• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN TEKNIK REALITA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSELING KELOMPOK TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN TEKNIK REALITA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan

Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa

Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016

SKRIPSI

Oleh

FAJARUDDIN KELANA NIM. 1123351007

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan

Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa

Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

FAJARUDDIN KELANA NIM. 1123351007

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

FAJARUDDIN KELANA. NIM. 1123351007. Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Univeristas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Program Studi Bimbingan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Medan.

Permasalahan dalam penelitian ini : Adakah Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok teman sebaya menggunakan teknik realita terhadap interaksi sosial mahasiswa Univeristas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain pre-test dan

post-test. Subjek dalam penelitian ini adalah 9 orang mahasiswa yang memiliki

interaksi sosial rendah, yang akan diberikan layanan konseling kelompok teman sebaya dengan menggunakan teknik realita. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket interaksi sosial, sebanyak 40 butir pernyataan angket interaksi sosial terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan angket yang valid dan realiabel. Dan menjadi 24 butir pernyataan angket interaksi sosial sebagai pengumpul data.

Dari hasil analisis diperoleh data pre-test mahasiswa rata-rata = 38,6 termasuk kategori rendah dan Standart Deviasi (SDx) = 40,86, sedangkan hasil data post-test rata-rata = 53,8 termasuk kategori tinggi dan Standart Deviasi (SDy) = 56,88. Teknik uji hipotesis menggunakan rumus uji Wilcoxon (J) yang memperoleh hasil Jhitung = 19.5 sedangkan harga Jtabel = 6. Dari tabel nilai kritis J

untuk uji jenjang bertanda Wilcoxon untuk n = 9, α = 0,05 pengujian dua arah J0,05 = 6. Oleh karena J (19.5 > 6 ). Sesuai dengan kriteria penerimaan dan

penolakan hipotesis, hipotesis diterima jika Jhitung > Jtabel. Dengan demikian

dinyatakan ada pengaruh pemberian layanan konseling kelompok teman sebaya menggunakan teknik realita terhadap interaksi sosial mahasiswa Universitas Negeri Medan 2015/2016. Dengan kata lain hipotesis diterima.

(8)

ABSTRACT

FAJARUDDIN KELANA. NIM.1123351007. Influence of Peer Group Counseling Using Reality Technuque Toward Social Interaction For Medan State University Students Academic Year 2015/2016. Essay. Department of Educational Psychology and Guidance. Study Program Guidance and Counseling. Faculty of Science Education. State University of Medan.

The problem in this study: there is the Effect of Peer Group Counseling Techniques Using Toward Social Interaction Students Against Reality Medan State University Academic Year 2015/2016. The objectives of this study is to the students the influence of peer group counseling using reality techniques toward the social interaction Medan State University students Academic Year 2015/2016.

The design of this research is quasi experimental design with pre-test and post-test. Subjects in this research is 9 students who have low social interaction, which will be given peer groups counseling using the techniques are reality. The data were collected using a questionnaire of social interaction, as many as 40 point statement of social interaction questionnaire beforehand tested and analyzed by researchers to obtain valid and realiabel questionnaires. And being 24 itams declaration of social interaction questionnaire as data collection insstrument.

From analysis result it obtained that student’ pre-test students on average = 38.6 as low categorized and Standard Deviation (SDX) = 40.86, while the results of post-test data results on average of 53.8 as high categorized and the Standard Deviation ( SDY) = 56.88. Mechanical tests of hypotheses using the Wilcoxon test formula (J) getting results Jhitung = 19.5 while prices Jtabel = 6. From the table of critical values for the test level A Wilcoxon signed for n = 9, α = 0.05

bidirectional testing J0,05 = 6 . Because of J (19.5> 6). In accordance with the criteria for acceptance and rejection of the hypothesis, the hypothesis is accepted if Jhitung> Jtabel. So, in this study found that there is the effect of peer group

counseling services using the technique of reality to social interaction Medan State University students Academic Year 2015/2016. In other words the hypothesis was accepted.

(9)

i

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji yang sangat mendalam penulis mengucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta alam yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul : Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya

Menggunakan Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016, adalah usaha yang

disusun penulis untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat-syarat dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa untuk kesempurnaan skripsi ini, penulis tidak dapat menampilkan pihak lain yang turut memberikan bantuan moril maupun materil, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd Selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Dr. Nasrun, M.S selaku Dekan, Prof. Dr. Yusnadi, M.S selaku wakil dekan bidang akademik, Bapak Dr. Aman Simaremare, M.S selaku wakil dekan bidang umum dan keuangan dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan. 3. Ibu Dra. Zuraida Lubis., M.Pd, Kons selaku Ketua Jurusan Psikologi

(10)

ii

sekretaris jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan di Unimed.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Murad, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Unimed. 5. Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd.,Kons, Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty, MS.

Kons., S.Psi dan Ibu Prof. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd. Kons, selaku dosen penyelaras sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan, kritikan dalam penyelarasan skripsi ini. 6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan, dukungan, saran dan motivasi kepada penulis selama berada didalam maupun diluar perkuliahan selama saya mengikuti proses perkuliahan. 7. Seluruh Staf dan Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan atas kerjasaman dan bantuan kepada penulis terutama dalam usaha surat menyurat.

(11)

iii

9. Kakak saya: kakak Elfi, kakak Sahira, kakak Lisa dan kakak Syahida atas doa, kasih sayang, bantuan dan dukunganya selama ini.

10.Teman selama ini yang selalu bersama saya dalam melakukan penelitian dan menyusun skripsi saya Yovina Fajri, Lailan Khairiyah dan Nur Sakinah yang menjadi Pemimpin Kelompok buat penelitian saya. Saya ucapkan terima kasih.

11.Teman-teman satu Dosen Pembimbing Skripsi: Masdalimah Pasaribu, Shirley Kristanty Simanjuntak, Septia Khairani Rambe, Roisah Mudana Husein, dan Adelina Sari Daulay saya ucapkan terima kasih. 12.Sahabat: Vapea Pinta, Riski Santi, Hambali, Zulkifli, M.Fauzan, Mei,

Dinda, Sisca, Simi, Yeni, Fatma, Rio, Erlina, Yusrina, Aminatun dan buat teman-teman sekelas BK Ekstensi 2012 tanpa terkecuali yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada mahasiswa Kelas BK Ekstensi A 2014. Yang membantu penulis dalam pengisian angket, dan menjadi subjek penelitian dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

(12)

iv

Penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling. Teriama kasih.

Medan, 14 Juni 2016

Penulis

FAJARUDDIN KELANA NIM. 1123351007

(13)

v

2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial ... 12

2.1.2 Syarat Interaksi Sosial ... 14

2.2.1 Pengertian Bimbingan Kelompok ... 31

2.2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok ... 32

(14)
(15)

vii

3.5 Operasional Variabel Penelitian ... 71

3.6 Langkah-langkah Penelitian ... 72

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 73

3.8 Uji Coba Instrumen Penelitian ... 75

3.9 Teknik Analisis Data ... 77

3.10 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 78

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 79

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 79

4.2 Persiapan Penelitian... 81

4.3 Pelaksanaan Penelitian ... 81

4.4 Hasil Uji Coba Instrumen ... 83

4.4.1 Uji Validitas Angket ... 83

4.4.2 Uji Reliabilitas ... 83

4.5 Hasil Penelitian ... 84

4.5.1 Hasil Data Observasi Perlakuan ... 84

4.6 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 87

4.6.1 Data Pre-Test ... 87

4.6.2 Data Post-Test ... 89

4.4 Uji Hipotesis ... 90

4.5 Pembahasan Penelitian ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 98

(16)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jadwal Penelitian ... 72

Tabel 3.2 Skala Likert ... 74

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket ... 75

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian ... 82

Tabel 4.2. Kisi-kisi Angket ... 84

Tabel 4.3. Hasil Data Observer Bimbingan Kelompok ... 85

Tabel 4.4. Hasil Data Observer Konseling Kelompok I ... 85

Tabel 4.5. Hasil Data Observer Konseling Kelompok II ... 86

Tabel 4.6 Hasil Data Observer Konseling Kelompok III ... 86

Tabel 4.7 Kriteria Klasifikasi Skor ... 87

Tabel 4.8 Hasil Pre-test ... 88

Tabel 4.9 Hasil Post-test ... 89

(17)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ... 102

Lampiran 2 ... 106

Lampiran 3 ... 107

Lampiran 4 ... 112

Lampiran 5 ... 115

Lampiran 6 ... 117

Lampiran 7 ... 118

Lampiran 8 ... 119

Lampiran 9 ... 120

Lampiran 10 ... 122

Lampiran 11 ... 123

Lampiran 12 ... 125

Lampiran 13 ... 126

Lampiran 14 ... 128

Lampiran 15 ... 130

Lampiran 16 ... 131

Lampiran 17 ... 162

Lampiran 18 ... 163

Lampiran 19 ... 164

Lampiran 20 ... 165

Lampiran 21 ... 167

Lampiran 22 ... 173

(18)

1

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran bagi individu untuk

mencapai pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi mengenai obyek-obyek

tertentu dan spesifik. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu proses yang

dapat menghasilkan perubahan, perkembangan kemampuan seseorang dalam

membuktikan rasa percaya diri serta sikap dan prilaku inovatif dan kuantitatif.

Di dalam Undang-Undang No.22 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan, watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman,

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, beriman cakap, kreatif,

mandiri, menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertanggung jawab.

(19)

2

bahwa dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari orang lain untuk mengadakan hubungan. Dengan demikian maka terjadilah interaksi antara individu satu dengan individu yang lainnya.

Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dengan kata lain pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya membantu dan menyokong tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu mewujudkan individu yang mandiri, yang mampu memanfaatkan potensi yang dimilikinya secara optimal untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, dan kepentingan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Terciptanya manusia Indonesia yang memiliki ketaqwaan terhadap tuhan YME, pengetahuan yang luas dan perkembangan kepribadian yang optimal. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Hamirin & Clifford, dalam Jones (1951) bahwa tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu membuat pilihan-pilihan, penyesuaian-penyesuaian, dan interpretasi-interpretasi dalam hubungannya dengan

situasi-situasi tertentu.” (Prayitno & Amti, 2004:112) .

(20)

3

Kehidupan sosial pada jenjang usia remaja ditandai oleh menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Mereka dapat mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup atau terbuka seiring dengan masalah pribadi yang dialaminya. Keadaan ini oleh Erik Erikson (Enung Fatimah, 2006: 90) dinyatakan sebagai krisis identitas diri. Erickson mengemukakan bahwa perkembangan remaja sampai jenjang usia dewasa melalui 8 tahapan. Perkembangan remaja berada pada tahap keenam dan ketujuh, yaitu masa menemukan jati diri dan memilih kawan akrab. Penemuan jati diri seseorang di dorong oleh pengaruh sosiokultural. Berbeda dengan pandangan Sigmund Freud (dalam Enung Fatimah, 2006: 90) bahwa kehidupan sosial remaja (pergaulan dengan sesama remaja terutama dengan lawan jenis) didorong oleh dan berorientasi pada kepentingan seksualnya.

Untuk dapat menjalani interaksi sosial dengan orang lain, remaja dituntut untuk dapat bertingkah laku sesuai dengan sistem sosial yang ada. Setiap masyarakat mempunyai standar bertingkah laku yang pantas untuk dilakukan remaja sebagai warganya. Keberhasilan remaja menjadi anggota suatu masyarakat, ditentukan oleh proses belajar bertingkah laku sesuai nilai dan norma-norma yang telah digariskan masyarakat dimana remaja tersebut berada.

(21)

4

Bimbingan konseling adalah Jurusan yang terdapat di Fakultas Ilmu Pendidikan Unimed. Bimbingan konseling memiliki beberapa kelas diantaranya kelas reguler dan ekstensi.

Namun dari sekian banyak mahasiswa tersebut masih banyak mahasiswa yang kurang bergaul atau bersosialisasi terhadap mahasiswa yang lainnya. Menurut data yang diperoeh dari jurusan bimbingan dan konseling melalui wawancara dan observasi sebelumnya hal ini dikarenakan banyak mahasiswa yang berhubungan sosial membeda-bedakan status sosial.

Ada beberapa kebijakan ketua jurusan bimbingan konseling dalam menjalankan interaksi sosial terhadap seluruh mahasiswanya seperti membuat organisasi-organisasi jurusan yang mampu membangun interaksi sosial antar mahasiswa dari kelas-kelas yang berbeda. Namun hal ini kurang cukup dikarenakan tidak semua mahasiswa mau ikut dalam kegiatan organisasi tersebut.

Remaja mempunyai kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman dan kelompok sebaya yang lebih luas, yang bisa menimbulkan perasaan senang ketika diterima atau stres berat dan kecemasaan ketika dilarang masuk/dan dikucilkan oleh teman sebaya. Bagi banyak remaja, bagaimana ia terlihat oleh sebayanya adalah aspek yang paling penting dalam kehidupan mereka, dan satu fungsi yang paling penting dari teman sebaya adalah sebagai satu sumber informasi tentang dunia di luar keluarga menurut (Santrock, 2007:311).

(22)

5

tergolong kriteria sedang. Dari 15 siswa terdapat 5 orang siswa yang tergolong kriteria rendah dengan persentase 66% sampai 68%. Hal tersebut menunjukkan bahwa interaksi sosial rendah.

Dalam jurnal yang dilakukan oleh Kurjono yang terdapat di dalam penelitian Prodi Pendidikan Akuntansi (2012) Universitas Pendidikan Indonesia Bandung mengatakan bahwa kondisi interaksi sosial berada kategori tinggi. Variabel interaksi sosial dengan tiga indikator paling tinggi 86%, disusul dengan indikator perpaduan 80% dan kerjasama 79%. Kondisi ini menujukkan bahwa interaksi sosial didominasi aspek persesuaian.

Tentang pengaruh kelompok teman sebaya terhadap masa remaja, Harrocks Benimof (Muhammad Al-Mighwar, 2006: 123) menegaskan bahwa kelompok sebaya merupakan dunia nyata anak muda, yang menyiapkan panggung tempat dia menguji diri sendiri dan orang lain. Dalam kelompok sebaya dia merumuskan dan memperbaiki konsep dirinya, karena dia dinilai oleh orang yang sejajar dengan dirinya dan yang tidak dapat memaksakan sanksi-sanksi dunia dewasa yang justru ingin dihindarinya.

(23)

6

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi teman sangat penting bagi remaja terutama sebagai tempat berbagi rasa penderitaan maupun kebahagiaan serta belajar cara-cara menghadapi berbagai masalah.

Karena pada masa remaja peran kelompok dan teman sebaya sangat besar maka guru bimbingan konseling atau konselor dapat menjalankan berbagai layanan seperti konseling teman sebaya serta membentuk kelompok-kelompok belajar mahasiswa dengan menggabungkan mahasiswa laki-laki dan perempuan. Sehingga dalam kelompok tersebut remaja dapat berlatih dan membiasakan diri berhubungan sosial dengan teman sebaya yang sesama jenis dan beda jenis.

Pemberian solusi yang dapat ditawarkan untuk dapat menciptakan interaksi sosial mahasiswa adalah :

Perencanaan kegiatan kelompok untuk mengembangkan tingkah laku sosial remaja, seperti kerjasama, saling membantu, saling menghormati dan menghargai, misalnya kelompok pengembangan khusus, seperti kelompok menyanyi, menari, olahraga, dan keterampilan lainnya.

Berdasarkan hasil penelusuran awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 11

Februari 2016 di Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan dari 15 orang mahasiswa, diketahui ada 10 orang mahasiswa yang memiliki interaksi sosial yang rendah/negatif misalnya bersikap pendiam, tetutup, menganggap orang tua

dan lingkungan sekitarnya tidak menghargai dirinya dan tidak percaya diri. Salah

satu cara yang ditempuh untuk mengetahui dan memperbaiki interaksi sosial

mahasiswa Bimbingan Konseling di Universitas Negeri Medan adalah dengan

melakukan penelitian dan melakukan proses layanan konseling teman sebaya

(24)

7

Layanan konseling teman sebaya diperkirakan sangat tepat digunakan sebagai

salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling untuk diberikan kepada

remaja/mahasiswa yang memiliki interaksi sosial rendah. Konseling sebaya

adalah upaya bantuan yang diberikan oleh seseorang teman seusianya untuk

mengatasi masalah temannya melalui wawancara konseling, sehingga temannya

tersebut dapat berfikir menemukan solusi, perasaannya menjadi nyaman, memiliki

sikap positif dalam menghadapi realita, dan memiliki kemampuan menyelesaikan

masalahnya serta bertanggungjawab terhadap dirinya. Menurut (Milfayetty &

Dewi, 2011:7) dengan sederhana dapat didefinisikan bahwa konseling sebaya

adalah layanan bantuan konseling yang diberikan oleh teman sebayanya (biasanya

seusia/tingkatan pendidikannya hampir sama) yang telah terlebih dahulu diberikan

pelatihan-pelatihan untuk menjadi konselor sebaya sehingga diharapkan dapat

memberikan bantuan baik secara individual maupun kelompok kepada

teman-temannya yang bermasalah ataupun mengalami berbagai hambatan dalam

perkembangan kepribadiannya.

Konseling ini bisa dilakukan secara individual maupun kelompok. Konseling

kelompok berorientasi pada perkembangan individu dan usaha menemukan

kekuatan- kekuatan yang bersumber pada diri individu itu sendiri dalam

memanfaatkan dinamika kelompok. Kegiatan konseling kelompok merupakan

hubungan antar pribadi yang menekankan pada proses berpikir secara sadar,

perasaan- perasaan, dan perilaku–perilaku anggota untuk meningkatkan kesadaran

akan pertumbuhan dan perkembangan individu menjadi sadar akan kelemahan

(25)

8

menghargai nilai dan tindakannya sesuai dengan tugas-tugas perkembangan

(Wibowo, 2005:33-34)

Ada beberapa pendekatan yang dapat diterapkan dalam konseling kelompok

yaitu Rational emotive therapy, konseling behavioristik, dan wawancara untuk

menyesuaikan diri ( Interview for adjustment ) (Winkel 2006: 619). Konseling

Behavioristk terbagi dalam Terapi Realita dan Multimodal Counseling. Maka

dalam penelitian ini peneliti menganggap pendekatan yang paling sesuai untuk

diterapkan adalah terapi realita. Terapi realita adalah suatu pendekatan konseling

yang diberikan untuk membantu klien untuk bertanggung jawab terhadap tingkah

lakunya dalam bentuk nyata, dapat memahami diri sendiri, mengetahui hak – hak

pribadinya tanpa melanggar hak orang lain,dan dapat mengembangkan serta

membina kepribadian atau kesehatan mental klien secara sukses (Corey,2005:

266).

Konseling teman sebaya merupakan suatu cara bagi remaja untuk belajar

bagaimana memperhatikan dan membantu remaja (anak-anak) lain, serta

menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari menurut Carr (dalam Erhamwilda,

2015:43). Dengan layanan konseling teman sebaya ini, remaja/mahasiswa

diharapkan mampu memenuhi kebutuhannya serta mengatasi masalah-masalah

yang dialaminya khususnya masalah dalam dirinya yaitu interaksi sosial.

Berdasarkan hal diatas maka penulis mengajukan judul sebagai berikut

Pengaruh Konseling Kelompok Teman Sebaya Menggunakan Teknik

(26)

9

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengidentifikasi masalah penelitian ini adalah :

a. Tidak adanya hubungan interaksi sosial yang baik antar mahasiswa bisa

disebabkan karena tidak adanya kontak sosial yang baik,

b. Tidak terjadi komunikasi yang baik, mahasiswa juga tidak memahami

bagaimana cara bergaul dan bekerjasama dengan baik dengan teman sebaya,

c. Kurangnya memahami nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam

interaksi sosial mahasiswa.

d. Banyak mahasiswa yang masih sering berbicara dengan kata-kata yang kasar

dan tak pantas untuk di katakan, menjahili temanya, memukul-mukul temannya tanpa sebab, tidak bisa bergaul dengan teman selain teman-teman dekatnya, tidak ramah, dan tidak mau membantu teman yang kesulitan dan kesusahan apabila tidak akrab dengannya.

1.3Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan di atas, maka penulis

menarik sebuah rumusan masalah yaitu “ Adakah Pengaruh Konseling Kelompok

(27)

10

1.4Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk mencegah luasnya permasalahan, .

maka peneliti hanya membatasi pokok permasalahan yang diteliti yaitu Pengaruh

Konseling Kelompok Teman Sebaya Teknik Realita Terhadap Interaksi Sosial

Mahasiswa Kelas Ekstensi A Stambuk 2014 Jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan Universitas Negeri Medan Tahun 2015/2016.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan utama

dari penelitian ini adalah “untuk mengetahui pengaruh konseling kelompok teman

sebaya menggunakan teknik realita terhadap interaksi sosial mahasiswa

Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016”.

1.6Manfaat penelitian

Dalam penelitian ini peneliti membagi manfaat penelitian kedalam dua garis besar. Yaitu manfaat praktis dan manfaat konseptual.

1. Manfaat teoretis :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan khususnya dalam bidang bimbingan dan konseling yang berhubungan dengan layanan konseling kelompok realita dalam menangani perilaku interaksi sosial di Universitas .

2. Manfaat praktis

(28)

11

b. Bagi Ketua Jurusan diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk membina mahasiswa dalam membentuk kepribadian yang lebih baik terutama membangun interaksi sosialnya.

c. Bagi dosen Pembimbing Akademik diharapkan lebih menindaklanjuti kegiatan layanan konseling kelompok khususnya kegiatan layanan konseling kelompok teman sebaya untuk membantu mahasiswa lebih terbuka dalam mengungkapkan permasalahan dan mampu mengembangkan keterampilan dalam membangun interaksi sosial.

d. Bagi konselor teman sebaya diharapkan penelitian ini berguna untuk merencanakan strategi layanan untuk para konseling khususnya mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi serta intropeksi diri bagi mahasiswa dalam interaksi sosialnya.

(29)

98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah nilai Jhitung =

19.5 dengan α = 0,05 dan n = 9, maka berdasarkan daftar, Jtabel = 6. Dengan

demikian Jhitung > Jtabel (19.5 > 6). Artinya Hipotesis diterima. Data Pre-test diperoleh rata – rata 38,6 sedangkan setelah pemberian layanan konseling kelompok teman sebaya dengan pendekatan realita (Post-test) diperoleh rata-rata 53,8. Artinya skor rata-rata mahasiswa setelah mendapat layanan konseling kelompok teman sebaya dengan pendekatan realita lebih tinggi dari pada sebelum mendapat layanan konseling kelompok teman sebaya dengan pendekatan realita. Perubahan peningkatan interval perilaku interaksi sosial mahasiswa setelah diberi layanan konseling kelompok teman sebaya dengan pendekatan realita sebesar 39 %. Hal ini menujukan ada pengaruh layanan konseling kelompok teman sebaya dengan pendekatan realita terhadap interaksi sosial mahasiswa kelas BK A EKSTENSI 2014 Universitas Negeri Medan Tahun Ajaran 2015/2016 atau hipotesis dapat diterima.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran sebagai berikut :

(30)

99

2. Bagi Ketua Jurusan diharapkan penelitian ini akan bermanfaat untuk membina mahasiswa dalam membentuk kepribadian yang lebih baik terutama membangun interaksi sosialnya.

3. Bagi dosen Pembimbing Akademik diharapkan lebih menindaklanjuti kegiatan layanan konseling kelompok khususnya kegiatan layanan konseling kelompok teman sebaya untuk membantu mahasiswa lebih terbuka dalam mengungkapkan permasalahan dan mampu mengembangkan keterampilan dalam membangun interaksi sosial.

4. Bagi konselor teman sebaya diharapkan penelitian ini berguna untuk merencanakan strategi layanan untuk para konseling khususnya mahasiswa dan dapat dijadikan bahan evaluasi serta intropeksi diri bagi mahasiswa dalam interaksi sosialnya.

(31)

100

Dewi, Rosmala,(dkk). 2015. Keterampilan Memberi Respon Bagi Konselor

Sebaya Berkarakter Melalui Strategi BMB3 Di Universitas Negeri Medan.

Medan: Unimed Press.

Diane E. Papalia, et.al. 2008. Human Development ( Psikologi Perkembangan)

bagian I s/d IV. Jakarta : Kencana.

Diane E. Papalia,et.al.2008. Human Development ( Psikologi Perkembangan)

bagian V s/d IX. Jakarta : Kencana.

Erhamwilda. 2015. Konseling Sebaya (Alternatif Kreatif Layanan Bimbingan

Konseling di Sekolah). Yogyakarta: Ruko Jambusari 7A.

Ewitri. 2012. Konseling Teman Sebaya. (Online). http://ewintri.wordpress.com diakses tanggal 22 Januari 2016).

Hanurawan, F. 2010. Psikologi Sosial. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA

Jauhar, M.& Kulsum, U. 2014. Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta : Prestasi Pustaka Jakarta.

Laursen. 2005. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi Offset.

Milfayetty, Sri dan Rosmala Dewi. 2011. Konseling Sebaya. Medan: UPBK Unimed.

Padmomartono, S. 2004. Konseling Remaja. 2014.Jakarta : PT Ombak

Prayitno. 2009. Dasar-dasar bimbingan dan konseling. Jakarta : PT Rineka cipta

Santoso, S. 1992. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara Jakarta.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Suatu Pengentar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Santrock, J.W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Erlangga

(32)

101

Negeri Yogyakarta Tanggal 29 Februari.

(Online).http://konselingindonesia.com diakses tanggal 23 Januari 2016

Suyanto, B. 2013. Masalah Sosial Anak. Jakarta : PT Fajar Interpratama Mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Rijken mengatakan bahwa klausula eksonerasi adalah klausul yang dicantumkan di dalam suatu perjanjian dengan mana satu pihak menghindarkan diri untuk memenuhi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase perubahan pengetahuan PSK Jalanan Yogyakarta berdasarkan lama kerja mengalami peningkatan paling besar pada responden dengan lama

Kontekstual terhadap Kemampuan berfikir Divergen siswa kelas VIII SMP negeri 1 Marga” menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang diajar

bersedia untuk memberikan informasi yang dibutuhkan atau dengan kata lain, anggota populasi yang paling mudah diperoleh dipilih sebagai subjek sampel.. Keunggulan dari teknik

Berdasarkan kesimpulan di atas dari hasil wawancara penulis kepada koordinator bagian pengolahan bahan pustaka bahwa pustakawan mengalami kendala dalam hal tenaga

‘I said that nothing is beyond them, given the right materials.’ The Doctor peererd down at Lesterson, perched on the stool like a pallid garden gnome, trembling.. The sheet

Pada halaman lihat data uji terdapat button prediksi yang digunakan untuk menampilkan hasil prediksi data testing sesuai dengan perhitungan data training yang

Regulasi dalam rangka penegakan etika kantor akuntan publik Ceramah, LCD/OHP 150 menit 2, 9, 10,11 Responsi Materi Kuliah. 13 Mahasiswa mampu menjelaskan Penyajian dan