• Tidak ada hasil yang ditemukan

T PD 1302276 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T PD 1302276 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah suatu alat untuk mengemban salah satu penunjang yang

sangat penting dalam kehidupan. Matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Sebagaimana

disebutkan dalam The Ontari Curriculum oleh Tn (dalam Fadhilaturrahmi, 2014, hlm. 1) bahwa “the study of mathematics equips students with knowledge, skill, and habits of mind that are essential for successful and rewarding participation in such a society”, belajar dengan matematika melengkapi siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan berpikir yang merupakan hal penting

untuk sukses dan bermanfaat dalam berpartisipasi di masyarakat.

Pembelajaran matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar

menghafal materi yang dipelajari, tapi juga memahami dan bisa melakukan

pemecahan masalah belajar dengan pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki

akan membuat pembelajaran lebih bermakna. Menurut Turmudi (2009) “….penguasaan mata pelajaran matematika memudahkan peserta didik untuk melatih berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatif dan inovatif yang difungsikan untuk mendukung pembentukan kompetensi program keahlian”.

National Council Of Teacher Of Mathematics (NCTM) tahun 2000 telah menetapkan lima kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika. Adapun

lima keterampilan proses yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran

matematika yang tercakup dalam proses, yaitu (1) komunikasi matematis

(2)

Lima kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika tersebut sejalan

dengan Depdiknas Tahun 2006 tentang standar isi pada lampirannya menegaskan

bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah:

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,akurat, efesien dan tepat dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan masalah. (5) Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Mencermati beberapa uraian di atas, maka kemampuan pemahaman

matematis merupakan kemampuan siswa untuk memahami pelajaran matematika

lebih lanjut. Siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan persoalan tanpa memiliki

pemahaman konsep, karena suatu persoalan dapat diselesaikan ketika siswa telah

memahami permasalahan tersebut dan kemudian berpikir untuk mencari

penyelesaiannya. Membangun pemahaman pada setiap kegiatan belajar

matematika akan memperluas pengetahuan matematika yang dimiliki. Semakin

luas pengetahuan tentang ide atau gagasan matematika yang dimiliki semakin

bermanfaat dalam menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi. Sejalan dengan

pendapat Sumarmo (2003) menyatakan bahwa pemahaman matematis penting

dimiliki siswa karena diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika,

masalah dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang

merupakan visi pengembangan pembelajaran matematika untuk memenuhi

kehidupan masa kini.

Ruseffendi (2006, hlm.156) menyatakan bahwa terdapat banyak anak yang

setelah belajar matematika, tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang

paling sederhana sekalipun, banyak konsep yang dipahami secara keliru sehingga

(3)

pemahaman konsep merupakan bagian yang paling penting dalam pembelajaran

matematika.

Rendahnya kemampuan pemahaman matematis siswa akan mempengaruhi

kemampuan matematis lainnya dalam mempelajari matematika itu sendiri. Dahlan

( 2011, hlm. 4) mengatakan bahwa setiap model pembelajaran harus menyertakan

hal pokok dari pemahaman. Pemahaman dikatakan sebagai hal pokok karena

seorang siswa tidak akan mampu memecahkan masalah dan mengkomunikasikan

gagasan jika pemahaman yang benar tentang konsep dan prosedur yang mendasari

masalah tersebut jika tidak dikuasai. Jika seorang siswa telah memahami suatu

konsep dan memahami prosedur-prosedur maka ketika ia bertemu dengan sebuah

permasalahan yang berhubungan dengan konsep tersebut dia akan akan dengan

mudah menyelesaikannya. Pernyataan lainnya dikemukakan oleh Wahyudin

(1999) bahwa salah satu penyebab siswa lemah dalam matematika adalah

kurangnya siswa tersebut memiliki kemampuan pemahaman untuk mengenali

konsep-konsep dasar matematika (aksioma, defenisi, kaidah, dan teorema) yang

berkaitan dengan pokok bahasan yang dipelajari.

Sebagaimana pemahaman matematis, kemampuan representasi juga

merupakan salah satu kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Kemampuan

representasi matematis menjadi salah satu kemampuan yang perlu ditingkatkan.

Jones (dalam Mulyati, 2013) mengungkapkan terdapat beberapa alasan-alasan

perlunya kemampuan representasi, yaitu kemampuan dasar untuk membangun

konsep dan berpikir matematis, dan untuk memiliki kemampuan pemahaman

konsep yang baik dan dapat digunakan dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran dengan menekankan representasi matematis menurut

Wahyuni (2012, hlm. 4) adalah pembelajaran yang menuntut aktivitas mental

siswa secara optimal dalam memahami suatu konsep. Bagaimana siswa

mengoptimalkan kemampuannya untuk memahami suatu konsep dalam

matematika, menjadikan mereka aktif untuk membangun konsep, memahami

konsep, dan mengungkapkan ide-ide matematis siswa, kemudian menuangkan

semuanya dalam bentuk tulisan, simbol, gambar dan melakukan pemodelan.

(4)

pembelajaran matematika hendaknya menjamin siswa dapat menyajikan konsep

yang dipelajarinya ke dalam berbagai macam model matematika, agar dapat

membantu mengembangkan pengetahuan mendalam, dengan cara guru

memfasilitasi siswa melalui memberi kesempatan yang lebih luas untuk

merepresentasikan gagasan matematisnya.

Cara merepresentasikan ide matematis merupakan cara utama untuk

mengetahui bagaimana siswa memahami dan menggunakan ide-idenya. Ketika

siswa memperoleh cara untuk melakukan representasi matematis dan siswa dapat

menyatakan ide-idenya, representasi ide-ide tersebut merupakan hasil dari

pemahaman siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. Salkind & Hjalmarson

(2007,hlm. 2) menyatakan bahwa siswa menggunakan representasi sebagai alat

untuk mendukung pemahaman matematisnya. Representasi juga digunakan ketika

mereka menyelesaikan masalah matematis atau saat mempelajari konsep

matematis yang baru.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat betapa pentingnya kemampuan

pemahaman matematis dan representasi matematis siswa dalam proses

pembelajaran matematika. Kemampuan siswa menyelesaikan masalah matematika

dipengaruhi oleh kemampuan pemahaman dan representasi matematis atau situasi

matematis ke dalam berbagai jenis representasi. Untuk meningkatkan kemampuan

pemahaman dan kemampuan representasi matematis dapat dilakukan dengan

berbagai cara. Banyak metode , strategi, ataupun model pembelajaran yang dapat

diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman matematis dan

kemampuan representasi matematis. Salah satunya adalah menerapkan

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write.

Strategi Think Talk Write dimungkinkan dapat membantu meningkatkan kemampuan pemahaman dan representasi matematis siswa. Strategi ini terdiri dari

tiga fase yaitu fase think, fase talk dan fase write. Pada fase think siswa diberikan masalah yang terdapat pada lembar aktivitas siswa, kemudian siswa membaca

permasalahan dan memikirkan kemungkinan jawaban dari permasalahan tersebut.

Pada fase ini siswa bekerja secara individu, sehingga pada fase ini diharapkan

(5)

sendiri mengkontruksi sendiri pengetahuannya untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut. Fase kedua adalah fase talk, pada fase ini siswa mendiskusikan apa yang didapat pada fase think, siswa bekerja secara berkelompok dan diharapkan dapat berdiskusi. Fase ketiga adalah fase write, pada fase ini siswa bekerja secara individu lagi, dan diharapkan siswa dapat

mengkontruksi sendiri ide-ide yang didapat dari hasil diskusinya. Pada fase ini

diharapkan akan tumbuh daya kreativitas siswa dalam menuangkan ide-ide yang

didapat pada fase talk dan menuliskan dengan bahasa sendiri apa yang diperolehnya.

Strategi pembelajaran Think Talk Write memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat mengkontruksi pengetahuannya sendiri, mengkomunikasikan

pemikirannya dan merepresentasikan dalam bentuk tulisan hasil diskusinya

sehingga siswa lebih memahami konsep yang diajarkan oleh guru.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa

pembelajaran dengan strategi Think Talk Write dapat meningkatkan beberapa kemampuan matematis. Sinaga (2014) mengatakan bahwa kemampuan

pembuktian matematis dan disposisi matematis antara yang belajar melalui

strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang belajar melalui ekspositori. Luritawaty (2014) juga mengatakan bahwa penerapan strategi Think

Talk Write dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematika dan Self Confidence siswa. Dalam penelitian yang dilakukan, subjek penelitian adalah siswa SMP. Luritawaty menyarankan bagi

peneliti selanjutnya untuk meneliti subjek pada tingkatan yang lainnya atau pada

bahasan dan populasi yang lebih luas.

Oleh karena itu, penulis memfokuskan untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematis melalui Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write (TTW) di Sekolah Dasar”.

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, dapat diidentifikasi

permasalahan dalam penelitian ini. Adapun masalah utama yang akan dikaji

dalam penelitian ini dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

pembelajaran langsung?

2. Apakah peningkatan kemampuan representasi matematis siswa yang

memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan

pembelajaran langsung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang:

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan pemahaman

matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan kemampuan representasi

matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran matematika dengan pembelajaran langsung.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara keilmuan

(teoritik) maupun secara praktik. Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat teoritik

Secara teoritik penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian teoritis

(7)

siswa yang memperoleh pembelajaran dengan strategi Think Talk Write. Dalam artian melalui penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

gambaran tentang pembelajaran matematika sebagaimana mestinya. Yakni

mampu mengembangkan kemampuan pemahaman matematis dan

kemampuan representasi matematis khususnya di sekolah dasar.

2. Manfaat praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi akademisi dalam bidang matematika sebagai bahan kontribusi dalam

mengembangkan pembelajaran dan menggunakan berbagai strategi yang

relevan. Bagi institusi dan instansi terkait, dapat menjadi bahan masukan

dalam menerapkan pembelajaran matematika yang dapat mengembangkan

kemampuan matematis siswa.

E. Struktur Organisasi

Guna mengarahkan penelitian “Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Representasi Matematis melalui Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write (TTW) di Sekolah Dasar” menjadi rangkaian tulisan yang berurutan,

maka penelitian ini direncanakan menjadi lima bab. Tiap-tiap bab menjabarkan

penjelasan yang mendalam. Bagian dari bab tersebut antara lain.

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang memaparkan mengenai: Latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan. Bab kedua, memaparkan tentang kajian pustaka dan mengungkapkan

beberapa hal seperti: kajian teoritis tentang kemampuan pemahaman matematis,

kemampuan representasi matematis, strategi Think Talk Write, hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kemampuan pemahaman matematis dan

representasi matematis, dan hipotesis penelitian.

Bab ketiga memaparkan tentang metode penelitian, beberapa komponen

seperti: metode dan desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel

instrumen penelitian, jadwal kegiatan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik

pengolahan data, teknik analisis data dan prosedur penelitian. Bab keempat,

(8)

penelitian, hasil uji persyaratan data, uji hipotesis dan pembahasan. Bab kelima,

merupakan rangkaian akhir dalam pembahasan penelitian ini yang berisikan

Referensi

Dokumen terkait

Pada akhirnya program aplikasi Homepage ini akan diaplikasikan pada SMU Insan Kamil Bogor untuk mempermudah dalam penyebaran informasi mengenai SMU tersebut, yang diharapkan dapat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. © Siti Nurbaeti

Tanaman sukun dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-1100 meter. di atas permukaan laut

Dengan demikian, Harun berpendapat bahwa, perubahan teologi merupakan salah satu jalan untuk memajukan kembali kejayaan Islam, dan teologi rasional inilah yang tepat untuk

Pada peternakan Moeria kudus, limbah padat yang dihasilkan sangat banyak. dan tempat penampungan limbah yang ada kurang memadai sehingga

Persespsi/Tanggapan Masyarakat Terhadap Kegiatan Penanaman pada Lahan Kosong dan Restorasi Hutan. No Pertanyaan

Kadar yang sudah bisa dibuang ke lingkungan sesuai baku mutu Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan

a.. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variable dengan Metode Substitusi Metode substitusi berarti menggantikan atau menyatakan salah satu variable dalam variable yang