• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE EJECTOR TERHADAP TINGKAT KE-VACUUM-AN PADA STEAM EJECTOR DI PLTP KAMOJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMULASI VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE EJECTOR TERHADAP TINGKAT KE-VACUUM-AN PADA STEAM EJECTOR DI PLTP KAMOJANG"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

dipresentasikan oleh:

Dian Safarudin

Nrp : 2105 202 010

T e s i s

SIMULASI VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE

EJECTOR TERHADAP TINGKAT KE-VACUUM-AN PADA

STEAM EJECTOR DI PLTP KAMOJANG

PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN REKAYASA KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

(2)

2

PENDAHULUAN

†

Latar Belakang Penelitian

1. Pembangkitan Listrik Tenaga Panas Bumi merupakan Sumber Energi Terbarukan.

3. Panduan operasional Ejector dari pabrik pembuatnya: - Bekerja pada kondisi Tekanan inlet nozzle tertentu. - Tidak terdapat kurva kondisi operasional 65% duty - Tidak ditunjukan tekanan outlet yang dapat dicapai.

2. Uap dari lapangan panas bumi, mengandung non-cndensable

gas (NCG), yang mempengaruhi performa unit pembangkitan.

(3)

3

Lapangan Panas Bumi Kamojang

Sidang t e s i s

Lapangan panas bumi kamojang tahaun 2000 Terdiri dari KMJ I - III

(4)

4

ilustrasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi

sparator steam turbine elect. generator set elect. distribution net condensor cooling tower re-injection well steam production well Sidang t e s i s

(5)

5

diagram pemipaan dan peralatan umum sebuah PLTP

FLOW DIAGRAM PLTP DARAJAT

steam ejector-perangkat sistem ekstrasi NCG, objek penelitian

(6)

6

(7)

7

kurva panduan operasional ejector - NASH

(8)

8

†

Rumusan Permasalahan yang akan Diteliti

3. Perubahan posisi keluaran nozzle ejector, terhadap tingkat ke-vacuum-an bagian suction dan tekanan outlet ejector

PENDAHULUAN

Sidang t e s i s

1. Perubahan beban suction ejector terhadap kebutuhan steam oleh nozzle ejector dan tekanan outlet ejector yang terjadi 2. Perubahan tekanan masuk steam pada nozzle ejector,

terhadap tingkat ke-vacuum-an bagian suction dan tekanan outlet ejector yang dapat dicapai

PERMASALAHAN-PERMASALAHN TERSEBUT, AKAN DITELITI

MENGGUNAKAN SIMULASI SOFWARE CFD, FLUENT6.3

(9)

9

†

Batasan Permasalahan yang akan Diteliti

1. Fluida NCG beban di kondensor diasumsikan sebagai Gas CO2

2. Objek penelitian hanya pada steam ejector 65% duty

3. Aliran dalam ejector dianggap tunak

4. Performa ejector objek penelitian, dianggap sesuai desain pabrik, yaitu mampu mengekstrasi 65% beban di kondensor

5. Kandungan NCG dalam steam yang memasuki nozzle, diabaikan

6. Tekanan Outlet ejector selalu dikondisikan oleh sistem ekstrasi gas tahap kedua

7. Tingkat keadaan steam di inlet nozzle ejector, dianggap saturated vapor.

8. Tidak ada reaksi kimia selama pencampuran steam dan Gas CO2 di dalam ejector

9. Desain C-D nozzle tertentu, dengan desain normal shock pada aliran di dalam C-D nozzle, tidak terjadi.

(10)

10

†

Tujuan Penelitian

1.Menganalisis simulasi perubahan beban suction ejector, terhadap tekanan outlet ejector yang dapat dicapai

PENDAHULUAN

2.Menganalisis hasil simulasi perubahan beban suction ejector,

terhadap tekanan inlet nozzle yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan outlet tertentu

3.Menganalisis variasi tekanan inlet nozzle ejector terhadap tingkat ke-vacuum-an suction ejector yang dicapai

4.Mensimulasikan perubahan posisi nozzle, pengaruhnya terhadap tingkat ke-vacuum-an suction dan tekanan outlet ejector

(11)

11

†

Keutamaan dan Kontribusi Penelitian

† Penelitian yang akan dilakukan, diharapkan dapat menarik minat

peneliti lain, untuk melakukan penelitian terhadap performa

steam ejector ataupun peningkatan performa unit pembangkitan listrik tenaga panas bumi, pada umumnya.

† Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PLTP Kamojang

Unit IV, untuk pengembangan unit pembangkitannya

(12)

12

KAJIAN PUSTAKA

Sistem Ekstrasi Non-Condensable Gas di PLTP Kamojang Unit IV

Steam ejector 65% duty, objek penelitian

(13)

13 Ejector 65% duty, objek

penelitian

Steam Ejector 65% duty, perangkat sistem ekstraksi NCG

di PLTP Kamojang Unit IV

(14)

14

Prinsip Kerja Steam Jet Vacuum Ejector

(15)

15

Persamaan Dasar Aliran dalam Ejecor

RT p =

ρ

•Gas Ideal

•Model Aliran Kompresible

T M R p w abst =

ρ

c

V

M

•Teori Hubungan Dinamika Gas ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + = 2 0 2 1 1 M T T

γ

1 2 0 2 1 1 − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + = γ γ

γ

M p p 1 1 2 0 2 1 1 − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + =

γ

γ

ρ

ρ

M

(16)

16

Pemodelan CFD dengan Software Fluent Versi 6.3

Persamaan Differentia-Partial Pembangun dan Kondisi Batas Deskretisasi Sistem Persamaan Aljabar Pemecah Persamaan Hasil pendekatan

KAJIAN PUSTAKA

CFD merupakan pendekatan terhadap persoalan yang asalnya kontinum (memiliki sel tak hingga), menjadi model yang diskrit (jumlah sel terhingga)

3. Posprocessing

merupakan tahapan terahir. Yaitu mengorganisir dan interpretasi data hasil simulasi, menjadi berupa gambar, kurva, animasi

Tahapan penggunaan simulasi CFD dengan Fluent 6.3 : 1. Preprocessing

- Pembuatan model benda uji

- Pembagian volume / bidang benda uji menjadi sel-sel, dengan meshing

2. Solving

- Pendefinisian model fisik: persamaan gerak, energy, turbulent, dsb - Pendefinisian kodisi batas

- persamaan matematika yang sdh dipilih, diselesaikan secara iteratif

(17)

17

1. Mawardi (1998), dalam final report di Geothermal Institute

Analisis perhitungan ekonomis pemilihan perangkat sistem extrasi NCG

2. Satha Aphornratana (2003), dalam Journal of Applied Thermal Engineering

Studi experiment pada ejector refrigerator. Variasi temperatur steam penggerak ejector dan posisi nozzle.

3. Somsak Watanawanavet (2005), dalam tesis program magister-nya

Analitis simulasi CFD fluent, optimalisasi ejector penelitian Holtzapple (2001)

4. K. Piantong (2007), dalam Journal of Energy Conversion and Management

Simulasi CFD fluent, pada model CMA dan CPM ejector, untuk mengetahui fenomena aliran dan performa ejector

5. Chaqing Liao (2008), dalam desertasi program Doctor of Philosofhy

menyusun model analitik 1-D untuk desain dan analisis performa gas ejector

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

6. B.J. Huang (1998), dalam Industrial Journal of Refrigeration,

menyusun model analitik 1-D untuk desain dan analisis performa gas ejector

(18)

18

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian Mawardi (1998)

1. Setiap Penambahan 1% Kandungan NCG dalam Steam:

- Potensi uap berkurang sekitar 0.5%

- Konsumsi uap dan/atau daya listrik oleh sistem ekstrasi NCG, meningkat 0.8%-3.2%

2. Pada sistem ekstrasi NCG, centrifugal compressor menghasilkan net output power plant, terbesar. Diikuti hybrid sistem

(ejector-LRVP), dan kemudian steam jet ejector.

3. Sensitivity analysis biaya perawatan-operasional, pada NCG < 2%, - Hybrid sistem (ejector-LRVP) lebih menguntungkan.

- Penggunaan steam jet ejector, efektif pada kandungan NCG di bawah 0.3%.

(19)

19

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Ejector, objek penelitian Satha Aphornratana (2003)

KAJIAN PUSTAKA

Pengaruh Variasi NXP dan temperatur fluida primer Yang memasuki nozzle, terhadap COP daur refrigerasi.

boiler pada input heat evaporator diserap yang heat COP =

COP akan besar pada laju alir panas diserap evaporator nilainya besar, yaitu pada temperatur evaporator rendah. Dapat diartikan sebanding dengan ke-vacuum-an suction.

(20)

20

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian Satha Aphornratana (2003)

Variasi tekanan Condensor dan Temperatur Boiler (inlet nozzle) terhada COP daur, pada Te= 10C

(21)

21

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian Satha Aphornratana (2003)

Variasi tekanan Condensor dan NXP terhada COP daur, pada Te= 5C

(22)

22

• Hasil penelitian Watanawanavet (2005)

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

(23)

23

• Meshing 2D & 3D objek penelitian K. Piantong (2007)

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

Simulasi menggunakan model aliran 2D-axisymmetric. Hasil simulasi model ejector tersebut, identik dengan hasil model aliran 3D

(24)

24

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian K Piantong (2007)

Variasi tekanan Condensor dan Temperatur Boiler terhada EM, pada CMA & CPM ejector

Variasi tekanan kondensor dan Temperatur evaporator trhadap EM,

pada CMA & CPM ejector.

(25)

25

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian K. Piantong (2007)

Variasi NXP & Temperatur Boiler terhada EM, pada CMA & CPM ejector

Variasi NXP dan Temperatur evaporator trhadap EM, pada CMA &

CPM ejector.

(26)

26

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Hasil penelitian Chaqing Liao (2008)

(27)

27

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan

• Skema dan objek penelitian BJ Huang (2008)

Menyusun persamaan analisis 1D untuk mengetahui performa ejector. Verifikasi trhadap hasil eksperimen

pada 11 ejector, diperoleh nilai effisiensi aliran beberapa bagian:

Effisiensi nozle, ηn =0.95 Effisiensi suction, ηs =0.85 Effisiensi mixing chamb., ηp =0.88 Dengan error yang dapat diterima ±10%

(28)

28

METODE PENELITIAN

Geometri Steam Ejector Objek Penelitian

(29)

29

Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3

1. Pre-Processing

Pembuatan Objek Penelitian supaya dapat disimulasikan software fluent - Pembuatan gambar meshing benda

- Penentuan kondisi batas setiap bidang garis benda uji - Disimpan dalam data digital format meshing (*.msh)

2. Solving

Program inti pencari solusi

- meng akses gambar objek penelitian - input model aliran

- input data nilai kondisi batas

- iterasi penghitungan persamaan model aliran yang dipilih

3. Postprocessing

Menginterpretasikan hasil simulasi, dalam bentuk nilai, kontur, grafik, dan animasi

(30)

30

Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3

1. Pre-Processing

Domain Ejector objek penelitian, yang menggunakan model axisymmetric

(31)

31

Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3

1. Pre-Processing

Gambar meshing objek penelitian

METODE PENELITIAN

Objek penelitian digambar menggunakan software GAMBIT 2.2.3

Pilih solver fluent 5/6 pada menu solver software gambit.

Gambar 2D Ejector objek penelitian. Gambar dibuat symetry-nya saja, Untuk aplikasi 2D-axisymmetric – fluent.

Meshing dengan elemen meshing bidang Quad type Map

Tentukan Batas Kondisi aliran, tiap garis yang mewakili bidang

Simpan dalam file format (*.msh)

(32)

32

Pemodelan denan Software CFD, Fluent Versi 6.3

2. Solving

Pilihan model aliran dalam penelitian

METODE PENELITIAN

Memodelkan kondisi hisapan / transfer aliran untuk material yang berbeda Sidang t e s i s

(33)

33

Rencana Variasi pada Simulasi yang akan Dilakukan

1. Variasi kondisi operasional ejector

(34)

34

Rencana Variasi pada Simulasi yang akan Dilakukan

2. Variasi nozzle exit position - NXP

(35)

35

Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian

(36)

36

Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian

(37)

37

Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian

METODE PENELITIAN

• Kontur tekanan statik

(38)

38

Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian

METODE PENELITIAN

• Kontur Mach number

(39)

39

Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian

METODE PENELITIAN

• Grafik distribusi tekanan sepanjang garis tengah ejector

(40)

40 -54502.475 pag -53003.604 pag Min.– 61325 pag Min. – 61325 pag Tekanan statik outlet ejector -90423.514pag -85444.726pag 0,11Bara = -90325pag 0,16Bara = -85325pag Tekanan statik suction ejector 1039973.1pag 998650.59pag 11,4Bara = 1040000pag 11Bara = 998675pag Tekanan statik inlet nozzle 2.6395027 kg/s 2.9744959 kg/s -Mass flow outlet ejector 1.0529157 1.4418633 1.143(0.7431)* 1.9772 (1.2852)*

Mass flow inlet suction (kg/s)

1.5865036 1.5325338

1.5848744 1.5325338

Mass flow inlet nozzle (kg/s) Aktual Commisioning Aktual Commisioning

Simulasi Fluent

Data lapangan

Komparasi data lapangan VS hasil simulasi Fluent

METODE PENELITIAN

*) Beban NCG di kondensor (mass flow rate suction)

mass flow suction = asumsi 65% kapasitas beban condensor

(41)

41

HASIL DAN BAHASAN

VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE EJECTOR SIMULASI ALIRAN PADA STEAM JET EJECTOR

(42)

42

Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle

• pembentukan inti aliran keluaran nozzle

HASIL DAN BAHASAN

Suction Inlet nozzle

Suction

Outlet ejector Posisi di dalam ejector (mm)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

semakin tinggi tekanan inlet nozzle, semakin besar inti aliran keluaran nozzle

9 Barg

10.4 Barg

12.5 Barg

(43)

43

Suction Inlet nozzle

Suction

Outlet ejector Posisi di dalam ejector (mm)

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

p1 = 9 Barg

p1 = 10.4 Barg

p1 = 12.5 Barg

p1 = 15 Barg

Pada tekanan inlet nozzle yang lebih tinggi, pencampuran fluida di throat terjadi pada tekanan yang lebih tinggi. Aliran lebih tahan hambatan,

Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle

• Tekanan mixing dan fenomena shocking

HASIL DAN BAHASAN

shock shock shock shock

(44)

44

Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle

• Tekanan Aliran saat mixing terhadap hasil shocking

HASIL DAN BAHASAN

Distribusi Tekanan Sepanjang Axis Ejector pada Variasi Tekanan Inlet Nozzle

0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500

Posisi di dalam ejector (mm)

Te k a na n S ta ti k ( B a ra ) p1=9 Barg p1=10.4barg p1=12.5barg p1=15barg P2 = 0.11 Bara Inlet nozzle Suction Outlet ejector

Walaupun shocking terjadi terlambat, momentum aliran yang dimiliki lebih

(45)

45

HASIL DAN BAHASAN

Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap

Tekanan Outlet Ejector Dan Laju aliran massa dari Suction

tiap kondisi operasional

dengan tekanan inlet nozzle

yang berbeda, memiliki nilai CBP tersendiri. Semakin tinggi tekanan inlet nozzle, CBP semakintinggi.

Laju Alir Massa Suction Fungsi Tekanan Outlet Ejector

1 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 1.07 1.08 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6

Tekanan Outlet Ejector (Bara)

L a ju A lir M a s s a S u c tio n (k g /s ) p1=9 Barg p1 = 10.4 Barg p1 = 12.5 Barg p1 = 15 Barg

tiap satu variasi tekanan inlet Nozzle, dilakukan variasi

dengan

Input tekanan outlet yang beda.

Perbandingan hasil simulasi pada tiap variasi,

Dilakuakn pada kondisi aliran mencapai CBP masing-masing

(46)

46

HASIL DAN BAHASAN

Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap CBP Outlet Ejector 9, 0.41825 10.4, 0.46825 12.5, 0.54025 15, 0.61085 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Tekanan Inlet Nozzle (Barg)

C B P O u tl et E ject o r ( B ar a) p2 = 0.11 Bara

Semakin tinggi tekanan inlet nozzle, CBP yang terjadi semakintinggi. Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap

(47)

47

HASIL DAN BAHASAN

Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap Laju Aliran Massa di Suctio Ejector

9, 1.0254158 10.4, 1.0529157 15, 1.049762 12.5, 1.0698158 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 1.07 1.08 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Tekanan Inlet Nozzle (Barg)

L a ju A li r M assa S u ct io n ( k g/ s)

p suction = 0.11 Bara, pada Titik CBP

tekanan inlet nozzle naik, laju aliran massa suction semakin besar. Pada p1 di atas 12.5 Barg, kapasitas hisap menurun. Hal ini

Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap

(48)

48

HASIL DAN BAHASAN

Fenomenan blockage aliran pada

tekanan inlet nozzle yang semakin tinggi

Annulus untuk laluan gas CO2 menjadi lebih kecil dngan

membesarnya inti aliran keluaran nozzle, pengaruh tekanan inlet nozzle yang lebih tinggi. Oleh karenanya, gas CO2 yang masuk ke MC menjadi lebih sedikit.

(49)

49

Kondisi adanya aliran, berarti adanya komponen tekanan dinamis dalam aliran yang identik dengan besarnya aliran. Dengan demikian pada aliran yang semakin besar, diikuti penurunan tekanan statik atau peningkatan

Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap

• Tinkat ke-vacuum-an daerah suction

HASIL DAN BAHASAN

Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap Tingkat ke-Vacuum-an Suction

9, 0.10907792 10.4, 0.10901486 12.5, 0.10896228 15, 0.10897514 0.10895 0.10898 0.10901 0.10904 0.10907 0.1091 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Variasi Tekanan Inlet nozzle (Barg)

Tek a nan St at ik Suct ion (B ara) p2 = 0.11 Bara, p3 pada CBP

(50)

50

Fenomena Aliran Dalam Ejector, pada Variasi Posis Nozzle

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

1. Pergeseran NXP mengakibatkan penampang anullus

mengecil, sehingga aliran gas CO2 lebih sedikit. 2. Keberadaan gas CO2 pada aliran campuran, hanya akan menurunkan momentum aliran steam. Oleh karenanya pada NXP yang positif dengan m2 yang kecil, momentum aliran nya lebih tinggi.

(51)

51

Fenomena Aliran Dalam Ejector, pada Variasi Posis Nozzle

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

Terjadi awal mixing lebih terlambat, sehingga kenaikan tekanan oleh konvergen ejector lebih singkat, menghasilkan tekanan di throat paling rendah, sehingga terjadi shock lebih awal, dengan kondisi kenaikan

(52)

52

Fenomena Aliran pada Variasi Posis Nozzle semakin negatif

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

Pergeseran negatif, menghilangkan pengaruh dinding sehingga aliran dari suction berkecenderungan menuju inti aliran keluaran nozzle.

(53)

• Adanya pengaruh aliran gas CO2 ke inti steam keluaran nozzle,

mengakibatkan efek kompresi terhadap steam. Terlihat daerah inti aliran dengan warna biru tua lebih luas pada NXP semakin positif.

•Kompresi ke inti mengakibatkan momentum aliran steam semakin kecil,

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

(54)

54

Dilakukan simulasi dengan variasi NXP. Setiap NXP melakukan simulasi untuk mencari CBP

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

(55)

55

1. Pada NXP yang semakin positif, CBP semakin Tinggi pengaruh

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

(56)

56 1. NXP dengan arah semakin positif dari NXP aktual, kapasitas hisap

suction terus menurun menurun.

2. Akan tetapi penurunan kapasitas hisap, terjadi juga pada variasi NXP upstream NXP aktual, NXP -12.

HASIL DAN BAHASAN

Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)

(57)

57

Ke-vacuum-an semakin turun, pada variasi NXP semakin positif.

Hasil simulasi variasi NXP terhadap ke-vacuum-an suction

HASIL DAN BAHASAN

(58)

58

KESIMPULAN DAN SARAN

K e s i m p u l a n

1. Pada variasi tekanan inlet nozzle dengan nilai yang lebih tinggi, nilai

tekanan kritis outlet ejector, CBP, menjadi naik. Kenaikan tersebut lebih dikarenakan kenaikan momentum aliran, seiring naiknya tekanan inlet nozzle

2. Sampai nilai variasi 12.5 Barg, kapasitas hisap dan ke-vacuum-an suction meningkat. Pada peningkatan lebih lanjut, baik kapsitas hisap maupun ke-vacuum-an menurun. Hal ini dikarenakan terjadinya blockage aliran.

3. Pada simulasi posisi nozzle, untuk NXP yang semakin positif, kapasitas dan

ke-vaccum-an suction menurun. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya

penampang laluan gas CO, seiring penggeseran nozzle ke convergen nozzle 4. Adapun nilai CBP yang dihasilkan lebih tinggi pada NXP yang lebih positif

dari kondisi aktual. Hal ini dikarenakan, pada NXP lebih positif, porsi gas CO2 yang ke hisap sedikit, sehingga momentum alira campuran lebih besar. 5. Pada NXP lebih negati dari NXP aktual, NXP -12, terjadi penurunan kapasitas

hisap, disisi lain ke-vacuum-an terus meningkat. Hal ini dikarenakan pada pergeseran negatif, dinding nozzle sebagai pengarah aliran akan semakin pendek, bahkan hilang pada NXP -12. Dengan demkian ada porsi gas CO2 yang mengalir ke arah inti dan menekan inti aliran keluaran nozzle.

(59)

59

KESIMPULAN DAN SARAN

S a r a n

A. Saran Khusus

Dipertimbangkan penelitian lebih lanjut, khususnya di daera tekanan inlet nozzle 112.5 sampai 15 Barg. Sehingga diperoleh kondisi optimum.

Dilakukan penelitian lanjutan, dengan simulasi CFD, mengacu data kandungan NCG, sehingga dihasilkan kurva operasional 65% duty. B. Saran Khusus

Ditujukan sebagai masukan ke PLTP Kamojang Unit IV, untuk

mempertimbangkan kondisi operasional ejector, dengan tekanan inlet nozzle sampai 12,5 Barg.

Masukan untuk memanfaatkan liquid ejector, sebagai penghisap NCG, yang bersamaan dengan proses re-injection reservoir. Dengan demikian NCG dialirkan kembali ke reservoir panas bumi.

(60)
(61)
(62)
(63)

63

Aliran pada Convergen-Divergen Nozzle

• Laju aliran massa max pada nozzle

• Pressure ratio tekanan outlet terhadap

tekanan stagnasi

inlet-n p p p p p t p p p R T p A m η γ γ γ γ 1 1 0 0 1 2 − + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + = ) , , ( 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 n e p e p n n e M f M p p p p η γ γ η η γ γ = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + + − = − . 1 1 1 1 1 2 1 1 ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 1 1 − + − − + ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ ⎟⎟ ⎞ ⎜⎜ ⎛ − + + − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = p p p p p n p e t e M M A A γ γ γ γ γ η η γ

• Perbandingan penampang outlet

terhadap penampang throat nozzle

Gambar

ilustrasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi
diagram pemipaan dan peralatan umum sebuah PLTP
Gambar meshing objek penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan uji-t menunjukkan bahwa Ho ditolak, karena nilai signifikansi &lt; 0,50, yaitu bernilai 0,012 dan berdasarkan ketentuan penelitian uji t, hasil thitung

Setelah selesai peserta didik coba melakukan dengan cara individu atau berkelompok untuk melakukan gerakan passing menggunakan kaki bagian dalam permainan sepakbola.

Skripsi dengan judul ‚Analisis Hukum Islam Terhadap Produk BSM Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri KCP Wiyung‛ bertujuan untuk menjawab dua masalah yaitu:

Karena setiap individu memiliki tipe atau sifat yang berbeda- beda, maka sudah merupakan suatu kepastian bahwa dalam belajar setiap siswa tentu memiliki tipe-tipe

Untuk mendapatkan seluruh nilai frekuensi kerja optimal yang dapat digunakan dalam kegiatan operasional, baik untuk komunikasi antara PSO dengan Kapal Patroli maupun

Untuk mengetahui efek analgesik suatu senyawa, dapat digunakan beberapa metode antara lain metode stimulasi panas dengan pemanasan hot plate pada mencit, stimulasi

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pada umumnya pixel – pixel yang berdekatan pada file image memiliki nilai LSB yang sama, dengan kata lain pixel – pixel yang berdekatan

Pengadaan ruang bermain dan kesehatan APE dalam PAUD Al Huda Dusun Sumberbening KEC - SILIRAGUNG Potensi siswa yang dapat berkembang dengan baik P5 B tersedianya ruang bermain