1
SUBANG INDONESIA
Heru Subagio, S.T., M.T Universitas Mitra Karya
ABSTRAK
Menghadapi persaingan yang semakin ketat, maka pemilik usaha minuman ̏ Kopi Poetra Subang ̋memerlukanstrategi untuk bertahan. Salah satu strategi persaingan adalah dengan cara mengembangkan produk (Ulrich,2001). Era globalisasi membuat persaingan bisnis menjadi lebih tajam baik di pasar domestic maupun pasar internasional. Dikarenakan banyaknya pesaing bisnis yang bergerak dibidang produk atau jasa yang serupa. Berbagai jenis usaha dalam bidang panganan seperti restoran, cafe dan kedai kopi. Mengkonsumsi minuman seperti kopi telah menjadi salah satukebutuhanataugayahidup (life style) masyarakat saat ini. Kedai kopi menjadi tujuan yang diminati terutama kalangan muda untuk sekedar bersantai atau berkumpul dengan teman. Konsumen tidak hanya kalangan muda, orang tua dan kalangan pebisnis pun sering menghabiskan waktunya di kedai kopi untuk membahas rencana bisnisnya atau untuk bertemu dengan rekan kerjanya. Dalam melakukan pengembangan produk harus berfokus pada pelanggan, karena apapun yang dilakukan oleh manajemen tidak akan ada gunanya bila tidak berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2002). Apabila kepuasan pelanggan sudah dapat dicapai, maka dengan sendirinya penjualanakan meningkat. Oleh karena itu, pengembangan produk dengan focus kebutuhan pelangganakan menjadi salah satu strategi untuk memenangkan persaingan. Terdapat 6 atribut yang penting menurut pelanggan yaitu kenikmatan rasa, bentuk kemasan, praktis, volume kemasan, desain kemasan, dan harga jual.Atribut produk dari minuman kopi Vietnam Poetra Subang yang dinilai puas hanya 3 atribut yaitu warna varian, kesesuaian rasa dengan varian, dan keamanan bahan.
Kata Kunci : Pengembangan Produk, QFD,HOQ, kopi Poetra subang
I. PENDAHULUAN
Era globalisasi membuat persaingan bisnis menjadi lebih tajam baik di pasar domestic maupun pasar internasional. Dikarenakan banyaknya pesaing bisnis yang bergerak dibidang produk atau jasa yang serupa. Berbagai jenis usaha dalam bidang panganan seperti restoran, cafe dan kedai kopi.
Mengkonsumsi minuman seperti kopi telah menjadi salah satukebutuhanataugayahidup (life style) masyarakat saat ini. Kedai kopi menjadi
tujuan yang diminati terutama kalangan muda untuk sekedar bersantai atau berkumpul dengan teman. Konsumen tidak hanya kalangan muda, orang tua dan kalangan pebisnis pun sering menghabiskan waktunya di kedai kopi untuk membahas rencana bisnisnya atau untuk bertemu dengan rekan kerjanya.
Sejak dahulu kopi identik diminum dan dipercaya dapa tmenghilangkan kantuk. Oleh karena alasan tersebut banyak orang suka meminum kopi pada saat ingin bergadang atau saat sekedar berkumpul bersama teman–teman. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk menikmati kopi. Cara tersebut dapat dengan memilih coffee shop yang indah dengan pelayanan yang bagus, dengan harapan bahwa konsumen akan merasa puas setelah mengorbankan sejumlah uang di coffee shop yang mewah. Disamping itu ada yang memilih cara menikmati kopi diwarung kopi biasa dengan harga yang relative murah tetap imemberikan kepuasan rasa kopi yang dinikmatinya.
Kedai Kopi Poetra Subang termasuk coffee shop dengan harga terjang kau yaitu di peruntukan bagi masyarakat setempat yang kebanyakan pelajar dan para pekerja sebagai petani. Kedai Kopi Poetra Subang minuman berbahan dasar kopi origin dari berbagai daerah di Indonesia, minuman berbahan dasar coklat, dan juga menawarkan menu makanan ringan. Kedai Kopi Poetra Subang menetapkanstandar–standar operasional untuk mendapatkan dan mempertahankan kualitas produknya. Diantaranya adalah jenis dan jumlah bahan baku, lama proses pembuatan, mesin dan peralatan yang digunakan.
Biji kopi yang digunakan untuk menu unggulan Kedai Kopi Poetra Subang adalah kopi Temanggung. Kedai Kopi Poetra Subang menetapkan standar pembuatan manual brewing.Konsumen yang dating ke kedai Kopi Poetra Subang umumnya dari kalangan pelajar yang sekedar ingin bermain bersama teman–temannya. Ada juga Konsumen berasal dari kalangan pebisnis yang ingin menikmati kopi sambil melakukan meeting dan para petani yang mampir untuk menikmati kopi sepulangdari sawah.
Penelitiyang melakukan pengamatan saat observasi awal mengetahui ternyata Kedai Kopi Poetra Subang memiliki repeat buyer, hal ini yang menyebabkan peneliti bertanya-tanya kenapa sebuah usaha yang terbilang baru telah memiliki pelanggan. Pemikiran tersebut mengacu pada sebuah usaha kuliner pasti nya memiliki produk, harga, layanan dan faktor yang harus selalu diperhatikan, karena faktor tersebut merupakan bagian dari kepuasan konsumen, namun pada penelitian ini hanya akan membahas tentang produk (kopi).
Produk dan layanan yang baik akan mempengaruh itingkat kepuasan para konsumen, dan jika produk tidak diperhatikan maka tingkat kepuasan konsumen akan buruk. Konsumen merupakan pihak yang memegang peranan penting dalam menilai kualitas.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitia kanmeneliti tentang tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas kopi di Kedai Kopi Poetra Subang yang menjadi perhatian dari konsumen.
Dari permasalahan yang dihadapi oleh metode yang tepat untuk menyelesaikan masalah adalah dengan metode Green Quality Function Deployment (Green QFD). Green QFD merupakan perkembangan dari QFD. Quality Function Deployment yang pertama kali diperkenalkan oleh YoujiAkao pada tahun 1991. QFD adalah suatu metodologi untuk menterjemahkan kebutuhan dan keinginan konsumen kedalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknik dan karakteristik kualitaster tentu (Akao, 1991). Dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran tentang produk yang sesuai dengan keinginan konsumen serta dapat meningkatkan daya saing produk. Untuk mendukung usulan ini, dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Athika, 2013 tentang pengembangan produk air minum dalam kemasan yang ramah lingkungan dengan menggunakan metode green QFD. Yulniar, 2010 tentang implementasi.
Kualitas produk dibentuk oleh beberapa indikator antara lain kemudahan penggunaan, daya tahan, kejelasan fungsi, keragaman ukuran produk, dan lain-lain ( Zeithalm, 1988 dalam Kotler, 2009 )
Konsumen senantiasa melakukan penilaian terhadap kinerja suatu produk, hal ini dapat dilihat dari kemampuan produk menciptakan kualitas produk dengan segala spesifikasinya sehingga dapat menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Berdasarkan bahasan diatas dapat dikatakan bahwa kualitas yang diberikan suatu produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap produk yang ditawarkan semakin bagus kualitas yang ditawarkan maka keputusan pembelian akan meningkat, sedangkan apablia kualitas yang ditawarkan buruk, maka keputusan pembelian konsumen akan menurun.
Pada akhirnya keberlangsungan usaha ini akan dipertaruhkan hanya dari kualitas yang diberikan, sehingga kualitas memiliki porsi tersendiri dalam fokus pemilik usaha.
Menurut Tijptono ( 2008 ), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat ( benefits ) bagi pelanggan,kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya, dimensi kualitas produk menurut Tjiptono ( 2008 ) adalah :
1. Performance ( kinerja ), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk.
2. Durability ( daya tahan ), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti, semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk.
3. Conformance to specifications ( kesesuaian dengan spesifikasi). Yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features ( fitur ), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.
5. Reliability ( reliabilitas ), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan meuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu, semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics ( estetika ), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.
7. Perceived Quality ( kesan kualitas ), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan.
8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.
Kemudian, menurut Vincent Gaspersz ( 2005 dalam Alma, 2011 ) dimensi-dimensi kualitas produk terdiri dari :
1. Kinerja ( performance ), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.
2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan ( features ) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan ( reliability ), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi ( conformance to specification ) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan ( durability ), yaitu berkaitan dengan berapa lama priduk tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.
7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Berdasarkan dimensi-dimensi diatas, dapat disimpulkan bahwa suatu dimensi kualitas merupakan syarat agar suatu nilai dari produk memungkinkan untuk bisa memuaskan pelanggan sesuai harapan, adapun dimensi kualitas produk meliputi kinerja, estetika, keistimewaan. Kehandalan, dan juga kesesuaian, dapat disimpulkan juga bahwa dimensi produk berpengaruh penting terhadap perencanaan produk yang dibuat.
Quality Function Deployment ( QFD ) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan ‘suara-suara konsumen’ ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi Quality Function Deployment menurut para pakar :
1. QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu ( Akao, 1990; Urban, 1993 ) 2. QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam
proses perancangan produk dan pengembangan produk, suntuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dana keinginan konsumen ( Cohen, 1995 )
3. QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai
produk tersebut ke tangan konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen ( Djati, 2003 ) Pengunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambahan bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.
Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses perancangan produk adalah ( Dale, 1994 ):
1. Meningkatkan keandalan produk 2. Meningkatkan kepuasan konsumen 3. Meningkatkan kualitas produk 4. Memperpendek time to market 5. Mereduksi biaya perancangan 6. Meningkatkan komunikasi 7. Meningkatkan produktivitas
8. Meningkatkan keuntungan perusahaan
Sementara menurut Sullivan ( 1986 ), manfaat lain yang dapat diperoleh dari penerapan quality function deployment ini meliputi :
1. Customer-focused, yaitu mendapatkan input dan umpan balik dari pelanggan.
2. Time-efficient, yaitu mengurangi waktu pengembangan produk
3. Time-oriented, QFD menggunakan pendekatan yang berorientasi pada kelompok.
4. Documentation-oriented. QFD menggunakan data dan dokumentasi yang berisi semua proses dan seluruh kebutuhan dan harapan pelanggan.
Namun, Sullivan ( 1986 ) juga menjabarkan beberapa hambatan dalam pelaksanaan QFD.
1. Tidak tahu atau tidak mau tahu kebutuhan dan harapan pelanggan.
2. Kegagalan dalam menentukan prioritas.
3. Kecenderungan hanya berproduksi berdasarkan produk lama.
4. Gagal menemukan kunci persoalan
Pada aplikasinya, proses QFD dibagi menjadi empat.Model empat fase ini menerjemahkan keinginan konsumen melalui beberapa tahap menuju proses perancangan produk. Setiap fase memiliki matriks yang terdiei dari kolom vertikal yang berisi Whats dan baris horizontal yang berisi Hows. Whats adalah kebutuhan konsumen dan Hows adalah cara untuk mencapainya. Dengan menggunakan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah :
1. Tahap perencanaan produk ( House of Quality ) 2. Tahapan perencanaan komponen ( Part Deployment ) 3. Tahap perencanaan proses ( Proses Deployment )
4. Tahap perencanaan produksi ( manufacturing/ Production Planning )
Alat pokok yang digunakan dalam QFD adalah “ Rumah Kualitas “ ( House Of Quality/HOQ ). HOQ menunjukkan hubungan antara kebutuhan-kebutuhan konsumen yang ditranslasikan menjadi atribut-atribut teknis, sehingga dapat dikatakan bahwa HOQ merupakan inti dari QFD. HOQ merupakan gabungan dari
beberapa matriks yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya ( Cohen, 1995 .
Menurut Cohen ( 1995 ) House of Quality ( HOQ ) adalah suatu kerangka kerja atas pendekatan dalam mendesain manajemen yang dikenal sebagai Quality Fynction Deployment ( QFD ). HOQ memperlihatkan struktur untuk mendesain dan membentuk suatu siklus dan bentuknya menyerupai sebuah rumah kunci. Dalam membangun HOQ adalah difokuskan pada kebutuhan konsumen sehingga proses desain dan pengembangannya lebih sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen dari pada dengan teknologi inovasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang penting dari konsume. Didalam HOQ terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1. Bagian A berisi daftar mengenai kebutuhan konsumen ( CustomerNeeds )
2. Bagian B berisi matrix perencanaan ( planning matrix ) yaitu, berisi informasi mengenai data kuantitatif pasar, menunjukan kepentingan relatif dari kebutuhan konsumen, strategi pencapaian tujuan untuk produk atau jasa baru, perhitungan ranking kebutuhan konsumen.
3. Bagian C berisi tanggapan teknis ( technical response ) yaitu berisi informasi mengenai tanggapan teknis perusahaan, merupakan gagasan produk atau jasa yang akan dikembangkan biasanya gambaran tersebut diturunkan dari customer needs pada bagian pertama HOQ
4. Bagian D berisi hubungan ( ralationship ) ( dampak
tanggapan eknis perusahaan dengan kebutuhan pelanggan)
pada bagian ini menggunakan metode matrix prioritas ( the prioritation matrix ), berisi mengenai keputusan tim kerja terhadap tingkat kekuatan hubungan masing-masing elemen
antara tanggapan teknik perusahaan dengan kebutuhan konsumen.
5. Bagian E berisi korelasi teknis (technical correlations), berupa setengah matrik persegi, terbagi sepanjang garis diagonal dan berisi 45 derajat membentuk seperti atap rumah berisi mengani taksiran tim kerja terhadap hubungan tiap-tiap elemen dari tanggapan teknis perusahaan.
6. Bagian F berisi matrix teknis (technical matrix) pada bagian ini terdapat 3 tipe informasi yang dapat di peroleh yaitu :
a. Prioritas tanggapan teknikal ( technical response) b. Perbandingan persaingan tehnikal (benchmark) c. Target teknikal (technical target)
II.METODE PENELITIAN
Penelitian ini juga memiliki tujuan sebagai sarana pembedahan ilmu yang diangkat dalam judul. Disini kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan dari kegiatan usaha minuman kopi, dimana penulis melakukan penelitian, yang berlokasi di Dusun Ciawitali RT 26 / RW 06, DesaMekarsari, Kec. Cikaum, Kab. Subang, 41266 .
Ada beberapa metode pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan atau peninjauan secara langsung yakni pada “Kopi Poetra Subang”. Untuk mendapatkan data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Wawancara dan diskusi
Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan bertanya atau berkomunikasi langsung dengan responden. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dan diskusi dengan pemilik warung kopi serta para pelanggan kopi poetra subang.
2) Kuesioner
Metode kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan memberikan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk mendapatkan informasi tertentu. Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam survei pelanggan.
III.HASIL DAN PEMBAHASAN A.HASIL
Tahap-tahap pembuatan/pelayanan minuman kopi Vietnam di kedai“ Kopi Poetra Subang” adalah sebagai berikut:
1. Siapkan20 gram kopi bubuk (giling medium). Panaskan air (165oC). 2. Siapkan susu kentalmanissebanyakduasendokmakan.
3. Masukkan susu kentalmaniskedalamcangkirtransparan.
4. Letakkan metal cup di atascangkir, lalumasukkan kopi kewadahdasar metal cup Vietnam drip dan eratkan metal press.
5. Tuangkan air panassampaibatasatascangkir (kira-kira 45-50 ml).
6. Diam kan hingga seluruh kopi menetes, lalu tambahkan sekitar 20-30 ml air panas lagi sampai cangkir penuh.
7. Tunggu beberapa saat sampai seluruh kopi menetes, lalu aduk sampai merata.
Hasil dari survey pendahuluan adalah presentase merk minuman kopi yang dibuat langsung.
Primer Sekunder Tersier
Isi Produk Karakteristik Kenikmatan rasa
Warnavarian
Kesesuaianvarian rasa Keamananbahan
KemasanProduk Penampilan Praktis
Bentukcangkir Volume cangkir
Terdapatinformasibahan Desain cangkir
Harga Harga Harga jual
Tabel Daftar Atribut Kebutuhan Pelanggan
Varian Minuman Jumlah Responden yang Mengkonsumsidari Total Jumlah Responden Persentase Persentase Komulatif
Tabel Varian Kopi yang paling sering di konsumsi
Pengumpulan informasi tambahan dilakukan dengan wawancara dengan tidak terstruktur. No. Karakteristik Produk Kuesioner 1 Kuesioner 2 Kuesioner 3 Tingkat Kepentingan Kopi Vietnam Cappucci no Espresso Target 1 Kenikmatan rasa 2,35 2,45 2,55 2,35 2,35 2 Warna varian 2,10 2,20 2,40 2,15 2,20 3 Kesesuaian varian rasa 2,15 2,05 2,20 2,10 2,20 4 Keamanan bahan 2,75 2,80 2,90 2,65 2,65 Espresso 18 30,51% 30,51% Cappuccino 20 33,90% 64,41% Kopi Vietnam 7 11,86% 76,27% Macchiato 9 15,25% 91,53% Americano 5 8,47% 100,00% Jumlah 59 100,00%
5 Praktis 2,45 2,45 2,35 2,40 2,35 6 Bentuk kemasan 2,00 2,00 2,00 2,15 2,00 7 Volume cangkir 2,80 2,85 2,70 2,75 2,75 8 Informasi bahan 2,00 2,00 2,15 1,95 2,00 9 Desain cangkir 2,45 2,45 2,35 2,40 2,40 10 Harga jual 3,40 3,20 3,35 3,30 3,35
Tabel Hasil Perhitungan Mean Kuesioner 1,2, dan 3
Atribut KeteranganTambahan
Kenikmatan rasa Rasa kurangmanis
Warna varian Kurang menarik warnanya
Kesesuaian rasa dengan warna varian Rasa yang kurang kuat, tidak sesuai dengan warna
Keamananbahan Tidak ada label komposisi bahan
Praktis Susah untuk dibawa pulang (take away)
karena masih berupa cangkir
Bentukcangkir Bentuk yang pasaran
dengan harga
Terdapatinformasibahan Belum ada informasi bahan Desain cangkir Desain cangkir kurang menarik
Harga jual Harga jual terlalu murah
Tabel Keluhan Pelanggan
B. PEMBAHASAN
Pembuatan House Of Quality (HOQ)
Kolom correlation matrix menunjukkan hubungan antar technical requirements, apakah saling mendukung ataukah ada konflik.Penentuan hubungan ini juga ditentukan oleh wawancara dengan pemilikusaha.
No KarakteristikProduk Technical Relations
1 Kenikmatan rasa Kandungan kopi
Kandungan susu kentalmanis 2 Warnavarian Kandunganpewarna pada kopi 3 Kesesuaian rasa
denganwarnavarian
Kandungan kopi
Kandunganpewarna kopi 4 Keamananbahan Kandunganbahan pada kopi
Kandunganbahan pada susu
5 Praktis Bentukcangkir
Ukurancangkir
7 Volume cangkir Ukurancangkir
8 Terdapatinformasibahan Komposisibahan
9 Desain cangkir Bahancangkir
Bentukcangkir Volume cangkir
10 Harga jual Biayabahan
Biayatenaga Kandungan kopi
Kandungan protein susu Tabel Daftar Technical Relations
Technical Requirements Directions Of Goodness Symbol
Kandungan Kopi Target is the best Ο
Kandungan pewarna Target is the best Ο
Bentuk cangkir More is better ↑
Ukuran cangkir More is better ↑
Bahan cangkir Target is the best Ο
Volume cangkir More is better ↑
Desain cangkir More is better ↑
Biaya bahan Less is better ↓
Kandungan protein susu More is better ↑
Tabel Direction Of Goodness
Nilai target ditentukan dengan studi literature. Nilai target kandungan bahan ditentukan dari Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 37 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pewarna dan juga BPOM No 36 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Nilai target keseluruhannya ditampilkan pada table sebagai berikut.
Technical Relations Target
Kandungan kopi Tidakterbatas
Kandunganpewarna kopi Tidakterbatas Kandungan protein susu Tidakterbatas
Bentukcangkir Ergonomis
Ukurancangkir Tidakterbatas
Bahancangkir Aman, tahan air
Volume cangkir Tidakterbatas
Desain cangkir Tidakterbatas
Biayabahan Minimum
Biayatenaga Tidakterbatas
IV.KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita rumuskan beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1. Terdapat 10 atribut-atribut minuman kopi yang berpengaruh terhadap penjuaan yaitu kenikmatan rasa, warna varian, kesesuaian rasadengan varian, keamanan bahan, praktis, bentukcangkir, volume cangkir, terdapa tinformasibahan, desain kemasan, dan harga jual.
2. Terdapat 6 atribut yang penting menurut pelanggan yaitu kenikmatan rasa, bentuk cangkir (kemasan), praktis, volume cangkir, desain cangkir, dan harga jual. Atribut produk dari minuman kopi Vietnam PoetraSubang yang dinilai puashanya ada 3 atribut yaitu warn avarian, kesesuaian rasa denganvarian, dan kenikmatan rasa.
3. Berdasarkan nilai mean kuesioner yang dilakukan oleh responden maka atribut yang akan dikembangkan adalah harga jual, volume cangkir (kemasan), dan keamanan bahan. Namun, khusus untuk atribut keamanan bahan disini tidak menjadi focus pengembangan produk, karena berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan pemilik usaha, keamanan bahan sudah mendapatkan perhatian tersendir idan pemilik usaha dapat menjamin keamanan bahan produk yang mereka jual. 4. Dalam rangka mengembangkan produk untuk meningkatkan penjualan
maka langkah yang diambil adalah beralih dari cangkir kopi biasa menjadi cup plastic dengan memperbesarukuran kemasan.,sehinggaada kesesuaian antara volume dengan harga yang ditawarkan. Sehingga
dengan estimasi penjualan yang sama pun penjual akan untung dengan jumlah yang sama, yang juga dijual lebih banyak.