• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pergub Nomor 57 Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pergub Nomor 57 Tahun 2013"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG

PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI DANA TRANSFER PROGRAM SATU MILYAR UNTUK TIAP KECAMATAN MENUJU PEMBANGUNAN EFEKTIF, MERATA, ADIL DAN SELARAS (SATAM

EMAS) PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA  GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa   dalam   rangka   pelaksanaan   Program   Satu Milyar   Untuk   Tiap   Kecamatan   Menuju Pembangunan   Efektif,   Merata,   Adil   dan   Selaras (SATAM   EMAS),   dapat   berjalan   sesuai   dengan tujuannya, perlu menetapkan Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer Program Satu Milyar Untuk Tiap   Kecamatan   Menuju   Pembangunan   Efektif, Merata,   Adil   Dan   Selaras   (SATAM   EMAS)   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2013; b. bahwa Pedoman Umum Dan Alokasi Dana Transfer

Program Satu Milyar Untuk Tiap Kecamatan Menuju Pembangunan   Efektif,   Merata,   Adil   Dan   Selaras (SATAM EMAS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2013 sebagaimana dimaksud huruf a   di   atas   ditetapkan   dengan   Peraturan   Gubernur Kepulauan Bangka Belitung;

(2)

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

2. Undang­Undang   Nomor   17   Tahun   2003   tentang Keuangan   Negara   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia   Tahun   2003   Nomor   47,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang­Undang   Nomor   1   Tahun   2004   tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia   Tahun   2004   Nomor   5,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang­Undang   Nomor   32   Tahun   2004   tentang

Pemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara   Republik Indonesia   Tahun   2004   Nomor   125,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Undang­ Undang   Nomor   12   Tahun   2008   (Lembaran   Negara Republik   Indonesia   Tahun   2008   Nomor   59 Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4844);

5. Undang­Undang   Nomor   12   Tahun   2011   tentang Pembentukan   Peraturan   Perundang­undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor   82,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik Indonesia Nomor 5234;

6. Peraturan   Pemerintah   Nomor   58   Tahun   2005 tentang   Pengelolaan   Keuangan   Daerah   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140); 7. Peraturan   Pemerintah   Nomor   39   Tahun   2006

tentang   Tata   Cara   Pengendalian   dan   Evaluasi Pelaksanaan   Rencana   Pembangunan   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 82, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4663);

8. Peraturan   Pemerintah   Nomor   38   Tahun   2007 tentang   Pembagian   Urusan   Pemerintahan   Antara Pemerintah,   Pemerintahan   Daerah   Provinsi,   dan Pemerintahan   Daerah   Kabupaten/Kota   (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan   Lembaran   Negara   Republik   Indonesia Nomor 4737);

(3)

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008   Nomor   19,   Tambahan   Lembaran   Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

10. Peraturan   Presiden   Republik   Indonesia   Nomor   70 Tahun   2012   tentang   Perubahan   Kedua   Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan   Barang/Jasa   Pemerintah,   Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5334; 11. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   13   Tahun

2006   sebagaimana   telah   diubah   dua   kali   dengan Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   21   Tahun 2011   tentang   Perubahan   atas   Peraturan   Menteri Dalam   Negeri   Nomor   13   Tahun   2006   tentang Pedoman   Pengelolaan   Keuangan   Daerah   (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 12. Peraturan   Menteri   Dalam   Negeri   Nomor   37   Tahun

2012   tentang   Pedoman   Penyusunan   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   Tahun   Anggaran 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 508);

13. Peraturan   Daerah   Nomor   13   Tahun   2007   tentang Rencana   Pembangunan   Jangka   Panjang   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun   2005­2025 (Lembaran   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung Tahun 2007 Nomor 6 Sen E);

14. Peraturan   Daerah   Nomor   6   Tahun   2012   tentang Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah   Daerah Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun   2012­ 2017 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 Nomor 3 Sen E);

15. Peraturan   Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung   Nomor   8   Tahun   2012   tentang   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   Tahun   Anggaran 2013 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2012 Nomor 3 Seri A).

MEMUTUSKAN :

(4)

MERATA, ADIL DAN SELARAS (SATAM EMAS) PROVINSI KEPULAUAN   BANGKA   BELITUNG   TAHUN   ANGGARAN 2013.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

1. Pemerintahan   daerah   adalah   penyelenggaraan urusan pemerintahan  oleh pemerintah  daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan   prinsip   otonomi   seluas­luasnya   dalam sistem   dan   prinsip   Negara   Kesatuan   Republik Indonesia   sebagaimana   dimaksud   dalam   Undang­ Undang   Dasar   Negara   Republik   Indonesia   Tahun 1945.

2. Pemerintah daerah  adalah Gubernur,  Bupati, atau Walikota,   dan   perangkat   daerah   sebagai   unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut   DPRD   adalah   lembaga   perwakilan   rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

4. Otonomi   daerah   adalah   hak,   wewenang,   dan kewajiban   daerah   otonom   untuk   mengatur   dan mengurus   sendiri   urusan   pemerintahan   dan kepentingan   masyarakat   setempat   sesuai   dengan peraturan perundang­undangan.

5. Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan   masyarakat   hukum   yang   mempunyai batas­batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus   urusan   pemerintahan   dan   kepentingan masyarakat   setempat   menurut   prakarsa   sendiri berdasarkan   aspirasi   masyarakat   dalam   sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

6. Peraturan   kepala   daerah   adalah   peraturan Gubernur dan/atau peraturan Bupati/Walikota. 7. Desa   atau   yang   disebut   dengan   nama   lain,

(5)

berdasarkan   asal­asul   dan   adat   istiadat   setempat yang   diakui   dan   dihormati   dalam   sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Anggaran   Pendapatan   Belanja   Daerah   yang

selanjutnya   disingkat   APBD   adalah   rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan   Perwakilan   Rakyat   Daerah   dan   ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

9. Satuan   Kerja   Perangkat   Daerah   yang   selanjutnya disingkat   SKPD   adalah   perangkat   daerah   pada pemerintah   daerah   selaku   pengguna anggaran/pengguna barang.

10. Satuan   Kerja   Pengelola   Keuangan   Daerah   yang selanjutnya   disingkat   SKPKD   adalah   perangkat daerah   pada   pemerintah   daerah   selaku   pengguna anggaran/pengguna   barang,   yang   juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

11. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui   sebagai   penambah   nilai   kekayaan   bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. 12. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari

pemerintah   daerah   kepada   pemerintah   atau pemerintah   daerah   lainnya,   perusahaan   daerah, masyarakat   dan   organisasi   kemasyarakatan,   yang secara   spesifik   telah   ditetapkan   peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara   terus   menerus   yang   bertujuan   untuk menunjang   penyelenggaraan   urusan   pemerintah daerah.

13. Bantuan   sosial   adalah   pemberian   bantuan   berupa uang/barang   dari   pemerintah   daerah   kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang   sifatnya   tidak   secara   terus   menerus   dan selektif   yang   bertujuan   untuk   melindungi   dari kemungkinan terjadinya resiko sosial.

(6)

tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

15. Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk   oleh   anggota   masyarakat   warga   negara Republik   Indonesia   secara   sukarela   atas   dasar kesamaan   kegiatan,   profesi,   fungsi,   agama,   dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai   tujuan   nasional   dalam   wadah   Negara Kesatuan   Republik   Indonesia   yang   berdasarkan Pancasila   termasuk   organisasi   non   pemerintahan yang   bersifat   nasional   dibentuk   berdasarkan ketentuan perundang­undangan.

16. Kabupaten/Kota   adalah   Kabupaten/Kota   yang   ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

17. Kecamatan   adalah   Kecamatan   yang   ada   di Kabupaten/Kota   yang   ada   di   Provinsi   Kepulauan Bangka Belitung.

18. Desa/Kelurahan   adalah   Desa/Kelurahan   yang   ada di Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

19. Dana   Transfer   adalah   dana   bantuan   keuangan kepada   Kabupaten/Kota   yang   dilakukan   oleh Pemerintah Provinsi.

20. Program Satu Milyar untuk Satu Kecamatan Menuju Pembangunan Efektif,Merata, Adil dan Setara atau yang   disebut   dengan   Progam   SATAM   EMAS, merupakan Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi kepada   masing­masing   Kecamatan   yang   ada   di masing­masing Kabupaten/Kota.

21. Database   PPLS   merupakan   basis   data   terpadu rumah   tangga   miskin   yang   menjadi   target perlindungan   sosial   melalui   Pendataan   Program Perlindungan Sosial yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2011.

22. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) adalah Tim yang dibentuk di daerah dalam rangka   melakukan   koordinasi   penanggulangan kemiskinan   dan   mengendalikan   pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di daerah.

(7)

Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kabupaten/Kota.

24. UMKM   adalah   usaha   skala   mikro,   kecil   dan menengah yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau   sekelompok   kecil   orang   dengan   jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Ruang   lingkup   pedoman   umum   ini   meliputi, perencanaan,   penganggaran,   pelaksanaan   dan penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban serta   monitoring   dan   evaluasi   Program   SATAM EMAS   yang   bersumber   dari   APBD   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung   dan   APBD Kabupaten/Kota.

(2) Dana   transfer   untuk   Program   SATAM   EMAS dimaksudkan   untuk   membantu   mendukung percepatan pembangunan daerah yaitu pemerataan pembangunan   Kabupaten/Kota   dalam   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung,   membantu meningkatkan kemampuan  keuangan daerah  guna mengatasi   kesenjangan   fiskal   Kabupaten/Kota dalam   melaksanakan   pembangunan,   membantu Kabupaten/Kota   dalam   mengurangi   angka kemiskinan   dan   pengangguran,   serta   membantu pelaksanaan   urusan   pemerintahan   daerah Kabupaten/Kota   yang   tidak   tersedia   dan   atau kurang alokasi dananya.

(3) Kegunaan dana transfer ke Kabupaten/Kota untuk Program SATAM EMAS adalah bagian dari Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dalam APBD   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   Tahun 2013.

Pasal 3

(8)

database PPLS 2011 hasil verifikasi Tim Koordinasi Penanggulangan   Kemiskinan   Daerah   (TKPKD) Kabupaten/Kota.

(2) Penerima   dana   bantuan   transfer   Program   SATAM EMAS   ditetapkan   dengan   Keputusan Bupati/Walikota.

BAB III PERENCANAAN

Pasal 4

(1) Penyusunan   rencana   kegiatan   SATAM   EMAS   pada tingkat   Kecamatan   berdasarkan   pada   Pedoman Umum Program SATAMEMAS.

(2) Penyusunan   rencana   kegiatan   SATAM   EMAS sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   diatas dilaksanakan   oleh   SKPD   Kecamatan   dan   dibahas secara   teknis   oleh   Tim   Koordinasi   SKPD Kabupaten/Kota   untuk   disampaikan   kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung c.q. Bappeda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB IV PENGANGGARAN

Pasal 5

(1) Program   SATAM   EMAS   Tahun   2013   dialokasikan sebesar Rp 47.000.000.000,00 (empat puluh tujuh milyar   rupiah)   melalui   dana   transfer   Bantuan Keuangan   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung kepada   Kabupaten/Kota   yang   akan   diberikan kepada   47   (empat   puluh   tujuh)   Kecamatan   dalam wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(9)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013.  (4) Rincian daerah penerima dan besaran alokasi Dana

Transfer   untuk   masing­masing   Kabupaten/Kota sebagaimana   tersebut   dalam   Lampiran   I   yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Pedoman Umum ini.

(5) Daerah yang menerima alokasi Dana Transfer tidak diperkenankan   melakukan   pergeseran   alokasi antarwilayah kecamatan.

(6) Penganggaran   dan   Pelaksanaan   Kegiatan   Program SATAM   EMAS   tahun   2013   mengacu   kepada peraturan   perundang­undangan   yang   berlaku tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. (7) Khusus untuk kegiatan pemberian penguatan modal

bagi   Usaha   Mikro,   Kecil   dan   Menengah   (UMKM), serta   untuk   kegiatan   strategis   kecamatan   yang berbentuk   uang,   tetap   dianggarkan   pada SKPKD/PPKD.

Pasal 6

(1) Dana Transfer merupakan bagian dari pendapatan daerah   dan   dianggarkan   dalam   Anggaran Pendapatan   dan   Belanja   Daerah   (APBD) Kabupaten/Kota Tahun 2013 pada kelompok Lain­ lain Pendapatan yang Sah.

(2) Dalam   hal   penetapan   APBD   Kabupaten/Kota mendahului   dari   penetapan   APBD   Provinsi Kepulauan   Bangka   Belitung,   maka   penganggaran bantuan   keuangan   pada   APBD   Kabupaten/Kota dilakukan   dengan   cara   melakukan   perubahan peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD Kabupaten/Kota   dengan   pemberitahuan   kepada Pimpinan   DPRD,   selanjutnya   ditampung   dalam Peraturan   Daerah   tentang   Perubahan   APBD Kabupaten/Kota.

Pasal 7

(10)

terpisahkan dari Pedoman Umum ini.

(2) Dana   pendukung   dianggarkan   sebesar   maksimal 10%   (sepuluh   persen)   yang   diperuntukkan   dalam rangka kelancaran pelaksanaan program dimaksud pada kecamatan dan instansi terkait.

(3) Dana   pendukung   dianggarkan   dalam   APBD Kabupaten/Kota. 

(4) Dana pendukung dipergunakan untuk pelaksanaan monitoring,   evaluasi,   pelaporan,   pembinaan,   rapat koordinasi serta administrasi kegiatan.

(5) Alokasi   anggaran   dana   transfer   tidak   dapat dipergunakan untuk penyediaan anggaran:

a. Sewa   (contoh:   gedung   kantor,   kendaraan operasional);

b. Administrasi   kegiatan   (contoh:   honorarium, lembur, alat tulis kantor);

c. Pelatihan; dan

d. Perjalanan dinas pegawai daerah. BABV

PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN Pasal 8

(1) Dana transfer sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 digunakan untuk kegiatan antara lain:

a. Bedah rumah; b. Penguatan UMKM;

c. Pengadaan sarana dan prasarana pertanian; d. Optimalisasi   perikanan   tangkap   dan   perikanan

budi daya; e. Revitalisasi lada;

f. Program strategis kecamatan yang memerlukan penanganan cepat; serta

g. Kegiatan prioritas lainnya yang tercantum dalam Rencana   Pembangunan   Jangka   Menengah Daerah   Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung Tahun 2012­2017.

(2) Kabupaten/Kota   dapat   memilih   kegiatan   di   atas sesuai   dengan   kebutuhan   pembangunan   daerah masing­masing.

(11)

a. Bedah   rumah   maksimal   sebesar Rp30.000.000,00   (tiga   puluh   juta   rupiah)   per unit   rumah   yang   dibedah   untuk   membiayai pembelian   bahan/material   bangunan,   upah tenaga kerja dan pajak;

b. Penguatan modal bagi UMKM maksimal sebesar Rp10.000.000,00   (sepuluh   juta   rupiah)   per Kelompok   Usaha   dengan   jenis   bantuan   dapat berupa uang dan/atau sarana/peralatan usaha; c. Bantuan sarana dan prasarana pertanian dengan

nilai maksimal Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah) per Kelompok Masyarakat;

d. Optimalisasi   perikanan   tangkap   dan   budi   daya sebesar   Rp50.000.000,00   (lima   puluh   juta rupiah) per Kelompok Masyarakat dengan jenis bantuan   berupa   uang   dan/atau sarana/prasarana   perikanan   tangkap   dan budidaya;

e. Revitalisasi   lada   sebesar   maksimal Rp20.000.000,00   (dua   puluh   juta   rupiah)   per Kelompok   Masyarakat   yang   dapat   digunakan antara lain untuk pengadaan bibit, pupuk, tiang panjat   (junjung)   dan   bahan   pengendalian organisme pengganggu tanaman.

Pasal 9

Besaran   alokasi   dana   transfer   Program   SATAM   EMAS tahun   2013   untuk   masing­masing   Kabupaten/Kota ditentukan   dengan   jumlah   kecamatan   yang   terdapat pada Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

BAB VI

PELAKSANA KEGIATAN PROGRAM SATAM EMAS Pasal 10

(1) Pelaksana   Kegiatan   Program   SATAM   EMAS   yang berasal   dari   dana   transfer   untuk   Kabupaten/Kota adalah Kecamatan, dengan ketentuan:

(12)

b. Camat   bertanggung   jawab   atas   pelaksanaan kegiatan   Program   SATAM   EMAS   di   masing­ masing Kecamatan;

c. Camat   menyampaikan   laporan   setiap   triwulan serta   laporan   akhir   tahun   kepada   Bupati/ Walikota,  c.q.  Kepala  Bappeda  Kabupaten/Kota dengan   tembusan   SKPD   terkait   di   Kabupaten/ Kota.

(2) Teknis pelaksanaan kegiatan Program SATAM EMAS diatas   diatur   lebih   lanjut   dengan   Petunjuk   Teknis yang   disusun   oleh   SKPD   terkait   di   Provinsi, selanjutnya   ditetapkan   dengan   Keputusan Gubernur.

BAB VII PENYALURAN DANA

Pasal 11

(1) Penyaluran   Dana   Transfer   untuk   Program   SATAM EMAS   Tahun   2013   dilakukan   dengan   cara Bupati/Walikota mengajukan permintaan pencairan dana kepada Gubernur sesuai dengan tahapan yang ditetapkan.

(2) Penyaluran   Dana   Transfer   sebagaimana   dimaksud pada   ayat   (1)   dilakukan   secara   bertahap   sebagai berikut:

a. Tahap   I   (pertama)   sebesar   70%   (tujuh   puluh persen) dari total dana yang akan ditransfer; b. Tahap II (kedua) sebesar 30% (tiga puluh persen)

dari total dana yang akan ditransfer.

(13)

(4) Penyaluran   tahap   II   dilaksanakan   setelah administrasi kegiatan tahap I dalam hal ini adanya dokumen   pengadaan   barang   dan   jasa   serta Keputusan   Bupati/Walikota   tentang   penetapan sasaran penerima.

(5) Dalam   hal   Kabupaten/Kota   belum   mencantumkan penerimaan Dana Transfer untuk Kegiatan SATAM EMAS dalam APBD maka Program TAM EMAS tidak dapat dilaksanakan pada tahun anggaran tersebut. (6) Apabila   Kabupaten/Kota   belum   melaksanakan

kegiatan   SATAM   EMAS   yang   telah   dianggarkan   di dalam   APBD   Tahun   Anggaran   2013   dapat menganggarkan   kembali   pada   tahun   anggaran berikutnya.

PELAPORAN DAN  PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 12

(1) Laporan penyerapan dan penggunaan Dana Transfer Program SATAM EMAS disampaikan setiap triwulan kepada Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, c.q. Kepala   Bappeda   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung.

(2) Laporan   Pelaksanaan   Program   SATAM   EMAS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh Camat   disampaikan   kepada   Bupati/Walikota   c.q. Bappeda   Kabupaten/Kota   untuk   selanjutnya disampaikan   kepada   Gubernur   Kepulauan   Bangka Belitung   c.q.   Bappeda   Provinsi   Kepulauan   Bangka Belitung.

Pasal 13

(1) Laporan   sebagaimana   dimaksud   pada   Pasal   12 diterima   paling   lambat   tanggal   10   oleh   Bappeda Kabupaten/Kota   dan   tanggal   15   oleh   Bappeda Provinsi   Kepulauan   Bangka   Belitung   setiap berakhirnya triwulan yang bersangkutan.

(14)

merupakan   bagian   yang   tidak   terpisahkan   dari Pedoman Umum ini.

BAB IX

MONITORING DAN EVALUASI Pasal 14

(1) Untuk  menunjang  pencapaian  sasaran  dan  tujuan serta   keberhasilan   program   SATAM   EMAS   perlu dibentuk Tim Koordinasi.

(2) Tim Koordinasi terdiri dari:

a. Tim   Koordinasi   Provinsi   ditetapkan   dengan Keputusan   Gubernur   Kepulauan   Bangka Belitung.

b. Tim   Koordinasi   Kabupaten/Kota   ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota.

(3) Tugas Tim Koordinasi adalah melakukan koordinasi perencanaan, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Program SATAM EMAS.

(4) Monitoring   dan   Evaluasi   dilaksanakan   oleh   Tim Provinsi,   Tim   Kabupaten/Kota   atau   dilaksanakan secara bersama­sama antara Tim Provinsi dan Tim Kabupaten/Kota secara berkala setiap semester atau disesuaikan dengan kebutuhan.

BABX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 15

Hal­hal yang belum diatur dalam Peraturan Gubernur ini,   sepanjang   mengenai   pelaksanaannya   akan   diatur lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur.

Pasal 16

(15)

Belitung Tahun Anggaran 2013 (Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013 Nomor 26 Seri E), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 17

Peraturan   Gubernur   ini   berlaku   pada   tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan   Peraturan   Gubernur   ini   dengan penempatannya   dalam   Berita   Daerah   Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang  pada tanggal 21 Oktober 2013        

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, dto

RUSTAM EFFENDI Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal 21 Oktober 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

dto

IMAM MARDI NUGROHO

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa dengan kurikulum Program S-1 jurusan administrasi pendidikan yang mereka pelajari dapat memberikan guru (lulusan) untuk menambah wawasan dan pengetahuan

Peneliti melakukan probing kepada responden nomor 40 dan nomor 98 Dari hasil probing, responden nomor 40 menyatakan sangat tidak setuju bahwa Endorsement

Daripada operasi prinsip wadiah tersebut, dapatlah difahami bahawa konsep hibah digunakan sebagai satu bentuk insentif, dividen atau sagu hati oleh pihak bank untuk menarik

Ketiga, umur perusahaan memiliki pengaruh dalam menentukan besar kecilnya Orientai Bisnis terhadap kinerja sebagai variabel moderasi hubungan Orientasi

Upaya mahasiswa dalam membantu anak menumbuhkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sebagian besar mahasiswa diinterpretasikan pada

Disisi lain masyarakatnya mengembangkan budaya yang tidak kondusif dan mendukung tegaknya hukum seperti main hakim sendiri, tidak bersahabat dengan aparat untuk mencegah

So, it can conclude that there is no significant effect of using outlining in writing procedure text at the eighth grade students of SMPN 4 Sungai Penuh.. The result

[r]