• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI PASCA-IRADIASI BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA U 3 Si 2 -Al DAN BAHAN STRUKTUR ZIRCALOI-2 & ZIRCALOI-4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI PASCA-IRADIASI BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA U 3 Si 2 -Al DAN BAHAN STRUKTUR ZIRCALOI-2 & ZIRCALOI-4"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UJI PASCA-IRADIASI BAHAN BAKAR URANIUM SILISIDA

U

3

Si

2

-Al DAN BAHAN STRUKTUR ZIRCALOI-2 & ZIRCALOI-4

Nusin Samosir, Supardjo, Hadi Suwarno, Martoyo, Usman Sudjadi

ABSTRAK

Telah dilakukan pemeriksaan struktur mikro Bahan Bakar silisida (U3Si2-Al) tingkat

muat rendah (2,96 g/cm3) pasca iradiasi untuk melengkapi dokumen uji bahan bakar silisida tingkat muat rendah pasca iradiasi. Juga telah dilakukan uji kekerasan dan pemeriksaan struktur mikro bahan kelongsong zirkaloi -2 dan zirkaloi-4 pra iradiasi sebagai data banding untuk bahan kelongsong pasca iradiasi dengan hasil sebagai berikut: Hasil uji Kekerasan maupun pengamatan mikro struk tur pada Zr-2(diameter 20 mm) dan Zr-4 (tebal 2 mm)pada penampang horisontal dan vertikal tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Kekerasan kedua bahan kelonsong adalah 258 HV dan 219 masing-masing untuk Zr-2 dan Zr-4. Pengamatan struktur mikro Zr-2 ( diameter 12,3 mm) menunjukkan perbedaan baik penampang horisontal maupun vertikal , demikian pula sampel ini mempunyai kekerasan yang berbeda pada penampang horisontal ( 258 HV) maupun vertikal ( 236 HV). Pengamatan struktur mikro pada sampel U3Si2-Al

Tingkat Muat Uranium 2,96 g/cm3, pasca iradiasi dengan derajat bakar 50,60 %, menunjukkan bahwa terjadi proses swelling pada bagian tengah BB dan terjadi pula proses interdifusi anatara atom-atom yang terdapat pada meat dan ataom-atom pada kelongsong yang mana mengikuti hukum Fick`s ∂C/∂t = D

2C = D

C, J = - D

C PENDAHULUAN

Sesuai dengan Program PTBN dalam memenuhi Fokus ARN: Selesainya kajian teknologi dan ekonomi bahan bakar nuklir, dan Sasaran Utama Batan: Science and Technology Base Bidang Nuklir, serta tersedianya dokumen teknis pengaruh iradiasi terhadap sifat mekanik Zr-2 dan Zr-4 dan tersedianya dokumen uji pasca iradiasi (efek iradiasi terhadap struktur mikro) bahan bakar silisida tingkat muat uranium (TMU) rendah.

Adapun tujuan penelitian adalah penguasaan teknologi uji pasca iradiasi bahan bakar dan bahan struktur degan perolehan data uji pasca iradiasi yaitu struktur makro dan mikro bahan bakar reaktor riset U3Si2-Al; Perolehan data uji pasca iradiasi kekerasan kelongsong bahan bakar reaktor

riset dan daya.

Untuk mencapai sasaran dan tujuan penelitian dilakukan dengan metoda tinjauan pustaka untuk bahan struktur , pemeriksaan secara metalografi struktur mikro Bahan Bakar U3Si2-Al pasca

iradiasi di dalam sel panas (hotcell) dan uji kekerasan dan pemeriksaan bahan struktur kelongsong zirkaloi 2 dan zirkaloi 4.

(2)

TINJAUAN PUSTAKA

Pemakaian zirkonium dan paduannya sebagai kelongsong bahan bakar

nuklir dimulai awal tahun 1950 karena mempunyai keunggulan serapan lintang neutron rendah , kekuatan tinggi dan ketahanan korosi temperatur tinggi sedangkan kelemahannya keuletan rendah, ketahanan korosi rendah, harga tinggi dan kesulitan pabrikasi. Perbandingan kekuatan dan ekonomi neutron berbagai logam dibandingkan dengan zirkonium dapat dilihat pada Tabel 1. Sifat-sifat fisika zirkonium, pada diagram fasa dapat dilihat pada temperatur kamar hingga temperatur 865 oC , fasa –α dengan unit sel hcp, dari temperatur 865 oC hingga 1845 oC, fasa-β dengan unit sel bcc.

Tabel 1. Ekonomi neutron berbagai logam dibandingkan degan Zr. Base Metal UTS , 300oC(MPa) Macroscope Thermal

Neutronic section/cm-1

Serapan Neutron relatipuntuk tegangan desain yang diberikan

Zr 900 0,010 1 Be 350 0,001 0,5 Mg 90 0,005 5 Al 90 0,014 14 Fe 1100 0,170 14 Ni 1100 0,310 25 Ti 1000 0,200 28

Sifat-sifat mekanik zirkonium, kekuatan dapat bertambah dengan pengerjaan dingin, akan tetapi temperatur rekristalisasi adalah 400oC- 500oC. Sifat-sifat kimia, penambahan jumlah oksigen menambah kekuatan dan penggetasan zirkonium sedangkan penambahan hidrogen (zirkonium hibrida) mengurangi keuletan. Ketahanan korosi zirkonium murni mempunyai ketahanan korosi yang baik dalam air pada temperatur tinggi akan tetapi material dapat bertambah berat. Zikonium kemurnian tinggi(very hight purity, VHP) pada temperatur 316oC tidak terjadi kerusakan selama 200 hari, akan tetapi dengan kenaikan temperatur menjadi 360 oC zirkonium VHP telah rusak kurang dari 7 hari. Untuk mengantisipasi kelemahan zirkonium VHP dikembangkan paduan zirkonium yang dapat menaikkan kekuatan, ketahanan korosi dan keunggulan lainnya. Adapun paduan zirconium yang sudah dikembangkan dan ada dipasaran, dengan komposisi seperti pada Tabel 2, sedangkan sifat-sifat dari bahan kelongsong yang berbeda dapat kita lihat pada lampiran 1(Tabel 3).

Tabel.2 Kompsisi Komersial Paduan Zr

Paduan Zr Sn Fe Cr Ni Nb O Zr-2 98,8 1,5 0,12 0,10 0,05 --- 0,13 Zr-4 98,2 1,3 0,22 0,10 --- --- 0,13 Zr-1Nb 99 1 Zr-2.5Nb 97,5 2,5 Zr-3Nb-1Sn 1,0 2,8

Penggunaan Kelongsong , dan dimensi zirkaloi-2 dan zirkaloi-4 pada reaktor nuklir HWR dan LWR dengan bahan bakar UO2 dapat dilihat pada pada Tabel 4 dibawah ini.

(3)

Tabel 4. Spesifikasi elemen bakar nuklir HWR & LWR

METODA, BAHAN DAN TATA KERJA

Metoda penelitian adalah secara metalografi dan uji kekerasan, untuk pasca iradiasi dilakukan di sel panas, sedangkan untuk pra iradiasi diluar sel panas.

Bahan dipotong seperti kondisi pada tabel 5 dibawah ini Tabel 5. Bahan dan kondisi sampel uji

Bahan struktur dan U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm 3

Bahan strukturPaduan Posisi PEB U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm 3

No.12, IDA 0036, RI-SIE 02  Zr-2-Cirene Ø = 20 mm   Zr-2 Ø = 12,2 mm   Zr-4-pelat 

Posisi sampel pelat EB : - bagian atas - bagian tengah - bagian bawah

TATA KERJA Sampel pra iradiasi

Sampel Zr2 dipototong dengan ukuran 10x10 mm, kemudian dibelah dua baik yang diameter 20 mm maupun yang diameter 12,3 mm. Sampel Zr-4 dipotong dengan ukuran 10 mm x 5 mm. Kemudian ketiga macam sampel dipreparasi dengan cara standar melalografi yaitu dimounting dengan resin, dengan posisi penampang yang dimetalografi seperti pada Tabel 5. Kemudian dihampelas dengan silikon karbida berturut turut dengan grit 400, 800, 1200, 2000 dan 2400 serta menggunakan . media pendingin air. Selanjutnya dipoles dengan pasta intan berturut turut degan grit 6 µm, 3 µm ,1 µm dan 1/4 µm dengan media pendingin red lubricant, dan dietsa dengan reagen Keller, kemudian dipreperasi dengan sputter (lapis tipis emas) agar konduktif dan dapat diamati dengan mikroskop

(4)

elektron scanning. Hasil pengamatan dengan Mikroskop elektron scanning dapat dilihat pada Gambar 1 sampai Gambar 3.. Hasil uji kekerasan dengan metoda Vickers HV2 hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6.

Preparasi sampel pasca iradiasi di Sel panas ( Hotcell) Pelat elemen bakar U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm

3

No.12, IDA 0036, RI-SIE 02 yang sudah ada dalam sel panas ZG 105 dipindahkan ke sel panas preparasi sampel ZG 104 dengan bantuan Master

slave manipulator dan Konveyor. Kemudian ketiga sampel dipotong dengan mesin abrasive cutter

dengan ukuran 10x 10 mm dan posisi seperti pada Tabel.5. Dalam preparasi ini diperlukan ketrampilan operator dalam menggunakan Master slave manipulator, karena operator diluar sel panas. Sampel yang yang sudah dipotong dengan ukuran kecil lalu dimounting dengan cara pipa araldit dengan diameter 25 mm dan tinggi 30 mm.yang sudah dipersiapkan sebelumnya, salah satu ujungnya ditutup dengan Lakband, selanjutnya ketiga sampel diberdirikan pada Lakband di dalam pipa araldit. Untuk mendapatkan posisi penampang sampel yang akan diamati, agar dapat berdiri tegak dibantu dengan clip. Kemudian bahan mounting (resin dan hardener, biasanya mengeras setelah 30menit) dipersiapkan diluar sel panas. Setelah diaduk homogen segera dimasukkan ke dalam botol pelastik dan dimasukkan ke sel panas melalui pintu penyedot karena perbedaan tekanan udara di dalam dan diluar sel panas. Didalam sel panas botol pelastik dibuka dengan master

slave manipulator dan resin dituang ke dalam pipa araldit (ketiga sampel sudah di ada di dalam)

hingga penuh, kemudian tunggu .30 menit mounting sudah mengeras dan siap untuk digerinda. Tahapan penggerindaan dilakukan dengan urutan dan waktu pada masing-masing grit sebagai berikut :

Diampelas dengan grit Lamanya pengampelasan, menit

400 12

800 6

1200 6

2000 atau 2400 3

dengan media pendingin air dan setiap perpindahan dari grit yang satu ke yang berikutnya selalu dicuci dengan alkohol. Setelah selesai digerinda di sel panas ZG 104, sampel dipindahkan ke sel panas 105 dengan bantuan master slave manipulator dan Konveyor untuk preparasi lanjut. Di sel panas ZG 105, sampel dipoles dengan kain poles menggunakan abrasive pasta instan dengan tahapan dan waktu pemolesan pada setiap grit sebagai berikut :

Pemolesan dengan abrasive,

µ

m Lamanya pengampelasan, menit

9 8

6 6

3 6

1 atau 1/4 3

dengan pelumas red atau blue lubricant dan setiap beralih dari satu abrasive ke abrasive yang berikutnya selalu dicuci dengan alkohol.

Untuk preparasi lanjut pengetsaan, sampel dipindahkan ke sel panas

ZG 106 dengan bantuan master slave manipulator dan konveyor . Di sel panas ZG 106 sampel dietsa dengan reagen kimia (asam nitrat 72 ml, asam fluor,HF), 48% 1 ml dan air(H2O) 70 ml + asam

(5)

Mikroskop ZG 107. Karena Mikroskop sel panas 107 dan mikrohardness tester belum dapat di-perbaiki, fotografi dilakukan dengan darurat, dimana merubah posisi sampel dilakukan dengan menggunakan master slave manipulatur, dan pemotretan dengan alat fotografi SEM. Hasil pe-motretan sampel U3Si2-Al TMU 2,96 g/cm

3

No.12, IDA 0036, RI-SIE 02 dapat dilihat pada Gambar 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan struktur mikro pelat Zr-4 Gambar 1 memperlihatkan bahwa baik penampang tegak lurus arah rol maupun searah dengan arah rol tidak tampak perbedaan yang mencolok baik bentuk maupun kedalaman dimple hasil etsa, keadaan ini juga didukung hasil uji kekerasan yang ditunjukkan pada Tabel 6, kedua penampang mempunyai hasil uji kekerasan yang sama yaitu 219 HV. Hasil pemeriksaan struktur mikro Zr-2 diameter 12.3 mm memperlihatkan perbedaan baik penampang horisontal maupun melintang Gambar 2, juga uji kekerasan menghasilkan kekerasan yang berbeda yaitu 258 dan 236 HV, keadaan ini diduga karena bahan telah mengalami pengerjaan dingin pada proses tahap akhir saat pabrikasi. Hal ini juga ditunjukkan oleh struktur mikro yang lebih reaktif terhadap etsa arah penampang horisontal dibandingkan dengan penampang melintang karena masih adanya deformasi ; kekerasan penampang lintang lebih rendah juga karena tebal kelongsong relatif tebal 0,8 mm, sehingga kekerasan cenderung hanya dipermukaan penampang horisontal. Hasil pemeriksaan struktur mikro Zr-2 kelongsong cirene Gambar 3, baik penampang horisontal maupun penampang lintang, tidak menunjukkan erbedaan yang berarti baik bentuk maupun ukuran dimple sebagai reaksi dengan etsa. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh hasil uji kekerasan pada Tabel 5, baik penampang horisontal maupun penampang lintang mempunyai kekerasan yang sama 258 HV. Dibandingkan hasil penelitian dan literatur [2],,menunjukkan hasil yang sama, bahwa zirkaloi- 2 mempunyai kekuatan lebih tinggi dibandingkan dengan zirkaloi-4 yaitu pada temperatur kamar UTS/YS 77ksi/62ksi dan 65 ksi/50 ksi. Pada penelitian ini dinyatakan dengan kekerasan yaitu 258 HV dan 219 HV masing-masing untuk zirkaloi-2 dan zirkaloi-4.untuk mendapatkan data yang lebih representatif pada penelitian selanjutnya akan dilakukan penelitian dengan variabel temperatur dan waktu.

Pemeriksaan struktur mikro pelat elemen bakar U3Si2-Al tingkat muat uranium 2,96 g/cm 3

pasca iradiasi dengan derajat bakar 50,60% memperlihatkan bahwa pada bagian tengah Gambar 4B, terdapat rongga(bekas pembebasan gas produk fisi) relatif lebih besar dibandingkan dengan bagian atas dan bawah. Seperti diperlihatkan pada Gambar 4A- 4C. Data ini belum cukup untuk evaluasi, diharapkan pada penelitian selanjutnya. Untuk itu Mikroshop optik di sel panas ZG 107 segera diperbaiki dan didekontaminasi. Pengamatan struktur mikro pada sampel U3Si2-Al Tingkat

Muat Uranium 2,96 g/cm3, pasca iradiasi dengan derajat bakar 50,60 %, menunjukkan bahwa terjadi proses swelling pada bagian tengah BB dan terjadi pula proses interdifusi anatara atom-atom yang terdapat pada meat dan atom-atom pada kelongsong yang mana mengikuti hukum Fick`s ∂C/∂t = D

2C = D

C, J = - D

C (lihat gambar 4A sampai dengan 4C).

KESIMPULAN

Hasil uji Kekerasan maupun pengamatan mikro struk tur pada Zr-2(diameter 20 mm) dan Zr-4 (tebal 2 mm)pada penampang horisontal dan vertikal tidak terdapat perbedaan yang mencolok. Kekerasan kedua bahan kelonsong adalah 258 HV dan 219 masing-masing untuk Zr-2 dan Zr-4. Pengamatan struktur mikro Zr-2 ( diameter 12,3 mm) menunjukkan perbedaan baik penampang

(6)

horisontal maupun vertikal , demikian pula sampel ini mempunyai kekerasan yang berbeda pada penampang horisontal ( 258 HV) maupun vertikal ( 236 HV).

Pengamatan struktur mikro pada sampel U3Si2-Al Tingkat Muat Uranium 2,96 g/cm 3

, pasca iradiasi dengan derajat bakar 50,60 %, menunjukkan bahwa terjadi proses swelling pada bagian tengah BB dan terjadi pula proses interdifusi anatara atom-atom yang terdapat pada meat dan ataom-atom pada kelongsong yang mana mengikuti hukum Fick`s ∂C/∂t = D

2C = D

C, J = - D

C

DAFTAR PUSTAKA

[1] BENJAMIN LUSTMAN, & FRANK KERZE, JR, The Metallurgy of Zirconium, first Ed. Mc.Graw – Hill Book Company,Inc. 1955

[2] S.WAS, M.ATZMON, L.WANG, A Novel Approach to Material Developmen for Advanced Reactor system, University og Michigan

[3] G.L HOFMAN, et.al, “Initial Assesment of Radiation Behavior of Very-High-Density Low-Enriched-Uranium Fuel “, RERTR, October 4,1999

[4] SNELGROVE,J.L,et.al,”Irradiation Performance Of Reduced-Enrichment Fuels Tested Under The U.S.RERTR Program”, Proceedings of an International Meeting Petten, The Netherlands, October 14-16, 1985

[5] G.L. HOFMAN AND L.A.NEIMARK,”Postirradiation Analysis Of Experimental Uranium-Silicide Dispersion Fuel Plate, RERTR, Argon, October 1984

[6] D.F.SEARS,”Development and Irradiation Testing of U3Si2-Al Fuel At Chalk River Laboratories”, RERTR, Proceeding of the XIV- International meeting, Jakarta, 4-7 November, 1991

(7)

Gambar 1A.Mikrostruktur Zr-4, 1000x Gambar 1.B.Mikrostruktur Zr-4, 2000x

Gambar 1C.Mikrostruktur Zr-4, 5000x Gambar 1D.Mikrostruktur Zr-4, 1000x

Gambar 1E.Mikrostruktur Zr-4, 2000x Gambar 1F.Mikrostruktur Zr-4, 5000x

Gambar 1.Struktur mikro Zr-4 dengam mikroskop elektron skanning , dietsa dengan Reagen Keller

(A-C) Penampang tegak lurus arah rol (D-F) Penamgang searah dengan arah rol

(8)

Gambar 2A.Mikrostruktur Zr-2, 1000x Gambar 2.B.Mikrostruktur Zr-2, 2000x

Gambar 2C.Mikrostruktur Zr-2, 5000x Gambar 2D.Mikrostruktur Zr-2, 1000x

Gambar 2E.Mikrostruktur Zr-2, 2000x Gambar 2F.Mikrostruktur Zr-2, 2000x Gambar 2.Struktur mikro Zr-2 dengam mikroskop elektron skanning , dietsa

dengan Reagen Keller

(A-C) Penampang tegak lurus arah rol (D-F) Penamgang searah dengan arah rol

(9)

Gambar 3A.Mikrostruktur Zr-2, 1000x Gambar 3B.Mikrostruktur Zr-2, 5000x

Gambar 3C.Mikrostruktur Zr-2, 5000x Gambar 3 .Mikrostruktur Zr-2 ( Kelonsong Cirene)

A. & B Penampang tegak lurus arah rol C. penampang searah dengan arah rol

Tabel 6. Hasil uji kekerasan

Paduan Posisi Kekerasan Vickers (HV2)

 219 Zr-4-pelat Tebal : 2 mm,  219  258 Zr-2 Ø = 12,3 mm, tebal = 0,86 mm  236  258 Zr-2-Cirene Ø = 20 mm, tebal = 0,51mm  258

(10)

Gbr.4A. Bagian atas Gbr.4B.Bagian tengah

Gbr.4C. Bagian tengah Gambar 4. Struktur mikro U3Si2-Al Tingkat Muat Uranium 2,96 g/cm

3

, pasca iradiasi dengan derajat bakar 50,60 %, perbesaran 150x

(11)

Lampiran 1

Tabel 3. Sifat-sifat bahan kelongsong yang berbeda

Sifat Al Zr Zr-2 SS 347 Densiti g/cc 2,71 6,5 6,55 7,98 Meltng T,oC 660 1845 1830 1399 Trans T.T,oC 862 1000 Rekris. T,oC 150-200 550-600 Α,x 10-4/ oC 25-100 oC 23,5 6,38 16,5 25-200 oC 24,6 25-300 oC 25,6 7,61 25-500 oC 25-600 oC 9,46 18 25-700 oC k-cal/cm-s- oC 25 oC 0,53 0,050 0,036 50 oC 0,050 100 oC 0,049 0,034 0,038 200 oC 0,033 300 oC 0,042 0,033 538 oC 0,051 Termal n x section-b 0,22 0,18 >0,18 >2,5 UTS -psi 25oC 13.000 34.800 68.600 90.000 100oC 9.700 200oC 6.000 300oC 2.500 18.000 400oC 1.300 12.000 500oC 8.000 22.000 65.000 YS-psi 25oC 5.000 9.900 44.800 35.000 100oC 4.100 200oC 3.000 300oC 1.500 6.000 400oC 800 4.800 500oC 5.000 10.500 31.000 Regangan-% 25oC 45 47 22 40 100oC 57 200oC 65 300oC 90 52 400oC 93 50 500oC 48 36 35

Gambar

Tabel 4. Spesifikasi elemen bakar nuklir HWR & LWR
Gambar 1E.Mikrostruktur Zr-4, 2000x  Gambar 1F.Mikrostruktur Zr-4, 5000x
Gambar 2A.Mikrostruktur Zr-2, 1000x  Gambar 2.B.Mikrostruktur Zr-2, 2000x
Tabel 6. Hasil uji kekerasan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Fraksi eter hasil hidrolisis infusa daun Binahong ( Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan quersetin yang telah dilarutkan dengan metanol absolut dengan berbagai

 Genus passiflora yang biasanya disebut sebagai buah markisa merupakan genus yang besar dengan persebaran yang luas dan termasuk spesies yang berada pada daerah tropis.  Tumbuhan

Hasil perhitungan tersebut akan digunakan untuk melihat penilaian petani terhadap keragaan usaha (X 10 ) pada tengkulak maupun eksportir dan dari hasil tersebut mencerminkan

Dari setiap hukum, biambil masing-masing dua (2) tema. Dari setiap tema tersebut, kemudian dibuat mejadi 3 soal dengan konsep dan konteks yang dibuat semirip mungkin

55 Alasan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dikarenakan peneliti memiliki tujuan untuk mengungkap motif yang digunakan oleh pengguna aplikasi kencan online

1) Nilai tukar uang dinar berasas pada bahan bakunya, sehingga nilai tukarnya bersifat permanen dan kokoh. Fakta ini menjadikan dinar jauh dari pengaruh opini pelaku pasar yang

Hal ini sejalan dengan “Model of Organizational Creativity and Innovation” yang dikemukakan oleh Kinicki dan Kreitner (2008:361). Dalam model tersebut digambarkan bahwa

KESEHATAN DAERAH MILITER II/SRIWIJAYA R:MKIT TK( II DR AK 1ANI .ALEM<AN1.