• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN GAO PADA PENYELESAIAN PERSOALAN VARIATIONAL INEQUALITY DENGAN FUNGSI BATASAN LINIER DAN NONLINIER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN GAO PADA PENYELESAIAN PERSOALAN VARIATIONAL INEQUALITY DENGAN FUNGSI BATASAN LINIER DAN NONLINIER"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN GAO PADA

PENYELESAIAN PERSOALAN VARIATIONAL INEQUALITY

DENGAN FUNGSI BATASAN LINIER DAN NONLINIER

Rully Soelaiman1, Yudhi Puwananto1, Erika Purnawati1

1

Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia

Email : [email protected] Abstrak - Makalah ini memberikan alternatif

penyelesaian persoalan variational inequality dengan menerapkan metode jaringan syaraf tiruan. Selama ini beberapa algoritma tradisional yang telah digunakan untuk menyelesaikan permasalahan nonlinier secara umum mungkin bisa memberikan penyelesaian terhadap permasalahan variational inequality. Akan tetapi beberapa algoritma tersebut tidak dapat menampilkan perubahan nilai penyelesaian dari nilai inisial hingga konvergen ke titik kesetimbangan dan kestabilan secara asimtotik.

Metode jaringan syaraf tiruan yang diimplementasikan pada penelitian ini menunjukkan konvergensi global terhadap satu nilai optimal dari suatu persoalan dalam waktu tertentu, stabil secara asimtotik dan memiliki struktur yang lebih sederhana serta tingkat kompleksitas yang lebih rendah dalam pengimplementasiannya dibandingkan dengan jaringan saraf tiruan lainnya. Dengan menggabungkan metode jaringan syaraf tiruan tersebut dan metode Runge-Kutta akan dapat diperoleh perubahan nilai penyelesaian dari titik inisial hingga titik kesetimbangan secara lebih akurat.

Uji coba dilakukan untuk membuktikan kemampuan metode ini dalam menyelesaikan permasalahan.Uji coba dilakukan dengan meng-gunakan 4 contoh persoalan variational in-equality. Berdasarkan hasil uji coba didapatkan bahwa grafik trayektori yang dihasilkan dari beberapa nilai inisial yang berbeda-beda konvergen terhadap satu titik kesetimbangan di mana nilainya setara dengan penyelesaian secara analitik.

Kata kunci jaringan syaraf tiruan, variational

inequality, batasan linear dan nonlinier

1 PENDAHULUAN

Dalam banyak aplikasi variational inequality yang memiliki batasan linier maupun nonlinier diharapkan mampu menghasilkan solusi yang real-time on-line pada komputer. Namun selama ini

algoritma tradisional yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan variational

inequality tidak sesuai dalam implementasi yang

diharapkan.

Permasalahan variational inequality dengan pembatas linear dan nonlinier mempunyai bentuk dasar sebagai berikut :

(VI(F,

))

(

u

u

*)

T

F

(

u

*)

0

,

∀u

(1)

F merupakan pemetaan yang terus menerus dari Rn

sampai Rn. dimana : n T n

R

u

u

u

u

=

(

1

,

2

,...,

)

{

u

R

n

g

u

Du

=

d

}

=

|

(

)

0

,

(

)

T m m

u

R

g

u

g

u

g

u

g

(

)

=

1

(

),

2

(

),...,

(

)

(

i

m

)

u

g

i

(

)

=

=

1

,

2

,...,

dapat diturunkan terus menerus dan konkav pada Rn

Rn = himpunan bilangan real dengan dimensi n;

Rm = himpunan bilangan real dengan dimensi m; Rp = himpunan bilangan real dengan dimensi p; Rpxn= himpunan bilangan real dengan dimensi pxn; D

Rpxn = matriks D yang anggota himpunannya

bilangan real dimensi pxn dan d

Rp Rank(D) = p (0 < p < n)

Secara khusus, jika

u

*

adalah solusi dari permasalahan :

min

{

f

( )

u

|

u

}

dan fungsi f dapat diturunkan terus menerus, maka

*

u

juga merupakan solusi dari permasalahan

variational inequality pada persamaan (2.1)

dengan F

( )

u =∇f

( )

u . Dimana

telah didefinisikan pada persamaan (1) dan

( )

(

( )

( )

( )

)

T n n R u u f u u f u u f u f = ∂ ∂ ∂ ∂ ∈ ∇ / 1, / 2,..., /

adalah gradien vektor dari

f

( )

u

pada

u

. Dengan demikian banyak permasalahan optimasi seperti pemrograman linier, pemrograman quadratik, pemrogaman nonlinier, permasalahan minimax dapat diformulasikan ke dalam persamaan (1).

(2)

2 METODE

Metode yang digunakan dalam penyelesaian persoalan variational inequality terdiri dari 3 tahap yaitu : penerapan model jaringan syaraf tiruan Gao, penyelesaian dengan metode Runge Kutta, proses menampilkan nilai perhitungan.

• Model Jaringan Syaraf Tiruan Gao

Didasarkan pada kondisi solusi yang perlu dan cukup, memberikan alternatif model jaringan syaraf tiruan untuk menyelesaikan permasalahan

variational inequality dengan batasan linier

maupun nonlinier. Jaringan saraf tiruan Gao [1] yang digunakan memiliki pemetaan asimetris dan pemetaan gradien yang stabil serta konvergen menuju solusi yang optimal. Metode yang ditawarkan ini memiliki struktur yang lebih sederhana dan tingkat kompleksitas yang lebih rendah. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan kelas optimasi yang luas, serta memiliki potensi aplikasi yang besar.

Formulasi dari jaringan syaraf tiruan Gao :

( )

z G u dt d dt dz κ µ λ =− ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ =

( )

(

( )

)

(

)

⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − + − − − − = d Du d Du D u g u F T T

λ

λ

µ

λ

κ

~ ~ ' (2)

dimana :

κ

>

0

= konstanta skala

( )

[

]

+ = λ g u λ~

(

)

T m mR = + + + + λ λ λ λ 1, 2,..., dan

{ }

i i

λ

λ

+ =max0, tuk

i

=

1

,

2

,...,

m

.

Setelah formula dari jaringan syaraf tiruan Gao digunakan maka permasalahan variational inequality tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan metode Runge Kutta.

3 HASIL UJI COBA

Uji coba dilakukan pada sebuah PC dengan prosesor Intel ® Pentium ® 4 CPU 3.00 GHz, memori 512 MB RAM. Sistem operasi yang digunakan adalah Microsoft Windows XP Professional. Bahasa komputasi yang digunakan untuk implementasi metode RPS adalah Matlab 7.0.4

Terdapat 2 jenis skenario dalam uji coba, yaitu skenario I yang ditunjukkan pada percobaan 1 dan percobaan 2 dan skenario II yang ditunjukkan pada percobaan 3 dan percobaan 4.

a) Skenario I

Skenario I dilakukan untuk membuktikan tercapainya nilai yang konvergen dan stabil pada titik optimal yang ditunjukkan pada percobaan 1 dan percobaan 2.

• Percobaan 1

Permasalahan variational inequality

VI

(

F,Ω

)

dengan batasan nonlinier :

(

2 2 0.004 8,2 0.007 6, ) ( 3 2 3 2 3 1 2 1+ + − + + − = u u u u u u u F

)

T u u u 0.005 4 2 1+ 3+ 33− dimana

( )

{

}

( )

(

)

T u u u u u u g u g R u 2 2 1 2 3 2 1 3 2 , , 0 | ≥ = − − − − ∈ = Ω

( )

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ − − − − = 0 1 2 2 1 1 ' 1 3 u u u g dan D = 0, d = 0 ;

Persoalan ini memiliki solusi optimal pada

3

R

u

dan

λ

R

2 dimana hasil keluarannya stabil secara asimtotik pada

(

u

*,

λ

*

)

. Adapun solusi optimal yang diperoleh dari penyelesaian secara analitis :

(

)

T u*= 1.083430,0.826180,0.507198

(

)

T 530011 . 2 , 306484 . 1 *=

λ

Gambar 1 Grafik trayektori untuk percobaan 1

Gambar 2 Grafik trayektori jarak antara solusi analitis dan nilai perhitungan untuk percobaan 1

Sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut :

tspan tspan ||z( t)-z* || z(t)

(3)

⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 432673 2.52995503 606258 1.30650161 174177 0.50724262 608934 0.82622647 913940 1.08373039 2 1 3 2 1 λ λ u u u

Dari dua nilai diatas diketahui jarak antara solusi dengan penyelesaian analitis dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah mendekati nol yaitu 0.00030723080847, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

u

1*

,

u

2*

,

u

3* dan

λ

*1

,

λ

*2 merupakan nilai optimal untuk persoalan ini.

Perubahan nilai penyelesaian pada persoalan bisa dilihat pada Gambar 1 dan jarak nilai perhitungan terhadap solusi dengan penyelesaian analitis pada Gambar 2.

• Percobaan 2

Permasalahan optimasi nonlinier :

min

( ) (

)

(

)

(

)

2 4 4 3 2 2 2 1−10 +5 −12 + +3 −11 = u u u u u f 4 6 7 6 7 7 2 6 6 5 7 4 10 8 10u + u +uuuuu + such that

( )

( )

( )

( )

4 2 3 5 11 0 0 196 8 6 23 0 282 10 3 7 0 127 5 4 3 2 7 6 2 1 2 3 2 2 2 1 4 7 2 6 2 2 1 3 5 4 2 3 2 1 2 5 2 4 3 4 2 2 1 1 ≤ − + − + + = ≤ − − + + = ≤ − − + + + = ≤ − + + + + = u u u u u u u u g u u u u u g u u u u u u g u u u u u u g

Persoalan ini memiliki solusi optimal

7

*

R

u

dan

λ

*

R

4. Adapun solusi optimal tersebut adalah :

(

)

T u*= 2.330,1.951,−0.4775,4.366,−0.625,1.038,1.594

(

)

T 368631 . 0 , 0 , 0 , 1396899 . 1 *= λ

Nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah :

⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − = ⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 108198 0.36878188 0 0 3569 1397515798 . 1 6982 5939417465 . 1 1214 0382747467 . 1 7122 6251845178 . 0 3657 3719189197 . 4 0328 4432359146 . 0 9443 9504999519 . 1 4540 3476142967 . 2 4 3 2 1 7 6 5 4 3 2 1 λ λ λ λ u u u u u u u

Nilai jarak antara solusi dengan penyelesaian analitis dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah mendekati nol yaitu 0.00025983647216, sehingga nilai * 7 * 6 * 5 * 4 * 3 * 2 * 1

,

u

,

u

,

u

,

u

,

u

,

u

u

dan * 4 * 3 * 2 * 1,λ ,λ ,λ λ

merupakan nilai optimal untuk contoh perrmasalahan di atas.

Perubahan nilai penyelesaian pada persoalan ini bisa dilihat pada Gambar 3 dan jarak nilai perhitungan terhadap solusi dengan penyelesaian analitis pada Gambar 4.

Gambar 3 Grafik trayektori untuk percobaan 2

Gambar 4 Grafik trayektori jarak antara solusi analitis dan nilai perhitungan untuk percobaan 2

b) Skenario II

Skenario II dilakukan untuk membuktikan kemampuan dari jaringan syaraf tiruan Gao dalam menyelesaikan permasalahan variational

inequality dengan membandingkannya dengan

jaringan syaraf tiruan Friesz yang ditunjukkan pada percobaan 3 dan percobaan 4.

Adapun model jaringan syaraf tiruan Friesz untuk permasalahan sistem dinamis proyeksi secara global seperti dibawah ini :

( )

(

( )

)

⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − − − − − = ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ d Du D u g u F u dt d T T λ λ µ λ κ µ λ ~ ' (3) • Percobaan 3

Permasalahan variational inequality

VI

(

F

,

)

dengan batasan linier dan nonlinier :

(

4 3 1, 4 3 1, ) (u = u1− u2−u3+ −u1+ u2− u3+ F

)

T u u u 4 1 3 1− 2+ 3+ − dimana tspan tspan ||z( t)-z*|| z(t)

(4)

{

|2 2, 1 2 3 2

}

3 2 2 1 3 + + + = ∈ = Ω u R u u u u u u

( ) (

2, 2 2, 2 3

)

'u u u g = − − dan D =

( )

1

,

1

,

1

, d = 2 Persoalan ini memiliki solusi optimal pada

3

R

u

,

λ

R

1 dan

µ

R

1. Adapun solusi optimal yang diperoleh dari penyelesaian secara analitis adalah :

(

)

T

u

3

2

,

3

2

,

3

2

*

=

,

λ

*

=

0

,

µ

*

=

1

Sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah sebagai berikut :

⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 000000 1.00000000 0 403728 0.66662716 361577 0.66667508 234695 0.66669775 1 1 3 2 1 µ λ u u u

Nilai jarak antara solusi dengan penyelesaian analitis dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan adalah mendekati nol yaitu 0.00000452139714, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

u

1*

,

u

2*

,

u

3*

,

λ

*1 dan

µ

1* merupakan nilai optimal untuk contoh perrmasalahan di atas.

Gambar 5 Grafik trayektori untuk percobaan 3

Gambar 6 Grafik trayektori jarak antara solusi analitis dan nilai perhitungan untuk percobaan 3

Perubahan nilai penyelesaian pada persoalan ke-3 bisa dilihat pada Gambar 5 dan jarak nilai perhitungan terhadap solusi dengan penyelesaian analitis pada Gambar 6.

Sedangkan nilai yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan model jaringan syaraf tiruan Friesz ini adalah :

⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 923935 1.03434889 0 957303 0.83553373 812011 0.83558547 825888 0.83537357 1 1 3 2 1 µ λ u u u

Jika dibandingkan dengan perhitungan menggunakan model jaringan syaraf tiruan Gao, maka diperoleh jarak yang lebih besar antara solusi dari penyelesaian analitis dengan nilai yang diperoleh dari perhitungan yaitu 0.29242373608790, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh dari perhitungan yang menggunakan model jaringan syaraf tiruan Friesz tersebut,

u

1

,

u

2

,

u

3

,

λ

1 dan

µ

1 masih belum bisa mencapai nilai optimal untuk contoh permasalahan di atas.

Penyelesaian persoalan ke-3 dengan menggunakan model jaringan syaraf tiruan Friesz dapat dilihat pada Gambar 7 dan jaraknya terhadap secara analitis pada Gambar 8

Gambar 7 Grafik trayektori jaringan syaraf tiruan Friesz untuk percobaan 3

Gambar 8 Grafik trayektori jarak antara solusi analitis dan nilai perhitungan jaringan syaraf tiruan Friesz untuk

percobaan 3

• Percobaan 4

Permasalahan optimasi nonlinier : tspan tspan ||z( t) -z* || z(t) tspan tspan ||z( t) -z* || z(t)

(5)

min

( )

(

)

= − − = n i i i u u u f 1 2 2 1 2 2 2 1 such that 1 ,2 2 1 2 3, 2 1 2 2 ≥ + = +ui ui ui ui n i=1,2,..., dimana :

( ) (

)

T n n u u u u u u u f = 1−2 2,4 2−2 1,...,4 2 −2 2−1 ∇

( )

(

)

T n n n u R u u u u u u g = + − + − + 2 − 22−1 ∈ 2 3 4 2 1 2 ,1 ,...,1 1

( ) (

)

T i i u u g = 0,...,0,−2 21,1,0,...,0 ∇ untuk i=1,2,...,n n n D 2 1 2 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 1 2 × ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = L M M O M M M M L L

(

)

n R d= 3,3,...,3 ∈

Persoalan pada permasalahan ke-4 ini memiliki solusi optimal

u

*

R

2n,

λ

*

R

n dan

n

R

*

µ

dimana hasil keluarannya konvergen

menuju

(

u

*,

λ

*,

µ

*

)

. Adapun solusi optimal tersebut adalah :

(

)

T

u*= 1.2,0.6,...,1.2,0.6 ,

λ

*=

( )

0T,µ*=

( )

0 T untuk

i

=

1

,

2

,...,

n

Untuk membandingkan nilai optimal, maka percobaan dilakukan dua kali untuk menyelesaikan pesoalan ke-4 dengan masing-masing jumlah n sebanyak 300 dan 600. Untuk nilai yang diperoleh dari perhitungan dengan n = 300 adalah :

⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 297211 0.00000124 297211 0.00000124 511656 0.00000000 511656 0.00000000 007079 0.60000088 014158 1.20000176 007079 0.60000088 014158 1.20000176 300 1 300 1 300 1 M M M M M M µ µ λ λ u u

dan nilai dari perhitungan dengan n = 600 adalah :

⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ = ⎟⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ 297211 0.00000124 297211 0.00000124 511656 0.00000000 511656 0.00000000 007079 0.60000088 014158 1.20000176 007079 0.60000088 014158 1.20000176 600 1 600 1 600 1 M M M M M M µ µ λ λ u u

Dari nilai diatas diketahui jarak antara solusi penyelesaian analitis terhadap nilai yang diperoleh dari perhitungan dengan n = 300 dan n = 600 adalah mendekati nol yaitu 0.00003408499510 dan 0.00003298265557, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai

u

i*

,

λ

*i dan

µ

i* merupakan nilai optimal untuk i=1,2,...,n pada contoh di atas.

Perubahan nilai penyelesaian pada persoalan ke-4 dengan n = 300 dan n=600 bisa dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 9 Grafik trayektori dengan n=300 untuk percobaan 4

Gambar 10 Grafik trayektori dengan n=600 untuk percobaan 4

tspan z(t)

tspan z(t)

(6)

untuk grafik jarak nilai perhitungan terhadap solusi dengan penyelesaian analitis pada Gambar 11 dan Gambar 12.

Gambar 11 Grafik trayektori selisih antara solusi analitis dan nilai perhitungan dengan n=300 untuk percobaan 4

Gambar 12 Grafik trayektori selisih antara solusi analitis dan nilai perhitungan dengan n=600 untuk percobaan 4

4 SIMPULAN

Setelah dilakukan uji coba dan analisis terhadap perangkat lunak yang dibuat, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Jaringan syaraf tiruan Gao dapat menjadi salah satu alternatif dalam menyelesaikan permasalahan variational inequality dengan batasan linear dan nonlinier.

2. Persoalan yang akan diselesaikan harus memiliki solusi dan memenuhi kondisi Slater. Apabila persoalan tidak memiliki solusi dan memenuhi kondisi Slater maka model jaringan syaraf tiruan Gao tidak dapat menyelesaikan persoalan tersebut.

3. Nilai awal atau initial point yang diberikan pada sebarang titik akan mengarah ke satu nilai optimal yang konvergen dan stabil secara asimtotik.

4. Pemberian nilai

κ

tidak mempengaruhi nilai optimalnya (akan tetap mengarah ke satu titik optimal).

5. Pemberian nilai tspan akan mempengaruhi tercapainya nilai optimal yang konvergen.

Semakin panjang nilai tspan yang diberikan maka akurasi yang tercapai akan meningkat atau tetap (mengarah ke satu nilai optimal).

6. Nilai optimal yang dikeluarkan oleh metode jaringan syaraf tiruan Gao dianggap optimal jika jarak antara solusi yang dihasilkan terhadap solusi analitis adalah nol.

7. Jika dibandingkan dengan metode lain, jaringan syaraf tiruan Gao dapat memberikan nilai yang lebih konvergen dan stabil secara asimtotik 5 DAFTAR PUSTAKA

[1] Chapra, Steven C. and Canale, Raymond P., 2002, Numerical Methods for Engineers, 3th Edition, Mc Graw Hill.

[2] Whisnu Murthi, Cici Anggitha, Rully Soelaiman, 2007, “Penerapan Recurrent Neural Network pada Penyelesaian Persoalan Nonlinear Convex dengan Fungsi Batasan Linear”, Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi ITS Surabaya.

[3] X. B. Gao, L.-Z. Liao and L. Q Qi, November 2005, “A Novel Neural Network for

Variational inequality With Linier and Nonlinier Constraints”, IEEE Transaction on

Neural Network, volume 16, No.6.

[4] T. L. Friesz, D. H Bernstein, N. J. Mehta, r. L tobin, and S. Ganjlizadeh, 1994, Day-to-day

dynamic network disequilibria and idealized traveller information systems, Oper. Res.,vol.42, pp.1120-1136.

[5] Nagurney, Anna, 2002, Variational

Inequalities, Isenberg School of Management

University of Massachusetts Amherst, MA 01003. tspan ||z( t) -z* || tspan ||z( t)-z* ||

Gambar

Gambar 1 Grafik trayektori untuk percobaan 1
Gambar 3 Grafik trayektori untuk percobaan 2
Gambar 6  Grafik trayektori jarak  antara solusi analitis  dan nilai perhitungan untuk percobaan 3
Gambar 9 Grafik trayektori dengan n=300 untuk  percobaan 4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulkan bahwa berpikir analitis peserta didik dengan gaya berpikir sekuensial abstrak pada proses kognitif mengorganisasi (organizing) sudah mampu dalam

10.10.2 Menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran yang diampu untukmencapai.. 10.10.10.2 Memahami

Berdasarkan hasil dari penelitian, Program prediksi kelayakan penanaman modal PT.PNM Mekaar, dapat memprediksi kelayakan calon peminjam modal dengan cara memasukkan

Data dikumpulkan dengan lembar check list yang dibagikan kepada responden untuk mendapatkan data mengenai hubungan antara karakteristik pengguna NAPZA dengan

Menurut Budi Anna Keliat (2005) tujuan dilaksanakannya TAKS pada sesi ke-7 yaitu klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan TAKS yang telah

pengembangan sistem dengan pemakaian sistem dan faktor ukuran organisasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi juga berhubungan secara signifikan tetapi hubungan tersebut

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA BERBASIS MASYARAKAT • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000. POKMAS dengan jumlah anggota