• Tidak ada hasil yang ditemukan

REKONSTRUKSI BATAS DAN JALAN WILAYAH KELURAHAN HARAP AN BARU KECAMATAN LOA JANAN ILIR. Oleh: SYARIFUDDIN NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REKONSTRUKSI BATAS DAN JALAN WILAYAH KELURAHAN HARAP AN BARU KECAMATAN LOA JANAN ILIR. Oleh: SYARIFUDDIN NIM"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

REKONSTRUKSI BATAS DAN JALAN WILAYAH KELURAHAN HARAP AN BARU KECAMATAN LOA JANAN ILIR

Oleh: SYARIFUDDIN NIM. 100500218

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2013

(2)

REKONSTRUKSI BAT AS DAN JALAN WILAYAH KELURAHAN HAR APAN BARU KECAMATAN LOA JANAN ILIR

Oleh: SYARIFUDDIN NIM. 100500218

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2013

(3)

REKONTRUKSI BATAS DAN JALAN WILAYAH KELURAHAN HARAPAN BARU KECAMATAN LOA JANAN ILIR

Oleh :

SYARIFUDDN NIM. 100 500 218

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA 2013

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Rekonstruksi Batas dan Jalan Wilayah Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir

Nama : Syarifuddin

NIM : 100 500 218

Program Studi : Geoinformatika Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing

Ir. Iskandar, MP NIP. 19591119 198710 1 001

Penguji I,

Ir. Andi Yusuf, MP NIP. 192102211998031001

Penguji II,

Agustina Murniyati, S.Hut, MP NIP. 19720803199022001

Meyetujui,

Ketua Program Studi Geoinformatika

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP NIP. 19710103 199703 2 001

Mengesahkan,

Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Ir. Hasanudin, MP

NIP.19630805 198903 1 005

(5)

ABSTRAK

SYARIFUDDIN. Rekonstruksi Batas dan Jalan Wilayah Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir (di bawah bimbingan ISKANDAR)

Penelitian ini dilatar belakangi adanya banyak kegunaan pada peta yang berfungsi sebagai kebutuhan konstruksi sipil, pekerjaan umum, informasi bagi pemerintah untuk penataan wilayah dan banyak kegunaan lain.

Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan batas dan jalan. Kemudian akan dimuat kedalam SIG menggunakan ArcGis 10 dan menghasilkan layout berupa peta Rekontruksi Batas dan Jalan Wilayah Kelurahan Harapan Baru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data di lapangan secara langsung atau metode pengambilan data primer. Pengambilan data tersebut dilakukan menggunakan GPS navigasi dengan mengetrack dan mengambil titik koordinat batas dan jalan yang akan dipetakan.

Hasil penelitian menujukkan bahwa Kelurahan Harapan Baru memiliki luas area seluas 893,20 hektar, total jalan utama adalah 6.419 meter sedangkan jalan cabang adalah 7.201 meter.

Kata kunci: pemetaan, Gps

(6)

RIWAYAT HIDUP

SYARIFUDDIN, lahir pada tanggal 29 Juli 1989 di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan. Merupakan anak kedua dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Rudi dan Ibu Minon.

Mulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 167 Buntu Dama’, pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2002, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 4 Mengkendek pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama melanjutkan ke SMA Negeri 1 Alla Jurusan IPA dan berijazah pada tahun 2008.

Pendidikan Tinggi dimulai pada tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian Program Studi GeoInformatika.

Selama menempuh pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda tergabung dalam Organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (MAPA POLITANI) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) GI, aktif pada ekstrakurikuler kegiatan futsal. Tanggal 12 Maret 2013 s/d 12 Mei 2013 mengikuti program PKL (Praktek Kerja Lapang) di PT. Karangjuang Hijua Lestari Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya GeoInformatika pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (A.Md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan dan kelancaran dalam penulisan Karya Ilmiah ini juga tidak terlepas dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Orang tua tercinta dan kakak yang telah banyak memberikan dukungan, baik

dari segi moril maupun materil,

2. Bapak Ir. Iskandar, MP selaku dosen pembimbing. 3. Bapak Ir. Andi Yusuf, MP selaku penguji I

4. Ibu Agustina Murniyati selaku penguji II

5. Bapak Ibu Dosen, Seluruh staf dan teknisi Program Studi Geoinformatika, 6. Seluruh teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Ilmiah

ini,

Semoga amal baik dan keikhlasanya akan mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Amin. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih banyak sekali kekurangan, untuk itu penulis berharap saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis khususnya.

Penulis Kampus Sei Keledang, Juli 2013

(8)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... ii ABSTRAK ... iii RIWAYAT HIDUP ... iv KATA PENGANTAR ... v DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Deskripsi Daerah Penelitian ... 3

B. Rekontruksi ... 4

C. Pengertian jalan ... 5

D. Sistem Informasi Geografis (SIG) ... 8

E. Peta ... 12

F. Global Positioning System (GPS) ... 17

G. ArcGis 10 ... 19

BAB III. METODE PENELITIAN ... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

B. Alat dan Bahan ... 24

C. Prosedur Penelitian ... 25

D. Pengolahan Data ... 26

E. Analisa Data ... 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil ... 28

B. Pembahasan ... 32

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Hasil Pengukuran Batas Kelurahan Harapan Baru ……….. 28

Lampiran

2. Data Pengukuran batas ……….. 38 3. Data pengukuran Jalan ……… 39

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tampilan Skala Grafik ……… 15

2. Tampilan ArcGis 10 ……….. 23 3. Table Of Contents ……….………… 21 4. Seacrh……….……… 22 5. Toolbar Tools ………..……….. 22 6. Toolbar Standart ………..…. 23 7. ArcCatalog 10 ……… 23

8. Hasil Rekonstruksi Batas dan Jalan Wilayah Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loajanan Ilir………. 31

Lampiran 9. Tahapan Persiapan Awal….………. 40

10. Persiapan Pengukuran ………. 40

11. Pengukuran Batas Patok Awal ……….. 41

12. Pengukuran Batas Patok Akhir……… 41

13. Pengukuran Jalan Utama ……… 42

14. Pengukuran Jalan Cabang ……… 42

(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Hasil Pengukuran Batas Kelurahan Harapan Baru ……….. 28

Lampiran

2. Data Pengukuran batas ……….. 38 3. Data pengukuran Jalan ……… 39

(12)

BAB I PENDAHULUAN

Pemanfaatan peta semakin dibutuhkan oleh banyak pihak baik pemerintah maupun pihak swasta konstruksi sipil, pekerjaan umum, informasi bagi pemerintah untuk penataan wilyah dan banyak kegunaan lain.

Semakin banyaknya macam peta, semakin banyak pula instansi yang mengelola peta tersebut, dengan berbagai macam software/perangkat lunak yang digunakan. Maka dari itu sekarang banyak pesaing- pesaing pembuatan peta.

Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan permukaan Bumi (termasuk dasar laut) serta obyek, fenomena dan proses yang berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan adalah suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas (kertas maupun elektronis), peta (kertas maupun digital), basis data dgjital maupun Sistem Informasi Geografis (SIG).

Menurut Suryadi (2010) peta adalah sarana untuk memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tanda-tanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti. Jadi, peta adalah hasil pengukuran dan penyelidikan tentang hal-hal yang bersangkutan dengan permukaan bumi dan didasarkan pada landasan ilmiah. Peta disini dapat diuraikan lagi menjadi beberapa jenis sesuai kebutuhan dan tujuan yang diinginkanya. Dalam hal ini saya membahas tentang salah satu

(13)

peta yaitu peta rekonstruksi yang mana di dalamnya terdapat peta tata batas kelurahan, jalan dan fasilitas umum yang terdapat di Kelurahan harapan baru.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan wilayah Kelurahan Harapan Baru, diantaranya sebagai berikut:

1. Mengetahui luas wilayah Kelurahan Harapan Baru.

2. Memetakan jalan utama dan jalan cabang Kelurahan Harapan Baru.

3. Mengetahui panjang total jalan utama dan jalan cabang areal Kelurahan Harapan Baru.

Dengan diadakannya kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil sebagai berikut:

1. Untuk pembangunan selanjutnya pemerintah dapat mengetahui pembagian jalan utama dan jalan cabang.

2. Mengetahui luas dari Kelurahan Harapan Baru dan luas dan panjang jalan baik jalan utama maupun jalan cabang yang terdapat pada kelurahan Harapan baru.

3. Memberikan informasi secara umum baik mahasiswa, pemerintah dan masyarakat Kelurahan Harapan Baru batas daerah kelurahan Harapan Baru.

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Daerah Penelitian

Anonim (1998) menyatakan Harapan Baru adalah salah satu kelurahan di kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia. Sebelumnya (pada era 80-an) kelurahan ini merupakan sebuah kampung yang masih masuk dalam wilayah administrasi kelurahan Sungai Keledang dan pada era 90-an kampung Harapan Baru ditetapkan menjadi kelurahan sebagai pemekaran dari kelurahan Sungai Keledang. Harapan Baru berada di posisi yang sangat strategis karena berada di tengah kawasan Samarinda Seberang dan menjadi perlintasan jalan Samarinda-Balikpapan. Harapan Baru berada di 4 jalan utama, yakni Jl. Cipto Mangunkusumo, Jl. Pelita, Jl. H.A.M.M Rifadin, dan Jl. Kurnia Makmur sehingga Harapan Baru menjadi salah satu daerah yang berkembang pesat di Kota Samarinda.

Menurut Bapak Mukaji (hasil wawancara pada tanggal 29 Juli 2013) menyatakan bahwa Kelurahan Harapan baru mulai berdiri pada tanggal 28 Januari 1997. Saat itu Kelurahan Harapan baru masih merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Samarinda Seberang. Akan tetapi pada awal januari tahun 2011 Kecamatan Samarinda Seberang mengalami pemekaran menjadi 2 Kecamatan yaitu Kecamatan Samarinda Seberang dan Loa Janan ilir. Sehingga Kelurahan Harapan Baru mulai efektif menjadi salah satu kelurahan Harapan baru di Kecematan loa Janan Ilir pada tanggal 1 Januari 2011. Kelurahan Harapan Baru memilik luas sebesar 633 hektar. Kelurahan Harapan Baru tidak memiliki peta yang detail karena hanya memiliki sketsa saja.

(15)

Anonim (1998) menyatakan harapan Baru adalah salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Loajanan Ilir, samarinda, Kalimantan timur, Indonesia. Dimana batas-batas wilayah kelurahan Harapan Baru adalah sebagai berikut :

Utara : Sungai Mahakam,. Selatan : Kecamatan Palaran. Barat : Kelurahan Sengkotek.

Timur : Kelurahan Sungai Keledang dan Kelurahan Rapak Dalam B. Rekonstruksi

Anonim (2012) menyatakan bahwa rekonstruksi yang berarti membangun atau pengembalian kembali sesuatu berdasarkan kejadian semula, dimana dalam rekonstruksi tersebut terkandung nilai – nilai primer yang harus tetap ada dalam aktifitas membangun kembali sesuatu sesuai dengan kondisi semula. Untuk kepentingan pembangunan kembali sesuatu, apakah itu peristiwa, fenomena-fenomena sejarah masa lalu, hingga pada konsepsi pemikiran yang telah dikeluarkan oleh pemikira-pemikir terdahulu, kewajiban para rekonstruktor adalah melihat pada segala sisi, agar kemudian sesuatu yang coba dibangun kembali sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan terhindar pada subjektifitas yang berlebihan, dimana nantinya dapat mengaburkan susbstansi dari sesuatu yang ingin kita bangun tersebut. Rekonseptualisasi atas konsep tindakan, struktur dan sistem diawali dengan memandang praktek-praktek sosial yang terus berlangsung sebagai segi analitis terpenting.

C. Pengertian Jalan

Menurut Alamsyah (2006) pada awalnya jalan raya hanya jejak manusia mencari kebutuhan hidup, setelah manusia mulai hidup berkelompok jejak-jejak

(16)

berubah menjadi jalan setapak yang masih belum berbentuk jalan yang rata dengan dipergunakan alat transportasi seperti hewan, kereta, mulai dibuat jalan yang rata. Menyatakan bahwa lajur tanah yang disediakan khusus untuk sarana/ prasarana perhubungan darat yang dibuat sedemikian rupa untuk melayani kelancaran arus lalu lintas disebut juga dengan Jalan. Sarana prasarana perhubungan tersebut meliputi semua bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 34 Tahun 2006, tentang jalan pasal 1 ayat 3 (2006) jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan atau air, serta diatas permukan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

Anonim (2006) menyatakan bahwa jalan raya adalah suatu sarana penunjang yang paling penting dalam bidang transportasi darat, karena dengan adanya jalan ini dapat menghubungkan lokasi daerah yang satu dengan lokasi daerah yang lainnya. Oleh karena itu baik di dalam perencanaan maupun pelaksanaan jalan perlu mendapat perhatian yang lebih serius. Banyak perencanaan dan pelaksanaan yang tidak memenuhi ketentuan sehingga jalan tidak dapat memberikan hasil yang optimal bagi pemakainya. Ketentuan atau syarat tersebut sangat erat hubungannya dengan keadaan daerah setempat dan keamanan serta kenyamanan yang dituntut dalam suatu perjalanan.

Sumino (2010) jalan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, berdasarkan status, fungsi, dan jumlah lalu lintas yang menggunakannya.

(17)

1. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Statusnya :

a. Jalan Nasional adalah jalan yang pembangunannya dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat menggunakan dana dari APBN.

b. Jalan Provinsi adalah jalan yang pembangunannya dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi.

c. Jalan Kabupaten/ Kotamadya adalah jalan yang pembangunannya dilaksanakan oleh Pemerintah Kota/Pemerintah Kabupaten.

d. Jalan Desa yaitu jalan yang dibuat dan dipelihara dari swadaya masyarakat desa/ kampung setempat serta diperlukan untuk kegiatan lokal.

e. Jalan Tol adalah jalan yang dibangun dan dikelola oleh pihak swasta. Pengguna jalan apabila melewati jalan ini harus membayar untuk mengembalikan investasi yang dikeluarkan oleh pengelola.

2. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Fungsinya :

a. Jalan Utama adalah jalan yang melayani lalu lintas tinggi antara kota-kota penting atas kota-kota-kota-kota pusat produksi dan pusat – pusat eksport. Jalan – jalan dalam golongan ini harus direncanakan untuk dapat melayani lalu – lintas yang cepat dan berat.

b. Jalan Sekunder yaitu jalan yang melayani lalu–lintas cukup tinggi atau sedang antara kota–kota penting dengan kota yang lebih kecil serta melayani daerah sekitarnya.

c. Jalan Penghubung yaitu jalan yang melayani aktivitas daerah, yang juga dipakai penghubung antara jalan–jalan dengan golongan yang sama atau golongan yang berbeda.

(18)

3. Klasifikasi Jalan Berdasarkan Lalu–lintas Harian Rata – rata

Klasifikasi jalan menurut fungsinya seperti yang sudah dijelaskan diatas dapat dibagi lagi dalam kelas – kelas yang penempatannya sangat ditentukan oleh perkiraan besarnya lalu – lintas yang akan melewati jalan tersebut. Kelas – kelas tersebut adalah :

a. Kelas I

Kelas jalan yang mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu – lintas cepat dan berat. Kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor berlajur banyak dengan kontruksi perkerasan dari jenis yang terbaik.

b. Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalan – jalan sekunder. Dalam komposisi lalu – lintasnya terdapat lalu – lintas lambat. Kelas jalan ini selanjutnya didasarkan komposisi dan sifat dibagi dalam tiga kelas.

c. Kelas II A

Jalan – jalan raya sekunder dua jalur atau lebih dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, dimana dalam komposisi lalu-lintasnya terdapat kendaraan lambat tapi tanpa kendaraan bermotor, untuk lalu lintas lambat harus disediakan jalur tersendiri.

d. Kelas II B

Jalan – jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi berganda atau yang setaraf dimana dalam komposisi lalu – lintasnya terdapat kendaraan lambat, tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

(19)

e. Kelas II C

Jalan – jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis penetrasi tunggal dimana dalam komposisi lalu – lintasnya terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor.

f. Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan – jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur tunggal atau dua. Konstruksi permukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

D. Sistem Informasi Geografi (SIG) 1. Pengertian Sistem Informasi Geografi (SIG)

Menurut Anonim (2001) sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu system informasi dapat memadukan data grafis dengan data teks (atribut) dimana objek yang di ikat secara gegrafi di bumi (georefrence).

Menurut Paryono (1994) Sistem Informasi geografi adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi Geografis.

Menurut Prahasta (2001) sistem Informasi geografi (SIG) adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat bantu yang sangat esensial dalam menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam dalam bantuan data atribut dan spasial.

2. Komponen-komponen dalam SIG

Menurut Prahasta (2004). untuk membuat suatu perencanaan pembangunan atau pengambilan keputusan yang berkaitan dengan spasial diperluakan analisis data yang bereferensi geografis. Analisis ini harus didukung oleh sejumlah konsep-konsep ilmiah dan sejumlah data yang

(20)

handal. Data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan akan dipecahkan harus dipilih dan diolah melalui pemrosesan yang akurat. Untuk keperluan tersebut SIG menyediakan sejumlah komponen atau subsistem masukan data, pengelolaan data, manipulasi dan analisis data, dan keluaran data.

a. Masukan data (data input)

Subsistem masukan data adalah fasilitas dalam SIG yang digunakan untuk memasukan data dan merubah bentuk data asli ke dalam bentuk data yang dapat diterima dan dipakai dalam SIG. Pemasukan data ke dalam SIG dilakukan dengan 3 cara, yakni : Pelarikan (Scanning), digitasi, tabulasi.

b. Pengelolaan data

Pengelolaan data meliputi semua operasi penyimpanan, pengaktifan, penyimpanan kembali dan pencetakan semua data yang diperoleh dari input data. Beberapa langkah penting lainnya, seperti pengorganisasian data, perbaiakan, pengurangan, dan penambahan dilakukan pada subsistem ini.

c. Manipulasi dan Analisis data

Menurut Danoedoro (1996) fungsi sub sistem ini adalah untuk membedakan data yang akan diproses dalam SIG. Untuk merubah format data, mendapatkan parameter dan proses dalam pengelolaan dapat dilakukan pada subsistem ini. Upaya evaluasi terhadap subsistem ini perlu terus dilakuakan, karena subsistem ini merupakan sentra dalam proses kerjal SIG, dimana informasi baru yang akan dihasilkan ditentukan dalam proses subsistem ini. Beberapa fasilitas

(21)

yang biasa terdapat dalam paket SIG untuk manipulasi dan analisis, meliputi empat unsure, yakni : fasilitas penyuntingan, interpolasi spasial, tumpang susun, modeling, dan analisis data.

3. Data-data yang Digunakan dalam SIG

Anonim (2012) menyatakan bahwa data-data yang digunakan dalam SIG umumnya dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Data Grafis

Data grafis dibagi menjadi data-data raster dan data-data digital:

1) Data raster adalah semua data digital yang didapat dari hasil scanning dan data-data lain yang belum dalam format vector.

2) Data digital adalah data-data digital yang didapat dari hasil digitasi yang telah dilengkapi engan data-data teks dan data-data atribut lainya. Misalnya, jaringan jalan beserta namanya, Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan anak-anak sungainya.

b. Data Tabular

Data tabular adalah data-data selain data grafis yang berupa data pendukung, berupa teks, angka dan data pendukung lain.

c. Data Vector

Data vector adalah data-data digital atau data-data yang telah diubah kedalam bentuk digital dan telah dilengkapi dengan data-data objek atau informasi objek.

(22)

4. Prosedur dalam SIG a) Input

Tahap ini meliputi pemasukan data, yang dapat dilakukan dengan menggunakan alat digitizer, mouse, keyboard, scanning, dan sebagainya.

b) Analisis

Analisis ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti overlay, pembuatan peta tematik dan sebagainya.

c) Output

Hasil analisis dari penggabungan beberapa peta dapat berupa peta tematik, diagram model, atau yang lain. Secara umum hasil output dibagi menjadi dua yaitu output grafis dan output non-grafis. Output grafis seperti peta tematik, grafis dan sebagainya. Non grafis yaitu data-data hasil analisis yang berupa data-data-data-data teks.

5. Sumber Data

Menurut Paryono (1994) Sistem informasi geografis memerlukan data masukan agar dapat berfungsi dan memberikan informasi lain hasil analisisnya. Data masukan tersebut dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

a) Data lapangan, data ini diperoleh langsung dari pengukuran lapangan secara langsung. Contoh data hasil pengukuran lapangan adalah data batas, jalan dan fasilitas umum. Pada umumnya data ini merupakan sumber data attribute.

b) Peta analog, antara lain peta topografi, peta tanah dan sebagainya. Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan. Pada umumnya peta analog

(23)

dibuat dengan teknik kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala, arah mata angin, dan sebagainya. Referensi spasial dari peta analog memberikan koordinat sebenarnya dipermukaan bumi pada peta digital yang dihasilkan. Biasanya peta analog direpresentasikan dalam format vector.

c) Data citra pengindraan jauh, citra pengindraan jauh yang berupa foto udara atau radar dapat diinterprestasikan terlebih dahulu sebelum dikonversikan ke dalam bentuk digital melalui pelarikan atau scanning. Citra yang diperoleh dari satelit yang sudah dalam bentuk digital dapat langsung digunakan setelah diadakan koreksi seperlunya. Data penginderaan jauh biasanya ditampilkan dalam format raster.

E. Peta 1. Pengertian Peta

Menurut Prihandito (1988) peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu, digambarkan pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu.

Menurut Anonim (2012) berdasarkan sumber datanya, peta dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Peta Induk (Basic Map). Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dapat dikatakan pula sebagai peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

Lebih lanjut bahwa peta dapat digolong-golongkan berdasar beberapa hal sebagai berikut :

(24)

a. Peta umum

Menurut Hartono (2010), peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan alam maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisik misalnya sungai, gunung, laut, danau, dan lainya. Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainya. Peta umum ada dua jenis yaitu : peta topografi dan peta chorografi.

b. Peta chorografi

Menurut Sulistyo (2010), peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil yakni antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1000.000 atau bahkan lebih. Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan garis – garis kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi, skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya provinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya pegunungan, gunung sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain – lain.

c. Peta tematik

Menurut Diki (2009), peta tematik juga disebut sebagai peta statistik ataupun peta khusus, yaitu peta dengan obyek khusus. Tujuan

(25)

utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan konsep data. Contoh peta tematik yang biasa digunakan dalam perencanaan termasuk peta kadastral (batas kepemilikan), peta zona (peta rancangan legal penggunaan lahan), peta tata guna lahan, peta kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang dihadapi. Terdapat bebrapa sumber data yang digunakan pada pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan pengindraan jauh atau dari peta yang sudah ada. Secara khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan (batas–batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri dan hasil inventarisasi yang menujukan unit–unit tegakan yang seragam. Kerena kegiatan survei lapangan umumnya sangat mahal, maka peta hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.

d. Peta khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi. Contohnya adalah peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan, peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya. Disebut Peta khusus atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin

(26)

ditampilkan dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan – kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kepadatan penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan atau pelayaran) Anonim (2009).

e. Peta topografi

Menurut Fransiskus (2007), peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau sebagian permukaan bumi yang terlihat dari atas, diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkiraan bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam bentuk garis – garis kontur. Peta topografi menampilkan semua unsur yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan – kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer, teknik sipil dan arkeologi. Peta turunan yaitu peta yang dibuat berdasarkan pada acuan peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan ini tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

Menurut Menno-jan Kraak dan Ferjan Ormeling (2007) istilah peta digunakan di dalam bayak bidang pengetahuan sebagai suatu model penyajian, yang memungkinkan seseorang menangkap kesan struktur fenomena yang disajikan. Oleh karna itu pemetaan tidaklah sekedar menyajikan: namun juga mengetahui fenomena yang akan di petakan.

(27)

2. Skala

Anonim (2012) skala peta adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya di lapangan. Berdasarkan tipenya skala peta dibedakan menjadi 3, yaitu:

a. Skala angka/numerik/pecahan.

Skala angka adalah skala yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan jarak sebenarnya dengan angka.

b. Skala garis/grafis.

Skala Grafik ditunjukkan oleh garis lurus yang dibagi dalam beberapa ruas, dan setiap ruas menunjukkan satuan panjang yang sama. Skala dibawah ini menunjukkan, bahwa satu bagian garis mewakili 5 km, jadi 1 cm pada peta sama dengan 5 km di lapangan.

Gambar. 1. Skala Grafik

c. Skalan inchi/verbal ( Indonesia tidak menggunakan skala inchi)

Skala Verbal adalah skala yang dinyatakan dengan kalimat atau secara verbal. Skala ini sering terdapat pada peta-peta yang tidak menggunakan satuan pengukuran matrik, seperti peta-peta di Inggris dengan contoh dari skala inchi 1 inchi to 1 mile, artinya 1 inchi pada peta menyatakan jarak 1 mil dilapangan. Apabila 1 mil = 63.360 inchi, maka skala tersebut bila dinyatakan dalam skala angka menjadi 1 : 63.360.

(28)

F. Global Positioning System (GPS) 1. Pengertian GPS

Menurut Supriono (2010) GPS atau singkatan dari Global Positioning System merupakan suatu teknologi pemantau posisi dibumi yang memanfaatkan teknologi satelit. Untuk menjalankan sistem ini, selain satelit GPS juga dibutuhkan perangkat penerima sinyal GPS . GPS receiver inilah yang berfungi sebagai titik tujuan yang menentukan lokasi bumi. GPS merupakan alat untuk pengambilan data spasial yang paling mudah, cepat, murah dan akurasinya bisa di pertanggung jawabkan. Saat ini GPS bukan lagi merupakan alat survey yang mahal atau terlalu rumit untuk di aplikasikan. Dengan menggunakan GPS genggam saja sudah bisa dilakukan kegiatan survei dan hasil dari survei dapat digunakan sebagai data dasar dalam melakukan kegiatan perencanaan. GPS bisa menghasilkan data spasial berupa titik, garis dan polygon. Data- data menyangkut lokasi seperti lokasi infrastruktur seperti jembatan, gardu listrik, lokasi pusat pemerintahan mulai dari desa sampai ke provinsi, lokasi pusat pelayanan seperti puskesmas. Pada survei untuk fitur line dilakukan pada survei jalan, sungai atau juga perencanaan untuk saluran air dan batas wilayah dengan menggunakan GPS. Sementara data polygon atau area dapat dilakukan pada survey untuk landuse, survey untuk perencanaan wilayah lindung dan banyak lagi.

Kemudahan teknologi menjadi faktor penunjang lainnya sehingga penggunaan GPS menjadi pilihan yang paling mudah dalam mengambil data GPS. Saat ini GPS terkoneksi dengan software GIS sehingga bisa mempermudah pengolahan data dari GPS untuk langsung menjadi data digital peta dalam software. Setelah data GPS dikonversi dalam peta digital,

(29)

langkah selanjutnya adalah menambahkan data base sebanyak mungkin yang dilakukan dengan menggunakan software.

2. Fungsi GPS

Kini GPS dengan aplikasi peta digital terbaru , memiliki fungsi yang semakin menarik :

a. Mengetahui koordinat suatu titik. b. Penunjuk arah jalan (navigasi). 3. Metode Pengambilan Data GPS

Ada dua metode yang dapat dilakukan oleh GPS, yaitu : a. Metode waypoint.

b. Metode Track

4. Cara Menggunakan GPS (untuk GPS Garmin)

Menurut Suryowidiyanto (2008), cara menggunakan GPS adalah sebagai berikut:

a. Pegang GPS dengan benar. b. Periksa baterai.

c. Tekan tombol On (I/O).

d. Tunggu sebentar karena GPS akan terhubung via satelit.

e. Masuk ke fitur map anda akan menemukan tanda panah bergerak-gerak, itu tanda kedudukan anda sekarang, bila garmin anda belum ada petanya maka GPS anda masih kosong alias belum diinstall peta, GPS anda bisa terkoneksi dengan software ArcGIS, bila GPS anda masih kosong anda bisa memasukkan koordinat-koordinat yang bisa anda mengerti.

(30)

f. Lalu tekan "MARK", untuk menyimpan koordinat anda saat ini, kalau sudah rename point tersebut dengan nama yang anda inginkan.

g. Lalu tekan “SAVE”.

G. ArcGis 10

Menurut GIS Consortium Aceh – Nias (2007) ArcMap merupakan menu utama dalam ArcGis yang digunakan untuk membuat (create), menampilkan (viewing), memilih (query), editing, composing dan publishing peta.

Menurut Prahasta (2011) data spasial sebagai ilustrasi dan sarana untuk menunjukan fungsionalitas atau fitur aplikasi SIG ArcMap, yang paling penting tingkat pemahaman yang baik mengenai konsep, ide, atau tujuan yang akan dicapai oleh bahasan atau materi SIG yang bersangkutan beserta urutan langkah – langkah operasionalnya (di dalam aplikasi ArcMap).

Selanjutnya dikatakan ArcGis Desktop merupakan kumpulan aplikasi perangkat lunak SIG utama yang berbasis Desktop Ms. Windows yang digunakan untuk mengomplikasikan, menuliskan, menganalisis, sharing, memetakan dan mempublikasikan informasi spasial. Sistem ini terdiri dari Arcmap, ArcCatalog, ArcToolbox, ArcGlobe, ArcRader, dan model Builder dengan beberapa tingkatan fungsionalnya: ArcGIS, (terfokus pada fungsionalitas penggunaan, pemetaan, dan analisis data komprehensif), ArcEditor (menambahkan fungsionalitas pembuatan data dan editing unsur – unsur spasial lanjut), ArcInfo (merupakan perangkat lunak SIG desktop professional dengan fungsionalitas yang lengkap, termasuk tool geoprocessing yang banyak).

(31)

1. Komponen-komponen ArcMap antara lain : a. Table Of Contents (TOC)

Gambar 2. Tampilan ArcGis 10

Merupakan list atau daftar isi data yang ditampilkan dalam Map Area. TOC terdiri atas data Frame yang berisi layer-layer yang mempresentasikan data yang ada. Beberapa fungsi yang dapat dilakukan dalam TOC antara lain :

1) Menyusun susunan layer.

2) Mengaktifkan layer dan me-nonaktifkan layer.

3) Melihat system koordinat yang digunakan (Layer Properties). 4) Membuka table attribute data spatial (Open Attribute Table)

TOC juga menyediakan fasilitas symbology yang merepresentasikan muka bumi yang diwakili oleh symbol (baik bentuk maupun warna) dari feature (point, line, maupun polygon) berdasarkan attribute dapat di sesuaikan melalui TOC.

Selain symbology TOC juga dapat melakukan fungsi labeling yang mana fasilitas ini berungsi unutk mempermudah user dalam memahami isi peta tersebut.

(32)

Gambar 3. Table Of Contents b. Arc Toolbox

ArcToolbox merupakan kumpulan alat bantu yang disediakan untuk melaksanakan operasi-operasi tertentu pada ArcGis. Tampilan ArcToolbox yaitu berupa tools yang ditampilkan pada folder-folder ArcToolbox berdasarkan fungsi.

c. Search

Satu hal yang baru di ArcMap 10 yaitu terdapat fasilitas search. Fasilitas ini menyerupai alat browsing pada layanan mesin pencari. Melalui fasilitas ini, user dapat mencari data spatial, data project. dan tools local server.

(33)

Gambar 4. Search c. Toolbar

Merupakan kumpulan tool yang diletakkan didalam bar. Secara logis toolbar memiliki tool-tool yang berkaitan secara erat dalam melaksanakan operasi-operasi tertentu. Berikut ini beberapa contoh tools standart yang terdapat pada ArcMap 10 yaitu :

1) Toolbar Tools

(34)

2) Toolbar Standart

Gambar 6. Toolbar Standart d. ArcCatalog 10

ArcCatalog merupakan bagian dari ArcGis yang digunakan untuk menjelajah (browsing), mengatur (organizing), membagi (distribution), dan menyimpan (documentation) data-data SIG. Secara sederhana fungsi dari ArcCatalog ialah manajemen data.

(35)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Loa Janan Ilir sebagai wilayah yang dikaji. Data yang diperoleh di lapangan diolah di laboratorium Geomatika Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

2. Waktu

Kegiatan penelitian ini membutuhkan waktu 2 bulan ( 10 Mei sampai dengan 16 Juli 2013 ), meliputi pengambilan data di lapangan, pengolahan data, dan penyusunan laporan penelitian.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Alat yang di gunakan dalam kegiatan penelitian sebagai berikut :

a. GPS Navigasi, digunakan sebagai alat memperoleh koordinat di lapangan.

b. Komputer, digunakan sebagai perangkat keras untuk mengolah data yg di peroleh di lapangan.

c. ArcGis, digunakan sebagai perangkat lunak untuk mengolah data yg di peroleh di lapangan.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian sebagai berikut : a. Peta dasar samarinda, digunakan sebagai acuan pengolahan data. b. Tally sheet, digunakan untuk mencatat data pada waktu di lapangan.

(36)

c. Baterai , berfungsi sebagai pengganti apabila batrai yg di pakai habis. C. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian ada beberapa tahapan antara lain :

a. Persiapan andministrasi

Persiapan ini antara lain : pembuatan proposal, surat perijinan, pembuatan tally sheet, penyusunan rencana kerja, dan konsultasi dosen pembimbing penelitian.

b. Persiapan di laboratorium

Mempersiapakan alat-alat yang akan di gunakan seperti perangkat lunak dan perangkat keras dan tidak lupa hasil data di lapangan. Pada tahapan ini dilakukan di laboratorium Geomatika Program Studi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

c. Persiapan di lapangan

Sebelum melaksanakan penelitian terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya untuk memperlancar penelitian. Antara lain :

1) Melakukan survei terlebih dahulu dimana penelitian akan dilaksanakan.

2) Mencari info batas-batas areal yang akan di laksanakan penelitian. 3) Perencanaan alat yang akan digunakan untuk penelitian yang sesuai

dengan kebutuhan dan kondisi lapangan yang akan dilaksanakan penelitian.

(37)

2. Pengambilan Data

Data yang didapat dari penelitian ada 2 yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan sedangkan data sekunder adalanh data yang diperoleh tidak langsung dari lapangan.

Pengambilan data dilapangan atau data primer dilakukan dengan menggunakan alat GPS Navigasi, dengan mencatat (easting, northing, dan elevation). Dimana pengambilan data dilapangan yaitu dengan mengambil titik-titik koordinat di setiap perubahan batas-batas Kelurahan Harapan Baru, jaringan jalan berupa jalan utama dan jalan cabang. Keseluruhan data yang diambil ditampilkan dalan bentuk tabel. Untuk kelengkapan penelitian ini data sekunder juga harus dicantumkan. Hasil data sekunder berupa data peta administrasi tahun 2011/2012.

D. Pengolahan Data

Setelah data atau tabel diatas telah terisi, maka langkah selanjutnya adalah tahapan pengolahan data yang di peroleh di lapangan. Data-data yang di peroleh di lapangan kemudian dibawa ke laboratorium Geomatika Program Studi geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri Samarinda untuk dilakukan perhitungan dan pengolahan. Sebelum di lakukan perhitungan dan pengolahan maka terlebih dahulu melakukan download data pada alat yang di gunakan pada waktu penelitian dilapangn. Dalam perhitungan dan pengolahan data di lapangan, menggunakan beberapa software antara lain : Microsoft Excel, dan ArcGis.10

Dimana pada saat pengolahan dengan software ArcGis 10 data yang di peroleh dilapangan akan di padukan dengan peta dasar kecamatan palaran

(38)

hingga mendapatkan hasil yang akurat. Pengolahan data terdiri dari identifikasi batas, jaringan jalan, fasilitas umum, ploting hasil pengukuran di lapangan, pemetaan, input data atribut. Hasil akhir yang diperoleh berupa peta situasi Kelurahan Harapan Baru.

E. Analisa Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif melalui analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Selanjutnya dilakukan analisis interaksi antar fasilitas umum yang ada untuk memprediksi arah perkembangan di masa yang akan datang, termasuk berbagai kendala dan permasalahan yang mungkin terjadi.

(39)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Harapan Baru berupa pengambilan data batas dan data panjang jalan. Keseluruhan data yang diperoleh tersebut secara lengkap disajikan dalam tabel 3 pada Lampiran 1. Selanjutnya hasilnya diuraikan satu per satu seperti di bawah ini.

1. Batas Wilayah Kelurahan Harapan Baru

Pengukuran batas dilakukan dengan metode waypoint yang menghasilkan data poligon tertutup. Hasil pengukuran ini akan diproses sehingga menghasilkan luas areal kelurahan Harapan Baru. Data pengukuran batas akan ditampilkan dalam bentuk tabel seperti Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Hasil Pengukuran Batas Kelurahan Harapan Baru

NO. Nama Titik Panjang (meter)

1 P1-P2 447,740 2 P2-P3 59,439 3 P3-P4 49,497 4 P4-P5 81,841 5 P5-P6 99,609 6 P6-P7 396,052

(40)

Lanjutan Tabel 1.

NO. Nama Titik Panjang (Meter)

7 P7-P8 319,248 8 P8-P9 463,696 9 P9-P10 513,494 10 P10-P11 322,401 11 P11-P12 350,531 12 P12-P13 749,702 13 P13-P14 696,011 14 P14-P15 471,998 15 P15-P16 569,537 16 P16-P17 421,478 17 P17-P18 434,046 18 P18-P19 361,232 19 P19-P20 337,673 20 P20-P21 290,608 21 P21-P22 416,532 22 P22-P23 398,389 23 P23-P24 490,274 24 P24-P25 311,983

(41)

Lanjutan Tabel 1.

NO. Nama Titik Panjang (Meter)

25 P25-P26 281,511 26 P26-P27 539,201 27 P27-P28 596,719 28 P28-P29 840,627 29 P29-P30 120,204 30 P30-P31 256,846 31 P31-P32 594,630 32 P32-P33 483,016 33 P33-P34 333,485 Total (meter) 13.099,263

2. Pengukuran Jalan Kelurahan Harapan Baru

Pengukuran jalan ini dilkakuan dengan metode track. Jenis jalan yang diukur yaitu jalan utama dan jalan cabang. Data hasil pengukuran akan diproses untuk dijadikan sebuah peta. Data hasil pengukuran di lapangan total panjang jalan utama yang ada di Kelurahan Harapan Baru sepanjang 6.419 meter dan jalan cabang memiliki total panjang sepanjang 7.201 meter.

(42)

B. Pembahasan 1. Batas Wilayah Kelurahan Harapan baru

Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan langsung diperoleh luas area kelurahan Harapan Baru. Luas secara keseluruhan diperoleh melalui pengukuran Kelurahan Harapan Baru berdasarkan data dari Tabel 1, yang diolah menggunakan program aplikasi ArcGis 10 yaitu seluas 893,20 hektar. Namun menurut salah satu pihak kelurahan Harapan baru tersebut, luas yang ada adalah 633 hektar sehingga mengalami perbedaan sebesar 260,20 hektar. Perbedaan luas area ini disebabkan oleh kesalahan dalam menentukan titik dalam pengambilan koordinat batas kelurahan Harapan Baru di lapangan yang sebenarnya, karena dalam melakukan pengukuran tidak didampingi oleh developer yang mengetahui batas – batas kelurahan harapan Baru. Sehingga di lapangan ada sebagian patok ataupun tanda batas yang tidak ditemukan dari kelurahan tersebut, karena itu pengambilan data untuk penelitian ini, batas areal menurut informasi warga sekitar dan peta dasar kelurahan Harapan Baru.

Batas kelurahan Harapan baru diperoleh dengan menghubungkan titik–titik atau waypoint yang telah diambil di lapangan kemudian disesuaikan dengan bentuk sketsa dan peta dasar kelurahan Harapan Baru.

2. Pengukuran Jalan Kelurahan Harapan Baru

Pengukuran telah dilakukan berdasarkan pengambilan data di lapangan sehingga diperoleh data berupa data track, kemudian data - data tersebut diolah menggunakan software ArcGis 10 dengan cara menginput semua data sesuai keadaan jalan yang ada di lapangan atau dengan melihat

(43)

sketsa jalan kelurahan Harapan Baru. Pengambilan data - data di lapangan diambil di kiri jalan sehingga tidak mengganggu kendaraan yang lewat.

Kelurahan Harapan Baru salah satu kelurahan yang sering dilewati kendaraan bermutan besar seperti mobil kontener, truk, dan sebagainya. Karena terdapat jalan utama yang menghubungkan antara kota Samarinda dengan kota Balikpapan.

Jalan yang ada di kelurahan ini terdapat 12 jalan yang terdiri 5 jalan utama dan 7 jalan cabang. Jalan utama memiliki total panjang yaitu 6.419 meter. Sedangkan untuk jalan cabang total pajang 7.201 meter memiliki. Jalan–jalan yang ada di kelurahan Harapan baru masih ada dijumpai kerusakan seperti jalan berlubang dan masih ada jalan yang belum sampai tahap pengaspalan sehingga dapat mengakibatkan kendaraan yang melewatinya mengalami kerusakan dalam melintas.

(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kelurahan Harapan Baru memiliki luas 893,20 hektar.

2. Total panjang Jalan utama yang terdapat pada Kelurahan Harapan Baru yaitu 6.419 meter sedangkan total jalan cabang 7.201 meter.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapat, maka peniliti memberikan saran antara lain :

1. Perlu adanya penelitian lanjutan pada lokasi yang sama dengan alat yang berbeda dan lebih canggih sehingga data dan hasil peta lebih akurat. 2. Untuk memaksimalkan suatu penelitian disarankan kerja team khususnya

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. Nomor 34 Tentang Jalan. Jakarta.

Anonim. 2008. SIG. http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi_Geografis. Diunduh pada tanggal 11 januari 2013.

Anonim. 2009. Peta Khusus. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_khusus. Diunduh pada tanggal 2 mei 2013.

Anonim, 2012. http://belajarpintaronline.blogspot.com/2012/02/skala-peta-dan-kegunaan-peta.html. Diunduh pada tanggal 19 mei 2013

Anonim. 2012. Pengertian Rekonstruksi. http://iwanputrakaltim blogspot.com/ 2012/09/teori-rekonstruksi-pemikiran.html. Diunduh pada tanggal 5 juli 2013

Anonim. 2012. http://belajarpintaronline.blogspot.com/2012/02/skala-peta-dan kegunaan-peta.html. Diunduh tanggal 2 juli 2013

Anonim, 2012. Pembagian jenis Peta. http://geografi-geografi.blogspot.com /2012/08/jenis-jenis-peta.html. Diunduh pada tanggal 11 juli 2013

Anonim, 2001. Sistem Informasi Geografis dengan AutoCad Map. Andi,Yogyakarta

Alamsyah, Ali Ansyori. 2006. Rekayasa Jalan Raya. Universitas Muhamadiyah Malang Press. Malang

Basuki, S. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Diki. 2009. Peta Tematik. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_tematik.

Diunduh pada tanggal 2 mei mei 2013.

Fransiskus. 2007. Peta Topografi. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_Topografi. Diunduh pada tanggal 2 mei 2013.

Hartono . 2010. Peta Umum. http://id.wikipedia.org/wiki/Peta_Umum. Diunduh pada tanggal 2 mei 2013.

Paryono. 1994. Sistem Informasi Geografis. http://id .wikipedia.org/wiki/Sistem Informasi Geografis. Diunduh pada tanggal 13 januari 2013.

Prahasta. 2011. Sistem Informasi Geografis dengan ARC GIS. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prahasta, E. 2004. Sistem Informasi Geografi :Arc View Lanjut. Informatika, Bandung

(46)

Paryono. 1994. Sistem Informasi Geografis. http://id .wikipedia.org/wiki/Sistem Informasi Geografis. Diunduh pada tanggal 13 januari 2013.

Prahasta. 2011. Sistem Informasi Geografis dengan ARC GIS. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Prahasta, E. 2004. Sistem Informasi Geografi :Arc View Lanjut. Informatika, Bandung

Prahasta, E. 2001. Konsep-konsep dasar Sistem Informasi Geografi. Informatika Bandung.

Priahandito A. 1988. Pengertian Peta:

http://www.google.co.id/search/q=pengertian+peta+menurutbeberapaahl i. Diunduh tanggal 6 juli 2013.

Mukaji. 2013. Deskripsi Daerah Penelitian. (Hasil wawancara tanggal 29 juli 2013)

Sulistyo. 2010. Peta Chorografi. http://id.wikipedia.org/wiki/PetaChorografi. Diunduh pada tanggal 2 mei 2013.

Suryowidiyanto. 2008. Cara Menggunakan GPS SuprionoNano

.http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/search-engine-and-seo/2013341-cara-menggunakan-gps/#ixzz1Zua1c3Lo . Diunduh pada tanggal 5 mei 2013.

Supriono N. 2010. http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/search-engine-and-seo/2013341-cara-menggunakan-gps/#ixzz1Zua1c3Lo Diunduh pada tanggal 5 mei 2013.

Sumino. 2010. Perencanaan Geometrik dan Tebal Perkerasan Kaku. Universitas 17 Agustus Samarinda, Kalimantan Timur.

Suryadi. 2010. Fungsi-fungsi Peta.

http://pejelajah.babelred.com/categoria.asp?idcat=21. Diunduh pada tanggal 4 Desember 2012.

(47)

Lampiran 1

Tabel 3. Data Pengukuran batas

No Easting Northing Elevation

1 512682 9940521 41 2 514830 9938669 37 3 514333 9938108 65 4 513846 9937611 21 5 511060 9940191 22 6 512764 9940081 61 7 512751 9940023 67 8 512758 9939974 67 9 512825 9939927 69 10 512924 9939938 65 11 513100 9939583 30 12 513338 9939370 25 13 513765 9939190 39 14 511126 9939442 6 15 511297 9940290 11 16 511890 9940334 7 17 512367 9940410 10 18 511265 9938861 7 19 511060 9940191 12 20 512279 9936002 17 21 510967 9940267 10 22 512470 9936309 11 23 512777 9936616 18 24 513528 9937261 10 25 513105 9936880 11 26 514227 9938965 16 27 514523 9938838 15 28 511359 9938330 17 29 511444 9938062 16 30 511517 9937359 15 31 551634 9937283 16 32 511750 9936902 16 33 511941 9936531 15 34 512099 9936288 16

(48)

Lampiran 2

Tabel 4. Data Pengukuran Jalan

No Panjang (meter) Jenis Jalan

1 1.678 Jalan utama 2 152 Jalan utama 3 1.018 Jalan cabang 4 2.641 Jalan utama 5 933 Jalan cabang 6 489 Jalan utama 7 2.661 Jalan utama 8 379 Jalan cabang 9 1.169 Jalan cabang 10 1.579 Jalan cabang 11 196 Jalan cabang 12 1.927 Jalan cabang

(49)

Lampiran 3

Gambar 9. Tahapan Persiapan Awal

(50)

Lampiran 4

Gambar 11. Pengukuran Batas Patok Awal

(51)

Lampiran 5

Gambar 13. Pengukuran Jalan Utama

(52)

Lampiran 6

Gambar

Gambar 2.  Tampilan ArcGis 10
Gambar 3. Table Of Contents  b. Arc Toolbox
Gambar 7. ArcCatalog 10
Tabel 1.  Hasil Pengukuran Batas Kelurahan Harapan Baru
+7

Referensi

Dokumen terkait

2) Workshop (Kick of Meeting) 3) Penyiapan “lahan” 4) Persiapan Peserta 5) Pelaksanaan Teaching Farm Jumlah mahasiswa per fakultas yang menjadi peserta Teaching Farm dan

Data – data yang diperoleh data hasil pengukuran dan survey lapangan dilakukan amati dan dianalisa untuk mengetahui realisasi operasional di lapangan yang

Sistem perkandangan sapi perah ada 3, yaitu (1) Conventional type/stanchion barn dimana kandang diberi penyekat diantara sapi sehingga ternak tidak bisa

Beberapa mahasiswa mulai mengangkat tema anatomi dengan melihat serta membandingkan an- tara jenis satu dengan yang lain sebagai data pen- dukung untuk

Smaldino, Lowther, & Russell (2014: 110) menjelaskan bahwa model tersebut terdiri dari enam tahapan meliputi: (a) mnegidentifikasi dan menganalisis karakteristik

Dokumen RIP-UNDIP ini memuat enam bab yaitu: (i) Bab I, Pendahuluan, yang menjelaskan peran dan fungsi rencana induk penelitian, (ii) Bab II, Landasan

Periode lama sakit >12 bulan mempunyai gambaran timpanogram abnormal lebih banyak dibandingkan dengan la Pada penelitian ini penderita rinitis alergi persisten hanya

Koordinator penelitian klinik kerjasama dengan National Institute of Allergy and Infectious Diaseses (NIAID) untuk Acute Febrile Illness dan South East Asia Infectious