) nominal (mm) Min Maks maks maks

cm2 mm mm mm mm mm Kg/m 1 s6 6 0,2827 5,5 0,3 0,6 4,2 4,7 0,222 2 s8 8 0,5027 7,3 0,4 0,8 5,6 6,3 0,395 3 s10 10 0,7854 8,9 0,5 1,0 7,0 7,9 0,617 4 s13 13 1,327 12,0 0,7 1,3 9,1 10,2 1,04 5 s16 16 2,011 15,0 0,8 1,6 11,2 12,6 1,58 6 s19 19 2,835 17,8 1,0 1,9 13,3 14,9 2,23 7 s22 22 3,801 20,7 1,1 2,2 15,4 17,3 2,98 8 s25 25 4,909 23,6 1,3 2,5 17,5 19,7 3,85 9 s29 29 6,605 27,2 1,5 2,9 20,3 22,8 5,18 10 s32 32 8,042 30,2 1,6 3,2 22,4 25,1 6,31 11 s36 36 10,18 34,0 1,8 3,6 25,2 28,3 7,99 12 s40 40 12,57 38,0 2,0 4,0 28,0 31,4 9,88 13 s50 50 19,64 48,0 2,5 5,0 35,0 39,3 15,4 Tinggi Sirip Penamaan No

34

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(45)

Beberapa bentuk baja tulangan sirip / ulir

Tabel untuk tanda kelas baja tulangan

Warna

Bj. TP 24

Hitam

Bj. TP 30

Bj. TS 30

Biru

Bj. TS 35

Merah

Bj. TS 40

Kuning

Bj. TS 50

Hijau

Kelas

Setiap kemasan harus diberi label dengan mencantumkan : - Nama atau nama singkatan dari pabrik pembuat

- Ukuran (diameter dan panjang) - Kelas baja

- Nomor leburan (No. Heat)

- Nomor seri produksi dan tanggal produksi - Nomor SNI

c.

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ukuran, jenis dan kelasnya sama, dibundel dan diikat secara kuat, rapih dan kokoh.

Baja tulangan beton berbentuk batangan / lonjoran yang ditekuk dengan panjang yang sama harus diikat secara kuat, rapih dan kokoh. Berat tiap bundel minimum 500 kg.

a.

b.

Cara pengemasan

35

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(46)

Contoh dari standar pembesian menurut PBI’ 71 adalah sebagai berikut :

1. Persyaratan ukuran-ukuran pembengkokan

Dalam peraturan mengenai pembesian, rincian bentuk pembegkokan ya juga sering dibeda-kan antara besi polos dengan besi yang diprofildibeda-kan. Lengkung pembengkodibeda-kan untuk besi yang diprofilkan biasanya lebih besar daripada untuk besi polos.

36

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(47)

Sambungan pembesian ada aturan-aturannya, untuk balok atau pelat yang panjang, besi tulan-gan yang ada tidak cukup panjang, sehingga harus disambung.

Suatu penyambungan diperoleh dengan meletakkan bagian ujung batang yang satunya di samping bagian ujung yang lainnya, dengan memberi ruang antara sebesar 2-3 cm. Jadi gaya batang yang satu dipindahkan pada batang yang lainnya dengan melalui beton. Karena itu, maka penyambungan ini dinamakan penyambungan pelekatan.

P e n y a m b u n g a n tulangan tidak boleh dilakukan di t e n g a h - t e n g a h bentang balok atau plat, karena pada umumnya di situ momennya besar.

• Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjuk kan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.

• Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.

P e n y a m b u n g a n tulangan dengan cara mengikat kedua ujung tulangan dengan kawat pengikat, tidak boleh dilakukan, sebab nantinya beton tidak dapat mem-b u n g k u s b a t a n g - b a t a n g dengan baik.

Sambungan tulangan

37

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(48)

• Ingat, penyambungan-penyambungan ini hanya dapat dilakukan di tempat yang ditunjuk kan menurut gambar atau pada daftar pembengkokan.

• Jika pada penyambungan besi beton tidak boleh menentukan tempat sambungan itu menurut kehendak sendiri.

Cara mengkaitkan kedua kait di ujung-ujung tulangan, juga tidak boleh.

Besarnya panjang lewatan, tergantung pada perhitungan yang dilakukan oleh ahli teknik. Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya panjang lewatan tersebut seperti antara lain :

38

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(49)

Tulang yang disambung merupakan tulang tarik atau tulang tekan. Ujung batang memakai kait atau tidak

Penggunaan tulangan di bagian konstruksi apa Mutu beton (kelas beton)

Macam batang / tulangan : polos atau diprofilkan.

Sambungan dengan kait panjang penyambungan tidak boleh sekali-kali kurang daripada 25 kali tebal batang yang terkecil.

Pada beberapa spesifikasi sering dicantumkan panjang lewatan tulangan polos sekurang-kurang-nya 40 kali diameter tulangan yang disambung. Jadi, hati-hati dengan sambungan-sambungan tulangan beton.

39

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(50)

A. Membaca gambar kerja

Manfaat membaca gambar :

Spesifikasi atau syarat teknis yang berkaitan dengan mutu, banyak disampaikan lewat gambar-gambar rencana.

Pengertian dan manfaat membaca gambar :

Membaca gambar adalah tuntutan pekerjaan dan merupakan kemampuan dasar yang sangat penting dan harus dimiliki. Selanjutnya dapat menyatakan dalam langkah-langkah pelaksanaan

Agar dapat melaksanakan pekerjaan sesuai yang diharapkan harus memahami pesan, perin-tah, dan syarat-syarat teknis atau spesifikasi dalam gambar berarti harus mampu membaca gambar, menerjemahkannya ke dalam langkah-langkah operasional.

Jadi sesuai gambar untuk sengkang perlu besi dengan diameter 8 mm, jarak satu sama lain 15 cm, lalu : 5Ø 16 berarti 5 batang besi diameter 16 mm, dan Ø 19 – 16 artinya besi dengan diameter 19 mm, jarak pemasangan 16 cm. Ingat, Ø besi : mm, sedangkan jarak pemasangan dalam satuan cm.

contoh : pembesian pondasi

I S A L : 5 Ø 16 - 32

BANYAKNYA BESI

SIMBOL DIAMETER

DIAMETER BESI

JARAK PEMASANGAN

φ

19 - 16

5 φ16

Sengkang φ 8 - 15

POTONGAN L - M

Gambar kerja pembesian

40

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(51)

B. Gambar pembesian / penulangan beton a. Lantai

Umumnya bentuk gambar penulangan lantai digambarkan seperti gambar pada halaman berikut. Cara membaca / memahami gambar ini dari atas ke bawah. Mula-mula kita men-jumpai tulangan atas kemudian tulangan bawah.

Selanjutnya bila memakai batang tulangan utama yang dibengkokkan atau ujungnya berkait, maka urutannya dilihat dari atas ke bawah yang terdiri dari jaringan atas dari batang tulangan polos kemudian batang tulangan utama (deform) dan akhirnya jaringan bawah tulangan polos Untuk membaca tulangan-tulangan yang terletak tegak lurus dengan tulangan utama dimulai dari arah kiri ke kanan. Bila ada beberapa batang tulangan yang sama besar serta jarak dari sumbu ke sumbunya sama, maka cukup digambar satu batang tulangan saja dan di atas batang tulangan tersebut ditulis keterangan sebagai berikut, yaitu : jumlah batang tulangan, diameter serta jenis baja kemudian jarak sumbu ke sumbu tulangan. Misalnya : 10 ΦD 6 – 400

Tulangan lantai

Untuk menyatakan jenis baja dan menunjukkan tempat lapisan batang tulangan, diberikan notasi sebagai berikut :

Untuk menyatakan jenis baja :

Baja tulangan polos 24, atau Bj. Tp 24 tandanya ΦP Baja tulangan deform 40, atau Bj. Tp 40 tandanya ΦD Untuk menyatakan tempat lapisan tulangan :

Lapisan terluar

Lapisan kedua dari luar Lapisan kedua dari luar Lapisan terluar

41

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(52)

Tulangan dinding

Segitiga hitam menunjukkan arah pusat bagian konstruksi. Jumlah segitiga hitam menerangkan letaknya dilihat dari arah luar.

b. Dinding

Suatu tulangan dinding yang tampak penampangnya seperti pada gambar tersebut akan dibaca seperti cara membaca gambar tulangan lantai.

42

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(53)

Bagian atas dan bagian bawah dari tampak sisi balok menerangkan jumlah batang-batang tulangan, kemudian diameter serta jenis bajanya (deform), selanjutnya batang-batang tulan-gan ditandai dentulan-gan huruf. Bila diperlukan, tanda dentulan-gan huruf-huruf tersebut dapat ditulis kembali pada ujung batang tulangan.

Supaya lebih jelas, ujung batang yang tidak berkait akan digambar dengan sedikit dibeng-kokkan (misalnya lihat batang tulangan b). Letak dari tulangan akan dinyatakan pada gambar potongan penampangnya, sedangkan bentuk dari sengkang hanya digambarkan pada potongannya. Pada garis ukur bagian bawah tampak sisi balok diterangkan jumlah sengkang, diameternya serta jenis bajanya dan jarak sumbu ke sumbu (misalnya 20 sk ΦD 10 – 250).

Pada batang-batang tulangan kolom ini tercan-tum keterangan (informasi) sebagai berikut : jumlah tulangan, diameter serta jenis baja dan tandanya (misalnya 8 ΦP 16a). Sedangkan letak dari batang tulangan ini dinyatakan pada gambar potongan penampangnya dan seng-kang hanya digambar pada potongan ini juga. c. Kolom (pilar)

d. Penulangan jaringan

Bila penulangan konstruksi beton menggunakan tulangan jaring, maka akan berlaku pera-turan sebagai berikut : jaringan digambar dalam bentuk empat persegi panjang pada gambar dibawah ini, dimana ukurannya sesuai dengan ukuran jaring luar, pada empat persegi panjang itu ditarik garis diagonal dari kiri-bawah ke kanan - atas.

43

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(54)

Tanda yang dipakai untuk tulangan jasing adalah angka 1, 2, 3 dan seterusnya ditulis dalam lingkaran yang terletak pada garis diagonal. Diameter tulangan dan jarak sumbu tulangan ke sumbu jaring dinyatakan dengan garis yang berujung pada lingkaran (tanda jaringan) menuju ke arah tulangan. Ukuran luar dari jaringan (dalam mm) ditulis di bagian bawah garis tersebut. Contoh untuk tulangan lantai dan dinding dengan memakai jaringan dapat dilihat pada gambar berikut ini

Tulangan lantai, jaring tulangan bawah

Tulangan Lantai, jaringan tulangan atas

44

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(55)

Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi

Tulangan Dinding, jaringan tulangan sisi depan

Tulangan lantai dengan jaringan tulangan atas dan jaringan tulangan bawah masing-masing digambarkan. Di tempat sambungan lewatan dari jaringan akan digambarkan potongan penampangnya, sehingga letak sambungan lewatan satu dan yang lainnya dapat terlihat. Di samping itu panjang pengelasan juga dituliskan dan dalam gambar dicantumkan pula nomor-nomor tulangan serta jumlahnya yang akan dimasukkan dalam tabel.

45

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(56)

Tempat penyimpanan ubin

D A

Pengetahuan bahan & peralatan pekerjaan ubin

Sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan umumnya didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Selanjutnya perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain : pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan.

Setiap jenis ubin memiliki karakteristik atau sifat yang berbeda tergantung kepada bahan dasar dan proses pembuatan ubin tersebut. Berikut adalah jenis dan karakteris-tik atau sifat ubin yang sering digunakan sebagai penutup lantai atau penutup dinding.

Penyiapan penyimpanan material pekerjaan pasang ubin

1. Ubin semen

Ubin semen ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari campuran bahan semen portland sebagai bahan pengikat dan pasir sebagai bahan pengisi.

Sesuai dengan persyaratan maka ubin yang berbentuk bujur sangkar harus memiliki ukuran seperti tabel berikut berikut:

2. Ubin keramik

Ubin keramik ialah ubin yang digu-nakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari tanah liat dan bahan-bahan keramik lainnya yang dibakar pada suhu tinggi sehingga menghasilkan permukaan yang keras. Di pasar ubin keramik bisa diperoleh dalam dua jenis yakni, ubin keramik berglasir dan ubin keramik tidak berglasir.

Ukuran Rusuk (cm) Tebal Minimum (cm)

15 x 15 1,4

20 x 20 2,0

25 x 25 1,4

30 x 30 2,6

46

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(57)

Ubin teraso ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari campuran bahan semen portland sebagai bahan pengikat, batu teraso dan pasir sebagai bahan pengisi. 3. Ubin teraso

Ubin marmer ialah ubin yang digunakan untuk menutup lantai atau dinding yang dibuat dari sejenis batu alam yang tersu-sun dari satu atau lebih semacam hablur mineral kalsit, dolomit, atau serpentin yang bersatu dan dapat digosok halus sampai mengkilap (dapat dipoles).

Berdasarkan cara pembuatan dan sifat-sifat bahan ubin tersebut di atas maka sebelum ubin disimpan di lokasi pekerjaan perlu dilakukan identifikasi terlebih dahulu terhadap tempat penyimpanan ubin tersebut supaya kondisi dan mutu ubin tetap terjaga. Luas ruangan; pengaruh cuaca seperti panas matahari, hujan dan sirkulasi udara; serta keamanan tempat penyimpanan perlu juga diperhatikan dalam menyimpan ubin.

4. Ubin marmer

Meteran yang digunakan biasanya meteran lipat dari bahan kayu atau logam dengan panjang 1 meter. Tetapi banyak juga yang menggunakan meteran rol dengan panjang 3 atau 5 meter.

Meteran digunakan untuk melakukan pengukuran pada waktu menentukan ukuran panjang atau lebar ruangan yang akan dipasang ubin. 1. Meteran

Perkakas jinjing pekerjaan pasang ubin

Perkakas jinjing adalah tempat tukang menyimpan peralatan kerjanya, perkakas jinjing ini minimal memiliki beberapa peralatan kerja seperti :

Meteran roll

Meteran roll

Perkakas jinjing dan perlengkapan pekerjaan pasangan ubin

47

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(58)

Pensil digunakan untuk memberi tanda pada waktu melakukan pengukuran panjang atau lebar ruang yang akan dipasang ubin.

2. Pensil

Waterpas yang digunakan dalam pekerjaan pemasangan ubin terdiri dari dua jenis:

Selang plastik bening dengan ukuran diam-eter lubang 6 milimdiam-eter yang digunakan untuk memeriksa/menentukan kedataran pasangan ubin.

Waterpas dengan rangka dari bahan logam atau kayu yang dilengkapi dengan tabung kaca/plastik yang diisi cairan khusus (nivo). Waterpas jenis ini digunakan bisa untuk memeriksa/menentukan ketegakan dan kedataran pasangan ubin.

a.

b.

3. Waterpass / penyipat datar

Unting-unting atau lot digunakan untuk menentukan dan memeriksa ketegakan permukaan pasangan ubin dinding atau plesteran. Unting-unting dibuat dari bahan logam dalam bentuk bervariasi dengan berat umumnya antara 100 sampai 300 gram.

Unting-unting/lot akan menghasilkan ketegakan yang lebih baik jika bobotnya semakin berat ,karena pengaruh angin akan semakin berkurang.

4. Unting-unting / lot

Sendok adukan digunakan untuk menem-pelkan adukan pada pemasangan ubin atau pembuatan lantai kerja. Sendok dibuat dari pelat baja tipis berbentuk bulat lonjong (oval), segi empat dengan ujung bundar

atau segi empat dengan ukuran panjang kurang lebih 20 cm. P e g a n g a n dibuat dari kayu keras atau plastik dengan ukuran dan bentuk yang enak dipegang. 5. Sendok adukan

waterpass selang plastik waterpass

rangka dengan nivo

nivo tegak nivo datar nivo diagonal unting-unting / lot sendok adukan

48

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

(59)

Roskam baja bergerigi digunakan untuk menem-pelkan perekat pada permukaan plesteran yang akan dipasang ubin. Dua sisi roskam biasanya bergerigi supaya perekat yang dihamparkan bias dibentuk alur sehingga pemasangan ubin menjadi lebih mudah.

Roskam dibuat dari pelat baja tipis berbentuk segi empat panjang dengan ukuran panjang kurang lebih 25 cm, lebar 12 cm. Pegangan dibuat dari kayu keras atau plastik dengan ukuran dan bentuk yang enak dipegang.

6. Roskam baja bergigi

roskam baja bergigi

Palu cakar lebih cocok digunakan dalam peker-jaan pasang ubin dibandingkan dengan palu jenis lainnya karena bisa digunakan untuk memukul dan mencabut paku.

7. Palu cakar

Kakatua/catut digunakan untuk mengikis pinggi-ran ubin yang akan dipasang pada lubang pem-buangan air bilas, kran air, saklar atau stop kontak.

Kakatua/catut untuk pekerjaan ini memiliki gigi yang keras dan tajam dengan tangkai yang dilengkapi dengan per sehingga mudah dioperasi-kan.

8. Kakatua / catut

palu cakar

kakatua / catut

49

Pengetahuan bahan dan peralatan kerja

(60)

Palu karet digunakan untuk memukul permukaan ubin pada saat mengatur posisi ubin sehingga sesuai dengan benang pedoman.

9. Palu karet

palu karet

Batu gosok digunakan untuk menghaluskan sisi potongan ubin dan menghaluskan permukaan pasangan ubin teraso atau ubin marmer. Dalam perdagangan batu gosok bisa diperoleh bentuk segi empat dengan semua sisi kasar dan segi empat panjang dengan satu sisi permu-kaan kasar dan sisi lainnya halus.

10. Batu gosok

Karet cor nat (grouting) digunakan untuk mele-katkan bahan “grouting” pada saat mengisi nat pasangan ubin. Karet dipasang pada kayu atau plastik keras yang berfungsi sebagai pegangan. 11. Karet cor nat (grouting)

karet “grouting” karet

Karet cor nat (grouting) digunakan untuk mele-katkan bahan “grouting” pada saat mengisi nat pasangan ubin. Karet dipasang pada kayu atau plastik keras yang berfungsi sebagai pegangan.

12. Roskam cor nat (grouting) roskam “grouting”

Karet busa digunakan untuk membersihkan permukaan pasangan ubin selama proses pemasangan atau setelah nat pasangan ubin selesai diisi dengan bahan “grouting”.

13. Karet busa

50

Pengetahuan bahan & peralatan kerja

Gambar

Gambar yang akan dibuat dari tarikan benang  berpedoman pada papan bangunan (bouwplank  , berasal dari bahasa Belanda ”bouw” artinya  bangunan dan ”plank” artinya papan)
Tabel untuk tanda  kelas baja tulangan

Referensi

Dokumen terkait

9. Bagaimanakah peranan kaum perempuan dalam pergerakan nasional Indonesia? Bandingkan dengan peranan kaum perempuan pada masa sekarang! 10. Jelaskan arti penting Sumpah Pemuda

kekurangan dari katalis asam homogen untuk reaksi transesterifikasi adalah sebagai.

Dengan hormat, sehubungan dengan penelitian saya dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul: Perilaku Orangtua Siswa SMP Santo Thomas 3 Medan Dalam Pemberian

Berdasarkan jenis kelamin, trichuriasis lebih banyak terjadi pada anak perempuan (7,2%) dibandingkan anak laki-laki (5,6%) sedangkan berdasarkan kelompok umur anak-anak

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.. 1) Sartain mengartikan motif sebagai suatu keadaan yang komplek dalam organisme individu yang mengarahkan perilakunya kepada

Pembelajaran lempar lembing dengan bola berekor pada sisiwa kelas IV sangat memberikan suasanan yang baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya, dampak positif seperti

Tujuan dari penelian ini adalah untuk mengetahui peranan PPL dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap produktivitas padi sawah dan untuk mengetahui hubungan

Cardholer atau pemegang kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit dalam kegiatan pembayaran, dimana pemegang kartu tersebut telah memenuhi prosedur atau