• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga

Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga adalah usaha milik pribadi merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dibidang pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Fanny Bakery berdiri sejak 7 (tujuh) tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2007. Lokasi terletak dijalan Canden No 48 Salatiga. Pada awal usaha Fanny Bakery adalah usaha kecil yang dijalankan oleh keluarga dengan membuat aneka roti serta jenis kue basah lainnya yang dijual untuk keperluan pribadi.

Dalam memproduksi roti Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga memiliki 10 tenaga kerja tetap, alat-alat atau mesin yang digunakan untuk mengolah bahan baku serta beberapa persediaan bahan baku yang digunakan untuk memenuhi pesanan. Persediaan bahan baku yang ada pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permintaan konsumen atau pelanggan yang tidak pasti. Penyimpanan bahan baku ditempatkan digudang, dengan menempatkan setiap bahan baku ditempat yang sesuai dengan ketahanan

(2)

dimasing-masing penyimpanan atau gudang. Dalam hal memasarkan produk, hanya memasarkan di wilayah Salatiga saja. Konsumen berasal dari kalangan pegawai dinas, pegawai sekolah, serta pribadi yang membutuhkan snack untuk keperluaan berbagai acara.

4.2 Temuan

Dari hasil wawancara serta data-data yang telah diterima maka penulis menemukan temuan-temuan persediaan pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga. Persediaan tersebut seperti kebutuhaan bahan baku selama satu tahun, biaya penyimpanan serta biaya pesan sekali order atau sekali pesan. 4.2.1 Persediaan Pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga.

Persediaan yang ada pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga meliputi kebutuhan bahan baku, biaya simpan serta biaya pemesanan. Data-data tersebut adalah sebagai berikut:

1 Data Kebutuhan bahan baku Fanny Bakery Salatiga

Bahan baku merupakan bahan yang utama dalam pembuatan bahan jadi dalam penelitiaan ini adalah bahan baku pembuatan roti. Bahan baku dalam pembuatan roti adalah terigu, mentega, gula halus, gula pasir, sp (pengembang) , rum, rum butter, serta emulsifier.

(3)

Berikut ini data penggunaan bahan baku selama satu tahun adalah Tabel 1

Data Kebutuhan Bahan Baku Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga Tahun 2013

No Jenis Bahan Kebutuhan rata-rata/thn/Kg/Rp

1. Terigu 132.500 2. Mentega 3.600 3 Gula Pasir 7.800 4. Gula halus 2600 5. Sp (Pengembang) 104 6. Rum Butter 180 7. Rum 104 8. Emulsifier 104

Sumber data : Fanny Bakery Salatiga, 2014

2 Biaya simpan Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga

Biaya simpan merupakan biaya yang timbul akibat adanya bahan baku yang disimpan. Biaya simpan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan bahan baku adalah biaya pendingan, serta biaya listrik yang digunakan untuk menyimpan bahan baku.

Tabel 2

Biaya simpan Home Industry “Fanny Bakery” Tahun 2013

No Jenis biaya Harga

1. Biaya pendinginan Rp 2.400.000,00 2. Biaya penerangan Rp 2.400.000,00 3. Perawatan gudang Rp 200.000,00 3 Penyusutan Rp 350.000,00

(4)

3 Biaya Pesan Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga

Biaya pesan merupakan biaya yang timbul akibat adanya pemesanan bahan baku setiap kali pesan. Dalam melakukan pemesanan biaya pesan yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku adalah

Tabel 3

Biaya pesan Home Industry “Fanny Bakery” Tahun 2013

No Bahan Baku Jumlah Biaya Pesan (Rp)

1. Terigu 2.160.000,00 2. Mentega 480.000,00 3. Gula Pasir 960.000,00 4 Gula halus 720.000,00 5. Sp (Pengembang) 36.000,00 6. Rum Butter 210.000,00 7. Rum 408.000,00 8. Emulsifier 408.000,00 Jumlah biaya pesan 5.706.000,00 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014

Biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendatangkan bahan baku dari supplier ke Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga. Biaya yang termasuk didalam tabel 3 adalah biaya pengiriman sekali pesan, biaya angkut per sekali pesan dan biaya telepon.

4 Total biaya persediaan Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga

Biaya persediaan merupakaan total kesuruhan biaya simpan ditambah dengan biaya pesan.. Total biaya pemesanan per hari adalah

(5)

bahan baku per hari. Total biaya penyimpanan per hari adalah biaya penyimpanan bahan baku per hari dikalikan dengan rataan jumlah persediaan bahan baku. Total biaya persediaan di Fanny Bakery Salatiga adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Total Biaya PersediaanHome Indusry “ Fanny Bakery” Tahun 2013

No Jenis Bahan Total Biaya Persediaan (Rp) 1. Terigu 4.567.500,00 2. Mentega 1.015.000,00 3. Gula Pasir 2.030.000,00 4. Gula halus 1.308.500,00 5. Sp (Pengembang) 520.500,00 6. Rum Butter 477.500,00 7. Rum 568.000,00 8. Emulsifier 568.000,00 Jumlah 11.056.000,00

Sumber data: Fanny Bakery diolah 2014

Berdasarkan data diatas jumlah total biaya persediaan pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga adalah sebesar Rp 11.056.000,00 meliputi jumlah biaya pesan dijumlah dengan biaya simpan dalam setahun.

(6)

5 Frekuensi Pemesanan Home Industry “ Fanny Bakery” Salatiga.

Frekuensi pemesanan merupakan waktu pemesanan bahan baku yang dilakukan perusahaan untuk memesan bahan baku. Frekuensi pemesanan pada Fanny Bakery Salatiga dalam satu tahun adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Frekuensi Pemesanan Home Industry “Fanny Bakery” Tahun 2013

Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014

No Jenis Bahan Jumlah

1. Terigu 48 kali

2 Mentega 12 kali

3. Gula Pasir 24 kali 4. Gula halus 24 kali 5. Sp (Pengembang) 24 kali 6. Rum Butter 12 kali

7. Rum 24 kali

(7)

4.3 Analisis Persediaan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity)

Dari temuan yang diperoleh maka penulis melakukan analisis pengendaliaan persediaan dengan menggunakan metode EOQ pada home industry “Fanny Bakery” Salatiga. Metode EOQ digunakan untuk mengetahui kuantitas yang harus dipesan dan berapa kali harus melakukan pemesanan supaya biaya persediaan bahan baku minimal. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui perbandingan yang efisien antara saat menggunakan metode EOQ dan tanpa menggunakan metode EOQ. Perhitungan hasil analisis adalah sebagai berikut :

4.3.1 Perhitungan persediaan dengan menggunakan metode EOQ. Persediaan yang ada pada Home Industry “Fanny Bakery” Salatiga mencakup kebutuhan bahan baku satu tahun, biaya simpan, serta biaya pesan per satu kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui hasil perhitungan sebagai berikut:

(8)

Tabel 6

Perhitungan Menggunakan Metode EOQ Tahun 2013

No Jenis Bahan Kebutahan rata-rata/thn/kg Bi.Pesan/kali pesan (Rp) Bi.Simpan per unit (Rp) EOQ 1. Terigu 132.500 45.000 1.744 2.615 2 Mentega 3.600 30.000 3.567 246 3. Gula Pasir 7.800 40.000 6.585 308 4. Gula halus 2.600 30.000 10.865 120 5. Sp (Pengembang) 104 15.000 74.077 6 6. Rum Butter 180 17.000 35.667 13 7. Rum 104 15.000 74.077 6 8. Emulsifier 104 15.000 74.077 6

Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014

Berdasarkan tabel tersebut perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghasilkan pesanan yang ekonomis terigu sebesar 2.615, mentega 246, gula pasir 308, gula halus sebesar 120, Sp (pengembang) sebesar 6, rum butter sebesar 13, rum sebesar 6 serta emulsifier sebesar 6.

(9)

1. Frekuensi Pemesanan Optimum

Frekuensi pemesanan merupakan waktu perusahaan menentukan pemesanan kembali bahan baku. Frekuensi pemesanan optimum dapat dihitung dengan menggunakan metode EOQ yaitu dengan perhitungan kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi EOQ adalah sebagai berikut :

Tabel 10

Frekuensi pemesanan menggunakaan metode EOQ Tahun 2013

No Jenis Bahan Frekuensi 1. Terigu 51 kali 2. Mentega 15 kali 3. Gula Pasir 25 kali 4. Gula halus 22 kali 5. Sp

(Pengembang)

16 kali 6. Rum Butter 14 kali

7. Rum 16 kali

8. Emulsifier 16 kali

Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014

Dari tabel diatas dapat diketahui frekuensi pemesanan optimum yaitu untuk terigu 51 kali pesan, mentega 15 kali pesan, gula pasir 25 kali pesan, gula halus 22 kali pesan, Sp (pengembang) 16 kali pesan, rum butter 14 kali pesan, dan rum16 kali serta emulsifier 16 kali pesan merupakan pesanan yang optimum saat home industry “Fanny Bakery” Salatiga melakukan pemesanan kembali bahan baku.

(10)

2. Biaya Simpan Optimum

Biaya simpan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan bahan baku dalam pembuatan roti. Biaya simpan dapat menghasilkan biaya yang optimum dengan menggunakan perhitungan EOQ yaitu sebagai berikut:

Tabel 7

Biaya Simpan Optimum Menggunakan metode EOQ Tahun 2013

No Jenis Bahan Biaya simpan optimum (Rp) 1. Terigu 2.280.394.70 2. Mentega 438.862,17 3. Gula Pasir 1.013.508,76 4. Gula halus 650.937,79 5. Sp (Pengembang) 240.374,71 6. Rum Butter 233.602,23 7. Rum 240.374,71 8. Emulsifier 240.374,71 Jumlah 5.338.429,76 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah, 2014

Dari data diatas biaya simpan optimum didapat dengan menggunakan metode EOQ yaitu EOQ dibagi 2 dikalikan dengan biaya simpan per unit maka dapat dihasilkan jumlah biaya simpan optimum sebesar Rp 5.338.429,76

(11)

3. Biaya Pesan Optimum

Biaya pesan optimum merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku menggunakan metode EOQ. Biaya simpan dapat optimum dengan menggunakan metode EOQ sebagai berikut :

Tabel 8

Biaya pesan optimum menggunakan metode EOQ Tahun 2013

No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp)

1. Terigu 2.280.394.70 2. Mentega 438.862,17 3. Gula Pasir 1.013.508,76 4. Gula halus 650.937,79 5. Sp (Pengembang) 240.374,71 6. Rum Butter 233.602,23 7. Rum 240.374,71 8. Emulsifier 240.374,71 Jumlah 5.338.429,76

Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014

Dari data diatas melalui perhitungan EOQ dapat didapat perhitungan untuk mencari biaya pesan optimum yaitu kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi dengan EOQ dikali dengan biaya pesan. Total biaya pesan optimum adalah sebesar Rp 5.388.429,76

(12)

4. Total biaya persediaan Optimum

Total biaya persediaan merupakan penjumlahan biaya simpan optimum ditambah dengan biaya pesan optimum maka dapat didapat hasil sebagai berikut :

Tabel 9

Total Biaya Persediaan Tahun 2013

Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga,2014 diolah

Dari tabel tersebut dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui total biaya persediaan dari biaya pesan optimum ditambah biaya simpan optimum adalah sebesar Rp 10.676.859,52

No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp) Biaya simpan optimum (Rp) Total biaya persediaan (Rp) 1. Terigu 2.280.394.70 2.280.394.70 4.560.789,41 2. Mentega 438.862,17 438.862,17 877.724,33 3. Gula Pasir 1.013.508,76 1.013.508,76 2.027.017,51 4. Gula halus 650.937,79 650.937,79 1.301.875,57 5. Sp (Pengembang) 240.374,71 240.374,71 480.749,41 6. Rum Butter 233.602,23 233.602,23 467.204,45 7. Rum 240.374,71 240.374,71 480.749,41 8. Emulsifier 240.374,71 240.374,71 480.749,41 Jumlah 5.338.429,76 5.338.429,76 10.676.859,52

(13)

4.3.2 Perbandingan Sebelum dan Sesudah menggunakan metode EOQ

Dari hasil analisis pengendaliaan persediaan dapat diketahui perbandingan biaya yang dapat diminimalkan sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ:

1. Perbandingan Biaya pesan dengan Biaya pesan optimum

Membandingkan biaya pesan perusahaan dengan biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ adalah seperti berikut:

Tabel 11

Pebandingan Biaya Pesan serta Biaya Pesan Optimum Tahun 2013

N o

Jenis Bahan Biaya Pesan (Rp) Biaya pesan optimum (Rp) Selisih (Rp) 1. Terigu 2.160.000,00 2.280.394.70 (120.394,70) 2. Mentega 480.000,00 438.862,17 41.137,83 3. Gula Pasir 960.000,00 1.013.508,76 (53.508,76) 4. Gula halus 720.000,00 650.937,79 69.062,21 5. Sp (Pengembang) 36.000,00 240.374,71 119.625,29 6. Rum Butter 210.000,00 233.602,23 (23.602,23) 7. Rum 408.000,00 240.374,71 167.625,29 8. Emulsifier 408.000,00 240.374,71 167.625,29

Sumber: Fanny Bakery yang diolah 2014

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya pesan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya

(14)

Rp 119.625,29, untuk rum buter penambahan sebesar Rp 23.602,23 , untuk rum penghematan sebesar Rp 167.625,29, untuk emulsifier penghematan sebasar Rp 167.625,29. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan.

2. Perbandingan biaya simpan dengan biaya simpan optimum Membandingkan biaya simpan perusahaan dengan biaya simpan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut

Tabel 12

Perbandingan Biaya simpan serta Biaya simpan Optimum Tahun 2013

Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa biaya simpan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya simpan untuk terigu penghematan sebesar Rp 127.105,30 , Untuk No Jenis Bahan Biaya simpan

(Rp) Biaya simpan optimum (Rp) Selisih (Rp) 1. Terigu 2.407.500,00 2.280.394.70 127.105,30 2. Mentega 535.000,00 438.862,17 96.137,83 3. Gula Pasir 1.070.000,00 1.013.508,76 56.491,24 4. Gula halus 588.500,00 650.937,79 (62.437,79) 5. Sp (Pengembang) 160.500,00 240.374,71 (79.874,71) 6. Rum Butter 267.500,00 233.602,23 33.897,77 7. Rum 160.500,00 240.374,71 (79.874,71) 8. Emulsifier 160.500,00 240.374,71 (79.874,71)

(15)

penghematan sebesar Rp56.491,24, untuk gula halus penambahan sebesar Rp 62.437,79 , untuk Sp( pengembang) penambahan sebesar Rp 79.874,71 untuk rum buter penghematan sebesar Rp33.897,77, untuk rum penambahan sebesar Rp 79.874,71 sedangkan untuk emulsifier penambahan sebasar Rp 79.874,71. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya simpan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 3. Perbandingan frekuensi pemesanan dengan frekuensi

pemesanan optimum

Membandingkan frekuensi pemesanan perusahaan serta frekuensi pemesanan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Perbandingan frekuensi pemesanan serta frekuensi pemesanan optimum

Tahun 2013

No Jenis Bahan Frekuensi Frekuensi optimum

Selisih 1. Terigu 48 kali 51kali (3) kali 2. Mentega 12 kali 15 kali (3) kali 3. Gula Pasir 24 kali 25 kali (1) kali 4. Gula halus 24 kali 22 kali 2 kali 5. Sp

(Pengembang)

(16)

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa frekuensi pemesanan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi pemesanan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan saat melakukan pemesanan. Dari data diatas terlihat bahwa frekuensi untuk terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ libih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan.

(17)

4. Perbandingan kebijakan total biaya persediaan dengan total biaya persediaan menggunakan EOQ

Perbandingan kebijakan antara total biaya persediaan persusahaan dengan total biaya persediaan menggunkan EOQ dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 14

Perbandingan Total Biaya Persediaan dengan Total Biaya Persediaan dengan Menggunakan Metode EOQ

Tahun 2013 No Jenis Bahan Total biaya

persediaan (Rp) Total biaya persediaan EOQ (Rp) Selisih (Rp) 1. Terigu 4.567.500,00 4.560.789,41 6.710,59 2. Mentega 1.015.000,00 877.724,33 137.275.67 3. Gula Pasir 2.030.000,00 2.027.017,51 2.982,49 4. Gula halus 1.308.500,00 1.301.875,57 6.624,43 5. Sp (Pengembang) 520.500,00 480.749,41 39.750,59 6. Rum Butter 477.500,00 467.204,45 10.295,55 7. Rum 568.000,00 480.749,41 87.750,59 8. Emulsifier 568.000,00 480.749,41 87.750,59 Jumlah 11.056.000,00 10.676.859,52 379.140,48

Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total biaya persediaan menurut Home Indusry “Fanny Bakery” untuk pembeliaan bahan baku terigu Rp 4.56.500,00 dan total biaya persediaan menggunakan perhitungan EOQ sebesar Rp 4.560.789,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp6.710,59 . Total biaya persediaan

(18)

Indusry “Fanny Bakery” untuk pembeliaan bahan baku gula pasir menurut sebesar Rp 2.030.000,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 2.027.017,51 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 2.982,49. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku gula halus menurut Home Industry “Fanny Bakery” sebesar Rp 1.308.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 1.301.875,57 terdapat penghematan sebesar Rp 6.624,43. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku sp (pengembang) menurut Home Industry “Fanny Bakery” sebesar Rp 520.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 39.750,59 . Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum butter menurut Home Industry “ Fanny Bakery” sebesar Rp 477.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 467.204,45 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 10.295,55. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum menurut Home Industry “Fanny Bakery” sebesar Rp 568,500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 terdapat penghematan sebesar Rp 87.750,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku emulsifier menurut Home Industry “Fanny Bakery” sebesar Rp 568.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 87.750,59

(19)

4.4 Pembahasaan

Dari hasil temuan yang diperoleh pada Home Industry “Fanny Bakery” di Kota Salatiga. Dapat diperoleh jumlah pemesanan, biaya persediaan, frekuensi pemesanan dan total biaya persediaan yang optimum. Dengan menggunakan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sesudah dan setelah menggunakan metode EOQ. Jumlah pesanan untuk terigu dengan menggunakan metode EOQ sebesar 2.615, untuk mentega jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 246 , untuk gula pasir jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 308, untuk gula halus jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 120 ,untuk sp jumlah dengan menggunakan metode EOQ 6 , untuk rum butter jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 13 , untuk rum jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6, untuk emulsifier jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6. Dan biaya total biaya pesan pada Home industry “ Fanny Bakery” sebesar Rp 5.706.000,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.338.429,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp 367.570,24 . Dan total biaya simpan pada pada Home industry “ Fanny Bakery” sebesar Rp 5.350.000,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.338.429,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp 11.570,24 Dan Total biaya persediaan pada pada

(20)

biaya persediaan seperti pendapat Bambang Riyanto adalah economic order quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan yang optimal”1

.

Serta perhitungan frekuensi pemesanan, setelah menggunakan metode EOQ adalah terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) penghematan 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8 kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. Dengan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan perhitungan EOQ. Maka dengan menggunakan metode EOQ terjadi penghematan total biaya persediaan seperti pendapat Zulian Yamit adalah jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan.”2

. Metode EOQ dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya simpan serta biaya pesan seperti pendapat Barry Render:

“Meminimalkan biaya-biaya total yaitu dengan kebijakan optimum yaitu semua biaya- biaya pemesanan serta biaya simpan dapat meminimalkan

1Riyanto, Bambang. 2001. Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.BPFE.Yogyakarta.

(21)

ketika kuantitas pemesanan meningkat, jumlah pemesanan total yang ditempatkan dalam stu tahun akan berkurang dengan demikian, ketika kuantitas pesanan meningkat biaya pemesanan akan berkurang. Tetapi ketika kuantitas pemesanan meningkat, biaya akan meningkat karena persediaan dipertahankan lebih besar dari rata-rata.3

Dengan demikian biaya dapat diminimalkan dengan kebijakan optimum terhadap biaya pesan serta biaya simpan.Dengan menerapkan metode economic order quantity didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya pesan serta biaya simpan.

Referensi

Dokumen terkait

training, non‐ research study Non‐paid arts performance Non‐paid sports competition/ performance Family visit. TOURIST

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 48/M-IND/PER/5/2015 tentang Kriteria dan/atau Persyaratan dalam Implementasi Pemanfaatan

Dibuat Oleh: Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen Diperiksa Oleh:... Semester : II Syarat kerikil di

În partea stângă a paginii li se va cere să noteze un pasaj sau o imagine din text care i-a impresionat în mod deosebit pentru că le-a amintit de o experienţă personală, pentru

Jumlah tersebut mengacu pada waktu penyelesaian yang telah dibuat khususnya pada level High, sehingga batas maksimum penerimaan kapasitas layanan tentu tidak dapat

32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Pasal 146 ayat 1 yang telah dijelaskan diatas bahwa seorang Kepala Daerah /Bupati sebelum menetapkan Peraturan Bupati harus

If you haven’t paid the tax, you may claim a credit on Form 730 in the amount of the tax due for the laid-off wager, if the certificate described in Regulations section 44.6419-2(d)

dengan permukaan kertas yang tidak rata, bisa terjadi permukaan cetak. seperti bergelombang kecil-kecil namun warna tinta cetak