• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

28

BAB III PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibentuk model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola. Setelah model terbentuk, akan dilanjutkan dengan analisa bifurkasi pada parameter laju transmisi.

A. Model Matematika Penyebaran Penyakit Virus Ebola 1. Permasalahan Nyata

Virus Ebola merupakan salah satu virus penyebab penyakit demam berdarah Afrika yang pertama kali muncul pada tahun 1976 (Brooks, Butel, & Morse, 2005: 206). Penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut kemudian lebih dikenal dengan penyakit virus Ebola. Terdapat beberapa spesies virus Ebola, spesies Zaire adalah salah satu spesies paling mematikan yang telah menyebabkan wabah di Afrika Barat pada tahun 2014-2016. Tingkat kematian penyakit virus Ebola mencapai , dari beberapa wabah yang terjadi sebelumnya tingkat kematian dapat bervariasi dari .

Penyakit virus Ebola dapat menular dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Penularan terjadi melalui cairan tubuh dari manusia atau hewan yang terinfeksi dan benda yang telah terkontaminasi, kemudian masuk ke tubuh melalui kulit yang terluka atau membran mukosa yang tidak terlindungi seperti mata dan hidung. Kelompok yang paling berisiko tertular adalah keluarga penderita dan petugas medis maupun nonmedis yang menangani kasus infeksi. Virus ini bahkan dapat bertahan pada

(2)

29

penderita yang telah dinyatakan sembuh, janin pada wanita hamil, dan jenazah (WHO, 2014).

Penularan penyakit virus Ebola dapat dicegah, salah satunya yaitu dengan pemberian vaksin. Pada Mei 2017, WHO secara resmi menyatakan vaksin pertama virus Ebola telah ditemukan. Vaksin yang disebut rVSV-ZEBOV (Recombinant Vesicular Stomatitis Virus-Zaire Ebola Virus) telah melumpuhkan virus Ebola dengan menerapkan metode vaksinasi cincin, yaitu dengan memberikan vaksin pada individu yang mungkin melakukan kontak dengan individu terinfeksi seperti pihak keluarga. Walaupun vaksin untuk penyakit virus Ebola telah ditemukan, namun hingga saat ini belum ada obat khusus yang terbukti dapat menyembuhkan penyakit tersebut sehingga pengobatan yang dapat dilakukan hanya dengan rehidrasi.

Penyakit virus Ebola memiliki masa inkubasi selama hari dan gejala akan muncul hari setelah individu terjangkit. Selama masa inkubasi individu yang telah terjangkit belum dapat menularkan dan belum menunjukan gejala. Gejala dari penyakit virus Ebola diantaranya yaitu ruam, diare, dan pendarahan baik eksternal maupun internal. Gejala yang terjadi menyerupai penyakit menular lain, oleh karena itu diperlukan uji khusus untuk mendiagnosa penyakit tersebut.

Salah satu cara untuk mendiagnosa penyakit virus Ebola yaitu dengan uji RT-PCR (Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction). Jika uji RT-RT-PCR menyatakan positif artinya individu terinfeksi virus Ebola dan sebaliknya. Penelitian mengenai keefektifan uji RT-PCR dalam mendiagnosa penyakit virus

(3)

30

Ebola telah dilakukan oleh Diego Chowell, Muntaser Safan, dan Carlos Castillo-Chaves pada tahun 2015. Di dalam penelitiannya Chowell, Safan, dan Chavez memberikan uji RT-PCR kepada individu yang memiliki riwayat kontak dengan individu terinfeksi. Dari individu dengan hasil uji positif, terdapat 7 individu terinfeksi, dan tidak ada individu terinfeksi dari individu dengan hasil uji negatif. Penelitian tersebut membuktikan bahwa uji RT-PCR cukup efektif untuk mendiagnosa penyakit virus Ebola. Namun demikian kebutuhan mendesak diagnosa tidak dapat diberikan kepada semua calon penderita karena adanya keterbatasan medis di negara-negara terjangkit.

2. Asumsi-asumsi yang Digunakan

Berdasarkan permasalahan nyata penyakit virus Ebola, dibuat asumsi-asumsi untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas. Asumsi-asumsi yang digunakan untuk merumuskan model matematika penyakit virus Ebola sebagai berikut :

a. Populasi diasumsikan tertutup, artinya tidak ada individu yang masuk ke dalam populasi maupun keluar dari populasi.

b. Diasumsikan hanya terdapat penyakit virus Ebola dalam populasi.

c. Faktor kelahiran dan kematian alami diperhatikan. Jumlah kelahiran dan kematian diasumsikan sama untuk setiap satuan waktu.

d. Setiap individu yang lahir diasumsikan belum terjangkit virus.

e. Setiap kematian yang bukan dikarenakan penyakit virus Ebola diasumsikan sebagai kematian alami.

(4)

31

f. Setiap individu yang belum terjangkit virus Ebola diasumsikan belum mendapat vaksin sehingga individu tersebut rentan terhadap penyakit virus Ebola.

g. Setiap individu diasumsikan mempunyai kemungkinan yang sama dalam melakukan kontak dengan individu lain.

h. Setiap individu mempunyai resiko yang sama untuk tertular.

i. Diasumsikan tidak ada penularan dari jenazah individu terinfeksi virus Ebola. j. Individu yang telah terjangkit virus diasumsikan tidak dapat menularkan virus

dan tidak menunjukan gejala selama masa inkubasi.

k. Diasumsikan efektivitas isolasi adalah , artinya individu terisolasi tidak dapat menularkan virus.

l. Individu yang sembuh dari penyakit virus Ebola diasumsikan memiliki kekebalan permanen terhadap penyakit virus Ebola.

m. Diagnosa penyakit virus Ebola diasumsikan hanya dilakukan dengan uji RT-PCR.

n. Diasumsikan ada keterbatasan medis sehingga uji RT-PCR dan isolasi tidak dapat dilakukan pada setiap individu yang menunjukan gejala.

3. Formulasi Model

Berdasarkan permasalahan nyata penyakit virus Ebola dan asumsi-asumsi yang telah dibuat, akan dibentuk model dari penyebaran virus Ebola pada suatu populasi. Populasi tersebut dibagi menjadi lima kelompok, yaitu kelompok susceptible , kelompok exposed , kelompok infected , kelompok isolated , dan kelompok recovered . Kelompok susceptible merupakan

(5)

32

kelompok individu yang belum terjangkit dan berisiko tertular virus. Kelompok exposed merupakan kelompok individu laten, artinya individu tersebut terjangkit virus namun belum mengembangkan gejala dan belum dapat menularkan. Kelompok infected merupakan kelompok individu terinfeksi dan dapat menularkan virus. Kelompok isolated merupakan kelompok individu terisolasi. Kelompok recovered merupakan kelompok individu sembuh. Berdasarkan pembagian populasi tersebut, model matematika yang terbentuk dituliskan sebagai model .

Untuk formulasi setiap kelompok pada populasi, didefinisikan parameter-parameter yang digunakan yaitu :

laju kelahiran laju transmisi laju kematian alami

laju perpindahan dari kelompok exposed ke kelompok infected atau kelompok isolated

proporsi individu laten berpindah ke kelompok isolated

laju perpindahan dari kelompok infected ke kelompok recovered atau laju kematian karena virus Ebola

laju perpindahan dari kelompok isolated ke kelompok recovered atau laju kematian karena virus Ebola

laju perpindahan dari kelompok infected ke kelompok isolated proporsi individu yang terinfeksi mati karena virus Ebola proporsi individu yang terisolasi mati karena virus Ebola

(6)

33

Setiap individu yang lahir merupakan individu rentan, individu tersebut kemudian masuk ke dalam kelompok susceptible dengan laju . Individu rentan dapat terjangkit virus jika melakukan kontak langsung dengan individu terinfeksi dengan laju transmisi kemudian akan berpindah ke kelompok exposed dengan laju yaitu

Dari riwayat kontak individu terinfeksi, individu laten dapat dideteksi untuk selanjutnya dilakukan uji RT-PCR. Namun dengan adanya keterbatasan riwayat kontak dan infrastruktur medis, baik uji RT-PCR, maupun isolasi tidak dapat diberikan kepada setiap individu laten. Individu laten dapat berpidah ke kelompok isolated atau ke kelompok infected dengan laju . Individu laten dengan uji RT-PCR positif akan berpindah ke kelompok isolated dengan proporsi . Individu laten dengan uji RT-PCR positif namun tidak mendapat isolasi dan individu laten yang tidak mendapat uji RT-PCR akan berpindah ke kelompok infected.

Individu dalam kelompok infected yang mendapat kesempatan diisolasi kemudian akan berpindah ke kelompok isolated dengan laju . Individu terinfeksi dapat berpindah ke kelompok recovered atau dihapuskan dari kelompok infected dengan laju . Individu terinfeksi yang mati karena virus Ebola akan dihapuskan dari kelompok infected dengan proporsi , sedangkan individu terinfeksi yang sembuh akan berpidah ke kelompok recovered.

Individu terisolasi dapat berpindah ke kelompok recovered atau dihapuskan dari kelompok isolated dengan laju . Individu terisolasi yang mati karena virus Ebola kemudian dihapuskan dari kelompok isolated dengan proporsi ,

(7)

34

sedangkan individu terisolasi yang sembuh akan berpidah ke kelompok recovered. Individu yang mati bukan karena virus Ebola diasumsikan sebagai kematian alami, dan akan dihapuskan dari setiap kelompok dengan laju .

Dari penjelasan tersebut, diperoleh diagram alir model matematis penyebaran penyakit virus Ebola sebagai berikut :

Gambar 5. Diagram Alir Model Matematika Penyebaran Penyakit Virus Ebola

Berdasarkan diagram alir pada Gambar 5, didapat persamaan dari model untuk masing-masing kelompok yaitu:

a. Model kelompok Susceptible

Perubahan kelompok susceptible terhadap waktu dipengaruhi oleh laju kelahiran, kemudian menurun dengan adanya individu rentan yang terjangkit virus (individu laten) dan kematian alami, sehingga diperoleh

(8)

35 b. Model kelompok Exposed

Perubahan kelompok exposed terhadap waktu dipengaruhi oleh bertambahnya individu laten, kemudian menurun dengan adanya individu laten yang terisolasi, individu laten yang terinfeksi, dan kematian alami, sehingga diperoleh

c. Model kelompok Infected

Perubahan kelompok infected terhadap waktu dipengaruhi oleh bertambahnya individu terinfeksi, kemudian menurun dengan adanya individu terinfeksi yang mendapat isolasi, individu terinfeksi yang sembuh, individu terinfeksi yang mati karena virus Ebola, dan kematian alami, sehingga diperoleh

d. Model kelompok Isolated

Perubahan kelompok isolated terhadap waktu dipengaruhi oleh bertambahnya individu laten dan individu terinfeksi yang terisolasi, kemudian menurun dengan adanya individu terisolasi yang sembuh, individu terisolasi yang mati karena virus Ebola, dan kematian alami, sehingga diperoleh

(9)

36 e. Model kelompok Recovered

Perubahan kelompok recovered terhadap waktu dipengaruhi oleh bertambahnya individu terinfeksi dan individu terisolasi yang sembuh, kemudian menurun dengan adanya kematian alami, sehingga diperoleh

Berdasarkan persamaan , , , , dan , penyebaran penyakit virus Ebola dapat dimodelkan ke dalam sistem persamaan

( )

Persamaan , , , , dan selanjutnya disebut sistem . , , , , dan . Jumlah populasi dinyatakan sebagai

Turunan dari persamaan yaitu

(10)

37

Dari persamaan disimpulkan bahwa jumlah populasi tidak konstan.

B. Ilustrasi Model

Dari model matematika yang terbentuk, terdapat beberapa parameter yang akan mempengaruhi karakteristik penyebaran penyakit virus Ebola. Pada bagian ini akan diberikan nilai-nilai dari parameter yang digunakan dalam model. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diego Chowell, Muntaser Safan, dan Carlos Castillo-Charez (2015) dalam “Modeling the Case of Early Detection of Ebola Virus Disease”, diberikan nilai-niai parameter yang akan digunakan yaitu

Tabel 2. Nilai Parameter dari Model Matematis Penyebaran Penyakit Virus Ebola

No. Parameter Nilai (per hari)

1. populasi 3. 4. ⁄ 5. 6. ⁄ 7. ⁄ 8. 9. 10.

Dengan mensubstitusikan nilai-nilai parameter pada Tabel 2 ke dalam sistem , didapat ( )

(11)

38

dengan . Persamaan dan selanjutnya disebut sistem .

C. Titik Ekuilibrium Model

Model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola yang dinyatakan dengan sistem , memiliki titik ekuilibrium atau titik kritis. Terdapat dua titik ekuilibrium, yaitu titik ekuilibrium bebas penyakit dan titik ekuilibrium endemik. Berdasarkan Definisi 6, sistem memiliki titik ekulibrium pada saat

Dari sistem dan persamaan , didapat

( )

1. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit

Pada bagian ini akan dibahas mengenai titik ekuilibrium bebas penyakit dari model SEIJR penyebaran penyakit virus Ebola yang dinyatakan dengan sistem . Didefinisikan variabel untuk titik ekuilibrium bebas penyakit yaitu :

(12)

39

̅ titik ekuilibrium bebas penyakit kelompok susceptible, ̅ titik ekuilibrium bebas penyakit kelompok exposed, ̅ titik ekuilibrium bebas penyakit kelompok infected, ̅ titik ekuilibrium bebas penyakit kelompok isolated, dan ̅ titik ekuilibrium bebas penyakit kelompok recovered.

Titik ekuilibrium bebas penyakit diperoleh saat tidak ada individu yang terinfeksi, yaitu saat ̅ . Titik ekuilibrium bebas penyakit dari sistem kemudian dinyatakan dengan ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ , dengan ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅. a. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Kelompok Exposed

Berdasarkan persamaan , saat ̅ didapat ̅

̅ b. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Kelompok Isolated

Berdasarkan persamaan , jika ̅ dan ̅ maka didapat ̅

̅ c. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Kelompok Recovered

Berdasarkan persamaan , jika ̅ , ̅ dan ̅ maka didapat ̅

̅ d. Titik Ekuilibrium Bebas Penyakit Kelompok Susceptible

Berdasarkan persamaan , jika ̅ , ̅ , ̅ dan ̅ maka didapat

(13)

40

̅ ̅ Dari persamaan , , , dan didapat titik ekuilibrium bebas penyakit yaitu

̅ ̅ ̅ ̅ ̅ Berdasarkan persamaan , saat kelompok individu terinfeksi bernilai , maka kelompok individu rentan bernilai kemudian kelompok individu laten , kelompok individu terisolasi , dan kelompok individu sembuh bernilai .

2. Titik Ekuilibrium Endemik

Pada bagian ini akan dibahas mengenai titik ekuilibrium endemik dari model SEIJR penyebaran penyakit virus Ebola yang dinyatakan dengan sistem . Didefinisikan variabel untuk titik ekuilibrium endemik yaitu :

̂ titik ekuilibrium endemik kelompok susceptible, ̂ titik ekuilibrium endemik kelompok exposed, ̂ titik ekuilibrium endemik kelompok infected, ̂ titik ekuilibrium endemik kelompok isolated, dan ̂ titik ekuilibrium endemik kelompok recovered.

Titik ekuilibrium endemik diperoleh saat ada individu terinfeksi, yaitu saat ̂ . Titik ekuilibrium bebas penyakit dari sistem dinyatakan sebagai

( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂), dengan

̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂ Berdasarkan persamaan , jika ̂ maka didapat

(14)

41

̂ ̂

̂ ̂ Berdasarkan persamaan , jika ̂ ̂ dan ̂ maka didapat

̂ ̂ ̂

̂ ̂ Berdasarkan persamaan , jika ̂ ̂ ̂ dan ̂ ̂ maka didapat

̂ ̂ ̂

̂ ̂ Substitusi persamaan dan ke persamaan , dengan ̂ , didapat

̂ ̂ ̂ ̂ ̂ ̂

̂ ̂ Substitusi persamaan dan ke persamaan , dengan ̂ , didapat

̂ ̂

̂ ̂ ̂

̂ (

) ̂ Substitusi persamaan ke persamaan didapat

̂ (

) ̂ ̂

(

(15)

42

Berdasarkan persamaan , , , dan dapat ditentukan titik ekuilibrium endemik masing-masing kelompok, yaitu :

a. Titik Ekulibrium Endemik Kelompok Infected

Substitusi persamaan dan ke persamaan , didapat

( ̂ ̂ ) ( ) ̂ ( ) ( ) ̂ ̂ b. Titik Ekulibrium Endemik Kelompok Susceptible

Substitusi persamaan ke persamaan , didapat

̂ ( ) ( ) c. Titik Ekulibrium Endemik Kelompok Exposed

Substitusi persamaan ke persamaan , didapat

̂ ( )

d. Titik Ekulibrium Endemik Kelompok Isolated

Substitusi persamaan ke persamaan , didapat

̂ ( )

(16)

43

e. Titik Ekulibrium Endemik Kelompok Recovered

Substitusi persamaan ke persamaan , didapat

̂ ( )

Dari persamaan dan didapat titik ekuilibrium endemik dari sistem , yaitu ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) dengan

̂ ̂ ̂ ̂ ̂

untuk atau . Berdasarkan persamaan , artinya saat kelompok individu terinfeksi tidak sama dengan yaitu

, maka kelompok individu rentan akan bernilai

kemudian kelompok individu laten akan bernilai

(17)

44

, dan kelompok individu sembuh akan bernilai

.

D. Bilangan Reproduksi Dasar

Bilangan reproduksi dasar ditentukan dari sub populasi, dimana di dalam sub populasi tersebut terdapat individu terinfeksi. Pada model dari penyebaran penyakit virus Ebola, bilangan reproduksi dasar ditentukan dari kelompok exposed, kelompok infected, dan kelompok isolated. Di dalam tiga kelompok tersebut terdapat individu yang terjangkit virus, baik individu laten, individu terinfeksi, maupun individu terisolasi.

akan dituliskan sebagai matriks dari banyaknya individu yang masuk dan menambah banyaknya individu dalam kelompok exposed, kelompok infected, dan kelompok isolated. Sedangkan akan dituliskan sebagai matriks dari banyaknya individu yang keluar dan mengurangi banyaknya individu dalam kelompok exposed, kelompok infected, dan kelompok isolated.

[ ]

(18)

45 *

+ untuk . Linierisasi matriks akan dituliskan sebagai matriks dan linierisasi matriks akan dituliskan sebagai matriks .

Linierisasi persamaan didapat

[ ] [ ] dengan Linierisasi persamaan didapat

[ ] [ ] Invers dari persamaan yaitu

[ ]

(19)

46

Kemudian untuk , berdasarkan persamaan dan didapat

[

]

Substitusi persamaan dan ke persamaan , didapat

[

]

Bilangan reproduksi dasar didapat dari nilai eigen terbesar dari persamaan . Jika menyatakan nilai eigen dan merupakan matriks identitas, maka berdasarkan Definisi 1 nilai eigen dari persamaan didapat dengan menyelesaikan ( ) , didapat [ ]

Operasi baris elementer pada persamaan , didapat

[ ] Dari persamaan didapat nilai eigen dari persamaan yaitu dan √ . Karena , nilai eigen terbesar dari persamaan adalah √ . Sehingga bilangan reproduksi dasar dari sistem adalah

(20)

47

√ Jika , maka rata-rata individu terinfeksi menghasilkan kurang dari satu individu terinfeksi baru, dan penyakit tidak dapat berkembang. Sebaliknya, jika , maka rata-rata individu terinfeksi menghasilkan lebih dari satu individu terinfeksi baru, dan penyakit akan menjadi wabah dalam populasi. Pada persamaan , jika , maka didapat

Saat didapat , artinya saat laju transmisi bernilai kurang dari penyakit tidak akan menyebar. Saat didapat , artinya saat laju transmisi bernilai lebih dari penyakit akan menyebar. Selanjutnya nilai dan akan digunakan untuk menganalisis kestabilan titik ekuilibrium, karena nilai tersebut muncul pada dan .

E. Kestabilan Titik Ekuilibrium

Berdasarkan Teorema 4, kestabilan titik ekuilibrium dari sistem dapat ditentukan dari nilai eigen sistem tersebut. Misalkan

( )

(21)

48

Linierisasi dari sistem didapat dengan menyelesaikan

̅ [ ] [ ] dengan

1. Kestabilan Titik Ekuilibirum Bebas Penyakit

Linierisasi sistem di titik ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ dilakukan untuk melihat kestabilan lokal sistem di titik tersebut. Substitusi persamaan ke persamaan , didapat

(22)

49 [ ]

Misal menyatakan nilai eigen dan merupakan matriks identitas, berdasarkan Definisi 1 nilai eigen dari persamaan didapat dengan menyelesaikan ( ) , didapat [ ]

Operasi baris elementer pada persamaan , didapat

[ ] dengan

Berdasarkan persamaan didapat

( )

Substitusi persamaan ke persamaan didapat

( ) Dari polinomial didapat nilai eigen dari persamaan yaitu

(23)

50 √ √

Jika didapat , maka ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ stabil asimtotik. Artinya jika laju transmisi bernilai kurang dari atau sama dengan , maka solusi dari sistem akan menuju titik ekuilibirum bebas penyakit ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ . Sehingga ketika individu rentan, individu laten, individu terinfeksi, individu terisolasi, dan individu sembuh pada jumlah tertentu, kemudian interaksi antara individu rentan dan individu terinfeksi menghasilkan individu laten kurang dari dari banyaknya interaksi tersebut, penyakit tidak akan menyebar dan menyebabkan populasi terbebas dari penyakit seiring berjalannya waktu. Titik ekuilibrium bebas penyakit merupakan titik ekuilibrium hiperbolik saat , sehingga ada jaminan bahwa solusi dari sistem nonlinear yaitu persamaan juga merupakan solusi dari linearisasinya.

Jika , didapat , maka ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ tidak stabil. Artinya jika laju transmisi bernilai lebih dari , maka solusi dari sistem akan menjauh dari titik ekuilibirum bebas penyakit ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ . Sehingga ketika individu rentan, individu laten, individu terinfeksi, individu terisolasi, dan individu sembuh pada jumlah tertentu,

(24)

51

kemudian interaksi antara individu rentan dan individu terinfeksi menghasilkan individu laten lebih dari dari banyaknya interaksi tersebut, penyakit akan menyebar dan menyebabkan populasi berada dalam keadaan endemik seiring berjalannya waktu.

2. Kestabilan Titik Ekuilibirum Endemik

Linierisasi sistem di dilakukan untuk melihat kestabilan lokal sistem di . Substitusi ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) ke persamaan , didapat

[ ] dengan ̂( ̂ ̂ ̂ ̂) ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) ̂ ̂ ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) ̂( ̂ ̂ ̂ ̂) ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂)

Misal menyatakan nilai eigen dan merupakan matriks identitas, berdasarkan Definisi 1, nilai eigen dari persamaan didapat dengan menyelesaikan ( ) , didapat [ ]

(25)

52

Operasi baris elementer pada persamaan didapat

[ ]

Nilai dari , , , , , , , dan dituliskan pada lampiran 1. Berdasarkan persamaan didapat

( ) Substitusi persamaan serta nilai , , , , , , , dan ke

persamaan didapat ( ) ( ) ( ) dengan ( )

(26)

53

Kemudian akan digunakan tabel Routh-Hurwitz untuk melihat kestabilan titik ekuilibrim endemik. Polinomial dari persamaan , yaitu

Koefisien persamaan membentuk Tabel Routh-Hurwitz sebagai berikut

Tabel 3. Routh-Hurwitz Persamaan (77) dengan ( ) ( ) ( ) Titik ekuilibrium endemik ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) pada persamaan stabil asimtotik apabila nilai pada kolom pertama Tabel 3 memiliki tanda sama, yaitu semua positif atau semua negatif. Karena bertanda positif, maka ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) stabil asimtotik jika dan bertanda positif. Sedangkan jika ada dari

dan bertanda negatif, maka ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) tidak stabil.

Berdasarkan persamaan , , , dan , jika didapat bertanda positif, maka titik ekuilibrium endemik ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) stabil asimtotik. Artinya jika laju transmisi bernilai lebih dari , maka solusi dari sistem akan mendekati titik ekuilibirum

(27)

54

endemik ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂). Sehingga ketika individu rentan, individu laten, individu terinfeksi, individu terisolasi, dan individu sembuh pada jumlah tertentu, kemudian interaksi antara individu rentan dan individu terinfeksi menghasilkan individu laten lebih dari dari banyaknya interaksi tersebut, penyakit akan menyebar dan menyebabkan populasi berada dalam keadaan endemik seiring berjalannya waktu. Titik ekuilibrium endemik merupakan titik ekuilibrium hiperbolik saat , sehingga ada jaminan bahwa solusi dari sistem nonlinear yaitu persamaan juga merupakan solusi dari linearisasinya. Sedangkan jika , dengan , maka ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) bernilai negatif, karena itu untuk , ( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) diabaikan.

F. Grafik Proporsi Jumlah Individu

Pada bagian ini akan digambarkan grafik proporsi jumlah individu dari solusi sistem dengan Maple 2016 (perintah maple dapat dilihat di lampiran 2 – lampiran 4). Penggambaran grafik proporsi jumlah individu dilakukan dengan mengambil dua nilai yaitu dan .

1. Grafik Proporsi Jumlah Individu untuk

Untuk , sistem menjadi ( )

(28)

55

Jika diberikan dua nilai awal untuk masing-masing proporsi individu susceptible, proporsi individu exposed, proporsi individu infected, proporsi individu isolated, dan proporsi individu recovered, yaitu

maka hanya ada satu titik ekulibrium bebas penyakit yaitu ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ = Simulasi disajikan pada Gambar 6 – Gambar 10.

Gambar 6. Grafik Proporsi Kelompok Susceptible

Gambar 7. Grafik Proporsi Kelompok Exposed

(29)

56 Gambar 8. Grafik Proporsi Kelompok

Infected

Gambar 9. Grafik Proporsi Kelompok Isolated

Gambar 10. Grafik Proporsi Kelompok Recovered Keterangan :

: titik ekuilibrium ̅ : Susceptible : Susceptible

: titik ekuilibrium ̅ : Exposed : Exposed

: titik ekuilibrium ̅ : Infected : Infected

: titik ekuilibrium ̅ : Isolated : Isolated

(30)

57

Hasil simulasi pada Gambar 6 – Gambar 10 menunjukan bahwa untuk dengan persamaan sebagai nilai awal, solusi dari sistem menuju titik ekuilibrium bebas penyakit ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ = (345020080, 0, 0, 0, 0) seiring berjalannya , namun pada kelompok exposed, kelompok infected, dan kelompok isolated solusi akan segera menuju titik ekuilibriumnya dalam waktu yang lebih singkat daripada kelompok susceptible dan kelompok recovered. Artinya jumlah proporsi individu susceptible akan menuju seiring berjalannya waktu, kemudian jumlah proporsi individu exposed, proporsi individu infected, proporsi individu isolated, dan proporsi individu recovered menuju seiring berjalannya waktu. Berdasarkan hasil simulasi pada Gambar 6 – Gambar 10 disimpulkan bahwa jika laju transmisi , maka penyakit virus Ebola akan menurun dan berangsur menghilang dari populasi.

2. Grafik Proporsi Jumlah Individu untuk

Untuk , sistem menjadi ( ) Berdasarkan persamaan , jika , didapat titik ekuilibrium yaitu

(31)

58

( ̂ ̂ ̂ ̂ ̂) Jika diberikan dua nilai awal untuk masing-masing proporsi individu susceptible, proporsi individu exposed, proporsi individu infected, proporsi individu isolated, dan proporsi individu recovered, yaitu

̂ ̂

maka didapat simulasi dari sistem pada Gambar 11 – Gambar 15.

Gambar 11. Grafik Proporsi Kelompok Susceptible

Gambar 12. Grafik Proporsi Kelompok Exposed

(32)

59 Gambar 13. Grafik Proporsi

Kelompok Infected

Gambar 14. Grafik Proporsi Kelompok Isolated

Gambar 15. Grafik Proporsi Kelompok Recovered

Keterangan :

: titik ekuilibrium ̅ : Susceptible ̂ : Susceptible ̂

: titik ekuilibrium ̅ : Exposed ̂ : Exposed ̂

: titik ekuilibrium ̅ : Infected ̂ : Infected ̂

: titik ekuilibrium ̅ : Isolated ̂ : Isolated ̂

(33)

60

Hasil simulasi pada Gambar 11 – Gambar 15 menunjukan bahwa untuk dengan persamaan sebagai nilai awal, solusi dari sistem stabil menuju titik ekuilibrium endemik pada persamaan seiring berjalannya . Artinya, seiring berjalannya waktu jumlah proporsi individu susceptible akan menuju , proporsi individu exposed akan menuju , proporsi individu infected akan menuju , proporsi individu isolated akan menuju , dan proporsi individu recovered akan menuju . Berdasarkan hasil simulasi pada Gambar 11 – Gambar 15 disimpulkan bahwa jika laju transmisi , maka penyakit virus Ebola akan menyebar dan terus berada dalam populasi.

G. Transformasi Sistem

Analisa pada titik ekuilibrium bebas penyakit dari sistem menunjukan bahwa salah satu nilai eigen bernilai nol saat . Artinya sistem tersebut rentan terhadap gangguan sehingga dimungkinkan terjadinya bifurkasi. Untuk melihat kemungkinan bifurkasi pada sistem , perlu dilakukan transformasi sistem guna mendapatkan bentuk yang lebih sederhana.

1. Translasi Parameter

Misalkan ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ dan ̅ . Berdasarkan ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ = (345020080.3,0,0,0,0) dan dengan mensubstitusikan dan ̅ ke sistem , diperoleh sistem baru yaitu

(34)

61

̇ ( ̅ )

̇ ̇ ̇ dengan . Dari translasi parameter di atas, secara otomatis diperoleh titik ekuilibrium dari sistem yaitu . Linierisasi sistem pada menghasilkan [ ] dengan Selanjutnya sistem dapat ditulis menjadi

[ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇] [ ][ ] [ ( ̅) ( ̅) ] dengan

(35)

62 ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

2. Nilai eigen dan Vektor Eigen

Selanjutnya akan dicari nilai eigen dari persamaan . Jika adalah matriks identitas dan adalah nilai eigen, maka nilai eigen dari persamaan didapat dengan menyelesaikan ( ) , yaitu

[ ]

Operasi baris elementer pada persamaan , didapat

[ ] dengan

(36)

63

Berdasarkan persamaan , didapat

( ) Substitusi persamaan ke persamaan didapat

( ) Dari persamaan didapat nilai eigen dari persamaan adalah

Selanjutnya akan dicari vektor eigen yang bersesuaian dengan masing-masing nilai eigen.

Untuk , vektor eigen yang bersesuaian dengan didapat dengan menyelesaikan [ ][ ] [ ][ ]

Dengan mensubstitusikan persamaan , persamaan menjadi ekuivalen dengan

(37)

64

Dari persamaan , diperoleh penyelesaian untuk persamaan yaitu

, , , , dan . Didapat vektor eigen yang bersesuaian dengan yaitu

[ ]

Untuk , vektor eigen yang bersesuaian dengan didapat dengan menyelesaikan [ ][ ] [ ][ ]

Dengan mensubstitusikan persamaan , persamaan menjadi ekuivalen dengan

(38)

65

Dari persamaan , diperoleh penyelesaian untuk persamaan yaitu ,

, , dan . Misalkan , didapat vektor eigen yang bersesuaian dengan yaitu

[ ]

Untuk , vektor eigen yang bersesuaian dengan didapat dengan menyelesaikan [ ][ ]

Dengan mensubstitusikan persamaan , persamaan menjadi ekuivalen dengan

Dari persamaan diperoleh solusi dari persamaan yaitu , , , , dan

. Didapat vektor eigen yang bersesuaian dengan yaitu

(39)

66 [ ]

Untuk , vektor eigen yang bersesuaian dengan didapat dengan menyelesaikan [ ][ ] [ ][ ]

Dengan mensubstitusikan persamaan , persamaan menjadi ekuivalen dengan Dari persamaan diperoleh penyelesaian untuk persamaan yaitu

, , , dan . Misalkan , didapat vektor eigen yang bersesuaian dengan yaitu

(40)

67 [ ]

Persamaan memiliki nilai eigen kembar, yaitu . Karena itu berdasarkan Definisi 9, vektor eigen yang bersesuaian dengan didapat dengan menyelesaikan

[ ] [ ] [ ] [ ] [ ][ ] dengan ( ) ( ) ( )

(41)

68 ( ) Dengan mensubstitusikan persamaan dan , persamaan menjadi ekuivalen dengan Dari persamaan didapat penyelesaian untuk persamaan yaitu ,

, , dan . Misalkan , dipilih vektor yang bersesuaian dengan yaitu

[ ]

3. Pendefinisian Variabel Baru

Persamaan , , , dan kemudian dapat dibentuk menjadi matriks

(42)

69 [ ]

Invers dari persamaan yaitu

[ ]

Kemudian akan dicari ( ) . Berdasarkan persamaan , , dan didapat ( ) [ ]

Matriks dapat didefinisikan sebagai

[ ] [ ][ ]

Persamaan dapat dibentuk menjadi

[ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇] [ ][ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇ ]

(43)

70 ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ Berdasarkan persamaan dan persamaan diperoleh

[ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇ ] [ ] [ ] [ ( ̅) ( ̅) ] [ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇ ] [ ] [ ] [ ( ̅) ( ̅) ]

(44)

71 [ ̇ ̇ ̇ ̇ ̇ ] [ ][ ] [ ( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅)] dengan ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

(45)

72 ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

4. Persamaan Center Manifolds

Berdasarkan Definisi 9, Center Manifold untuk sistem didefinisikan sebagai

(46)

73 {( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅) } Diasumsikan ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ ( ̅) ̅ ̅ ̅ ̅ dengan ( ̃ ) ̃ ̃ ( ̃ ̃ ̃ ) ̃ ̃ ̃ dalam hal ini

̃ ̃ ̅ [ ] ̃ ̃ ( ̅) ̃ ̃ [ ( ̅) ( ̅) ( ̅) ( ̅)]

Perhitungan dilakukan dengan program Maple 2016 (perintah maple dapat dilihat pada lampiran 5).

(47)

74

5. Hasil Transformasi

Berdasarkan perhitungan pada lampiran 6 dan dengan memisalkan didapat

̇ ̅ ̅ ̅ ̅ ̅

̅ dengan ̅̇ .

6. Potret Fase Hasil Transformasi

Dari persamaan diambil

̇ ̅ misalkan

dengan demikian persamaan dapat dituliskan menjadi

( ) ̅ Misalkan ( ) ̅ sehingga persamaan dapat dituliskan menjadi

(48)

75

Saat , hanya ada satu titik ekuilibrium yaitu . Saat dan , terdapat dua titik ekuilibrium, yaitu dan . Dengan menggunakan Maple 2016 (perintah maple dapat dilihat pada lampiran 6), digambarkan potret fase sistem sebagai berikut.

Gambar 16. Potret Fase Transformasi Sistem = -31019,3946

Untuk terdapat dua titik ekuilibrium yaitu dan , nilai didapat ketika . Gambar 16 menunjukan bahwa ketika diambil nilai awal disekitar titik ekuilibrium, solusi akan mendekati seiring berjalannya sehingga titik ekuilibrium stabil asimtotik. Artinya jika terdapat 345020180 individu rentan, 10 individu terinfeksi, dan total populasi sebanyak 345020230 individu, maka interaksi antara individu terinfeksi dengan individu rentan akan menghasilkan 4 individu laten, jumlah individu laten akan berkurang dan menuju nol seiring berjalannya waktu,

(49)

76

sehingga individu terinfeksi juga berkurang dan penyakit tidak akan menyebar kemudian menghilang dari populasi.

Gambar 17. Potret Fase Transformasi Sistem = 38664,9215

Untuk terdapat dua titik ekuilibrium yaitu dan , nilai = 38664,9215 didapat ketika . Gambar 17 menunjukan bahwa ketika diambil nilai awal disekitar titik ekuilibrium, solusi akan menjauhi seiring berjalannya sehingga titik ekuilibrium tidak stabil. Artinya jika terdapat 345020180 individu rentan, 10 individu terinfeksi, dan total populasi sebanyak 345020230 individu, maka interaksi antara individu terinfeksi dengan individu rentan akan menghasilkan 7 individu laten, jumlah individu laten akan bertambah dan menjauhi nol seiring berjalannya waktu, sehingga individu terinfeksi juga bertambah dan penyakit akan menyebar kemudian mewabah dalam populasi.

(50)

77

Saat , terdapat titik ekuilibrium bernilai negatif. Dalam perhitungan numerik nilai negatif mungkin saja muncul, namun berdasarkan pembahasan skripsi ini dan dilihat dari asumsi awal, nilai negatif tidak bermakna apapun karena populasi tidak akan bernilai negatif.

Gambar 18. Potret Fase Transformasi Sistem

Untuk hanya terdapat satu titik ekuilibrium yaitu , nilai didapat ketika . Gambar 18 menunjukan bahwa ketika diambil nilai awal disekitar titik ekuilibrium, solusi akan menjauhi seiring berjalannya sehingga titik ekuilibrium tidak stabil. Artinya jika terdapat 345020180 individu rentan, 10 individu terinfeksi, dan total populasi sebanyak 345020230 individu, maka interaksi antara individu terinfeksi dengan individu rentan akan menghasilkan 5 individu laten, jumlah individu laten akan bertambah dan menjauhi nol seiring berjalannya waktu, sehingga individu terinfeksi juga bertambah dan penyakit akan menyebar kemudian mewabah dalam populasi.

(51)

78

Berdasarkan Gambar 16, Gambar 17, dan Gambar 18 diagram bifurkasi dari sistem ditunjukan pada Gambar 19.

Gambar 19. Diagram Bifurkasi Sistem (126)

Diagram bifurkasi pada Gambar 19 menunjukan bahwa ada pertukaran kestabilan saat melewati nol, yaitu saat , titik ekuilibrium stabil dan titik ekuilibrium tidak stabil. Sebaliknya, saat , titik ekuilibrium stabil dan titik ekuilibrium tidak stabil.

Berdasarkan persamaan nilai bergantung pada karena ̅ , sehingga perubahan kestabilan pada sistem terjadi karena variasi nilai . Variasi nilai yang merupakan parameter laju transmisi menyebabkan munculnya bifurkasi, kemudian berdasarkan karakter perubahan kestabilannya jenis bifurkasi yang terjadi adalah bifurkasi transkritikal.

Gambar

Gambar 5. Diagram Alir Model Matematika Penyebaran Penyakit Virus Ebola  Berdasarkan  diagram  alir  pada  Gambar  5,  didapat  persamaan  dari  model  untuk  masing-masing kelompok yaitu:
Tabel 2. Nilai Parameter dari Model Matematis Penyebaran Penyakit Virus  Ebola
Tabel 3. Routh-Hurwitz Persamaan (77)                 dengan                  (         )                  (     ) (                         )              Titik  ekuilibrium  endemik  ( ̂   ̂   ̂   ̂   ̂)  pada  persamaan        stabil  asimtotik  apabila
Gambar 6. Grafik Proporsi Kelompok  Susceptible
+7

Referensi

Dokumen terkait

Supporting earlier research on the extent of decision making by the SWA (Claussen & Lehr, 2002; NCAA Project Team, 2002; Raphaely, 2003; Tiell & Dixon, 2008) the current

Secara keseluruhan proses perancangan pabrik pembuatan industrial grade silicone (IGS) ini terdiri dari dua bagian proses, yaitu proses reaksi menghasilkan silikon dari karbon

Untuk mengisi daftar pertanyaan dibawah ini, Bapak / Ibu di mohon memilih salah satu jawaban yang sesuai dari jawaban yang telah disediakan dengan memberi tanda silang pada

Pertama, cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik sehingga dengan cahaya mata dapat melihat semua benda yang dapat membiaskan cahaya, kehidupan

Untuk bilangan desimal yang lebih kecil daripada satu, angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik di sebelah kiri maupun sebelah kanan tanda koma (desimal), tidak

Seputih Raman Dalam Angka merupakan publikasi tahunan yang diterbitkan oleh Koordinator Statistik Kecamatan BPS Kabupaten Lampung Tengah. Publikasi ini menyajikan

– Pengobatan kencing nanah kitni lebih condong kepada pengobatan herbal alami tanpa efek samping dan ketergantungan .Pengobtan kencing nanah juga dapat di racik sendiri di

Dengan adanya sebutan tersebut, adegan di dalam film ini memunculkan artikulasi praktik wacana tentang permasalahan jodoh atau menikah adalah sesuatu yang sudah menyangkut