• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peluang dan Tantangan Pengelolaan Terumbu Karang Indonesia:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peluang dan Tantangan Pengelolaan Terumbu Karang Indonesia:"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Peluang dan Tantangan Pengelolaan

Terumbu Karang Indonesia:

Pembelajaran dari CTI dan COREMAP

Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc.

- Executive Secretary: COREMAP II, Ministry of Marine Affairs and Fisheries

-Director: Research and Development Center for Marine, Coastal, & Small Islands, Hasanuddin University, Makassar

(2)

Coral Triangle: Peluang Baru!

Legend Number of species Over 500 301 - 500 201 - 300 101 - 200 50 - 100 Less than 50 Coral Triangle

CORAL TRIANGLE AND PATTERNS OF DIVERSITY IN REEF-BUILDING SCLERACTINIAN CORALS

Sources:

1. Coral triangle: Delineating the Coral Triangle, its ecoregions and functional seascapes. Based on an expert workshop held at the TNC Coral Triangle Center, Bali, Indonesia, April 30 - May 2, 2003, and on expert consultations held in June - August 2005 (Green, A. and Mous, P., 2006)

2. Coral diversity: Modified from J.E.N. Veron and Mary Stafford-Smith - Reefs at Risk in Southeast Asia (Burke, L., Selig, E. and Spalding, M., 2002), combined with preliminary findings from a survey in the Solomon Islands (Green, A., 2005)

(3)

Apa itu

“the Coral

Triangle”??

• The CT adalah wilayah yang merupakan pusat

keanekaragaman biota laut di planet bumi ini.

• 76% dari keselurahan spesis karang dunia

• 37% dari keseluruhan spesis ikan karang

• 33% dari keseluruhan luasan terumbu karang dunia.

• Kawasan terbesar ekosistem mangrove dunia

• Wilayah pemijahan dan pembesaran larva dari perikanan

tuna terbesar di dunia

• Moreover, the biogeographical conditions within the CT,

(4)

Peluang CT sebagai pusat

keanekaragaman hayati laut dunia!

(5)

Kerja Sama CTI

Pada bulan Agustus 2007, Presiden Indonesia

mengusulkan CTI kepada kepala negara CTI lainnya

(Filipina, Malaysia, Timor Leste, Solomon Island dan

Papua New Guinea) serta kepada 2 negara APEC

(Amerika serikat dan Australia)

PM Howard (Australia) President Bush (U.S.)

Presiden Arroyo (Philippines) PM Somare (PNG) Presiden Jose Ramos-Horta (Timor-Leste) PM Derek Sikua (Solomon Islands) PM Abdullah Ahmad Badawi (Malaysia)

(6)

CTI di dalam APEC

(7)
(8)
(9)

5 Tujuan Akhir CTI

3. Penetapan dan

Pengeloaan yang lebih

Baik Kawasan konservasi

laut dan jejaringnya.

4. Adaptasi perubahan

iklim

5. Status spesies yang

terancam punah

1. Mengembangkan & Mengelola secara

berkelanjutan Bentang laut prioritas

2. Implementasi Pendekatan ekosistem

(10)

Arti Penting Terumbu Karang

Indonesia

• Indonesia memiliki area terumbu

karang yang paling luas di dunia :

12-15%

• Indonesian is the center of marine

biodiversity.

• Sekitar 60 % sumber protein yang

dikonsumsi di Indonesia berasal dari

laut , termasuk dari ekosistem

(11)

Nilai Ekologi dan Fungsi Alamiah

Terumbu Karang

Fungsinya sangat komplek (Biologi, Kimia,

Fisik)

Berkaitan dengan komunitas mangrove

dan lamun yang berdekatan

Merupakan pemecah ombak/peredam

gelombang untuk melindungi pantai,

termasuk daerah mangrove

Juga mensuply zat kapur yang berguna

bagi lamun dan mangrove

(12)

Nilai-nilai Kunci Sumberdaya

Alam Karang

Potensil memberikan 12% penangkapan

ikan dunia

Bagi masyarakat pesisir lebih dari 30% ikan

ditangkap dari karang merupakan pemasaok

pretein yang penting

15 sampai 20 metric ton per km

2

per tahun

Beberapa biota penting lainnya (teripang,

moluska, dll.) dapat dipanen secara

terencana, supaya berkelanjutan

(13)

Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam

Terumbu Karang (Lanjutan)

Industri akuarium air laut; ikan hias,

karang, dll.

Sumber bahan obat dan medis

Tempat pendidikan, penelitian, dan

(14)

Nilai Ekonomi Terumbu Karang

Net Benefits of Healthy Coral Reefs in S.E. Asia

Resource Use

(Direct and Indirect)

Production Range (per km2)

Annual Net Benefits (USD/km2/yr)

Fisheries – local consumption 10 - 30 tonnes 12,000 - 36,000

Fisheries – live fish export 0.5 - 1.0 tonne 2,500 - 5,000

Coastal Protection (erosion) 5,500 - 110,000

Tourism & Recreation 100 - 1,000 people 700 - 111,000

Total (fisheries & coastal protect) 20,000 - 150,000

Total (including tourism)

Nilai TK Indonesia

20,700 - 260,000

Rp. 20 – 200 T/th

(15)

Kondisi Umum Terumbu Karang

Indonesia:

hanya ~30% dalam kondisi baik

0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00% 50.00% 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 SB B SD JLK

(16)

Penyebab Kerusakan Terumbu

Karang Indonesia

• Destructive Fishing

• Over Fishing

• Sedimentation

• Pollution

• Bleaching

• Corallivorous Outbreak

• Deseases

• Algal overgrowth,

• Etc

(17)

Berbagai fungsi2

Trb Karang:

-SD perikanan

-SD pariwisata

-Pelindung pantai

-dll.

(18)

1980an : Peneliti Indonesia menemukan terumbu karang

Indonesia rusak berat 40% dari penggunaan bahan peledak

1990an : Bappenas mendorong program penyelamatan terumbu karang

melalui kegiatan CRITC/simpul oleh LIPI & Universitas

(19)
(20)

Pengelolaan Berbasis Ekologis secara

partisipatif oleh Masyarakat

(21)
(22)

Spill-Over: Penangkapan di

Luar DPL

(23)

Kawasan

Konservasi:

Melindungi Ekosistem

danMemperbaiki

Populasi Organisme

Memberi jaminan

yang lebih baik,

akibat variasi

perubahan alam

dan kegagalan

pengelolaan

Mengurangi fluktuasi

hasil tangkapan

Pengelolaan lebih

simple dan

peluang

penegakan aturan

yang lebih mudah

Pemulihan Ekologis dari

berbagai tekanan/degradasi

Meningkatkan Manfaat

Ekologi, Sosial, Ekonomi

(24)

The Solution

Source: Roberts et al 2001

Bukti Nyata Manfaat Pengelolaan Terumbu

Karang berbasis konservasi

(25)

Program Rehabilitasi dan Pengelolaan

Terumbu Karang (COREMAP II) merupakan

program yang bertujuan untuk

melindungi

dan

melestarikan

sumberdaya ekosistem terumbu

karang dan asosiasinya dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan masyarakat

pesisir dan pulau-pulau kecil

(26)

COREMAP II Main Components:

A. Institutional Strengthening

1. Government Institutions, Proj. Monitoring/Evaluation, Training

2. Research and Reef Monitoring

NPIU LIPI

3. Legal, Policies and Strategies

B. Collaborative and Community Based Management

1. Community Empowerment

2. Community Based Resource Management

3. Community Development

4. Marine Conservation Area Management

5. Marine Park Support

PHKA

C. Public Awareness, Education and Sea Partnership

1. Public Awareness Campaigns/Extension

2. Education

NPIU LIPI

3. Sea Partnership Program

(27)

Peta Lokasi COREMAP II

Lokasi ADB

Lokasi World Bank

3 PROP, 9 KAB/KOTA

PROP. SUMATERA UTARA;

1. KAB. TAPANULI TENGAH

2. KAB. NIAS SELATAN*

3. KAB. NIAS UTARA*

4. KAB. NIAS BARAT*

PROP. SUMATERA BARAT

1. KAB. MENTAWAI

PROP. KEP. RIAU

1. KOTA BATAM 2. KAB. BINTAN 3. KAB. NATUNA 4. KAB. LINGGA** 5 PROP/RCU, 7 KAB/PMU

PROP. SULAWESI SELATAN

1. KAB. PANGKEP 2. KAB. SELAYAR PROP. SULAWESI TENGGARA 3. KAB. BUTON 4. KAB. WAKATOBI* PROP. NTT 5. KAB. SIKKA

PROP. PAPUA BARAT

6. KAB. RAJA AMPAT

PROP. PAPUA

ANGGARAN

ADB LOAN 1962 – INO (SF) SDR 25,004,000

ANGGARAN

IDA (CREDIT 3910): SDR 15,660,000 IBRD (LOAN– 4740): USD 33,200,000 GEF-TF053350: USD 7,500.000

*Pemekaran dari Nias ** Pemekaran dari Bintan

(28)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

Penguatan Kelembagaan

Pengelolaan Terumbu Karang

(Pusat & Daerah)

Tersusunnya Peraturan

Perundangan terkait pengelolaan

Terumbu Karang (Perda, Perdes,

Renstra)

Terbentuknya 15 KKLD dengan

luasan ± 2 juta Ha

Terbentuknya sistem informasi

pengelolaan ekosistem terumbu

karang

(29)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

Penguatan Kelembagaan

Pengelolaan Terumbu Karang

(Pusat & Daerah)

Tersusunnya Peraturan

Perundangan terkait

pengelolaan Terumbu Karang

(Perda, Perdes, Renstra)

Terbentuknya 15 KKLD dengan

luasan ± 2 juta Ha

Terbentuknya sistem informasi

pengelolaan ekosistem terumbu

karang

(30)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

Penguatan Kelembagaan

Pengelolaan Terumbu Karang

(Pusat & Daerah)

Tersusunnya Peraturan

Perundangan terkait pengelolaan

Terumbu Karang (Perda, Perdes,

Renstra)

Terbentuknya 15 KKLD dengan

luasan ± 2 juta Ha

Terbentuknya sistem informasi

pengelolaan ekosistem terumbu

karang

(31)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

• Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah)

• Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra)

• Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha

Terbentuknya sistem informasi

pengelolaan ekosistem terumbu karang

• Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS

• Terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)

Coral Reef Information and Training Center WAKATOB

(32)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

• Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah)

• Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra)

• Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha

• Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang

Terlaksananya Sistem Pengawasan

Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS

• Terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)

(33)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN

• Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah)

• Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra)

• Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha

• Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang

• Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS

Terlaksananya monitoring ekologi dan

sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)

(34)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(35)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

Terbentuknya Sistem Pendanaan skala

mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial

(Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(36)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

Terlaksananya 4500 kegiatan mata

pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial

(Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(37)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

Terbentuknya 430 DPL berbasis

masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial

(Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(38)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

Berkurangnya kegiatan penangkapan

destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial

(Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(39)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA

BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

Tersedianya sarana dan prasarana sosial

(Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

• Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(40)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA BERBASIS MASYARAKAT

• Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000

POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang

• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)

• Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif

• Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes

• Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan

• Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)

Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)

(41)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

Terbuka akses informasi terumbu

karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional

• Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

• Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research

• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3)

• Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program

(42)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

• Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

Publikasi di berbagai media

termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan

internasional

• Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

• Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research

• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3)

• Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program

(43)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

• Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional

Tersusunnya kurikulum MULOK

Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

• Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research

• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3)

• Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program

(44)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

• Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional

• Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

Terlaksananya 43 kegiatan

Responsive Research

• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3)

• Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program

(45)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

• Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional

• Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

• Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research

Pemberian Beasiswa kepada 1.700

orang (SMA, S1, S2, S3)

• Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program

(46)

PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2

KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI &

PENDIDIKAN

• Terbuka akses informasi terumbu karang

secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)

• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional

• Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA

• Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research

• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3)

Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam

(47)

Live coral cover at permanent plots of

CRITC-LIPI:

(48)

Live coral cover at permanent plots of

CRITC-LIPI:

LC cover at 5 of 7 districts increase

(49)

Beberapa Pembelajaran Penting:

dari Program COREMAP

Nilai terumbu karang selama ini dianggap jauh

lebih rendah dari nilai sebenarnya

Dibutuhkan pengaturan kelembagaan yang kuat

Partisipasi masyarakat luas sangat esensial

Konservasi tanpa nilai ekonomi sulit diterima

DPL dan KKLD memerlukan langkah strategis

yang sistimatis

MCS

sangat

kompleks

dan

memerlukan

pendekatan yang spesifik untuk tiap lokasi

Dibutuhkan program monitoring

ekologi dan

sosial-ekonomi dalam jangka panjang

(50)

Kesimpulan: Resiko menentukan pilihan

Beberapa strategy kunci untuk meminimalkan resiko:

• Menerapkan pengelolaan berbasis ekosistem

• Pengelolaan wilayah darat, pesisir, dan laut secara terpadu

• Memahami lebih mendalam bagaimana meningkatkan ketahanan ekologis

• Menggunakan pendekatan jejaring kawasan konservasi yang efektif

• Menerapkan penegakan hukum dan aturan sejalan dengan partisipasi

masyarakat

(51)

Mari bersama menyelamatkan

Kawasan Coral Triangle

(52)

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai alat untuk menerapkan teori yang diperoleh

Mata kuliah ini diperuntukkan bagi mahasiswa Jurusan Syari’ah sebagai calon sarjana yang mahir dalam hukum Islam. Mata kuliah ini akan membantu mahasiswa

Oleh karenanya adil dalam mendidik semua anak, baik yang laki-laki maupun perempuan, dengan cara mengajarkan semua anak untuk merapikan diri, menjaga kebersihan,

Peran Orang Tua Dalam Menanmkan Nilai-Nilai Keimanan Atau Akidah ... Peran Orang Tua Dalam Menanamkan Nili-Nilai

Therefore, the writer would like to find out the challenges/difficulties/drawbacks in learning Translation by using blended learning, the successful factors

Apabila ada mahasiswa yang belum selesai bimbingan proposal, mahasiswa dipanggil Kaprodi, dicari permasalahan dan diberi solusinya 4.. Setiap bimbingan harus membawa

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keterampilan shooting permainan sepak bola dengan metode Komando pada siswa

I nst r um en Akr edit asi sekolah/ m adr asah ini t erdiri at as delapan kom ponen st andar nasional pendidikan yang disusun oleh BSNP ( Badan St andar Nasional Pendidikan)