dipresentasikan oleh:
Dian Safarudin
Nrp : 2105 202 010
T e s i s
SIMULASI VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE
EJECTOR TERHADAP TINGKAT KE-VACUUM-AN PADA
STEAM EJECTOR DI PLTP KAMOJANG
PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN REKAYASA KONVERSI ENERGI JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
1. Pembangkitan Listrik Tenaga Panas Bumi merupakan Sumber Energi Terbarukan.
3. Panduan operasional Ejector dari pabrik pembuatnya: - Bekerja pada kondisi Tekanan inlet nozzle tertentu. - Tidak terdapat kurva kondisi operasional 65% duty - Tidak ditunjukan tekanan outlet yang dapat dicapai.
2. Uap dari lapangan panas bumi, mengandung non-cndensable
gas (NCG), yang mempengaruhi performa unit pembangkitan.
3
Lapangan Panas Bumi Kamojang
Sidang t e s i s
Lapangan panas bumi kamojang tahaun 2000 Terdiri dari KMJ I - III
4
ilustrasi pembangkitan listrik tenaga panas bumi
sparator steam turbine elect. generator set elect. distribution net condensor cooling tower re-injection well steam production well Sidang t e s i s
5
diagram pemipaan dan peralatan umum sebuah PLTP
FLOW DIAGRAM PLTP DARAJATsteam ejector-perangkat sistem ekstrasi NCG, objek penelitian
6
7
kurva panduan operasional ejector - NASH
8
Rumusan Permasalahan yang akan Diteliti
3. Perubahan posisi keluaran nozzle ejector, terhadap tingkat ke-vacuum-an bagian suction dan tekanan outlet ejector
PENDAHULUAN
Sidang t e s i s1. Perubahan beban suction ejector terhadap kebutuhan steam oleh nozzle ejector dan tekanan outlet ejector yang terjadi 2. Perubahan tekanan masuk steam pada nozzle ejector,
terhadap tingkat ke-vacuum-an bagian suction dan tekanan outlet ejector yang dapat dicapai
PERMASALAHAN-PERMASALAHN TERSEBUT, AKAN DITELITI
MENGGUNAKAN SIMULASI SOFWARE CFD, FLUENT6.3
9
Batasan Permasalahan yang akan Diteliti
1. Fluida NCG beban di kondensor diasumsikan sebagai Gas CO2
2. Objek penelitian hanya pada steam ejector 65% duty
3. Aliran dalam ejector dianggap tunak
4. Performa ejector objek penelitian, dianggap sesuai desain pabrik, yaitu mampu mengekstrasi 65% beban di kondensor
5. Kandungan NCG dalam steam yang memasuki nozzle, diabaikan
6. Tekanan Outlet ejector selalu dikondisikan oleh sistem ekstrasi gas tahap kedua
7. Tingkat keadaan steam di inlet nozzle ejector, dianggap saturated vapor.
8. Tidak ada reaksi kimia selama pencampuran steam dan Gas CO2 di dalam ejector
9. Desain C-D nozzle tertentu, dengan desain normal shock pada aliran di dalam C-D nozzle, tidak terjadi.
10
Tujuan Penelitian
1.Menganalisis simulasi perubahan beban suction ejector, terhadap tekanan outlet ejector yang dapat dicapai
PENDAHULUAN
2.Menganalisis hasil simulasi perubahan beban suction ejector,
terhadap tekanan inlet nozzle yang diperlukan untuk menghasilkan tekanan outlet tertentu
3.Menganalisis variasi tekanan inlet nozzle ejector terhadap tingkat ke-vacuum-an suction ejector yang dicapai
4.Mensimulasikan perubahan posisi nozzle, pengaruhnya terhadap tingkat ke-vacuum-an suction dan tekanan outlet ejector
11
Keutamaan dan Kontribusi Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan, diharapkan dapat menarik minat
peneliti lain, untuk melakukan penelitian terhadap performa
steam ejector ataupun peningkatan performa unit pembangkitan listrik tenaga panas bumi, pada umumnya.
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi PLTP Kamojang
Unit IV, untuk pengembangan unit pembangkitannya
12
KAJIAN PUSTAKA
Sistem Ekstrasi Non-Condensable Gas di PLTP Kamojang Unit IV
Steam ejector 65% duty, objek penelitian
13 Ejector 65% duty, objek
penelitian
Steam Ejector 65% duty, perangkat sistem ekstraksi NCG
di PLTP Kamojang Unit IV
14
Prinsip Kerja Steam Jet Vacuum Ejector
15
Persamaan Dasar Aliran dalam Ejecor
RT p =
ρ
•Gas Ideal
•Model Aliran Kompresible
T M R p w abst =
ρ
c
V
M
≡
•Teori Hubungan Dinamika Gas ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − + = 2 0 2 1 1 M T T
γ
1 2 0 2 1 1 − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + = γ γγ
M p p 1 1 2 0 2 1 1 − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + =γ
γρ
ρ
M16
Pemodelan CFD dengan Software Fluent Versi 6.3
Persamaan Differentia-Partial Pembangun dan Kondisi Batas Deskretisasi Sistem Persamaan Aljabar Pemecah Persamaan Hasil pendekatan
KAJIAN PUSTAKA
CFD merupakan pendekatan terhadap persoalan yang asalnya kontinum (memiliki sel tak hingga), menjadi model yang diskrit (jumlah sel terhingga)
3. Posprocessing
merupakan tahapan terahir. Yaitu mengorganisir dan interpretasi data hasil simulasi, menjadi berupa gambar, kurva, animasi
Tahapan penggunaan simulasi CFD dengan Fluent 6.3 : 1. Preprocessing
- Pembuatan model benda uji
- Pembagian volume / bidang benda uji menjadi sel-sel, dengan meshing
2. Solving
- Pendefinisian model fisik: persamaan gerak, energy, turbulent, dsb - Pendefinisian kodisi batas
- persamaan matematika yang sdh dipilih, diselesaikan secara iteratif
17
1. Mawardi (1998), dalam final report di Geothermal Institute
Analisis perhitungan ekonomis pemilihan perangkat sistem extrasi NCG
2. Satha Aphornratana (2003), dalam Journal of Applied Thermal Engineering
Studi experiment pada ejector refrigerator. Variasi temperatur steam penggerak ejector dan posisi nozzle.
3. Somsak Watanawanavet (2005), dalam tesis program magister-nya
Analitis simulasi CFD fluent, optimalisasi ejector penelitian Holtzapple (2001)
4. K. Piantong (2007), dalam Journal of Energy Conversion and Management
Simulasi CFD fluent, pada model CMA dan CPM ejector, untuk mengetahui fenomena aliran dan performa ejector
5. Chaqing Liao (2008), dalam desertasi program Doctor of Philosofhy
menyusun model analitik 1-D untuk desain dan analisis performa gas ejector
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
6. B.J. Huang (1998), dalam Industrial Journal of Refrigeration,
menyusun model analitik 1-D untuk desain dan analisis performa gas ejector
18
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian Mawardi (1998)
1. Setiap Penambahan 1% Kandungan NCG dalam Steam:
- Potensi uap berkurang sekitar 0.5%
- Konsumsi uap dan/atau daya listrik oleh sistem ekstrasi NCG, meningkat 0.8%-3.2%
2. Pada sistem ekstrasi NCG, centrifugal compressor menghasilkan net output power plant, terbesar. Diikuti hybrid sistem
(ejector-LRVP), dan kemudian steam jet ejector.
3. Sensitivity analysis biaya perawatan-operasional, pada NCG < 2%, - Hybrid sistem (ejector-LRVP) lebih menguntungkan.
- Penggunaan steam jet ejector, efektif pada kandungan NCG di bawah 0.3%.
19
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Ejector, objek penelitian Satha Aphornratana (2003)
KAJIAN PUSTAKA
Pengaruh Variasi NXP dan temperatur fluida primer Yang memasuki nozzle, terhadap COP daur refrigerasi.
boiler pada input heat evaporator diserap yang heat COP =
COP akan besar pada laju alir panas diserap evaporator nilainya besar, yaitu pada temperatur evaporator rendah. Dapat diartikan sebanding dengan ke-vacuum-an suction.
20
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian Satha Aphornratana (2003)
Variasi tekanan Condensor dan Temperatur Boiler (inlet nozzle) terhada COP daur, pada Te= 10C
21
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian Satha Aphornratana (2003)
Variasi tekanan Condensor dan NXP terhada COP daur, pada Te= 5C
22
• Hasil penelitian Watanawanavet (2005)
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
23
• Meshing 2D & 3D objek penelitian K. Piantong (2007)
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
Simulasi menggunakan model aliran 2D-axisymmetric. Hasil simulasi model ejector tersebut, identik dengan hasil model aliran 3D
24
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian K Piantong (2007)
Variasi tekanan Condensor dan Temperatur Boiler terhada EM, pada CMA & CPM ejector
Variasi tekanan kondensor dan Temperatur evaporator trhadap EM,
pada CMA & CPM ejector.
25
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian K. Piantong (2007)
Variasi NXP & Temperatur Boiler terhada EM, pada CMA & CPM ejector
Variasi NXP dan Temperatur evaporator trhadap EM, pada CMA &
CPM ejector.
26
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Hasil penelitian Chaqing Liao (2008)
27
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilakukan
• Skema dan objek penelitian BJ Huang (2008)
Menyusun persamaan analisis 1D untuk mengetahui performa ejector. Verifikasi trhadap hasil eksperimen
pada 11 ejector, diperoleh nilai effisiensi aliran beberapa bagian:
Effisiensi nozle, ηn =0.95 Effisiensi suction, ηs =0.85 Effisiensi mixing chamb., ηp =0.88 Dengan error yang dapat diterima ±10%
28
METODE PENELITIAN
Geometri Steam Ejector Objek Penelitian
29
Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3
1. Pre-Processing
Pembuatan Objek Penelitian supaya dapat disimulasikan software fluent - Pembuatan gambar meshing benda
- Penentuan kondisi batas setiap bidang garis benda uji - Disimpan dalam data digital format meshing (*.msh)
2. Solving
Program inti pencari solusi
- meng akses gambar objek penelitian - input model aliran
- input data nilai kondisi batas
- iterasi penghitungan persamaan model aliran yang dipilih
3. Postprocessing
Menginterpretasikan hasil simulasi, dalam bentuk nilai, kontur, grafik, dan animasi
30
Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3
1. Pre-Processing
Domain Ejector objek penelitian, yang menggunakan model axisymmetric
31
Pemodelan dengan Software CFD, Fluent Versi 6.3
1. Pre-Processing
Gambar meshing objek penelitian
METODE PENELITIAN
Objek penelitian digambar menggunakan software GAMBIT 2.2.3
• Pilih solver fluent 5/6 pada menu solver software gambit.
• Gambar 2D Ejector objek penelitian. Gambar dibuat symetry-nya saja, Untuk aplikasi 2D-axisymmetric – fluent.
• Meshing dengan elemen meshing bidang Quad type Map
• Tentukan Batas Kondisi aliran, tiap garis yang mewakili bidang
• Simpan dalam file format (*.msh)
32
Pemodelan denan Software CFD, Fluent Versi 6.3
2. Solving
Pilihan model aliran dalam penelitian
METODE PENELITIAN
Memodelkan kondisi hisapan / transfer aliran untuk material yang berbeda Sidang t e s i s33
Rencana Variasi pada Simulasi yang akan Dilakukan
1. Variasi kondisi operasional ejector
34
Rencana Variasi pada Simulasi yang akan Dilakukan
2. Variasi nozzle exit position - NXP
35
Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian
36
Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian
37
Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian
METODE PENELITIAN
• Kontur tekanan statik
38
Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian
METODE PENELITIAN
• Kontur Mach number
39
Studi Awal Simulasi - CFD pada Ejector Objek Penelitian
METODE PENELITIAN
• Grafik distribusi tekanan sepanjang garis tengah ejector
40 -54502.475 pag -53003.604 pag Min.– 61325 pag Min. – 61325 pag Tekanan statik outlet ejector -90423.514pag -85444.726pag 0,11Bara = -90325pag 0,16Bara = -85325pag Tekanan statik suction ejector 1039973.1pag 998650.59pag 11,4Bara = 1040000pag 11Bara = 998675pag Tekanan statik inlet nozzle 2.6395027 kg/s 2.9744959 kg/s -Mass flow outlet ejector 1.0529157 1.4418633 1.143(0.7431)* 1.9772 (1.2852)*
Mass flow inlet suction (kg/s)
1.5865036 1.5325338
1.5848744 1.5325338
Mass flow inlet nozzle (kg/s) Aktual Commisioning Aktual Commisioning
Simulasi Fluent
Data lapangan
Komparasi data lapangan VS hasil simulasi Fluent
METODE PENELITIAN
*) Beban NCG di kondensor (mass flow rate suction)
mass flow suction = asumsi 65% kapasitas beban condensor
41
HASIL DAN BAHASAN
VARIASI TEKANAN INLET DAN POSISI NOZZLE EJECTOR SIMULASI ALIRAN PADA STEAM JET EJECTOR
42
Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle
• pembentukan inti aliran keluaran nozzle
HASIL DAN BAHASAN
Suction Inlet nozzle
Suction
Outlet ejector Posisi di dalam ejector (mm)
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
semakin tinggi tekanan inlet nozzle, semakin besar inti aliran keluaran nozzle
9 Barg
10.4 Barg
12.5 Barg
43
Suction Inlet nozzle
Suction
Outlet ejector Posisi di dalam ejector (mm)
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
p1 = 9 Barg
p1 = 10.4 Barg
p1 = 12.5 Barg
p1 = 15 Barg
Pada tekanan inlet nozzle yang lebih tinggi, pencampuran fluida di throat terjadi pada tekanan yang lebih tinggi. Aliran lebih tahan hambatan,
Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle
• Tekanan mixing dan fenomena shocking
HASIL DAN BAHASAN
shock shock shock shock
44
Fenomena Aliran pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle
• Tekanan Aliran saat mixing terhadap hasil shocking
HASIL DAN BAHASAN
Distribusi Tekanan Sepanjang Axis Ejector pada Variasi Tekanan Inlet Nozzle
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500
Posisi di dalam ejector (mm)
Te k a na n S ta ti k ( B a ra ) p1=9 Barg p1=10.4barg p1=12.5barg p1=15barg P2 = 0.11 Bara Inlet nozzle Suction Outlet ejector
Walaupun shocking terjadi terlambat, momentum aliran yang dimiliki lebih
45
HASIL DAN BAHASAN
Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap
Tekanan Outlet Ejector Dan Laju aliran massa dari Suction
tiap kondisi operasional
dengan tekanan inlet nozzle
yang berbeda, memiliki nilai CBP tersendiri. Semakin tinggi tekanan inlet nozzle, CBP semakintinggi.
Laju Alir Massa Suction Fungsi Tekanan Outlet Ejector
1 1.01 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 1.07 1.08 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6
Tekanan Outlet Ejector (Bara)
L a ju A lir M a s s a S u c tio n (k g /s ) p1=9 Barg p1 = 10.4 Barg p1 = 12.5 Barg p1 = 15 Barg
tiap satu variasi tekanan inlet Nozzle, dilakukan variasi
dengan
Input tekanan outlet yang beda.
Perbandingan hasil simulasi pada tiap variasi,
Dilakuakn pada kondisi aliran mencapai CBP masing-masing
46
HASIL DAN BAHASAN
Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap CBP Outlet Ejector 9, 0.41825 10.4, 0.46825 12.5, 0.54025 15, 0.61085 0.4 0.45 0.5 0.55 0.6 0.65 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tekanan Inlet Nozzle (Barg)
C B P O u tl et E ject o r ( B ar a) p2 = 0.11 Bara
Semakin tinggi tekanan inlet nozzle, CBP yang terjadi semakintinggi. Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap
47
HASIL DAN BAHASAN
Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap Laju Aliran Massa di Suctio Ejector
9, 1.0254158 10.4, 1.0529157 15, 1.049762 12.5, 1.0698158 1.02 1.03 1.04 1.05 1.06 1.07 1.08 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tekanan Inlet Nozzle (Barg)
L a ju A li r M assa S u ct io n ( k g/ s)
p suction = 0.11 Bara, pada Titik CBP
tekanan inlet nozzle naik, laju aliran massa suction semakin besar. Pada p1 di atas 12.5 Barg, kapasitas hisap menurun. Hal ini
Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap
48
HASIL DAN BAHASAN
Fenomenan blockage aliran pada
tekanan inlet nozzle yang semakin tinggi
Annulus untuk laluan gas CO2 menjadi lebih kecil dngan
membesarnya inti aliran keluaran nozzle, pengaruh tekanan inlet nozzle yang lebih tinggi. Oleh karenanya, gas CO2 yang masuk ke MC menjadi lebih sedikit.
49
Kondisi adanya aliran, berarti adanya komponen tekanan dinamis dalam aliran yang identik dengan besarnya aliran. Dengan demikian pada aliran yang semakin besar, diikuti penurunan tekanan statik atau peningkatan
Pengaruh Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap
• Tinkat ke-vacuum-an daerah suction
HASIL DAN BAHASAN
Variasi Tekanan Inlet Nozzle terhadap Tingkat ke-Vacuum-an Suction
9, 0.10907792 10.4, 0.10901486 12.5, 0.10896228 15, 0.10897514 0.10895 0.10898 0.10901 0.10904 0.10907 0.1091 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Variasi Tekanan Inlet nozzle (Barg)
Tek a nan St at ik Suct ion (B ara) p2 = 0.11 Bara, p3 pada CBP
50
Fenomena Aliran Dalam Ejector, pada Variasi Posis Nozzle
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
1. Pergeseran NXP mengakibatkan penampang anullus
mengecil, sehingga aliran gas CO2 lebih sedikit. 2. Keberadaan gas CO2 pada aliran campuran, hanya akan menurunkan momentum aliran steam. Oleh karenanya pada NXP yang positif dengan m2 yang kecil, momentum aliran nya lebih tinggi.
51
Fenomena Aliran Dalam Ejector, pada Variasi Posis Nozzle
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
Terjadi awal mixing lebih terlambat, sehingga kenaikan tekanan oleh konvergen ejector lebih singkat, menghasilkan tekanan di throat paling rendah, sehingga terjadi shock lebih awal, dengan kondisi kenaikan
52
Fenomena Aliran pada Variasi Posis Nozzle semakin negatif
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
Pergeseran negatif, menghilangkan pengaruh dinding sehingga aliran dari suction berkecenderungan menuju inti aliran keluaran nozzle.
• Adanya pengaruh aliran gas CO2 ke inti steam keluaran nozzle,
mengakibatkan efek kompresi terhadap steam. Terlihat daerah inti aliran dengan warna biru tua lebih luas pada NXP semakin positif.
•Kompresi ke inti mengakibatkan momentum aliran steam semakin kecil,
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
54
Dilakukan simulasi dengan variasi NXP. Setiap NXP melakukan simulasi untuk mencari CBP
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
55
1. Pada NXP yang semakin positif, CBP semakin Tinggi pengaruh
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
56 1. NXP dengan arah semakin positif dari NXP aktual, kapasitas hisap
suction terus menurun menurun.
2. Akan tetapi penurunan kapasitas hisap, terjadi juga pada variasi NXP upstream NXP aktual, NXP -12.
HASIL DAN BAHASAN
Simulasi pada Variasi Posis Nozzle (NXP)
57
Ke-vacuum-an semakin turun, pada variasi NXP semakin positif.
Hasil simulasi variasi NXP terhadap ke-vacuum-an suction
HASIL DAN BAHASAN
58
KESIMPULAN DAN SARAN
K e s i m p u l a n
1. Pada variasi tekanan inlet nozzle dengan nilai yang lebih tinggi, nilai
tekanan kritis outlet ejector, CBP, menjadi naik. Kenaikan tersebut lebih dikarenakan kenaikan momentum aliran, seiring naiknya tekanan inlet nozzle
2. Sampai nilai variasi 12.5 Barg, kapasitas hisap dan ke-vacuum-an suction meningkat. Pada peningkatan lebih lanjut, baik kapsitas hisap maupun ke-vacuum-an menurun. Hal ini dikarenakan terjadinya blockage aliran.
3. Pada simulasi posisi nozzle, untuk NXP yang semakin positif, kapasitas dan
ke-vaccum-an suction menurun. Hal ini dikarenakan semakin sempitnya
penampang laluan gas CO, seiring penggeseran nozzle ke convergen nozzle 4. Adapun nilai CBP yang dihasilkan lebih tinggi pada NXP yang lebih positif
dari kondisi aktual. Hal ini dikarenakan, pada NXP lebih positif, porsi gas CO2 yang ke hisap sedikit, sehingga momentum alira campuran lebih besar. 5. Pada NXP lebih negati dari NXP aktual, NXP -12, terjadi penurunan kapasitas
hisap, disisi lain ke-vacuum-an terus meningkat. Hal ini dikarenakan pada pergeseran negatif, dinding nozzle sebagai pengarah aliran akan semakin pendek, bahkan hilang pada NXP -12. Dengan demkian ada porsi gas CO2 yang mengalir ke arah inti dan menekan inti aliran keluaran nozzle.
59
KESIMPULAN DAN SARAN
S a r a n
A. Saran Khusus
• Dipertimbangkan penelitian lebih lanjut, khususnya di daera tekanan inlet nozzle 112.5 sampai 15 Barg. Sehingga diperoleh kondisi optimum.
• Dilakukan penelitian lanjutan, dengan simulasi CFD, mengacu data kandungan NCG, sehingga dihasilkan kurva operasional 65% duty. B. Saran Khusus
• Ditujukan sebagai masukan ke PLTP Kamojang Unit IV, untuk
mempertimbangkan kondisi operasional ejector, dengan tekanan inlet nozzle sampai 12,5 Barg.
• Masukan untuk memanfaatkan liquid ejector, sebagai penghisap NCG, yang bersamaan dengan proses re-injection reservoir. Dengan demikian NCG dialirkan kembali ke reservoir panas bumi.
63
Aliran pada Convergen-Divergen Nozzle
• Laju aliran massa max pada nozzle
• Pressure ratio tekanan outlet terhadap
tekanan stagnasi
inlet-n p p p p p t p p p R T p A m η γ γ γ γ 1 1 0 0 1 2 − + ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + = ) , , ( 2 1 1 1 1 1 1 1 2 0 n e p e p n n e M f M p p p p η γ γ η η γ γ = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − + + − = − . 1 1 1 1 1 2 1 1 ) 1 ( 2 ) 1 ( 2 1 1 − + − − + ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡ ⎟⎟ ⎞ ⎜⎜ ⎛ − + + − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − = p p p p p n p e t e M M A A γ γ γ γ γ η η γ
• Perbandingan penampang outlet
terhadap penampang throat nozzle