• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Teknologi dan Globalisasi Terhadap Bahasa Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perkembangan Teknologi dan Globalisasi Terhadap Bahasa Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Perkembangan Teknologi dan Globalisasi

Terhadap Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

MUAWANA

105331109016

Universitas Muhammadiyah Makassar

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat serta kehendak dan ijinNyalah akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun judul makalah ini sendiri yaitu “Dampak Perkembangan Teknologi Dan Globalisasi Terhadap Bahasa Indonesia”

Saya menyadari dalam menyelesaikan tugas makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan. Seperti kata sebuah peribahasa “tiada gading yang tak retak”, Oleh karenanya masukan dan saran sangat saya harapkan. Akhir kata saya berharap tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi saya.

MAKASSAR, 1 OKTOBER 2016

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar………i Daftar isi………..ii Abstack……….iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang………....1 1.2 Rumusanmasalah………..2 1.3 Manfaat / tujuan……….3 BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pekembangan Bahasa Indonesia………..4 2.2 Pengertian Teknlogi Dan Globalisasi...5 2.3 Dampak Perkembangan Teknologi Dan Globalisasi………6 BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……….7 3.2 Saran……….8

(4)

ABSTRAK

Adapun tujuan dibentuknya makalah ini yaitui ngin mencapai dan menemukan pengaruh teknologi dan globalisasi terhadap bahasa indonesia. Metode yang saya pakai dalam membuat makalah ini yaitu mencari beberapa sumber referensi baik dalam buku-buku, artikel-artikel, dan melalui beberapa informasi melalui media cetak. Data yang diperoleh di analisis, di paparkan dan dibentuk dalam sebuah makalah.

Perkembangan teknologi dan globalisasi di jaman modern telah ikut serta menyebabkan tergesernya suatu nilai-nilai yang berkaitan dengan suatu bangsa. Salah satunya yaitu bahasa atau lebih tepatnya dalam hal ini adalah Bahasa Indonesia. Telah menjadi tersendiri bahwa anak muda sekarang kurang memahami benar arti sesungguhnya dari pengaunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena kebanyakan mereka lebih terpengaruh oleh budaya luar dan penggunaan bahasa yang sifatnya universal menurut mereka lebih penting. Sehingga dengan sendirinya Bahasa Indonesia tersingirkan secara perlahan. Selain membawa pengaruh negatif , perkembangan teknologi dan globalisasi jsekarang uga memiliki dampak positif yaitu pemuda-pemudi sekarang menjadi lebih pandai dalam menggunakan bahasa asing, karenanya datang mereka jadi lebih berpeluang untuk dapat sukses. Selain dari segi bahasa, pengaruh positif juga datang dari teknologi yang semakin canggih.

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak dahulu manusia sudah menggunakan teknologi. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia memiliki akal dan pikiran. Dengan akalnya manusia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan

teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akal dan pikirannya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.

Di Negara-negara yang sedang berkembang, tentunya memerlukan begitu banyak hal untuk mendukung perkembangan negara mereka. Negara-negara tersebut saling meningkatkan berbagai kemampuan mereka dalam segala aspek kehidupan masyarakat seperti pada aspek pertanian serta industri. Kemudian, selain itu mereka juga mengadakan investasi dalam aspek kesehatan masyarakat begitu pula dalam aspek pendidikan

Dan saat ini, segala aspek kehidupan tersebut telah mampu berkembang dengan pesatnya, perkembangan tersebut beriringan pula dengan perkembangan masyarakat dari masyarakat yang tradisional menjadi masyarakat moderen, kemudian secara otomatis perkembangan tersebut menuntut masyarakat menuju kearah globalisasi. Penyebab utama yang paling terasa pada

perubahan tersebut adalah pada aspek Teknologi Informasidan globalisasi, contoh paling sederhana tentang hal ini adalah bila pada masyarakat yang masih tradisional dahulu dalam pencapaian informasi dari jarak jauh memerlukan waktu yang begitu lamanya, karena saat itu masih menggunakan cara pengiriman pesan masih sederhana yaitu surat-menyurat, kemudian

berkembang menjadi faksimile kemudian telepon dan sekarang pada tingkat yang lebih moderen telah muncul telepon genggam dalam beragam jenis dan fitur-fitur canggih yang mendominasinya, Dari penjelasan tentang Latar Belakang Masalah maka penulis tertarik untuk memilih judul “Dampak Perkembangan Teknologi dan globalisasi terhadap bahasa indonesia” yang diharapkan dapat menunjang pengetahuan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(6)

1.2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah perumusan masalah yang dapat kita ambil adalah : 1. Bagaimana perkembangan Bahasa Indonesia?

2. Apa dampak dari globalisasi dan perkembangan teknologi terhadap Bahasa Indonesia?

3. Bagaimana cara menyikapi globalisasi dan perkembangan teknologi terhadap Bahasa Indonesia?

1.3. Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui sejarah perkembangan bahasa

Indonesia dan dampak dari perkembangan teknologi dan globalisasi terhadap bahasa Indonesia. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia asuhan bapak Tono Kartono, Spd. Mpd.

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pekembangan Bahasa Indonesia

Pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara. Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:

• Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380 • Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.

• Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684. • Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.

• Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:

1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra. 2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia

3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.

4. Bahasa resmi kerajaan.

Menurut prof. Dr. Slametmulyana ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:

1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan. Dengan bantian para pedagang, bahasa melayu disebarkan keseluruh pantai

nusantara terutama di kota-kota pelabuhan. Bahasa melayu menjadi bahasa penghubung antar individu.

2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus), seperti dalam bahasa jawa, bali maupun sunda. 3. Faktor psikologis, yaitu Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela

menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional, semata-mata didasarkan pada keinsyafan akan manfaatnya, ada keikhlasan mengabaikan semangat dan rasa kesukuan karena sadar akan perlunya kesatuan dan persatuan.

(8)

4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas. Jika bahasa itu tidak mempunyai kesanggupan untuk dapat dipakai menjadi bahsa kebudayaan dalam arti yang luas, tentulah bahasa iu tidak akan berkembang menjadi bahasa yang sempurna, pada kenyataaannya dapat dibuktikan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang dapat dipakai untuk merumuskan pendapat secara tepat dan mengutarakan perasan secara jelas. Prof. Soedjito menjelaskan secara sederhana alasan mengapa bahsa melayu yang dijadikan landasan lahirnya bahasa Indonesia sebagai berikut:

1. Bahasa melayu telah diguanakan sebagai lingua franca (bahasa perhubungan) selama berabad-abad sebelumnya diseluruh kawasan tanah air kita (Nusantara). Hal tersebut tidak terjadi pada bahasa jawa, sunda, ataupun bahasa daerah lainnya.

2. Bahasa melayu memiliki daerah persebaran yang paling luas dan melampaui batas-batas wilayah bahasa lain meskipun penutur aslinya tidak sebanyak penutur asli bahasa jawa, sunda, Madura, ataupun bahasa daerah lainnya.

3. Bahasa melayu masih berkerabat dengan bahasa-bahasa Nusantara lainnyasehingga tidak dianggap sebagai bahasa asing.

4. Bahasa melayu bersifat sederhana, tidak mengenal tingkt-tingkat bahasasehingga mudah dipelajari, bebeda dengan bahasa jawa, sunda, Madura, yang mengenal tingkat-tingkat bahasa. 5. Bahasa melayu mampu mengatasi perbedaan-perbedaanbahasa antarpenutur yang berasal ari

berbagai daerah. Dipilihnya bahasa meayu menjadi bahasa persatuan tidak menimbulkan perasaan kalah terhadap golongan yang lebih kuat dan tidak ada pesaingan antarbahasa daerah.

Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Tiga bulan menjelang sumpah pemuda, tepatnya 15 agustus 1926, soekarno dalam pidatonya menyatakan bahwa perbedaan bahasa diantara suku bangsa Indonesia tidak akan menghalangi persatuan, tapi semakin luas bahasa Melayu (bahasa Indonesia) itu tersebar, makin cepat kemerdekaan Indonesia terwujud.

Ikrar para pemuda ini di kenal dengan Nama “Sumpah Pemuda”. Unsur yang ketiga dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan Bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 Bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa “Bahasa Negara

(9)

Adalah Bahasa Indonesia”, (pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa Indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.

2.2 Pengertian Teknlogi Dan Globalisasi

1. Pengertian Teknologi

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia

Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam interaksinya satu terhadap lainnya.

2. Pengertian Globalisasi

Seorang ahli sosiologi, Selo Soemardjan mendefinisikan globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama. Globalisasi merupakan kecenderungan masyarakat untuk menyatu dengan dunia, terutama di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan media komunikasi massa. Selain itu, para cendekiawan Barat mengatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses kehidupan yang serba luas, tidak terbatas, dan merangkum segala aspek kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi yang dapat dinikmati oleh seluruh umat manusia di dunia. Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan melampaui batas-batas kebangsaan dan kenegaraan. Mengingat bahwa dunia ditandai oleh kema jemukan (pluralitas) budaya maka globalisasi sebagai prosesjuga ditandai sebagai suatu peristiwa yang terjadi di seluruh dunia secara lintas budaya yang sekaligus mewujudkan proses saling memengaruhi

(10)

antarbudaya. Pertemuan antarbudaya itu tidak selalu berlangsung sebagai proses dua arah yang berimbang, tetapi dapat juga sebagai proses dominasi budaya yang satu terhadap lainnya. Misalnya pengaruh budaya Barat lebih kuat terhadap budaya di negara Timur.

2.3 Dampak Perkembangan Teknologi Dan Globalisasi

1. Potret Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi

Era globalisasi akan menyentuh semua aspek kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa yang semakin global dipakai oleh semua bangsa di dunia ialah bahasa Inggris, yang pemakainya lebih dari satu miliar. Akan tetapi, sama halnya dengan bidang kehidupan lain, sebagaimana dikemukakan oleh Naisbit (1991) dalam bukunya Global Paradox, akan terjadi paradoks-paradoks dalam berbagai komponen kehidupan, termasuk bahasa. Bahasa Inggris, misalnya, walaupun pemakainya semakin besar sebagai bahasa kedua, masyarakat suatu negara akan semakin kuat juga memertahankan bahasa ibunya.

Seperti di Islandia, sebuah negara kecil di Eropa, yang jumlah penduduknya sekitar 250.000 orang, walaupun mereka dalam berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, negara ini masih memertahankan kemurnian bahasa pertamanya dari pengaruh bahasa Inggris. Demikian juga di negara-negara pecahan Rusia seperti Ukraina, Lithuania, Estonia (yang memisahkan diri dari Rusia) telah menggantikan semua papan nama di negara tersebut yang selama itu menggunakan bahasa Rusia.

Bagaimana halnya dengan di Indonesia? Di Indonesia, fenomena yang sama pernah dilakukan dengan pengeluaran Surat Menteri Dalam Negeri kepada gubernur, bupati, dan walikota seluruh Indonesia Nomor 1021/SJ tanggal 16 Maret 1995 tentang Penertiban Penggunaan Bahasa Asing. Surat itu berisi instruksi agar papan-papan nama dunia usaha dan perdagangan di seluruh Indonesia yang menggunakan bahasa asing agar diubah menjadi bahasa Indonesia. Ketika awal pemberlakukan peraturan tersebut, tampak gencar dan bersemangat usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah di seluruh Indonesia.

Pemda DKI Jakarta, misalnya, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa mengadakan teguran-teguran lisan dan tertulis, bahkan turun ke lapangan mendatangi perusahaan-perusahaan yang papan namanya menggunakan bahasa Inggris atau mencampuradukkan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dengan struktur bahasa Inggris. Misalnya, sebelumnya terpampang “Pondok Indah Mall”, “Ciputra Mall”, “Mestika Bank”, dan lain-lain, sekarang diubah menjadi “Mal Pondok Indah”, “Mal Ciputra”, “Bank Mestika”.

Berbagai fenomena dan kenyataan ini akan semakin mendukung ke arah terjadinya

(11)

berikutnya adalah mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik itu? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di nusantara.

Sejauh ini tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut.

Bahasa Asal dan contoh kata yang diserap:

• Bahasa Sanskerta: agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra, sorga, warta
• Bahasa Arab: alam, adil, adat, haram, haji, kitab, perlu, sah, subuh, hisab, madrasah, musyawarah
• Bahasa Belanda: pipa, baut, kaos, pesta, peluit, setir, brankas, balok, pelopor, dongkrak, nol, bom, saku
• Bahasa Inggris: kiper, kornel, tim, gol, final, tes, organisasi, proklamasi, legal, administrasi, stop,
• Bahasa Cina: loteng, kue, kuah, the, cengkeh, cawan, teko, anglo, toko, tauco
• Bahasa Tamil: keledai, perisai, tirai, peri, cemeti, kedai, modal, pualam, ragam, gurindam
• Bahasa Portugis: meja, kemeja, gereja, bendera, peluru, almari, mentega, roda, lentera, armada, paderi
• Bahasa Parsi: bandar, syahbandar, kenduri, kelasi, anggur, istana, tamasya, takhta, nakhoda, bius
• Bahasa Jawa: gampang, ngawur, ruwet, sumber, jago, lebaran, bisa, tanpa, sengit, ajeg, tuntas
• Bahasa Sunda Camat, garong, lumayan,melotot, ompreng, pencoleng, mending, nyeri, anjangsana, tahap
• Bahasa Minangkabau cemooh, ejek, bak, enau, engkau, semarak, heboh, cetus, ngarai, taut

2. Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Era globalisasi

Eksistensi Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini

diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi dengan memertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa

Indonesia. Ini semua menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional, dengan mematuhi semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa Indonesia. Dengan disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya sendiri.

3. Menyikapi Bahasa Indonesia

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk

(12)

lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan.

Data terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.

Arus global tanpa kita sadari memang telah berimbas pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya dan sosial media, facebook, twitter, SMS misalnya, memberi banyak perubahan bagi struktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus disikapi bersama termasuk dalam pengajarannya. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Di era global dengan berbagai kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satunya dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT (Information, Communication and Technology).

Pemanfaatan ICT sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi. Misalnya dengan memanfaatkan ICT sebagai alat bantu pembelajaran bahasa Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pendidikan dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsinya dalam pendidikan. Menurut Indrajut (2004), fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan dapat dibagi menjadi tujuh fungsi, yakni:

1. sebagai gudang ilmu,

2. sebagai alat bantu pembelajaran, 3. sebagai fasilitas pendidikan, 4. sebagai standar kompetensi, 5. sebagai penunjang administrasi,

6. sebagai alat bantu manajemen sekolah, dan 7. sebagai infrastruktur pendidikan.

(13)

dengan bahasa dunia pun menjadi lebih terasa perannya. Menguasai bahasa dunia dinilai sangat penting agar dapat bertahan di era modern ini. Ada baiknya jika dipikirkan dulu penggunaannya yang tepat dalam setiap konteks kalimat. Sehingga penyusupan istilah-istilah tersebut tidak terlalu

merusak tatanan bahasa nasional.

4. Perlunya Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, seperti pada situasi formal penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Namun, kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Sebaliknya, berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Hal ini disebabkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dari adanya interaksi dan komunikasi antar sesamanya. Bahasa sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasa yaitu sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Akhirnya, keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia

menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.

Disamping itu, perubahan bahasa dapat juga terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat. Berbagai alasan sosial dan politis menyebabkan banyak orang meninggalkan bahasanya, atau tidak lagi menggunakan bahasa. Seperti misalnya, dalam perkembangan masyarakat modern saat ini, masyarakat Indonesia cenderung lebih senang dan merasa lebih intelek untuk menggunakan bahasa asing. Hal ini memberikan dampak terhadap pertumbuhan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa. Akhirnya, kepopuleran bahasa Inggris menjadikan bahasa Indonesia tergeser pada tingkat

pemakaiannya.

Berbagai penyebab pergeseran pemakaian bahasa Indonesia, tidak hanya disebabkan oleh bahasa asing tetapi juga disebabkan oleh adanya interferensi bahasa daerah dan pengaruh bahasa gaul. Dewasa ini bahasa asing lebih sering digunakan daripada bahasa hampir di semua sektor kehidupan. Sebagai contoh, masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open House” untuk

(14)

penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran, dan masih banyak contoh lain yang

mengidentifikasikan bahwa masyarakat Indonesia lebih menganggap bahasa asing lebih memiliki nilai.

Demikian juga dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Sementara tolok ukur variasi pemakaian bahasa adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan parameter situasi. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma yang berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa

5. Pentingnya Peran Serta Media Massa

Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal dipakai oleh media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa yang banyak, media mass mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Kini media massa menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

Seiring dengan itu, pembinaan bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna menangkal informasi yang menggunakan kata dan istilah yang menyalahi kaidah kebahasaan. Kalangan media massa harus diyakinkan bahwa mereka juga mengikuti pembinan bahasa seperti kita.

(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Sebagai salah satu warga masyarakat, saya bangga dengan bahasa yang kita milki yaitu bahasa Indonesia, bagi warga Negara Indonesia yang lain juga memang ada rasa kebanggaan tersendiri karena mereka masih bisa berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia di seluruh tanah air dari Sabang sampai Merauke hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia. Tapi tidak sedikit juga ada beberapa warga yang bangga dengan menggunakan bahasa asing, seperti bahasa Inggris untuk komunikasinya. Untuk itulah mungkin diperlukan sistem pembelajaran yang baru, agar mereka juga merasa nyaman dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Mungkin istilah untuk ini dikenal dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis multikultur menjadi penting untuk diterapkan.

Memang dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam era globalisasi ini sangat mempengaruhi keberadaan bahasa Indonesia itu sendiri. Namun demikian, apapun kemajuan teknologi yang ada seharusnya bisa kita manfaatkan dalam memertahankan bahasa Indonesia. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah dengan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis ICT

(Information, Communication and Technology).

3.2 Saran

Bahasa Indonesia merupakan bahasa Negara kita, sudah sepantasnya kita memiki kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa Indonesia, dengan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian dengan semakin pesatnya pengaruh globalisasi dan perkembangan teknologi di Indonesia sekarang ini. Banyak pengaruh yang ditimbukan oleh globalisasi dan perkembangan teknologi baik positif maupun negatip. Untuk itu diperlukan peran serta seluruh elemen bangsa Indonesia untuk menekan dampak negatip dari perkembangan teknologi dan globalisasi, terutama media massa baik cetak maupun elektronik.

Selanjutnya saya sebagai penulis hanya bisa memberikan saran kepada rekan-rekan agar senantiasa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama pada diri saya sendiri. Agar pengaruh perkembangan teknologi dan globalisasi tidak membuat kita lupa terhadap bahasa kita yaitu bahasa Indonesia, tapi justru menambah khasanah bahasa Indonesia.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

http://ikhtisar-ku.blogspot.co.id/2014/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html

http://kelas-dawam.blogspot.co.id/2015/01/pengaruh-globalisasi-terhadap-bahasa_5.html

http://febrintorinto.blogspot.co.id/2014

https://www.academia.edu/8867054/Makalah_Pengaruh_Globa

lisasi_Terhadap_Eksistensi_Bahasa_Indonesia_Poopuler

http://www.kompasiana.com/audytanudajaja/dampak-

globalisasi-terhadap-pemakaian-bahasa-indonesia-dalam-berkomunikasi-sehari-hari_552a6d1e6ea834ea2e552dfc/2013

http://wahyudinrempas.blogspot.co.id/2013/05/perkembangan-teknologi-dan-globalisasi.html

http://menurhidayani.blogspot.co.id/2012/12/perkembangan-bahasa-indonesia-di-era.html

https://saepudinonline.wordpress.com/2011/04/25/proses-

aspek-dan-dampak-globalisasi-dalam-kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/

https://suciseptiapratiwi.wordpress.com/2014/10/20/globalisasi-dan-dampaknya-di-bidang-ekonomisosial-budaya-dan-politik/

http://kiteklik.blogspot.co.id/2011/01/dampak-globalisasi-terhadap-bangsa-dan.html

Referensi

Dokumen terkait

37 Tahun 2009 tentang Dosen dan Peraturan Mendiknas RI Nomor 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen Proses penilaianan akhir portopolio dilakukan oleh asesor,

Untuk mengatasi tantangan pertama dan kedua, yakni kesenjangan antar-wilayah dan kemiskinan, Indonesia telah menetapkan PP No 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Berdasarkan gambar 1 terlihat bahwa PDB perkapita Indonesia selama periode penelitian mulai tahun 1993 sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi atau naik turun

Sedangkan penyelesaian Sengketa Internasional yang dijalankan oleh PPB berkaitan dengan tujuan PBB seperti yang diamatkan dalam Pasal 1 Piagam PBB, adalah untuk menciptakan

Bayu Margana, S.Pd.. NUR

psikomotorik. 10 Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar selesai. Dalam. penelitian ini hasil

Pendekatan keamanan dalam pemikiran Aberystwyth/Wales School merupakan hasil dari pergeseran fokus keamanan yang menghadirkan manusia sebagai obyek referen keamanan

Optimasi yang akan dilakukan adalah optimasi jenis dan komposisi fase gerak yang akan digunakan dalam sistem KLT- densitometri supaya dapat dihasilkan pemisahan yang baik